• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK SMK DI JAWA BARAT:Studi Pada Peserta Didik SMK RSBI Di Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK SMK DI JAWA BARAT:Studi Pada Peserta Didik SMK RSBI Di Jawa Barat."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadlirat Alloh, SWT., atas kasih dan kekuatan yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul

“EfektivitasProses Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta didik SMK di Jawa Barat (Survey Pada Peserta Didik SMK RSBI di Jawa

Barat)”.

Tesis ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Dalam proses penulisan tesis ini, penulis memperoleh banyak pengalaman dan pengayaan materi, khususnya dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Pembahasan dalam tesisini dikelompokkan dalam lima bab yaitu : Bab pertama, membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab kedua, membahas kajian-kajian teoritis permasalahan penelitian. Bab ketiga, membahas metodologi penelitian, hasil uji coba instrument penelitian. Bab keempat, membahas lokasi penelitian, pengujian sebaran data, deskripsi variable, pengolahan data serta membahas hasil-hasil penelitian. Bab kelima, berisi tentang kesimpulan, dan saran.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini, baik isi maupun kaidah penulisan masih banyak sekali kekurangan, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari semua pihak guna memperbaiki berbagai kelemahan dan kekurangan yang ada, sehingga tesis ini dapat memenuhi kualitas, baik dari segi keilmuan maupun aspek metodologinya.

Akhirnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang ikut membantu hingga selesainya tesis ini.

Bandung, Juli 2012 Penulis

(2)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan dukungan moril

maupun material selama penyusunan tesis ini, karena penyelesaian tesis ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu ucapan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS., selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan, dorongan dan pengarahan dalam pembuatan tesis

ini.

2. Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd., selaku pembimbing II yang juga telah banyak

membantu memberikan dorongan dan pengarahan dalam pembimbingan

hingga selesainya tesis ini.

3. Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., selaku Rektor Universitas

Pendidikan Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

menempuh pendidikan di UPI Bandung

4. Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed, selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia yang telah memberikan dan merestui serta menyetujui

pelaksanaan ujian sidang tesis ini

5. Drs. H. Entis Sutresna, MSi., selaku Pengawas SMK Kota Bandung danDra.

Ike Raudah, selaku Kepala SMK Negeri 7 Bandung yang memberikan

dukungan penuh kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pascasarjana di

UPI Bandung.

6. Kepala SMK Negeri 9 Bandung, Kepala SMK Negeri 1 Pertanian Sukabumi,

Kepala SMK Negeri 1 Katapang, Kepala SMK Negeri 13 Bandung dan

Kepala SMK Negeri 1 Garut yang telah memberikan ijin kepada penulis

(3)

7. Seluruh Staf Dosen pengajar pada Program Studi Pendidikan IPS dan Jurusan

Pendidikan Geografi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, ilmu

serta bantuan dalam memberikan kemudahan sehingga terselesaikannya tesis

ini.

8. Seluruh staf administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan

Indonesia yang telah membantu penulis di bidang administrasi akademis.

9. H. Sahromi, S.Sos.,ST.,Dra. Hj. Siti Zuraida, Saefudin, S.Pd., Ramdan

Tarum, SPd. Dedi Kurnaedi, SPd., Cosa Rinaldy A, SPd., serta seluruh

rekan-rekan kerja dan staf administrasi SMA Kartika Siliwangi-1 Bandung terima kasih atas do’a dan dukungannya.

10. Dra. Hj. Nunun Kusworini, Tatang Husen, S.Pd., Dra. Tetik Haerani beserta

Tim Sarana, serta seluruh rekan-rekan kerja di SMK Negeri 7 Bandung yang senantiasa memberikan semangat, do’a, serta berbagai fasilitas dan kemudahan yang telah diberikan bagi penulis untuk menyelesaikannya tesis

ini.

11. Bapak H. Kusnadi dan Ibunda Hj. Edeh Kurnaesih, Bapak Ade Sutisna,

Ibunda Nunung Nurjanah, ananda haturkan terima kasih yang ikhlas dan

sedalam-dalamnya atas limpahan do’a, dorongan, semangat, kasih dan

sayangnya yang senantiasa mengiringi serta memacu ananda untuk

menyelesaikan tesis ini.

12. Kakak-kakakku, Oyo Sugandi, Siti Hasanah, Suryati, S.Pd., M. Fuad Syafe’I,

S.Pd.,Keluarga Yoshwar, Keluarga Yani Hamdani, dan Kelaurga Bapak

Irwan serta saudara-saudaraku yang lainnya yang selalu memberikan

dorongan, bantuan moril maupun materil, meluruskan pikiran dan

memberikan kekuatan serta ketenangan batin dan atas segala do’anya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

13. Teman-teman seangkatan tahun 2008, yang telah memberikan semangat,

terimakasih atas kerjasamanya.

14. Anak-anakku di Bengkel Seni Kartika 31, terima kasih atas kerjasamanya

(4)

15. Peserta didik-siswi SMK Negeri 7 Bandung, SMK Negeri 9 Bandung, SMK

Negeri 13 Bandung, SMK Negeri 1 Katapang Soreang, SMK Negeri 1

Pertanian Sukabumi, dan SMK Negeri 1 Garut yang telah membantu dengan

ikhlas sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada istriku tercinta, Titin Mulyatin, AMd., permata-permata hati tersayang

Aryasatya Maheswara Kusuma Priatna, Archad Mahasura Kusuma Priatna, yang

telah memberikan pengertian dan pengorbanan lahir batin selama ini, atas dorongan, limpahan do’a, cucuran kasih dan sayang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Dengan segala kerendahan hati akhirnya

segala budi baik dari semua pihak penulis serahkan sepenuhnya kepada Alloh

SWT., semoga jerih payah, bantuan dan usaha-usaha ini semuanya diterima

sebagai suatu ibadah.AMin Ya Robbal Alamiin.

Bandung, Juli 2012

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH………. v

DAFTAR ISI………. viii A. LATAR BELAKANG MASALAH……… 1

B. IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH……… 13

C. TUJUAN PENELITIAN... 15

D. MANFAAT PENELITIAN... 16

BAB II. KAJIAN TEORITIS 18 A. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN………... 18

B. PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL…………... 26

BAB III. PROSEDUR PENELITIAN 55 A. PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PENELITIAN….... 55

1. Pendekatan……..………. 55

2. Metode Penelitian...………... 55

3. Teknik Pengumpulan Data………... 56

B.LOKASI PENELITIAN………...……….. 57

C.POPULASI DAN SAMPEL….………. 58

1. Populasi………... 58

2. Sampel………. 59

(6)

E. ANALISIS INSTRUMEN……….. 68

1. Uji Validitas……….. 68

2. Uji Reliabilitas……….. 71

F. TEKNIK ANALISIS DATA……….. 72

1. Analisis data hasil penelitian……… 72

a.Uji Normalitas data………... 72

b.Uji Heterokedastisitas……….. 74

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 79 A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN……….. 79

1. Letak Geografis……….. 79

2. Kondisi Sosial.……….. 81

3. Sarana Pendidikan.………. 83

B. DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN……… 86

1. Gambaran Umum Variabel Proses Pembelajaran IPS……… 86

2. Gambaran Umum Variabel Keterampilan Sosial……… 89

C. PENGUJIAN MODEL PENELITIAN………. 98

D. UJI HIPOTESIS……… 99

1. Uji Statistik t (Signifikansi Parsial)……… 99

2. Uji Statistik f (Signifikan Simultan)………... 100

3. Koefesien Determinasi (R)……….. 101

E. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN……….. 102

F. KETERBATASAN PENELITIAN……….. 107

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 109 A. KESIMPULAN……… 109

B. SARAN………….………. 110

DAFTAR PUSTAKA……… 113

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Uraian Stándar Kompetensi Lulusan SMK………. 3

1.2. Jumlah SMK per Kota/Kabupaten Di Jawa Barat………... 8

1.3. Persebaran Kompetensi Keahlian pada SMK di Jawa Barat……. 9

1.4. Sebaran SMK RSBI di Jawa Barat………. 12

1.5. Sebaran Kompetensi keahlian SMK RSBI di Jawa Barat………. 13

3.1. Daftar Sampel Responden Penelitian………. 60

3.2. Operasional Variabel Efektivitas Proses Pembelajaran IPS…….. 64

3.3. Opersional Variabel Keterampilan Sosial………. 67

3.4. Rekapitulasi hasil pengujian validitas variable X………. 69

3.5. Rekapitulasi hasil uji reliabilitas instrument Penelitian………….. 71

3.6. Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian……….. 72

4.1. Luas Wilayah Propinsi Jawa Barat Menurut Kabupaten/Kota……… 80

4.2. Sebaran Penduduk di Jawa Barat………. 82

4.3. Sebaran Sarana Pendidikan di Jawa Barat………... 83

4.4. Sebaran SMK di Jawa Barat……… 84

4.5. Sebaran SMK RSBI di Jawa Barat……….. 85

4.6. Skor Efektivitas Proses Pembelajaran IPS………... 87

4.7. Aspek dan indikator pada variabel Efektivitas Proses Pembelajaran IPS……….. 88

4.8. Efektivitas Proses Pembelajaran IPS……… 89

4.9. Hasil perhitungan uji regresi sederhana variabel X dan Y………. 98

4.10. Hasil Perhitungan Uji t……… 100

4.11. Uji F - Korelasi Antar Variabel penelitian……….. 101

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Desain Penelitian………. 52

2.2. Paradigma Penelitian……… 54

3.1 1. Rangkuman Uji Normalitas Variabel Penelitian…….. 73

2. Rangkuman Uji Normalitas Variable Penelitian

P-Plot………. 73

3.2. Uji Heterokedasitisas………. 74

(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1. Aspek dan indikator pada variabel Efektivitas Proses

Pembelajaran IPS (%)………. 89

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Angket Uji Coba Penelitian Variabel Efektivitas Proses

Pembelajaran IPS ……… 116

2 Angket Uji Coba Penelitian Variabel Peningkatan Keterampilan Sosial………. 120

3 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel X Efektivitas Pembelajaran IPS dan Variabel Y Keterampilan Sosial ………… 121

4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X Variabel X Efektivitas Pembelajaran IPS dan Variabel Y Keterampilan Sosial………. 123

5 Hasil Perhitungan Besaran Pengaruh Variabel Efektivitas Pembelajaran IPS Dalam Peningkatan Keterampilan Sosial Peserta didik SMK……… 124 6 Hasil Perhitungan Korelasi, Pengujian Regresi Sederhana, Koefesien Determinasi Antar Variabel Penelitian……… 125

7 Hasil Perhitungan Kolinieritas Variabel Penelitian………. 126

8 Tabel Konsultasi Statistik………. 127

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan bahwa, “Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan yang

mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu”.

Mempersiapkan peserta didik yang dimaksud dalam undang-undang tersebut adalah

memberikan bekal keterampilan sesuai kompetensi keahlian yang terdapat di sekolah

tersebut. Selain itu pendidikan kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah

yang mengutamakan pengembangan peserta didiknya dalam beradaptasi di

lingkungan kerja, melihat peluang kerja, dan mengembangkan diri di kemudian hari

Atas dasar itu, Kementerian Pendidikan Nasional melalui pusat kurikulum badan

penelitian dan pengembangannya mengatakan bahwa dalam rangka penyempurnaan

kurikulum pendidikan menengah kejuruan (SMK) harus disesuaikan dengan kondisi

dan kebutuhan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berkenaan dengan kualitas lulusan sekolah kejuruan, Finch dan Crunkilton

dalam Jubaedah (2009;1), mengatakan bahwa :

(12)

kejuruan yang kedua, meliputi keberhasilan peserta didik yang dimunculkan pada kemampuan unjuk kerja sesuai dengan standar kompetensi nasional ataupun internasional setelah mereka berada di lapangan kerja yang sebenarnya.

Namun pendidikan dengan sistem ini memiliki kelemahan.Djojonegoro

(1993:67) mengungkapkan perbedaan sistem nilai dalam sekolah dan dunia usaha

sebagai berikut :

Suatu hal yang perlu dicermati oleh sekolah dan dunia usaha yaitu adanya perbedaan sistem nilai yang berlaku pada kedua lembaga tersebut. Di sekolah umumnya hasil kerja dinilai dengan angka 0-10 atau 10-100, resiko gagal masih ditolerir, toleransi penggunaan waktu agak longgar, kegagalan dan keterlambatan tidak selalu diartikan sebagai kerugian, semangat dan motivasi peserta didik tergantung kecakapan guru, sulit membentuk etos kerja karena lingkungan sekolah santai, lamban mengikuti kemajuan Ipteks, lingkungan teori, dan praktik yang dilakukan masih merupakan simulasi. Di lingkungan dunia usaha/industri hasil pekerjaan diukur dengan diterima atau ditolak, resiko kegagalan bisa fatal berarti rugi uang dan reputasi rusak, penggunaan waktu yang ketat, kegagalan dan keterlambatan dianggap/sebagai kerugian, lingkungan kerja memberi kesempatan setiap orang untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerjanya, kondisi mendorong membentuk etos kerja, lebih cepat mengikuti kemajuan Ipteks, lingkungan kerja dan praktik yang dilakukan berorientasi pasar.

Di lain pihak Penelitian Sumardi (2002), Suherman dan Yayat (2003)pada

SMK menunjukkan bahwa, (1) implementasi kurikulum belum sesuai dengan

tuntutan kurikulum yang telah ditentukan, pengelolaan kurikulum masih bersifat

sentralistik dan sedikit memberi ruang gerak sekolah dan guru dalam

mengembangkannya, (2) rendahnya tingkat performansi kerja lulusan SMK di

lapangan kerja, sebagian saja yang mempunyai kemampuan dan prestasi kerja yang

(13)

SMK belum memiliki kemampuan daya suai dan kemandirian dalam bekerja. Hal ini

diperkuat hasil penelitian Munawar (2001:37) yang mengungkapkan bahwa sebagian

besar peserta didik SMK cenderung bersikap kurang positif terhadap wiraswasta dan

rendah kreativitasnya. Sebagai perbandingan dari hasil penelitian tersebut, berikut ini

akan diperlihatkan table 1.1. tentang stándar kompetensi lulusan SMK dari Depdiknas

(2007:73-75):

Tabel 1.1.

Uraian Stándar Kompetensi Lulusan SMK

No Standar Kompetensi Lulusan

1

Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja.

Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.

Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.

Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial

Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global.

Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif

Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan.

Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri.

Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks.

Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(14)

16

Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok

Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan.

Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun

Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di Masyarakat

Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain,

Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis

Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris

Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya.

Sosia lisasi KTSP-Departemen Pendidikan Nasional 2007

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (SNP), mengatakan bahwa: “Standar kompetensi lulusan adalah

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup, sikap, pengetahuan, dan

keterampilan”. Mencermati stándar kompetensi lulusan dalam tabel 1.1. maka lulusan

SMK tidak hanya dituntut terampil dalam kompetensi kejuruannya, melainkan juga

terampil dalam kompetensi sosialnya (social skill).

Maryani, (2008:38) menjelaskan pengertian keterampilan sosial sebagai

berikut :

(15)

Salah satu mata pelajaran yang secara khusus memberikan muatan

keterampilan sosial di SMK adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

IPS di Sekolah Menengah Kejuruan merupakan mata pelajaran yang termasuk ke

dalam kelompok mata pelajaran adaptif. Uraian tentang kelompok mata pelajaran

yang berisi deskripsi kelompok mata pelajaran spesifik SMK, merujuk kepada

Permen 22 tahun 2006, meliputi tiga kelompok mata pelajaran, yaitu kelompok

normatif, kelompok adaptif, dan kelompok produktif. Kelompok normatif adalah

kelompok mata pelajaran yang dialokasikansecara tetap yang meliputi Pendidikan

Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata

pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan

Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah

mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan

Kompetensi Kejuruan.

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (Maryani, 2011:12) fungsi Mata

Pelajaran IPS dijelaskan sebagai berikut :

Fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang terdapat dalam ilmu pengetahuan sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan sosial dan yang direfleksikan dalam kehidupan masyarakat bangsa dan negara.

Sebagai upaya lebih memahami karakteristik mata pelajaran IPS di SMK,

Nana Supriatna dalam makalahnya (2007) menguraikan pembelajaran IPS di SMK

(16)

1. Memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya

2. Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan

keterampilan dalam kehidupan sosial

3. Berkomitmen terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

4. Berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk

di tingkat lokal, nasional, dan global.

Di lain pihak, mata pelajaran IPS masih dipandang peserta didik sebagai

pelajaran yang membosankan dan dirasa kurang relevan dengan kehidupan mereka

seperti yang ditulis dari hasil penelitian Stahl (2008:3) bahwa:

Studies classes are dull, boring, and irrelevant to their lives. If the curriculum in social studies is to continue to have support from school administrators, politicians, and the general public, it is desirable to have positive student attitudes towards the subject matter. For it is quite possible that negative attitudes toward social studies could ultimately result in a sharp decline in the allocation of resources for this subject area.

Selanjutnya guru dan lingkungan pembelajaran diindikasikan oleh Haladyna

and Shaughnessy (Stahl, 2008:8) memegang peranan yang kuat dalam membentuk

sikap peserta didik terhadap IPS. Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang

positif dalam kelas. Iklim kelas dan sikap peserta didik dapat diubah melalui

intervensi guru dalam membangun citra terhadap studi sosial, oleh karena itu

pembelajaran IPS perlu diupayakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip

(17)

Upaya mempersiapkan peserta didik SMK sebelum memasuki dunia kerja

terutama dalam hal pengembangan sikap dan budaya kerja salah satunya melalui

pembelajaran IPS di sekolah. Pembelajaran IPS diharapkan dapat memberikan

kontribusi yang cukup besar dalam mengatasi rendahnya keterampilan sosial peserta

didik lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Melalui pemahaman pengetahuan

dan karakateristiknya, pembelajaran IPS memiliki fungsi dan peran dalam

meningkatkan sumber daya manusia untuk memperoleh bekal pengetahuan tentang

harkat dan martabat manusia sebagai mahluk sosial.

Jawa Barat memiliki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan berbagai

program keahlian yang diharapkan mampu menyumbangkan lulusannya menjadi

tenaga kerja khususnya untuk dunia usaha dan dunia industri yang tersebar di daerah

Jawa Barat dan umumnya di luar wilayah Jawa Barat. Tabel 1.2. berikut ini

menunjukan sebaran SMK di daerah Jawa Barat:

Tabel 1.2.

Jumlah SMK per Kota/Kabupaten Di Jawa Barat

No Kota/Kabupaten Status Jumlah

(18)

Sumber: Direktorat Pembinaan SMK 2011

Persebaran kompetensi keahlian SMK di Jawa Barat dapat dilihat pada tabel

1.3.berikut ini :

Tabel 1.3.

Persebaran Kompetensi Keahlian pada SMK di Jawa Barat

No. JURUSAN JUMLAH

1 Teknologi dan Rekayasa 623

2 Teknik Informasi dan Komunikasi 634

3 Kesehatan 108

4 Seni, Kerajinan, dan Pariwisata 151

5 Agribisnis dan Argoindustri 75

6 Bisnis Manajemen 620

Jumlah 2211

Sumber : Direktorat Pembinaan SMK 2011

Propinsi Jawa Barat juga memiliki sejumlah SMK RSBI (Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional) yang tersebar di berbagai wilayah kota dan kabupaten.

(19)

Nasional (SSN) yang menyiapkan peserta didik berdasarkan Standar Nasional

Pendidikan (SNP) Indonesia dan bertaraf Internasional sehingga diharapkan

lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Tujuan program RSBI

adalah :

1. Umum

a. Meningkatkan kualitas pendidikan nasional sesuai dengan amanat Tujuan

Nasional dalam Pembukaan UUD 1945, pasal 31 UUD 1945, UU No.20

tahun 2003 tentang SISDIKNAS, PP No.19 tahun 2005 tentang SNP (Standar

Nasional Pendidikan), dan UU No.17 tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang menetapkan Tahapan Skala

Prioritas Utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah ke-1 tahun

2005-2009 untuk meningkatkan kualitas dan akses masyarakat terhadap

pelayanan pendidikan.

b. Memberi peluang pada sekolah yang berpotensi untuk mencapai kualitas

bertaraf nasional dan internasional.

c. Menyiapkan lulusan yang mampu berperan aktif dalam masyarakat global.

2. Khusus

Menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi yang tercantum di dalam

Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan standar kompetensi lulusan

(20)

RSBI/SBI adalah sekolah yang berbudaya Indonesia, karena

Kurikulumnya ditujukan untuk Pencapaian indikator kinerja kunci minimal sebagai

berikut:

1. menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);

2. menerapkan sistem satuan kredit semester di SMA/SMK/MA/MAK;

3. memenuhi Standar Isi; dan

4. memenuhi Standar Kompetensi Lulusan.

Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian

indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:

1. Sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) di mana setiap saat siswa bisa mengakses transkripnya masing-masing;

2. Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama

pada sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD (Organization

for Economic Co-operation and Development) dan/ atau negara maju

lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; dan

3. Menerapkan standar kelulusan sekolah/ madrasah yang lebih tinggi dari

Standar Kompetensi Lulusan.

Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci

minimal, yaitu memenuhi Standar Proses. Selain itu, keberhasilan tersebut juga

ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:

(21)

luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneural, jiwa patriot,

dan jiwa inovator;

2. Diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah

satu negaraanggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai

keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan;

3. Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran;

4. Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti

kejuruan menggunakan bahasa Inggris, sementara pembelajaran mata

pelajaran lainnya, kecuali pelajaran bahasa asing, harus menggunakan bahasa

Indonesia; dan

5. pembelajaran dengan bahasa Inggris untuk mata pelajaran kelompok sains

dan matematika untuk SD/MI baru dapat dimulai pada Kelas IV.

Untuk persebaran SMK RSBI di Jawa Barat lebih jelasnya bisa dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 1.4.

Sebaran SMK RSBI di Jawa Barat.

(22)

Lanjutan Tabel 1.4.

Barat dapat dilihat pada tabel 1.5.berikut:

Tabel 1.5.

Sebaran Kompetensi keahlian SMK RSBI di Jawa Barat.

No. Kompetensi

Keahlian Jumlah Sebaran

1 Bisnis

Manajemen 7

SMKN 1 Cianjur, SMKN 1 Garut, SMKN 1

Kedawung, SMKN 2 Sumedang, SMKN 1 Indramayu, SMKN 2 Cikarang Barat, SMKN 1 Bekasi

2 Kesehatan 1 SMKN 7 Bandung

3 Seni, Kerajinan,

Pariwisata 6

SMKN 1 Pacet, SMKN 3 Kuningan, SMKN 1 Indramayu, SMKN 3 Sukabumi, SMKN 9 Bandung, SMKN 1 Bekasi

4 Agribisnis,

Argoindustri 3

SMKN 1 Sukabumi, SMKN 1 Pacet, SMKN 1 Losarang

SMKN 1 Cibinong, SMKN 1 Sukabumi, SMKN 1 Cianjur, SMKN 1 Pacet, SMKN 1 Katapang, SMKN 1 Garut, SMKN 2 Ciamis, SMKN 3 Kuningan, SMKN 1 Kedawung, SMKN 1

Majalengka, SMKN 2 Sumedang, SMKN 1 Indramayu, SMKN 1 Losarang, SMKN 2 Tasikmalaya, Cikarang Barat, SMKN 13 Bandung, SMKN 1 Bekasi, SMKN 2 Tasikmalaya

6 Teknologi dan Rekayasa

12 SMKN 1 Cibinong, SMKN 1 Katapang, SMKN 2 Ciamis, SMKN 3 Kuningan, SMKN 1

(23)

Lanjutan Tabel 1.5.

SMKN 1 Indramayu, SMKN 1 Losarang, SMKN 13 Bandung, SMKN 1 Bekasi, SMKN 2 Tasikmalaya

Jumlah 46

Sumber : Direktorat Pembinaan SMK 2011

B. IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH

Dari beberapa hasil penelitian dikatakan bahwa kelemahan lulusan SMK

meliputi pengetahun kerja, keterampilan kerja, dan sikap/budaya kerja yang tidak

sepenuhnya diperoleh oleh para lulusan SMK saat berada di sekolah. Di samping hal

tersebut, kesenjangan nilai yang digunakan dunia industri dan sekolah masih

memiliki perbedaan. Hal ini akan berdampak pada pencapaian kompetensi yang

sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Beberapa kemungkinan yang menjadi faktor

penyebabnya antara lain :

1. Metode atau model pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPS

yangditerapkan belum sesuai dengan apa yang diharapkan oleh dunia usaha

dan dunia industri sehingga diperlukan pembelajaran yang lebih mendekatkan

peserta didik dengan kondisi riil di dunia kerja.

2. Isi pada materi pembelajaran IPS belum mengkondisikan peserta didik pada

lingkungan pekerjaan seperti di industri sehingga diperlukan isi materi yang

benar-benar sesuai keterampilan sosial yang dibutuhkan dunia industri dan

(24)

3. Terjadi kesenjangan (gap) antara pembelajaran IPS yang diterapkan di sekolah

dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri sehingga terjadi

ketidaksesuaian antara kompetensi yang diajarkan di sekolah dengan

kompetensi kerja yang dibutuhkan.

4. Turunnya motivasi belajar peserta didik yang berdampak pada kompetensi

yang ingin dicapai disebabkan model pembelajaran saat ini yang tidak

menciptakan suasana akrab, saling menghargai, bekerja sama, dan

menyenangkan (meaning and joyfull learning).

5. Materi pembelajaran IPS masih bersifat sempit sekedar memenuhi persyaratan

nilai sebuah standar kompetensi sehingga peserta didik hanya memenuhi

kewajiban hadir dan nilai angka yang diberikan guru pada akhir pembelajaran.

6. Pendidikan Standar Ganda (PSG) yang mewajibkan peserta didik SMK

melakukan praktek kerja industri belum mampu memenuhi harapan dunia

industri, yaitu tenaga kerja terampil yang siap pakai di dunia kerja karena

kesenjangan nilai yang diberlakukan di sekolah dengan di industri.

Belum banyaknya penelitian yang khusus mengenai pembelajaran IPS dalam

meningkatkan keterampilan sosial lulusan SMK di dunia kerja menjadi catatan

penting bagi peneliti dan menjadi daya tarik untuk melakukan penelitian tentang

bagaimana Efektivitas Proses Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan Keterampilan

Sosial Peserta didik SMK Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) Di Jawa

(25)

Berpedoman pada latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasikan bahwa pembelajaran IPS diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan sosial peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat.

Dengan adanya pengembangan Mata Pelajaran IPS pada Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK), maka terdapat beberapa permasalahan yang akan diangkat pada

penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana gambaran efektivitas proses pembelajaran IPS di SMK RSBI di Jawa

Barat?

2. Bagaimana gambaran keterampilan sosial peserta didik SMK RSBI di Jawa

Barat?

3. Bagaimana pengaruh efektivitas proses pembelajaran IPS terhadap Keterampilan

Sosial peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat?

C. TUJUAN PENELITIAN

Secara umum penelitian ini bertujuan melakukan kajian tentang peran mata

pelajaran IPS terhadap kompetensi yang diharapkan dalam membangun keterampilan

sosial SMK di Jawa Barat. Secara khusus penelitian ini :

1. Mendeskripsikan dan menjelaskan proses pembelajaran IPS dan keterampilan

sosial peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat

2. Memprediksi pengaruh efektifitas proses pembelajaran IPS terhadap

keterampilan sosial peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat.

(26)

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian akan lebih bermakna apabila memberikan manfaat, baik bagi

pengembangan ilmu pengetahuan maupun bagi masyarakat. Dalam segi keilmuan

diharapkan penelitian ini nantinya dapat :

1. Memberikan gambaran mengenai efektivitas proses pembelajaran IPS dalam

membangun keterampilan sosial peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat.

2. Menambah ilmu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran IPS dalam

membangun keterampilan sosial peserta didik SMK di Jawa Barat (baik

kelebihan maupun kekurangannya).

3. Menemukan konsep-konsep baru sebagai bahan masukan dalam pembuatan atau

perumusan kurikulum pendidikan IPS yang lebih signifikan terhadap tujuan

Pendidikan Nasional.

Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi :

1. Badan Standarisasi Nasional Pendidikan sebagai pembuat kurikulum untuk

melengkapi kekurangan yang terdapat dalam kurikulum IPS terutama yang

berkaitan dalam membangun keterampilan sosial. Agar kelas dapat

menghasilkan materi IPS yang tepat sasaran dalam mengembangkan kemampuan

peserta didik.

2. Memberikan bahan masukan pada guru IPS dalam menyusun rencana

pembelajaran dan metode pembelajaran IPS agar proses dan hasil pembelajaran

(27)

memiliki keterampilan sosial yang memadai sebagai bekal untuk bekerja di

dunia industri dan atau di dunia usaha.

3. Memberikan fasilitas yang menunjang kepada guru dan peserta didik agar dapat

melaksanakan pembelajaran IPS dengan baik, sehingga peserta didik dapat

mewujudkan hasil pembelajaran IPS yang mendukung upaya dalam membangun

keterampilan sosial terutama di lingkungan sekolah.

4. Pembuat kebijakan di tingkat pusat, maka penelitian ini diharapkan menjadi

(28)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang

data-datanya berupa angka-angka atau data-data diangkatkan. Sedangkan menurut

Arikunto penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka mulai dari

pengumpulan angka, penafsiran terhadap data serta terhadap hasilnya.penelitian ini

mengungkapkan tentang efektivitas proses pembelajaran IPS dalam meningkatkan

keterampilan sosial peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat. Adapun variabel-variabel

yang akan diteliti adalah efektivitas proses pembelajaran IPS dan keterampilan

sosial. Dengan demikian yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah peserta didik

SMK Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Jawa Barat.

2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Survey Explanatory.

Metode survei merupakan metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh

kesimpulan dengan cara meneliti objek penelitian yang diambil dari data sampel

secara sekilas. Hal ini dinyatakan oleh Kerlinger (dalam Riduwan, 2004:49) bahwa

(29)

tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi

tersebut, dan hubungan antar variabel sosiologi maupun psikologi”. Sedangkan

Explanatory adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara

variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.

Desain penelitian ini dipilih karena akan memperkirakan hubungan antara

variable efektivitas proses pembelajaran IPS dan peningkatan keterampilan sosial

peserta didik SMK di Jawa Barat dengan pengukuran statistik, dimana hubungan

variabel dinyatakan dengan koefesien korelasi dan keberartian (signifikansi).

Penelitian ini menggunakan metode survey dan analisa korelasional untuk mengkaji

hubungan antara variabel penelitian, yaitu Proses Pembelajaran IPS sebagai variabel

bebas (X) dan Keterampilan Sosial sebagai variabel terikat (Y). Penelitian survey,

adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga

ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi, dan hubungan-hubungan antar

variabel sosiologis, maupun psikologis.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan

dengan pembelajaran IPS dan Keterampilan Sosial. Data tersebut akan diperoleh dari

sumber data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini akan

diperoleh dari peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat melalui sampel yang sudah

(30)

kepustakaan. Secara ringkas teknik pengumpulan data tersebut dikemukakan sebagai

berikut:

a. Kuesioner (angket)

Kuesioner berisi daftar pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan variabel

yang diteliti.Pertanyaan ini terdiri atas pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup

artinya responden dibatasi dalam menjawab beberapa alternatif jawaban yang

telah disediakan.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kajian dokumen yang

terkait dengan variabel dan objek penelitian. Dokumen yang akan dikaji

digunakan untuk menambah kelengkapan dari data-data yang telah ada.

c. Studi Kepustakaan

Di samping kajian dokumen, dilakukan telaahan pustaka mengenai: (1)

Efektivitas; (2) Proses Pembelajaran IPS; (3) Keterampilan Sosial. Hasil telaahan

pustaka digunakan untuk memperoleh analogi yang berguna dalam perumusan

teori, landasan untuk dapat menganalisa data primer, serta untuk menunjang dan

memperkuat dugaan dalam pembahasan masalah.

B. LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SMK RSBI di Jawa Barat. Pemilihan lokasi

(31)

a. Dukungan sarana dan prasarana untuk kegiatan penelitian tersedia secara

memadai.

b. Adanya persetujuan dari pihak Kepala sekolah dan guru bersangkutan untuk

mengizinkan dilaksanakannya kegiatan penelitian.

c. Studi pendahuluan yang menunjukkan masih terdapatnya sejumlah permasalahan

dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta didik melalui mata pelajaran IPS

SMK RSBI di Jawa Barat.

d. Belum pernah dilaksanakan penelitian hubungan persepsi sisa terhadap proses

pembelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan social peserta didik SMK

RSBI di Jawa barat.

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik Sekolah Menengah

Kejuruan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SMK RSBI) di Jawa Barat

sebanyak 20 sekolah yang tersebar di 18 wilayah Jawa Barat, yaitu Kab. Bogor,

Kota/Kab. Sukabumi, Kab.Cianjur, Kota/Kab. Bandung, Kab. Garut, Kab. Ciamis,

Kota/Kab. Cirebon, Kota/Kab. Bekasi, Kab. Sumedang, Kab. Indramayu, Kab.

Majalengka Kab. Kuningan, Kota/Kab.Bekasi Kota Tasikmalaya. Dengan demikian

(32)

Kelas XI dan atau kelas XII (dengan asumsi bahwa praktek kerja industri dimulai di

kelas XI dan atau kelas XII).

2. Sampel

Pengambilan sampel responden peserta didik di tiap sekolah dengan teknik

proportional stratified random sampling yaitu pengambilan sampel peserta didik dari

anggota populasi (seluruh peserta didik SMK RSBI di Jawa Barat berdasarkan

jurusan keahlian masing-masing) secara acak dan berstrata secara proposional. Hal ini

dilakukan karena kondisi populasi penelitian ini terdiri dari beberapa kelompok

individu dengan karakteristik yang berbeda-beda, yaitu peserta didik kelas XI atau

XII yang sudah mendapatkan mata pelajaran IPS dan sudah melaksanakan Praktek

Kerja Industri.

Berdasarkan data pokok SMKN RSBI dari Direktorat Pembinaan SMKpeserta

didik SMKN kelas XI dan XII yang memperoleh pelajaran IPS adalah 12.423 peserta

didik (2011).Dari jumlah populasi tersebut dapat dihitung jumlah minimal sampel

penelitian dengan menggunakan rumus dari Taro Yamone (Rahmat, 1995:82),

sebagai berikut :

n =

� (�)2+ 1

Keterangan :

N= jumlah sampel

(33)

D= nilai kritis/tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar 5% atau 10%

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka tingkat kesalahan yang digunakan

adalah 10%, didapatkan ukuran sampel sebesar:

n =

12423

12423 (0.1)2+ 1

=

81,6

Dengan demikian minimal sampel yang harus diambil adalah sebanyak 82

responden. Untuk membantu menentukan perwakilan dari setiap sampel, maka

menggunakan rumusan dari Singarimbun (1991:89) sebagai berikut:

n

k

=

��

Keterangan:

nk = jumlah anggota sampel dalam jumlah sampel

Pk = jumlah anggota populasi yang ada dalam kelompok

P = jumlah populasi

n = jumlah sampel

Jumlah sampel untuk masing-masing bagian setelah dilakukan perhitungan

dengan mengunakan rumus di atas, dapat dilihat pada tabel 3.1 :

(34)

Lanjutan Tabel 3.1

4 Seni, Kerajinan, Pariwisata

SMKN 9

Bandung 139 6

5 Agribisnis dan Argoindustri

SMKN 1

Sukabumi 210 10

6 Bisnis Manajemen SMKN 1 Garut 262 12

1.818 82 Sumber : Diolah dari Data Pokok SMK, 2010

Adapun yang menjadi latar belakang dari pengambilan sampel kelas XI dan

XII yang mendapatkan pelajaran IPS ini didasari karena kelas XI dan XII telah mulai

mempelajari konsep-konsep dasar tentang IPS ketika duduk di kelas X dan juga

karena peserta didik kelas XI dan XII sudah melaksanakan Praktek Kerja Industri.

D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Untuk memahami lebuh lanjut penelitian ini, perlu mengidentifikasikan

variabel secara operasional.Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini

yaitu :

1. Tingkat Efektifitas Proses Pembelajaran IPS

Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh

tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan

pengertian efektifitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa ,“Efektifitas

adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan

waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin

(35)

Menurut Popham dan Baker dalam Hadi dkk (1992), proses belajar mengajar

yang efektif adalah kemampuan untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan dari

kemampuan dan persepsi siswa. Untuk mencapai kepada proses pembelajaran yang

efektif maka Proses pembelajaran pada satuan pendidikan haruslah diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. (Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (SPN), pasal 19).

Sardiman, AM. (2005) menyebut istilah pembelajaran dengan interaksi

edukatif. Menurutnya, yang dianggap interaksi edukatif adalah interaksi yang

dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan untuk mendidik, dalam rangka

mengantar peserta didik ke arah kedewasaannya. Pembelajaran itu sendiri merupakan

proses yang berfungsi membimbing para peserta didik di dalam menjalani

kehidupannya, yakni membimbing mengembangkan diri sesuai dengan tugas

perkembangan yang harus dijalani. Proses edukatif memiliki ciri-ciri :

1. ada tujuan yang ingin dicapai ;

2. ada pesan yang akan ditransfer ;

3. ada peserta didik ;

4. ada guru ;

(36)

6. ada situasi ada penilaian.

Terdapat beberapa faktor yang secara langsung berpengaruh terhadap proses

pembelajaran, yaitu pengajar, peserta didik, sumber belajar, alat belajar, dan

kurikulum (Once Kurniawan : 2005). Association for Educational Communication

and Technology (AECT) menegaskan bahwa pembelajaran (instructional) merupakan

bagian dari pendidikan.Pembelajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya

terdiri dari komponen-komponen sistem instruksional, yaitu komponen pesan, orang,

bahan, peralatan, teknik, dan latar atau lingkungan.

Pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara pendidik dengan peserta

didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan yang positif.

Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh komponen-komponen instuksional

yang terdiri dari pesan berupa materi belajar, penyampai pesan yaitu pengajar, bahan

untuk menuangkan pesan, peralatan yang mendukung kegiatan belajar, teknik atau

metode yang sesuai, serta latar atau situasi yang kondusif bagi proses

(37)

Tabel 3.2.

Operasional Variabel Efektivitas Proses Pembelajaran IPS

Variabel Konsep Indikator Skala

Proses

c. Contoh masalah di dunia kerja menjadi Materi Pembelajaran d. Materi Pembelajaran akurat

ditinjau dari segi keilmuan e. Menanamkan nilai dan budaya

kerja dalam Materi Pembelajaran

f. Materi actual dengan apa yang terjadi di masyarakat

g. IPS sebagai mata pelajaran menarik dipelajari

MATERI

a. Materi untuk kelompok b. Instruksi yang jelas tentang

tugas

c. Adanya interaksi antara guru dan peserta didik

d. Guru demokratis dalam menyampaikan materi e. Metode yang disampaikan

berbeda-beda

f. Metode menarik peserta didik g. Metode didukung sarana

prasarana memadai

Ordinal

MEDIA DAN METODE

a. Guru dalam Pembelajaran IPS menggunakan alat bantu menjelaskan

(38)

Lanjutan Tabel 3.3

diajarkan saat itu c. Media yang digunakan

menarik perhatian anda

pembelajaran dari buku paket g. Guru menggunakan Sumber

pembelajaran yang berasal dari lingkungan masyarakat h. Guru menggunakan internet sebagai sumber pembelajaran

a. Guru melakukan evaluasi di akhir pembelajaran

d. guru mengacu kepada tujuan pembelajaran

2. Keterampilan Sosial

Menurut Bloom (Mulyono, 1985:15), aspek keterampilan yang harus

(39)

akademis, keterampilan sosial, dan keterampilan meneliti". Berkaitan dengan

keterampilan sosial, maka tujuan pengembangan keterampilan sosial dalam mata

pelajaran IPS adalah agar peserta didik mampu berinteraksi dengan

teman-temannya sehingga mampu menyelesaikan tugas bersama, dan hasil yang dicapai

akan dirasakan kebaikannya oleh semua anggota masing-masing. Hal ini selaras

dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang sangat dipengaruhi oleh

masyarakatnya, baik kepribadian individualnya, termasuk daya rasionalnya,

reaksi emosionalnya, aktivitas dan kreativitasnya, dan lain sebagainya

dipengaruhi oleh kelompok tempat hidupnya (Sumaatmadja, 1997: 29). Dengan

demikian, pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial harus menjadi salah satu

tujuan pendidikan di persekolahan. Nilai-nilai sosial sangat penting bagi peserta

didik, karena berfungsi sebagai acuan bertingkah laku terhadap sesamanya, sehingga

dapat diterima di masyarakat. Nilai-nilai itu antara lain, seperti kasih sayang,

tanggung jawab, dan keserasian hidup.

Adapun keterampilan sosial mempunyai fungsi sebagai sarana untuk

memperoleh hubungan yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain; contoh:

melakukan penyelamatan lingkungan, membantu orang lain, kerja sama, mengambil

keputusan, berkomunikasi, wirausaha, dan partisipasi. Keterampilan sosial yang

perlu dimiliki peserta didik, menurut John Jarolimek, (1993 : 9) mencakup :

a. Living and working together; taking turns; respecting the rights of others; being

(40)

b. Learning self-control and self-direction.

c. Sharing ideas and experience with others.

Bentuk bagan operasional variabelnya sebagai berikut :

Tabel 3.3.

Operasional Variabel Keterampilan Sosial

Variabel Konsep Indikator Skala

Keterampilan

Sebelum instrument digunakan dalam kegiatan penelitian, terlebih dahulu

(41)

dilakukan untuk melihat validitas dan reliabilitas dengan bantuan program SPSS.

Apabila instrument telah memenuhi syarat-syarat validitas dan reliabilitas tes, barulah

instrumen digunakan dalam kegiatan penelitian.Sementara data pendukung dari hasil

angket berupa tanggapan siswa selama kegiatan penelitian dilakukan dikumpulkan

melalui penyebaran angket dan digunakan untuk mendukung analisis data penelitian.

Secara rinci penjelasan beberapa uji prasyarat instrumen, diuraikan sebagai

berikut:

1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono: 2009:173). Pengujian instrument

pengumpul data dilakukan terhadap 100 orang responden secara acak di luar anggota

sampel penelitian.

Kriteria pengujian diambil dengan membandingkan nilai rhitung dan rtabel

dengan taraf nyata α = 0,05. Item soal dinyatakan valid jika memenuhi persyaratan

rhitung> rtabel. Secara teknis operasional uji validitas instrument dilakukan dengan

menggunakan program Excel 2007. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa

instrument tersebut valid.Dengan demikian maka layak dijadikan alat pengumpulan

data yang sah.

Berdasarkan rekapitulasi hasil pengujian instrument validitas, maka item –

item yang tidak valid tidak dipakai. Dengan demikian item yang valid dari seluruh

(42)

anggota sampel penelitian.Variabel ini terdiri dari 36 butir/item pernyataan positif

maupun negative. Instrumen tersebut telah diuji cobakan kepada 33 orang peserta

didik kelas XII yang sudah melaksanakan Praktek Kerja industri Kompetensi

Keahlian Farmasi dan Analisis Kimia SMK Negeri 7 Bandung.

Hasil uji coba instrument penelitian variabel efektivitas proses pembelajaran

IPS diperoleh kesimpulan bahwa dari 36 item pertanyaan kuesioner yang diuji coba,

dinyatakan valid dan reliable sebanyak 22 item yaitu pertanyaan nomor 3, 4, 5, 7, 8,

10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 35, 36, Sedangkan yang

dinyatakan tidak valid sebanyak 14 item, yaitu nomor 1, 2, 6, 9, 11, 25, 27, 28, 29,

30, 31, 32,33, 34, dibuang atau tidak digunakan karena sudah terwakili oleh item

yang lainnya dalam indikator yang sama.

Lebih jelasnya pada tabel 3.8 berikut ini :

Tabel 3.4.

(43)

Lanjutan Tabel 3.8

Instrumen yang reliabel menurut Sugiyono (2009:173) adalah instrumen yang

(44)

data yang sama. Salah satu bentuk pengujian reliabilitas adalah dengan internal

consistency dengan teknik KR. 20. Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika rhit> rtab

dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk(n-2) maka item pertanyaan tersebut

dikatakan reliabel.

Secara teknis operasional uji reliabilitas instrument dilakukan dengan

menggunakan program Excel 2007. Dari hasil pengujian, menunjukkan bahwa

instrument tersebut reliable.Dengan demikian maka layak dijadikan alat pengumpulan

data yang sah.Lebih jelasnya pada tabel 3. 3

Tabel 3.5.

Rekapitulasi hasil uji reliabilitas instrument Penelitian ttabel 0,344

No Variabel Penelitian Nilai Hitung r Keterangan

1 Efektivitas Pembelajaran IPS 0.910 Reliabel

2 Peningkatan Keterampilan Sosial Peserta

didik 0.865 Reliabel

F. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Analisis Data Hasil Penelitian

Teknik analisis menggunakan pendekatan statistic parametric jika

asumsi-asumsi statistiknya terpenuhi dan apabila asumsi-asumsinya tidak terpenuhi maka data akan

dianalisis dengan teknik bebas distribusi atau non parametric. Untuk menentukan

terpenuhi tidaknya asumsi-asumsi dilakukan dengan uji normalitas distribusi

(45)

a. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahuiapakah variabel Proses

Pembelajaran IPS (X) dan Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa SMK RSBI di

Jawa Barat (Y) berdistribusi normal atau tidak. Adapun kriteria pengambilan

keputusan yang digunakan adalah berdasarkan nilai Asymp.Sig (2-tailed) hasil

pengolahan data SPSS versi 16.0 apakah variable X dan Y berdistribusi normal atau

tidak dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.6.

Hasil uji normalitas variabel penelitian

Efektivitas Keterampilan

N 82 82

Normal Parametersa Mean 69.0451 48.0818

Std. Deviation 9.69093 7.55326

Most Extreme Differences Absolute .048 .061

Positive .039 .042

Negative -.048 -.061

Kolmogorov-Smirnov Z .437 .548

Lanjutan tabel 3.5.

Asymp. Sig. (2-tailed) .991 .925

a. Test distribution is Normal. SPSS V.16.0

Hasil pengujian normalitas dapat diketahui berdasarkan nilai

Asymp.Sig.(2-tailed). Nilai sebesar 0,991 untuk efektivitas dan 0,925 untuk keterampilan kedua

duanya lebih besar dari 0,05 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data nilai

tersebut berdistribusi normal. Hal ini diperkuat dengan kata-kata dibawah tabel di

(46)

Selanjutnya untuk melihat distribusi normalitas data secara grafik dapat

dilihat dalam gambar berikut ini :

Gambar 3.1.

1. Rangkuman Uji Normalitas Variabel Penelitian

(47)

Kesimpulannya adalah semua variabel X dan Y berdistribusi normal, untuk

lebih detailnya bisa dilihat pada lampiran.

b. Uji Heterokedasitisas

Berdasarkan output histogram 3.1.1 dan 3.1.2 di atas, terlihat bahwa sebaran

data yang ada menyebar merata ke semua daerah kurva normal. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa data penelitian yang dimiliki mempunyai distribusi

normal. Demikian juga dengan normal P-Plot memperlihatkan hasil yang

sama.Sedangkan gambar 4.1.3 menunjukan bahwa tidak terjadi persoalan

heterokedastisitas yang berarti data yang dimiliki adalah data homogen.

(48)

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah suatu langkah untuk menentukan sebuah keputusan

menolak atau menerima hipotesis. Seluruh pengolahan data dalam pengujian

hipotesis menggunakan bantuan SPSS 16 for windows dan Microsoft excel, dengan

menggunakan analisis regresi dan alanisis jalur.

a. Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Individual (Uji t)

Pengujian hipotesis dengan uji t adalah untuk melihat pengaruh

variable-veriabel bebas (independent) terhadap variable terikat (dependen) secara parsial

dilakukan dengan uji t ini. Uji signifikansinya dapat dihitung melalui rumus :

ek S t  1 1

(Gujarati, 2001:78)

Setelah diperoleh thitung, selanjutnya bandingkan dengan ttabel dengan 

disesuaikan, adapun cara mencari ttabel dapat menggunakan rumus :

t

tabel

= n- k

Dimana :

t = ttabel pada  disesuaikan

n = banyak sample

k = variable bebas

Adapun kriteria yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

 Jika t hitung < t tabel ( Ho diterima, Ha ditolak)

(49)

Kriteria uji t adalah:

1. Jika thitung >ttabel maka H0ditolak dan H1 diterima (variabel bebas X

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y),

2. Jika thitung <ttabel maka H0diterima dan H1 ditolak (variabel bebas X tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y). Dalam penelitian ini

tingkat kesalahan yang digunakan adalah 0,05 (5%) pada taraf signifikasi

95%.

b. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda Secara Keseluruhan (Uji f)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat secara simultan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Formulasi uji f:

R2 = koefisien determinasi

k = Parameter (jumlah variable independent)

n = Jumlah observasi

F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel.

(50)

 Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

 Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Kriteria uji F adalah:

1. Jika Fhitung<Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (keseluruhan variabel bebas

X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y)

2. Jika Fhitung>Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (keseluruhan variabel bebas

X berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan (overall

significance) variabel bebas X terhadap variabel terikat Y, untuk mengetahui seberapa

pengaruhnya.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Uji R2 (uji koefisien determinasi) merupakan pengujian model yang ingin

mengetahui berapa besar persentase sumbangan variable independen terhadap naik

turunnya variable dependen secara bersama-sama. Koefisien determinasi

didefinisikan sebagai :

R2 =

Untuk mengetahui besarnya kemampuan variable independent dan

menjelaskan variabel dependen maka dilakukan uji determinasi dengan rumus

sebagai berikut :

(51)

R2 =

semakin mendekati satu maka model tersebut baik dan tingkat kedekatan antara

variable bebas dan variable terikatpun semakin dekat atau erat. Sebaliknya, jika R2

semakin menjauhi angka satu, maka model tersebut dapat dinilai kurang baik karena

hubungan antara variable bebas dan variable terikat jauh atau tidak erat.

G. ALUR PENELITIAN

Alur penelitian yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.3. Alur Penelitian

Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah

Studi Literatur: Pembelajaran IPS, Keterampilan Sosial

Penyusunan Instrumen:

1. Angket Proses Pembelajaran IPS 2. Angket Keterampilan Sosial

Validasi, Ujicoba, Revisi

Pelaksanaan Penelitian

(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pembelajaranIPS yang meliputiaspektujuan, materi, metoda, media,

danevaluasipembelajaran IPS, di SMK RSBI di Jawa Barat cukupefektif.

Efektifitastersebutmenunjukkanbahwapembelajaran IPS

terkaitdenganduniausahadanduniaindustridenganpraktekkerjaindustrisebagaiimpl

ementasinya. Sehinggaapabila proses pembelajaran IPS

mengalamipeningkatanmakaketerampilansosialpesertadidik pun

akanmengalamipeningkatan, begitujugasebaliknya.Besarnyaefektivitas proses

pembelajaran IPS

dalammeningkatkanketerampilansosialpesertadidikmenunjukkanbahwapengalam

an yang menyenangkanberasosiasipadasaatpembelajarandenganisipekerjaan(job

content). Dengan kata

lainisipekerjaanatauisitugaspadapembelajarandapatmembangkitkankeinginanmen

(53)

2. Keterampilansosialpesertadidik SMK RSBI di Jawa Barat dariaspekLiving and

working together; taking turns; respecting the rights of others; being socially

sensitive. Learning self-control and self-direction. Sharing ideas and experience

with others beradapadakategoritinggiyaitu di atas 80%. Hal

initergambardariresponpesertadidiksetelahmelaksanakanpraktekkerjaindustri

yang

menyatakanbahwasebagianbesarpesertadidikmengatakanbekerjasesuaiprosedur

yang ada di tempatkerjanya, mampubekerjasamadalammenyelesaikanpekerjaan,

introspeksidirisaatberbuatsalah,

melatihdiridanmemberikanmasukanuntukperbaikankerja.

Semuaindikatortersebutmenunjukanbahwaketerampilansosialpesertadidik SMK

RSBI di Jawa Barat yang sudahmelaksanakanprakerinmemilikiketerampilansosial

yang tinggi.

3. Proses pembelajaran IPS

berpengaruhterhadappeningkatanketerampilansosialpesertadidik yang

sudahmelaksanakanpraktekkerjaindustri (prakerin) di SMK RSBI di Jawa Barat

sebesar 16,8 %, sedangkansisanyasebesar 83%, dipengaruhiolehfaktor lain di

luarvariabel yang digunakandalampenelitianini.Hal inimenunjukanbahwa proses

pembelajaranmemilikiketerkaitandenganketerampilansosialpesertadidiksaatmelak

(54)

B. SARAN

Hasilpenelitianinidiharapkanmenjadisalahsatukontribusipenelitidalammemaju

kan proses pembelajaran IPS

terhadappeningkatanketerampilansosialpesertadidikSMK RSBI di Jawa Barat,

olehkarenaitupenelitimemberikan saran - saransebagaiberikut:

1. Bagi Guru

a. Senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan dan kompetensi yang

menunjang proses pembelajaran IPS menjadi lebih baik dengan menerapkan

pola pembelajaran yang efektif, efisien dan bermakna.

b. Senantiasa berusaha untuk terus meningkatkan kompetensi guru yang

dimilikinya dengan mengikuti berbagai kegiatan pelatihan, workshop dan

seminar pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru agar

menjadi lebih baik.

2. Bagi Orang TuaPesertaDidik

Berperan aktif dalam mengamati perkembangan pembelajaran peserta didik agar

dapat meningkatkan keterampilan sosial yang dimiliki peserta didik terutama saat

melakukan praktek kerja industri (prakerin) dan saat bekerja nanti sehingga

dapat membanggakan orang tuanya.

(55)

a. Harus memberikan suasana dan kondisi lingkungan sekolah yang

mendukung pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS dengan tersedianya

fasilitas seperti laboratorium IPS,memberikan kesempatan kepada peserta

didiknya untuk mengembangkan minatnya, dan mampu membantu

memecahkan permasalahan siswa.

b. Sekolah senantiasa memberikan kesempatan dan memfasilitasi setiap guru

untuk meningkatkan proses pembelajaran IPS yang lebih bermakna guna

dalam kehidupan sehari-hari peserta didik melalui berbagai kegiatan

peningkatan diri guru.

4. Kepada para peneliti selanjutnya

Perlu diadakan penelitian mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi

keterampilan sosial peserta didik selain melalui proses pembelajaran IPS, seperti

lingkungan keluarga, lingkungan dimana peserta didik tinggal, kecerdasan,

sikap,bakat, minatsiswa, latihan, lingkungan masyarakat, lingkungan pendidikan,

lingkungan sosial, dan kemampuan guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran.Dan juga diharapkan dilakukan penelitian mengenai apakah ada

perbedaan keterampilan sosial yang dimiliki peserta didik di SMK yang memiliki

karakteristik khas baik di bidang IPA (Teknologi dan Rekayasa, Kesehatan,

TeknikInformatikadanKomunikasi) maupun IPS (Seni, Kerajinan, Pariwisata,

(56)
(57)

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud,(1993),Link and Match,Depdikbud,Jakarta.

Depdikbud,(1994),KonsepSistemGandapadaPendidikanMenengahKejuruan di Indonesia,Depdikbud, Jakarta.

Depdikbud,(1995),PendidikanSistemGandaStrategiOperasional Link and Match padaSekolahMenengahKejuruan, Jakarta.

Depdikbud, (2007), Undang-undang No. 20 tahun 2003

tentangSistemPendidikanNasional,DepdikbudJakarta.

Djojonegoro, W. (1997),

PengembanganSumberDayaManusiaMelaluiSekolahMenengahKejuruan, Depdikbud. Jakarta.

Djojonegoro,Wardiman,(1997),SambutanMenteriPendidikandanKebudayaanpadaPe mbukaanGebyar SMK ke-2,Kendari 13 April 1997,

Hadi,Sutrisno,(1990),Metodologi Research Jilid 3Andi Offset, Yogyakarta.

hanckey.pbworks.com/f/Makalah+Yoyoh.doc- Diunduhtanggal 22 Juli 2012

Jubaedah, Yoyoh, (2009), Model Penilaiankeahlian Tata

BusanaBerbasisStandarKompetensiNasional Di SekolahMenengahKejuruan, SekolahPascasarjanaUniversitasPendidikan Indonesia.

Judisseno, Rimsky K (2008). JadilahPribadi Yang Kompeten di TempatKerja, PT GramediaPustakaUtama, Jakarta.

(58)

Maryani, Enok. (tt), Pengembangan Program Pembelajaran IPS untukMeningkatkanKompetensiKeterampilanSosial.

[Online].http://file.upi.edu/Direktori/ pdf. (Diunduhtanggal 21 januari 2011)

Muharam, La

Ode,(1995),MekanismePelaksanaanPendidikandenganSistemMagangSebagaiImplem entasi Link and Match,Haluoleo, 8 (14): 69-78.

NCSS, (1994).Curriculum Standard for Social Studies :Expection of Excellece Washington.

Nurharjadmo,Wahyu,

(2008),EvaluasiImplementasiKebijakanPendidikanSistemganda Di SekolahKejuruan, Spirit Publik, Volume 4, Nomor 2 Halaman: 215 – 228, UniversitasSebelasMaret Surakarta, Surakarta. Diunduhtanggal 17 Nopember 2011.

Pakpahan, Jorlin,(1994),SistemGandapadaSekolahMenengahKejuruan: Implementasi

Link and Match

dalamUpayaPeningkatanMutuPendidikanTeknologidanKejuruan,Makalahdisajikand alarn Seminar Nasional Forum Komunikasi FPTR se Indonesia di Surabaya, 28 November 1994.

PeraturanPemerintah No,29/1990,Tentang PendidikanMenengah Jakarta:Republik Indonesia.

PeraturanPemerintahRepublik Indonesia No. 19 Tahun 2005, Permendiknas, Jakarta.

ProfilPendidikan 2009/2010 DinasPendidikanPropinsiJawa Barat.

PusatPengembanganPenataran Guru

Teknologi,(1994),BagaimanaBelajarEfektifDalamPendidikanSistemGanda, PPPGT DitjenDasmenDepdikbud,Malang.

Gambar

Tabel
Gambar
Grafik
Tabel Konsultasi Statistik……………………………………….
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kimura., 2005, Skin Permeation of Propranolol from Polymeric Film Containing Terpene Enhancers for Transdermal Use, International Journal of Pharmaceutics, 289,

Tingkat hubungan antara variabel, dilakukan dengan melihat angka koefisien korelasi yang mengacu pada tabel interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2017)

2 Effendi Perangin, Hukum Agraria Indonesia, CV.. Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2016 yang merubah beberapa pasal, kemudian diganti dengan Peraturan Menteri Agraria

Berdasarkan uraian diatas dapat simpulkan bahwa permainan bola voli adalah suatu permainan beregu yang dimainkan oleh dua tim dengan melewatkan bola di atas net agar

Meskipun leon transport merupk,m dasar utama dalam perhitung(m reaktor, akan tetapi leon difusi dengan beberapa syarat yang dipenuhi cukup dapat dipercaya untuk banyak

Menurut (Ong &amp; Sugiharto, 2013) kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, dan keduanya saling berhubungan karena untuk

Beberapa penelitian sudah mengkaji faktor apa saja yang dapat meningkatkan kesiapan pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi, namun kajian tersebut sangat sedikiti

01/10/2013 Budhi   Purwantoro   Jati 66 KKNI KURIKULUM KELOMPOK MATAKULIAH (ELEMEN KOMPETENSI) NAMA MATAKULIAH SKS LINGKUP KOMPETENSI (PENCIRI) TEORI PRAK- TIK TOTAL KKNI JK