SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
IRWAN ZULMI NIM. 0800744
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Bandung
MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN
9 BANDUNG
Oleh
Irwan Zulmi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana pada Fakultas pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Irwan Zulmi 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2014
Hak Cipta dilidungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,
BANDUNG
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing 1
Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 19650817 199001 1 001
Pembimbing II
Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd NIP. 19750812 200912 1 004
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Irwan Zulmi, 2014
ABSTRAK
Irwan Zulmi (0800744), “Pengaruh Penggunaan Audio Visual Dalam Pembelajaran Permainan Bola Basket Tehadap Hasil Belajar Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket Di SMAN 9 Bandung. Pembimbing 1 Drs. Mudjihartono, M.Pd. Pembimbing 2 Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd.
Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah “bagaimana pengaruh
penggunaan audio visual dalam pembelajaran permainan bolabasket terhadap
hasil belajar siswa?”. Tujuan dari penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh penggunaan metode audio visual dan konvensional terhadap kemampuan shooting siswa dalam pembelajaran permainan bolabasket. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 9 Bandung, dan sebagai sampelnya adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolabasket di SMAN 9 Bandung. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-test post-test design. Instrument dan alat pengumpul data yang digunakan adalah tes penguasaan gerak menembak (shooting) dari Harrow. Pendekatan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan uji kesamaan dua rata (uji satu pihak) pengujian dilakukan pada taraf signifikan
α=0,05 dengan thitung 4,47 dan ttabel 1,895 maka Ho diterima. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: “adanya pengaruh terhadap hasil belajar dengan
menggunakan media audio visual dan konvensional terhadap kemampuan
shooting siswa dalam proses belajar dalam permainan bolabasket di SMAN 9
Bandung. Pembelajaran yang menggunakan media audio visual terlihat adanya
peningkatan secara signifikan dibandingkan dengan media konvensional.”
Irwan Zulmi, 2014
ABSTRACT
Irwan Zulmi (0800744), "Influence of Audio Visual in Learning Basketball Game Towards The Following Student Results Extracurricular Activities Basketball In SMAN 9 Bandung". Supervisor 1 Drs. Mudjihartono, M.Pd. Supervisor 2 Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd.
A primary issue in this research is "how to influence the use of audio-visual learning basketball game against the results of student learning?". The purpose of this study is how much influence the use of audio-visual and conventional methods for shooting abilities of students in learning basketball game. The method used is the experimental method. The population used in this study were students of SMAN 9 Bandung, and as the sample were students who follow basketball extracurricular activity at SMAN 9 Bandung. Sampling using purposive sampling technique. The study design used is a pre-test post-test design. Instrument and data collecting instrument used is the mastery test motion shooting (shooting) of Harrow. The statistical approach is used to test hypotheses that the two average similarity test (test one parties) testing was conducted at significant
level α = 0.05 to thitung 4.47 and ttable 1.895 then Ho is accepted. It can be
concluded as follows: "the effect on learning outcomes with the use of audio-visual media and conventional to the shooting ability of students in the learning process in a basketball game at SMAN 9 Bandung. Learning the use of audio-visual media been increased significantly compared with conventional media. "
Irwan Zulmi, 2014
Pengaruh Penggunaan Audio Visual Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket Terhadap
DAFTAR ISI
F. Struktur Organisasi Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 9
B. Kerangka Berpikir ... 23
C. Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
B. Popolasi dan Sampel Penelitian ... 29
C. Desain Penelitian ... 31
D. Metode Penelitian... 34
E. Definisi Operasional... 35
F. Instrument Penelitian ... 37
Irwan Zulmi, 2014
Pengaruh Penggunaan Audio Visual Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket Terhadap
H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI PENEMUAN
A. Hasil Penelitian ... 47
B. Pengujian Analisis ... 49
C. Diskusi Penemuan ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 56
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus
diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan
jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi
siswa melalui pendidikan jasmani.
Persepsi sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan
mengakibatkan nilai-nilai luhur dan tujuan pendidikan yang terkandung di
dalamnya tidak akan pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan
dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta penyampaian harus
disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan. Sasaran pembelajaran
ditujukan bukan hanya mengembangkan kemampuan dalam berolahraga, tetapi
perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan
model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami bagi orang
yang hendak mengajar pendidikan jasmani. Seperti yang diungkapkan oleh Dauer
dan Pangrazi (1989, hlm. 1) [Online] Tersedia di
http://penjaskes-
pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2010/11/pengertian-definisi-pendidikan-jasmani.html [Diakses 12 Maret 2014] bahwa :
Pendidikan jasmani merupakan salah satu ajaran yang sangat penting
untuk dipelajari karena mengandung banyak sekali istilah-istilah di dalamnya.
Misalnya pendidikan adalah proses perubahan tingkah laku seseorang atau
kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan. Sedangkan jasmani disini bukan hanya badan saja, tetapi keseluruhan
(manusia seutuhnya), karena antara rohani dan jasmani tidak dapat dipisahkan,
jasmani dan rohani merupakan satu kesatuan yang utuh, selalu berhubungan dan
saling mempengaruhi. Di sekolah pendidikan jasmani sangatlah perlu, karena
aspek di dalamnya dapat menyehatkan tubuh kita dari berbagai unsur-unsur yang
bisa merubah tata cara laku kita menjadi tidak sehat. Pendidikan jasmani secara
keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
ketrampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran
stabilitas nasional, dan lain sebagainya. Hakekat pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan merupakan kegiatan pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani
untuk mencapai tujuan pendidikan bukan prestasi dalam cabang olahraga, akan
tetapi untuk menutup kemungkinan adanya perkembangan prestasi bagi siswa
yang memiliki bakat dan kemampuan dalam cabang olahraga tertentu.
Perkembangan bola basket di Indonesia khususnya akhir-akhir ini
menunjukkan peningkatan yang sangat pesat, yaitu ditandai dengan banyaknya
pertandingan-pertandingan baik ditingkat daerah, provinsi, maupun nasional.
Serta banyaknya dukungan penonton dalam suatu pertandingan baik tua maupun
muda. Hal ini memberikan gambaran bahwa permainan bola basket sangat
digemari oleh masyarakat. Di sekolah pun permainan bolabaket termasuk kedalam
salah satu bahan ajar dalam pendidikan jasmani yang termasuk ke dalam
kurikulum pendidikan nasional. Permainan bolabasket selain akan
mengembangkan kegiatan bermain para siswa, juga di dalam permainan itu
sendiri terdapat nilai-nilai untuk mengembangkan pembentukan kepribadian anak.
Maka dari itu, permainan bolabaket dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan
aspek fisik, mental, emosional, dan intelektual para siswa. Seperti yang
dikemukakan oleh Kadir (dalam Sucipto 2010, hlm. 46) bahwa: “Penjas bukan
kognitif, emosi, mental sosial, moral dan estetika”. Maka dapat disimpulkan
bahwa pendidikan jasmani merupakan suatu proses interaksi pendidikan antar
guru dengan siswa melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan tertentu yang
tidak berorientasi pada gerak dan pengetahuan saja, tetapi juga pada sikap dan
nilai-nilai.
Menurut Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP), hasil belajar pendidikan
jasmani harus diwujudkan dalam bentuk kompetensi siswa. Seperti yang
diungkapkan Sucipto (2010, hlm. 51-52) bahwa kompetensi yang ingin dicapai
dalam pembelajaran jasmani di sekolah adalah sebagai berikut:
1. Melakukan gerak dasar lokomotor dan non-lokomotor, 2. Melakukan keterampilan dasar manipulatif menggunakan alat, 3. Melakukan berbagai permainan kecil tanpa alat (games), 4. Melakukan berbagai permainan berpasangan dan beregu, 5. Melakukan unsur-unsur dasar keterampilan permainan dan olahraga, 6. Melakukan latihan dasar pengebangan komponen kebugaran, 7. Melakukan ketangkasan sederhana, 8. Melakukan gerakan-gerakan senam irama, 9. Melakukan permainan air, 10. Melakukan teknik dasar renang dan keselamatan di air, 11. Melakukan pengenalan lingkungan sekolah dan sekitarnya serta dasar-dasar berkemah dilingkungan sekolah, 12. Memiliki dasar-dasar pengetahuan tentang manfaat aktivitas fisik terhadap organ tubuh, kesehatan, dan kebugaran, 13. Menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai aktivitas dalam pendidikan jasmani seperti: tenggang rasa, opan antun, menghargai, jujur, bekerjasama, sportif, bertanggung jawab, disiplin, dan lainnya.
Seluruh kompetensi di atas diharapkan dapat dicapai oleh pembelajaran
berbagai aktivitas fisik dan olahraga yang dapat dikelompokkan ke dalam enam
bahan kajian menurut Sucipto (2010, hlm. 52-52), yaitu:
1. Aktivitas permainan dan olahraga, 2. Aktivitas pengembangan, 3. Uji
diri/senam, 4. Aktivitas ritmik, 5. Aktivitas air (aquatik), 6. Pendidikan
luar kelas.
Permainan bolabasket merupakan alah satu aktivitas fisik yang berada
dalam kelompok aktivitas permainan dan olahraga. Secara spesifik dan
diwujudkan ke dalam bentuk indikator keberhasilan belajar , seperti yang
1. melempar dan menangkap bola baik sambil diam maupun bergerak, 2. Memantul-mantulkan/mendrible bola baik sambil diam maupun sambil bergerak, 3. Melakukan tembakan dalam rangka mencetak skor, 4. Mengembangkan kerjasama tim dalam permainan, 5. Melakukan permainan boabasket dengan peraturan yang dimodifikasi.
Indikator-indikator di tersebutlah yang harus dijadikan pedoman oleh guru
pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran. Keberasilan belajar
tersebut tidak cukup dapat tercapai oleh permainan bolabasket itu sendiri, namun
dituntut pula kecerdasan seorang furu penjas dalam menerapkan berbagai
pendekatan, gaya mengjar, metode mengajar yang tepat, termasuk dengan
dukungan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai, sehingga
kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa tercapai. Salah satunya adalah dengan
memanfaatkan media sebagai alat bantu pembelajaran. Dengan kata lain, materi
atau bahan ajar yang disampaikan bisa diterima dan dipahami siswa secara
menyeluruh. Seperti yang diungkapkan oleh Hamalik (dalam Arsyad 2011, hlm.
15), bahwa :
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Dengan kata lain, media pembelajaran di samping menjadi perantara guru dan siswa dalam memahami materi ajar, juga merangsang pola pikir siswa.
Maka dari itu media yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
media audio visual. Maksud media audio visual adalah wadah atau sarana yang
mengandalkan penglihatan dan pendengaran. Terutama dalam pembelajaran bola
basket sehingga guru penjas harus dapat meneliti dengan benar, apakah dengan
penerapan media audio visual tersebut siswa yang kita didik akan dapat
berkembang. Tujuan utama dalam pembelajaran menggunakan media audio visual
adalah memberikan pengetahuan baru tentang pembelajaran bola basket terhadap
siswa dan mengembangkan segenap potensi yang optimal bagi siswa melalui
media audio visual. Oleh karena itu, contoh gerakan yang diberikan melalui media
Dalam proses pembelajaran bola basket dengan menerapkan media audio
visual akan memberikan pengaruh positif sehingga dalam proses belajar mengajar
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menurut Sudjana dan Rivai (1992, hlm. 2)
[Online] Tersedia di
http://herminegari.wordpress.com/perkuiahan/fungi-dan-manfaat-media-pembelajaran/ [Diakses 26 Februari 2014] mengemukakan
manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran,
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Namun kejadian di lapangan masih banyak guru pendidikan jasmani yang
mengajarkan keterampilan permainan bolabasket dengan menggunakan
pembelajaran konvensional, yang dimana guru hanya bertugas sebagai pentransfer
ilmu dan murid sebagai penerima ilmu yang diberikan oleh gurunya. Sejauh
pengamatan yang penulis lakukan, bagi para siswa pemula masih agak kesulitan
untuk belajar teknik dasar keterampilan bolabasket yang baik apabila tidak
dibekali dengan pengetahuan dan contoh yang baik dan benar. Kompensasi gerak
yang terus menerus dilakukan dan tidak adanya evaluasi dari gurunya akan
menyebabkan munculnya “bad habit” atau kebiasaan buruk pada siswa dan akan selalu berulang terus menerus.
Dengan demikian penerapan media audio visual cenderung lebih sesuai
dengan tuntutan `pembelajaran khususnya dalam permainan bolabasket. Namun
dalam penerapannya di sekolah ada beberapa kendala atau hambatan, antara lain
adalah faktor guru, siswa, lingkungan sekolah yang kurang memadai, metode
pembelajaran yang kurang bervariasi, sarana dan pra-sarana yang kurang lengkap,
pemikiran diatas, penulis berupaya untuk melakukan penelitian di sekolah dengan
judul : Pengaruh Penggunaan Audio Visual Dalam Pembelajaran Bola Basket
Terhadap Hasil Belajar Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bola
Basket Di SMAN 9 Bandung.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan diatas,
dapat diidentfikasi terkait dengan penggunaan media audio visual dalam
permainan bolabasket di SMAN 9 Bandung adalah sebagai berikut :
1. Guru Penjaskes masih belum menguasai tentang fungsi dari penggunaan media
audio visual.
2. Guru Penjaskes masih cenderung menggunakan media konvensional dalam
penyampaian materi dalam pembelajaran bola basket.
3. Masih jarang guru penjaskes yang menerapkan pembelajaran mengguakan
media audio visual dalam pembelajaran bola basket.
4. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam memberikan jawaban pada suatu
permasalahan.
5. Siswa terlalu bergantung pada instruksi guru dalam pembelajaran bola basket.
6. Kurangnya kesempatan gerak yang didapat siswa karena guru terlalu lama
dalam penyampaian materi pembelajaran.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang penulis kemukakan diatas,
maka dapat dirumuskan masalah yaitu sebagai berikut : “Bagaimana pengaruh
penggunaan audio visual dalam pembelajaran permainan bolabasket terhadap
D. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah ingin mengetahui secara nyata mengenai pengaruh penggunaan audio
visual dalam pembelajaran bola basket terhadap hasil belajar siswa.
E. Manfaat Penelitian
Secara teori penelitian ini bermanfaat karena memberikan data empirik
tentang pengaruh penerapan audio visual dalam pembelajaran bola basket
terhadap hasil belajar siswa SMAN 9 Bandung. Namun pada dasarnya penelitian
ini bermanfaat untuk:
1. Sebagai media baru bagi siswa SMA agar tidak jenuh dalam menerima materi
penjaskes yang terkesan monoton dan dapat mempersingkat waktu serta
mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau materi.
2. Sebagai tambahan pengetahuan bagi guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
mengenai model pembelajaran yang baru dan sebagai pertimbangan untuk
menggunakan metode tersebut.
3. Memberikan informasi kepada pembaca bahwa audio visual merupakan sarana
yang sangat menunjang untuk pembelajaran masa kini dan dan dapat dijadikan
alternative dalam membuat pola melatih yang inovatif
F. Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi pada masalah pengaruh
pembelajaran dengan menggunakan media audio visual terhadap hasil belajar
dalam proses pembelajaran permainan bolabasket di SMAN 9 Bandung.
Untuk menghindari kesalah fahaman tentang penelitian yang akan
dilaksanakan oleh penulis, maka dijelaskan batasan-batasan dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Pengaruh media audio visual terhadap hasil belajar siswa melakukan tembakan
2. Pengaruh media konvensional terhadap hasil belajar siswa melakukan
tembakan hukuman dalam proses pembelajaran permainan bolabasket.
3. Populasi yang dijadikan obyek penelitian penulis adalah siswa di SMAN 9
Bandung.
4. Sampel yang digunakan sebanyak 16 orang siswi yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler bolabasket di SMAN 9 Bandung.
G. Struktur Organisasi Penulisan
Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab. adapun uraian tentang isi dari
penulisan penulisan setiap babnya adalah :
1. Dalam BAB I pendahuluan berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan
awal dari penyusunan skripsi ini. Bab ini tersusun atas latar belakang
penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat
penelitian mengenai pengaruh audio visual dalam permainan bola basket
terhadap hasil belajar siswa SMAN 9 Bandung.
2. Selanjutnya BAB II mengenai tinjauan teoritis tentang permainan bola basket
serta media audio visual dan pengaruhnya terhadap hasil belajar. bab ini
berfungdi umtuk landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan penelitian,
tujuan, serta hipotesis mengenai pengaruh audio visual dalam permainan bola
basket terhadap hasil belajar siswa SMAN 9 Bandung
3. Kemudian BAB III Metode Penelitian, berupa tentang penjabaran secara rinci
mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan
subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian,
instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan
data, dan alsan rasionalnya, serta teknik yang digunakan untuk menganalisis
data yang didapat.
4. Selanjutnya BAB IV hasil penelitian dan pembahsan, berisi tentang dua hal
utama, yaitu pengolahan dan analisiis data (untuk menghasilkan temuan
berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis tujuan
berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan
penelitian) dan pembahasan atau analisis temuan (untuk mendiskusikan hasil
temuan yang dikaitkan dengan dasar teoritis yang telah dibahas dalam BAB II.
5. Dan BAB V kesimpulan dan saran. Bab ini menyajikan penafsiran dan
pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian mengenai
pengaruh audio visual dalam permainan bolabasket terhadap hasil belajar siswa
SMAN 9 Bandung. Kemudian saran atau rekomendasi yang ditulis ditujukan
kepada pengguna hasil penelitian, seperti banyak pihak dari jurusan PJKR,
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di SMAN 9 Bandung yang beralamat di Jl.
LMU Suparmin 1A Bandung. Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 3 juni
sampai 5 juli 2014 selama 4 minggu, dengan pemberian perlakuan eksperimen
dilaksanakan dalam 12 kali pertemuan.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Untuk memperoleh data dari suatu penelitian diperlukan sumber data
penelitian. Dimana pada umumnya sumber data dalam penelitian adalah populasi.
Menurut Sugiyono dalam bukunya (2011, hlm. 117) bahwa: “populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”.
Maka dari itu populasi merupakan sumber data yang sangat penting bagi
terlaksananya suatu penelitian. Tanpa adanya populasi, penelitian tidak mungkin
dapat dilaksanakan. Menurut Abdurrahmat (2006, hlm. 103) bahwa “Populasi
adalah keseluruhan unit elementer yang parameternya akan diduga melalui
stastistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel penelitian”.
Maka, menurut pendapat para ahli di atas penulis menarik kesimpulan
bahwa pada prinsipnya populasi adalah semua kelompok baik manusia, hewan,
peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat secara terencana
dan menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Adapun populasi
2. Sampel Penelitian
Sampel menurut Sugiyono (2011, hlm. 118) adalah “bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan tenaga, waktu, dan dana maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Dalam penelitian ini sampel adalah
sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Menurut
Sugiyono (2010, hlm. 174) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti”. Dalam penelitian ini, sampel yang diteliti adalah siswi yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler bolabasket di SMAN 9 Bandung. Sebanyak 18 siswa
yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Kelompok control dan kelompok bebas,
dalam setiap kelompok terdiri dari 8 siswa. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Suharsimi (2006, hlm. 134) [Online] Tersedia di
repository.upi.edu/.../6/S_PLS_0906591_Chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014]
sebagai berikut:
Untuk sekedar ancer-ancer maka jika subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga, dan data.
Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka jumlah sampel dalam
penelitian ini ditetapkan sebanyak 16 orang. Dalam penelitian ini penulis
menetapkan teknik pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2011, hlm. 124) purposive sampling adalah “teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu”. Sedangkan menurut Hadari (1993, hlm.
158) bahwa “dalam teknik purposive sampling ini pengambilan sampel digunakan
sesuai dengan tujuan penelitian”. Dengan demikian, penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa dalam teknik purposive sampling ini sampel yang digunakan
berdasarkan dari tujuan penelitian. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah
siswi SMAN 9 Bandung yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler bolabasket.
Maka penulis akan paparkan mengenai prosedur pelaksanaannya, sebagai berikut:
1. Penetapan sampel (subyek) sebanyak 16 siswa puteri yng mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler bolabasket di SMAN 9 Bandung.
2. Sebelum penelitian dilaksanakan, penulis melakukan tes awal (pretest) kepada
subyek sebanyak 16 orang tersebut dengan melakukan permainan bolabasket
yang disertai dengan shooting free throw dan pelatih, ass.pelatih, serta penulis
sebagai observer betugas menilai keterampilan shooting free throw semua
subyek penelitian. Yang dimana untuk memperoleh hasil skor awal
keterampilan shooting free throw.
3. Setelah itu penulis menetapkan kelompok yang akan diberikan proses
pembelajaran dengan mengunakan media audio visual dan media konvensional
dengan menggunakan metode zig-zag agar didapatkan hasil yang sama rata.
4. Setelah hasil tes awal selesai dijumlahkan, penulis menyusun rangking menurut
skor dari yang terbesar hingga skor terkecil. Selanjutnya dibagi menjadi dua
kelompok yang homogen. Sehingga kedua kelompok tersebut setara atau
secara rata-rata memiliki keterampilan menembak yang setaraf atau sama.
5. Lalu kedua kelompok tersebut diberikan treatment (perlakuan) selama 16x
pertemuan, selanjutnya dilaksanakan test akhir (posttest) dengan tes yang sama
yaitu melakukan permainan bolabasket dengan disertai shooting free throw.
C. Desain Penelitian
Metode eksperimen mempunyai beberapa desain yang dapat digunakan
dalam penelitian, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011, hlm. 112),
Tetapi yang akan penulis bahas dalam penelitian ini adalah tentang True
Eksperimental Design. Dikatakan True Eksperimental (eksperimen yang
betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar
yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal
(kualitas peaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari
True Eksperimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen
maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu.
Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara random.
Dalam desain ini dikemukakan dua betuk desain True Eksperimental, namun
dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas tentang desain penelitian
Pretest-posttest Design, yaitu :
Gambar 3.1
Desain Penelitian
(sumber Sugiyono, 2011, hlm.112)
Keterangan :
R1: Kelompok media audio visual
R2 : Kelompok Konvensional
O1 : Pretest kelompok media audio visual
O3 : Pretest kelompok konvensional
X1 : Treatment kelompok media audio visual
X2 : Treatment kelompok konvensional
O2 : Posttest kelompok media audio visual
O4 : Posttest kelompok konvensional
R1 O1 X1 O2
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai
kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah
(O2-O1) – (O4-O3). Berdasarkan jenis desain penelitian yang penulis kemukakan
diatas, maka dalam penelitian tes hasil belajar shooting tembakan hukuman (free
throw) ini penulis menggunakan desain eksperimen dengan teknik pretest-posttest control group design, karena proses penelitian ini penulis menghadapi dua
kelompok sampel, yaitu satu merupakan kelompok eksperimen dan yang lainnya
menjadi kelompok kontrol atau pembanding.
Agar dapat mempermudah penulis dalam menyusun penelitian ini, maka
penulis menyusun langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
Kelompok B :
Latihan shooting menggunakan
media konvensional
Posttest
Pengolahan dan Analisis Data
Kesimpulan
Tes Awal: Tes Free Throw Sampel
Kelompok A :
Latihan shooting menggunakan
media audio visual
Gambar 3.3
Langkah-langkah penelitian
D. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penggunaan metode
penelitian dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji,
berhasil tidaknya suatu penelitian tergantung pada tepat tidaknya dalam pemilihan
metode penelitian. Maka dari itu metode penelitian merupakan suatu bagian yang
sangat penting dalam pelaksanaan penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimen.
Karena alasan penulis memilih menggunakan metode eksperimen adalah metode
ini dianggap tepat untuk meneliti hubungan sebab akibat antara dua faktor yang
sengaja ditimbulkan oleh penulis, yaitu faktor yang dikenai perlakuan dengan
faktor yang tidak dikenai perlakuan. Dalam hal ini berkaitan dengan pendapat
yang diungkapkan Arikunto (2006, hlm. 117) [Online] Tersedia di
http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf[Diakses 26 Februari
2014] mengatakan sebagai berikut :
Metode penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.
Untuk penelitian eksperimen ada dua variabel yang harus menjadi
perhatian peneliti. Hal ini seperti dijelaskan Sudjana (1989, hlm. 19) [Online].
Tersedia Di http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf
Dalam eksperimen ada dua variabel yang menjadi perhatian utama yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas sengaja dimanipulasi oleh peneliti, sedangkan variabel yang diamati atau diukur sebagai variabel akibat dari manipulasi dari variabel bebas disebut variabel terikat.
Untuk melihat keberhasilan dari variabel bebas perlu adanya kelompok
kontrol sebagai pembanding. Sejalan seperti yang diungkapakan Faisal (1982,
hlm. 80) [Online] Tersedia Di
http://repository.upi.edu/4505/6/S_JKR_0807722_Chapter3.pdf [Diakses 23 April
2014] menjelaskan sebagai berikut:
Suatu eksperimen mengandung upaya untuk membandingkan mengenai akibat suatu treatment tertentu dengan treatment lainnya yang berbeda, atau dengan tanpa treatment. Biasanya disebut suatu kelompok eksperimen dan suatu kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tadi, sedapat mungkin sama atau mendekati sama ciri-cirinya.
Mengacu pada penjelasan uraian diatas, maka dalam penelitian ini terdapat
variabel-variabel yang terlibat, yaitu:
1. Pembelajaran permainan bolabasket dengan menggunakan media audio visual.
2. Pembelajaran permainan bolabasket konvensional.
3. Penampilan keterampilan shooting tembakan hukuman (free throw) dalam
permainan bolabasket.
Pembelajaran permainan bolabasket dengan menggunakan media audio
visual merupakan kelompok eksperimen, sedangkan pembelajaran bolabasket
konvensional sebagai kelompok kontrol. Disisi lain pembelajaran permaianan
bolabasket yang menggunakan media audio visual dan pembelajaran permainan
bolabasket yang konvensional merupakan variabel bebas, sedangkan tes
penampilan keterampilan shooting tembakan hukuman (free throw) dalam
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda, maka penulis mencoba
memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang dipergunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Pengaruh. Menurut pendapat Menurut Scott dan Mitchell [Online] Tersedia di
http://suhideppyanita.blogspot.com/pengertian-pengaruh.html [Diakses 26
Februari 2014] “Pengaruh merupakan suatu transaksi social dimana seorang
atau kelompok orang digerakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang
lainnya untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan”.
2. Media audio visual. Menurut Wina Sanjaya (2010, hlm. 172) [Online] Tersedia
di http://lisnadotcom.wordpress.com/media-audiovisual/. [Diakses 26 Februari
2014] “Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film,
slide suara, dan sebagainya”.
3. Media pembelajaran konvensional. Djamarah (1996, hlm. 25) [Online]
Tersedia di http://muhammadkholik.wordpress.com [Diakses 26 Februari
2014], Metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran
tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu
metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru
dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran.
4. Permainan Bola Basket. Menurut Sucipto dkk (2010, hlm. 23) mendefinisikan
sebagai berikut: “permainan yang dimainkan dengan tangan, dalam arti bola
selalu dimainkan dari tangan ke tangan pemain dalam satu regu”.
5. Tembakan Hukuman. Tembakan hukuman diartikan tembakan bebas (free
throws), menurut peraturan permainan bola basket (2012) [Online] Tersedia di
http://www.perbasi.or.id/ [Diakses 27 maret 2014] bahwa, “Tembakan bebas
adalah kesempatan yang diberikan kepada seseorang pemain untuk
menciptakan 1 angka, tidak dijaga, dari posisi dibelakang garis free-throw dan
6. Belajar. Menurut Sumadi Suryabrata dalam (Mahendra 2007, hlm. 161)
mengemukakah bahwa : ‘Belajar merupakan upaya yang sengaja untuk
memperoleh perubahan tingkah laku, baik yang berupa pengetahuan maupun
ketrampilan’.
7. Pengertian siswa menurut Abudin Nata [Online] Tersedia di
http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-murid.html [Diakses 27
Maret 2014] diartikan sebagai orang yang menghendaki untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman dan kepribadian yang baik sebagai
bekal hidupnya agar bahagia dunia dan akhirat dengan jalan belajar
sungguh-sungguh.
F. Intrument Penelitian
Dalam penelitian ini sangat diperlukan adanya data dan juga alat ukur
untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kemajuan-kemajuan yang telah
dicapai. Dalam pengumpulan data, instrument atau alat pengumpulan data yang
digunakan harus sesuai dengan data yang yang akan kita cari. Seperti yang
diungkapkan oleh Nurhasan (dalam Sofyan 2012, hlm. 51) mengemukakan
bahwa: ‘Dalam proses pengukuran membutuhkan alat ukur.’ Dengan alat ukur ini
akan mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran. Maka dari itu,
diperlukan sesuatu instrumen penelitian untuk dapat memperoleh suatu data.
Adapun instrumen yang akan digunakan penulis bertujuan untuk
mengukur aspek psikomotor yang dimiliki oleh siswa. Seperti yang diungkapkan
oleh Nurhasan (2013, hlm. 181) menyebutkan tingkat aspek psikomotor terdiri
dari enam tingkatan, yaitu:
1. Gerakan reflex, merupakan semua gerakan yang tidak disadari.
3. Kemampuan perseptual, kemampuan dalam mempersepsi suatu gerakan. 4. Kemampuan fisikal, kemampuan yang berupa kekuatan, daya tahan, power. 5. Gerakan ketrampilan, rangkaian gerak mulai dari gerakan sederhana sampai
gerakan yang kompleks.
6. Komunikasi non-discursive, kemampuan yang meliputi berbagai kemampuan yang berkenaan dengan gerakan eksplosif dan interpretive.
Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
penilaian penguasaan gerak menembak (shooting) menurut Nurhasan (2013, hlm.
181-182) instrumen penilaiannya sebagai berikut:
Tahapan
Gerak
No Kriteria Penilaian Skor
1 2 3 4
Persiapan
1 Posisi siap, salah satu kaki
didepan agak bengkok
2 Bola dipegang didepan dada
dengan jari-jari dibuka lebar
3 Angkatlah bola keatas kepala
bersamaan dengan tangan
4 Sikut menghadap kedepan
5 Pandangan kedepan ke arah
keranjang
Pelaksanaan
6 Doronglah bola kekeranjang
bersamaan dengan sikut
7 Tangan kiri menahan bola agar
tidak jauh (menjaga
keseimbangan)
8 Irama gerakan jangan
terputus-putus
9 Saat melemparkan bola, luruskan
kedua lutut dan lengan ke atas
yang diakhiri dengan telapak
tangan menghadap kebawah
Gerak lanjut 10 Gerakan loncat saat bergerak
kearah yang dituju
11 Bola gerak ke arah sasaran
Nilai Proses (Jumlah skor siswa)
Skor Maksimal 44
Kriteria norma penilaian menembak (shooting) bolabasket Nurhasan
(2013, hlm. 182)
Presentasi Rentang
Skor
Nilai Produk
Menembak (shooting)
66-79% 27-33 Baik
56-65% 25-26 Cukup
41-55% 18-24 Kurang
0-40% 0-17 Kurang Sekali
*) Sumber: buku tes dan pengukuran dalam pendidikan jasmani, Nurhasan
(2013, hlm. 181-182).
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah tes keterampilan
menembak (shooting) dalam Nurhasan (2013, hlm. 181). Menurut Arikunto
(2006, hlm. 151) “Tes prestasi atau achievment test yaitu tes yang digunakan
untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu”. Dari
pendapat tersebut, telah jelas bahwa tes prestasi diberikan sesudah orang yang
dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan yang akan diteskan.
Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu adanya data. Data
tersebut diperoleh pada akhir eksperimen sebagai data akhir setelah kelompok
tersebut diberi suatu treatment atau perlakuan. Tujuannya agar dapat mengetahui
pengaruh hasil perlakuan yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen. Dalam
pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan setelah diberikan perlakuan
dilakukan tes, yaitu tes keterampilan shooting tembakan hukuman (free throw)
dalam permainan bolabasket.
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah berupa eksperimen yang terdiri dari tes awal, pelaksanaan proses
pembelajaran shooting menggunakan media audio visual dan diakhiri dengan
melakukan tes akhir.
1. Pelaksanaan Tes awal
Pelaksanaan tes awal pada pertemuan bertempat di SMAN 9 Bandung.
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa melakukan
tembakan hukuman (free throw) pada kelompok sampel sebelum diberikan
pembelajaran. Teknis pelaksanaan tes awalnya adalah sebagai berikut :
a. Tes yang akan digunakan adalah penilaian tentang penguasaan gerak dalam
melakukan tembakan hukuman (free throw).
b. Penulis mempersiapkan lapangan dan alat-alat yang akan digunakan selama
penelitian berlangsung.
c. Setelah semua siap, penulis menginstruksikan kepada semua siswi untuk
melakukan permainan bolabasket, namun dalam jalannya permainan harus
terjadi tembakan hukuman (free throw) dan penulis merekam semua tembakan
hukuman (free throw) yang terjadi selama permainan berlangsung.
d. Lalu setelah permainan usai para penilai (observer) melihat kembali rekaman
tembakan hukuman (free throw) yang telah dilakukan oleh para siswi dan
memberikan penilaian pada lembar penilaian penguasaan gerak tembakan
hukuman (free throw) yang telah penulis sediakan. Dimana yang bertugas
sebagai observer adalah pelatih, asisten pelatih, dan penulis.
e. Setelah mengetahui hasil dari tes awal yang telah dilakukan, maka penulis
membagi dua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol).
2. Proses Pemberian Treatment
Pemberian treatment dilakukan sebanyak 15 kali pertemuan selama lima
minggu. Seperti yang diungkapkan oleh De Lorme dan Watkin (dalam Hendra
2013, hlm. 41) bahwa ‘program latihan yang dilakukan empat kali seminggu
dalam enam minggu cukup efektif.’ Hal ini sejalan dengan pendapat yang
haru berlatih 3-5 kali dalam seminggu, dengan berlatih secara keras dan tekun,
sistematis sesuai dengan program latihan, diharapkan prestasi atlet tidak tuurun
bahkan akan meningkat dengan cepat.” Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut
maka penulis menarik kesimpuan untuk melakukan penelitian ini akan
ilaksanakan sebanyak 3 kali dalam satu minggu selama 5 minggu. Pemberian
perlakuan (treatment) dilaksanakan sesuai dengan jadwal latihan tim basket putri
SMAN 9 Bandung yaitu selasa, kamis, dan jum’at pada pukul 15.30-selesai. Pada setiap latihan para tester melaksanakan program latihan sesuai dengan yang sudah
penulis tentukan.
3. Tes Akhir
Setelah pelaksanaan pemberian perlakuan (treatment) selesai dilakukan
kepada para tester maka penulis akan melakukan pengambilan data terakhir. Cara
pengambilan datanya seperti pada saat tes awal. Lalu setelah semua data
terkumpul tindakan selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan analisis
data agar dapat memperoleh gambaran tentang hasil sesuai dengan tujuan dari
penelitian ini.
H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Setelah proses tes keterampilan shooting berakhir telah didapatkan data
dari hasil tes awal dan tes akhir. Namun, data yang didapat ini masih tergolong
nilai mentah karena penulis masih harus mencari nilai validitas dan realibilitas
dari hasil peguasaan gerak tembakan hukuman (free throw). Langkah ini
bertujuan untuk memperoleh jawaban mengenai diterima atau tidaknya hipotesis
yang sesuai dengan signifikannya yang diajukan pada bab dua. Kemudian, jika
proses pengolahan data selesai maka berlanjut pada tahap analisis data yang telah
diperoleh dari hasil pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan data tersebut,
1. Rata-rata
Menghitung skor rata-rata setiap variabel dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
X
Keterangan:
xi : Nilai data
x
: Rata-rata suatu kelompokn : Jumlah sampel
∑ xi : Jumlah sampel suatu kelompok
2. Simpangan Baku
Menghitung simpangan baku sebagai berikut:
S x
Keterangan tanda dalam rumus:
S : Simpangan baku gabungan
n : Jumlah sampel
xi : Nilai data
3. Uji Normalitas Data
Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors.
Sebelum diakukan analisis korelasi, maka terebih dahulu dilakuan perhitungan
normalitas dari setiap butir tes yang bertujuan untuk mengetahui apakah data
tesebut berdistribusi normal atau sebaliknya. Rumus yang digunakan yaitu uji
kenormalan secara non-parametrik atau disebut uji liliefors.
Pengujian hipotesis nol dilakukan denganlangkah-langkah sebagai berikut:
a. pengamatanx1,x2 . . . xn dengan menjadikan bilangan baku z1, z2, . . . , zn
dengan mempergunakan rumus:
Zi =
s X Xi
(x dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari
sampel)
b. Untuk setiap bilangan baku dengan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F (zi) = P ( z ≤ zi).
c. Selanjutnya menghitung proporsi z1, z2, . . . , zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi. Jika proporsi itu dinyatakan S(zi), maka:
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini (Lo).
f. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai
kritis L yang diambil dari daftar utnuk taraf nyata α yang dipilih. Kriteria
adalah: tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika
Loyangdiperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal
lainnya hipotesis nol (Ho) diterima.
4. Uji Homogenitas
Terima Ho jika Fhitung≤ Ftabel
Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel
5. Uji t
dengan menggunakan rumus, sebagai berikut :
t =
keterangan rumus:
t : nilai kritis untuk uji signifikasi beda
: rata-rata beda
SB : simpangan baku beda
n : jumlah sampel
t hitung < t tabel : Ho diterima
t hitung > t tabel : Ho ditolak
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Ho :
H1 :
Pendekatan statistika
t =
Keterangan :
= nilai rata-rata S = simpangan baku
= nilai rata-rata S = simpangan baku
= nilai sampel
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah penulis
lakukan, dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran audio
visual dapat memberikan hasil yang positif dan juga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam melakukan tembakan hukuman (free throw). Karena, melalui
media audio visual ini siswa dapat melihat fase demi fase ketika akan melakukan
tembakan hukuman, yang dimana dapat berpengaruh terhadap stimulus respon
siswa. Yang dimana stimulus respon ini akan memberikan rangsangan pada otak
untuk dapat merekam apa yang telah dilihat dalam rekaman video yang diberikan.
Sehingga pada saat akan melakukan tembakan hukuman (free throw), secara
otomatis siswa dapat melakukannya dengan baik dan benar sesuai dengan
fase-fase yang sudah ditentukan.
B. Implikasi
Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran penjas di sekolah
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru sebagai alternatif pembelajaran.
Dengan penggunaan media audio visual ini dapat merangsang stimulus respon
siswa ketika akan mengaplikasikan keterampilan dalam permainan bolabasket.
Disamping itu juga peran guru juga sangat berpengaruh dalam pembelajaran.
Dikarenakan guru harus dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan
sangat efektif dan efisien agar media yang digunakan dapat berfungsi sesuai
dngan apa yang akan dicapai.
C. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan hasil pengolahan analisis data,
penulis dapat memberikan saran khususnya untuk sekolah tempat penelitian
dilaksanakan. Berikut saran-saran dari penulis :
1. Dalam meningkatkan hasil belajar pembelajaran permainan bolabasket dapat
diterapkan metode audio visual..
2. Bagi para pembina, pelatih dan guru pendidikan jasmani dalam proses latihan
menembak untuk para siswa pemula sebaiknya menggunakan bola ukuran
mini yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa. Bahkan jika perlu
memodifikasi hal-hal lainnya seperti penyederhanaan peraturan permainan,
menurunkan ketinggian ring, memperkecil ukuran lapangan dan
mempersingkat waktu permainan
3. Setelah siswa benar-benar siap, terutama dalam kondisi fisiknya maka proses
belajar menembak dalam permainan bolabasket dapat dilanjutkan dengan
menggunakan bola ukuran standar.
4. Dalam memberikan materi pembelajaran guru harus memperhatikan tingkat
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, Dkk. (2012). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia
Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek (edisi
revisi). Jakarta: Renika Cipta.
Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajawali Pers.
Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Alfabeta.
Cooper, Jhon dan Siedentop. (1991). The Theory and Science of Basketball.
Philadelpia: Lea and Febiger.
Fathoni, Abdurrahmat. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hendra. (2013). Perbandingan Metode Pembelajaran Bagian Dengan Metode
Pembelajaran Keseluruhan terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh. Bandung.
Universitas Indonesia.
Juliantine, Dkk. (2007). Teori Latihan. Bandung: Red Point.
Mahendra, Agus. (2007). Teori Belajar Motorik. Bandung: Fakultas Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Maksum, Ali, (2008). Diktat Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya:
Unesa.
Munadi, Yudhi. (2010). Media Pembelajaran – Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Nurhasan. (2013). Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Cimahi:
Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Pasundan Cimahi.
Purwanto. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Ramadhan, Syahrial. (2014). Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap
Peningkatan Ketrampilan Passing Dalam Pembelajaran Sepakbola.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sofyan. (2012). Perbandingan Media Dengan Media Konvensional Terhadap
kemampuan Shooting Siswa Dalam Pembelajaran Permainan Bola Basket.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sucipto dkk. (2010). Modul Permainan Bola Basket. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung : Alfabeta
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Anas. (1995). Tujuan Evaluasi Pendidikan. [Online]. Tersedia di http://www.tuanguru.com/2012/07/tujuan-evaluasi.html. [Diakses 20 Februari
2014].
Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. [Online] Tersedia di
repository.upi.edu/.../6/S_PLS_0906591_Chapter3.pdf [Diakses 23 April
2014].
Arikunto. (1989). Desain Eksperimen. [Online]. Tersedia Di http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf [Diakses 23
Arikunto. (2006). Pengertian Eksperimen. [Online]. Tersedia di
http://bismillah-go.blogspot.com/2012/06/skripsi-pengertian-metode-penelitian.html[Diakses
26 februari 2014].
Arikunto. (2006). Pengertian Metode Penelitian. [Online] Tersedia di
http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf [Diakses 26
Februari 2014].
Arsyad. (2002). Manfaat Media Pendidikan. [Online] Tersedia di
http://rosdianablog.blogspot.com/2013/06/fungsi-dan-manfaat-media-pendidikan.html [Diakses 27 maret 2014].
Dauer dan Pangrazi. (1989). Pengertian Pendidikan Jasmani. [Online]. Tersedia di:
http://penjaskes-
pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2010/11/pengertian-definisi-pendidikan-jasmani.html [Diakses 12 Maret 2014].
Djamarah. (1996). Definisi Media Pembelajaran Konvensional. [Online] Tersedia di
http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/evaluasi-pembelajaran/.
[Diakses 26 Februari 2014].
Faisal. (1982). Metode Penelitian Eksperimen. [Online]. Tersedia Di http://repository.upi.edu/4505/6/S_JKR_0807722_Chapter3.pdf [Diakses 23
April 2014].
Fiba Rules. (2012). [Online]. Tersedia di http://www.perbasi.or.id/. [Diakses 27maret
2014].
Hamalik. (2008). Fungsi Media Pembelajaran. [Online] Tersedia di
Hay. (1993). [Online] Tersedia di
http://mellstarnet.blogspot.com/2010/10/dampak-positif-pengaruh-alat-bantu.html [Diakses 24 Februari 2014].
Nata, Abudin. Definisi Siswa. [Online]. Tersedia di
http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-murid.html. [Diakses
27 Maret 2014].
Sanjaya, Wina. (2010). Definisi Media Audio Visual. [Online] Tersedia di
http://lisnadotcom.wordpress.com/2011/07/17/media-audiovisual/. [Diakses
26 Februari 2014].
Scott dan Mitchell [Online] Tersedia di
http://suhideppyanita.blogspot.com/2011/10/pengertian-pengaruh.html
[Diakses 26 Februari 2014].
Sudjana dan Ibrahim. (1989). Desain Eksperimen. [Online]. Tersedia Di
http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_0605612_chapter3.pdf [Diakses 23
April 2014].
Sudjana dan Rivai. (1992). Manfaat Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia di
http://herminegari.wordpress.com/perkuliahan/fungsi-dan-manfaat-media-pembelajaran/[Diakses 26 februari 2014].
Sudjana. (1989). Metode Penelitian. [Online]. Tersedia Di http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf [Diakses 23
April 2014].
Sudjana. (1991). [Online] tersedia di http://bbpp-batangkulu.com [Diakses 10
November 2014].
Sudjana. (1992). Desain Eksperimen. [Online]. Tersedia di http://repository.upi.edu/4211/6/S_JKR_060694_Chapter3.pdf [Diakses 23
Sumiyarsono, Dedi (2002). Teknik Dasar Menembak. [Online]. Tersedia di
http://pakguruolahraga.blogspot.com/2013/06/teknik-dasar-menembak-shooting.html [Diakses 27 Maret 2014].
Suparyanti. (1992). Ciri-ciri Kegiatan Belajar. [Online] Tersedia di
http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2012/06/penelitian-tindakan-kelas-tpk-bola_26.html [Diakses 20 Februari 2014].
Supriyatna. (2009). Enam Jenis Dasar Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia di
http://zyuone.blogspot.com/2012/12/jenis-jenis-media-pengajaran-menurut.html [Diakses 20 Februari 2014].
Surakhmad. (1990). Desain Eksperimen. [Online]. Tersedia di http://repository.upi.edu/2267/6/S_PJKR_0800114_Chapter3.pdf. [Diakses 23
April 2014].
Surya. (1981). Definisi Belajar. [Online]. Tersedia di
http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ [Diakses 26