ABSTRAK
ASPEK HUKUM PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN GELANGGANG OLAHRAGA PAKANSARI DI
KABUPATEN BOGOR
Wulan Yussilya 110110090082
Pengadaan tanah merupakan perbuatan pemerintah untuk memperoleh tanah untuk berbagai kegiatan pembangunan khususnya bagi kepentingan umum. Salah satu contoh kegiatan pengadaan tanah yang dilakukan oleh Pemerintah adalah pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan Gelanggang Olahraga Pakansari di Kabupaten Bogor yang dilaksanakan sejak tahun 1984 hingga tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian ganti rugi dalam pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan GOR Pakansari dikaitkan dengan asas keadilan dan kepastian hukum sebagai asas pengadaan tanah serta mengetahui hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan GOR Pakansari di Kabupaten Bogor dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif yang menitikberatkan penelitian terhadap data sekunder sebagai sumber data utama yang didukung oleh data primer. Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kemudian dikaitkan dengan teori hukum dan praktik pelaksanaan hukum positif sesuai dengan pembahasan penulis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ganti rugi dalam pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan GOR Pakansari di Kabupaten Bogor secara umum sudah memenuhi asas keadilan, namun pemberian ganti rugi yang dilakukan oleh pihak Pemerintah Kabupaten Bogor tersebut pada tahun 1984-1985, tahun 1995-1997, dan tahun 2002 belum memenuhi asas kepastian hukum, karena pada periode tersebut pihak Pemerintah Kabupaten Bogor tidak tertib administrasi dalam penyimpanan arsip pembebasan tanah yang sudah dibebaskan. Hambatan yang terjadi dalam pelaksanan pengadaan tanah GOR Pakansari selain Pemerintah tidak tertib administrasi yaitu munculnya tanah-tanah bersurat segel, penolakan ganti rugi, dan proses pengadaan tanah yang berlarut-larut yang menyebabkan peraturan perundang-undangan yang digunakan berbeda-beda. Sebaiknya Pemerintah Kabupaten Bogor tertib administrasi dalam penyimpanan arsip pengadaan tanah, karena pelaksanaan pengadaan tanah yang dimulai kembali dari awal hanya menghamburkan dana APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Kabupaten Bogor.
ABSTRACT
THE LEGAL ASPECT OF THE LAND ACQUISITION FOR THE ESTABLISHMENT OF PAKANSARI SPORTS HALL IN BOGOR
Wulan Yussilya 110110090082
Land acquisition is one of the government’s policies for the establishment of the public-purposed properties. The government as the executive for land acquisition is expected to perform the activity in accordance with the applied regulations. One of the examples of such activity, which is also the object of the research, is the land acquisition for the establishment of Pakansari Sports Hall in the region of Bogor. The project has been carried in several stages starting from 1984 to 2013. This research aims to recognize the indemnity in the project related to the principles of justice and legal certainty, as well as the challenges met when performing the project and the efforts to overcome them.
The research is conducted with normative judicial approach focusing on the secondary data as the main source supported by the primary ones. It is specified in analytical descriptive method by describing the legal basis in relation to legal theories and practices of the implementation of positive laws.
The results show that the indemnity for the land acquisition for the establishment of Pakansari Sports Hall in Bogor has met the principles of justice. However, the indemnity paid by Regional Government of Bogor in 1984-1985, 1995-1997, and 2002 has not met the principles of legal certainty because in those periods of time, the government was not in the condition of administrative order in archiving the released land acquisition data. On contrary, the government was in administrative order in archiving the land acquisition as the activity is known to merely spend the government’s regional budget.