• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 9 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 9 BANDUNG."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

IRWAN ZULMI NIM. 0800744

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Bandung

(2)

MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN

9 BANDUNG

Oleh

Irwan Zulmi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana pada Fakultas pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Irwan Zulmi 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilidungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,

(3)

BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing 1

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 19650817 199001 1 001

Pembimbing II

Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd NIP. 19750812 200912 1 004

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Irwan Zulmi, 2014

ABSTRAK

Irwan Zulmi (0800744), “Pengaruh Penggunaan Audio Visual Dalam Pembelajaran Permainan Bola Basket Tehadap Hasil Belajar Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket Di SMAN 9 Bandung. Pembimbing 1 Drs. Mudjihartono, M.Pd. Pembimbing 2 Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd.

Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah “bagaimana pengaruh

penggunaan audio visual dalam pembelajaran permainan bolabasket terhadap

hasil belajar siswa?”. Tujuan dari penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh penggunaan metode audio visual dan konvensional terhadap kemampuan shooting siswa dalam pembelajaran permainan bolabasket. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 9 Bandung, dan sebagai sampelnya adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolabasket di SMAN 9 Bandung. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-test post-test design. Instrument dan alat pengumpul data yang digunakan adalah tes penguasaan gerak menembak (shooting) dari Harrow. Pendekatan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan uji kesamaan dua rata (uji satu pihak) pengujian dilakukan pada taraf signifikan

α=0,05 dengan thitung 4,47 dan ttabel 1,895 maka Ho diterima. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: “adanya pengaruh terhadap hasil belajar dengan

menggunakan media audio visual dan konvensional terhadap kemampuan

shooting siswa dalam proses belajar dalam permainan bolabasket di SMAN 9

Bandung. Pembelajaran yang menggunakan media audio visual terlihat adanya

peningkatan secara signifikan dibandingkan dengan media konvensional.”

(5)

Irwan Zulmi, 2014

ABSTRACT

Irwan Zulmi (0800744), "Influence of Audio Visual in Learning Basketball Game Towards The Following Student Results Extracurricular Activities Basketball In SMAN 9 Bandung". Supervisor 1 Drs. Mudjihartono, M.Pd. Supervisor 2 Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd.

A primary issue in this research is "how to influence the use of audio-visual learning basketball game against the results of student learning?". The purpose of this study is how much influence the use of audio-visual and conventional methods for shooting abilities of students in learning basketball game. The method used is the experimental method. The population used in this study were students of SMAN 9 Bandung, and as the sample were students who follow basketball extracurricular activity at SMAN 9 Bandung. Sampling using purposive sampling technique. The study design used is a pre-test post-test design. Instrument and data collecting instrument used is the mastery test motion shooting (shooting) of Harrow. The statistical approach is used to test hypotheses that the two average similarity test (test one parties) testing was conducted at significant

level α = 0.05 to thitung 4.47 and ttable 1.895 then Ho is accepted. It can be

concluded as follows: "the effect on learning outcomes with the use of audio-visual media and conventional to the shooting ability of students in the learning process in a basketball game at SMAN 9 Bandung. Learning the use of audio-visual media been increased significantly compared with conventional media. "

(6)

Irwan Zulmi, 2014

Pengaruh Penggunaan Audio Visual Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket Terhadap

DAFTAR ISI

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 9

B. Kerangka Berpikir ... 23

C. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

B. Popolasi dan Sampel Penelitian ... 29

C. Desain Penelitian ... 31

D. Metode Penelitian... 34

E. Definisi Operasional... 35

F. Instrument Penelitian ... 37

(7)

Irwan Zulmi, 2014

Pengaruh Penggunaan Audio Visual Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket Terhadap

H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI PENEMUAN

A. Hasil Penelitian ... 47

B. Pengujian Analisis ... 49

C. Diskusi Penemuan ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus

diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan

jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi

siswa melalui pendidikan jasmani.

Persepsi sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan

mengakibatkan nilai-nilai luhur dan tujuan pendidikan yang terkandung di

dalamnya tidak akan pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan

dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta penyampaian harus

disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan. Sasaran pembelajaran

ditujukan bukan hanya mengembangkan kemampuan dalam berolahraga, tetapi

perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan

model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami bagi orang

yang hendak mengajar pendidikan jasmani. Seperti yang diungkapkan oleh Dauer

dan Pangrazi (1989, hlm. 1) [Online] Tersedia di

http://penjaskes-

pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2010/11/pengertian-definisi-pendidikan-jasmani.html [Diakses 12 Maret 2014] bahwa :

(9)

Pendidikan jasmani merupakan salah satu ajaran yang sangat penting

untuk dipelajari karena mengandung banyak sekali istilah-istilah di dalamnya.

Misalnya pendidikan adalah proses perubahan tingkah laku seseorang atau

kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

latihan. Sedangkan jasmani disini bukan hanya badan saja, tetapi keseluruhan

(manusia seutuhnya), karena antara rohani dan jasmani tidak dapat dipisahkan,

jasmani dan rohani merupakan satu kesatuan yang utuh, selalu berhubungan dan

saling mempengaruhi. Di sekolah pendidikan jasmani sangatlah perlu, karena

aspek di dalamnya dapat menyehatkan tubuh kita dari berbagai unsur-unsur yang

bisa merubah tata cara laku kita menjadi tidak sehat. Pendidikan jasmani secara

keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

ketrampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran

stabilitas nasional, dan lain sebagainya. Hakekat pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan merupakan kegiatan pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani

untuk mencapai tujuan pendidikan bukan prestasi dalam cabang olahraga, akan

tetapi untuk menutup kemungkinan adanya perkembangan prestasi bagi siswa

yang memiliki bakat dan kemampuan dalam cabang olahraga tertentu.

Perkembangan bola basket di Indonesia khususnya akhir-akhir ini

menunjukkan peningkatan yang sangat pesat, yaitu ditandai dengan banyaknya

pertandingan-pertandingan baik ditingkat daerah, provinsi, maupun nasional.

Serta banyaknya dukungan penonton dalam suatu pertandingan baik tua maupun

muda. Hal ini memberikan gambaran bahwa permainan bola basket sangat

digemari oleh masyarakat. Di sekolah pun permainan bolabaket termasuk kedalam

salah satu bahan ajar dalam pendidikan jasmani yang termasuk ke dalam

kurikulum pendidikan nasional. Permainan bolabasket selain akan

mengembangkan kegiatan bermain para siswa, juga di dalam permainan itu

sendiri terdapat nilai-nilai untuk mengembangkan pembentukan kepribadian anak.

Maka dari itu, permainan bolabaket dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan

aspek fisik, mental, emosional, dan intelektual para siswa. Seperti yang

dikemukakan oleh Kadir (dalam Sucipto 2010, hlm. 46) bahwa: “Penjas bukan

(10)

kognitif, emosi, mental sosial, moral dan estetika”. Maka dapat disimpulkan

bahwa pendidikan jasmani merupakan suatu proses interaksi pendidikan antar

guru dengan siswa melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan tertentu yang

tidak berorientasi pada gerak dan pengetahuan saja, tetapi juga pada sikap dan

nilai-nilai.

Menurut Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP), hasil belajar pendidikan

jasmani harus diwujudkan dalam bentuk kompetensi siswa. Seperti yang

diungkapkan Sucipto (2010, hlm. 51-52) bahwa kompetensi yang ingin dicapai

dalam pembelajaran jasmani di sekolah adalah sebagai berikut:

1. Melakukan gerak dasar lokomotor dan non-lokomotor, 2. Melakukan keterampilan dasar manipulatif menggunakan alat, 3. Melakukan berbagai permainan kecil tanpa alat (games), 4. Melakukan berbagai permainan berpasangan dan beregu, 5. Melakukan unsur-unsur dasar keterampilan permainan dan olahraga, 6. Melakukan latihan dasar pengebangan komponen kebugaran, 7. Melakukan ketangkasan sederhana, 8. Melakukan gerakan-gerakan senam irama, 9. Melakukan permainan air, 10. Melakukan teknik dasar renang dan keselamatan di air, 11. Melakukan pengenalan lingkungan sekolah dan sekitarnya serta dasar-dasar berkemah dilingkungan sekolah, 12. Memiliki dasar-dasar pengetahuan tentang manfaat aktivitas fisik terhadap organ tubuh, kesehatan, dan kebugaran, 13. Menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai aktivitas dalam pendidikan jasmani seperti: tenggang rasa, opan antun, menghargai, jujur, bekerjasama, sportif, bertanggung jawab, disiplin, dan lainnya.

Seluruh kompetensi di atas diharapkan dapat dicapai oleh pembelajaran

berbagai aktivitas fisik dan olahraga yang dapat dikelompokkan ke dalam enam

bahan kajian menurut Sucipto (2010, hlm. 52-52), yaitu:

1. Aktivitas permainan dan olahraga, 2. Aktivitas pengembangan, 3. Uji

diri/senam, 4. Aktivitas ritmik, 5. Aktivitas air (aquatik), 6. Pendidikan

luar kelas.

Permainan bolabasket merupakan alah satu aktivitas fisik yang berada

dalam kelompok aktivitas permainan dan olahraga. Secara spesifik dan

diwujudkan ke dalam bentuk indikator keberhasilan belajar , seperti yang

(11)

1. melempar dan menangkap bola baik sambil diam maupun bergerak, 2. Memantul-mantulkan/mendrible bola baik sambil diam maupun sambil bergerak, 3. Melakukan tembakan dalam rangka mencetak skor, 4. Mengembangkan kerjasama tim dalam permainan, 5. Melakukan permainan boabasket dengan peraturan yang dimodifikasi.

Indikator-indikator di tersebutlah yang harus dijadikan pedoman oleh guru

pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran. Keberasilan belajar

tersebut tidak cukup dapat tercapai oleh permainan bolabasket itu sendiri, namun

dituntut pula kecerdasan seorang furu penjas dalam menerapkan berbagai

pendekatan, gaya mengjar, metode mengajar yang tepat, termasuk dengan

dukungan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai, sehingga

kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa tercapai. Salah satunya adalah dengan

memanfaatkan media sebagai alat bantu pembelajaran. Dengan kata lain, materi

atau bahan ajar yang disampaikan bisa diterima dan dipahami siswa secara

menyeluruh. Seperti yang diungkapkan oleh Hamalik (dalam Arsyad 2011, hlm.

15), bahwa :

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Dengan kata lain, media pembelajaran di samping menjadi perantara guru dan siswa dalam memahami materi ajar, juga merangsang pola pikir siswa.

Maka dari itu media yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

media audio visual. Maksud media audio visual adalah wadah atau sarana yang

mengandalkan penglihatan dan pendengaran. Terutama dalam pembelajaran bola

basket sehingga guru penjas harus dapat meneliti dengan benar, apakah dengan

penerapan media audio visual tersebut siswa yang kita didik akan dapat

berkembang. Tujuan utama dalam pembelajaran menggunakan media audio visual

adalah memberikan pengetahuan baru tentang pembelajaran bola basket terhadap

siswa dan mengembangkan segenap potensi yang optimal bagi siswa melalui

media audio visual. Oleh karena itu, contoh gerakan yang diberikan melalui media

(12)

Dalam proses pembelajaran bola basket dengan menerapkan media audio

visual akan memberikan pengaruh positif sehingga dalam proses belajar mengajar

tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menurut Sudjana dan Rivai (1992, hlm. 2)

[Online] Tersedia di

http://herminegari.wordpress.com/perkuiahan/fungi-dan-manfaat-media-pembelajaran/ [Diakses 26 Februari 2014] mengemukakan

manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran,

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Namun kejadian di lapangan masih banyak guru pendidikan jasmani yang

mengajarkan keterampilan permainan bolabasket dengan menggunakan

pembelajaran konvensional, yang dimana guru hanya bertugas sebagai pentransfer

ilmu dan murid sebagai penerima ilmu yang diberikan oleh gurunya. Sejauh

pengamatan yang penulis lakukan, bagi para siswa pemula masih agak kesulitan

untuk belajar teknik dasar keterampilan bolabasket yang baik apabila tidak

dibekali dengan pengetahuan dan contoh yang baik dan benar. Kompensasi gerak

yang terus menerus dilakukan dan tidak adanya evaluasi dari gurunya akan

menyebabkan munculnya “bad habit” atau kebiasaan buruk pada siswa dan akan selalu berulang terus menerus.

Dengan demikian penerapan media audio visual cenderung lebih sesuai

dengan tuntutan `pembelajaran khususnya dalam permainan bolabasket. Namun

dalam penerapannya di sekolah ada beberapa kendala atau hambatan, antara lain

adalah faktor guru, siswa, lingkungan sekolah yang kurang memadai, metode

pembelajaran yang kurang bervariasi, sarana dan pra-sarana yang kurang lengkap,

(13)

pemikiran diatas, penulis berupaya untuk melakukan penelitian di sekolah dengan

judul : Pengaruh Penggunaan Audio Visual Dalam Pembelajaran Bola Basket

Terhadap Hasil Belajar Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bola

Basket Di SMAN 9 Bandung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan diatas,

dapat diidentfikasi terkait dengan penggunaan media audio visual dalam

permainan bolabasket di SMAN 9 Bandung adalah sebagai berikut :

1. Guru Penjaskes masih belum menguasai tentang fungsi dari penggunaan media

audio visual.

2. Guru Penjaskes masih cenderung menggunakan media konvensional dalam

penyampaian materi dalam pembelajaran bola basket.

3. Masih jarang guru penjaskes yang menerapkan pembelajaran mengguakan

media audio visual dalam pembelajaran bola basket.

4. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam memberikan jawaban pada suatu

permasalahan.

5. Siswa terlalu bergantung pada instruksi guru dalam pembelajaran bola basket.

6. Kurangnya kesempatan gerak yang didapat siswa karena guru terlalu lama

dalam penyampaian materi pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang penulis kemukakan diatas,

maka dapat dirumuskan masalah yaitu sebagai berikut : “Bagaimana pengaruh

penggunaan audio visual dalam pembelajaran permainan bolabasket terhadap

(14)

D. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini

adalah ingin mengetahui secara nyata mengenai pengaruh penggunaan audio

visual dalam pembelajaran bola basket terhadap hasil belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

Secara teori penelitian ini bermanfaat karena memberikan data empirik

tentang pengaruh penerapan audio visual dalam pembelajaran bola basket

terhadap hasil belajar siswa SMAN 9 Bandung. Namun pada dasarnya penelitian

ini bermanfaat untuk:

1. Sebagai media baru bagi siswa SMA agar tidak jenuh dalam menerima materi

penjaskes yang terkesan monoton dan dapat mempersingkat waktu serta

mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau materi.

2. Sebagai tambahan pengetahuan bagi guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

mengenai model pembelajaran yang baru dan sebagai pertimbangan untuk

menggunakan metode tersebut.

3. Memberikan informasi kepada pembaca bahwa audio visual merupakan sarana

yang sangat menunjang untuk pembelajaran masa kini dan dan dapat dijadikan

alternative dalam membuat pola melatih yang inovatif

F. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi pada masalah pengaruh

pembelajaran dengan menggunakan media audio visual terhadap hasil belajar

dalam proses pembelajaran permainan bolabasket di SMAN 9 Bandung.

Untuk menghindari kesalah fahaman tentang penelitian yang akan

dilaksanakan oleh penulis, maka dijelaskan batasan-batasan dalam penelitian ini,

yaitu:

1. Pengaruh media audio visual terhadap hasil belajar siswa melakukan tembakan

(15)

2. Pengaruh media konvensional terhadap hasil belajar siswa melakukan

tembakan hukuman dalam proses pembelajaran permainan bolabasket.

3. Populasi yang dijadikan obyek penelitian penulis adalah siswa di SMAN 9

Bandung.

4. Sampel yang digunakan sebanyak 16 orang siswi yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler bolabasket di SMAN 9 Bandung.

G. Struktur Organisasi Penulisan

Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab. adapun uraian tentang isi dari

penulisan penulisan setiap babnya adalah :

1. Dalam BAB I pendahuluan berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan

awal dari penyusunan skripsi ini. Bab ini tersusun atas latar belakang

penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat

penelitian mengenai pengaruh audio visual dalam permainan bola basket

terhadap hasil belajar siswa SMAN 9 Bandung.

2. Selanjutnya BAB II mengenai tinjauan teoritis tentang permainan bola basket

serta media audio visual dan pengaruhnya terhadap hasil belajar. bab ini

berfungdi umtuk landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan penelitian,

tujuan, serta hipotesis mengenai pengaruh audio visual dalam permainan bola

basket terhadap hasil belajar siswa SMAN 9 Bandung

3. Kemudian BAB III Metode Penelitian, berupa tentang penjabaran secara rinci

mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan

subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian,

instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan

data, dan alsan rasionalnya, serta teknik yang digunakan untuk menganalisis

data yang didapat.

4. Selanjutnya BAB IV hasil penelitian dan pembahsan, berisi tentang dua hal

utama, yaitu pengolahan dan analisiis data (untuk menghasilkan temuan

berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis tujuan

(16)

berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan

penelitian) dan pembahasan atau analisis temuan (untuk mendiskusikan hasil

temuan yang dikaitkan dengan dasar teoritis yang telah dibahas dalam BAB II.

5. Dan BAB V kesimpulan dan saran. Bab ini menyajikan penafsiran dan

pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian mengenai

pengaruh audio visual dalam permainan bolabasket terhadap hasil belajar siswa

SMAN 9 Bandung. Kemudian saran atau rekomendasi yang ditulis ditujukan

kepada pengguna hasil penelitian, seperti banyak pihak dari jurusan PJKR,

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di SMAN 9 Bandung yang beralamat di Jl.

LMU Suparmin 1A Bandung. Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 3 juni

sampai 5 juli 2014 selama 4 minggu, dengan pemberian perlakuan eksperimen

dilaksanakan dalam 12 kali pertemuan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Untuk memperoleh data dari suatu penelitian diperlukan sumber data

penelitian. Dimana pada umumnya sumber data dalam penelitian adalah populasi.

Menurut Sugiyono dalam bukunya (2011, hlm. 117) bahwa: “populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”.

Maka dari itu populasi merupakan sumber data yang sangat penting bagi

terlaksananya suatu penelitian. Tanpa adanya populasi, penelitian tidak mungkin

dapat dilaksanakan. Menurut Abdurrahmat (2006, hlm. 103) bahwa “Populasi

adalah keseluruhan unit elementer yang parameternya akan diduga melalui

stastistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel penelitian”.

Maka, menurut pendapat para ahli di atas penulis menarik kesimpulan

bahwa pada prinsipnya populasi adalah semua kelompok baik manusia, hewan,

peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat secara terencana

dan menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Adapun populasi

(18)

2. Sampel Penelitian

Sampel menurut Sugiyono (2011, hlm. 118) adalah “bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan tenaga, waktu, dan dana maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. Dalam penelitian ini sampel adalah

sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data. Untuk itu sampel

yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Menurut

Sugiyono (2010, hlm. 174) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti”. Dalam penelitian ini, sampel yang diteliti adalah siswi yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler bolabasket di SMAN 9 Bandung. Sebanyak 18 siswa

yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Kelompok control dan kelompok bebas,

dalam setiap kelompok terdiri dari 8 siswa. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Suharsimi (2006, hlm. 134) [Online] Tersedia di

repository.upi.edu/.../6/S_PLS_0906591_Chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014]

sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer maka jika subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga, dan data.

Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka jumlah sampel dalam

penelitian ini ditetapkan sebanyak 16 orang. Dalam penelitian ini penulis

menetapkan teknik pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling.

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 124) purposive sampling adalah “teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu”. Sedangkan menurut Hadari (1993, hlm.

158) bahwa “dalam teknik purposive sampling ini pengambilan sampel digunakan

sesuai dengan tujuan penelitian”. Dengan demikian, penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa dalam teknik purposive sampling ini sampel yang digunakan

(19)

berdasarkan dari tujuan penelitian. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah

siswi SMAN 9 Bandung yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler bolabasket.

Maka penulis akan paparkan mengenai prosedur pelaksanaannya, sebagai berikut:

1. Penetapan sampel (subyek) sebanyak 16 siswa puteri yng mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler bolabasket di SMAN 9 Bandung.

2. Sebelum penelitian dilaksanakan, penulis melakukan tes awal (pretest) kepada

subyek sebanyak 16 orang tersebut dengan melakukan permainan bolabasket

yang disertai dengan shooting free throw dan pelatih, ass.pelatih, serta penulis

sebagai observer betugas menilai keterampilan shooting free throw semua

subyek penelitian. Yang dimana untuk memperoleh hasil skor awal

keterampilan shooting free throw.

3. Setelah itu penulis menetapkan kelompok yang akan diberikan proses

pembelajaran dengan mengunakan media audio visual dan media konvensional

dengan menggunakan metode zig-zag agar didapatkan hasil yang sama rata.

4. Setelah hasil tes awal selesai dijumlahkan, penulis menyusun rangking menurut

skor dari yang terbesar hingga skor terkecil. Selanjutnya dibagi menjadi dua

kelompok yang homogen. Sehingga kedua kelompok tersebut setara atau

secara rata-rata memiliki keterampilan menembak yang setaraf atau sama.

5. Lalu kedua kelompok tersebut diberikan treatment (perlakuan) selama 16x

pertemuan, selanjutnya dilaksanakan test akhir (posttest) dengan tes yang sama

yaitu melakukan permainan bolabasket dengan disertai shooting free throw.

C. Desain Penelitian

Metode eksperimen mempunyai beberapa desain yang dapat digunakan

dalam penelitian, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011, hlm. 112),

(20)

Tetapi yang akan penulis bahas dalam penelitian ini adalah tentang True

Eksperimental Design. Dikatakan True Eksperimental (eksperimen yang

betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar

yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal

(kualitas peaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari

True Eksperimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen

maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu.

Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara random.

Dalam desain ini dikemukakan dua betuk desain True Eksperimental, namun

dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas tentang desain penelitian

Pretest-posttest Design, yaitu :

Gambar 3.1

Desain Penelitian

(sumber Sugiyono, 2011, hlm.112)

Keterangan :

R1: Kelompok media audio visual

R2 : Kelompok Konvensional

O1 : Pretest kelompok media audio visual

O3 : Pretest kelompok konvensional

X1 : Treatment kelompok media audio visual

X2 : Treatment kelompok konvensional

O2 : Posttest kelompok media audio visual

O4 : Posttest kelompok konvensional

R1 O1 X1 O2

(21)

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,

kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai

kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah

(O2-O1) – (O4-O3). Berdasarkan jenis desain penelitian yang penulis kemukakan

diatas, maka dalam penelitian tes hasil belajar shooting tembakan hukuman (free

throw) ini penulis menggunakan desain eksperimen dengan teknik pretest-posttest control group design, karena proses penelitian ini penulis menghadapi dua

kelompok sampel, yaitu satu merupakan kelompok eksperimen dan yang lainnya

menjadi kelompok kontrol atau pembanding.

Agar dapat mempermudah penulis dalam menyusun penelitian ini, maka

penulis menyusun langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

Kelompok B :

Latihan shooting menggunakan

media konvensional

Posttest

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan

Tes Awal: Tes Free Throw Sampel

Kelompok A :

Latihan shooting menggunakan

media audio visual

(22)

Gambar 3.3

Langkah-langkah penelitian

D. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penggunaan metode

penelitian dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji,

berhasil tidaknya suatu penelitian tergantung pada tepat tidaknya dalam pemilihan

metode penelitian. Maka dari itu metode penelitian merupakan suatu bagian yang

sangat penting dalam pelaksanaan penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimen.

Karena alasan penulis memilih menggunakan metode eksperimen adalah metode

ini dianggap tepat untuk meneliti hubungan sebab akibat antara dua faktor yang

sengaja ditimbulkan oleh penulis, yaitu faktor yang dikenai perlakuan dengan

faktor yang tidak dikenai perlakuan. Dalam hal ini berkaitan dengan pendapat

yang diungkapkan Arikunto (2006, hlm. 117) [Online] Tersedia di

http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf[Diakses 26 Februari

2014] mengatakan sebagai berikut :

Metode penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.

Untuk penelitian eksperimen ada dua variabel yang harus menjadi

perhatian peneliti. Hal ini seperti dijelaskan Sudjana (1989, hlm. 19) [Online].

Tersedia Di http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf

(23)

Dalam eksperimen ada dua variabel yang menjadi perhatian utama yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas sengaja dimanipulasi oleh peneliti, sedangkan variabel yang diamati atau diukur sebagai variabel akibat dari manipulasi dari variabel bebas disebut variabel terikat.

Untuk melihat keberhasilan dari variabel bebas perlu adanya kelompok

kontrol sebagai pembanding. Sejalan seperti yang diungkapakan Faisal (1982,

hlm. 80) [Online] Tersedia Di

http://repository.upi.edu/4505/6/S_JKR_0807722_Chapter3.pdf [Diakses 23 April

2014] menjelaskan sebagai berikut:

Suatu eksperimen mengandung upaya untuk membandingkan mengenai akibat suatu treatment tertentu dengan treatment lainnya yang berbeda, atau dengan tanpa treatment. Biasanya disebut suatu kelompok eksperimen dan suatu kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tadi, sedapat mungkin sama atau mendekati sama ciri-cirinya.

Mengacu pada penjelasan uraian diatas, maka dalam penelitian ini terdapat

variabel-variabel yang terlibat, yaitu:

1. Pembelajaran permainan bolabasket dengan menggunakan media audio visual.

2. Pembelajaran permainan bolabasket konvensional.

3. Penampilan keterampilan shooting tembakan hukuman (free throw) dalam

permainan bolabasket.

Pembelajaran permainan bolabasket dengan menggunakan media audio

visual merupakan kelompok eksperimen, sedangkan pembelajaran bolabasket

konvensional sebagai kelompok kontrol. Disisi lain pembelajaran permaianan

bolabasket yang menggunakan media audio visual dan pembelajaran permainan

bolabasket yang konvensional merupakan variabel bebas, sedangkan tes

penampilan keterampilan shooting tembakan hukuman (free throw) dalam

(24)

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda, maka penulis mencoba

memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang dipergunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Pengaruh. Menurut pendapat Menurut Scott dan Mitchell [Online] Tersedia di

http://suhideppyanita.blogspot.com/pengertian-pengaruh.html [Diakses 26

Februari 2014] “Pengaruh merupakan suatu transaksi social dimana seorang

atau kelompok orang digerakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang

lainnya untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan”.

2. Media audio visual. Menurut Wina Sanjaya (2010, hlm. 172) [Online] Tersedia

di http://lisnadotcom.wordpress.com/media-audiovisual/. [Diakses 26 Februari

2014] “Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan

unsur gambar bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film,

slide suara, dan sebagainya”.

3. Media pembelajaran konvensional. Djamarah (1996, hlm. 25) [Online]

Tersedia di http://muhammadkholik.wordpress.com [Diakses 26 Februari

2014], Metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran

tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu

metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru

dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran.

4. Permainan Bola Basket. Menurut Sucipto dkk (2010, hlm. 23) mendefinisikan

sebagai berikut: “permainan yang dimainkan dengan tangan, dalam arti bola

selalu dimainkan dari tangan ke tangan pemain dalam satu regu”.

5. Tembakan Hukuman. Tembakan hukuman diartikan tembakan bebas (free

throws), menurut peraturan permainan bola basket (2012) [Online] Tersedia di

http://www.perbasi.or.id/ [Diakses 27 maret 2014] bahwa, “Tembakan bebas

adalah kesempatan yang diberikan kepada seseorang pemain untuk

menciptakan 1 angka, tidak dijaga, dari posisi dibelakang garis free-throw dan

(25)

6. Belajar. Menurut Sumadi Suryabrata dalam (Mahendra 2007, hlm. 161)

mengemukakah bahwa : ‘Belajar merupakan upaya yang sengaja untuk

memperoleh perubahan tingkah laku, baik yang berupa pengetahuan maupun

ketrampilan’.

7. Pengertian siswa menurut Abudin Nata [Online] Tersedia di

http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-murid.html [Diakses 27

Maret 2014] diartikan sebagai orang yang menghendaki untuk mendapatkan

ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman dan kepribadian yang baik sebagai

bekal hidupnya agar bahagia dunia dan akhirat dengan jalan belajar

sungguh-sungguh.

F. Intrument Penelitian

Dalam penelitian ini sangat diperlukan adanya data dan juga alat ukur

untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kemajuan-kemajuan yang telah

dicapai. Dalam pengumpulan data, instrument atau alat pengumpulan data yang

digunakan harus sesuai dengan data yang yang akan kita cari. Seperti yang

diungkapkan oleh Nurhasan (dalam Sofyan 2012, hlm. 51) mengemukakan

bahwa: ‘Dalam proses pengukuran membutuhkan alat ukur.’ Dengan alat ukur ini

akan mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran. Maka dari itu,

diperlukan sesuatu instrumen penelitian untuk dapat memperoleh suatu data.

Adapun instrumen yang akan digunakan penulis bertujuan untuk

mengukur aspek psikomotor yang dimiliki oleh siswa. Seperti yang diungkapkan

oleh Nurhasan (2013, hlm. 181) menyebutkan tingkat aspek psikomotor terdiri

dari enam tingkatan, yaitu:

1. Gerakan reflex, merupakan semua gerakan yang tidak disadari.

(26)

3. Kemampuan perseptual, kemampuan dalam mempersepsi suatu gerakan. 4. Kemampuan fisikal, kemampuan yang berupa kekuatan, daya tahan, power. 5. Gerakan ketrampilan, rangkaian gerak mulai dari gerakan sederhana sampai

gerakan yang kompleks.

6. Komunikasi non-discursive, kemampuan yang meliputi berbagai kemampuan yang berkenaan dengan gerakan eksplosif dan interpretive.

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

penilaian penguasaan gerak menembak (shooting) menurut Nurhasan (2013, hlm.

181-182) instrumen penilaiannya sebagai berikut:

Tahapan

Gerak

No Kriteria Penilaian Skor

1 2 3 4

Persiapan

1 Posisi siap, salah satu kaki

didepan agak bengkok

2 Bola dipegang didepan dada

dengan jari-jari dibuka lebar

3 Angkatlah bola keatas kepala

bersamaan dengan tangan

4 Sikut menghadap kedepan

5 Pandangan kedepan ke arah

keranjang

Pelaksanaan

6 Doronglah bola kekeranjang

bersamaan dengan sikut

(27)

7 Tangan kiri menahan bola agar

tidak jauh (menjaga

keseimbangan)

8 Irama gerakan jangan

terputus-putus

9 Saat melemparkan bola, luruskan

kedua lutut dan lengan ke atas

yang diakhiri dengan telapak

tangan menghadap kebawah

Gerak lanjut 10 Gerakan loncat saat bergerak

kearah yang dituju

11 Bola gerak ke arah sasaran

Nilai Proses (Jumlah skor siswa)

Skor Maksimal 44

Kriteria norma penilaian menembak (shooting) bolabasket Nurhasan

(2013, hlm. 182)

Presentasi Rentang

Skor

Nilai Produk

Menembak (shooting)

(28)

66-79% 27-33 Baik

56-65% 25-26 Cukup

41-55% 18-24 Kurang

0-40% 0-17 Kurang Sekali

*) Sumber: buku tes dan pengukuran dalam pendidikan jasmani, Nurhasan

(2013, hlm. 181-182).

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah tes keterampilan

menembak (shooting) dalam Nurhasan (2013, hlm. 181). Menurut Arikunto

(2006, hlm. 151) “Tes prestasi atau achievment test yaitu tes yang digunakan

untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu”. Dari

pendapat tersebut, telah jelas bahwa tes prestasi diberikan sesudah orang yang

dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan yang akan diteskan.

Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu adanya data. Data

tersebut diperoleh pada akhir eksperimen sebagai data akhir setelah kelompok

tersebut diberi suatu treatment atau perlakuan. Tujuannya agar dapat mengetahui

pengaruh hasil perlakuan yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen. Dalam

pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan setelah diberikan perlakuan

dilakukan tes, yaitu tes keterampilan shooting tembakan hukuman (free throw)

dalam permainan bolabasket.

(29)

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah berupa eksperimen yang terdiri dari tes awal, pelaksanaan proses

pembelajaran shooting menggunakan media audio visual dan diakhiri dengan

melakukan tes akhir.

1. Pelaksanaan Tes awal

Pelaksanaan tes awal pada pertemuan bertempat di SMAN 9 Bandung.

Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa melakukan

tembakan hukuman (free throw) pada kelompok sampel sebelum diberikan

pembelajaran. Teknis pelaksanaan tes awalnya adalah sebagai berikut :

a. Tes yang akan digunakan adalah penilaian tentang penguasaan gerak dalam

melakukan tembakan hukuman (free throw).

b. Penulis mempersiapkan lapangan dan alat-alat yang akan digunakan selama

penelitian berlangsung.

c. Setelah semua siap, penulis menginstruksikan kepada semua siswi untuk

melakukan permainan bolabasket, namun dalam jalannya permainan harus

terjadi tembakan hukuman (free throw) dan penulis merekam semua tembakan

hukuman (free throw) yang terjadi selama permainan berlangsung.

d. Lalu setelah permainan usai para penilai (observer) melihat kembali rekaman

tembakan hukuman (free throw) yang telah dilakukan oleh para siswi dan

memberikan penilaian pada lembar penilaian penguasaan gerak tembakan

hukuman (free throw) yang telah penulis sediakan. Dimana yang bertugas

sebagai observer adalah pelatih, asisten pelatih, dan penulis.

e. Setelah mengetahui hasil dari tes awal yang telah dilakukan, maka penulis

membagi dua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol).

2. Proses Pemberian Treatment

Pemberian treatment dilakukan sebanyak 15 kali pertemuan selama lima

minggu. Seperti yang diungkapkan oleh De Lorme dan Watkin (dalam Hendra

2013, hlm. 41) bahwa ‘program latihan yang dilakukan empat kali seminggu

dalam enam minggu cukup efektif.’ Hal ini sejalan dengan pendapat yang

(30)

haru berlatih 3-5 kali dalam seminggu, dengan berlatih secara keras dan tekun,

sistematis sesuai dengan program latihan, diharapkan prestasi atlet tidak tuurun

bahkan akan meningkat dengan cepat.” Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut

maka penulis menarik kesimpuan untuk melakukan penelitian ini akan

ilaksanakan sebanyak 3 kali dalam satu minggu selama 5 minggu. Pemberian

perlakuan (treatment) dilaksanakan sesuai dengan jadwal latihan tim basket putri

SMAN 9 Bandung yaitu selasa, kamis, dan jum’at pada pukul 15.30-selesai. Pada setiap latihan para tester melaksanakan program latihan sesuai dengan yang sudah

penulis tentukan.

3. Tes Akhir

Setelah pelaksanaan pemberian perlakuan (treatment) selesai dilakukan

kepada para tester maka penulis akan melakukan pengambilan data terakhir. Cara

pengambilan datanya seperti pada saat tes awal. Lalu setelah semua data

terkumpul tindakan selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan analisis

data agar dapat memperoleh gambaran tentang hasil sesuai dengan tujuan dari

penelitian ini.

H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Setelah proses tes keterampilan shooting berakhir telah didapatkan data

dari hasil tes awal dan tes akhir. Namun, data yang didapat ini masih tergolong

nilai mentah karena penulis masih harus mencari nilai validitas dan realibilitas

dari hasil peguasaan gerak tembakan hukuman (free throw). Langkah ini

bertujuan untuk memperoleh jawaban mengenai diterima atau tidaknya hipotesis

yang sesuai dengan signifikannya yang diajukan pada bab dua. Kemudian, jika

proses pengolahan data selesai maka berlanjut pada tahap analisis data yang telah

diperoleh dari hasil pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan data tersebut,

(31)

1. Rata-rata

Menghitung skor rata-rata setiap variabel dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

X

Keterangan:

xi : Nilai data

x

: Rata-rata suatu kelompok

n : Jumlah sampel

∑ xi : Jumlah sampel suatu kelompok

2. Simpangan Baku

Menghitung simpangan baku sebagai berikut:

S x

Keterangan tanda dalam rumus:

S : Simpangan baku gabungan

n : Jumlah sampel

xi : Nilai data

(32)

3. Uji Normalitas Data

Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors.

Sebelum diakukan analisis korelasi, maka terebih dahulu dilakuan perhitungan

normalitas dari setiap butir tes yang bertujuan untuk mengetahui apakah data

tesebut berdistribusi normal atau sebaliknya. Rumus yang digunakan yaitu uji

kenormalan secara non-parametrik atau disebut uji liliefors.

Pengujian hipotesis nol dilakukan denganlangkah-langkah sebagai berikut:

a. pengamatanx1,x2 . . . xn dengan menjadikan bilangan baku z1, z2, . . . , zn

dengan mempergunakan rumus:

Zi =

s X Xi 

(x dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari

sampel)

b. Untuk setiap bilangan baku dengan menggunakan daftar distribusi normal

baku, kemudian dihitung peluang F (zi) = P ( z ≤ zi).

c. Selanjutnya menghitung proporsi z1, z2, . . . , zn yang lebih kecil atau sama

dengan zi. Jika proporsi itu dinyatakan S(zi), maka:

(33)

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

Sebutlah harga terbesar ini (Lo).

f. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai

kritis L yang diambil dari daftar utnuk taraf nyata α yang dipilih. Kriteria

adalah: tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika

Loyangdiperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal

lainnya hipotesis nol (Ho) diterima.

4. Uji Homogenitas

Terima Ho jika Fhitung≤ Ftabel

Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel

5. Uji t

dengan menggunakan rumus, sebagai berikut :

t =

keterangan rumus:

t : nilai kritis untuk uji signifikasi beda

: rata-rata beda

SB : simpangan baku beda

n : jumlah sampel

t hitung < t tabel : Ho diterima

t hitung > t tabel : Ho ditolak

(34)

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Ho :

H1 :

Pendekatan statistika

t =

Keterangan :

= nilai rata-rata S = simpangan baku

= nilai rata-rata S = simpangan baku

= nilai sampel

(35)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah penulis

lakukan, dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran audio

visual dapat memberikan hasil yang positif dan juga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam melakukan tembakan hukuman (free throw). Karena, melalui

media audio visual ini siswa dapat melihat fase demi fase ketika akan melakukan

tembakan hukuman, yang dimana dapat berpengaruh terhadap stimulus respon

siswa. Yang dimana stimulus respon ini akan memberikan rangsangan pada otak

untuk dapat merekam apa yang telah dilihat dalam rekaman video yang diberikan.

Sehingga pada saat akan melakukan tembakan hukuman (free throw), secara

otomatis siswa dapat melakukannya dengan baik dan benar sesuai dengan

fase-fase yang sudah ditentukan.

B. Implikasi

Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran penjas di sekolah

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru sebagai alternatif pembelajaran.

Dengan penggunaan media audio visual ini dapat merangsang stimulus respon

siswa ketika akan mengaplikasikan keterampilan dalam permainan bolabasket.

Disamping itu juga peran guru juga sangat berpengaruh dalam pembelajaran.

Dikarenakan guru harus dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan

sangat efektif dan efisien agar media yang digunakan dapat berfungsi sesuai

dngan apa yang akan dicapai.

(36)

C. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan dan hasil pengolahan analisis data,

penulis dapat memberikan saran khususnya untuk sekolah tempat penelitian

dilaksanakan. Berikut saran-saran dari penulis :

1. Dalam meningkatkan hasil belajar pembelajaran permainan bolabasket dapat

diterapkan metode audio visual..

2. Bagi para pembina, pelatih dan guru pendidikan jasmani dalam proses latihan

menembak untuk para siswa pemula sebaiknya menggunakan bola ukuran

mini yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa. Bahkan jika perlu

memodifikasi hal-hal lainnya seperti penyederhanaan peraturan permainan,

menurunkan ketinggian ring, memperkecil ukuran lapangan dan

mempersingkat waktu permainan

3. Setelah siswa benar-benar siap, terutama dalam kondisi fisiknya maka proses

belajar menembak dalam permainan bolabasket dapat dilanjutkan dengan

menggunakan bola ukuran standar.

4. Dalam memberikan materi pembelajaran guru harus memperhatikan tingkat

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Dkk. (2012). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia

Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek (edisi

revisi). Jakarta: Renika Cipta.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajawali Pers.

Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Alfabeta.

Cooper, Jhon dan Siedentop. (1991). The Theory and Science of Basketball.

Philadelpia: Lea and Febiger.

Fathoni, Abdurrahmat. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hendra. (2013). Perbandingan Metode Pembelajaran Bagian Dengan Metode

Pembelajaran Keseluruhan terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh. Bandung.

Universitas Indonesia.

Juliantine, Dkk. (2007). Teori Latihan. Bandung: Red Point.

Mahendra, Agus. (2007). Teori Belajar Motorik. Bandung: Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Maksum, Ali, (2008). Diktat Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya:

Unesa.

Munadi, Yudhi. (2010). Media Pembelajaran – Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:

(38)

Nurhasan. (2013). Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Cimahi:

Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Pasundan Cimahi.

Purwanto. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Ramadhan, Syahrial. (2014). Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap

Peningkatan Ketrampilan Passing Dalam Pembelajaran Sepakbola.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sofyan. (2012). Perbandingan Media Dengan Media Konvensional Terhadap

kemampuan Shooting Siswa Dalam Pembelajaran Permainan Bola Basket.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sucipto dkk. (2010). Modul Permainan Bola Basket. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung : Alfabeta

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Anas. (1995). Tujuan Evaluasi Pendidikan. [Online]. Tersedia di http://www.tuanguru.com/2012/07/tujuan-evaluasi.html. [Diakses 20 Februari

2014].

Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. [Online] Tersedia di

repository.upi.edu/.../6/S_PLS_0906591_Chapter3.pdf [Diakses 23 April

2014].

Arikunto. (1989). Desain Eksperimen. [Online]. Tersedia Di http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf [Diakses 23

(39)

Arikunto. (2006). Pengertian Eksperimen. [Online]. Tersedia di

http://bismillah-go.blogspot.com/2012/06/skripsi-pengertian-metode-penelitian.html[Diakses

26 februari 2014].

Arikunto. (2006). Pengertian Metode Penelitian. [Online] Tersedia di

http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf [Diakses 26

Februari 2014].

Arsyad. (2002). Manfaat Media Pendidikan. [Online] Tersedia di

http://rosdianablog.blogspot.com/2013/06/fungsi-dan-manfaat-media-pendidikan.html [Diakses 27 maret 2014].

Dauer dan Pangrazi. (1989). Pengertian Pendidikan Jasmani. [Online]. Tersedia di:

http://penjaskes-

pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2010/11/pengertian-definisi-pendidikan-jasmani.html [Diakses 12 Maret 2014].

Djamarah. (1996). Definisi Media Pembelajaran Konvensional. [Online] Tersedia di

http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/evaluasi-pembelajaran/.

[Diakses 26 Februari 2014].

Faisal. (1982). Metode Penelitian Eksperimen. [Online]. Tersedia Di http://repository.upi.edu/4505/6/S_JKR_0807722_Chapter3.pdf [Diakses 23

April 2014].

Fiba Rules. (2012). [Online]. Tersedia di http://www.perbasi.or.id/. [Diakses 27maret

2014].

Hamalik. (2008). Fungsi Media Pembelajaran. [Online] Tersedia di

(40)

Hay. (1993). [Online] Tersedia di

http://mellstarnet.blogspot.com/2010/10/dampak-positif-pengaruh-alat-bantu.html [Diakses 24 Februari 2014].

Nata, Abudin. Definisi Siswa. [Online]. Tersedia di

http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-murid.html. [Diakses

27 Maret 2014].

Sanjaya, Wina. (2010). Definisi Media Audio Visual. [Online] Tersedia di

http://lisnadotcom.wordpress.com/2011/07/17/media-audiovisual/. [Diakses

26 Februari 2014].

Scott dan Mitchell [Online] Tersedia di

http://suhideppyanita.blogspot.com/2011/10/pengertian-pengaruh.html

[Diakses 26 Februari 2014].

Sudjana dan Ibrahim. (1989). Desain Eksperimen. [Online]. Tersedia Di

http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_0605612_chapter3.pdf [Diakses 23

April 2014].

Sudjana dan Rivai. (1992). Manfaat Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia di

http://herminegari.wordpress.com/perkuliahan/fungsi-dan-manfaat-media-pembelajaran/[Diakses 26 februari 2014].

Sudjana. (1989). Metode Penelitian. [Online]. Tersedia Di http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf [Diakses 23

April 2014].

Sudjana. (1991). [Online] tersedia di http://bbpp-batangkulu.com [Diakses 10

November 2014].

Sudjana. (1992). Desain Eksperimen. [Online]. Tersedia di http://repository.upi.edu/4211/6/S_JKR_060694_Chapter3.pdf [Diakses 23

(41)

Sumiyarsono, Dedi (2002). Teknik Dasar Menembak. [Online]. Tersedia di

http://pakguruolahraga.blogspot.com/2013/06/teknik-dasar-menembak-shooting.html [Diakses 27 Maret 2014].

Suparyanti. (1992). Ciri-ciri Kegiatan Belajar. [Online] Tersedia di

http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2012/06/penelitian-tindakan-kelas-tpk-bola_26.html [Diakses 20 Februari 2014].

Supriyatna. (2009). Enam Jenis Dasar Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia di

http://zyuone.blogspot.com/2012/12/jenis-jenis-media-pengajaran-menurut.html [Diakses 20 Februari 2014].

Surakhmad. (1990). Desain Eksperimen. [Online]. Tersedia di http://repository.upi.edu/2267/6/S_PJKR_0800114_Chapter3.pdf. [Diakses 23

April 2014].

Surya. (1981). Definisi Belajar. [Online]. Tersedia di

http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ [Diakses 26

Referensi

Dokumen terkait

Tulisan ini mengajukan gagasan penguatan kompetensi guru SD dengan melakukan riset kolaborasi tentang pengembangan buku cerita anak bermuatan kearifan lokal dengan pendekatan

KEEFEKTIFAN METODE TURNAMEN MEMBACA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. Penelitian yang

Pengaruh Komunikasi, Motivasi, Kepuasanan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Proyek Pondasi Tower di Timor Leste PT. Cahaya Inspirasi Indonesia).. Jurnal Aplikasi

2 Saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang memuaskan sesuai dengan standar yang ditetapkan. 3 Saya selalu menyelesaikan pekerjaan dengan teliti

yang penuh untuk karir politik, sehingga memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding laki– laki. Hal ini merupakan salah satu faktor

Di samping itu, semua peserta perkhemahan perlu sentiasa menjunjung nilai permuafakatan dalam melaksanakan setiap aktiviti yang dijalankan bagi mencapai kejayaan yang cemerlang,

International Seminar on Education: Responding to Global Education Challenges,19

Bila pada waktu yang ditentukan Saudara tidak dapat memenuhi undangan pembuktian Kualifikasi ini maka perusahaan Saudara dinyatakan “GUGUR”. Demikian Kami sampaikan atas