• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS IKLAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DAN KEYAKINAN KONSUMEN PADA NIAT BELI ROKOK STAR MILD DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS IKLAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DAN KEYAKINAN KONSUMEN PADA NIAT BELI ROKOK STAR MILD DI SURABAYA."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan kepada fakultas ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Manajemen

Oleh : Sigit Raharja 0712010220 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2011

(2)

Yang Diajukan

Sigit Raharja 0712010220 / FE / EM Telah disetujui untuk lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Muhadjir Anwar, MM Tanggal :

Mengetahui ?????????

(3)

Yang Diajukan

Sigit Raharja 0712010220 / FE / EM

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Muhadjir Anwar, MM Tanggal :

Mengetahui

Ketua Jurusan Manajemen

(4)

DAFTAR ISI………..…….……. iii

DAFTAR TABEL………..…………. vii

DAFTAR GAMBAR…..………..…………..…………. ix

ABSTRAKSI………..………. x

BAB I PENDAHULUAN…………..……….….. 1

1.1. Latar Belakang……….……….….. 1

1.2. Rumusan Masalah………..……….. 7

1.3. Tujuan Penelitian………..……….. 7

1.4. Manfaat Penelitian……….. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….... 9

2.1. Penelitian Terdahulu……… 9

2.2. Landasan Teori……… 9

2.2.1. Pengertian Manajemen Pemasaran……… 12

(5)

2.3. Tujuan Periklanan………. 17

2.3.1. Karakteristik Iklan Yang Baik………. 18

2.4. Efektifitas Iklan Serta Indikatornya……… .. 23

2.5. Sikap Konsumen Serta Indikatornya………. 26

2.6. Keyakinan Konsumen Serta Indikatornya………. 28

2.7. Niat Beli Serta Indikatornya………. 29

2.8. Hubungan Antara Variabel……….. 30

2.8.1. Pengaruh Efektifitas Iklan Terhadap Sikap Konsumen……..………. 30

2.8.2. Pengaruh Efektifitas Iklan Terhadap Keyakinan Konsumen…….…. 31

2.8.3. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Niat Beli ……….…. 33

2.8.3. Pengaruh Keyakinan Konsumen Terhadap Niat Beli ……….…. 34

2.9. Kerangka Konseptual………... 35

2.9.1. Hipotesis……….. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 37

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel……….. 37

(6)

3.4. Jenis Pengumpulan Data…… ………..…………. 41

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………..……… 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 51

4.1. Deskripsi Objek Penelitian……..………..……….. 51

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ………..……… 53

4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden………..……… 53

4.2.2. Deskripsi Efektifitas Iklan ………..………. 53

4.2.3. Deskripsi Sikap Konsumen ………..……… 57

4.2.4. Deskripsi Keyakinan Konsumen ………..……….. 58

4.2.5. Deskripsi Niat Beli ………..……… 60

4.3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ……….………... 63

4.3.1. Uji Hipotesis Multivariate………..……….. 63

4.3.2. Uji Rentabilitas………..……….. 64

(7)

4.3.6. Uji Multicollinerity dan Singularity……….…..……….. 69

4.3.7. Analisis Model One-Stop Approach to SEM……….. 69

4.3.8. Uji Kausalitas……….…..……….. .. 72

4.3.9. Analisis Unidimensi First Order………..……….. 74

4.4. Pembahasan..……….…..……….. 74

4.4.1. Pengaruh Efektifitas Iklan Terhadap Sikap Konsumen..……….. 74

4.4.2. Pengaruh Efektifitas Iklan Terhadap Keyakinan Konsumen…….…. 75

4.4.3. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Niat Beli ……….…. 76

4.4.4. Pengaruh Keyakinan Konsumen Terhadap Niat Beli ……….…. 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…..………. 80

5.1. Kesimpulan………. ……….…. 80

5.2. Saran……… ……….…. 82

(8)

Tabel 2.1 : Profil Katagori Media………..….……… 22

Tabel 4.1 : Karakteristik Responden……….……… 53

Tabel 4.2 : Efektifitas Iklan (X1)……….……… 55

Tabel 4.3 : Sikap Konsumen (X2)……….……. . 57

Tabel 4.4 : Keyakinan Konsumen (X3)……… ……….…….. 59

Tabel 4.5 : Niat Beli (Y)………..……….……… 61

Tabel 4.6 : Uji Outlier Multivariate……… ………….……… 63

Tabel 4.7 : Uji Reliabilitas ………..……….……… 64

Tabel 4.8 : Uji Validitas ……….……..……….…… ... 66

Tabel 4.9 : Uji Constract Realibility dan Variabel Extracted.………..……… 67

Tabel 4.10 : Uji Normalitas……….…..……….. 68

Tabel 4.11 : Uji Multicollinerity dan Singularity……….…..……… 69

Tabel 4.12 : Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices……….. 70

(9)
(10)

Gambar 3.2 : Struktural Equation Modeling Two Step Approach....….……… 47

Gambar 4.1 : Model Pengukuran & Struktural………..……….……… 70

(11)

Oleh:

Sigit Raharja

0712010220 / FE / EM

Abstraksi

Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap mendukung terhadap produk sering tergantung pada konsumen. Iklan yang diminati atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih terhadap produk, sehingga dapat menyebabkan keputusan untuk membeli. Semakin seringnya konsumen mengetahui produk yang diiklankan, maka konsumen akan mengingat produk dan timbul keyakinan atas produk yang diiklankan. Bila konsumen sudah yakin terhadap produk, maka secara otomatis tertanam di benak konsumen (Top Of Mind), yang mengakibatkan semakin kuatnya niat pembelian dari konsumen. Atas dasar pemikiran tersebut dilakukan penelitian terhadap pemirsa iklan produk rokok star mild yang ada di daerah Surabaya. Tujuan penelitian untuk menganalisis adanya pengaruh Iklan terhadap Sikap Konsumen, pengaruh Iklan terhadap Keyakinan Konsumen, pengaruh Sikap Konsumen terhadap Niat Beli dan pengaruh Keyakinan Konsumen terhadap Niat Beli.

Penelitian menggunakan data primer yang diperoleh dari jawaban responden dengan memberikan angket daftar pertanyaan. Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM) yang diolah dengan fasilitas program aplikasi AMOS.4.01.

Pengujian hipotesis dan hubungan kausal yang diperoleh dari structural equation modeling dapat disimpulkan bahwa: (1) Iklan Rokok Star Mild mampu mempengaruhi dalam memunculkan keyakinan konsumen terhadap kemudahan

memperoleh produk pada waktu, tempat dan jumlah yang diharapkan. (2) Keyakinan Konsumen tidak mampu merangsang atau bahkan menimbulkan

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemikiran yang berorientasi pada pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dielakan dengan munculnya fase pertumbuhan yang tidak menentu. Ini disebabkan tingginya tingkat persaingan di dunia bisnis. Maka dari itu perusahaan dituntut untuk mencari,menemukan dan memanfaatkan peluang untuk menjaga kelangsungan perusahaan. Untuk memenuhi selera konsumen yang selalu berubah, karena mereka mempunyai kesempatan sepenuhnya memilih barang yang paling sesuai, serta membandingkan produk satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu perusahaan harus mampu merebut kesan konsumen terhadap produk yang akan dijual dan terus menerus menyiasati bagaimana produk ini laku di pasaran. Agar suatu produk dapat berfungsi memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen maka keberadaan produk tersebut harus dikomunikasikan guna diperkenalkan keberadaannya kepada konsumen.

Iklan menjadi pilihan yang menarik sebagai sumber informasi, media hiburan, dan media komunikasi bagi pemasar. Iklan merupakan salah satu instrument pemasaran modern yang aktivitasnya didasarkan pada konsep komunikasi.

(13)

diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. Agar komunikasi efektif dan mencapai sasaran, terdapat tiga hal yang dapat diperhatikan yaitu pengaruh iklan terhadap perubahan perilaku pembelian, proses komunikasi dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi perilaku serta target audiensnya. Pada akhirnya, iklan memelihara citra produk bahkan perusahaan dibenak konsumen. Jika suatu perusahaan ingin mempertahankan kekuatan mereknya, maka ia harus melakukan periklanan secara efektif dan berkelanjutan. Melalui periklanan dengan media tertentu baik media cetak, radio dan televisi diharapkan konsumen akan mengetahui, mendengar, membaca dan melihat produk yang ditawarkan. Selanjutnya konsumen akan memperhatikan, memahami, menafsirkan dan merespon iklan tersebut pada akhirnya menimbulkan niat untuk melakukan pembelian.

Niat konsumen ini merupakan akibat penilaian dari konsumen terhadap unsur-unsur yang ada di dalam iklan, pesan iklan dan gambar iklan. Penilaian itu melibatkan emosi atau perasaan tertentu dalam diri konsumen terhadap iklan. Untuk sampai pada suatu respon pembelian sebagai pengaruh dari iklan, konsumen mengalami beberapa proses yaitu mengetahui isinya, mengingat pesannya, mempunyai citra yang baik pada iklan, mempunyai niat membeli dan akhirnya membeli produk yang diiklankan.

(14)

gilirannya dapat mengarah pada tindakan pertukaran guna memuaskan berbagai pihak yang terlibat dalam aktivitas pemasaran. Iklan bersifat persuasive dimana pada tiap bagian iklan, pesan yang disampaikan berusaha untuk mempengaruhi pemirsa.

Iklan harus mementingkan kelompok sasaran tertentu karena tidak semua pemirsa dapat efektif menjadi sasaran iklan. Sasaran iklan adalah sekelompok orang yang di kategorikan mempunyai kepentingan terhadap produk yang ditawarkan dan mereka mungkin membelinya atau sebagian pembeli potensial. Agar pesan iklan efektif, maka harus memenuhi persyaratan dari seluruh komunikasi efektif, yaitu pesan pemasar atau pengirim disandikan dikirim melalui saluran yang memadai dan diterjemahkan oleh pelanggan atau penerima. Tanpa iklan, para konsumen yang jauh dari pusat-pusat produksi tidak akan memperoleh informasi mengenai barang yang dibutuhkan. Jadi iklan dapat menambah nilai produk dari konsumen.

(15)

Di tahun 1997, secara hampir bersamaan, dua musuh bebuyutan HMS, PT Djarum dan PT Bentoel Prima (BP), ikut peruntungannya di kategori ini. Djarum mengusung merek LA Lights, sedangkan BP mengibarkan Star Mild. Masuknya BP ke kategori ini tak lain karena pada saat itu Warsianto, yang punya kontribusi cukup besar dalam proses kelahiran A Mild, sudah mendarat di BP. Seperti halnya di HMS, Warsianto memimpin lahirnya produk baru ini, bahkan dari mulai bentuk proposal. Dengan slogan LOSTA MASTA, star mild menantang A Mild, di wilayah Jawa Barat, khususnya Bandung (sebelum di pasarkan secara nasional, awalnya Star Mild hanya di pasarkan di wilayah Ja-Bar-Red .).

Kandungan Star Mild lebih rendah daripada A Mild , kalau kandungan Tat dan nikotin A Mild adalah 14 mg dan 1,0 mg, sehingga keluar dengan kampanye

How Low Can You Go ? sedangkan Star Mild kandungan Tar dan Nikotin adalah 12

mg dan 0,9 mg. Ini di jadikan senjata untuk menantang A Mild lewat kampanye bertema : Lower Than Low. Dan, karena pasar sudah relatif terbentuk, Star Mild dapat lebih cepat diterima di pasar. Apalagi posisi harga Star Mild yang berada di bawah A mild sehingga penikmat rokok beralih ke Star Mild daripada A Mild.

(16)

Dibawah ini adalah table Top Brand Index 2008-2010 :

Tabel 1.1

Top Brand Indeks Rokok Star Mild tahun 2008-2010

TOP BRAND INDEKS ( TBI )  MERK 

2008  2009  2010 

Sampoerna A Mild  55,80% 56,10% 56,50%

Class Mild  12,60% 12,80% 12,90%

Star Mild  10,70% 11,20% 8,70%

Sumber : Majalah Marketing 02/X/FEBRUARI 2010

Top Brand adalah wujud pengakuan dari konsumen terhadap sebuah merek, karena Top Brand merupakan hasil survey yang dilakukan terhadap konsumen.

Fenomena yang ada pada penelitian ini, adanya penurunan nilai TBI rokok Star mild sepanjang tahun 2008-2010. Penurunan TBI rokok star mild adalah penurunan total penjualan dalam suatu wilayah, total penjualan menggambarkan bentuk riil keputusan akhir membeli dari konsumen. Keputusan membeli dari konsumen bentuk dari niat beli konsumen. Sehingga penurunan TBI rokok star mild dapat dijadikan indikator dari niat beli konsumen. Kurangnya Niat beli dari konsumen terhadap rokok Star mild, dikarenakan iklan yang ada pada televisi kurang menarik dan kurang variatif sehingga sikap konsumen dan kepercayaan konsumen terhadap rokok Star mild kurang begitu ada. (sumber : Artikel Hidayat, 2007)

(17)

menimbulkan niat beli dari konsumen. Hal ini tentu saja akan mampu mempengaruhi konsumen untuk pasti melakukan pembelian. Perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang lebih berfokus terhadap promosi dan iklan, karena informasi atau iklan sangat efektif dalam mempengaruhi konsumen.

Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap produk sering tergantung pada konsumen dengan adanya iklan. Iklan yang diminati atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap produk. Sehingga dapat menyebabkan keputusan untuk membeli (pertama kali konsumen mempunyai kepercayaan terhadap merek, mengembangkan sikap terhadap merek, dan kemudian memutuskan apakah membeli atau tidak). Dan semakin seringnya konsumen mengetahui produk yang diiklankan, maka konsumen akan mengingat produk tersebut dan timbul keyakinan dari konsumen atas produk yang diiklankan tersebut. (Jurnal Sukarno, 2005 : 139) dalam penelitiannya menyatakan, iklan yang diminati dan dievaluasi yang secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap konsumen yang lebih positif terhadap produk, akan mengakibatkan niat pembelian dari konsumen. Dan bila konsumen sudah yakin dengan produk tersebut, maka produk tersebut secara otomatis tertanam di benak konsumen (Top Of Mind), dapat menumbuhkan keyakinan konsumen sehingga akan mengakibatkan niat pembelian dari konsumen.

(18)

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil suatu rumusan sebagai berikut:

a. Apakah Efektifitas Iklan berpengaruh terhadap Sikap Konsumen pada Niat Beli ?

b. Apakah Efektifitas Iklan berpengaruh terhadap Keyakinan Konsumen pada Niat Beli ?

c. Apakah Sikap Konsumen berpengaruh terhadap Niat Beli ? d. Apakah Keyakinan Konsumen berpengaruh terhadap Niat Beli ? 1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada pemirsa iklan produk rokok star mild ini bertujuan : a. Untuk menganalisis pengaruh Efektifitas Iklan terhadap Sikap Konsumen

pada Niat Beli.

b. Untuk menganalisis pengaruh Efektifitas Iklan terhadap Keyakinan Konsumen pada Niat Beli.

(19)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Manfaat bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi PT. Lestariputra wirasejati untuk dapat dipakai salah satu alternative dalam mengembangkan dan meningkatkan efektivitas iklan rokok star mild terutama dalam mengantisipasi gencarnya persaingan rokok mild ini.

2. Manfaat bagi ilmu pengetahuan

Memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan, khususnya di bidang manajemen periklanan dan sebagai referensi atas penelitian lebih lanjut di waktu akan datang.

3. Manfaat bagi peneliti

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang dapat memberikan kontribusi dan menjadi

acuan dalam penyusunan ini adalah penelitian yang dilakukan :

1. Gendut Sukarno (jurnal,2005) melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Consumer Decision Model (CDM) dalam Pengukuran

Efektifitas Periklanan Shampo merek Pantene”. Berdasarkan analisis

Consumer Decision Model (CDM) yang memiliki enam variabel yang

berhubungan yaitu Pesan Iklan (F, Information), Pengenalan Merek (B, Brand

Recognition), Sikap Konsumen (A, Attitude), Keyakinan Konsumen (C,

Confidence), Niat Beli (I, Intention), dan Pembelian (P, Purchase).

Berdasarkan hasil analisis data tersebut, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

a. Faktor Informasi berpengaruh positif terhadap Faktor Pengenalan Merek.

b. Faktor Pengenalan Merek berpengaruh positif terhadap sikap konsumen.

c. Faktor Pengenalan Merek berpengaruh positif terhadap keyakinan

konsumen.

(21)

e. Faktor Informasi berpengaruh positif terhadap keyakinan konsumen.

f. Faktor sikap konsumen berpengaruh positif terhadap niat beli.

g. Faktor keyakinan konsumen berpengaruh positif terhadap niat beli.

2. Zuraida dan Chasanah (jurnal,2001). Melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Efektifitas Iklan Rinso, SoKlin, dan Attack dengan menggunakan

Consumer Decision Model (CDM) ”.

Berdasarkan analisis Consumer Decision Model (CDM) yang memiliki enam

variabel yang berhubungan yaitu Pesan Iklan (F, Information), Pengenalan

Merek (B, Brand Recognition), Sikap Konsumen (A, Attitude), Keyakinan

Konsumen (C, Confidence), Niat Beli (I, Intention), dan Pembelian (P,

Purchase). Berdasarkan hasil analisis data tersebut, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. Variabel Pesan Iklan mempunyai pengaruh signifikan terhadap

Keyakinan Konsumen.

b. Variabel Pesan Iklan mempunyai pengaruh signifikan terhadap Sikap

Konsumen.

c. Variabel Keyakinan Konsumen mempunyai pengaruh signifikan terhadap

Niat Beli.

d. Variabel Sikap Konsumen mempunyai pengaruh signifikan terhadap Niat

(22)

e. Variabel Pesan Iklan dapat berpengaruh langsung terhadap Niat Beli

tanpa melalui Keyakinan Konsumen, Keyakinan Konsumen bukan

sebagai variabel antara.

f. Variabel Pesan Iklan dapat berpengaruh langsung terhadap Niat Beli

tanpa melalui Sikap Konsumen, Sikap Konsumen bukan sebagai variabel

antara.

3. I Putu Artaya dengan kajian yang berjudul “ Pengaruh sikap dan keyakinan konsumen dalam keputusan pembelian tepung terigu merek Gunung Bromo

produk PT. BOGASARI FLOUR MILLS Surabaya “. Berdasarkan hasil

analisis data pengaruh sikap dan keyakinan diatas, diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

a. Keyakinan konsumen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

keputusan pembelian.

b. Sikap konsumen memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian.

c. Keyakinan konsumen dan sikap konsumen mempunyai hubungan yang

kuat dan searah dengan keputusan pembelian.

d. Variabel yang tampak lebih dominan adalah keyakinan konsumen,

sedangkan sikap konsumen tidak dominan meskipun sama-sama

(23)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah kegiatan menganalisa, merencanakan,

mengimplementasikan dan mengawasi segala kegiatan atau program guna mencapai

tingkat pemasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Kegiatan utamanya terletak pada merancang penawaran yang dilakukan perusahaan

agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar dengan menggunakan politik

harga, cara-cara komunikasi, cara distribusi, menyajikan informasi, memotivasi dan

melayani pasar menurut Alma ( 2004 : 130 ).

Definisi manajerial, pemasaran yang sering digambarkan sebagai “ Seni

Menjual Produk “ Peter Drucker, ahli teori manajemen mengatakan sebagai berikut

( Sunarto 2003 : 7 ) “ Orang dapat mengatakan bahwa akan selalu ada kebutuhan

akan penjualan. Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan.

Tujuan Pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian

rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjadi

dirinya sendiri. Idealnya pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan

yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan

produk atau jasa itu “ .

Pemasaran berurusan dengan pengidentifikasian dan pemenuhan kebutuhan

manusia. Salah satu definisi paling singkat tentang pemasaran adalah memenuhi

(24)

2.2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan

atau pengusaha dalam usahanya, untuk mencapai laba yang diinginkan. Kegiatan atau

aktivitas pemasaran tidak hanya sekedar menjual barang atau jasa, juga merupakan

suatu kegiatan aktivitas pemasaran.

Menurut Gregius Chandra ( 2002 : 01 ) pemasaran adalah proses sosial dan

manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan

dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran barang maupun jasa

yang bernilai satu sama lain.

Menurut Swastha ( 2005 : 51 ) menyatakan bahwa pasar adalah orang-orang

yang mempunyai untuk puas, uang untuk berbelanja dan kemampuan untuk

membelanjakan.

2.2.1.2 Konsep Pemasaran

Menurut Kotler (1997 : 17) konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk

meraih tujuan organisasi adalah lebih efektif dari pada pesaing dalam memadukan

kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan

pasar sasaran.

Sebagai falsafah bisnis konsep pemasaran bertujuan memberikan keputusan

terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi kepada konsumen.

Definisi konsep pemasaran ini menurut Swastha dan Irawan (1983 : 10) adalah

sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa kebutuhan konsumen merupakan

(25)

Berdasarkan kedua pengertian konsep pemasaran di atas, dapat disimpulkan

bahwa konsep pemasaran suatu perusahaan yang harus dimulai dengan usaha

mengenali dan merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Dasar pemikiran

yang terkandung di dalam konsep pemasaran dapat digolongkan ke beberapa elemen

pokok,yaitu :

a. Orientasi konsumen, pasar atau pembeli

Dalam upaya memasarkan hasil produknya, produsen hendaknya memperhatikan

selera konsumen, karena produk yang dihasilkan akan lebih banyak berhubungan

dengan konsumen sebagai penikmat dan sebagai penggunanya. Beberapa

konsumen yang harus ada untuk perusahaan yang benar-benar memperhatikan

konsumen, antara lain :

● Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan

Dipenuhi

● Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya

● Menentukan produk dan program permasalahannya

● Mengadakan penelitian kepada konsumen untuk mengukur,menilai

dan menafsirkan keinginan sikap serta tingkah laku mereka

● Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang

(26)

b. Volume penjualan yang menguntungkan.

Merupakan tujuan dari konsep pemasaran, artinya laba itu dapat diperoleh

dengan melalui pemuasan konsumen. Dengan laba ini, perusahaan dapat memperkuat

kondisi perekonomian secara keseluruhan.

Dapat pula dikatakan bahwa sebenarnya laba itu sendiri merupakan

pencerminan dari usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan

kepada konsumen.

2.2.1.3 Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan salah satu konsep utama

perusahaan, bauran pemasaran adalah gabungan strategi produk, penetapan harga,

promosi dan distribusi yang digunakan untuk memasarkan produk.

Menurut Swastha ( 2002 : 193 ), Marketing Mix merupakan kombinasi dari

empat variabel atau kegiatan inti dari sistem pemasaran perusahaan,yakni : produk,

harga, promosi, dan sistem distribusi. Dimana hal tersebut akan menentukan

keberhasilan pemasaran bagi perusahaan, dan semua ini ditujukan untuk memberikan

kepuasan kepada segmen pasar atau konsumen yang dipilih.

Kegiatan-kegiatan yang dimaksud dalam Marketing Mix yaitu product, price,

promotion, place. Untuk dapat memenuhi atau meleyani konsumen seefektif

mungkin, maka kegiatan-kegiatan ini perlu dikombinasikan, dipadukan dan

(27)

Secara ringkas marketing mix menurut Kotler (marketing management,2000)

dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Produk (product)

Adalah segala sesuatu yang layak ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan mereka. Produk merupakan suatu sifat yang kompleks, baik

dapat diraba, maupun tidak dapat diraba, termasuk merk, pembungkus, warna, harga,

prestasi perusahaan, dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan

keinginan dan kebutuhan.

2. Harga (price)

Adalah pengorbanan yang diwujudkan dalam rangka memperoleh barang dan

jasa, biasanya diukur dengan sejumlah uang. Berdasarkan nilai tersebut seseorang

atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak

lain pada produk yang umum, penurunan harga dapat menaikkan penjualan,

sedangkan pada produk yang membawa citra bergengsi, kenaikan harga akan

menaikkan penjualan karena produk dengan harga tinggi akan menunjukkan image

atau kepribadian seseorang.

3. Promosi (promotion)

Adalah kegiatan yang bertujuan mengkomunikasikan produk perusahaan

kepasar sasaran sekaligus memotivasi minat mereka untuk membeli. Promosi

merupakan kegiatan yang dapat mengkomunikasikan keunggulan suatu produk dan

membujuk konsumen untuk membelinya. Jadi, promosi merupakan komponen yang

(28)

4. Tempat (place)

Adalah sejumlah organisasi mandiri yang terlibat dalam proses penyediaan

produk untuk dikonsumsi oleh konsumen, meliputi wilayah pemasaran, maupun

struktur penyaluran, sehingga produk dapat mencapai pasar yang dituju tepat pada

waktunya.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa marketing mix memiliki

keterkaitan satu dengan lainnya sehingga bila terdapat kelemahan pada salah satu

unsur saja maka akan mempengaruhi usaha pemasaran, yang berarti juga akan

mempengaruhi tingkat atau volume penjualan yang akan dicapai oleh perusahaan. 2.3 Tujuan Periklanan

Langkah pertama dalam mengembangkan program periklanan adalah

menetapkan tujuan periklanan. Tujuan ini harus didasarkan pada

keputusan-keputusan terdahulu, mengenai pasar sasaran, positioning dan bauran pemasaran.

Dari definisi pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (1998 : 154), adalah

tugas komunikasi tertentu. Tujuan periklanan dapat dikelompokkan menjadi 4

(empat) macam, yaitu :

a. Informative Advertising

Iklan yang dipakai untuk menginformasikan kepada konsumen mengenai produk

dan untuk memupuk permintaan primer.

b. Persuasive Advertising

Iklan yang dipakai untuk memupuk permintaan selektif dari suatu merek dengan

(29)

c. Comparison Advertising

Iklan yang langsung atau tidak langsung, membandingkan suatu merek dengan

satu atau beberapa merek lain.

d. Reminder Advertising

Iklan yang dipakain untuk membuat konsumen terus memikirkan suatu produk.

Misal iklan coca-cola, yang mahal di televise dirancang terutama untuk

mengingatkan orang orang yang mengenai coca-cola bukan memberi informasi

atau membujuk mereka.

2.3.1 Karakteristrik Iklan Yang Baik

Dalam dunia periklanan para pengusaha saling bersaing untuk memperoleh

tanggapan dari konsumen. Periklanan juga harus memiliki beberapa karakter yang

mendukung karakteristrik iklan yang baik. Menurut Jefkins (1997:241), karakteristrik

iklan yang baik adalah :

a. Attention (Perhatian)

Suatu iklan berhasil memenangkan perhatian, memecahkan perhatian konsumen

dari berita editional atau iklan lain, iklan yang kita hasilkan tidak akan diperhatikan

sedikitpun oleh konsumen. Perhatian mungkin dapat kita raih dengan memanfaatkan

posisi dalam publikasi atau memanfaatkan bentuk iklan itu sendiri.

b. Interest (Ketertarikan)

Tidak ada suatu patokan tertentu dalam penggunaan perangkat kreatif ini guna

(30)

ketertarikan mereka. Hal itu mungkin secara selectif dan pembaca tentu akan

merasa tertarik pada iklan tertentu.

c. Desire (Keingginan)

Pembaca harus dibuat dari sekedar merasa tertarik dan terpikat, meraka harus

didorong untuk menginginkan produk atau jasa yang diiklankan. Bagaimanakah

secara kreatif, suatu iklan dapat dibuat sehingga menimbulkan keinginan konsumen

untuk memiliki produk yang diiklankan.

d. Conviction (Keyakinan)

Adalah sangat bagus apabila kita mampu menciptakan keinginan untuk membeli,

memiliki atau menikmati produk danjasa yang diiklankan. Namun kita juga harus

menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak

untuk melakukan pembalian. Hal itu akan memberi kepuasan, sebagaimana mereka

inginkan.

e. Action (Tindakan)

Iklan lebih bersifat statistik dan tidak mudah untuk membuat pembaca melakukan

tindakan sesuai yang diinginkan. Tentu saja, mungkin ada suatu pendekatan yang

langsung memunculkan aksi pada hadline, atau mungkin implicit dikeseluruhan

iklan. Namun demikian, perangkat-perangakat tertentu mungkin dapat digunakan

untuk membuat konsumen melakukan tindakan.

2.3.4 Pemilikan Media Periklanan

Tercapainya tujuan periklanan sangat dipengaruhi kibijakan dalam pemilihan

(31)

kesanggupan media sendiri dalam mencapai tujuan dan media tersebut mempunyai

kesanggupan mencapai konsumen.

Pemilihan media periklanan merupakan masalah yang harus dihadapi oleh

manajemen perusahaan. Masalah yang penting karena tidak semua yang ada selalu

cocok digunakan untuk periklanan swastha (1990:253) dalam bukunya azaz-azaz

marketing adalah sbb:

1. Tujuan periklanan

Dari beberapa tujuan periklanan yang ada misalnya perusahaan

mengutamakan kecepatan sampainya berita kepada masyarakat atau pasar, untuk

mencapai tujuan tersebut akan lebih tepat apabila perusaan mengunakan radi atau

surat kabar sebagai media periklanan.

2. Sirkulasi media

Sirkulasi mesia yang akan dipakai harus sesuai atau seluas distribusi secara

geografis maupun distribusi kepada sekmen pasar yang dituju. Apabila distribusi

produknya hanaya meliputi daerah lokal saja, sirkulasi didaerah iklim tersebut. Dari

segilain, untuk produk yang dipasarkan pada sekmen pasar tertentu, misalnya produk

untuk wanita, dapat diiklankan melalui majalah kewanitaan.

3. Keperluan berita

Ada beberapa produk yang dalam periklanannya pula disertai dengan gambar,

tidak hanya tulisan, jadi berita yang harus disampaikan dirangkai dengan gambar,

(32)

tersebut, manajemen dapat memilih media-media seperti: surat kabar, majalah,

televise, slide dibioskop dan sebaginya.

4. Waktu dan lokasi dimana keputusan membeli dibuat.

Faktor waktu dan tempat dimana keputusan membeli dibuat juga

memberikan pengaruh didalam pemilihan media yang digunakan. Sering terjadi

bahwa setelah orang melihat sebuah iklan, kemudian dalam jangka waktu pendek

mengambil keputusan untuk membeli. Perlu diperhatikan bahwa keputusan yang

diambil tidak selalu dirumah, tetapi dapat terjadi dijalan, dikantor, atau ditempat lain.

5. Biaya advertising

Pertimbangan biaya ini dihubungkan dengan jumlah yang tersedia dan

sirkulasi media yang akan digunakan. Makin luas sirkulasi media tersebut maka

semakin tinggi pula biaya pemasangan iklannya. Namun tingginya biaya tersebut

diimbangi makin banyak jumlah pembaca atau pendengar yang dapat dicapai

sehingga diharapkan jumlah pembeliannya semakin besar.

6. Kerjasama dan bantuan promosi

Kerjasama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media pada umumnya

manajemen lebih condong untuk melihat media yang bersedia melaksanakan

(33)

7. Karakteristik media

Untuk menggambil keputusan tentang media yang akan dipilih, perlu

dipertimbagkan karaktrestiknya, misalnya radio merupakan media yang dapat

menimbulkan keingginan melalui telingga.

Sutisna(2001:293) menguraikan media iklan dengan keunggulan dan

keterbatasan untuk masing-masing media :

Table 2.1 profil kategori media

Media Keunggulan Keterbatasan

Surat kabar Fleksilitas, tepat waktu, mampu

menangkap pasar lokal dengan

baik, jangkauan penerimaan

yang luas, tingkat kepercayaan

yang tinggi.

Umur informasi pendek, kualitas

gambar dan cetakan jelek, sedikit

audiens yang meneruskan

informasi (small “pass-allong”

audiens).

Televisi Informasi bisa dilihat, didengar

dan gambar yang bergerak,

menarik untuk ditonton,

perhatian tinggi dan jangkauan

luas.

Biaya tinggi, kebingungan yang

tinggi, tingkat pemaparan yang

cepat berlalu dan audiens kurang

mempunyai data seleksi.

(34)

selektivitras geografis dan

demografis yang tinggi dan

biaya yang rendah.

saja, perhatian yang lebih rendah

dibandingka televise, pemaparan

yang cepat berlalu.

Majalah Selektivitas demografis dan

geografis yang tinggi presstis

dan kredibilitas, hasil cetakan

berkualitas tinggi, berumur

panjang, jumlah pembaca yang

meneruskan informasi cukup

baik.

Waktu tunggu yang lama, waktu

sirkulasi yang terbuang dan tak

ada jaminan posisi yang lebih

baik.

Direct Mail Memiliki selektivitas audiens,

tidak ada iklan persaingan dalam

media yang sama, bersifat

pribadi.

Biaya relative tinggi dan kesan

atau citra surat.

Sumber : diadopsi dari Kolter (1995) 2.4 Efektifitas iklan serta indikatornya

Dalam setiap proses manajemen, baik itu manajemen sumber daya manusia,

manajaemenn informasi sistem, manajemen operasional, manajemen keuangan

maupun manajemen pemasaran, efektifitas merupakan kriteria utama untuk mencapai

(35)

Menurut Bernard (1982 : 117) bahwa : “Efektifitas adalah suatu tindakan dimana

tindakan itu akan efektif apabila telah mencapai tujuan yang telah ditentukan”.

Sedangkan Pandji Anogara (2000 : 178) menyatakan bahwa : “Efektivitas

berhubungan dengan pencapaian tujuan yang lebih dikaitkan dengan hasil kerja”.

Kata kunci efektifitas adalah efektif, karena pada akhirnya keberhasilan perusahaan

diukur dengan konsep efektivitas.

Pengertian efektifitas mempunyai arti yang berbeda bagi setiap

orang,tergantung pada kerangka acuan yang dipakainya. Seorang ahli ekonomi

mempunyai persepsi bahwa efektifitas organisasi akan semakna dengan keuntungan

atau laba. Bagi instansi pemerintah, efektifitas organisasi semakna dengan program

yang mempunyai pengaruh besar dengan kepentingan masyarakat baik politik,

ekonomi dan sebagainya.

Dari pengertian sebelumnya, maka pada umumnya efektifitas tersebut

memberikan batasan dan segi hasil yang dicapai dan suatu kegiatan tertentu tanpa

memperhatikan segi sumber yang digunakan. Dengan perkataan lain bahwa

efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau arah dalam

pencapaian tujuan. Pada saat sekarang pengertian efektifitas sering diidentikan

dengan tepat guna.

Suatu iklan dapat dikatakan dengan efektif, apabila tujuan dan periklanan

tersebut dapat tercapai atau terlaksana. Lingga Purnama (2001 : 159) menyatakan

(36)

dan mengingatkan pembeli tentang produk yang ditawarkan oleh perusahaan melalui

media iklan tersebut.

Agar berguna bagi perusahaan dalam pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran,

maka suatu periklanan harus fleksible, stabil , berkesinambunga dan sederhana serta

mudah untuk dipahami. Hal ini memerlukan analisa, peramalan dan pengembangan

usaha periklanan dalam pertimbangkan segala sesuatu pembuatan iklan sebagai

proses yang berkesinambungan.

Kegiatan iklan harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, mudah

dipahami, dan akurat tepat pada sasaranya. Berbagai keputusan dan kegiatan

perusahaan hanya efektif bila didasarkan atas informasi yang tepat. Periklanan juga

perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan (comprehensiveness), kepanduan

(unity) dan konsistensi.

Efektifitas biaya menyangkut masalah waktu, usaha dan aliran emosional dan

pencapaian iklan tersebut. Kemudian periklanan juga harus memperhatikan aspek

tanggung jawab atas implementasi kegiatan periklanan tersebut.

Apabila tujuan periklanan tersebut dapat tercapai, dengan terlebih dahulu

mengadakan pemilihan media yang sesuai serta mengadakan penyusunan anggaran

untuk kegiatan periklanan tersebut, maka suatu iklan dapat dikatakan efektif. Fungsi

utama untuk menginfotmasikan kepada konsumen mengenai seluk beluk produk

(fungsi informative), fungsi konsumen untuk membeli (persuading), menyegarkan

kembali informasi yang telah diterima konsumen (fungsi reminding atau

(37)

menyenangkan (menghibur) sewaktu konsumen menerima dan mencerna informasi

(Rita & Saliman, 2001).

Iklan yang efektif adalah iklan yang memikirkan dan memahami kebutuhan

pelanggan, iklan yang mengkomunikasikan keuntungan-keuntungan yang spesifik,

iklan yang menekankan pada tindakan spesifik yang harus diambil oleh konsumen.

Iklan yang baik memahami bahwa orang-orang yang tidak membeli produk, tapi

membeli keuntungan dari produk tersebut dan lebih dari itu iklan yang efektif adalah

iklan yang mendapat perhatian dan diingat serta membuat orang-orang bertindak

untuk melakukan niat pembelian (Shultz & Tannenbuan dalam Shimp, 2000).

Dalam hal ini indikator-indikator menurut (Jurnal Sukarno,2005 : 139) yang

mempengaruhi efektifitas iklan adalah :

1. Fantasi merupakan salah satu cara untuk menimbulkan imajinasi penonton yang

menyaksikan tampilan iklan di televisi.

2. Musik merupakan latar belakang dan pengiring penyampaian iklan tersebut.

3. Rasa takut merupakan gaya penyampaian maksud dari pesan iklan yang

menggambarkan suatu konsekuensi negatif jika tidak menggunakan produk yang

diiklankan

Sedangkan indikator-indikator menurut (handoko, 2006) yang mempengaruhi

efektifitas iklan adalah :

1. Komunikasi merupakan suatu penyampaian informasi melalui media masa maupun

dari berita orang ke orang.

(38)

2.5 Sikap Konsumen serta indikatornya

Menurut Setiadi memberikan definisi tentang sikap yang dikemukakan oleh

Gordon Allport ( 2003 : 214 ) sikap adalah suatu mental dan syaraf sehubungan

kesiapan untuk menanggapi di organisasi dan dinamis terhadap perilaku.

Sikap disebut juga konsep paling khusus dan sangat dibutuhkan dalam

psikologis kontemporer. Sikap juga merupakan salah satu konsep yang paling penting

digunakan pemasar untuk memahami konsumen.

Menurut Kotler (2000:130), sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan

kecenderungan tindakan yang menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang

terhadap beberapa obyek atau gagasan.

Sedangkan menurut J.Paul peter dan Jerry O.Olson ( 1999:130) sikap dapat

didefinisikan sebagai evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh

seseorang, maka dapat dikatakan sikap adalah sebagai respon Evaluatif. Respon

hanya akan dapat timbul apabila individu dihadapkan pada suatu rangsangan yang

menghendaki adanya reaksi individu.

Dalam memutuskan merek apa yang akan dibeli, atau di toko mana untuk

dijadikan langganan, konsumen secara khas memilih merek atau toko yang dievaluasi

secara paling mengungtungkan. Sebagai akibatnya, peningkatan sikap dapat menjadi

sasaran pemasaran yang berguna. Sikap berguna bagi pemasaran dalam banyak cara.

Sebagai contoh, sikap kerap digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan

(39)

Menurut Gendut Sukarno (2005 : 139), indikator-indikator yang digunakan :

a. Komponen afektif, evaluasi terhadap merek, yaitu komponen emosional

yang merefleksikan perasaan seseorang terhadap merek yang

bersangkutan.

Menurut I Putu Artaya (2008 : 68), indikator-indikator yang digunakan :

1. Harga, Rokok star mild memiliki harga yang lebih terjangkau di banding

dengan rokok mild lainnya.

2. Komposisi, Rokok star mild memiliki komposisi kandungan Tar dan

Nikotin adalah 12 mg dan 0,9 mg, lebih rendah dari rokok mild lainnya.

Jadi berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan

hal yang sangat penting dalam pengembangan strategi promosi dan satu konsep yang

paling penting digunakan pemasar untuk memahami konsumen.

2.6 Keyakinan Konsumen serta indikatornya

Menurut Kotler, dalam jurnal sukarno (2005 : 139) mendefinisikan keyakinan

adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Dengan

memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa merek atau pembekal tersebut terus

menurus memberikan tingkat kepuasan tertinggi untuk manfaat-manfaat yang paling

penting iklan dapat mengukuhkan sikap dan dengan demikian juga mempertahankan

kesukaan merek dan kesetiaan akan merek untuk tujuan melakukan pembelian

terhadap produk tersebut.

Menurut Mowen, dalam jurnal sukarno (2005 : 139) menyatakan bahwa

(40)

semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang obyek, atribut, dan manfaatnya.

Dimana kesemuanya itu merupakan bagian dari proses pembelajaran kognitif.

Indikator-indikator yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Kepercayaan atribut-obyek (obyek attribute-beliefs), pengetahuan tentang

sebuah obyek memiliki atribut khusus. Melalui kepercayaan

atribut-obyek, konsumen menyatakan apa yang mereka ketahui tentang sesuatu

dalam hal variasi atributnya.

2. Kepercayaan atribut-manfaat (attribute-benefit beliefs) kepercayaan

atribut- manfaat merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh

sebuah atribut tertentu menghasilkan atau memberikan manfaat tertentu.

3. Kepercayaan manfaat-obyek (object-benefit beliefs), merupakan persepsi

konsumen tentang seberapa jauh produk, orang atau jasa tertentu yang

akan memberikan manfaat tertentu.

Dimana ketiga bagian tersebut dapat mempengaruhi konsumen sebagai

masukan atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pengetahuan dapat

diperoleh dari informasi produk atau product knowledge dari produk yang disajiakan

pemasar melalui periklanan.

2.7Niat Beli serta indikatornya

Niat beli atau Intention merupakan keinginan yang direncanakan sepenuhnya

oleh konsumen untuk melakukan pembelian nyata. Secara singkat Niat beli dapat

diartikan sebagai rencana pembelian. Menurut Schiffman dan Kanuk ( 2002 : 206 )

(41)

konsumen , niat adalah suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana

pembelian untuk membeli beberapa unit dalam jumlah tertentu dari beberapa merek

yang tersedia dalam periode tertentu. Augusty (2006 : 206) Indikator-indikator Niat

beli adalah sebagai berikut :

1. Intensitas pencarian informasi, informasi mengenai suatu produk

2. Keinginan segera membeli, keinginan untuk membeli atau memiliki produk

3. Keinginan Preferensial, produk tertentu inilah yang diinginkan dan

bersedia mengabaikan lainnya

2.8 Hubungan Antara Variabel

2.8.1 Pengaruh Efektifitas Iklan Terhadap Sikap Konsumen

Sebuah iklan cenderung menciptakan sikap yang baik terhadap suatu produk

dengan menjelaskan cirri-ciri positif serta konsekuensinya. Sikap sangat penting bagi

pemasaran karena sikap merupakan kunci pemahaman mengapa seseorang

berperilaku sedemikian rupa atas suatu objek. Karena pada dasarnya sikap adalah

bagaimana perasaan seseorang atas suatu objek yang dapat mempengaruhi reaksi atau

perilaku individu atas objek tersebut. Jika iklan yang ditampilkan mampu

menciptakan kepercayaan positif pada merek, konsumen akan lebih mungkin untuk

mempunyai sikap positif dan membeli produk itu (Sutisna, 2003 : 107).

Menurut Engel ( 1995 : 95 ) menyatakan bahwa “ Kemampuan iklan untuk

menciptakan sikap yang menyokong terhadap suatu produk mungkin sering

bergantung pada sikap konsumen terhadap iklan itu sendiri. Iklan yang disukai dan

(42)

terhadap konsumen. Penelitian memperlibatkan secara berulang-ulang bahwa sikap

terhadap suatu iklan berfungsi sebagai peramal yang signifikan atas sikap terhadap

produk” .

Jadi kesimpulannya, sikap terhadap iklan terbentuk Karena adanya pengaruh

elemen-elemen iklan baik secara verbal maupun visual, yang kemudian akan

mempengaruhi perasaan dan emosi konsumen atas iklan tersebut. Perasaan dan emosi

inilah yang kemudian akan mempengaruhi bagaimana sikap konsumen atas iklan

tersebut, sikap atas iklan ini akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek

objek yang diiklankan.

2.8.2 Pengaruh Efektifitas Iklan Terhadap Keyakinan Konsumen

Setiap perusahaan saling berlomba untuk mengiklankan produk lama maupun

produk baru Karena pemasar mempunyai keyakinan dengan semakin tinggi intensitas

iklan yang dilakukan dapat membangun kesadaran akan produk ( awarenss ) dengan

lebih baik. Periklanan sebagai proses komunikasi bertujuan untuk menginformasikan

keadaan suatu produk dan manfaatnya, sehingga pelanggan sasaran memiliki

kesadaran adanya suatu produk serta dapat memperlihatkan citra produk maupun

perusahaan. Menurut Sutisna (2001 : 83) mendefinisikan citra adalah total persepsi

terhadap suatu obyek,yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai

sumber setiap waktu.

Sutisna (2001 : 82) “Konsumen mengembangkan inferensi atau kesimpulan

mengenai merek, harga toko dan perusahaan ”. kesimpulan tersebut didasarkan pada

(43)

bahwa kepercayaan yang terbentuk merupakan hasil dari proses evaluasi terhadap

informasi yang diterima. Dimana pesan iklan yang disajikan disertai dengan adanya

pembuktian nyata akan manfaat dan kualitas produk akan menimbulkan keyakinan.

Konsumen percaya akan produk tersebut melalui pesan iklan atau informasi yang

diterimanya.

Confidence atau keyakinan yaitu tingkat kepastian konsumen yang

menyatakan keyakinan dan penilaiannya terhadap suatu produk yang dinilai benar.

Pesan iklan yang disampaikan harus kredibel dan dapatdipercaya kebenarannya tanpa

bermaksud menyesatkan pelanggan sasaran. Henry Assael mengemukakan dari

posisi konsumen bahwa tanggapan konsumen terhadap sebuah iklan yaitu tanggapan

kognitif berhubungan dengan penelitian konsumen terhadap pesan iklan dan isi

sebuah iklan, apakah mereka menerima iklan itu atau menolaknya. ( Henry Assael,

1992 : 608 )

Jadi kesimpulannya, dengan semakin seringnya konsumen mengetahui produk

yang diiklankan, maka konsumen akan mengingat produk tersebut dan timbul

keyakinan dari konsumen atas produk tersebut. Dalam hal ini pesan iklan yang

disampaikan relatif konsisten dan sesuai dengan apa yang sudah disampaikan dan

diketahui oleh konsumen pada suatu merek tertentu.

2.8.3 Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Niat Beli

Definisi sikap yang paling klasik dikemukakan oleh Gordon Allport yang

(44)

melayani kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek atau kelompok

obyek baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten.

Sikap memainkan peranan utama dalam pembentukan perilaku individu dalam

hal ini pembelian terhadap suatu produk atau merek. Dalam memutuskan produk atau

merek apa yang akan dibeli, atau toko mana yang akan dijadikan langganan,

konsumen akan secara khas melakukan pemilihan terhadap suatu merek atau produk

dievaluasi secara paling menguntungkan. Menurut Kotler dalam sukarno ( 2005 :

139 ) menyatakan sikap adalah evakuasi, perasaan emosional dalam kecenderungan

tindakan mengungtungkan atau tidak mengungtungkan dan bertahan lama dari

seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.

Akan tetapi Sutisna (2001 : 101) menyatakan keterlibatan yang tinggi dari

konsumen atas pembeliannya akan lebih tinggi hubungan antara kepercayaan, sikap

dan perilaku. Ketika konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi, sikap

merupakan bagian dari hirarki pengaruh yang menyebabkan keputusan untuk

membeli (pertama kali konsumenmempunyai kepercayaan terhadap merek, kemudian

mengembangkan sikap terhadap merek, dan kemudian memutuskan apakah membeli

atau tidak).

Jadi kesimpulannya, kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang

mendukung terhadap produk sering tergantung pada konsumen dengan adanya iklan.

Iklan yang diminati atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap

yang lebih positif terhadap produk. Iklan yang tidak diminati dapat mengurangi niat

(45)

2.8.4 Pengaruh Keyakinan Konsumen Terhadap Niat Beli

Dengan memberikan keyakinan pada pelanggan bahwa merek tersebut terus

menerus memberikan tingkat kepuasan tertinggi untuk manfaat-manfaat yang paling

penting. Iklan dapat mengukuhkan sikap dan dengan demikian juga mempertahankan

kesukaan merek dan kesetiaan akan merek untuk tujuan melakukan niat pembelian

terhadap produk tersebut (Jurnal Sukarno,2005 : 139).

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa bila konsumen

sudah yakin atas produk yang ditawarkan oleh produsen, maka produk tersebut secara

otomatis akan tertanam di benak konsumen (Top of Mind), menumbuhkan keyakinan

(46)

Sikap konsumen

(X

2

)

Niat beli

(Y)

Efektifitas Iklan

(X

1

)

Keyakinan

konsumen

(47)

2.9.1 Hipotesis

a. Efektivitas iklan berpengaruh positif terhadap Sikap Konsumen

b. Efektivitas iklan berpengaruh positif terhadap Keyakinan Konsumen

c. Sikap Konsumen berpengaruh positif terhadap Niat Beli

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. X1 = EfektifitasIklan

Efektifitas iklan adalah Semua kegiatan dalam penyajian suatu pesan yang

non formal (tidak tertuju pada seorang tertentu) atau visual dan dibiayai secara

aperiodik untuk produk dan jasa. Indikator Efektifitas Iklan dalam Jurnal Sukarno

(2005 : 141), antara lain :

X1.1 Fantasi adalah Merupakan suatu Imajinasi yang dimiliki oleh konsumen, yang

apabila setelah menggunakan rokok Star mild konsumen serasa menjadi seorang

Komposer hebat.

X1.2 Musik adalah merupakan alunan musik yang melatar belakangi iklan rokok

Star mild yang bertujuan supaya mudah di ingat oleh para konsumen.

Sedangkan, indikator Efektifitas iklan menurut (handoko, 2006), antara lain :

X1.1 Komunikasi adalah merupakan cara penyampaian iklan yang ada pada iklan

(49)

X1.2 Persuasi adalah merupakan ajakan dalam iklan rokok star mild supaya lebih

bisa berkarya.

b. X2 = Sikap Konsumen

Kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek,

ide, situasi atau nilai. Indikator variable Sikap Konsumen dalam jurnal Sukarno (2005

: 141) antara lain :

X2.1 Komponen afektif, Merupakan evaluasi iklan yang lebih mudah di terima oleh

masyarakat sehingga sikap konsumen lebih berminat untuk menggunakan rokok star

mild.

Indikator variable sikap konsumen menurut I Putu Artaya (2008 : 68) antara lain :

X2.1 Harga, Rokok star mild memiliki harga yang lebih terjankau di bandingkan

dengan rokok mild lainnya.

X2.2 Komposisi, Rokok star mild memiliki komposisi kandungan Tar dan Nikotin

(50)

c. X3 = Keyakinan Konsumen

Sesuatu yang dapat menguatkan konsumen mengenai penilaian terhadap suatu hal

(produk). Indikator variabel Keyakinan Konsumen menuut I Putu Artaya (2008 : 67)

antara lain :

X3.1 Kemudahan mendapatkan, kemudahan mendapatkan produk saat konsumen

ingin membeli atau mengisap rokok star mild.

X3.2 Kemudahan penyimpanan, kemudahan dalam menyimpan produk rokok star

mild.

d.Y = Niat Beli

Jurnal Gendut Sukarno (2005 : 142) merupakan keinginan yang direncanakan

sepenuhnya oleh konsumen untuk melakukan pembelian nyata. Secara singkat Niat

beli dapat diartikan sebagai rencana pembelian. minat pembelian merupakan salah

satu tahapan dari tanggapan konsumen. Unsur-unsur yang mempengaruhi minat

pembelian konsumen dapat berdasarkan sesuatu yang menjadi bagian dari produk.

Indikator variabel Niat Beli Agusty (2006 : 206), adalah :

Y1 Itensitas Pencarian Informasi, mencari informasi mengenai sebuah produk

yang akan dibeli.

Y2 Keinginan segera membeli, keinginan untuk segera membeli dan memiliki suatu

produk yang telah diinginkan sebelumnya.

Y3 Keinginan Preferensial, keinginan membeli dan memiliki satu produk rela

(51)

3.2Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, yaitu merupakan

ukuran yang semata-mata menunjukkan urutan (ranking) obyek penelitian

berdasarkan atribut, tetapi juga memberikan informasi tentang jarak perbedaan antara

tingkatan obyek yang satu dengan obyek yang lain. Penelitian variabel diukur dalam

interval, sedangkan pengukuran skala ,menggunakan skor lima poin skala Lickert,

responden diminta untuk menilai suatu obyek atau konsep pada suatu skala yang

mempunyai dua kata ajektif yang bertentangan menurut angka 1-5.

Sangat Tidak Setuju 1____________________________5 Sangat Setuju

3.3Teknik Penentuan Sampel a. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang

pernah melihat iklan di televisi, pamphlet dan billboard rokok Star Mild di

Surabaya pada waktu 3 bulan yang lalu.

b. Sampel

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling

(pengambilan sampel secara kebetulan), yaitu sampel/responden yang

dipilih berdasarkan responden secara kebetulan ditemui oleh peneliti.

Sampel dalam penelitian ini, semua orang yang pernah melihat iklan di

(52)

jumlah parameter yang diestiminasi dan minimal 5 kali jumlah parameter

yang diestiminasi (Agusty,2002 :48). Jumlah parameter dalam penelitian

adalah 12 maka jumlah sampel yang dipergunakan adalah 9 x 12 = 108

responden.

3.4 Jenis Pengumpulan Data

a. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer yaitu

data yang diperoleh langsung dari tanggapan responden.

b. Sumber data dalam penelitian ini adalah kuesioner yaitu memberikan angket

daftar pertanyaan kepada responden.

c. Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Observasi

Yaitu melakukan pengamatan langsung pada obyek penelitian.

2. Metode Wawancara

Yaitu mewawancarai secara langsung kepada responden untuk keterangan yang

lebih dalam mengenai hal-hal yang diperlukan dalam penelitian.

3. Metode Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan (angket)

(53)

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dlam penelitian ini adalah

structural Equation Modeling (SEM). Model pengukuran faktor information, brand

recognition, attitude, confidence, intention, purchase, menggunakan Confirmatory

Factor Analysis. Penaksiran pengaruh masing-masing variabel terikatnya

menggunakan koefisien jalur. Langkah-langkah dalam analisis SEM model

pengukuran dengan contoh faktor information dilakukan sebagai berikut :

Persamaan Dimensi Faktor Information :

X1.1 = λ1 information + er_1

X1.2 = λ2 information + er_2

X1.3 = λ3 information + er_3

Bila persamaan diatas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk di

ukur unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka model

pengukuran dengan contoh faktor information akan nampak sebagai berikut :

Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Faktor Iklan

Iklan

X1.1

X1.2

X1.3

er_1

er_2

(54)

Keterangan : [saudara lihat daftar pertanyaan]

X1.1 = Pertanyaan tentang………….. ,

X1.2= Pertanyaan tentang…………... ,

X1.3 = Pertanyaan tentang………….. ,

er_j = error term Xij

demikian juga faktor lain seperti sikap, keyakinan dan minat beli.

1. Asumsi Model ( Structural Equation Modelling ) a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas.

1. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode-metode statistik.

2. Menggunakan Critical ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien sampel dengan standar errornya dan Skewnees value yang biasanya disajikan

dalam statistic deskriptif dimana nilai statistic untuk menguji normalitas itu

disebut sebagai Z-value. Pada tingkat signifikasi 1%, jika nilai Z lebih besar

dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal

1. Normal Probability plot [ SPSS 10.1]

2. Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan

memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga

ada tidaknya linieritas.

b. Evaluasi atas Outlier.

(55)

2. Multivariate outler diuji dengan criteria jarak Mahalanobis pada tingkat p <.

Jarak diuji dengan chi-square [ x ] pada df sebesar jumlah variabel bebasnya.

Ketentuan : bila M ahalanobis > dari : nilai x adalah multivariate outler.

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang

terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul

dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel

kombinasi [ Hair, 1998 ].

c. Deteksi Multicolinierity dan Singularity

Dengan mengamati Determinant matriks covarian. Dengan ketentuan apabila

determinant sampel matriks mendekati angka 0 [ kecil ], maka terjadi

multikolinieritas dan singularitas [ Tabachnick & Fidell,1998 ].

d. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam

menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang sebenarnya diukur.

Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari

indikator-indikator sebuah konstrak yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing

indikator itu mengindikasikan sebuah konstrak yang umum. Karena indikator

multidimensi, maka uji validitas dari setiap laten variabel/ construct akan diuji

dengan melihat loading faktor dari hubungan antara setiap observerd variabel dan

laten variabel. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan

(56)

[ Standardize Loading ]2

Construct Reliability =

[ [ Standardize Loading ]2 + εj ]

[ Standardize Loading2 ]

Variance Extraced =

[ [ Standardize Loading2 ] + εj ]

Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj = 1 - [Standardize Loading]. Secara

umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,7 dan variance

extracted ≥ 0,5 [ Hair et.al,1998 ]. Standardize Loading dapat diperoleh dari output

AMOS 4.01, dengan melihat nilai estimasi setiap butir sebagai indikator yang didapat

dari hasil perhitungan komputer.

2.Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung [ koefisien jalur ] diamati dari bobot regresi terstandar,

dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR/ Critical Ratio/ atau p

[probability] yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar dari pada t

table berarti signifikan.

3.Pengujian Model dengan Two-Step Approach

Two-Step approach to structural equation modeling [ SEM ] digunakan untuk

menguji model yang diajukan pada gambar 3.2. Two-Step Approach digunakan untuk

mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir

(57)

indikator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two-step approach ini. Two-Step

Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model

structural pada One-Step Approach [ Hair et.al.,1998 ].

Yang dilakukan dalam two-step approach SEM adalah : estimasi terhadap

measurement model dan estimasi terhadap stuctural model [Anderson dan

Gerbing,1998]. Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan two step

approach adalah sebagai berikut :

a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi indikator

summed-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda setiap indikator

tersebut distandarisasikan [ Z-scores ] dengan mean = 0, devisiasi standar = 1

yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang

berbeda-beda tersebut [ Hair et,al,1998 ].

b. Menetapkan error [ε] dan lambda [λ] terms, error terms dapat dihitung dengan

rumus 0,1 kali σ2 dan lambda terms dengan rumus 0,95 kali σ [Anderson dan

Gerbing,1988]. Perhitungan constrak reliability [α] telah dijelaskan pada

bagian sebelumnya dan deviasi standar [σ] dapat dihitung dengan bantuan

program aplikasi statistic SPSS. Setelah error [ε] dan lambda [λ] term

diketahui, skor-skor tersebut dimasukan sebagai parameter fix pada analisis

(58)

Diagram jalur dengan Two-Step Approach dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 3.2 : Stuktural Equation Modelling Two Step Approach

Keterangan simbol-simbol diatas adalah sebagai berikut :

: Faktor/ constrak laten variabelunobserved variable

yaitu sebuah variable bentukan, yang dibentuk melalui

indikator-indikator yang diamati dalam dunia nyata. CX2

CX3

CY CX1

Keyakinan Konsumen

Iklan

Niat Beli

Sikap Konsumen er_1

er_2

er_4

(59)

: Variabel terukur/ obseverd variable indicator variable

yaitu variabel yang datanya harus dicari melalui

observasi, misalnya melalui instrumen-instrumen

survey.

Garis dengan anak panah satu arah [ ] = garis yang menunjukkan

hubungan yang dihipotesiskan antara dua variabel dimana variabel yang dituju anak

merupakan variabel dependen.

Garis dengan anak panah dua arah [ ] = garis yang menunjukkan

hubungan yang tidak dihipotesiskan antara dua variabel dimana kedua variabel

berkorelasi.

Keterangan :

CX1 = Indikator Iklan yang sudah dikomposit

CX2 = Indikator Keyakinan yang sudah dikomposit

CX3 = Indikator Sikap yang sudah dikomposit

CY = Indikator Niat Beli yang sudah dikomposit

er_j = error term masing-masing indikator yang sudah dikomposit

2.Evaluasi Model

Hair et.al.,1998 menjelaskan bahwa pola “ confirmatory ” menunjukkan

prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan

pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis

(60)

diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut

mempunyai suatu “ poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “ good

fit ” atau “ poor fit ”. jadi, “ good fit ” model yang diuji sangat penting dalam

menggunakan structural equation modelling. Pengujian terhadap model yang

dikembangkan dengan berbagai kriteria Goodness of fit, yakni chi-squre, probality,

RMSAE, GFI, TLI, CFI, AGFI, CMIN/DF. Apabila model awal tidak good fit dengan

data maka model dikembangkan dengan pendekatan teo step approach.

(61)
(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Respoden yang dijadikan sampel penelitian adalah sejumlah orang

yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti. Selain itu para responden

adalah orang yang pernah melihat iklan rokok Star Mild di Surabaya pada

waktu 3 tahun yang lalu. Responden tidak harus orang yang secara langsung

menggunakan atau pengkonsumsi rokok Star Mild.

Lokasi yang digunakan sebagai ruang sampel adalah wilayah Surabaya

Utara. Jumlah responden sebanyak 108 orang dengan tidak menentukan jenis

kelamin, usia dan pekerjaan responden terlebih dahulu. Identitas dan

karakteristik responden akan diisi kemudia setelah diketahui bahwa responden

adalah orang yang pernah melihat iklan Star Mild di televisi. Jika responden

ternyata belum pernah melihat iklan Star Mild di tekevisi, maka pengisian

lembar koesioner dianggap tidak memenuhi syarat.

Star Mild adalah jenis rokok yang dalam industri rokok dikenal dengan

sebutan Sigaret Putih Mesin (SPM). Pada tahun 1997 Star Mild mulai

diproduksi oleh PT. Bentoel Prima. Di tahun pertama produksi Star Mild

sudah mencapai 754 juta batang; kemudian meningkat menjadi 1,87 miliar

(63)

menurut data ritel AC Nielsen, Star Mild telah menguasai 3% pangsa pasar

rokok secara keseluruhan.

Kandungan Tar dan Nikotin Star Mild adalah 12 mg dan 0,9 mg.

Hampir semua SPM memiliki ukuran batang yang sama. Yang membedakan

antara satu SPM dengan SPM lainnya adalah cita rasa dan aroma. Perbedaan

yang ada dikerenakan kandungan Nikotin, saos dan jenis tembakau yang

digunakan. Kandungan nikotin mengakibatkan pengguna rokok merasa

kecanduan sehingga mereka akan terus mengkonsumsinya. Stimulasi pada

syaraf menjadikan kondisi si pemakai rokok merasa tenang dan nyaman.

Sedangkan kandungan tar akan menimbulkan efek rasa dan aroma.

Star Mild memiliki kemasan yang cukup tipis dan ringkas. Jumlah

batang dalam setiap kemasan pack sebanyak enam belas batang. Dalam

kemasan yang lebih kecil berisi 12 batang. Warna kemasan Star Mild secara

keseluruhan lebih dominan dengan warna putih dengan gambar bintang

berwarna biru muda ke tua.

Iklan Star Mild pada tahun 2009 hingga 2010 lebih jarang muncul di

media telivisi dibandingkan dengan rokok sejenisnya. Dalam tampilan iklan

produk, Star Mild kurang bervariatif, hal tersebut terbukti dengan hanya ada

satu jenis iklan selama satu tahun. Sedangkan A Mild sudah berganti iklan

lebih dari dua kali dalam setahun dengan tema yang berbeda-beda.

Harga Star Mild untuk kemasan enam belas batang lebih murah

(64)

barang-barang kebutuhan pokok meningkat, harga Star Mild masih dipertahankan

untuk meningkat relatif lebih rendah dibandingkan peningkatan harga rokok A

mild dan jenis SPM lainnya.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Hasil tabulasi daftar kuesioner diperoleh gambaran mengenai

karakteristik responden. Responden yang dinyatakan memenuhi syarat apabila

responden pernah melihat iklan Star Mild di televise dalam kurun waktu

terhitung tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Dari jumlah responden yaitu

108 orang, terdiri dari 63 pria (58,33%) dan 45 wanita (41,67%). Responden

wanita bukan berarti responden tersebut mengkonsumsi rokok Star Mild. Dari

total responden yang ditemui ternyata 52, 78 % adalah responden yang

memiliki rentang usia antara 17 tahun hingga 25 tahun. Rentang usia ini bisa

dikatakan sebagai usia produktif, dimana sebagaian besar responden pada

Tabel 4.1

Karakteristik Responden

Jenis Kelamin Jumlah

Pria Wanita

Usia

Banyak Persen Banyak Persen Banyak Persen

Gambar

Tabel 4.15 : Analisis Unidimensi First Order………………………………….. 74
Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Faktor Iklan………………….…….
Tabel 1.1
Table 2.1 profil kategori media
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pendataan siswa yang kurang berprestasi di bidang akademik untuk.. mendapatkan bimbingan dari

Dari Tabel 5.34, Tabel 5.35, dan Tabel 5.36 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara biaya akibat penambahan jam kerja (lembur) dengan penambahan tenaga kerja, biaya

[r]

Tugas akhir ini lebih difokuskan pada performa dari aplikasi yang akan dikembangkan, yaitu dimana komputer server dapat dengan lancar, didasarkan pada sering atau

[r]

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Peningkatan Keragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Hama Melalui Manipulasi

Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis diketahui ternyata nilai signifikansi t untuk variabel keahlian keuangan komite audit adalah &lt; 0,05 sehingga hipotesis kelima

Pokja Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2014 akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk