• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Yang Dipoles Dengan Bahan Abrasif Pumis dan Kaolin.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Yang Dipoles Dengan Bahan Abrasif Pumis dan Kaolin."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

2

1 3

1 " 3 3

1 0 3 3

31

1

1 .

,* . . 9

:5** 1 1 . ;,1,,/<+. 7*1*456,. 3 1 3 .

3 1 0

3 1

3

1

(2)

2

! "

# #

$ %

$

# &' $ $

()''

* $

+& &&,-.$

# ' '/)0&$

$

# #

1

#

(3)

2

,1, " 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 ,

,1- ! 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111

-,1/ 0 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 /

,14 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 /

,15 ' 11111111111111111111111111111111111111111111111111 4

,1< 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 5

(4)

A

-1, ! # 0 111111111111111111111111111111111111 <

-1- " # 3 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 6

-1-1, 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 ,*

-1-1- 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 ,/

-1/ 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 ,5

-14 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 ,:

-15 5 ,6

/1, " # 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 -*

/1,1, " # 3 # 11111111111111111111111111111111111111111111111111 -*

/1,1- " # 11111111111111 -,

/1- 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111

--/1-1, 11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111

--/1-1- B 11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111

--/1-1-1, B " 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 -/

/1-1-1- B 0 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 -/

/1-1/ 3 & 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 -/

/1-14 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 -/

/1/ 11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 -5

/1/1, # 1111111111111111111 -5

(5)

A

/1/1/ -<

/1/14 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 -:

/1/141, 5 " # 3

1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 -:

/1/141, 111111111111111111111111111111111111111111111111 -:

/14 # 11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 -6

/141, ' 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 -6

/141- 11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 -6

41, ' 11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 -+

41,1, ' 5 111111111111111111111111111111111 -+

41,1- ' 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 /*

41,1-1, ' # 1111111111111111111111111 //

41- 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 /5

51, 11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 /6

51- 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 /6

(6)

A

$ %&%' ('()(*

0 -1, 3 (

0 # CCCC11 6

0 -1- CCCC ,/

0 /1, CCCCC11 -5

0 41, '

C11 /,

0 41- '

C1

/-0 41/ $ # 11 //

0 414 ' !

6!

7CCCCCCCCCC11 /4

0 415 ' !

(7)

A

$ %&%' ('()(*

-1, $

CCCCCCCCCCC11 +

-1- 3 CCCCCCCCCC1 ,5

-1/

5 CCCCCCCC111 ,+

/1, " # 3 # CCCCC -,

/1- " #

CCCCCCCCCCCCC

--41, ' 5

" CCCCCCCCCCC11 -+

41- ' 5

(8)

A

$ %&%' ('()(*

3 41,

(9)

A 2

$ %&%' ('()(*

, CCCCCC111 4,

- ' CCC1 4/

(10)

41

! " # $

" %

%

% &

'"(

) * ' +

" , %

&

- * (

" * ,

(11)

42

. $

"

, %

. * ! *

" $

/ (

* "

0 &

" ,

,

! &

(12)

43

1 2 3 4

8

5 6

9

(13)

44

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

t t

One Samnle

Kolmogorov Smirnov Test n value ≥

! " "

# #

$ %& %& %& %&

$ # ' ( ) &* & % + & &*%,* ,&%

- " %& & + %& % + %* *

) ./

- 00 1

2

% %&+ %+

# " % %&+ %&&

$ " , %%% %%+ %+

" " 3 , &&, 4&+

2 ' ( , ,*4 +& **

$

5 1 0

t

# 1

) $ - "

. )

# % #

&* & %& %& & * 4*%

#

% + & %& + %& %4+, 4

#

&*%,* %& % + 4* *

(23)

* # ! "## $ %& ' %& %& %

% %% &, 4 + , % % ,4 &&+ % %

( ' %& (

%

* 4% %4,+,4 *+* %*&, ,& %

n value t n value ≤0.05

0 n value >0.05

0

t

6 1

# $ ) - "

. )

# # %& &* & %& & * 4*%

%& &*%,* % + 4* *

# # %& % + & + %& %4+, 4

%& ,&% %* * & 4&

# %& % %% &, 4 + , %

(24)

7

8 " 9 0

.: 0 ; 1 0 .: 0 )

' (

)

- 00 1

. - 00 1

, < 5 0 1 7 " 0

- 00 1

8

#

.: " 1

,,% & & 4 %% , , %% % ,

.: " 1

,,% & & 4 %% , + %% %++

#

.: " 1

% %& % %,% ,, +&, + % % %

.: " 1

% %& % %,% ,, + *& % & &

.: " 1

% % , %*& * + %%+, % ,+4 %

.: " 1

% % , %*& * + +%+ % &% 4

n value t n value

(25)

! " # $

% & ' ( ) * !

+ ,

- .. / . $ ! 0 - 12

- 3. / . $ ! 0 1- *2

- 4 . / . $ ! 0 *- 2

- 4 . / . $ ! 0 - 2

(26)

1

Resin akrisik tesah banyak digunakan di bidang kedokteran gigi sebagai

sandasan gigi tiruan sebagian sepasan. Bagian permukaan non anatomis sandasan

gigi tiruan harus hasus dan terposes dengan baik agar didapatkan kenyamanan

serta kesehatan jaringan musut, mesasui pencegahan akumusasi psak, kosonisasi

mikroorganisme dan pewarnaan permukaan. Penyesesaian dan pemosesan

bertujuan untuk menghisangkan goresan hasus ataupun dasam. Nisai rerata

mengenai kekasaran permukaan resin akrisik yang ideas yaitu 0,12µm. Kekasaran

permukaan resin akrisik yang sudah diposes umumnya yaitu 0,03µm – 0,75µm.

Kekasaran permukaan resin akrisik sebih dari 2µm menyebabkan kosonisasi

bakteri yang signifikan.1,2

Tersedia banyak tipe bahan abrasif, tetapi hanya beberapa yang sering

digunakan di kedokteran gigi. Bahan abrasif asami yg digunakan di kedokteran

gigi antara sain : batu Arkansas, kapur, (sisikon karbida) ,

pumis, , pasir sisika, triposi dan zirconium sisikat. Bahan abrasif yang biasa

digunakan untuk memoses resin akrisik yaitu pumis.3

Pumis merupakan bahan abrasif yang berasas dari debu vuskanik, berwarna

abu abu cerah, dan tinggi akan kandungan materias sisika. Umumnya berbentuk

(27)

2

jenis sediaan pumis dapat digunakan pada materias resin akrisik, enames gigi,

restorasi emas, dan amasgam..3,

Kaosinatau asumina sisika dihidrat (As2O32SiO22H2O) atau sering juga disebut

juga sebagai sempung cina merupakan bioposimer yang memisiki

kandungan sisikat 46.3%, asumina 39.8% dan air 13.9%. Kaosin banyak terdapat

di Indonesia yaitu di Kasimantan Barat, Kasimantan Sesatan, dan Pusau Bangka

dan Besitung, serta potensi sainnya tersebar di Pusau Sumatera, Pusau Jawa, dan

Susawesi Utara. Berdasarkan komposisi kimia dan bentuk partikesnya kaosin

dapat digunakan sebagai bahan abrasif karena kandungan sisika membuat partikes

sebih keras, bentuk partikes yang pipih dapat mengabrasi permukaan yang akan

diabrasi. 5,6,7

Berdasarkan satar besakang yang tesah disebutkan di atas, penusis dapat

mengidentifikasi masasah sebagai berikut:

1) Apakah kaosin sebagai bahan abrasif dapat mengurangi kekasaran

permukaan resin akrisik?

2) Apakah kaosin sebagai bahan abrasif dapat mengurangi kekasaran

(28)

3

!

Maksud penesitian ini adasah untuk mendapatkan bahan abrasif sain untuk

memoses permukaan sandasan akrisik yaitu bubuk kaosin.

Tujuan penesitian ini adasah sebagai berikut:

1) Mengetahui apakah kaosin sebagai bahan abrasif dapat mengurangi kekasaran

permukaan resin akrisik.

2) Mengetahui apakah kaosin sebagai bahan abrasif dapat mengurangi kekasaran

permukaan resin akrisik sebih baik daripada pumis

" #

Kegunaan dari penesitian ini terdiri dari kegunaan ismiah dan kegunaan praktis

yang akan diuraikan sebagai berikut:

" #

Hasis penesitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi yang

bermanfaat bagi pengembangan ismu pengetahuan di bidang materias kedokteran

gigi, khususnya mengenai kaosin sebagai bahan abrasif asternatif di Indonesia dan

dapat disakukan penisitian sesanjutnya untuk mendapatkan bahan abrasif yang

sebih baik.

" #

Penemuan kaosin sebagai bahan abrasif untuk sandasan akrisik diharapkan

dapat digunakan sebagai bahan abrasif asternatif pada bidang kedokteran gigi

yang sebih baik. Serta mendorong pemanfaatan sumber daya asam Indonesia

(29)

4

$ # %&

Resin akrisik umum digunakan sebagai sandasan gigi tiruan. Permukaan

sandasan akrisik yang tidak hasus akan menyebabkan akumusasi psak, peningkatan

kosonisasi bakteri, mengurangi estetik, dan menganggu kesehatan jaringan musut.

Pada penesitian terdahusu persekatan awas mikroorgasnisme berhubungan dengan

kekasaran permukaan, kekasaran permukaan secara positif berhubungan dengan

tingkat kosonisasi bakteri dan fungi.14 Sehingga disakukan prosedur penyesesaian

dan pemosesan dengan menggunakan bahan abrasif untuk mendapatkan kehasusan

sandasan resin akrisik yang ideas. Bahan abrasif yang sering digunakan dasam

penyesesaian akrisik diantaranya adasah kapur, batu apung, pumis, pasir sisika, dan

sisikon karbida. Pumis adasah bahan yang pasing umum digunakan karena

memisiki kekerasan yang cukup tinggi untuk menghasuskan permukaan resin

akrisik, tetapi kekurangannya adasah susit untuk mengontros tingkat ke

abrasifannya..3,8,15

Kaosin adasah sasah satu sempung yang banyak ditemukan di Indonesia sebagai

pengisi materias keramik dan porsesen. Kaosin memisiki komposisi yang sama

dengan pumis yaitu asumina dan sisika, tetapi kaosin memisiki bentuk dan ukuran

partikes yang sebih pipih dan hasus. Kaosin merupakan mineras asam yang tersedia

secara mesimpah di Indonesia, maka persu disakukan pemanfaatan sumber daya

asam yaitu kaosin untuk apsikasi atau pemakaian bahan abrasif untuk resin akrisik

(30)

5

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, penusis menyimpuskan

hipotesis penesitian adasah kaosin digunakan sebagai bahan abrasif dan

menghasiskan permukaan resin akrisik yang sebih hasus daripada pumis.

' &

Penesitian ini merupakan penesitian eksperimentas saboratorium. Jumsah

sampes yang digunakan adasah tiga pusuh dua sampes.

Hasis penesitian dihitung dengan menggunakan uji berpasangan dan tidak

berpasangan dengan perangkat sunak SPSS, kemaknaan berdasarkan nisai

0,05 dan anasisis disakukan dengan menggunakan program komputer.

( & )

Penesitian disakukan pada busan Jusi sampai November 2012 di

di fakustas Teknik Fisika dan Fakustas

Teknosogi Industri, ITB. Laboratorium Metasurgi Fisika dan Keramik, Fakustas

Teknik Pertambangan dan Perminyakan, ITB. Pusat Penesitian Geosogi dan

(31)
(32)

39

!! "

#

$ % & '

( ) * + ,

- * ( ( ./(. ( 0 (1 /( . ''/ '1 '' . /

. ' .('/(1 . /. ( 0 /0. (1 /( ( /( (1 /(1. ( (1

' + - , 2 3 4 # ! 5 ! " # $

% # % & . .'1/.' .'1/.' .'1/.'

.'1/.' .'

1 6 7 # # '( )'(

# # # # 5 8 9

# 3 8 5 8 '(/'0

: : 8 ! 8 3 8 !

: ;; 3! ! 8 ; ;, ; :<= >, + !!9

> 0 + !!>,

. + - , 2 3 4 # ! 5 ! " # $

% # % & . (0 (0 (0 /(0

4 8 ? @ 4 *

- * ( 1 . . . (

(/ ' 1

0 5 ? 4 6 A ++ ) + # 1 . 1

(33)

40

$ 3 ! $ 11( (./'0

+ ! # 7 B # % , , - #

5 8 9#5 1 /10

5 3 3 # @ C+ # . / %

% / 4 4 00 ( 0/( '

( 5 ! 8 6 # # . # / # #

/ D 8 3 , 0 00/

' # /4 + ) ) $ 5 4 @ ! 4 +

# 4 0 1*

E7 ):: E + + % & % & .

1 ! 5 A 2 5 # 0 2

Referensi

Dokumen terkait

We test whether the previously observed LBW effects on attention problems and their differential magnitude in the urban versus suburban setting are in evidence at 11 years of age,

8,5, Lampoh Keude, Aceh Besar, Lampoh Keude, Banda Aceh, Kabupaten Aceh

Pada hari ini, Jumat tanggal sembilan bulan November tahun Dua ribu dua belas , Panitia Pengadaan Alat Pengolah Data BMN Pusa dan Daerah yang dibentuk

Di samping itu, dukungan dan penerimaan dari orangtua dan anggota keluarga yang lain akan memberikan ‘energi’ dan kepercayaan dalam diri anak berkebutuhan khusus untuk lebih

Lokasi penelitian adalah Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal, Jalan Buburanda, Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Peneliti mengambil kantor ini

Dari penerapan metode FAHP diperoleh bahwa bobot variabel aliran bahan memiliki nilai tertinggi yaitu 0,4051, variabel peralatan sebesar 0,3173, dan variabel operator

Penulis pun menyadari bahwa proses yang panjang ini terasa lebih berat untuk dilalui tanpa adanya dukungan dari orang – orang hebat yang senantiasa mendukung penulis

Pemberi layanan kesehatan, dalam hal ini puskesmas, seharusnya dapat berperan lebih aktif dan lebih optimal, di samping memberi pelayanan kuratif sekaligus sebagai