• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Strategi Akulturasi pada Anggota KMH "X" di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Strategi Akulturasi pada Anggota KMH "X" di Kota Bandung."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi akulturasi pada anggota KMH “X” yang berasal dari Bali di Kota Bandung. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 45 responden. Rancangan penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi akulturasi menurut Berry (2006) yang dapat dilihat dari dua aspek yaitu sikap dan perilaku. Alat ukur ini diadaptasi dari skripsi Sembiring pada tahun 2014 yang menggunakan kuesioner the Acculturation Strategy Scale – ASSc oleh Costa Iara. Alat ukur ini terdiri dari 4 domain dengan jumlah 56 item. Validitas alat ukur menggunakan expert validity dan uji reliabilitas dengan metode alpha cronbach yaitu integrasi 0,74; asimilasi 0,81; separasi 0,92 dan marginalisasi 0,94 dengan menggunakan program SPSS versi 16.00 for windows.

Hasil penelitian ini adalah strategi akulturasi yang dominan diterapkan pada tiap domain. Pada domain keluarga dan domain power relation, strategi akulturasi yang digunakan adalah strategi akulturasi separasi. Sedangkan pada domain kehidupan sosial dan domain kehidupan sehari-hari strategi akulturasi yang digunakan adalah strategi akulturasi integrasi.

(2)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This research was conducted to investigate the acculturation strategy on KMH “X” that came from Bali at Bandung. Sample selection are using purposive sampling which membered 45 respondent. The research design used are descriptive method with survey technicques.

Theory that was used in this research are Berry’s acculturation strategy (2006). These strategies consist of two components, attitudes and behaviors. Measuring tool used in this research are the researcher-modificated of the Acculturation Strategy Scale – ASSc from Costa Iara which consisted of 4 domain and 56 item. The tool’s validity test are using expert validity and reliability test result with alpha chronbach are integration 0,74; asimilation 0,81; separation 0,92 dan marginalisation 0,94 using SPSS program version 16.00 for windows.

The conclusion based on the research result is that the dominant acculturation strategy which applied to each domain. Strategy acculturation for family domain and power relation is separation. Different with two domain before, Strategy acculturation for social life domain and daily living is integration.

(3)

vii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN SKRIPSI ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud ... 9

1.3.2 Tujuan ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

1.4.1 Kegunaan Ilmiah ... 10

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 10

1.5 Kerangka Pemikiran ... 11

(4)

viii Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Akulturasi ... 17

2.1.1 Definisi Akulturasi ... 17

2.2 Strategi Akulturasi ... 18

2.3 Teori Perkembangan Remaja ... 20

2.3.1 Perkembangan Sosio-Emosional pada Masa Remaja ... 20

2.4 Sojourner ... 23

2.4.1 Sojourner Students ... 24

2.4.2 Masalah Yang Dihadapi Mahasiswa sebagai Sojourner .... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 26

3.2 Bagan Rancangan Penelitian ... 26

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operational ... 27

3.3.1 Variabel Penelitian ... 27

3.3.2 Definisi Operasional ... 27

3.4 Alat Ukur ... 28

3.4.1 Alat Ukur Strategi Akulturasi ... 28

3.4.2 Data Pribadi ... 32

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 32

3.4.3.1 Validitas Alat Ukur ... 32

3.4.3.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 32

(5)

ix Universitas Kristen Maranatha

3.5.1 Populasi Sasaran ... 33

3.5.2 Karakteristik Populasi ... 33

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 34

3.6 Teknik Analisis Data ... 34

3.6.1 Teknik Analisis Data Strategi Akulturasi ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden ... 35

4.2 Hasil Penelitian Strategi Akulturasi ... 35

4.2.1 Gambaran Strategi Akulturasi pada Domain Keluarga ... 35

4.2.2 Gambaran Strategi Akulturasi pada Domain Kehidupan Sosial ... 36

4.2.3 Gambaran Strategi Akulturasi pada Domain Kehidupan Sehari-hari ... 37

4.2.4 Gambaran Strategi Akulturasi pada Domain Power Relation ... 38

4.3 Pembahasan ... 38

BAB VSIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 41

5.2 Saran ... 41

5.2.1 Saran Teoritis ... 41

(6)
(7)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Alat Ukur Strategi Akulturasi ... 29

Tabel 4.1 Pengelompokan Responden berdasarkan Strategi Akulturasi pada Domain Keluarga ... 35 Tabel 4.2 Pengelompokan Responden berdasarkan Strategi Akulturasi

pada Domain Kehidupan Sosial ... 36 Tabel 4.3 Pengelompokan Responden berdasarkan Strategi Akulturasi

pada Domain Kehidupan Sehari-hari ... 37 Tabel 4.4 Pengelompokan Responden berdasarkan Strategi

(8)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

(9)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Alat Ukur Strategi Akulturasi Lampiran A1. Letter of Consent

Lampiran A2.Data Pribadi

Lampiran A3.Kuesioner Strategi Akulturasi Lampiran A4. Data Penunjang

Lampiran B. Gambaran Hasil Penelitian Data Utama Lampiran B1. Data Utama Domain Keluarga

Lampiran B2. Data Utama Domain Kehidupan Sosial Lampiran B3. Data Utama Domain Kehidupan Sehari-hari Lampiran B4. Data Utama Domain Power Relation

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Hal ini terlihat pada program Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait upaya peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia melalui beberapa program, diantaranya Pendidikan Menengah Universal (PMU) atau dikenal dengan 'rintisan wajib belajar 12 tahun' (Meirina, 2012). Setelah menempuh pendidikan 12 tahun maka perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan berikutnya.

Perguruan Tinggi menawarkan berbagai manfaat diantaranya, perguruan tinggi dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bidang yang dipilih oleh mahasiswa. Perguruan tinggi juga dapat membantu mahasiswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan mengekspresikan isi pikiran mereka dengan jelas, baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu, perguruan tinggi juga dapat memberikan kesempatan kepada para sarjana untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan yang lebih banyak. Dengan adanya berbagai manfaat tersebut tidak sedikit calon mahasiswa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi bahkan sampai ke luar daerah asalnya.

(11)

2

Universitas Kristen Maranatha

perguruan tinggi, mulai dari Perguruan Tinggi Negeri, Institut, Universitas, Politeknik, Sekolah Tinggi dan Akademi. Bandung banyak dipilih oleh mahasiswa pendatang sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikan.

Salah satu universitas yang memiliki banyak mahasiswa pendatang adalah Universitas “X”. Daerah mahasiswa pendatang di Universitas “X” salah satunya

berasal dari Bali, yang sebagian besar tergabung dalam organisasi Keluarga Mahasiswa Hindu (KMH) “X”. KMH “X” merupakan suatu lembaga kerohanian sebagai sarana pengembangan dan penghayatan rohani bagi mahasiswa yang beragama Hindu (KMH Saraswati, 2011). Mahasiswa yang berasal dari Bali dan menganut agama Hindu akan bergabung menjadi anggota KMH “X”.

Kegiatan yang biasa dilakukan oleh KMH “X” adalah persembahyangan ke pura pada saat piodalan (hari suci agama Hindu), pertemuan Jumat, olahraga bersama seperti futsal dan jogging, pelatihan keahlian khusus dan belajar bersama. Selain itu, KMH “X” juga memiliki kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun seperti Makrab PASUPATI (Pasraman Hindu dan Pengakraban Anggota Baru KMH “X”), lomba-lomba antar KMH se-Bandung Raya maupun se-Jawa, Tirtayarta dan UDG (Utsawa Dharma Gita) yang melombakan 4 kategori, yaitu lomba sloka, lomba kidung, lomba dharma wacana, lomba phalawakya dan lomba dharma widya yang diikuti oleh mahasiswa dan mahasiswi di perguruan tinggi di Jawa.

(12)

3

Universitas Kristen Maranatha

memiliki banyak anggota aktif dalam organisasi KMH “X”. Saat ini, jumlah anggota dan pengurus di KMH “X” sebanyak 220 mahasiswa.

Anggota KMH “X” dalam kesehariannya berinteraksi baik dengan anggota

KMH “X” sendiri maupun dengan mahasiswa dan orang-orang yang berasal dari suku yang berbeda. Misalnya ketika proses belajar di kelas yang mengharuskan anggota KMH “X” untuk menyelesaikan tugas secara berkelompok. Mereka harus

melakukan penyesuaian diri di dalam kelas agar dapat berinteraksi dengan baik serta dapat memperoleh anggota kelompok dan dapat menyelesaikan tugas perkuliahan dengan baik bersama dengan teman-teman yang berasal dari budaya yang berbeda. Apabila anggota KMH “X” tidak dapat melakukan penyesuaian diri

dan sosialisasi di dalam kelas dengan teman-teman maupun dosen dengan baik, maka mereka akan mengalami kesulitan ketika menjalani proses pendidikan.

Selain kegiatan belajar, anggota KMH “X” juga berinteraksi dengan orang-orang di Kota Bandung yang mayoritasnya adalah budaya Sunda. Dengan adanya interaksi tersebut, mereka akan menjumpai perbedaan kebiasaan antara Bali dan Bandung. Perbedaan tersebut dapat terlihat dari keseharian hidup umat Hindu di Bali yang tidak pernah sepi dari upacara keagamaan. Mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali umat Hindu tidak lepas dari pengamalan ajaran Purana, misalnya memuja dan mohon keselamatan kepada dewa-dewa, seperti

(13)

4

Universitas Kristen Maranatha

Lain halnya dalam budaya Sunda yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Setiap harinya anggota KMH “X” akan mendengar adzan berkumandang setiap lima kali dalam sehari di lingkungan tempat tinggal mereka yang jarang mereka jumpai di Bali. Kemudian, terdapat kepercayaan dalam agama Islam yang bertentangan dengan ritual-ritual yang ada dalam kepercayaan agama Hindu. Misalnya, membakar kemenyan, membakar dupa, jenis makanan yang dianggap halal serta ritual-ritual keagamaan yang lainnya.

Perbedaan lainnya adalah dalam hal makanan dan minuman, budaya Sunda menyukai air teh tanpa gula dan rasa pedas yang tidak kuat. Selain itu pada budaya Sunda terdapat lalapan hampir disetiap makanan yang berupa leunca, daun selada, kemangi, mentimun dan kol. Orang Sunda biasa mengkonsumsi lalapan tersebut tanpa dimasak terlebih dahulu. Berbeda dengan di Bali yang memiliki makanan khas yang pedas dengan bumbu rempah yang lengkap. Selain itu, umat Hindu juga sering menghidangkan makanan-makanan yang dianggap non halal saat ada kegiatan adat dan upacara-upacara keagamaan lainnya.

(14)

5

Universitas Kristen Maranatha

KMH “X” perlu untuk melakukan penyesuaian diri dalam hal bahasa agar anggota KMH “X” dapat berkomunikasi dengan baik dan menghindari persepsi yang salah ketika berkomunikasi satu sama lain.

Penyesuaian diri tersebut penting dilakukan oleh anggota KMH “X” karena mereka berada pada rentang 12-23 tahun, yang menurut Stanley Hall, pada rentang usia tersebut, individu memiliki minat terhadap eksplorasi identitas dan pengetahuan sosial yang lebih mendalam. Apabila anggota KMH “X” mengalami isolasi sosial atau ketidakmampuan untuk masuk ke dalam suatu jaringan sosial, maka akan memungkinkan terjadi berbagai bentuk masalah dan gangguan dimulai dari masalah kenakalan dan masalah minum alkohol hingga depresi (Santrock, 2002).

Erikson (1968) menjelaskan bahwa remaja mengalami tahap identitas vs kebimbangan identitas, yaitu tahap perkembangan saat individu berada ditahap remaja. Pada tahap ini, anggota KMH “X” berusaha untuk menemukan siapakah mereka sebenarnya, apa saja yang ada didalam diri mereka dan arah mereka dalam menjalani hidup. Anggota KMH “X” yang berhasil menghadapi identitas yang saling bertentangan akan mendapatkan pemikiran baru dan dapat diterima mengenai dirinya. Remaja yang tidak berhasil akan mengalami identity confusion bisa menyebabkan penarikan diri, mengisolasi diri dari teman sebaya dan keluarga atau meleburkan diri dan kehilangan identiasnya.

(15)

6

Universitas Kristen Maranatha

sehari-hari dan hal tersebut cukup menghambat proses pendidikan yang dijalani. Misalnya dalam hal berkomunikasi, adanya perbedaan bahasa dan dialek yang digunakan antara di Bali dan Bandung. Perbedaan bahasa ini membuat anggota dalam KMH “X” yang mulanya ingin turut berkomunikasi menjadi segan berbicara atau memulai pembicaraan karena tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh orang lain dan takut memulai pembicaraan untuk menghindari kesalahpahaman arti bahasa.

Mereka sering mendengar kata cicing yang dalam bahasa Sunda berarti diam namun ketika mendengar kata tersebut mereka merasa tersinggung karena dalam bahasa Bali cicing berarti anjing. Saat memberanikan diri untuk memulai pembicaraan, mereka juga merasa malu ketika diejek oleh teman-teman karena berbicara dengan logat Bali. Selain itu, beberapa teman-teman mengajarkan bahasa Sunda yang salah kepada mereka seperti memberi tahu arti kata bahasa Sunda yang salah dan ketika bahasa tersebut digunakan, mereka mendapat cemooh dan ditertawakan.

Selain itu, tujuh orang (70%) merasa kesulitan ketika akan melakukan persembahyangan setiap harinya. Mereka sulit menemukan sarana prasarana untuk melakukan persembahyangan seperi janur, bunga, porosan, dupa dan kwangen. Di Bali, sarana prasarana ini sangat mudah ditemukan, namun di

(16)

7

Universitas Kristen Maranatha

yang lengkap. Selain itu, mereka merasa segan dan merasa tidak nyaman ketika menyalakan dupa di tempat tinggal (kost) mereka karena wangi dupa akan terhirup oleh orang-orang yang tinggal disana dan mereka mengetahui bahwa tidak semua orang terbiasa dengan kebiasaan tersebut.

Saat akan ke Pura, mereka juga tidak nyaman ketika orang-orang menanyakan mengenai bija yang terbuat dari beras yang digunakan di dahi. Biasanya setelah bersembahyang dari pura mereka menjatuhkan sendiri bija yang mereka gunakan ketika akan menuju tempat umum karena segan dan takut dinilai aneh atau kurang sesuai dengan lingkungan setempat. Mereka juga cemas dinilai kurang baik atau tidak sesuai dengan norma atau kebiasaan ketika orang-orang di kost mempertanyakan kebiasaan mebanten saiban ketika selesai memasak nasi.

Lima orang (50%) mengatakan kesulitan ketika mencari makanan khas bali. Mereka harus menunggu hari-hari besar agama Hindu untuk dapat mengkonsumsi makanan khas Bali. Hal tersebut dikarenakan makanan tersebut hanya di jual di pura pada hari-hari besar agama Hindu. Terkadang mereka menahan lapar karena mereka tidak berselera untuk mengkonsumsi makanan yang ada di sekitar lingkungan mereka dan meminta keluarga untuk mengirimkan makanan khas daerah Bali. Mereka juga harus memaksakan diri untuk mengkonsumsi makanan yang tidak biasanya mereka konsumsi setiap hari di budaya asal mereka.

(17)

8

Universitas Kristen Maranatha

miliki disebut acculturative stress. Acculturative stress merupakan respon individu terhadap kejadian-kejadian dalam hidup yang berakar pada pengalaman akulturasi ketika kejadian-kejadian tersebut melebihi kapasitas mereka dalam menangani kejadian-kejadian tersebut. Seringkali reaksi-reaksinya termasuk peningkatan level depresi (berhubungan dengan pengalaman kehilangan budaya) dan kecemasan (berhubungan dengan kebingungan mengenai bagaimana sebaiknya hidup dalam lingkungan baru) (Berry, 2002). Situasi ini menyebabkan individu tersebut berusaha melakukan adaptasi. Salah satu bentuk adaptasi tersebut adalah strategi akulturasi.

Akulturasi mencakup semua perubahan yang muncul sebagai kontak antara individu dan kelompok dengan latar belakang budaya yang berbeda (Berry, 2006). Hasil proses akulturasi sesuai dengan sejauh mana individu berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat baru dan mempertahankan budaya aslinya. Partisipasi dan pemeliharaan budaya tersebut akan mendapat empat hasil yang berbeda. Akulturasi akan menghasilkan empat kemungkinan hasil akhir yang akan terjadi pada anggota KMH “X” yaitu asimilasi, integrasi, separasi dan marjinalisasi.

(18)

9

Universitas Kristen Maranatha

luar yang masuk. Strategi akulturasi keempat adalah marginalisasi, yaitu individu menolak budaya asli dan budaya luar.

Dalam jurnal Acculturation Strategies and Its Effect on Depressive Symptoms in The Brazilian Immigrant Community in The Greater Toronto Area oleh Iara

Regina Da Costa (2008), strategi akulturasi dapat dilihat pada empat domain. Domain pertama yaitu domain keluarga, domain kedua yaitu domain kehidupan sosial, domain ketiga yaotu domain kehidupan sehari-hari dan domain keempat adalah domain power relation.

Berdasarkan hasil survey diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran strategi akulturasi pada mahasiswa Bali di “X” di Kota Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui gambaran strategi akulturasi pada anggota KMH “X” di Kota Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai strategi akulturasi pada anggota KMH “X” di kota Bandung.

1.3.2 Tujuan

(19)

10

Universitas Kristen Maranatha

empat domain yaitu domain keluarga, domain kehidupan sehari-hari, domain kehidupan sosial dan domain power relation.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Ilmiah

 Sebagai sumbangan yang diharapkan dapat memperkaya penelitian dan

pemahaman kajian ilmu Psikologi Sosial terutama mengenai strategi akulturasi.  Memberikan informasi kepada peneliti lain sebagai bahan acuan ketika akan

meneliti mengenai strategi akulturasi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Memberikan informasi kepada ketua KMH “X” mengenai strategi akulturasi

yang dipilih anggota KMH “X” dengan harapan agar dapat digunakan sebagai acuan untuk menyusun program-program demi meningkatkan interaksi antara anggota KMH “X” dengan lingkungan tempat tinggal mereka menjadi lebih baik.

 Memberikan informasi kepada Universitas “X” yang memiliki mahasiswa yang

berasal dari daerah Bali dengan harapan informasi tersebut dapat digunakan sebagai landasan dalam penyusunan program penyesuaian diri pada masa orientasi.

 Memberikan informasi kepada dosen wali yang memiliki mahasiswa yang

(20)

11

Universitas Kristen Maranatha

1.5 Kerangka Pemikiran

Anggota KMH “X” tidak semata-mata mengetahui nilai dan norma budaya Bali sejak baru lahir, namun budaya Bali yang mereka miliki merupakan hasil dari proses enkulturasi. Mereka akan melewati proses enkulturisasi selama hidupnya dimana mereka mempelajari nilai dan norma kebudayaan (Grunland dan Mayers, 2002). Enkulturasi yang dialami oleh anggota KMH “X” berupa perilaku belajar yang diterimanya sejak masih anak-anak mulai dari bahasa, sopan santun, nilai-nilai dan adat istiadat yang merupakan bagian dari budaya kelompoknya sendiri, yaitu budaya Bali. Mereka dapat mengalami enkulturasi dari orang tua, orang dewasa Bali dan teman-teman Bali.

Perilaku belajar yang didapat oleh anggota KMH “X” berasal dari orang tua, figur signifikan dan teman-teman. Misalnya sejak kecil mereka menyesuaikan diri dengan peraturan dan kebiasaan yang berlaku dalam keluarganya, mengenal agama dan adat istiadat seperti cara bersembahyang, cara melakukan kegiatan adat seperti tari, kidung, menyiapkan sarana dan prasarana upacara hingga seterusnya sampai ke luar lingkup keluarga seperti tata cara bermasyarakat serta norma dan sopan santun yang sesuai dengan nilai yang ada dalam budaya Bali.

(21)

12

Universitas Kristen Maranatha

Anggota KMH “X” tidak hanya melakukan kegiatan belajar di kampus namun mereka juga akan melakukan interaksi dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Dengan adanya interaksi tersebut ditemukan beberapa perbedaan antara budaya Bali dan budaya Sunda. Perbedaan tersebut diantaranya dalam hal adat istiadat, ritual keagamaan, bahasa, dialek, norma sopan santun, makanan dan minuman.

Perbedaan kebiasaan tersebut dinilai sebagai kesulitan dan ketegangan bagi anggota KMH “X” yang disebut sebagai aculturative stress. Aculturative stress adalah reaksi stress dalam menanggapi peristiwa kehidupan yang berakar

pada pengalaman akulturasi. Untuk mengatasi aculturative stress tersebut, anggota KMH “X” melakukan penyesuaian diri dengan menggunakan strategi akulturasi.

Penyesuaian diri ini penting untuk anggota KMH “X” agar dapat menjalani pendidikan dengan baik, bergaul secara adaptif, dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan norma yang ada di kota Bandung. Jika anggota KMH “X” tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya, maka mereka akan cenderung kaku dalam pergaulannya, cenderung menghindari norma-norma dan aturan-aturan di Kota Bandung yang memungkinkan timbulnya konflik.

(22)

13

Universitas Kristen Maranatha

dalam tingkah laku individu dalam kesehariannya. Empat macam strategi akulturasi tersebut yaitu, integrasi, asimilasi, separasi dan marginalisasi.

Integrasi yaitu individu tetap mempertahankan budaya asli mereka tetapi individu juga ingin berpartisipasi terhadap budaya luar yang masuk ke dalam budaya mereka. Anggota KMH “X” tetap menjaga budaya Bali dengan sikap bangga memiliki budaya Bali, menyukai budaya Bali, dan antusias terhadap budaya Bali serta mereka memiliki perilaku yang tetap menjalankan ritual seperti mebanten saiban seusai memasak nasi, mengikuti kegiatan kebudayaan Bali yang

diadakan oleh organisasi KMH.

Mereka juga turut mempelajari budaya Sunda dengan sikap mentoleransi dan menghargai kegiatan budaya Sunda dan perilaku seperti mempelajari bahasa Sunda, bertanya mengenai adat istiadat budaya Sunda kepada teman-teman atau senior di kampus. Mereka juga mulai mencoba makanan khas Bandung, mereka tidak malu untuk bertanya kepada teman agar dapat menghindari kesalahpahaman. Strategi kedua asimilasi, yaitu individu tidak memiliki kontak dengan budaya asli mereka tetapi individu lebih memilih mengadakan kontak dengan budaya luar. Misalnya mahasiswa yang tergabung dalam KMH “X” memiliki sikap antusias terhadap budaya Sunda dan melupakan budaya Bali serta mereka juga memiliki perilaku meninggalkan budaya Bali dengan mengurangi interaksi dengan orang-orang yang berasal dari Budaya Bali dan kemudian melakukan kontak dengan budaya Sunda dengan mengikuti nilai-nilai Budaya Sunda.

(23)

14

Universitas Kristen Maranatha

mahasiswa yang tergabung dalam KMH “X” memiliki sikap menyukai dan bangga memiliki budaya Bali serta memiliki perilaku menolak untuk mencari informasi dan menolak mengadopsi budaya Sunda serta terus mempelajari dan mengikuti kegiatan budaya Bali.

Strategi akulturasi keempat adalah marginalisasi, yaitu individu menolak budaya asli dan budaya luar. Misalnya anggota KMH “X” memiliki sikap tidak acuh terhadap budaya Sunda dan Bali serta memiliki perilaku tidak memilih dan tidak mengadopsi baik budaya Bali maupun Budaya Sunda.

Dalam jurnal Acculturation Strategies and Its Effect on Depressive Symptoms in The Brazilian Immigrant Community in The Greater Toronto Area

(24)

15

Universitas Kristen Maranatha

Akulturasi Enkulturasi

Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir

Domain Keluarga Domain kehidupan sosial Domain kehidupan sehari-hari Domain power relation Anggota KMH “X”

(25)

16

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Asumsi Penelitian

 Ada perbedaan kebiasaan antara Budaya Bandung dan Budaya Bali.

 Terjadi akulturasi pada anggota KMH “X” karena adanya pertemuan budaya

Bali dan Sunda.

 Ada acculturative stress pada mahasiswa yang tergabung dalam KMH “X” di

Kota Bandung.

 Strategi akulturasi dilihat dari empat domain yaitu domain keluarga, domain

(26)

41 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Anggota KMH “X” menggunakan strategi yang berbeda-beda pada setiap domain.

2. Pada domain kehidupan sosial dan kehidupan sehari-hari, sebagian besar anggota KMH “X” menggunakan strategi akulturasi integrasi.

3. Pada domain keluarga dan power relation, sebagian besar anggota KMH “X” menggunakan strategi akulturasi separasi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, peneliti mengajukan beberapa saran yaitu:

5.2.1 Saran Teoretis

1. Bagi penelitian selanjutnya, jika ingin melakukan penelitian mengenai strategi akulturasi dapat dilakukan dalam dua budaya yang memiliki perbedaan yang signifikan sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih representatif.

(27)

42

Universitas Kristen Maranatha

data penunjang lain selain yang ada dalam penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih representatif.

3. Bagi penelitian selanjutnya, jika ingin melakukan penelitian mengenai strategi akulturasi dapat mencari jurnal-jurnal strategi akulturasi baik dalam negeri maupun luar negeri untuk memperkaya tinjauan teoritis dan melengkapi penelitian agar dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih representatif.

5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi anggota KMH “X” yang menghayati dirinya menggunakan strategi akulturasi integrasi, disarankan untuk tetap mempertahankan strategi tersebut agar dapat melaksanakan kegiatan dengan baik.

2. Bagi anggota KMH “X” yang menghayati menggunakan strategi akulturasi separasi, disarankan untuk dapat menerima perbedaan yang ada dan terbuka akan perbedaan budaya yang ada untuk meminimalisir masalah yang mungkin timbul.

3. Bagi dosen wali yang memiliki mahasiswa yang berasal dari Bali, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan bantuan untuk lebih memahami mahasiswa dan sebagai bahan konseling kepada mahasiswa yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan adaptasi mereka.

(28)

43 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Berry, John W., H. Poortinga, Marshall Segall, & Pierre Dasen. 2006. Cross Cultural Psychology 2nd Edition. United Kingdom: Cambridge University Press

Hasanuddin, Noor. 2009. Psikometri, Aplikasi dalam Penyusunan Instrumen Pengukuran Perilaku. Bandung: Fakultas Psikologi Unisba.

Koentjaraningrat, 1990. Pengantar Ilmu Antropologi Edisi Baru. Jakarta: PT Rineka Cipta

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Sam, David L, John W Berry. 2006. The Cambridge Handbook of Acculturation Psychology. United Kingdom: Cambridge University Press

Santrock. 2002. Life Span Development. Diterjemahkan oleh Achmad Chusairi, S.Psi & Drs. Juda Damanik, M.S.W. Edisi V. Jakarta: Erlangga

______. 2003. Adolescent. Diterjemahkan oleh Dra. Shinto B. Adelar, M.Sc & Sherly Saragih S.Psi. Jakarta: Erlangga

Sudjana, 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono, 2004. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alpha Beta

Surjadi, 2010. Masyarakat Sunda Budaya dan Problematika. Bandung: P.T. Alumni

(29)

44 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Bali Tours Club. 2013 Kebudayaan Masyarakat Bali. (http://wisata.balitoursclub.com/kebudayaan-masyarakat-bali, diakses 29 Agustus 2014)

Fakultas Psikologi. 2009. Panduan Skripsi Sarjana. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Friska Sembiring, 2015. Studi Deskriptif mengenai Jenis Strategi Akulturasi pada Masyarakat Jawa Berusia 40-50 tahun di Desa Lau Gumba Kecamatan Berastagi Sumatera Utara. Bandung: Universitas Kristen Maranatha

Grunland & Mayers. 2002. Enculturation and Acculturation. (http://home.snu.edu/~hculbert/encultur.htm, diakses 29 Agustus 2014) Meirina. 2012. Pendidikan Menuju Wajib Belajar 12 Tahun. Jurnal Nasional

(http://www.jurnas.com/halaman/5/2012-12-29/230500., diakses 20 Juli 2014)

Ketut Sumadi. Komunikasi Lintas Budaya Meningkatkan Kebertahanan Umat

Hindu Indonesia.

(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=117608&val=5418, diakses 26 Januari 2015)

KMH Saraswati. 2011. Keluarga Mahasiswa Hindu (KMH) Saraswati. (http://kmhsaraswati.blogspot.com/p/keluarga-mahasiswa-hindu-kmh-saraswati.html, diakses 20 Juli 2014)

Wikipedia. 2014. Kota Bandung. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandung, diakses 21 Juli 2014)

Referensi

Dokumen terkait

dalam selembar kertas, l paragraf tentang konsep karya ujian praktek hari ini, dan teori Nirmana apa saja yang terdapatdaram kmyaanda.. lfrha$wa yang tidakmengumpulkan tugas

Skor 3: Jika siswa mampu menyalin kalimat sederhana dengan benar proporsi huruf sesuai dengan tempat, jarak antar kata jelas dengan bantuan verbal. Skor 2: Jika siswa mampu

Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) intensitas membaca teks bahasa Jerman siswa termasuk dalam kategori sedang, (2)

Untuk mengetahui apakah current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, net profit margin, dan return on equity berpengaruh secara parsial terhadap

Saran untuk muhammadiyah ranting Tanjung adalah agar lebih meningkatkan tingkat solidaritas antar masyarakat sehingga masjid yang digunakan tak hanya berasal dari jamaah

PHPTriad adalah software installer PHP secara instant yang berjalan pada lingkungan Windows, setelah menginstal PHPTriad anda tidak saja telah menginstal PHP, akan tetapi

baik dari PCA dalam pengenalan wajah akibat variasi pose, dengan akurasi.. pengenalan rata-rata 63,75% dan 53,05%, masing-masing berturut-turut

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman gandum, untuk mendapatkan