• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG JAWA DENGAN TOKOH PUNAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA WAYANG JAWA DENGAN TOKOH PUNAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG JAWA DENGAN TOKOH PUNAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA

BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI

(PenelitianTindakanKelas di TK Ihsaniyah 2 Kelompok B jl.Cimanuk No. 8 Mintaragen Kota Tegal)

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandariSyaratuntuk

MemperolehGelarSarjanaPendidikan

Program StudiPendidikan Guru PendidikanAnakUsiaDini

Oleh :

ATIKA ZAHRA FURI

0902905

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG JAWA DENGAN TOKOH

PUNAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA

BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI DI TK IHSANIYAH 2

KELOMPOK B MINTARAGEN KOTA TEGAL

Oleh

Atika Zahra Furi

Sebuahskripsi yang

diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanapadaFakult

asIlmuPendidikan

© Atika Zahra Furi 2013

UniversitasPendidikan Indonesia

Juni 2013

HakCiptadilindungiundang-undang.

Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhnyaatausebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Atika Zahra Furi 0902905

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG JAWA DENGAN TOKOH PUNAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA

BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI DI TK IHSANIYAH 2 KELOMPOK B MINTARAGEN KOTA TEGAL

(PenelitianTindakanKelas di TK Ihsaniyah 2 Kelompok B jl.Cimanuk No. 8 Mintaragen Kota Tegal)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Dr. OcihSetiasih, M.Pd NIP. 19600707 198601 2 001

Pembimbing II

Ira Rengganis, S.Pd.,M.Sn. NIP. 19800214 200812 2 001

Mengetahui:

Ketua Program StudiPendidikan Guru PendidikanAnakUsiaDini FakultasIlmuPendidikan

UniversitasPendidikan Indonesia

(4)

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG JAWA DENGAN TOKOH

PUNAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA

BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI

Oleh

Atika Zahra Furi

0902905

Penguji I Penguji II

Rudiyanto, S.Pd.,M.Si HenyDjoehaeni, S.Pd., M.Si

NIP. 19740617199031003 NIP. 1970072419980222001

Penguji III Penguji IV

Rita Mariyana, M.Pd Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd NIP. 197803082001122001 NIP. 197708282003121002

Mengetahui,

Ketua Program StudiPendidikan Guru PendidikanAnakUsiaDini

FakultasIlmuPendidikan

UniversitasPendidikan Indonesia

(5)

ABSTRAK

Penggunaan Media Wayang Jawa dengan Tokoh Punakawan dalam Meningkatkan

Penguasaan Kosa Kata Bahasa Indonesia Anak Usia Dini

Oleh : Atika Zahra Furi

0902905

Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak kelompok B TK Ihsaniyah 2 kota Tegal. Permasalahan yang ditemukan adalah beberapa anak kelompok B belum dapat menyebutkan kosa kata umum dan khusus seperti kata benda dan kata sifat. Pada saat bercerita (berbagi pengalaman) anak masih belum dapat membedakan kata yang termasuk ke dalam kata benda, kata sifat dan kata kerja. Lokasi TK Ihsaniyah 2 kota Tegal yang terletak dekat dengan pantai, sehingga bahasa yang sering digunakan sehari-hari oleh anak adalah bahasa Tegalan sehingga membuat kosa kata khususnya bahasa Indonesia anak rendah. Hal ini disebabkan karena metode pembelajaran kurang bervariasi dan media yang digunakan guru kurang kreatif dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Indonesia anak. Rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) Bagaimanakah kondisi objektif penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak di TK Ihsaniyah 2? (2) Bagaimana penggunaan media Wayang Jawa untuk meningkatkan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak TK Ihsaniyah 2? (3) Bagaimanakah peningkatan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak TK Ihsaniyah 2 setelah penggunaan media Wayang Jawa? Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang meningkatnya penguasaan kosa kata bahasa Indonesia anak Taman Kanak-kanak melalui penggunaan media Wayang Jawa tokoh Punakawan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan datan yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini anak kelompok B TK Ihsaniyah 2 kota Tegal yang berjumlah 12 orang anak. Kemampuan kosa kata bahasa Indonesia anak setelah dilakukan tindakan menunjukkan adanya peningkatan yang cukup tinggi, terlihat pada kemampuan yang berhasil dijawab oleh anak dengan baik. Hasil nilai yang diperoleh anak pada siklus 2, yang mendapat nilai baik sebanyak 73,5%, nilai cukup 26,5% dan nilai kurang 0 atau tidak ada. Rekomendasi bagi guru dalam penggunaan media Wayang Jawa tokoh Punakawan, guru harus mengetahui langkah-langkah dalam penggunaan media Wayang Jawa tokoh Punakawan dan harus kreatif dalam membuat suatu media Wayang Jawa tokoh Punakawan sesuai dengan tema pembelajaran.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… ... i

KATA PENGANTAR……. ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI……… ... v

DAFTAR BAGAN………... ... viii

DAFTAR GAMBAR……... ... ix

DAFTAR TABEL………… ... x

DAFTAR GRAFIK………. ... xi

DAFTAR LAMPIRAN…... ... xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar BelakangPenelitian ……….. 1

B.RumusanMasalah …….. ……….. 5

C.TujuanPenelitian ……... ……… 5

D.ManfaatPenelitian ……. ... 5

E.PenjelasanIstilah…… ... 6

F. StrukturOrganisasi…... ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.PerkembanganBahasadanPenguasaanKos

a Kata AnakUsiaDini ...

(7)

1. PerkembanganBahasaAnak ... 10

2. PenguasaanKosakataBahasa Indonesia ... 15 B.Media PembelajaranKosa kata Bahasa Indonesia AnakUsia TK ... 19 bagai Media PenguasaanKosa kata Bahasa Indonesia Anak TK ... 22 1. PengertianWayangJawa ... 22

2. TokohPunakawan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A.PendekatandanMetodePenelitian ... 29

B.DesainPenelitian ... 31

C.LokasidanSubjekPenelitian ... 35

D.InstrumenPenelitian ... 35

E.TeknikPengumpulan Data ... 44

F. Analisis Data ... 45

G.JadwalPenelitian ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN

(8)

A.HasilPenelitian ... 48

B.Pembahasan ... 87

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan ... 101

B.Rekomendasi ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(9)

DAFTAR BAGAN

Bagan

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 WayangSemar ... 25

2.2 WayangGareng ... 26

2.3 WayangPetruk ... 27

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Kisi-kisiInstrumenPenelitian ... 37

3.2 JadwalPenelitian ... 47

4.1Penguasaan Kosa Kata Bahasa

IndonesiaAnakPadaPraSiklus

……….. 51

4.2 Data Penguasaan Kosa Kata Bahasa

IndonesiaAnakPadaPraSiklus ………. ... 52

4.3 Penguasaan Kosa Kata Bahasa

IndonesiaPadaSiklus 1

………... 67

4.4 Penguasaan Kosa Kata Bahasa

IndonesiaPadaSiklus 2

………... ... 81

4.5 Data Penguasaan Kosa Kata Bahasa

IndonesiaAnakPadaSiklus 1&Siklus 2 ... 83

4.6 PersentaseHasil

PeningkatanPenguasaanKosa Kata

Bahasa Indonesia Anak Melalui Media

WayangJawaTokohPunakawan…………

(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1 GrafikPenguasaanKosa Kata Bahasa

Indonesia AnakPadaObservasiAwal

(PraSiklus)

………... ... 53

4.2 GrafikPenguasaanKosa Kata Bahasa

Indonesia AnakPadaSiklus 1&Siklus 2.. ... 84

4.3GrafikPerolehanNilaidanPerbandinganPen

guasaanKosa Kata Bahasa Indonesia

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

A Pedomanwawancaradengan guru kelompok B

B Lembarobservasiaktivitas guru padakegiatanpenguasaankosa kata

bahasaindonesia

C Lembarobservasiaktivitasanakpadakegiatanpenguasaankosa kata

bahasaindonesia

D Kisi-kisipedomanobservasi penguasaan kosa kata bahasa indonesia anak

usia dini

E Rencana kegiatan mingguan (RKM)

F Rencanakegiatanharian (RKH)

G Cerita wayang jawa tokoh punakawan

H Catatan lapangan

I Dokumentasikegiatan

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 butir 14). Pendidikan anak

usia dini merupakan salah satu lembaga pendidikan prasekolah yang diharapkan

menjadi fasilitator bagi perkembangan anak. PAUD merupakan investasi bangsa

yang sangat berharga dan sekaligus bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan

dan perkembangan anak secara menyeluruh bagi pendidikan selanjutnya. Usia

dini merupakan usia yang sangat berharga dalam mempengaruhi perkembangan

anak. Garis-garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak

(Depdikbud, 1994) tujuan program kegiatan belajar anak:

“Untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap,

pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya”.

Pembelajaran yang menyenangkan dengan media yang tepat, selain dapat

membantu anak dalam memahami suatu pesan, dianggap dapat merangsang

kemampuan berbahasa anak. Dengan penyajian yang menarik dan langsung akan

memberikan stimulus yang positif sehingga anak dapat mengungkapkan kembali

dengan sistematis sesuai dengan apa yang didengar, dilihat dan dirasakan. Dalam

pemilihan media diintegrasikan pada kegiatan pembelajarannya yang sesuai

dengan karakteristik anak. Menurut (Eliyawati, 2005: 2) terdapat karakteristik

(15)

2

antusias, (5) eksploratif, (6) kaya dengan fantasi / daya khayal, (7) berjiwa

petualang, (8) aktif, (9) enerjik, (10) sosial.

Bahasa menjadi lebih penting pada usia TK karena pada masa ini kosa kata

anak sangat meningkat. Fungsi bahasa adalah untuk pemahaman anak dan

pengenalan anak serta keterampilan anak dalam berbahasa Indonesia akan dapat

bermanfaat dalam proses pendidikan secara formal (Chaer, 2006: 2). Oleh sebab

itu, keterampilan berbahasa Indonesia secara dini harus ditanamkan sehingga

mereka memiliki bekal yang cukup dalam berbahasa Indonesia. Fungsi bahasa

Indonesia itu sendiri adalah sebagai alat komunikasi. Hal ini diperkuat dengan

hasil penelitian (Hurlock, 1978: 113) bahwa “kosa kata anak meningkat pesat

ketika ia belajar kata-kata baru dan arti-arti baru untuk kata-kata lama”. Kosakata

sangat penting bagi anak sebagai dasar kemampuan berbahasa anak untuk

pendidikan yang lebih lanjut. Kemampuan kosa kata Bahasa Indonesia yang

dimiliki anak merupakan salah satu cara yang utama untuk mengekspresikan

pikiran dan pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain.

“Anak yang sedang tumbuh kembang mengkomunikasikan kebutuhannya,

pikirannya dan perasaannya melalui bahasa dengan kata-kata yang mempunyai

makna unik” (Welton dan Mallon, 1981: 118). William Stern dan Clara Stern

(Yusuf, 2001) bahwa “anak usia 5-6 tahun lebih banyak menggunakan kata kerja

dari pada kata benda dan kalimat anak sudah terdiri dari 6-8 kata”. Mereka juga

sudah dapat menjelaskan arti kata-kata yang sederhana dan juga mengetahui

lawan kata, sehingga pada akhir usia prasekolah anak umumnya sudah mampu

berkata-kata sederhana, cara bicara yang telah lancar, dapat dimengerti dan cukup

mengikuti tata bahasa walaupun masih melakukan kesalahan berbahasa.

Rendahnya penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia ditunjukkan oleh

anak-anak kelas B TK Ihsaniyah 2 dalam menyebutkan kosa kata umum dan khusus

seperti kata benda dan kata sifat. Pada saat bercerita (berbagi pengalaman) anak

masih belum mampu membedakan kata yang termasuk ke dalam kata benda, kata

sifat dan kata kerja. Terdapat seorang anak yang masih belum jelas dalam

(16)

3

dengan pantai, sehingga bahasa yang sering digunakan sehari-hari oleh anak

adalah bahasa Tegalan sehingga membuat kosa kata khususnya bahasa Indonesia

anak rendah. Serta kurangnya pengetahuan guru dalam mengembangkan suatu

media atau aktivitas bermain untuk meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa

Indonesia anak di TK. Menurut Frank dan Theresa Caplan (Hildebrand, 1986:

55-56) “nilai bermain dalam kehidupan anak merupakan syarat mutlak yang sama

sekali tidak bisa diabaikan”. Selain karena terbatasnya waktu dalam pembelajaran

dengan metode bercerita, guru juga mengalami kesulitan memotivasi anak dalam

kegiatan bercerita.

Masalah ini akan diatasi dengan metode yang sesuai dengan karakteristik anak

usia TK yaitu bercerita. Gordon & Browne, 1985: 325 (Moeslichatoen, 1999)

“bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya”. Salah satu alasan melalui bercerita adalah dengan

bercerita, anak mampu mendeskripsikan dan melatih kemampuan berbahasa serta

memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik bagi anak. Penggunaan

media yang tepat merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi rendahnya

kemampuan kosa kata anak khususnya bahasa Indonesia. Media yang digunakan

adalah media wayang jawa dengan tokoh punakawan yang dipadukan dengan

gambar wayang Punakawan. Alasan memilih media wayang dalam pembelajaran

bahasa Indonesia karena anak lebih cenderung mengenal tokoh-tokoh kartun yang

ada di televisi seperti Doraemon, Upin Ipin, Donald Bebek dari pada dengan

tokoh-tokoh wayang, sehingga dapat dikenal oleh anak sejak dini dan bisa

menjadi idola mereka. Selain itu, wayang memiliki kemungkinan sebagai salah

satu media pembelajaran budi pekerti yang dapat mengoptimalkan kemampuan

kosa kata bahasa anak. Keunggulan dari media wayang: (1) memperkenalkan

kembali salah satu produk budaya bangsa Indonesia. (2) Wayang mengandung

ajaran moral, religi, dan sosial. (3) Wayang bersifat timeless yang berarti tak

lekang oleh waktu sehingga jika digunakan sebagai media belajar, maka akan

menghasilkan pembelajaran yang menarik dan melekat bagi anak. Alasan memilih

(17)

4

menghibur serta memiliki sifat-sifat yang baik. Kelemahan dari media wayang

antara lain: (1) Ketersediaan alat-alat dan bahan pendukung yang menunjang

dalam kegiatan belajar. (2) Memilih bahan-bahan yang aman dan sesuai dengan

karakteristik anak. (3) Kemampuan anak untuk fokus terhadap kegiatan sampai

akhir masih belum tuntas. Menurut T. Musfiroh (Cerita untuk Anak Usia Dini,

2008) manfaat penggunaan wayang bagi kemampuan berbahasa anak dengan

metode bercerita:

“Menambah penguasaan bahasa, mengembangkan daya fantasi,

mengembangkan berbagai aspek dan potensi anak yaitu kemampuan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca), kognitif, sosial, emosional, moral dan nilai-nilai agama serta imajinasi anak yang berkembang melalui cerita”.

Hasil penelitian jurnal Peningkatan Penguasaan Kosa kata Bahasa Indonesia

Menggunakan Media Permainan Teka-Teki Silang Siswa Kelas I SD Negeri

Soditan I Lasem Kabupaten Rembang. Penelitian ini dilakukan oleh Wardhani,

2012 bahwa “setelah menggunakan media teka-teki silang, penguasaan kosa kata

bahasa Indonesia siswa mengalami peningkatan, menumbuhkan semangat dan

antusiasme siswa dalam proses pembelajaran. Peningkatan penguasaan kosa kata

bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari kondisi awal ke

siklus I sebanyak 17 siswa dan dari siklus II sebanyak 34 siswa”. Hasil penelitian

jurnal Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia pada Anak Usia Prasekolah,

Universitas Negeri Malang. Penelitian ini dilakukan oleh Rahmawati, D et al, 2011 menyatakan “kuantitas ragam kosakata bahasa Indonesia pada setiap anak

berbeda antara satu dengan yang lain, nomina adalah kelas kata yang paling

banyak dikuasai anak, dan ruang lingkup kosakata anak sebagian besar masih

berada pada tataran benda, aktivitas, keadaan, dan hal-hal lain yang bersifat

konkret”.

Berdasarkan permasalahan yang berkembang di atas, peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian pada anak Kelompok B TK Ihsaniyah 2 Mintaragen kota

(18)

5

kajian pada “Penggunaan Media Wayang Jawa Dengan Tokoh Punakawan Dalam

Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Indonesia Anak Usia Dini”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah kondisi objektif penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia

anak di TK Ihsaniyah 2?

2. Bagaimana penggunaan media Wayang Jawa untuk meningkatkan

penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak TK Ihsaniyah 2?

3. Bagaimanakah peningkatan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak

TK Ihsaniyah 2 setelah penggunaan media Wayang Jawa?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kondisi objektif penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak

TK Ihsaniyah 2.

2. Mengetahui penggunaan media Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan

untuk meningkatkan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak TK

Ihsaniyah 2.

3. Mengetahui peningkatan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia anak

setelah penggunaan media Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan landasan bagi para peneliti lain

untuk mengadakan penelitian sejenis dalam rangka meningkatkan

penguasaan kosa kata bahasa anak khususnya bahasa Indonesia.

(19)

6

1) Bagi Anak

a. Anak dapat menguasai penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia.

b. Menambah wawasan dan pengalaman belajar anak melalui media

Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan.

c. Mengenalkan superhero bangsa sendiri, seperti Semar, Gareng,

Petruk, Bagong.

d. Menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia.

2) Bagi Guru

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk memasukan media

tradisonal menjadi materi dalam pembelajaran di TK, agar dapat

meningkatkan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia terhadap

pembelajaran disekolah.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi guru tentang manfaat

dari penggunaan media Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan

untuk meningkatkan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia

terhadap pembelajaran di TK.

c. Menumbuhkan kembali rasa nasionalisme, melalui penggunaan

media Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan sehingga timbul

rasa cinta terhadap kebudayaan bangsa Indonesia.

3) Bagi Peneliti

Sebagai penambah wawasan dan pengalaman tentang cara

meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Indonesia melalui media

wayang jawa dengan tokoh Punakawan di Taman Kanak-kanak.

E. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah dari variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penguasaan kosa kata adalah kemampuan anak akan pengetahuan dan

pemahaman dalam menggunakan kata-kata yang digunakan untuk

menyampaikan ide/gagasan dan mudah dipahami oleh orang lain. Aspek

(20)

7

menyimak/mendengarkan, kemampuan berbicara, kemampuan menulis

dan kemampuan membaca. Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas

tentang kemampuan berbicara anak dalam penguasaan kosa kata bahasa

Indonesia menggunakan media Wayang Jawa dengan tokoh Punakawan

pada anak kelompok B TK Ihsaniyah 2 kota Tegal.

2. Media Wayang Jawa adalah alat permainan edukatif berupa gambaran

manusia yang berasal dari Jawa yang dapat membantu proses

pembelajaran dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Indonesia

yang terbuat dari karet yang telah dipotong dan dicat menyerupai gambar

Wayang Jawa tokoh Punakawan sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

3. Tokoh Punakawan adalah empat tokoh gambaran manusia yang memiliki

sifat dan ciri-ciri fisik tertentu. Menurut Notopertomo, Margono dan

Warih Jatirahayu (2009) tokoh –tokoh dalam wayang punakawan, antara

lain :

a. Semar

Semar memiliki watak yang sabar, jujur, baik, tidak suka marah dan

suka bercanda/humoris serta sebagai penasihat yang arif dan bijaksana.

Ciri fisik Semar : badan yang gemuk, pendek, dan ekspresi (berwajah)

lucu

b. Gareng

Ciri fisik dari Gareng : Matanya juling artinya tidak mau melihat

hal-hal yang mengundang kejahatan/tidak baik, tangan yang melengkung

(patah) artinya tidak suka mengambil/merampas hak orang lain, kaki

yang pincang artinya selalu berhati-hati dalam segala perilaku. Watak

Gareng itu suka bercanda/humoris, setia kepada temannya dan suka

menolong.

c. Petruk

Petruk dapat bersikap dalam segala situasi atau menyesuaikan diri,

(21)

8

cekatan sehingga berhasil, suka menolong, jujur, bijaksana. Ciri fisik

dari Petruk : tinggi, badan kurus, dan berhidung panjang.

d. Bagong

Ciri Bagong itu berbadan gemuk, pendek seperti Semar tetapi mata dan

mulutnya lebar. Bagong memiliki watak suka bercanda/humoris,

bahkan terkadang saking lucunya menjengkelkan dan kurang mengerti

sopan santun (kasar), tetapi jujur.

F. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi

Struktur organisasi dalam penulisan skripsi pada penelitian ini terdiri dari:

BAB I

F. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi

BAB II

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG DALAM MENINGKATKAN

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI

A. Perkembangan Bahasa dan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini

B. Media Pembelajaran Kosa kata Bahasa Indonesia Anak Usia TK

C. Media Wayang Jawa dengan Tokoh Punakawan Sebagai Media

(22)

9

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

B. Desain Penelitian

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

D. Instrumen Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

F. Analisis Data

G. Jadwal Penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

(23)
(24)
(25)
(26)
(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Moleong (2005: 6) menjelaskan penelitian kualitatif adalah

“Penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Seperti yang dikemukakan oleh (Arikunto, 2010) menyatakan bahwa:

penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan

arahan dari guru yang dilakukan oleh anak yang bertujuan memecahkan masalah

atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Dalam hal ini arti kelas

tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih

spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok anak yang dalam waktu yang sama,

menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga. Ada beberapa

pengertian penelitian tindakan kelas menurut beberapa ahli diantaranya: Menurut

Hopkins (Rochiati, 2008)

“Pengertian penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan”.

(28)

30

“PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan ( guru, siswa atau kepala sekolah ) dalam situasi-situasi sosial ( termasuk pendidikan ) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian-pengertian mengenai praktik ini, dan (c) situasi-situasi ( dan lembaga-lembaga ) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan”.

Menurut Basuki ( 2003: 8 ) mengemukakan

“Penelitian Tindakan Kelas ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata didalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan”.

Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh (Kemmis dan Mc Taggart,

1988) menyatakan: “PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang

dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan

penalaran dan keadilan praktik-praktik tersebut”. Menurut (Kunandar, 2008: 45)

mengemukakan:

“Penelitian Tindakan Kelas (PTK) didefenisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya malalui tindakan (treatment) tertentu di dalam suatu siklus”.

Penelitian yang akan dilakukan melibatkan beberapa pihak, yaitu: kepala TK,

guru dan peneliti yang akan terjun langsung secara kolaboratif dengan

berdasarkan masalah yang ada di kelas. Tujuannya untuk menemukan solusi serta

mempraktekkan beberapa tindakan dalam kegiatan pembelajaran agar tujuan

peningkatan penguasaaan kosa kata bahasa Indonesia anak usia dini dengan

menggunakan media wayang jawa tokoh Punakawan pada anak kelompok B di

(29)

31

Melalui pendekatan kualitatif yang digunakan, akan didapatkan data berupa

hasil pengamatan (observasi) dan hasil wawancara yang dituangkan dalam bentuk

kata-kata (deskriptif), sehingga tujuan dari penelitian tindakan kelas yaitu guru

dapat berkreasi dan mengembangkan kemampuannya dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran, sehingga terjadi peningkatan kualitas pembelajaran yang

berkesinambungan, baik kualitas hasil maupun prosesnya secara bersamaan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini mengadaptasi model penelitian tindakan kelas yang

dikembangkan oleh (Arikunto, 2010). Pelaksanaan penelitian ini menggunakan

desain penelitian dengan empat (4) tahapan/siklus yang dilalui, yaitu: 1)

perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pngamatan dan, 4) refleksi.

Berdasarkan bagan 3.1 di bawah ini, dapat diterangkan bahwa penelitian

tindakan kelas terdiri dari beberapa siklus yang saling berkaitan. Setiap siklus

merupakan proses yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan tindakan dan refleksi dari hasil tindakan. Keterkaitan dengan siklus

berikutnya merupakan hasil dari kegiatan refleksi yang dilakukan pada siklus

(30)

32

Bagan 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas

Sumber: Arikunto, 2010

Refleksi Pelaksanaan

Refleksi Pelaksanaan

SIKLUS I

SIKLUS II Perencanaan Pengamatan

Pengamatan

?

(31)

33

Adapun penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti berdiskusi dengan guru kelompok B yang

bertindak selaku guru mitra (partner) dalam penelitian ini dan melaksanakan

wawancara pertama tentang penguasaan kosa kata bahasa Indonesia di kelas

serta permasalahan atau kesulitan yang dihadapi selama proses pembelajaran

berlangsung. Kemudian peneliti mensosialisasikan penerapan media Wayang

Jawa tokoh Punakawan untuk membantu memecahkan permasalahan yang

dihadapi di kelas. Guru dan peneliti sepakat untuk menerapkan pembelajaran

penguasaan kosa kata bahasa Indonesia dengan menggunakan media wayang

jawa tokoh punakawan dengan langkah-langkah dan Rencana Kegiatan Ahrian

(RKH) yang sudah dipersiapkan oleh peneliti. Setelah tercapai kesepakatan,

peneliti dan guru merencanakan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian

yaitu kelompok B dengan jumlah murid 12 anak, membicarakan rencana

pembelajaran pada setiap siklus.

Pembelajaran pada penelitian ini akan dilakukan dua siklus dan setiap

siklus terdiri dari tiga tindakan dengan menggunakan media Wayang Jawa

tokoh Punakawan. Kegiatan pra siklus sudah dilaksanakan dengan tidak

menggunakan media Wayang Punakawan. Pada kegiatan pra siklus hanya

menggunakan gambar Wayang Punakawan.

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaannya, peneliti mengadakan observasi kepada anak dan

wawancara dengan guru tentang pembelajaran yang selama ini dilakukan

tentang penguasaan kosa kata bahasa Indonesia dengan menggunakan media

(32)

34

dengan tokoh Punakawan dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa

Indonesia dengan menggunakan dua siklus.

Tahapan-tahapan siklus yang akan dilaksanakan dalam peningkatan

penguasaaan kosa kata bahasa Indonesia dengan menggunakan media Wayang

Jawa tokoh Punakawan yang terbagi ke dalam empat tahapan yaitu tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan (observasi) dan, tahap

refleksi.

3. Pengamatan (Observasi)

Peneliti melakukan pengamatan dari peristiwa yang terjadi di kelas selama

pelaksanaan berlangsung. Pengamatan secara komprehensif/menyeluruh

dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah ditetapkan, sehingga

memperoleh data tentang pelaksanaan tindakan, kendala yang dihadapi, serta

peluang yang berkaitan dengan kegiatan penguasaan kosakata bahasa

Indonesia menggunakan media wayang jawa dengan tokoh Punakawan yang

telah diaplikasikan di dalam kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan observasi dan wawancara. Pengumpulan data dengan

menggunakan instrumen yang diisi dengan tanda checklist.

4. Refleksi

Hasil proses pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus dijadikan dasar

sebagai bahan refleksi. Refleksi merupakan tahap kegiatan untuk

menganalisis, melakukan interpretasi dan penjelasan terhadap semua

informasi yang diperoleh selama pelaksanan tindakan. Refleksi dilakukan oleh

peneliti sebagai hasil dari pengamatan pelaksanaan kegiatan yang telah

dilakukan dan mencatat kekurangan yang harus diperbaiki. Menganalisis hasil

tindakan sebagai gambaran untuk perencanaan tindakan pada siklus

berikutnya.

Kegiatan penelitian diatas dilaksanakan dalam meningkatkan penguasaan

(33)

35

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Menurut Nasution (2003: 43) lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian

tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku,

tempat, dan kegiatan yan dapat di observasi. Lokasi penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan di TK Ihsaniyah 2 yang berlokasi di jl. Cimanuk No. 8 Mintaragen

kota Tegal, tahun ajaran 2012 - 2013. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek

penelitian adalah anak kelompok B TK Ihsaniyah 2 yang berjumlah 12 anak, yang

terdiri atas 4 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Lokasi dan subjek penelitian

ini dipilih karena proses penyelenggaraan pembelajaran bahasa, khususnya kosa

kata bahasa Indonesia yang dinilai belum optimal.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam

kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah (Arikunto, 2002: 134). Adapun instrumen yang digunakan peneliti

selama penelitian berlangsung adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah teknik penilaian dengan cara mengamati tingkah laku

pada situasi tertentu. Pengamatan dilakukan pada waktu proses pembelajaran

berlangsung dengan tujuan untuk melihat peristiwa yang terjadi secara terus

menerus dalam setiap siklus. Teknik observasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik observasi partisipasif yang memungkinkan guru

dapat mengamati dan melakukan pencatatan secara cermat perilaku anak dan

(34)

36

jawa dengan tokoh Punakawan untuk meningkatkan kosa kata anak usia dini

kelompok B TK Ihsaniyah 2 Mintaragen kota Tegal. Selain itu, observasi

dilakukan dengan menggunakan a. alat bantu berupa kamera, b. alat pencatat,

c. instrumen observasi, d. dibantu pengamat lain (partner) dengan tujuan

mengatasi hal-hal yang dimungkinkan tidak teramati dan terdokumentasi

dengan baik dan rinci oleh peneliti.

2. Wawancara

Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada

responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat

perekam (tape recorder). Pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun diajukan

secara verbal agar dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang

dipandang perlu. Wawancara dilakukan kepada guru dengan maksud untuk

(35)

37

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

KISI-KISI INSTRUMEN PENGGUNAAN MEDIA WAYANG JAWA DENGAN TOKOH PUNAKAWAN DALAM

MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI

VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR PERNYATAAN TEKNIK

PENGUMPULAN DATA

Penguasaan kosakata bahasa

Indonesia

1. Kosakata Umum a. Menyebutkan kata

benda dalam cerita wayang

Punakawan

1.Anak dapat menyebutkan 3 kata benda dalam cerita wayang Punakawan (badan, kaki, dan mulut)

2.Anak dapat menyebutkan 3 tokoh yang ada dalam cerita wayang Punakawan (Semar, Gareng, Petruk dan Bagong)

2. Kosa kata Khusus a. Menyebutkan kata

sifat dalam cerita wayang

Punakawan

1.Anak dapat menyebutkan 3 kata sifat dari tokoh wayang Semar (Sabar, jujur, dan baik)

2.Anak dapat menyebutkan 3

Observasi dan

(36)

38

kata sifat dari tokoh wayang Gareng (humoris, setia, dan suka menolong)

3.Anak dapat menyebutkan 3 kata sifat dari tokoh wayang

Petruk (pandai, suka

menolong, dan bijaksana) 4.Anak dapat menyebutkan 3

kata sifat dari tokoh wayang Bagong (humoris, kasar, dan

juling, tangan melengkung, dan kaki pincang)

3.Anak dapat menyebutkan 3 ciri-ciri fisik dari tokoh

wayang Petruk (tinggi,

badan kurus, hidung

panjang)

4.Anak dapat menyebutkan 3

Observasi dan

(37)

39

Kegiatan pembukaan yang

terdiri dari:

1.Guru mengkondisikan anak untuk dapat duduk nyaman

dan tertib pada saat

pembelajaran

2.Guru melakukan apersepsi melalui bercakap-cakap dan tanya jawab sesuai dengan tema pembelajaran

3.Guru menyajikan tema

(38)

40

pembelajaran

4.Guru mempersiapkan

skenario cerita dan media

Wayang Jawa tokoh

Punakawan yang digunakan dalam pembelajaran

5.Guru memperlihatkan media

Wayang Jawa tokoh

Punakawan kepada anak yang terdiri dari Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong

6.Guru memberikan

kesempatan kepada anak untuk bertanya mengenai

hal-hal yang belum

dipahami.

Kegiatan inti yang terdiri dari:

(39)

41

membedakan antara wayang yang satu dengan yang lainnya

4.Guru membangkitkan

perhatian dan semangat

belajar anak pada saat

suasana kelas tidak

menyenangkan

5.Guru melakukan

pengamatan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung 6.Guru melakukan penilaian

ketika proses pembelajaran berlangsung.

Kegiatan penutup terdiri dari:

1.Melakukan tanya jawab

seputar kegiatan yang telah dilakukan

Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran (aktifitas anak)

1.Anak memperhatikan guru

(40)

42

yang diberikan oleh guru

4.Anak memperhatikan Guru

sambil memperlihatkan

media Wayang Jawa tokoh Punakawan

5.Anak mendengarkan guru

menyebutkan nama dan

tokoh-tokoh dalam cerita

6.Anak memperhatikan guru

bercerita dengan

Jawa tokoh Punakawan

secara bergantian sesuai isi cerita.

8.Wayang Jawa tokoh

Punakawan yang telah

digunakan dapat diturunkan

atau ditancapkan pada

tempat yang telah

disediakan.

(41)

43

memperlihatkan kembali

kepada anak seluruh

Wayang Jawa tokoh

Punakawan secara

bergantian.

10. Anak dapat menjawab

pertanyaan yang guru

ajukan tentang isi dalam cerita Wayang Jawa tokoh Punakawan

11. Anak menceritakan

kembali kegiatan yang telah dilakukan.

(42)

44

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantarannya

adalah:

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi dilakukan sebagai panduan yang disusun oleh peneliti

berdasarkan tujuan penelitian. Alasan dengan teknik observasi karena

dianggap lebih jelas dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan sesuai

kondisi yang ada di lapangan.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada kepala TK serta guru wali kelas kelompok

B dengan maksud untuk memperoleh informasi berkenaan dengan penguasaan

kosa kata bahasa Indonesia dengan menggunakan media wayang jawa tokoh

Punakawan. Alasan dengan teknik wawancara karena dengan mendapatkan

jawaban dari narasumber langsung akan memperjelas hasil penelitian yang

disesuaikan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang judul yang akan diteliti.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan dilakukan untuk mencatat hasil temuan atau kejadian

penting selama pelaksanaan pembelajaran kosa kata bahasa Indonesia. Dalam

kegiatan ini hasil temuan penulis dan guru didiskusikan setelah proses

pembelajaran selesai dilaksanakan. Adapun yang dicatat dan didiskusikan

dalam catatan lapangan adalah terkait persepsi yang dilakukan oleh peneliti,

aktivitas dan sikap anak dalam kegiatan pembelajaran kosa kata bahasa

Indonesia dengan menggunakan media Wayang Jawa tokoh Punakawan, serta

tentang evaluasi pembelajaran. Hasil diskusi antara peneliti dan guru

kemudian dibuat kesimpulannya.

4. Dokumentasi

Pengumpulan data berupa foto saat subjek dalam kegiatan pembelajaran

kosa kata bahasa Indonesia dimana foto-foto tersebut dijadikan sebagai data

(43)

45

F. Analisis Data

Dalam penelitian ini, data hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif

dengan menggunakan tiga tahap yang dilakukan secara berulang sejak proses

pengambilan data dilakukan. Analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir

penelitian tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk

kepentingan tertentu analisis datapun dapat dilaksanakan beriringan dengan

pengolahan data di setiap selesainya satu tahap tindakan atau siklus tindakan

pembelajaran. Secara umum kegiatan pengolahan data dan analisis data dalam

proses penelitian ini adalah dengan penilaian sebagai berikut:

B (Baik) = Skor 3

C (Cukup) = Skor 2

K (Kurang) = Skor 1

Ada 33 jumlah kosa kata yang terdiri dari 9 kosa kata benda, 12 kosa kata sifat

dan 12 kosa kata yang berhubungan sengan ciri-ciri fisik. Terdapat 11

kemampuan dan 12 anak kelompok B dengan menggunakan rumus untuk

menghitung persentase dan penafsiran data berdasarkan pendapat Ali (1985: 184),

yaitu:

P = (

)

x 100%

Dimana : % = Persentase (jumlah persentase yang dicari)

n = Nilai yang diperoleh

N = Jumlah seluruh nilai

100 = Bilangan tetap

Setelah dipersenkan, nilai ditafsirkan untuk memperoleh gambaran yang jelas

terhadap jawaban pada pertanyaan yang diajukan. Kriteria penafsiran datanya

adalah sebagai berikut:

56% - 100%` : Baik (B)

(44)

46

Nasution (1992) mengklasifikasikan tahapan-tahapan tersebut, sebagai

berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data dimulai dari merangkum setiap data yang ada agar lebih

mudah dipahami. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah penelitian untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mempermudah mencarinya

bila diperlukan. Adapun data yang dimaksud untuk direduksi adalah

data-data dari hasil observasi dan wawancara mengenai peningkatan penguasaan

kosa kata bahasa Indonesia anak usia dini dengan menggunakan media

wayang jawa tokoh Punakawan.

2. Display Data

Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk deskripsi yang

menyeluruh pada setiap aspek penguasaan kosa kata bahasa Indonesia.

3. Kesimpulan dan Verifikasi Data

Data yang sudah diperoleh, dianalisis dan disimpulkan kemudian

diverifikasi ulang selama penelitian berlangsung.

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama empat bulan dari bulan Maret s/d Juni.

(45)

47

Tabel 3.2

Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan Proposal

2.

Perbaikan Proposal

a. ACC Proposal

b. Turun SK

3. Bimbingan Bab 1

4. Bimbingan Bab 2

5. Bimbingan Bab 3

6. Bimbingan Bab 4

7. Bimbingan Bab 5

8. Ujian Sidang

(46)
(47)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Penggunaan Media Wayang Jawa

Dengan Tokoh Punakawan Dalam Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata

Bahasa Indonesia Anak Usia Dini” yang dilaksanakan di TK Ihsaniyah 2

Kelompok B, Mintaragen kota Tegal, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kondisi objektif khususnya dalam meningkatkan penguasaan kosa

kata bahasa Indonesia anak TK Ihsaniyah 2 kota Tegal kelompok B

masih rendah, ditunjukkan oleh anak dalam menyebutkan kosa kata

umum dan khusus seperti kata benda dan kata sifat

2. Pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kosa kata bahasa

Indonesia menggunakan media Wayang Jawa tokoh Punakawan

dilaksanakan melalui dua siklus, setiap siklus terdiri tiga tindakan.

Setiap tindakan meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau

observasi dan refleksi. Siklus 1 dilaksanakan tanggal 21-23 Mei 2013

dilanjutkan dengan siklus 2 yang dilaksanakan pada tanggal 27-29

Mei 2013. Perencanaan pembelajaran terlebih dahulu membuat

Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) yang selanjutnya dituangkan

dalam bentuk Rencana Kegiatan Harian (RKH).

3. Penguasaan kosa kata bahasa Indonesia anak TK Ihsaniyah 2

kelompok B setelah menggunakan media Wayang Jawa tokoh

Punakawan dinilai sangat efektif. Pada siklus 2, menunjukkan

peningkatan yang cukup tinggi, terlihat pada kemampuan yang

berhasil dijawab oleh anak dengan baik. Hasil nilai yang diperoleh

anak pada siklus 2, yang mendapat nilai baik sebanyak 73,5%, nilai

(48)

102

B. Rekomendasi

Berdasarkan kajian teoritis serta hasil dari penelitian ini, peneliti

berusaha memberikan rekomendasi bagi peningkatan bahasa khususnya yang

berkaitan dengan penguasaan kosa kata bahasa Indonesia anak TK.

1. Bagi Guru

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk memasukan

media tradisonal menjadi materi dalam pembelajaran di TK,

agar dapat meningkatkan penguasaan kosa kata Bahasa

Indonesia terhadap pembelajaran disekolah.

b. Menurut hasil penelitian, media Wayang Jawa tokoh

Punakawan dapat meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa

Indonesia pada anak. Guru dapat membuat sendiri media

Wayang Punakawan yang menarik dan sesuai dengan

karakteristik anak dengan bahan yang mudah didapat serta

membuat media Wayang Punakawan dengan memodifikasi dari

bahan yang sudah ada dalam menstimulasi kosa kata bahasa

Indonesia anak secara optimal.

2. Bagi Kepala TK

Menyediakan fasilitas-fasilitas seperti flash card, televisi, OHP

(LCD proyektor), panggung boneka, buku cerita, video cerita anak

untuk mendukung proses pembelajaran dalam menstimulasi

perkembangan khususnya bahasa anak dan menstimulasi kosa kata

anak, sehingga anak dapat belajar dengan menyenangkan.

Memberikan arahan kepada guru bahwa mengajarkan kosa kata

bahasa Indonesia pada anak dengan menggunakan metode yang

bervariasi dan menarik untuk menstimulasi perkembangan anak

(49)

103

3. Bagi Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya adalah mencari alternatif lain dalam

mengatasi berbagai permasalahan yang muncul dalam

pembelajaran, sehingga dapat memberikan masukan-masukan baru

(50)
(51)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad. (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Arikunto, S., Suhardjono dan Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo.

Chaer, Abdul. (2006). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. (2003). Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dardjowidjojo, S. (2000). Echa Kisah Pemerolehan Bahasa Anak Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Dardjowidjojo, S. (2010). Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa

Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Permainan Membaca dan Menulis di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi

Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdikbud. (1994). Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdikbud.

Depdikbud. (1998). Metodik Khusus Pengembangan Kemampuan Berbahasa di

(52)

105

Dhieni, N, dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Eliyawati, C., Badru, Z. dan Asep, H.H. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Fahrudin dan Jamaris, M. (2005). Peningkatan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Melalui Permainan. Vol 3. No 2. 1-41.

Gordon, Ann M. and Kathryn W.B. (1985). Beginning and Beyond: Foundations in Early Childhood Education. New York: Delmar Publishing Inc.

Groenendael, Victoria M. Clara. (1987). Dalang di Balik Wayang. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Hardjowirogo, M. (1983). Manusia Jawa. Jakarta: Yayasan Idayu

Hartini, E. (2007). Penggunaan Media Realita dalam Pembelajaran Menulis Iklan Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Kelas II SMP Negeri Kersamanah Garut. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Heriawan, Adang, Darmajari dan Arip Senjaya. (2012). Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis: Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran. Serang Banten: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru.

Hildebrand, V. (1986). Introduction to Early Childhood Education. 4 th, ed. New York: Mac Millan Publishing Company.

Hirsh-Pasek. dkk. (2005). Einstein Never Used Flash Cards: Bagaimana Sesungguhnya Anak-anak Belajar dan Mengapa Mereka harus Banyak

Bermain dan Sedikit Menghafal. Dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya [Online], Vol 7 (1), 9 halaman.

Tersedia:

(53)

106

Hurlock, E.B. (1978). Perkembangan Anak, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Keraf, Gorys. (2001). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Marwanto. (2001). Apresiasi Wayang. Surakarta: CV. Cendrawasih.

Mas, Ismunandar K Raden. (1985). Wayang, Asal Usul & Jenisnya. Semarang: Dahara Prize.

Moeslichatoen, R. (1999). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Moleong, Lexy. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Musfiroh, T. (2008). Cerita untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Notopertomo, Margono dan Warih Jatirahayu. (2009). Pakartitama wayang

sebagai sumber pendidikan budi pekerti. Klaten: CV Rizqi Mandiri.

Nurtomo. (2008). Mengenal Tokoh Wayang Purwa Seri Dewa-Dewi. Klaten: CV. Sahabat.

Rahmawati, D et al. (2011). Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Pada Anak Usia Prasekolah. Dalam Fakultas Bahasa Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang [Online], Vol 1 (1), 12 halaman.

Tersedia :

http://Jurnal-online.um.ac.id/fbsi/v1n1.html [2 April 2013]

Sadiman, A.S. dkk. (2008). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Santrock, J.W. 2007. Perkembangan Anak (Jilid 1). Jakarta: Erlangga.

(54)

107

Subyakto, U & Nababan. 1992. Psikolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Suyanto, S. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas-Dirjen Dikti.

Suyanto, S. (2005). Pembelajaran untuk Anak TK. Jakarta: Depdiknas.

Tarigan, HG. (1989). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Undang, G. (2008). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sayagatama.

(UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 butir 14 (tentang Sisdiknas))

Wahyudin, U. dan Mubiar A. (2001). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: Retika Aditama.

Wardhani, V.K. (2012). Peningkatan Penguasaan Kosa kata Bahasa Indonesia Menggunakan Media Permainan Teka-Teki Silang Siswa Kelas I SD Negeri

Soditan I Lasem Kabupaten Rembang. Dalam Fakultas Bahasa Sastra Lasem

Kabupaten Rembang [Online], Vol 1 (1), 1 halaman. Tersedia :

http://eprints.uny.ac.id/fbs/v1n1.html [3 April 2013]

Wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia.html.8 Januari 2009.

Wojowasito. (1977). Kamus Kawi-Indonesia. Yogyakarta: CV.Pengarang.

Yusuf, S. (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja

Gambar

Gambar 2.1 WayangSemar
Tabel
Grafik
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan produktivitas tenaga kerja usahatani kedele pada berbagai status penguasaan tanah, tetapi ada

[r]

Dalam rangka menunjang peningkatan potensi pariwisata tersebut, jembatan pengubung, penataan lansekap serta desain kolam genangan ( long storage ) untuk wisata air

Attributional responsses merupakan cara lain penggunaan proses attribusi melalui prilaku kita sebagai reaksi atas tindakan orang lain. Dalam hal ini kita menanggapi

Cuti atau sisa cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 hari kerja termasuk cuti tahunan dalam

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Sebutkan tingkat ketelitian hasil pengukuran dengan menggunakan meteran/penggaris dengan menggunakan jangka

Sahabat MQ/ Lembaga Legislatif Kota Yogyakarta periode 2009-2014 berjanji memperketat fungsi pengawasan kinerja eksekutif/ dalam menjalankan program pemerintah daerah