PENGGUNAAN MEDIA WAYANG JAWA DENGAN TOKOH PUNAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA
BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI
(PenelitianTindakanKelas di TK Ihsaniyah 2 Kelompok B jl.Cimanuk No. 8 Mintaragen Kota Tegal)
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhiSebagiandariSyaratuntuk
MemperolehGelarSarjanaPendidikan
Program StudiPendidikan Guru PendidikanAnakUsiaDini
Oleh :
ATIKA ZAHRA FURI
0902905
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG JAWA DENGAN TOKOH
PUNAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA
BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI DI TK IHSANIYAH 2
KELOMPOK B MINTARAGEN KOTA TEGAL
Oleh
Atika Zahra Furi
Sebuahskripsi yang
diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanapadaFakult
asIlmuPendidikan
© Atika Zahra Furi 2013
UniversitasPendidikan Indonesia
Juni 2013
HakCiptadilindungiundang-undang.
Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhnyaatausebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
Atika Zahra Furi 0902905
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG JAWA DENGAN TOKOH PUNAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA
BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI DI TK IHSANIYAH 2 KELOMPOK B MINTARAGEN KOTA TEGAL
(PenelitianTindakanKelas di TK Ihsaniyah 2 Kelompok B jl.Cimanuk No. 8 Mintaragen Kota Tegal)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Dr. OcihSetiasih, M.Pd NIP. 19600707 198601 2 001
Pembimbing II
Ira Rengganis, S.Pd.,M.Sn. NIP. 19800214 200812 2 001
Mengetahui:
Ketua Program StudiPendidikan Guru PendidikanAnakUsiaDini FakultasIlmuPendidikan
UniversitasPendidikan Indonesia
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG JAWA DENGAN TOKOH
PUNAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA
BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI
Oleh
Atika Zahra Furi
0902905
Penguji I Penguji II
Rudiyanto, S.Pd.,M.Si HenyDjoehaeni, S.Pd., M.Si
NIP. 19740617199031003 NIP. 1970072419980222001
Penguji III Penguji IV
Rita Mariyana, M.Pd Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd NIP. 197803082001122001 NIP. 197708282003121002
Mengetahui,
Ketua Program StudiPendidikan Guru PendidikanAnakUsiaDini
FakultasIlmuPendidikan
UniversitasPendidikan Indonesia
ABSTRAK
Penggunaan Media Wayang Jawa dengan Tokoh Punakawan dalam Meningkatkan
Penguasaan Kosa Kata Bahasa Indonesia Anak Usia Dini
Oleh : Atika Zahra Furi
0902905
Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak kelompok B TK Ihsaniyah 2 kota Tegal. Permasalahan yang ditemukan adalah beberapa anak kelompok B belum dapat menyebutkan kosa kata umum dan khusus seperti kata benda dan kata sifat. Pada saat bercerita (berbagi pengalaman) anak masih belum dapat membedakan kata yang termasuk ke dalam kata benda, kata sifat dan kata kerja. Lokasi TK Ihsaniyah 2 kota Tegal yang terletak dekat dengan pantai, sehingga bahasa yang sering digunakan sehari-hari oleh anak adalah bahasa Tegalan sehingga membuat kosa kata khususnya bahasa Indonesia anak rendah. Hal ini disebabkan karena metode pembelajaran kurang bervariasi dan media yang digunakan guru kurang kreatif dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Indonesia anak. Rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) Bagaimanakah kondisi objektif penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak di TK Ihsaniyah 2? (2) Bagaimana penggunaan media Wayang Jawa untuk meningkatkan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak TK Ihsaniyah 2? (3) Bagaimanakah peningkatan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak TK Ihsaniyah 2 setelah penggunaan media Wayang Jawa? Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang meningkatnya penguasaan kosa kata bahasa Indonesia anak Taman Kanak-kanak melalui penggunaan media Wayang Jawa tokoh Punakawan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan datan yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini anak kelompok B TK Ihsaniyah 2 kota Tegal yang berjumlah 12 orang anak. Kemampuan kosa kata bahasa Indonesia anak setelah dilakukan tindakan menunjukkan adanya peningkatan yang cukup tinggi, terlihat pada kemampuan yang berhasil dijawab oleh anak dengan baik. Hasil nilai yang diperoleh anak pada siklus 2, yang mendapat nilai baik sebanyak 73,5%, nilai cukup 26,5% dan nilai kurang 0 atau tidak ada. Rekomendasi bagi guru dalam penggunaan media Wayang Jawa tokoh Punakawan, guru harus mengetahui langkah-langkah dalam penggunaan media Wayang Jawa tokoh Punakawan dan harus kreatif dalam membuat suatu media Wayang Jawa tokoh Punakawan sesuai dengan tema pembelajaran.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……… ... i
KATA PENGANTAR……. ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI……… ... v
DAFTAR BAGAN………... ... viii
DAFTAR GAMBAR……... ... ix
DAFTAR TABEL………… ... x
DAFTAR GRAFIK………. ... xi
DAFTAR LAMPIRAN…... ... xii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar BelakangPenelitian ……….. 1
B.RumusanMasalah …….. ……….. 5
C.TujuanPenelitian ……... ……… 5
D.ManfaatPenelitian ……. ... 5
E.PenjelasanIstilah…… ... 6
F. StrukturOrganisasi…... ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.PerkembanganBahasadanPenguasaanKos
a Kata AnakUsiaDini ...
1. PerkembanganBahasaAnak ... 10
2. PenguasaanKosakataBahasa Indonesia ... 15 B.Media PembelajaranKosa kata Bahasa Indonesia AnakUsia TK ... 19 bagai Media PenguasaanKosa kata Bahasa Indonesia Anak TK ... 22 1. PengertianWayangJawa ... 22
2. TokohPunakawan ... 24
BAB III METODE PENELITIAN A.PendekatandanMetodePenelitian ... 29
B.DesainPenelitian ... 31
C.LokasidanSubjekPenelitian ... 35
D.InstrumenPenelitian ... 35
E.TeknikPengumpulan Data ... 44
F. Analisis Data ... 45
G.JadwalPenelitian ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
A.HasilPenelitian ... 48
B.Pembahasan ... 87
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan ... 101
B.Rekomendasi ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 104
DAFTAR BAGAN
Bagan
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 WayangSemar ... 25
2.2 WayangGareng ... 26
2.3 WayangPetruk ... 27
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Kisi-kisiInstrumenPenelitian ... 37
3.2 JadwalPenelitian ... 47
4.1Penguasaan Kosa Kata Bahasa
IndonesiaAnakPadaPraSiklus
……….. 51
4.2 Data Penguasaan Kosa Kata Bahasa
IndonesiaAnakPadaPraSiklus ………. ... 52
4.3 Penguasaan Kosa Kata Bahasa
IndonesiaPadaSiklus 1
………... 67
4.4 Penguasaan Kosa Kata Bahasa
IndonesiaPadaSiklus 2
………... ... 81
4.5 Data Penguasaan Kosa Kata Bahasa
IndonesiaAnakPadaSiklus 1&Siklus 2 ... 83
4.6 PersentaseHasil
PeningkatanPenguasaanKosa Kata
Bahasa Indonesia Anak Melalui Media
WayangJawaTokohPunakawan…………
DAFTAR GRAFIK
Grafik
4.1 GrafikPenguasaanKosa Kata Bahasa
Indonesia AnakPadaObservasiAwal
(PraSiklus)
………... ... 53
4.2 GrafikPenguasaanKosa Kata Bahasa
Indonesia AnakPadaSiklus 1&Siklus 2.. ... 84
4.3GrafikPerolehanNilaidanPerbandinganPen
guasaanKosa Kata Bahasa Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A Pedomanwawancaradengan guru kelompok B
B Lembarobservasiaktivitas guru padakegiatanpenguasaankosa kata
bahasaindonesia
C Lembarobservasiaktivitasanakpadakegiatanpenguasaankosa kata
bahasaindonesia
D Kisi-kisipedomanobservasi penguasaan kosa kata bahasa indonesia anak
usia dini
E Rencana kegiatan mingguan (RKM)
F Rencanakegiatanharian (RKH)
G Cerita wayang jawa tokoh punakawan
H Catatan lapangan
I Dokumentasikegiatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 butir 14). Pendidikan anak
usia dini merupakan salah satu lembaga pendidikan prasekolah yang diharapkan
menjadi fasilitator bagi perkembangan anak. PAUD merupakan investasi bangsa
yang sangat berharga dan sekaligus bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan
dan perkembangan anak secara menyeluruh bagi pendidikan selanjutnya. Usia
dini merupakan usia yang sangat berharga dalam mempengaruhi perkembangan
anak. Garis-garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak
(Depdikbud, 1994) tujuan program kegiatan belajar anak:
“Untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap,
pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya”.
Pembelajaran yang menyenangkan dengan media yang tepat, selain dapat
membantu anak dalam memahami suatu pesan, dianggap dapat merangsang
kemampuan berbahasa anak. Dengan penyajian yang menarik dan langsung akan
memberikan stimulus yang positif sehingga anak dapat mengungkapkan kembali
dengan sistematis sesuai dengan apa yang didengar, dilihat dan dirasakan. Dalam
pemilihan media diintegrasikan pada kegiatan pembelajarannya yang sesuai
dengan karakteristik anak. Menurut (Eliyawati, 2005: 2) terdapat karakteristik
2
antusias, (5) eksploratif, (6) kaya dengan fantasi / daya khayal, (7) berjiwa
petualang, (8) aktif, (9) enerjik, (10) sosial.
Bahasa menjadi lebih penting pada usia TK karena pada masa ini kosa kata
anak sangat meningkat. Fungsi bahasa adalah untuk pemahaman anak dan
pengenalan anak serta keterampilan anak dalam berbahasa Indonesia akan dapat
bermanfaat dalam proses pendidikan secara formal (Chaer, 2006: 2). Oleh sebab
itu, keterampilan berbahasa Indonesia secara dini harus ditanamkan sehingga
mereka memiliki bekal yang cukup dalam berbahasa Indonesia. Fungsi bahasa
Indonesia itu sendiri adalah sebagai alat komunikasi. Hal ini diperkuat dengan
hasil penelitian (Hurlock, 1978: 113) bahwa “kosa kata anak meningkat pesat
ketika ia belajar kata-kata baru dan arti-arti baru untuk kata-kata lama”. Kosakata
sangat penting bagi anak sebagai dasar kemampuan berbahasa anak untuk
pendidikan yang lebih lanjut. Kemampuan kosa kata Bahasa Indonesia yang
dimiliki anak merupakan salah satu cara yang utama untuk mengekspresikan
pikiran dan pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain.
“Anak yang sedang tumbuh kembang mengkomunikasikan kebutuhannya,
pikirannya dan perasaannya melalui bahasa dengan kata-kata yang mempunyai
makna unik” (Welton dan Mallon, 1981: 118). William Stern dan Clara Stern
(Yusuf, 2001) bahwa “anak usia 5-6 tahun lebih banyak menggunakan kata kerja
dari pada kata benda dan kalimat anak sudah terdiri dari 6-8 kata”. Mereka juga
sudah dapat menjelaskan arti kata-kata yang sederhana dan juga mengetahui
lawan kata, sehingga pada akhir usia prasekolah anak umumnya sudah mampu
berkata-kata sederhana, cara bicara yang telah lancar, dapat dimengerti dan cukup
mengikuti tata bahasa walaupun masih melakukan kesalahan berbahasa.
Rendahnya penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia ditunjukkan oleh
anak-anak kelas B TK Ihsaniyah 2 dalam menyebutkan kosa kata umum dan khusus
seperti kata benda dan kata sifat. Pada saat bercerita (berbagi pengalaman) anak
masih belum mampu membedakan kata yang termasuk ke dalam kata benda, kata
sifat dan kata kerja. Terdapat seorang anak yang masih belum jelas dalam
3
dengan pantai, sehingga bahasa yang sering digunakan sehari-hari oleh anak
adalah bahasa Tegalan sehingga membuat kosa kata khususnya bahasa Indonesia
anak rendah. Serta kurangnya pengetahuan guru dalam mengembangkan suatu
media atau aktivitas bermain untuk meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa
Indonesia anak di TK. Menurut Frank dan Theresa Caplan (Hildebrand, 1986:
55-56) “nilai bermain dalam kehidupan anak merupakan syarat mutlak yang sama
sekali tidak bisa diabaikan”. Selain karena terbatasnya waktu dalam pembelajaran
dengan metode bercerita, guru juga mengalami kesulitan memotivasi anak dalam
kegiatan bercerita.
Masalah ini akan diatasi dengan metode yang sesuai dengan karakteristik anak
usia TK yaitu bercerita. Gordon & Browne, 1985: 325 (Moeslichatoen, 1999)
“bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya”. Salah satu alasan melalui bercerita adalah dengan
bercerita, anak mampu mendeskripsikan dan melatih kemampuan berbahasa serta
memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik bagi anak. Penggunaan
media yang tepat merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi rendahnya
kemampuan kosa kata anak khususnya bahasa Indonesia. Media yang digunakan
adalah media wayang jawa dengan tokoh punakawan yang dipadukan dengan
gambar wayang Punakawan. Alasan memilih media wayang dalam pembelajaran
bahasa Indonesia karena anak lebih cenderung mengenal tokoh-tokoh kartun yang
ada di televisi seperti Doraemon, Upin Ipin, Donald Bebek dari pada dengan
tokoh-tokoh wayang, sehingga dapat dikenal oleh anak sejak dini dan bisa
menjadi idola mereka. Selain itu, wayang memiliki kemungkinan sebagai salah
satu media pembelajaran budi pekerti yang dapat mengoptimalkan kemampuan
kosa kata bahasa anak. Keunggulan dari media wayang: (1) memperkenalkan
kembali salah satu produk budaya bangsa Indonesia. (2) Wayang mengandung
ajaran moral, religi, dan sosial. (3) Wayang bersifat timeless yang berarti tak
lekang oleh waktu sehingga jika digunakan sebagai media belajar, maka akan
menghasilkan pembelajaran yang menarik dan melekat bagi anak. Alasan memilih
4
menghibur serta memiliki sifat-sifat yang baik. Kelemahan dari media wayang
antara lain: (1) Ketersediaan alat-alat dan bahan pendukung yang menunjang
dalam kegiatan belajar. (2) Memilih bahan-bahan yang aman dan sesuai dengan
karakteristik anak. (3) Kemampuan anak untuk fokus terhadap kegiatan sampai
akhir masih belum tuntas. Menurut T. Musfiroh (Cerita untuk Anak Usia Dini,
2008) manfaat penggunaan wayang bagi kemampuan berbahasa anak dengan
metode bercerita:
“Menambah penguasaan bahasa, mengembangkan daya fantasi,
mengembangkan berbagai aspek dan potensi anak yaitu kemampuan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca), kognitif, sosial, emosional, moral dan nilai-nilai agama serta imajinasi anak yang berkembang melalui cerita”.
Hasil penelitian jurnal Peningkatan Penguasaan Kosa kata Bahasa Indonesia
Menggunakan Media Permainan Teka-Teki Silang Siswa Kelas I SD Negeri
Soditan I Lasem Kabupaten Rembang. Penelitian ini dilakukan oleh Wardhani,
2012 bahwa “setelah menggunakan media teka-teki silang, penguasaan kosa kata
bahasa Indonesia siswa mengalami peningkatan, menumbuhkan semangat dan
antusiasme siswa dalam proses pembelajaran. Peningkatan penguasaan kosa kata
bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari kondisi awal ke
siklus I sebanyak 17 siswa dan dari siklus II sebanyak 34 siswa”. Hasil penelitian
jurnal Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia pada Anak Usia Prasekolah,
Universitas Negeri Malang. Penelitian ini dilakukan oleh Rahmawati, D et al, 2011 menyatakan “kuantitas ragam kosakata bahasa Indonesia pada setiap anak
berbeda antara satu dengan yang lain, nomina adalah kelas kata yang paling
banyak dikuasai anak, dan ruang lingkup kosakata anak sebagian besar masih
berada pada tataran benda, aktivitas, keadaan, dan hal-hal lain yang bersifat
konkret”.
Berdasarkan permasalahan yang berkembang di atas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian pada anak Kelompok B TK Ihsaniyah 2 Mintaragen kota
5
kajian pada “Penggunaan Media Wayang Jawa Dengan Tokoh Punakawan Dalam
Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Indonesia Anak Usia Dini”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kondisi objektif penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia
anak di TK Ihsaniyah 2?
2. Bagaimana penggunaan media Wayang Jawa untuk meningkatkan
penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak TK Ihsaniyah 2?
3. Bagaimanakah peningkatan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak
TK Ihsaniyah 2 setelah penggunaan media Wayang Jawa?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kondisi objektif penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak
TK Ihsaniyah 2.
2. Mengetahui penggunaan media Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan
untuk meningkatkan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak TK
Ihsaniyah 2.
3. Mengetahui peningkatan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak
setelah penggunaan media Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan landasan bagi para peneliti lain
untuk mengadakan penelitian sejenis dalam rangka meningkatkan
penguasaan kosa kata bahasa anak khususnya bahasa Indonesia.
6
1) Bagi Anak
a. Anak dapat menguasai penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia.
b. Menambah wawasan dan pengalaman belajar anak melalui media
Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan.
c. Mengenalkan superhero bangsa sendiri, seperti Semar, Gareng,
Petruk, Bagong.
d. Menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia.
2) Bagi Guru
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk memasukan media
tradisonal menjadi materi dalam pembelajaran di TK, agar dapat
meningkatkan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia terhadap
pembelajaran disekolah.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi guru tentang manfaat
dari penggunaan media Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan
untuk meningkatkan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia
terhadap pembelajaran di TK.
c. Menumbuhkan kembali rasa nasionalisme, melalui penggunaan
media Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan sehingga timbul
rasa cinta terhadap kebudayaan bangsa Indonesia.
3) Bagi Peneliti
Sebagai penambah wawasan dan pengalaman tentang cara
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Indonesia melalui media
wayang jawa dengan tokoh Punakawan di Taman Kanak-kanak.
E. Penjelasan Istilah
Penjelasan istilah dari variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penguasaan kosa kata adalah kemampuan anak akan pengetahuan dan
pemahaman dalam menggunakan kata-kata yang digunakan untuk
menyampaikan ide/gagasan dan mudah dipahami oleh orang lain. Aspek
7
menyimak/mendengarkan, kemampuan berbicara, kemampuan menulis
dan kemampuan membaca. Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas
tentang kemampuan berbicara anak dalam penguasaan kosa kata bahasa
Indonesia menggunakan media Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan
pada anak kelompok B TK Ihsaniyah 2 kota Tegal.
2. Media Wayang Jawa adalah alat permainan edukatif berupa gambaran
manusia yang berasal dari Jawa yang dapat membantu proses
pembelajaran dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Indonesia
yang terbuat dari karet yang telah dipotong dan dicat menyerupai gambar
Wayang Jawa tokoh Punakawan sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
3. Tokoh Punakawan adalah empat tokoh gambaran manusia yang memiliki
sifat dan ciri-ciri fisik tertentu. Menurut Notopertomo, Margono dan
Warih Jatirahayu (2009) tokoh –tokoh dalam wayang punakawan, antara
lain :
a. Semar
Semar memiliki watak yang sabar, jujur, baik, tidak suka marah dan
suka bercanda/humoris serta sebagai penasihat yang arif dan bijaksana.
Ciri fisik Semar : badan yang gemuk, pendek, dan ekspresi (berwajah)
lucu
b. Gareng
Ciri fisik dari Gareng : Matanya juling artinya tidak mau melihat
hal-hal yang mengundang kejahatan/tidak baik, tangan yang melengkung
(patah) artinya tidak suka mengambil/merampas hak orang lain, kaki
yang pincang artinya selalu berhati-hati dalam segala perilaku. Watak
Gareng itu suka bercanda/humoris, setia kepada temannya dan suka
menolong.
c. Petruk
Petruk dapat bersikap dalam segala situasi atau menyesuaikan diri,
8
cekatan sehingga berhasil, suka menolong, jujur, bijaksana. Ciri fisik
dari Petruk : tinggi, badan kurus, dan berhidung panjang.
d. Bagong
Ciri Bagong itu berbadan gemuk, pendek seperti Semar tetapi mata dan
mulutnya lebar. Bagong memiliki watak suka bercanda/humoris,
bahkan terkadang saking lucunya menjengkelkan dan kurang mengerti
sopan santun (kasar), tetapi jujur.
F. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi
Struktur organisasi dalam penulisan skripsi pada penelitian ini terdiri dari:
BAB I
F. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi
BAB II
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG DALAM MENINGKATKAN
PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI
A. Perkembangan Bahasa dan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini
B. Media Pembelajaran Kosa kata Bahasa Indonesia Anak Usia TK
C. Media Wayang Jawa dengan Tokoh Punakawan Sebagai Media
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
B. Desain Penelitian
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
D. Instrumen Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Analisis Data
G. Jadwal Penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Moleong (2005: 6) menjelaskan penelitian kualitatif adalah
“Penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Seperti yang dikemukakan oleh (Arikunto, 2010) menyatakan bahwa:
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan
arahan dari guru yang dilakukan oleh anak yang bertujuan memecahkan masalah
atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Dalam hal ini arti kelas
tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih
spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok anak yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga. Ada beberapa
pengertian penelitian tindakan kelas menurut beberapa ahli diantaranya: Menurut
Hopkins (Rochiati, 2008)
“Pengertian penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan”.
30
“PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan ( guru, siswa atau kepala sekolah ) dalam situasi-situasi sosial ( termasuk pendidikan ) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian-pengertian mengenai praktik ini, dan (c) situasi-situasi ( dan lembaga-lembaga ) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan”.
Menurut Basuki ( 2003: 8 ) mengemukakan
“Penelitian Tindakan Kelas ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata didalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan”.
Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh (Kemmis dan Mc Taggart,
1988) menyatakan: “PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang
dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan
penalaran dan keadilan praktik-praktik tersebut”. Menurut (Kunandar, 2008: 45)
mengemukakan:
“Penelitian Tindakan Kelas (PTK) didefenisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya malalui tindakan (treatment) tertentu di dalam suatu siklus”.
Penelitian yang akan dilakukan melibatkan beberapa pihak, yaitu: kepala TK,
guru dan peneliti yang akan terjun langsung secara kolaboratif dengan
berdasarkan masalah yang ada di kelas. Tujuannya untuk menemukan solusi serta
mempraktekkan beberapa tindakan dalam kegiatan pembelajaran agar tujuan
peningkatan penguasaaan kosa kata bahasa Indonesia anak usia dini dengan
menggunakan media wayang jawa tokoh Punakawan pada anak kelompok B di
31
Melalui pendekatan kualitatif yang digunakan, akan didapatkan data berupa
hasil pengamatan (observasi) dan hasil wawancara yang dituangkan dalam bentuk
kata-kata (deskriptif), sehingga tujuan dari penelitian tindakan kelas yaitu guru
dapat berkreasi dan mengembangkan kemampuannya dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran, sehingga terjadi peningkatan kualitas pembelajaran yang
berkesinambungan, baik kualitas hasil maupun prosesnya secara bersamaan.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini mengadaptasi model penelitian tindakan kelas yang
dikembangkan oleh (Arikunto, 2010). Pelaksanaan penelitian ini menggunakan
desain penelitian dengan empat (4) tahapan/siklus yang dilalui, yaitu: 1)
perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pngamatan dan, 4) refleksi.
Berdasarkan bagan 3.1 di bawah ini, dapat diterangkan bahwa penelitian
tindakan kelas terdiri dari beberapa siklus yang saling berkaitan. Setiap siklus
merupakan proses yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan tindakan dan refleksi dari hasil tindakan. Keterkaitan dengan siklus
berikutnya merupakan hasil dari kegiatan refleksi yang dilakukan pada siklus
32
Bagan 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas
Sumber: Arikunto, 2010
Refleksi Pelaksanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS I
SIKLUS II Perencanaan Pengamatan
Pengamatan
?
33
Adapun penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti berdiskusi dengan guru kelompok B yang
bertindak selaku guru mitra (partner) dalam penelitian ini dan melaksanakan
wawancara pertama tentang penguasaan kosa kata bahasa Indonesia di kelas
serta permasalahan atau kesulitan yang dihadapi selama proses pembelajaran
berlangsung. Kemudian peneliti mensosialisasikan penerapan media Wayang
Jawa tokoh Punakawan untuk membantu memecahkan permasalahan yang
dihadapi di kelas. Guru dan peneliti sepakat untuk menerapkan pembelajaran
penguasaan kosa kata bahasa Indonesia dengan menggunakan media wayang
jawa tokoh punakawan dengan langkah-langkah dan Rencana Kegiatan Ahrian
(RKH) yang sudah dipersiapkan oleh peneliti. Setelah tercapai kesepakatan,
peneliti dan guru merencanakan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian
yaitu kelompok B dengan jumlah murid 12 anak, membicarakan rencana
pembelajaran pada setiap siklus.
Pembelajaran pada penelitian ini akan dilakukan dua siklus dan setiap
siklus terdiri dari tiga tindakan dengan menggunakan media Wayang Jawa
tokoh Punakawan. Kegiatan pra siklus sudah dilaksanakan dengan tidak
menggunakan media Wayang Punakawan. Pada kegiatan pra siklus hanya
menggunakan gambar Wayang Punakawan.
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, peneliti mengadakan observasi kepada anak dan
wawancara dengan guru tentang pembelajaran yang selama ini dilakukan
tentang penguasaan kosa kata bahasa Indonesia dengan menggunakan media
34
dengan tokoh Punakawan dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa
Indonesia dengan menggunakan dua siklus.
Tahapan-tahapan siklus yang akan dilaksanakan dalam peningkatan
penguasaaan kosa kata bahasa Indonesia dengan menggunakan media Wayang
Jawa tokoh Punakawan yang terbagi ke dalam empat tahapan yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan (observasi) dan, tahap
refleksi.
3. Pengamatan (Observasi)
Peneliti melakukan pengamatan dari peristiwa yang terjadi di kelas selama
pelaksanaan berlangsung. Pengamatan secara komprehensif/menyeluruh
dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah ditetapkan, sehingga
memperoleh data tentang pelaksanaan tindakan, kendala yang dihadapi, serta
peluang yang berkaitan dengan kegiatan penguasaan kosakata bahasa
Indonesia menggunakan media wayang jawa dengan tokoh Punakawan yang
telah diaplikasikan di dalam kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan observasi dan wawancara. Pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen yang diisi dengan tanda checklist.
4. Refleksi
Hasil proses pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus dijadikan dasar
sebagai bahan refleksi. Refleksi merupakan tahap kegiatan untuk
menganalisis, melakukan interpretasi dan penjelasan terhadap semua
informasi yang diperoleh selama pelaksanan tindakan. Refleksi dilakukan oleh
peneliti sebagai hasil dari pengamatan pelaksanaan kegiatan yang telah
dilakukan dan mencatat kekurangan yang harus diperbaiki. Menganalisis hasil
tindakan sebagai gambaran untuk perencanaan tindakan pada siklus
berikutnya.
Kegiatan penelitian diatas dilaksanakan dalam meningkatkan penguasaan
35
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
Menurut Nasution (2003: 43) lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian
tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku,
tempat, dan kegiatan yan dapat di observasi. Lokasi penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di TK Ihsaniyah 2 yang berlokasi di jl. Cimanuk No. 8 Mintaragen
kota Tegal, tahun ajaran 2012 - 2013. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
penelitian adalah anak kelompok B TK Ihsaniyah 2 yang berjumlah 12 anak, yang
terdiri atas 4 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Lokasi dan subjek penelitian
ini dipilih karena proses penyelenggaraan pembelajaran bahasa, khususnya kosa
kata bahasa Indonesia yang dinilai belum optimal.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam
kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah (Arikunto, 2002: 134). Adapun instrumen yang digunakan peneliti
selama penelitian berlangsung adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi adalah teknik penilaian dengan cara mengamati tingkah laku
pada situasi tertentu. Pengamatan dilakukan pada waktu proses pembelajaran
berlangsung dengan tujuan untuk melihat peristiwa yang terjadi secara terus
menerus dalam setiap siklus. Teknik observasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik observasi partisipasif yang memungkinkan guru
dapat mengamati dan melakukan pencatatan secara cermat perilaku anak dan
36
jawa dengan tokoh Punakawan untuk meningkatkan kosa kata anak usia dini
kelompok B TK Ihsaniyah 2 Mintaragen kota Tegal. Selain itu, observasi
dilakukan dengan menggunakan a. alat bantu berupa kamera, b. alat pencatat,
c. instrumen observasi, d. dibantu pengamat lain (partner) dengan tujuan
mengatasi hal-hal yang dimungkinkan tidak teramati dan terdokumentasi
dengan baik dan rinci oleh peneliti.
2. Wawancara
Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada
responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat
perekam (tape recorder). Pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun diajukan
secara verbal agar dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang
dipandang perlu. Wawancara dilakukan kepada guru dengan maksud untuk
37
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
KISI-KISI INSTRUMEN PENGGUNAAN MEDIA WAYANG JAWA DENGAN TOKOH PUNAKAWAN DALAM
MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI
VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR PERNYATAAN TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Penguasaan kosakata bahasa
Indonesia
1. Kosakata Umum a. Menyebutkan kata
benda dalam cerita wayang
Punakawan
1.Anak dapat menyebutkan 3 kata benda dalam cerita wayang Punakawan (badan, kaki, dan mulut)
2.Anak dapat menyebutkan 3 tokoh yang ada dalam cerita wayang Punakawan (Semar, Gareng, Petruk dan Bagong)
2. Kosa kata Khusus a. Menyebutkan kata
sifat dalam cerita wayang
Punakawan
1.Anak dapat menyebutkan 3 kata sifat dari tokoh wayang Semar (Sabar, jujur, dan baik)
2.Anak dapat menyebutkan 3
Observasi dan
38
kata sifat dari tokoh wayang Gareng (humoris, setia, dan suka menolong)
3.Anak dapat menyebutkan 3 kata sifat dari tokoh wayang
Petruk (pandai, suka
menolong, dan bijaksana) 4.Anak dapat menyebutkan 3
kata sifat dari tokoh wayang Bagong (humoris, kasar, dan
juling, tangan melengkung, dan kaki pincang)
3.Anak dapat menyebutkan 3 ciri-ciri fisik dari tokoh
wayang Petruk (tinggi,
badan kurus, hidung
panjang)
4.Anak dapat menyebutkan 3
Observasi dan
39
Kegiatan pembukaan yang
terdiri dari:
1.Guru mengkondisikan anak untuk dapat duduk nyaman
dan tertib pada saat
pembelajaran
2.Guru melakukan apersepsi melalui bercakap-cakap dan tanya jawab sesuai dengan tema pembelajaran
3.Guru menyajikan tema
40
pembelajaran
4.Guru mempersiapkan
skenario cerita dan media
Wayang Jawa tokoh
Punakawan yang digunakan dalam pembelajaran
5.Guru memperlihatkan media
Wayang Jawa tokoh
Punakawan kepada anak yang terdiri dari Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong
6.Guru memberikan
kesempatan kepada anak untuk bertanya mengenai
hal-hal yang belum
dipahami.
Kegiatan inti yang terdiri dari:
41
membedakan antara wayang yang satu dengan yang lainnya
4.Guru membangkitkan
perhatian dan semangat
belajar anak pada saat
suasana kelas tidak
menyenangkan
5.Guru melakukan
pengamatan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung 6.Guru melakukan penilaian
ketika proses pembelajaran berlangsung.
Kegiatan penutup terdiri dari:
1.Melakukan tanya jawab
seputar kegiatan yang telah dilakukan
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran (aktifitas anak)
1.Anak memperhatikan guru
42
yang diberikan oleh guru
4.Anak memperhatikan Guru
sambil memperlihatkan
media Wayang Jawa tokoh Punakawan
5.Anak mendengarkan guru
menyebutkan nama dan
tokoh-tokoh dalam cerita
6.Anak memperhatikan guru
bercerita dengan
Jawa tokoh Punakawan
secara bergantian sesuai isi cerita.
8.Wayang Jawa tokoh
Punakawan yang telah
digunakan dapat diturunkan
atau ditancapkan pada
tempat yang telah
disediakan.
43
memperlihatkan kembali
kepada anak seluruh
Wayang Jawa tokoh
Punakawan secara
bergantian.
10. Anak dapat menjawab
pertanyaan yang guru
ajukan tentang isi dalam cerita Wayang Jawa tokoh Punakawan
11. Anak menceritakan
kembali kegiatan yang telah dilakukan.
44
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantarannya
adalah:
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi dilakukan sebagai panduan yang disusun oleh peneliti
berdasarkan tujuan penelitian. Alasan dengan teknik observasi karena
dianggap lebih jelas dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan sesuai
kondisi yang ada di lapangan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala TK serta guru wali kelas kelompok
B dengan maksud untuk memperoleh informasi berkenaan dengan penguasaan
kosa kata bahasa Indonesia dengan menggunakan media wayang jawa tokoh
Punakawan. Alasan dengan teknik wawancara karena dengan mendapatkan
jawaban dari narasumber langsung akan memperjelas hasil penelitian yang
disesuaikan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang judul yang akan diteliti.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dilakukan untuk mencatat hasil temuan atau kejadian
penting selama pelaksanaan pembelajaran kosa kata bahasa Indonesia. Dalam
kegiatan ini hasil temuan penulis dan guru didiskusikan setelah proses
pembelajaran selesai dilaksanakan. Adapun yang dicatat dan didiskusikan
dalam catatan lapangan adalah terkait persepsi yang dilakukan oleh peneliti,
aktivitas dan sikap anak dalam kegiatan pembelajaran kosa kata bahasa
Indonesia dengan menggunakan media Wayang Jawa tokoh Punakawan, serta
tentang evaluasi pembelajaran. Hasil diskusi antara peneliti dan guru
kemudian dibuat kesimpulannya.
4. Dokumentasi
Pengumpulan data berupa foto saat subjek dalam kegiatan pembelajaran
kosa kata bahasa Indonesia dimana foto-foto tersebut dijadikan sebagai data
45
F. Analisis Data
Dalam penelitian ini, data hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif
dengan menggunakan tiga tahap yang dilakukan secara berulang sejak proses
pengambilan data dilakukan. Analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir
penelitian tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk
kepentingan tertentu analisis datapun dapat dilaksanakan beriringan dengan
pengolahan data di setiap selesainya satu tahap tindakan atau siklus tindakan
pembelajaran. Secara umum kegiatan pengolahan data dan analisis data dalam
proses penelitian ini adalah dengan penilaian sebagai berikut:
B (Baik) = Skor 3
C (Cukup) = Skor 2
K (Kurang) = Skor 1
Ada 33 jumlah kosa kata yang terdiri dari 9 kosa kata benda, 12 kosa kata sifat
dan 12 kosa kata yang berhubungan sengan ciri-ciri fisik. Terdapat 11
kemampuan dan 12 anak kelompok B dengan menggunakan rumus untuk
menghitung persentase dan penafsiran data berdasarkan pendapat Ali (1985: 184),
yaitu:
P = (
)
x 100%Dimana : % = Persentase (jumlah persentase yang dicari)
n = Nilai yang diperoleh
N = Jumlah seluruh nilai
100 = Bilangan tetap
Setelah dipersenkan, nilai ditafsirkan untuk memperoleh gambaran yang jelas
terhadap jawaban pada pertanyaan yang diajukan. Kriteria penafsiran datanya
adalah sebagai berikut:
56% - 100%` : Baik (B)
46
Nasution (1992) mengklasifikasikan tahapan-tahapan tersebut, sebagai
berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data dimulai dari merangkum setiap data yang ada agar lebih
mudah dipahami. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah penelitian untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mempermudah mencarinya
bila diperlukan. Adapun data yang dimaksud untuk direduksi adalah
data-data dari hasil observasi dan wawancara mengenai peningkatan penguasaan
kosa kata bahasa Indonesia anak usia dini dengan menggunakan media
wayang jawa tokoh Punakawan.
2. Display Data
Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk deskripsi yang
menyeluruh pada setiap aspek penguasaan kosa kata bahasa Indonesia.
3. Kesimpulan dan Verifikasi Data
Data yang sudah diperoleh, dianalisis dan disimpulkan kemudian
diverifikasi ulang selama penelitian berlangsung.
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan selama empat bulan dari bulan Maret s/d Juni.
47
Tabel 3.2
Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Proposal √
2.
Perbaikan Proposal
a. ACC Proposal
b. Turun SK
√ √
3. Bimbingan Bab 1 √
4. Bimbingan Bab 2 √
5. Bimbingan Bab 3 √
6. Bimbingan Bab 4 √
7. Bimbingan Bab 5 √
8. Ujian Sidang √
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Penggunaan Media Wayang Jawa
Dengan Tokoh Punakawan Dalam Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata
Bahasa Indonesia Anak Usia Dini” yang dilaksanakan di TK Ihsaniyah 2
Kelompok B, Mintaragen kota Tegal, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kondisi objektif khususnya dalam meningkatkan penguasaan kosa
kata bahasa Indonesia anak TK Ihsaniyah 2 kota Tegal kelompok B
masih rendah, ditunjukkan oleh anak dalam menyebutkan kosa kata
umum dan khusus seperti kata benda dan kata sifat
2. Pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kosa kata bahasa
Indonesia menggunakan media Wayang Jawa tokoh Punakawan
dilaksanakan melalui dua siklus, setiap siklus terdiri tiga tindakan.
Setiap tindakan meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau
observasi dan refleksi. Siklus 1 dilaksanakan tanggal 21-23 Mei 2013
dilanjutkan dengan siklus 2 yang dilaksanakan pada tanggal 27-29
Mei 2013. Perencanaan pembelajaran terlebih dahulu membuat
Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) yang selanjutnya dituangkan
dalam bentuk Rencana Kegiatan Harian (RKH).
3. Penguasaan kosa kata bahasa Indonesia anak TK Ihsaniyah 2
kelompok B setelah menggunakan media Wayang Jawa tokoh
Punakawan dinilai sangat efektif. Pada siklus 2, menunjukkan
peningkatan yang cukup tinggi, terlihat pada kemampuan yang
berhasil dijawab oleh anak dengan baik. Hasil nilai yang diperoleh
anak pada siklus 2, yang mendapat nilai baik sebanyak 73,5%, nilai
102
B. Rekomendasi
Berdasarkan kajian teoritis serta hasil dari penelitian ini, peneliti
berusaha memberikan rekomendasi bagi peningkatan bahasa khususnya yang
berkaitan dengan penguasaan kosa kata bahasa Indonesia anak TK.
1. Bagi Guru
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk memasukan
media tradisonal menjadi materi dalam pembelajaran di TK,
agar dapat meningkatkan penguasaan kosa kata Bahasa
Indonesia terhadap pembelajaran disekolah.
b. Menurut hasil penelitian, media Wayang Jawa tokoh
Punakawan dapat meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa
Indonesia pada anak. Guru dapat membuat sendiri media
Wayang Punakawan yang menarik dan sesuai dengan
karakteristik anak dengan bahan yang mudah didapat serta
membuat media Wayang Punakawan dengan memodifikasi dari
bahan yang sudah ada dalam menstimulasi kosa kata bahasa
Indonesia anak secara optimal.
2. Bagi Kepala TK
Menyediakan fasilitas-fasilitas seperti flash card, televisi, OHP
(LCD proyektor), panggung boneka, buku cerita, video cerita anak
untuk mendukung proses pembelajaran dalam menstimulasi
perkembangan khususnya bahasa anak dan menstimulasi kosa kata
anak, sehingga anak dapat belajar dengan menyenangkan.
Memberikan arahan kepada guru bahwa mengajarkan kosa kata
bahasa Indonesia pada anak dengan menggunakan metode yang
bervariasi dan menarik untuk menstimulasi perkembangan anak
103
3. Bagi Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya adalah mencari alternatif lain dalam
mengatasi berbagai permasalahan yang muncul dalam
pembelajaran, sehingga dapat memberikan masukan-masukan baru
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohamad. (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Arikunto, S., Suhardjono dan Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo.
Chaer, Abdul. (2006). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. (2003). Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dardjowidjojo, S. (2000). Echa Kisah Pemerolehan Bahasa Anak Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Dardjowidjojo, S. (2010). Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa
Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Permainan Membaca dan Menulis di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud. (1994). Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdikbud.
Depdikbud. (1998). Metodik Khusus Pengembangan Kemampuan Berbahasa di
105
Dhieni, N, dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
Eliyawati, C., Badru, Z. dan Asep, H.H. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Fahrudin dan Jamaris, M. (2005). Peningkatan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Melalui Permainan. Vol 3. No 2. 1-41.
Gordon, Ann M. and Kathryn W.B. (1985). Beginning and Beyond: Foundations in Early Childhood Education. New York: Delmar Publishing Inc.
Groenendael, Victoria M. Clara. (1987). Dalang di Balik Wayang. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Hardjowirogo, M. (1983). Manusia Jawa. Jakarta: Yayasan Idayu
Hartini, E. (2007). Penggunaan Media Realita dalam Pembelajaran Menulis Iklan Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Kelas II SMP Negeri Kersamanah Garut. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Heriawan, Adang, Darmajari dan Arip Senjaya. (2012). Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis: Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran. Serang Banten: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru.
Hildebrand, V. (1986). Introduction to Early Childhood Education. 4 th, ed. New York: Mac Millan Publishing Company.
Hirsh-Pasek. dkk. (2005). Einstein Never Used Flash Cards: Bagaimana Sesungguhnya Anak-anak Belajar dan Mengapa Mereka harus Banyak
Bermain dan Sedikit Menghafal. Dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya [Online], Vol 7 (1), 9 halaman.
Tersedia:
106
Hurlock, E.B. (1978). Perkembangan Anak, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Keraf, Gorys. (2001). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Marwanto. (2001). Apresiasi Wayang. Surakarta: CV. Cendrawasih.
Mas, Ismunandar K Raden. (1985). Wayang, Asal Usul & Jenisnya. Semarang: Dahara Prize.
Moeslichatoen, R. (1999). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Moleong, Lexy. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Musfiroh, T. (2008). Cerita untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Notopertomo, Margono dan Warih Jatirahayu. (2009). Pakartitama wayang
sebagai sumber pendidikan budi pekerti. Klaten: CV Rizqi Mandiri.
Nurtomo. (2008). Mengenal Tokoh Wayang Purwa Seri Dewa-Dewi. Klaten: CV. Sahabat.
Rahmawati, D et al. (2011). Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Pada Anak Usia Prasekolah. Dalam Fakultas Bahasa Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang [Online], Vol 1 (1), 12 halaman.
Tersedia :
http://Jurnal-online.um.ac.id/fbsi/v1n1.html [2 April 2013]
Sadiman, A.S. dkk. (2008). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Santrock, J.W. 2007. Perkembangan Anak (Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
107
Subyakto, U & Nababan. 1992. Psikolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Suyanto, S. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas-Dirjen Dikti.
Suyanto, S. (2005). Pembelajaran untuk Anak TK. Jakarta: Depdiknas.
Tarigan, HG. (1989). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.
Undang, G. (2008). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sayagatama.
(UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 butir 14 (tentang Sisdiknas))
Wahyudin, U. dan Mubiar A. (2001). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: Retika Aditama.
Wardhani, V.K. (2012). Peningkatan Penguasaan Kosa kata Bahasa Indonesia Menggunakan Media Permainan Teka-Teki Silang Siswa Kelas I SD Negeri
Soditan I Lasem Kabupaten Rembang. Dalam Fakultas Bahasa Sastra Lasem
Kabupaten Rembang [Online], Vol 1 (1), 1 halaman. Tersedia :
http://eprints.uny.ac.id/fbs/v1n1.html [3 April 2013]
Wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia.html.8 Januari 2009.
Wojowasito. (1977). Kamus Kawi-Indonesia. Yogyakarta: CV.Pengarang.
Yusuf, S. (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja