• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) SE-KABUPATEN TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) SE-KABUPATEN TASIKMALAYA."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

ii Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR ……… ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iii

DAFTAR ISI ……….. vi

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ……….. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………..

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ………

C. Tujuan Penelitian ………..

D. Manfaat Penelitian ………

E. Struktur Organisasi Penelitian ……….

1

2. Kinerja Mengajar Guru ………

3. Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja

Mengajar Guru ……….

B. Penelitian Terdahulu ……….

C. Kerangka Pemikiran ……….

D. Asumsi ………..

E. Hipotesis Penelitian ………..

(2)

iii Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ………..

B. Desain Penelitian ………..

C. Metode Penelitian ……….

D. Definisi Operasional ……….

E. Instrumen Penelitian ……….

F. Proses Pengembangan Instrumen ……….

G. Teknik Pengumpulan Data ………

H. Analisis Data ………

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ……….

1. Seleksi Data ……….

2. Klasifikasi Data ………

3. Hasil Pengolahan Data ……….

4. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ………...

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………

93

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

(3)

iv Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

3.1 Jumlah Guru PNS MAN di Kabupaten Tasikmalaya

3.2 Sampel Guru Berdasarkan Sekolah

3.3 Kriteria Penskoran (Skala Likert)

3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

3.5 Hasil Uji Validitas Variabel X (Supervisi Akademik Kepala Sekolah)

3.6 Hasil Uji Validitas VariabelY (Kinerja Mengajar Guru)

3.7 Kriteria Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

3.8 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

4.1 Hasil Seleksi Data

4.2 Skor Mentah Variabel X

4.3 Skor Mentah Variabel Y

4.4 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

4.5 Hasil Perhitungan WMS Variabel X (Supervisi Akademik Kepala

Sekolah)

4.6 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)

4.7 Skor Baku Variabel X (Supervisi Akademik Kepala Sekolah)

4.8 Skor Baku Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)

4.9 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel X (Supervisi Akademik

Kepala Sekolah)

4.10 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel Y (Kinerja Mengajar

Guru)

4.11 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

4.12 Hasil Analisis Korelasi Variabel X dan Variabel Y

4.13 Hasil Perhitungan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi

4.14 Hasil Perhitungan Uji Koefisien Determinasi

4.15 Hasil Perhitungan Uji Koefisien Regresi

(4)

v Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran

3.1 Desain Penelitian

4.1 Gambar Regresi

50

58

(5)

vi Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Administrasi Penelitian 150

Lampiran II Kisi-Kisi Instrumen dan Instrumen Penelitian 151

Lampiran III Uji Validitas dan Reliabilitas 152

Lampiran IV Analisis Hasil Perhitungan SPSS 153

Lampiran V Daftar Tabel 154

(6)

i Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

(7)

ii Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstract

(8)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan zaman dan tantangan globalisasi,

seperti semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadikan

pendidikan sebagai hal yang sangat penting karena melalui pendidikan yang

berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pula.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu widyaiswara di PPPPTK TK

dan PLB Bandung menyebutkan, bahwa pendidikan yang berkualitas itu

merupakan pendidikan yang dilaksanakan sesuai dengan tuntutan global dan

berdasarkan kebutuhan masyarakat secara global, serta pendidikan yang

mampu mengembangkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual

peserta didik. Sehingga pendidikan pun perlu dikelola dengan baik oleh

tenaga profesional.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa pendidikan merupakan sebuah

usaha yang dilakukan untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga

menjadi manusia yang dapat membantu mengembangkan masyarakat bahkan

bangsa, dengan pengetahuan dan kemampuan, bahkan keahlian mereka sesuai

yang kompetensi yang telah mereka peroleh. Fungsi dan tujuan pendidikan

nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 3 adalah:

…mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

(9)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan penjelasan tersebut sangatlah jelas bahwa pendidikan

nasional itu mempunyai tujuan untuk menciptakan manusia yang mempunyai

sikap dan kepribadian yang sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat,

bangsa, dan negara.

Salah satu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan nasional adalah

melalui kegiatan pembelajaran. Proses belajar mengajar adalah inti kegiatan

dari pendidikan di sekolah. Selain itu, proses belajar mengajar akan

berlangsung secara efektif dan efisien, serta berkualitas jika didukung dengan

kinerja mengajar guru yang berkualitas dan profesional. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suhardan (2010: 70) bahwa “tingkat kualitas kemampuan guru dalam membelajarkan peserta didik inilah yang menyebabkan tingginya

kualitas pembelajaran, sehingga berdampak pada tingginya kualitas lembaga di sekolah.”

Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pendidik, guru harus mampu

merancang kegiatan pembelajaran, memiliki metode maupun strategi

pembelajaran yang sesuai dengan latar belakang peserta didik, memilih media

dan bahan pelajaran, mengelola serta melaksanakan kegiatan pembelajaran

secara kreatif, inovatif, dan menyenangkan, serta mampu merencanakan dan

menyusun kegiatan evaluasi pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan

oleh Sagala (2010: 172) dijelaskan bahwa:

(10)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gu uru adalah seorang tenaga pendidik profesional yang mempunyai

tugas untuk mendidik, membimbing, mengajar, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam Undang-Undang No.

14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 ayat (1) menyebutkan

bahwa:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen pasal 20 poin (a) menyebutkan, bahwa “dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses

pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.” Guru merupakan komponen terpenting dalam peristiwa pembelajaran peserta didik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suhardan

(2010, 69) bahwa:

Kecakapan guru dalam memperkaya kurikulum ke dalam pembelajaran akan melahirkan proses belajar mudah diserap peserta didik ketika belajar. Sebaik apapun program pendidikan yang termuat dalam kurikulum tanpa bantuan guru yang mengolahnya menjadi materi yang dapat difahami, tidak akan berarti apa-apa bagi peserta didiknya.

Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa seorang guru harus

mempunyai kemampuan dalam menerjemahkan kurikulum ke dalam proses

pembelajaran sebagai bahan pelajaran untuk peserta didik, sehingga peserta

didik akan memahaminya. Maka dari itu, guru harus cakap dalam

menerjemahkan kurikulum, sehingga pembelajaran akan menjadi bermakna

bagi peserta didik.

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pasal 39 ayat (2), yang berbunyi:

(11)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Tetapi, dalam upaya menciptakan sumber daya manusia dan kegiatan

pembelajaran yang berkualitas, guru masih dihadapkan dengan beberapa

permasalahan. Adapun beberapa gambaran kesulitan-kesulitan yang masih

dihadapi oleh guru dalam mengajar sebagaimana yang terdapat dalam

Suhardan (2010: 168), antara lain:

1) Memilih bahan belajar. Kesulitannya terutama membuat tugas-tugas yang berurut, yang harus dipelajari murid agar dapat dikerjakan ketika belajar.

2) Mempersiapkan lembar kerja. Kesulitan yang banyak dialami guru ketika menterjemahkan materi utama atau tema ke dalam kegiatan belajar yang bersifat komprehensif, terpadu, dan up to date.

3) Menetapkan tujuan dan kompetensi. Dalam menentukan kompetensi setelah belajar inilah guru merasakan kesulitan memetakan jenis, macam dan jumlah kompetensi yang dapat dimiliki anak setelah ia mengikuti pelajaran. Persoalannya terletak pada rumusan kompetensi macam apa yang seharusnya dikuasai anak setelah belajar.

4) Metodologi dan pemakaian media. Banyak macam ragam media belajar yang tersedia, baik sederhana maupun bersifat natural seperti bahan belajar yang disediakan alam atau dalam lingkungan sosial. Pada kenyataannya guru sangat terbatas ketika menerangkan menggunakan media. Penggunaan media rata-rata hanya menggunakan pajangan yang sudah lama terpampang, pembaharuannya sangat lambat.

5) Kesulitan pemakaian variasi metode dan media nampak karena guru sangat sibuk memperhatikan murid ketika menemukan kesulitan dan yang meminta bantuan guru.

6) Membimbing murid yang berbeda kecepatan belajar dan kemampuan memahami tugas dari guru. Guru terlihat banyak membantu murid yang bertanya atau yang datang ke meja guru, sedangkan murid yang kesulitan dan tidak mengetahui apa yang harus diselesaikan selanjutnya kurang memperoleh perhatian, karena perhatian guru terkuras oleh murid yang datang memperlihatkan hasil kerjanya kepada guru.

(12)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asep Saepul Rohman, dengan judul “Efektivitas Kinerja Guru Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata pelajaran Matematika (Studi Korelasi di SDN Kecamatan Taktakan Kota Serang)”, yang dikutip dari situsnya yaitu

http://asepsaepulrohman.blogspot.com/2011/10/kinerja-guru-dalam-perencanaan-proses.html, beberapa permasalahan yang muncul, antara lain:

1) Lemahnya pengelolaan, pengorganisasian, dan pengembangan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru;

2) Cara belajar siswa yang masih bersifat klasikal di mana siswa sebatas mendengarkan dan melihat bahan ajar yang disampaikan guru;

3) Penyampaian bahan ajar dilakukan oleh guru masih bersifat klasikal atau verbalisme;

4) Keterbatasan kemampuan guru dan mengaplikasikan bahan ajar melalui metode maupun media pembelajaran yang ada; dan

5) Minimnya pengetahuan guru dalam menggunakan metode maupun media pembelajaran dalam penyampaian bahan ajar.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan salah satu

guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) menyebutkan bahwa masih ada

sebagian guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya masih bersifat

konvensional. Selain itu, masih adanya guru yang belum bisa memanfaatkan

teknologi pembelajaran dan masih terdapatnya ketidaksesuaian kegiatan

pembelajaran yang dilakukan guru dengan perencanaan pembelajarannya.

Supardi (2013: 5) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa:

Tertinggalnya prestasi Madrasah Aliyah dibandingkan dengan Sekolah Menengah Atas salah satu faktor penyebabnya adalah kinerja guru yang rendah dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, membina hubungan dengan peserta didik, melakukan penilaian hasil pembelajaran, melaksanakan remidal dan pengayaan.

Kondisi rendahnya kinerja mengajar guru sering diindikasikan

terhadap rendahnya prestasi siswa maupun mutu pendidikan sekolah.

(13)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar murid yang menjadi tanggung jawabnya.” Sebagaimana yang dijelaskan dalam Fathurrohman dan Aa Suryana (2011: 6), bahwa:

Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai upaya, antara lain perbaikan kurikulum, proses belajar mengajar, kinerja guru, sistem pendidikan, supervisi kepala sekolah, pemberdayaan kelompok kerja guru, penyediaan sarana dan prasarana, serta upaya-upaya yang lainnya. Dalam upaya-upaya tersebut, upaya perbaikan kinerja guru termasuk upaya yang sangat strategis, mengingat guru merupakan ujung tombak dalam keberhasilan mutu pendidikan.

Dari penjelasan tersebut bahwa kinerja guru dalam berpengaruh

terhadap peningkatan kualitas pendidikan, karena guru merupakan komponen

sumber daya manusia yang harus dikembangkan dan dilatih untuk

meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

dalam kelas.

Guru dituntut untuk memiliki kinerja yang mampu memberikan dan

merealisasikan harapan dan keinginan masyarakat yang telah mempercayai

sekolah dan guru dalam mendidik anak-anaknya. Seorang guru harus

mempunyai kemampuan dalam merancang perencanaan pembelajaran,

melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan melalui evaluasi. Ondi Saodih dan

Aris Suherman (2010: 3) mengemukakan, bahwa “secara umum, mutu

pendidikan yang baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang

ditunjukkan guru.”

Untuk meningkatkan kinerja mengajar guru perlu dilakukan upaya

pembinaan yang dilakukan secara berkelanjutan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Suhardan (2010: 39), bahwa “pembinaan adalah sebuah pelayanan terhadap guru dalam memperbaiki kinerjanya.” Selain itu, Bafadal

(dalam Supardi, 2013: 12) menyatakan bahwa:

(14)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan supervisi merupakan salah satu tugas yang harus

dilaksanakan oleh kepala sekolah, termasuk kegiatan supervisi akademik.

Akan tetapi, kadangkala kepala sekolah melupakan tugas penting tersebut

sehingga tidak terlaksanaka secara terprogram. Kesibukan kepala sekolah

dalam mengelola kepentingan administrasi sekolah menyebabkan ia

melupakan bahkan mengenyampingkan tugas supervisinya.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Herlina

(2013) dalam skripsinya yang berjudul Kontribusi Kemampuan Supervisi

Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMP Negeri

se-Kabupaten Purwakarta, yang menjelaskan bahwa:

Kebiasaan lain yang biasanya dilakukan oleh kepala sekolah adalah membuat usulan penambahan ruang belajar, kegiatan MGMP, rapat kepala-kepala sekolah, dan masih banyak lagi hal lainnya sehingga tidak semua guru mendapatkan kesempatan untuk disupervisi. Kesibukan kepala sekolah juga menyebabkan interaksi guru dan kepala sekolah menjadi tidak intensif sehingga pelaksanaan supervisi dalam meningkatkan kinerja mengajar guru dirasakan guru.

Fenomena tersebut didukung dengan pendapat dari salah satu guru

Madrasah Aliyah Negeri (MAN), bahwa kepala sekolah belum pernah

mengadakan program supervisi akademik terhadap guru, meskipun kepala

sekolah tersebut baru dan sudah menjabat selama 6 (enam bulan). Hal

tersebut dikarenakan kepala sekolah terlalu sibuk dengan urusan kantor dan

administrasi, sehingga belum menyempatkan untuk menyupervisi guru-guru

dan kegiatan pembinaan dari kepala sekolah pun dirasa kurang. Tetapi yang

dilakukan hanya memantau proses pembelajaran guru di luar kelas.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut dapat diindikasikan

bahwa kemampuan supervisi akademik kepala sekolah dirasakan kurang

dalam memberikan pembinaan kepada guru untuk meningkatkan kinerja

mengajarnya. Sagala (2010: 134) mengemukakan, bahwa:

(15)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tampak setelah dilakukan sentuhan supervisor berupa bantuan mengatasi kesulitan guru dalam mengajar.

Kinerja (prestasi kerja) menurut A. Anwar Prabu Mangkunegara yang

(dalam Suharsaputra, 2010: 145) adalah “hasil kerja secara kualitatif dan

kuantitatif yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Sedangkan menurut Nanang Fattah (dalam Suharsaputra 2010: 145) menyatakan bahwa “prestasi kerja atau penampilan kerja (performance) diartikan sebagai

ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, dan keterampulan, dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu”.

Dari beberapa pengertian kinerja tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa kinerja adalah unjuk kerja, hasil kerja, dan prestasi kerja yang

ditunjukkan oleh seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Maka kinerja

guru merupakan unjuk kerja atau kemampuan seorang guru dalam

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang telah

ditetapkan.

Kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

satunya oleh supervisi akademik kepala sekolah. Supervisi menurut Arikunto (dalam Suhardan, 2010: 27) adalah “kegiatan berupa bantuan dan bimbingan yang diberikan supervisor yaitu pengawas dan kepala sekolah kepada guru

dan staf tata usaha untuk meningkatkan kinerjanya dalam mencapai tujuan pendidikan bermutu.” Sedangkan menurut Kimbal Wiles (dalam Suhardan, 2010: 28) supervisi merupakan “bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.” Supervisi akademik merupakan salah satu bentuk pengawasan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk

membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya dalam pelaksanaan proses

pembelajaran.

Arikunto (2004: 40) menjelaskan, bahwa:

(16)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran.

Supervisi sebagai bantuan profesional kepala sekolah merupakan

bantuan yang diberikan untuk membantu meningkatkan kinerja guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Suhardan (2010: 84), bahwa “Supervisi bantuan profesional merupakan

layanan pemberdayaan kepala sekolah yang diberikan kepada guru untuk mempertinggi kinerjanya.”

Kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi harus mengetahui

aspek-aspek yang akan disupervisi dan penetapan teknik supervisi yang tepat.

Sagala (2010: 135) mengemukakan bahwa:

Untuk mengatasi berbagai kesulitan guru dalam melaksanakan program pengajaran sebagai upaya melakukan perbaikan terus-menerus, maka kepala sekolah sebagai seorang supervisor memberi bimbingan baik dalam bentuk bimbingan langsung, on the job training maupun workshop.

Di samping itu, Mulyasa (2012: 254) mengemukakan, bahwa “kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan menyusun,

dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya.”

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.13 Tahun 2007

tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah, bahwa salah satu kompetensi

yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yaitu kompetensi supervisi, yang

terdiri dari kegiatan:

a) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru;

b) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekakatan dan teknik supervisi yang tepat; dan c) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam

(17)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Delta Subrayanti (2013)

dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Supervisi Akademik Kepala

Sekolah dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah

Dasar Negeri Kecamatan Sekaresmi Kabupaten Cianjur, menyimpulkan

bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan supervisi akademik kepala

sekolah terhadap kinerja mengajar guru pada SD Negeri Kecamatan

Sukaresmi Kabupaten Cianjur berdasarkan hasil pengaruhnya berada pada

kategori kuat.

Supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat

mempengaruhi kinerja mengajar guru, yang dapat diperlihatkan pada proses

perbaikan belajar mengajar. Sebagaimana yang terdapat dalam Suhardan

(2010: 179), bahwa:

Pengawasan profesional yang berbasis supervisi, tidak mempunyai makna apabila hasil pengawasan tidak tampak pada perbaikan proses belajar siswanya. Supervisi merupakan upaya meningkatkan kemampuan guru, bukan sekedar mengisi pengetahuan dan keterampilan pada diri guru, melainkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya harus direfleksikan dalam kegiatan mengajar yang tampak pada perubahan sikap peserta didik karena kegiatan belajarnya lebih aktif dan melahirkan prestasi siswa.

Kepala sekolah dapat memberikan pembinaan maupun bimbingan

kepada guru untuk membantu guru meningkatkan pengetahuan dan

kemampuannya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang akan

berimplikasi pada peningkatan mutu pembelajaran. Supardi (2013: 11) mengungkapkan bahwa “Tingkat keberhasilan kinerja yang dicapai guru, dapat diketahui melalui kegiatan supervisi pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan menggunakan berbagai teknik supervisi.”

Dari pemaparan tentang permasalahan yang telah dikemukakan tersebut

menjadi daya tarik bagi penulis untuk meneliti dengan lebih lanjut tentang “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) se-Kabupaten

(18)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Masalah yang ingin diteliti oleh penulis adalah Pengaruh Supervisi

Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru pada Madrasah

Aliyah Negeri (MAN) di Kabupaten Tasikmalaya. Dalam proses identifikasi

masalah ini, masalah yang masih dihadapi oleh guru selama ini diantaranya

kesulitan guru dalam melakukan pengelolaan kelas, pembelajaran siswa yang

masih bersifat klasikal, masih minimnya pengetahuan guru tentang metode

maupun media pembelajaran dalam menyampaikan materi atau bahan ajar, dan

guru masih mendapatkan kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran

dengan memanfaatkan metode pembelajaran yang ada. Selain itu, disebutkan

pula beberapa kesulitan yang masih dihadapi oleh guru sebagaimana yang

disebutkan dalam Dadang Suhardan (2010: 168-169), antara lain:

a) Memilih bahan ajar;

b) Mempersiapkan lembar kerja;

c) Menetapkan tujuan dan kompetensi;

d) Memilih metodelogi dan pemakaian media;

e) Kesulitan pemakaian variasi metode dan media;

f) Membimbing murid yang berbeda kecepatan belajar dan kemampuan

memahami tugas dari guru; dan

g) Kesulitan memanfaatkan pajangan kelas yang sudah tersedia dan cukup

banyak variasinya.

Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru di Madrasah Aliyah

Negeri (MAN), bahwa sebagian guru masih menghadapi beberapa kesulitan

maupun masalah dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu masi

terdapat guru yang kesulitan dalam menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), ketidaksesuaian guru dalam melaksanakan pembalajaran

dengan RPP, dan kelemahan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran

(19)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam hal ini, peran kepala sekolah sebagai pimpinan di tingkat satuan

pendidikan sangatlah perberan penting dalam membantu meningkatkan kinerja

guru dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran. Kegiatan supervisi

merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai oleh kepala

sekolah. Melalui kegiatan supervisi akademik kepala sekolah, guru pun akan

mengetahui beberapa kekurangannya yang harus diperbaiki sebagai dasar

kepala sekolah untuk melakukan pembinaan.

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini yaitu:

1) Bagaimana supervisi akademik kepala sekolah pada Madrasah Aliyah

Negeri (MAN) di Kabupaten Tasikmalaya?

2) Bagaimana kinerja mengajar guru pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di

Kabupaten Tasikmalaya?

3) Bagaimana pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja

guru pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Kabupaten Tasikmalaya?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini, yaitu:

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh

gambaran tentang pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap

kinerja guru pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) se-Kabupaten

Tasikmalaya.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini, antara lain:

a. Untuk mengetahui supervisi akademik kepala sekolah pada Madrasah

Aliyah Negeri (MAN) di Kabupaten Tasikmalaya;

b. Untuk mengetahui kinerja mengajar guru pada Madrasah Aliyah Negeri

(20)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap

kinerja mengajar guru pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di

Kabupaten Tasikmalaya.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan

wawasan tentang kajian Ilmu Administrasi Pendidikan mengenai pengaruh

supervisi akademik terhadap kinerja guru di lingkungan Madrasah Aliyah

Negeri (MAN) se-Kabupaten Tasikmalaya.

2. Manfaat Praktis

Adapun secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan kepada pihak sekolah terutama kepala sekolah

tentang pentingnya pelaksanaan kegiatan supervisi akademik kepala sekolah

untuk membantu membina dan mengembangkan kinerja mengajar guru di

lingkungan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) se-Kabupaten Tasikmalaya.

E.Struktur Organisasi

Dalam penulisan skripsi ini, secara umum struktur atau sistematika

skripsi ini terdiri dari halaman pengesahan, pernyataan tentang keaslian karya

ilmiah dan bebas plagiarisme, abstrak, kata pengantar, ucapan terima kasih,

daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran, serta terdiri dari lima

bab yang harus dipenuhi oleh penulis. Kelima bab dalam penulisan skripsi ini

yaitu:

(21)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1 ini membahas tentang tentang latar belakang penelitian,

identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikasi

penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

Dalam BAB 2 ini secara umum membahas tentang kajian pustaka

yang berkaitan dengan dengan teori dari para ahli tentang supervisi

akademik dan kinerja mengajar guru, serta pengaruh supervisi akademik

terhadap kinerja mengajar guru, kerangka pemikiran, dan hipotesis

penelitian.

3. BAB 3 METODE PENELITIAN

Dalam BAB 3 ini membahas tentang lokasi penelitian, subjek

populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi

operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen teknik

pengumpulan data, dan analisis data terhadap temuan yang diperoleh.

4. BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam BAB 4 ini membahas tentang pemaparan data berdasarkan

hasil pengolahan data untuk menghasilkan temuan yang berikaitan dengan

tujuan penelitian, masalah penelitian, dan hipotesis penelitian, serta

pembahasan data tentang temuan yang telah diperoleh tersebut.

5. BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam BAB 5 ini membahas tentang kesimpulan dari penelitian

yang telah dilakukan dan saran yang diberikan penulis untuk lembaga

(22)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam

melakukan penelitian. Lokasi yang menjadi tempat peneliti melakukan

penelitian adalah Madrasah Aliyah Negeri se-Kabupaten Tasikmalaya,

antara lain MAN Sukamanah, MAN Cipasung, MAN Kiarakuda, MAN

Cikalong, MAN Cibalong, MAN Salopa, dan MAN Bantar Kalong.

2. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 119) menjelaskan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan Purwanto (2012: 241) mengemukakan bahwa “populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik yang sama.” Populasi yang

menjadi sasaran peneliti harus sesuai dengan permasalahan penelitian.

Populasi dalam melaksanakan penelitian ini adalah guru-guru PNS

di lingkungan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) se-Kabupaten

Tasikmalaya, dengan populasi sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Guru PNS MAN di Kabupaten Tasikmalaya

No. Nama Sekolah Alamat Sekolah Jumlah

Guru PNS

1. MAN Sukamanah

Jl. Taman Pahlawan Kec. Sukarame

Kab. Tasikmalaya 42

2. MAN Cipasung Pst. Cipasung Kec. Singaparna

Kab.Tasikmalaya 56

(23)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Nama Sekolah Alamat Sekolah Jumlah

Guru PNS

3. MAN Kiara Kuda Ciawi

Jl. Raya Panumbangan No. 33 Kec.

Ciawi Kab. Tasikmalaya 40

4 MAN Cikalong Jl. Sindanghurip Kec. Cikalong Kab.

Tasikmalaya 21

5. MAN Cibalong Jl. Raya Dera K. 130 Kec. Parung

Ponteng Kab. Tasikmalaya 13

6. MAN Salopa Talegong Asli Kec. Salopa Kab.

Tasikmalaya 14

7. MAN Bantar Kalong

Jl. Pemuda II Hegarwangi Kec.

Bantar Kalong Kab. Tasikmalaya 16

Jumlah 202

3. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil oleh peneliti

untuk dijadikan sebagai subjek penelitian untuk mempermudah peneliti

dalam melakukan penelitian. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011: 120) bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Selain itu, Soenarto dalam Purwanto (2012: 241), mengemukakan bahwa “sampel adalah suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi.”

Arifin (2014: 224) bahwa sebagai gambaran untuk menentukan

jumlah sampel dapat mengikuti petunjuk sebagai berikut:

a. Bila jumlah anggota populasi sampai dengan 50, sebaiknya dijadikan sampel semua atau sering disebut dengan sampel total, artinya seluruh anggota populasi dijadikan objek penelitian.

(24)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Jika jumlah anggota populasi berada antara 51 sampai dengan 100, maka sampel dapat diambil 50-60% atau dapat juga menggunakan sampel total.

c. Jika jumlah anggota populasi berada antara 101 sampai dengan 500, maka sampel dapat diambil 30-40%.

d. Jika jumlah anggota populasi berada antara 501 sampai dengan 1000, maka sampel dapat diambil 20-25%.

e. Jika jumlah anggota populasi di atas 1000, maka sampel dapat diambil 10-15%.

Berdasarkan pada pemaparan sebelumnya bahwa jumlah populasi dalam

penelitian ini adalah 202, dengan demikian memungkinkan peneliti untuk

mengambil sampel 30-40%. Adapun perhitungannya yaitu:

Jumlah sampel = 202 x 38%

= 76,72

= 77

Berdasarkan perhitungan di atas, bahwa sampel yang diambil adalah 38%

dari jumlah populasi, sehingga diperoleh jumlah sampel dari keseluruhan

populasi sebanyak 77 orang guru. Sampel yang digunakan diambil

berdasarkan data yang dapat mewakili secara keseluruhan dari populasi

penelitian (Representatif). Adapun pengambilan sampel pada penelitian ini

yaitu dilakukan dengan menggunakan teknik probability sampling.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 122), bahwa “probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi yang dipilih menjadi anggota sampel.” Adapun cara yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah melalui Proporsionate Stratified Random

Sampling. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Riduwan (2013: 58), bahwa

Proporsionate Stratisfied Random Sampling ialah pengambilan sampel

dari anggota secara acak dan berstrata proporsional, dilakukan sampling

ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis)”.

Untuk menentukan jumlah sampel dari masing-masing sekolah,

dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus dari Sugiyono dalam

(25)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ni =

Ni

N. n

Adapun perhitungan untuk menentukan sampel dari masing-masing

sekolah berdasarkan rumus di atas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Sampel Guru MAN Berdasarkan Sekolah

No Nama Sekolah Ni ni =

Pelaksanaan penelitian tentunya harus direncanakan terlebih dahulu

agar penelitian dapat terlaksanakan dengan baik secara sistematis. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasution (2003: 23) bahwa “Desain

Keterangan:

ni = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel seluruhnya

Ni = jumlah populasi menurut stratum

(26)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis

data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian.” Adapun kegunaan desain penelitian menurut Nasution (2003: 23 -24), yaitu:

1. Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Demikian pula dalam tiap penelitian suatu desain merupakan syarat mutlak agar dapat kita ramalkan sifat pekerjaan serta kesulitan yang akan kita hadapi.

2. Desain juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian.

3. Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh para peneliti lain.

Menurut E. A. Suchman dalam Nazir (1999: 99) menjelaskan bahwa “Dalam pengertian sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisa data saja.” Tetapi menurut Shah dalam Nazir (1999: 99-100) menjelaskan bahwa:

Dalam pengertian yang lebih luas, desain penelitian mencakup proses-proses berikut:

a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.

b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.

c. Menformasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope) dan hipotesa untuk diuji.

d. Membangun penyelidikan atau percobaan.

e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel.

f. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan. g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.

h. Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data. i. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk

mengadakan generalisasi serta inferensi statistik.

(27)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

2. Pengolahan Data dan Analisis Data.

(28)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penjelasan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mempersiapkan hal-hal yang

berhubungan dengan kegiatan perencanaan penelitian.

1. Peneliti menganalisis permasalahan yang masing dihadapi oleh guru dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar. Masalah tersebut terjadi karena adanya kesenjangan

antara teori atau kondisi yang diharapkan dengan kenyataan.

2. Dilihat permasalahan tersebut, peneliti menyusun latar belakang penelitian

yang akan dilaksanakan dengan mengacu kepada teori yang telah

ditetapkan dan kemudian menetapkan atau menentukan judul penelitian, yaitu “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) se-Kabupaten Tasikmalaya”.

3. Setelah menentukan judul penelitian dan membuat latar belakang,

selanjutnya peneliti menentukan rumusan masalah dan hipotesis penelitian

yang didukung oleh kajian teori yang relevan dengan permasalahan yang

diteliti.

4. Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan kegiatan penelitian melalui

proses pengumpulan data dengan cara menentukan dan menetapkan

populasi dan sampel, pembuatan dan pengembangan instrumen penelitian,

pengujian dan penyebaran instrumen penelitian. Setelah proses

pengumpulan data selesai, kemudian dilakukan proses pengolahan data

dan analisis data untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian.

5. Setelah dilakukan proses dan analisis data, kemudian akan menghasilkan

suatu penarikan kesimpulan terhadap penelitian yang dilaksanakan.

Sehingga dapat diperoleh informasi tentang kebenaran hipotesis penelitian

yang sebelumnya telah disusun oleh peneliti. Selain itu, dari hasil

penelitian tersebut dapat diketahui upaya pemecahan masalah terhadap

(29)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga dapat membantu meningkatkan kinerja mengajarnya yang akan

berdampak pada peningkatan mutu pembelajaran dan pendidikan.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian bagi seorang sangatlah penting untuk membantu

mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh untuk memperoleh

suatu kesimpulan terhadap penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu, Sugiyono (2011: 3) mengemukakan bahwa, “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu.” Selain itu, Suharsimi Arikunto (2006: 160) mengemukakan bahwa “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.”

Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang kinerja

mengajar guru, maka metode penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif.

1. Metode Deskriptif

Metode yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini

adalah metode deskriptif. Di mana metode deskriptif merupakan metode

penelitian yang digunakan untuk menjelaskan masalah berdasarkan

kejadian yang terjadi pada saat ini. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Nazir (1999: 63) bahwa:

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dan tujuan dari metode deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Di samping itu, Ali (2013: 131), mengemukakan bahwa:

(30)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka dari itu, metode penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang menggambarkan kondisi faktual berdasarkan fenomena

atau peristiwa yang terjadi pada saat ini, melalui kegiatan mengumpulkan,

menganalisis, dan menyimpulkan data yang diperoleh. Sehingga

diharapkan dapat menghasilkan gambaran tentang kondisi yang aktual atau

nyata tentang pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap

kinerja mengajar guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) se-Kabupaten

Tasikmalaya.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang

mengukur atau menganalisis indikator-indikator penelitian dengan

menggunakan statistika, karena data penelitian yang digunakan merupakan

angka-angka atau bilangan tertentu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Arikunto (2006: 86), bahwa:

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian.

Maka dari itu, melalui pendekatan kuantitatif ini dapat diketahui

keterhubungan antara variabel X yang diteliti yaitu supervisi akademik

terhadap variabel Y yaitu kinerja mengajar guru dengan menggunakan

perhitungan statistika.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan yang menggambarkan

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Menurut Nazir (1999:

152) menjelaskan bahwa:

(31)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

operasionalisasi yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel tertentu.

Melalui definisi operasional ini, peneliti harus mencoba menjelaskan

definisi dari variabel penelitian yang akan digunakan. Adapun definisi

operasional dari masing-masing variabel yaitu supervisi akademik (variabel

X) dan kinerja mengajar guru (variabel Y) berdasarkan definisi konseptual

adalah sebagai berikut:

1. Supervisi Akademik

Menurut Glickman (dalam Mukhtar dan Iskandar, 2009: 51)

mengemukakan bahwa “supervisi pembelajaran diartikan sebagai

serangkaian kegiatan membantu guru untuk mengembangkan

kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.”

Kegiatan supervisi hadir sebagai bantuan yang digunakan untuk

membantu mengembangkan kegiatan pembelajaran melalui perbaikan dan

pengembangan kemampuan guru. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Suhardan (2010: 41), bahwa:

Kehadiran supervisi digunakan untuk memajukan pembelajaran melalui pertumbuhan kemampuan guru-gurunya. Supervisi mendorong guru menjadi lebih berdaya, pengajaran menjadi efektif, guru menjadi lebih puas dalam melaksanakan pekerjaannya.

Pelaksanaan kegiatan supervisi oleh kepala sekolah harus

dilaksanakan secara sistematis, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi atau tindak lanjut kegiatan supervisi. Sedangkan Mulyasa (2012: 249) mengemukakan bahwa “supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru, melalui siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cerdas, dan umpan balik yang objektif dan segera.”

Berdasarkan penjelasan di atas, supervisi akademik yang terdapat

dalam penelitian ini adalah bantuan profesional yang diberikan oleh kepala

(32)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran melalui pembinaan dan peningkatan kinerja mengajar guru

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, yang dilaksanakan melalui

beberapa tahapan supervisi yaitu tahap pertemuan awal, tahap observasi

kelas, dan tahap pertemuan umpan balik.

2. Kinerja Mengajar Guru

Ondi Saodih dan Aris Suherman (2012: 21) menjelaskan bahwa: … kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Selain itu, Supardi (2013: 54), mengemukakan bahwa:

Kinerja guru itu dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugasnya di madrasah serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru dalam atau selama melakukan aktivitas pembelajaran.

Di samping itu, Oliva dalam Muslim (2010: 116) mengemukakan bahwa “seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya (mengajar) dengan baik, apabila ia terampil dan mampu dalam (1) merencanakan pengajaran; (2) melaksanakan pengajaran; dan (3) menilai pengajaran.”

Dalam penelitian ini, kinerja mengajar guru merupakan

kemampuan yang dihasilkan oleh guru dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya dalam melaksanakan kegiatan belajar belajar melalui

kegiatan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan

menilai hasil pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang diamati. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

(33)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.

Selain itu, Sugiyono (2011:148) mengemukakan bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.”

Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah angket atau kuesioner. Arikunto (2006: 151) mengemukakan bahwa “angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal yang diketahuinya.” Selain itu, Sugiyono (2011: 192) menjelaskan bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”

Angket atau kuesioner dapat digunakan apabila jumlah responden

yang dijadikan sebagai sampel penelitian cukup besar, dan digunakan untuk

memperoleh informasi dari rensponden tentang variabel penelitian yaitu

tentang supervisi akademik dan kinerja mengajar guru. Sebagaimana yang

diungkapkan Sugiyono (2012: 156), bahwa:

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar luas di wilayah yang luas.

1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari dua

variabel, yaitu supervisi akademik kepala sekolah (variabel X) dan kinerja

mengajar guru (variabel Y). Selain itu, sumber data dalam penelitian ini

adalah guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) se-Kabupaten Tasikmalaya.

Di mana guru dijadikan responden yang akan memberikan jawabannya

(34)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, teknik pengukuran yang digunakan untuk

mengukur variabel penelitian adalah dengan menggunakan Skala Likers. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 136), bahwa “skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Variabel yang akan diteliti dijabarkan dalam bentuk instrumen penelitian, yang terdiri dari

instrumen variabel X dan instrumen variabel Y. Skala Likert tersebut oleh

peneliti dijadikan titik tolak untuk menyusun instrumen penelitian dan

jawaban yang digunakan dalam skala Likert ini mempunyai gradasi atau

skala yang dimulai dari sangat positif sampai negatif, dan untuk analisis

kuantitatif maka jawaban yang disediakan dapat diberikan skor.

Adapun cara pengisian instrumen dalam penelitian ini adalah

dengan cara checklist (), sehingga responden hanya memberikan tanda

checklist () pada alternatif jawaban yang telah disediakan. Adapun

alternatif jawaban yang dibuat berdasarkan Skala Likert tersebut yaitu:

Tabel 3.3 Kriteria Penskoran

Alternatif Jawaban Skor

Selalu 4

Sering 3

Kadang-kadamg 2

Tidak Pernah 1

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumepn penelitian merupakan penjabaran dari dimensi

dan indikator penelitian, yang mana dapat mempermudah peneliti dalam

(35)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan atau penyataan. Adapun kisi-kisi instrumen dalam penelitin ini

adalah:

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Nomor

Item

 Catatan observasi harus

(36)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penting tentang proses

pembelajaran.

19, 20, 21,

dan 22

Variabel Dimensi Indikator Nomor

(37)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Merencanakan dan menetapkan media dan

sumber pembelajaran.

4, 5, dan 6

Variabel Dimensi Indikator Nomor

Item

langkah pembelajaran. 9 dan 10

 Merencanakan

evaluasi pembelajaran. 29  Melaksanakan

(38)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suatu keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian ditentukan oleh

instrumen penelitian atau angket. Sebelum penyebaran angket untuk

penelitian, angket tersebut terlebih dahulu harus diuji kelayakannya. Maka

dari itu, angket sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini harus diuji

terlebih dahulu kelayakannya. Angket penelitian dapat diujicobakan kepada

responden yang sama ataupun kepada responden lainnya yang memiliki

karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya. Angket

penelitian dapat dikatakan baik apabila angket tersebut vlid dan relibel.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 173), bahwa:

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan realibel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

Sehingga suatu angket penelitian dapat dikatakan layak atau tidak untuk

digunakan dalam penelitian, apabila hasil dari uji validitas dan reliabitas

tersebut menyatakan bahwa angket tersebut valid dan reliabel.

1. Pengujian Validitas

Dalam melakukan penelitian, uji validitas merupakan salah satu hal

penting yang harus dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui valid atau

tidaknya angket penelitian. Arikunto (2006: 168), menjelaskan bahwa

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur sesuatu

yang hendak diukur dan memiliki kesamaan antara data yang terkumpul

(39)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur”

Dalam proses uji validitas instrumen, peneliti melakukan pengujian

terhadap setiap butir-butir pertanyaan dalam angket dan proses

perhitungannya menggunakan rumus Pearson Product Moment (Riduwan,

2013: 98), yaitu:

= n ∑XY − (∑X)(∑Y)

n ∑X2 − ∑X 2 . {n () (Y)²}

Keterangan:

rhitung = Koefisien korelasi

∑Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden

Hasil dari perhitungan korelasi Pearson Product Moment (PPM),

selanjutnya dilakukan uji signifikansi menggunakan rumus Uji-t sebagai

berikut:

= r n−2

1−r²

Keterangan:

thitung = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Hasil perhitungan thitung kemudian dikonsultasikan dengan distribusi

(tabel t), yang diketahui taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat

(40)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesudah nilai thitung selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel,

dengan kaidah keputusan sebagai berikut: jika thitung > ttabel maka item soal

dinyatakan valid. Sebaliknya, jika thitung < ttabel maka item soal dinyatakan

tidak valid.

Peneliti melakukan uji validitas angket kepada 42 responden di

MAN Sukamanah, MAN Cipasung, MAN Kiara Kuda Ciawi, dan MAN

Cikalong. Sehingga didapatkan hasil uji validitas dengan menggunakan

Microsoft Office Excel 2007 sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel X (Supervisi Akademik Kepala Sekolah)

No. Item

Koefisien Korelasi rhitung

Harga thitung

Harga ttabel Keterangan

1. 0,379 2.590 1,684 Valid

2. 0,272 1.788 1,684 Valid

3. 0,725 6.657 1,684 Valid

4. 0,509 3.740 1,684 Valid

5. 0,598 4.719 1,684 Valid

6. 0,591 4.634 1,684 Valid

7. 0,508 3.730 1,684 Valid

8. 0,487 3.527 1,684 Valid

9. 0,446 3.152 1,684 Valid

10. 0,563 4.308 1,684 Valid

11. 0,489 3.546 1,684 Valid

12. 0,621 5.011 1,684 Valid

13. 0,563 4.308 1,684 Valid

14. 0,502 3.671 1,684 Valid

(41)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16. 0,548 4.143 1,684 Valid

17. 0,555 4.220 1,684 Valid

18. 0,491 3.565 1,684 Valid

19. 0,372 2.535 1,684 Valid

20. 0,641 5.282 1,684 Valid

No. Item

Koefisien Korelasi rhitung

Harga thitung

Harga ttabel Keterangan

21. 0,705 6.287 1,684 Valid

22. 0,799 8.404 1,684 Valid

23. 0,670 5.708 1,684 Valid

24. 0,475 3.414 1,684 Valid

25. 0,211 1.365 1,684 Tidak Valid

26. 0,536 4.016 1,684 Valid

27. 0,573 4.422 1,684 Valid

28. 0,611 4.881 1,684 Valid

29. 0,530 3.953 1,684 Valid

30. 0,316 2.106 1,684 Valid

31. 0,587 4.586 1,684 Valid

32. 0,599 4.610 1,684 Valid

Setelah dilakukan perhitungan terhadap uji validitas variabel X

(supervisi akademik kepala sekolah) pada tabel 3.5, diperoleh hasil bahwa

dari 32 item yang diujikan hanya terdapat satu item yang tidak valid dan

item tidak digunakan, tetapi 31 item lainnya dinyatakan valid dan

digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Tabel 3.6

(42)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lanjutan Tabel 3.6 No.

Item

Koefisien Korelasi rhitung

Harga thitung

Harga ttabel Keterangan

1. 0,656 5,497 1,684 Valid

2. 0,588 4,598 1,684 Valid

3. 0,667 5,662 1,684 Valid

4. 0,656 5,497 1,684 Valid

5. 0,530 3,953 1,684 Valid

6. 0,624 5,296 1,684 Valid

7. 0,747 7,106 1,684 Valid

8. 0,579 4,491 1,684 Valid

9. 0,743 7,021 1,684 Valid

10. 0,657 5,512 1,684 Valid

11. 0,784 7,988 1,684 Valid

12. 0,698 6,165 1,684 Valid

13. 0,721 6,581 1,684 Valid

14. 0,629 5,117 1,684 Valid

15. 0,770 7,633 1,684 Valid

16. 0,579 4,491 1,684 Valid

17. 0,709 6,359 1,684 Valid

18. 0,691 6,046 1,684 Valid

19. 0,620 4,998 1,684 Valid

20. 0,744 7,042 1,684 Valid

21. 0,697 6,148 1,684 Valid

22. 0,703 6,252 1,684 Valid

23. 0,559 4,264 1,684 Valid

(43)

Nia Kurniati, 2014

Pengaruh Suvervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Se-Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25. 0,660 5,556 1,684 Valid

26. 0,647 5,367 1,684 Valid

27. 0,435 3,055 1,684 Valid

28. 0,539 4,047 1,684 Valid

29. 0,622 5,024 1,684 Valid

30. 0,694 6,096 1,684 Valid

No. Item

Koefisien Korelasi rhitung

Harga thitung

Harga ttabel Keterangan

31. 0,566 4,342 1,684 Valid

32. 0,489 3,546 1,684 Valid

33. 0,566 4,342 1,684 Valid

34. 0,626 5,077 1,684 Valid

Setelah dilakukan perhitungan uji validitas terhadap variabel Y

(kinerja mengajar guru) pada tabel 3.6, diperoleh hasil bahwa dari 34 item

yang diujikan, 34 item tersebut dinyatakan valid dan digunakan untuk

penelitian selanjutnya.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabel berarti dapat dipercaya, sehingga angket yang diuji akan

menghasilkan data yang sama meskipun diukur dalam waktu yang

berbeda. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 173), bahwa “Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.” Di samping itu, Arikunto (2006: 178) menyatakan bahwa “Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.”

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Guru PNS MAN di Kabupaten Tasikmalaya
Tabel 3.2 Sampel Guru MAN Berdasarkan Sekolah
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1) dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) pada SMA Negeri di Kabupaten Subang ...146.. BAB V Kesimpulan dan

Kontribusi Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru SMP Negeri di

PERNYATAAN TAPM yang berjudul Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru SMA Negeri di Kabupaten Kaur adalah basil karya

Berdasarkan temuan hasil penelitian mengenai pengaruh supervisi akademik dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran di SDN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru pada Sekolah Dasar. Negeri di Kecamatan

Secara bersama-sama variabel supervisi akademik kepala madrasah dan iklim organisasi madrasah memberikan pengaruh positif yang cukup terhadap kinerja inovatif guru nilai

Pembahasan tentang supervisi akademik kepala sekolah dan kompensasi terhadap kinerja mengajar guru SD di kota Sukabumi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari

Berdasarkan temuan hasil penelitian mengenai pengaruh supervisi akademik dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran di SDN