Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV A SDN 6 Cikidang Kabupaten Bandung Barat Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Nunung Muslihat
1004269
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN IPS
Oleh
Nunung Muslihat
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Nunung Muslihat 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,
Nunung Muslihat, 2014
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “ Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa IV A SDN 6 Cikidang Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat semester 2 tahun ajaran 2013/2014 pada pembelajaran IPS melalui penerapan model
cooperative learning tipe think pair share. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan model Kemiss dan Taggart. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A SDN 6 Cikidang dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru, instrument tes dan field note (catatan lapangan). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS, hal ini ditunjukkan dengan siswa mau membaca bahan ajar yang telah diberikan oleh guru, dimana sebelum tindakan siswa yang mau membaca bahan ajar yang yang diberikan oleh guru berjumlah18 siswa (62,06%), kemudian meningkat menjadi 29 siswa (100%) pada siklus I dan 28 siswa (96,55%) pada siklus II. Siswa mau mengerjakan tugas individunya dengan baik atau serius, sebelum tindakan siswa yang mau mengerjakan tugas individunya berjumlah17 siswa (58,62%), kemudian meningkat smenjadi 28 siswa (96,55%) pada siklus I dan 27 siswa (93,10%) pada siklus II. Siswa mau bekerjasama dengan pasangan dan dengan semua anggota kelompok, sebelum tindakan siswa yang mau bekerjasama berjumlah 17 siswa (58,62%) kemudian meningkat menjadi 22 siswa (75,86%) pada siklus I dan 26 siswa (89,65%) pada siklus II. Siswa mau menyimak penjelasan guru maupun temannya yang sedang presentasi di depan kelas sebelum tindakan berjumlah 20 siswa (68,96%), kemudian meningkat menjadi 23 siswa (79,31%) pada siklus I dan 27 siswa (93,10%)sebanyak 27 siswa (93,10%) pada siklus II. Siswa berani bertanya maupun mengemukakan pendapat sebelum tindakan berjumlah 4 siswa (13,79%), kemudian meningkat menjadi 11 siswa (37,93%) pada siklus I dan 21 siswa (72,41%) pada siklus II. Siswa berani untuk mempresentasikan atau menjelaskan hasil diskusinya di depan kelas sebelum tindakan berjumlah 5 siswa (17,24%), kemudian meningkat menjadi 8 siswa (27,58%) pada siklus I dan 26 siswa (89,65%) pada siklus II. Selain meningkatkan aktivitas belajar siswa, penerapan model cooperative learning tipe think pair share dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa yang tuntas atau mencapai KKM yaitu sebelum tindakan sebanyak 8 siswa (27,58%), pada siklus I sebanyak 20 siswa (68,96%), dan pada siklus II sebanyak 26 siswa (89,65%).
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
This research is entitled “The Implementation of Cooperative Learning Model, Think-Pair-Share Type to Improve Students’ Learning Activity on Social Science
Learning.” This research aims at investigating the improvement of students’
learning activity in class IV A in Sekolah Dasar Negeri (Primary School) 6 Cikidang, Lembang subdistrict, West Bandung region during the second term of school year 2013/2014 on Social Science learning through the implementation of cooperative learning model, think-pair-share type. This study is a classroom
action research which was conducted in two cycles using Kemiss & Taggart’s
model. The participant of this research is the 29 students of class IV A in SDN 6 Cikidang, consisting of 14 male students and 15 female students. The instruments
for collecting the data are observation sheet of students’ activity, observation sheet of teacher’s activity, test, and field-note. The analysis technique employed in the study is qualitative descriptive. The results show that there is an improvement in students’ learning activity on Social Science learning. It is proven by the fact that the students are willing to read the material given by the teacher, which beforehand 18 students (62.06%) are willing to read the material, while in cycle II the number increases to 29 students (100%). The students are willing to do their individual task well or seriously, before the treatment the total number of students who are willing to do their task is 17 (58.62%), then it increases to 28 (96.55%) in cycle I and 27 (93.10%) in cycle II. Students are willing to cooperate
with their partner and with all of the group’s members, before the treatment the
total number of students who are willing to cooperate is 17 (58.62%), then it increases to 22 (75.86%) in cycle I and 26 (89.65%) in cycle II. The total number
of students willing to listen to the teacher’s explanation and their classmates who
doing presentation in front of the class before the treatment is 20 (68.96%), then it increases to 23 (79.31%) in cycle I and 27 (93.10%) in cycle II. The total number of students willing to ask and give opinions before the treatment is 4 (13.79%), then it increases to 11 (37.93%) in cycle I and 21 (72.41%) in cycle II. The total number of students willing to present or explain their discussion result in front of the class before the treatment is 5 (16.24%), then it increases to 8 (27.58%) in
cycle I and 26 (89.65%) in cycle II. Beside increasing the students’ learning
activity, the implementation of cooperative learning model—think-pair-share type
can improve students’ learning achievement as well. It is shown by the increasing
number of students who pass or reach the minimum mastery criterion (Kriteria Ketuntasan Minimal), which before the treatment is 8 students (27.58%), then it becomes 20 students (68.96%) in cycle I, and 26 students (89.65%) in cycle II.
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sekolah dasar merupakan salah satu bagian dari pendidikan dasar.
Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada
siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat,
dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti
pendidikan menengah.
Sekolah dasar tidak semata-semata membekali siswa berupa kemampuan
membaca, menulis dan berhitung semata, tetapi harus mengembangkan potensi
pada siswa baik potensi mental, sosial dan spiritual. Sekolah dasar memiliki visi
mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Sesuai dengan undang-undang
RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (pasal 1).
Masa usia sekolah dasar adalah masa kanak-kanak akhir yang berlangsung
dari usia enam sampai kira-kira sebelas atau dua belas tahun. Sesuai dengan
karakteristik siswa sekolah dasar yang suka bermain, mempunyai rasa ingin tahu
yang sangat besar, mudah terpengaruh oleh lingkungan dan gemar untuk
membentuk kelompok sebaya.
Dengan demikian, guru harus memerhatikan prinsip pembelajaran yang
diperlukan agar tercipta suasana yang kondusif dan menyenangkan tersebut.
Dimana prinsip tersebut yaitu: prinsip motivasi, prinsip latar belakang, pemusatan
perhatian, keterpaduan, pemecahan masalah, menemukan, belajar sambil bekerja,
belajar sambil bermain, perbedaan individu, dan hubungan sosial (Susanto, 2013,
hlm. 86).
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan yang
2
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan nasional. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) dikemukakan bahwa mata pelajaran IPS merupakan muatan wajib
yang harus ada dalam muatan kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Materi
pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar menggunakan pendekatan secara
terpadu/fusi. Materi pendidikan IPS yang disajikan pada tingkat sekolah dasar
tidak menunjukan label dari masing-masing disiplin ilmu sosial (Sapriya, 2008,
hlm.28).
Dalam KTSP (Depdiknas : 2006) mata pelajaran IPS bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Pendidikan IPS sebagai mata pelajaran yang diberikan pada jenjang
pendidikan di lingkungan persekolahan, bukan hanya memberikan pengetahuan
saja, tetapi juga memberikan bekal nilai dan sikap serta keterampilan dalam
kehidupan peserta didik di masyarakat, bangsa dan negara dalam berbagai
karakteristik (Susanto, 2013, hlm. 144).
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru memegang peranan yang sangat
penting. Guru harus mampu menjadi pendidik yang profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan menguasai
peserta didiknya. Seorang guru juga harus dapat melaksanakan fungsinya sebagai
agen pembelajaran yang berperan sebagai fasilitator, motivator, rekayasa
pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi siswa.
Sejauh ini, pembelajaran IPS di persekolahan khususnya di sekolah dasar
dirasakan masih kurang efektif, sehingga tujuan pembelajaran IPS dirasa masih
belum tercapai. Salah satu penyebabnya adalah profesionalisme guru yang kurang
berkembang. Pembelajaran didominasi dengan belajar menghafal fakta-fakta, atau
3
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemecahan masalah serta tidak mempunyai kreativitas dalam menghadapi
masalah sehari-hari yang menantang.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti selama Program
Latihan Profesi (PLP) di SDN 6 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat, ditemukan bahwa proses pembelajaran IPS di kelas IV A tidak
berlangsung dengan baik dan optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu: 1) terbatasnya buku sumber; 2) metode dan model mengajar yang
digunakan guru masih konvensional, guru hanya menyampaikan materi dengan
metode ceramah dan menyampaiakan materi yang ada pada buku sumber saja; 3)
guru belum berupaya untuk membuat media dan sumber belajar lain yang dapat
menarik minat belajar siswa; dan 4) dalam kegiatan pembelajaran kebanyakan
siswa hanya disuruh untuk mencatat materi, kemudian mengisi LKS “Cerdas”
tanpa memahami esensi dari materi tersebut; 5) guru tidak membiasakan siswa
untuk belajar kelompok, sehingga ketika siswa diarahkan untuk berdiskusi siswa
kesulitan untuk melakukan kerjasama dengan teman yang lain.
Faktor-faktor tersebut mengakibatkan aktivitas belajar siswa di kelas IV A
rendah, banyak siswa yang malas belajar, tidak mau memperhatikan guru pada
saat pembelajaran, malas membaca buku, siswa tidak berani bertanya maupun
mengemukakan pendapat, dan siswa tidak mau bekerja sama ketika diarahkan
untuk belajar kelompok. faktor-faktor tersebut pula yang mengakibatkan
rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan lebih dari 50 % siswa
tidak mencapai KKM (65) dengan rata-rata nilai 54,28 sehingga guru harus
melakukan remedial.
Dari fakta di atas, jelas bahwa dalam kegiatan pembelajaran IPS masih
banyak terdapat kendala yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan
pembelajaran. Guru masih belum maksimal menjalankan perannya sebagai agen
pembelajaran yaitu, sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran serta belum maksimal dalam menjalankan
prinsip pembelajaran di sekolah dasar.
Melihat kondisi tersebut, maka peneliti akan menerapkan suatu metode
4
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
share untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Think pair share merupakan
model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman yang
memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain
dan mengoptimalkan partisipasi siswa (Huda, 2011, hlm. 136).
Think pair share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk
memberi waktu lebih banyak kepada siswa untuk berpikir, menjawab, dan saling
membantu satu sama lain (Majid, 2013, hlm. 191).
Model cooperative learning tipe think pair share ini dapat mengaktifkan
seluruh siswa, karena siswa diberi kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerja
sama dengan orang lain dalam kelompok kecil, sehingga akan terjadi interaksi
yang intensif di antara anggota kelompok dan antar kelompok. Dalam kegiatan
pembelajaran siswa akan mendapatkan pemahaman mengenai materi tidak hanya
dari guru saja, melainkan dari kegiatan interaksi dengan anggota kelompoknya
maupun antar kelompok.
Berdasarkan uaraian di atas, maka peneliti akan menerapkan model “Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS”
penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV A SDN 6 Cikidang Kabupaten
Bandung Barat Semester 2 tahun ajaran 2013/2014).
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka permasalahan dalam
penelitian di ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Metode atau model pembelajaran IPS di kelas IV A SDN 6 Cikidang masih
didominasi dengan metode ceramah yang menyebabkan siswa tidak
bersemangat mengikuti pembelajaran
2. Jumlah buku sumber sangat terbatas, sehingga siswa harus banyak mencatat
tanpa memahami esensi dari materi tersebut
3. Guru belum berupaya untuk membuat media dan sumber belajar lain yang
5
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Rendahnya aktivitas belajar siswa, (banyak siswa yang malas belajar, tidak
memperhatikan guru pada saat pembelajaran, malas membaca buku atau tugas
yang diberikan oleh guru, siswa tidak aktif bertanya maupun mengemukakan
pendapat, masih banyak siswa yang tidak mau bekerjasama ketika diarahkan
untuk belajar kelompok, dan masih banyak siswa yang belum berani maju ke
depan untuk mempresentasikan hasil disksusinya di depan kelas)
5. Rendahnya hasil belajar siswa, lebih dari 50 % siswa kelas IV A tidak
mencapai KKM dengan rata-rata nilai 54,28, sehingga guru harus melakukan
remedial
Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut, maka penelitian ini
difokuskan pada permasalahan mengenai rendahnya aktivitas belajar siswa,
dengan demikian diperlukan metode yang dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa, sehingga ketika aktivitas belajar siswa meningkat, diharapkan hasil belajar
siswa akan meningkat pula. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menerapkan
model cooperative learning tipe think pair share untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV A SDN 6 Cikidang.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah penelitian di atas,
dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kondisi pembelajaran IPS di kelas IV A SDN 6 Cikidang
2. Bagaimanakah prosedur penerapan model cooperative learning tipe think pair
share untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS di
kelas IV A SDN 6 Cikidang
3. Bagaiamanakah peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diterapkannya
model pembelajaran cooperative learning tipe think pair share di kelas IV A
SDN 6 Cikidang
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian
6
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Kondisi pembelajaran IPS di kelas IV A SDN 6 Cikidang
2. Prosedur penerapan model cooperative learning tipe think pair share untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV A
SDN 6 Cikidang
3. Peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran
cooperative learning tipe think pair share di kelas IV A SDN 6 Cikidang
E. Manfaat Peneltian
1. Secara teoritis
Menambah pengetahuan baru mengenai model pembelajaran khususnya
model cooperative learning tipe think pair share dalam pembelajaran IPS di
sekolah dasar
2. Secara praktis
a. Bagi siswa
1) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari IPS
2) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa khususnya siswa kelas IV A
pada pembelajaran IPS
3) Meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi IPS
b. Bagi guru
1) Dapat memberikan pengetahuan baru mengenai metode dan model
pembelajaran IPS khususnya di sekolah dasar
2) Memberikan wawasan mengenai penerapan model cooperative learning
tipe think pair share pada pembelajaran IPS
c. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan tetang penerapan model pembelajaran
cooperative learning tipe Think-Pair-Share pada pembelajaran IPS, serta
menambah pengetahuan tentang bagaimana pelasanaan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) pada pembelajaran IPS di sekolah dasar.
7
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori yang relevan, hipotesis
tindakan dalam peneltian ini dpat dirumuskan sebagai berikut: Dengan
menerapkan model cooperative learning aktivitas belajar siswa kelas IV A SDN 6
Cikidang pada pembelajaran IPS dapat meningkat.
G. Definisi Operasional
Kerlinger (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 3) menyatakan bahwa “variabel
adalah konstruk (construct) sifat yang akan dipelajari”. Variabel penelitian pada
dasarnya segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012, hlm. 2). Dalam penelitian tindakan kelas
ini terdapat dua variabel penelitian yaitu.
1. Model cooperative learning tipe think pair share
Think pair share merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh
Frank Lyman dari University of Maryland. Model pembelajaran ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpikir sendiri dan bertukar informasi dengan
orang lain. Dalam penelitian ini guru akan melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan langkah–langkah model cooperative learning tipe think pair share yang
akan dilaksanakan pada kegiatan inti pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a) tahap Think (guru memberikan tugas atau masalah kepada semua siswa dan
setiap siswa memikirkan jawaban atau pemecahan masalah secara individual)
b) tahap Pair (guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi mengenai jawaban
yang sudah mereka miliki dengan pasangan, kemudian dengan semua anggota
kelompok)
c) tahap Share (setiap kelompok mempresentasikan jawaban hasil diskusinya)
2. Aktivitas belajar siswa
Aktivitas belajar siswa adalah serangkaian kegiatan psiko-fisik yang
8
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
materi ajar yang disampaikan. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud dalam
penelitian ini yaitu:
a. kegiatan visual : (membaca)
b. kegiatan lisan (oral) : (mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan)
c. kegiatan mendengarkan : (menyimak penjelasan/presentasi)
d. kegiatan menulis : (mengerjakan tugas)
e. kegiatan mental : (memecahkan masalah secara bersama-sama/bekerjasama)
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research), yang dilakukan dalam upaya memperbaiki
pembelajaran dengan memberikan suatu tindakan sehingga dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi IPS. Penelitian ini dilakukan secara
kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti sebagai guru, guru kelas dan beberapa
observer untuk mengobservasi pelaksanaan proses pembelajaran.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral
dari Kemiss dan Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2008, hlm. 66) yaitu suatu
tindakan yang terdiri atas empat komponen. Keempat komponen tersebut,
meliputi: (1) perencanaan, (2) aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Sesudah suatu siklus selesai di implementasikan, khususnya sesudah adanya
refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan
dalam bentuk siklus tersendiri
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV A SDN 6 Cikidang
Jl.Cikawari Desa Wangunharja Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian ini di lakukan sesuai dengan jadwal penelitian yang diberikan
dari sekolah. Penelitian ini dilaksankan pada bulan Mei 2014.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV A SDN 6 Cikidang dengan jumlah
siswa 29 siswa, yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa
28
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Prosedur Penelitian
Ciri dari penelitian tindakan kelas adalah adanya suatu tindakan yang
dipraktekkan dikelas, dan tindakan tersebut mengikuti sebuah alur desain
penelitian. Rencana penelitian tindakan kelas akan dilakukan dalam beberapa
siklus. Pelaksanaan siklus I menjadi landasan untuk pelaksanaan siklus II dan
seterusnya sampai hasilnya dapat dilihat, tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu
rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
Siklus I
1. Rencana tindakan
Pada tahap ini persiapan-persiapan yang dilaksanakan untuk penelitian
tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1) Mmbuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan
diajarkan sesuai dengan model yang akan digunakan. RPP ini disusun oleh
peneliti sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
2) Mempersiapkan media, sumber belajar, dan kelengkapan pembelajaran untuk
kegiatan pembelajaran sesuai dengan model yang digunakan.
3) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
4) Membuat lembar observasi aktivitas guru untuk mengetahui kesesuaian
tindakan guru dengan model yang digunakan yaitu cooperative learning tipe
think pair share.
5) Menyusun lembar kegiatan siswa
6) Menyusun tes hasil belajar tentang materi yang sudah disampaikan
29
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2) Menyajikan materi pokok pembelajaran tentang permasalahan sosial yang
akan disampaiakan dengan metode atau model cooperative learning tipe
think-pair-share.
3) Siswa melaksanakan kegiatan diskusi mengenai materi yang disampaikan
4) Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran
pada tahap think pair share
5) Guru melaksanakan evaluasi hasil belajar
6) Guru meminta observer untuk mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru
pada saat proses pembelajaran
3. Observasi
Pada tahap ini peneliti dibantu oleh observer untuk melakukan pengamatan
proses pembelajaran yang berlangsung dan untuk membantu pengambilan data.
Kegiatan yang diamati adalah aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas, dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan
penelitian ini peneliti dibantu oleh beberapa observer untuk membantu
pengambilan data. Dalam kegiatan pembelajaran think-pair-share ini siswa dibagi
ke dalam 6 kelompok, Dua kelompok diamati oleh satu observer.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis hasil
observasi sehingga dapat diketahui adanya tindakan, masalah serta hasil yang
terjadi setelah proses pembelajaran tersebut diberi tindakan. Berdasarkan hasil
kajian pada siklus I tersebut dijadikan sebagai bahan perbaikan pada kegiatan
30
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan beberapa
instrumen atau alat untuk mendapatkan data penelitian. Instrumen yang digunakan
adalah :
1. Lembar observasi
Lembar observasi berupa pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran IPS di kelas dan pengamatan aktivitas guru dalam menerapkan
model cooperative learning tipe think-pair-share.
2. Instrumen tes
Alat tes ini brupa tes formatif yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa setelah penerapan model cooperative learning tipe think-pair-share pada
setiap siklus yang disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang harus dicapai.
3. Field note / catatan lapangan
Field note atau catatan lapangan ini berupa catatan pegangan guru yang
digunakan untuk mencatat peristiwa peristiwa atau kejadian diluar skenario
pembelajaran untuk membantu penafsiran data.
F. Analisis dan Interpretasi Data
1. Deskriptif Kualitatif
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
kualitatif. Data hasil observasi aktivitas belajar siswa yang diperoleh dihitung jumlah
indikator yang muncul, kemudian dipersentase dan di analisis, sehingga dapat
diketahui jumlah siswa yang melakukan aktivitas tersebut dalam mengikuti proses
pembelajaran. Dengan demikian peneliti dapat memperoleh gambaran partisipasi
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model
cooperative learning tipe think pair share. Selain data aktivitas siswa, peneliti juga
31
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelebihan dan kelemahan aktivitas guru dalam melaksanakan model cooperative
learning tipe think pair share selama kegiatan pembelajaran .
2. Kuantitatif
Data kuantitatif berupa skor penilaian yang diperoleh siswa dari tes formatif yang
diberikan pada setiap akhir pembelajaran.
a. Penyekoran hasil tes
Pemberian skor dilakukan dengan memberikan skor yang berbeda pada
butir-butir soal. Bobot soal ini menyesuaikan dengan tingkatan kognitif dengan
rumus sebagai berikut :
(Rohani, 2004, hlm. 197)
b. Menghitung nilai rata-rata kelas
Setelah melakukan penskoran kemudian dihitung nilai rata-rata kelas dengan
rumus:
(Sudjana, 2013, hlm. 109)
Keterangan :
x = nilai rata-rata
∑ = jumlah semua nilai siswa
∑ = jumlah siswa
c. Menghitung ketuntasan belajar
KKM yang ditentukan oleh SDN 6 Cikidang untuk mata pelajaran IPS
kelas IV adalah 65. Oleh karena itu, jika siswa mendapatkan nilai 65 maka ia
telah mencapai ketuntasan belajar.
X =
∑∑
32
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Membuat persentase ketuntasan belajar
Ketuntasan belajar di kelas dapat dilihat dari seberapa banyak siswa yang
telah mencapai batas ketuntasan belajar. Pengolahan persentase kecakapan
akademik kelas menggunakan rumus sebagai berikut :
(Zainal, dkk, dalam Latifah,D. 2013)
Keterangan :
P = Ketuntasan belajar ∑ = Jumlah siswa yang tuntas belajar ∑ = Jumlah seluruh siswa
100% = Bilangan tetap
Penelitian ini akan dihentikan jika aktivitas belajar siswa kelas IV A SDN
6 Cikidang pada pembelajaran IPS sudah mengalami peningkatan. Selain aktivitas
belajar siswa, ketuntasan hasil belajar siswa pada materi pokok masalah sosial
diharapkan dapat meningkat. Jika aktivitas belajar siswa dengan indikator
aktivitas yang telah ditentukan dapat meningkat, maka model cooperative
learning tipe think pair share ini efektif untuk digunakan pada pembelajaran IPS
di kelas IVA SDN 6 Cikidang Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
P =
∑Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hanafiah, N. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.
Hidayat, M. (2013). Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share Dalam Pendidikan IPS. Tersedia di http://repository.upi.edu/5457/
Huda, M. (2011). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Latifah, D. (2013). Model Pembelajaran Cooperative Tipe TGT Pada Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tersedia di http://repository.upi.edu
Lie, A. (2007). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo.
Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Monika, K. (2012). Efektivitas Model Kooperatif Tipe Think Pair Share Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tersedia di http://repository.library.uksw.edu/handle/123456789/954
Reni, S, dkk. (2013). Pembelajaran Model Kooperatif Think Pair Share. Tersedia di https://repository.unri.ac.id/xmlui/handle/123456789/4647?show=ful
Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sapriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKn PRESS.
Slavin, E. (2008). Cooperative Learning Teori,Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
87
Nunung Muslihat, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Peneltian. Bandung: Afabeta.
Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Supriatna, N. dkk. (2009). Pendidikan IPS SD. Bandung: UPI PRESS.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS.