PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN
METODE
E V E R Y O N E I S A TE A C H E R H E R E
UNTUK
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
POKOK BAHASAN PUASA PADA SISW A KELAS V
SDN I TEGOWANUH TAHUN 2 0 1 0
S K R I P S I
Oleh:
M U H A M M A D S H Q L E H
NIM: 11408250
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
Nama : Muhammad Sholeh
NIM :11408250
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul : PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI
PENERAPAN METODE EVERYONE IS A TEACHER
HERE UNTUK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PUASA SISWA
KELAS V PADA SDN 1 TEGOWANUH.
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 11 Agustus 2010
Pembimbing
Hj. Maslikhah, S.Ag, M.Si NIP 19700529 200003 2 001
K E M E N T E R I A N A G A M A
S E K O L A H T I N G G I A G A M A I S L A M N E G E R I ( S T A I N ) S A L A T I G A
J l. T e n t a r a P e la ja r 0 2 T e l p . ( 0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 F a k s . 3 2 3 4 3 3 S a la tig a 5 0 7 2 1
Skripsi saudara MUHAMMAD SHOLEH dengan Nomor Induk Mahasiswa
11408250 yang Beijudul PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI
PENERAPAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PUASA
SISWA KELAS V PADA SDN 1 TEGOWANUH telah dimunaqosyahkan dalam
Sidang Panitia Ujuian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Salatiga pada Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai
bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I).
h t t p : / / w w w . s t a i n s a l a t i g a . a c . i d e - m a i l : a d m in is t r a s i@ s t a in s a la t ig a .a c .id
PENGESAHAN KELULUSAN
Salatiga, 25 September 2010 M.
Panitia Ujian
Pembimbing
Hi. Maslikhah, S.Ag, M.Si NIP 19700529 200003 2 001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Sholeh
NIM :11408250
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga,! 1 Agustus 2010
Muhammad Sholeh
NIM : 11408250
M O T T O
* ' ° '
Sebaik-baik manusia yang beijalan di muka bumi adalah guru. (HR. Dailamy)
PERSEMBAHAN
Vntu
1. Almarhumah Istriku Tatimah Zafira yang telah menjadi
Bagian dari hidupku, semoga selama mendampingiku Adah
Sw t menerima seBagai amalsholehmu
2. Anakjanak£u tersayang Nurhakim Tamami, $EI, Zulvia
(Ratna % Sd, Tusril Ikfiza, SN, Sri %fiotimah, jlnisa
‘Wardati 91, S.<Pd dan Takhrumi <Rpyyan, yang selalu
mendukung setiap langkahku, jadikanlah ilmu dan hikmah
untu f memahami Betapa keagungan Tuhanmu
3. Anakconak. dtdiku tercinta di S D N 1 Tegowanuh, yang
selalu mewarnai hidupku dengan canda tawa, semoga
menjadi generasi masa depan yang Bermanfaat.
Rahman dan RahimNya telah memberikan kekuatan kepada penulis untuk
menyusun skripsi ini. Untuk itu penulis bersyukur dengan penuh keyakinan
bahwa tulisan ini akan bermanfaat, amin.
Selama proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan,
rintangan, dan kesulitan sebagai akibat dari keterbatasan penulis. Namun berkat
bantuan berbagai pihak terutama Dosen pembimbing, akhirnya hal tersebut dapat
teratasi dan diselesaikan sesuai rencana. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih serta hormat kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga yang berkenan
memohonkan ijin.
2. Drs. Joko Sutopo, M.Ag selaku ketua progdi Pendidikan Agama Islam Jurusan
Tarbiyah STAIN Salatiga.
3. Hj. Maslikhah S.Ag, M.Si selaku Dosen pembimbing yang selalu memberikan
saran dan perbaikan dalam penyusunan skripsi.
4. Seluruh Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan
keterampilan.
5. Teman-temanku tercinta di kelas yang saling membantu dalam proses hingga
penyusunan skripsi.
6. Dewan Guru SDN1 Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari sempurna . Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
dari semua pihak, sehingga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan
pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga, 11 Agustus 2010
Penulis
Muhammad Sholeh
Agama Islam Pokok Bahasan Puasa Siswa Kelas V Pada SDN 1 Tegowanuh. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Hj. Maslikhah, S. Ag, M. Si.
Kata Kunci : Peningkatan keaktifan siswa.
Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai apakah penerapan metode everyone is a teacher here dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SDN 1 Tegowanuh? Dimana pengunaan metode-metode lama dalam pembelajaran, tidak maksimal dalam melibatkan keaktifan siswa. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam pokok bahasan puasa melalui penerapan metode everyone is a teacher here.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas {classroom action research) sebanyak dua putaran yang terdiri dari lima tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi dan revisi. Obyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh. Data yang diperoleh berupa hasil observasi keaktifan siswa.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa keaktifan siswa dan prestasi belajar mengalami peningkatan pada siklus 1 dan siklus II yaitu, siklus 1 siswa yang aktif dengan kriteria baik adalah (21,88%), siswa aktif dengan kriteria cukup (33,34%), siswa aktif dengan kriteria kurang (44,75%) pada siklus II siswa yang aktif dengan kriteria baik adalah (26,04%), siswa aktif dengan kriteria cukup (50,00%), siswa aktif dengan kriteria kurang (23,96%).
D A F T A R ISI
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah...4
C. Tujuan Penelitian...4
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan...5
E. Kegunaan Penelitian... 5
F. Definisi Operasional... 6
G. Metode Penelitian...7
H. Sistematika Penulisan... 14
BABU KAJIAN PUSTAKA...16
A. Keaktifan Siswa...16
B. Pendidikan Agama Islam... 21
C. Metode Everyone Is A Teacher H ere... 23
D. Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here Dalam Pembelajaran Materi Puasa...27
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN...29
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1...29
B. Pembahasan...53
BAB V PENUTUP...59
A. Kesimpulan...59
B. Saran... 59
DAFTAR PUSTAKA
D A F T A R TABEL
Tabel 1.1 Skor Pengukuran Keaktifan Belajar Siswa 11
Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa
Siklus I Oleh Pengamat 1,2 dan 3 44
Tabel 4.2 Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa
Siklus I Oleh Pengamat 1,2 dan 3 46
Tabel 4.3 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa
Siklus II Oleh Pengamat 1,2 dan 3 49
Tabel 4.4 Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Skema Trianggulasi Peneliti
Pola Hubungan Guru dan Siswa
Skema Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here
Diagram Persentase Siswa Aktif pada Siklus I
Diagram Persentase Siswa Aktif pada Siklus II
Diagram Perubahan Persentase Siswa Aktif
pada Siklus I dan II
DAFTAR LAMPIRAN
1 Surat keterangan penelitian dari Kepala Sekolah SD N 1 Tegowanuh,
Kaloran, Temanggung
2 Profil Sekolah dan Tabel Jumlah Siswa SD N 1 Tegowanuh
3 Data Kepegawaian SD N 1 Tegowanuh
4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
5 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
6 Tabel Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa
7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
8 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II
9 Tabel Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa
10 Lembar Konsultasi
11 Daftar Nama Siswa
12 Daftar Riwayat Hidup
13 Dokumentasi Kegiatan
Kemajuan suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya
manusianya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki modal
untuk menjadi negara maju yaitu jumlah sumber daya manusianya yang
banyak, namun modal ini harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar tidak
menjadi hal yang sia-sia. Pengelolaan modal berupa jumlah penduduk
yang besar adalah dengan membentuk manusia-manusia berkualitas.
Pendidikan merupakan sarana yang setrategis guna mencapai tujuan
tersebut.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang diandalkan oleh
negara guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas yakni
yang cerdas, terampil dan berbudi pekerti luhur. Proses pembelajaran di
sekolah sebenarnya merupakan proses tranformasi ilmu pengetahuan,
sikap dan budipekerti. Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan,
pembentukan sikap dan pembiasaan budipekerti siswa akan tercapai
apabila siswa menemukan dan merasakan pengalamannya sendiri.
Menemukan yang dimaksud adalah menginventarisir nilai-nilai yang ada
dan hidup di lingkungannya, merasakan yang dimaksud adalah kondisi
tertentu yang ditimbulkan sebagai akibat dari melakukan sesuatu dan
pengalaman adalah bentuk kegiatan yang di alami sendiri oleh siswa. Oleh
karena itu, kegiatan pembelajaran kelas harus menitik beratkan pada
2
aktifitas dan kreativitas siswa, sehingga diharapkan tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara optimal.
Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini merupakan
pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Model
pembelajaran tersebut memusatkan seluruh kegiatan belajar pada guru, dan
guru dianggap sebagai subyek tunggal dalam proses pembelajaran
sedangkan siswa hanya menjadi obyek penerima segala hal yang
disampaikan oleh guru. Siswa tidak pernah melakukan aktifitas atau
kegiatan yang terkait dengan materi pembelajaran seperti diskusi,
presentasi, tanya jawab, praktik lapangan dan lain-lain.
Pembelajaran yang berpusat pada guru tentu membuat siswa pasif
dalam proses pembelajaran, hal ini tentunya menghambat berkembangnya
pemikiran dan kreatifitas siswa, yang pada gilirannya akan berpengaruh
terhadap penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan merubah model
pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi model pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Proses pembelajaran tersebut harus mampu
melibatkan seluruh siswa secara aktif sehingga mereka dapat
mengeksplorasi potensi yang ada pada mereka masing-masing dan
menumbuhkan kesadaran bahwa tiap-tiap siswa memiliki kemampuan
Hasil observasi terhadap proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam pada kelas V SD Negeri 1 Tegowanuh terutama pada materi puasa
menunjukkan bahwa siswa dalam kelas tersebut memiliki keberanian
untuk bertanya kepada guru dan memberikan tanggapan atas pernyataan
siswa lain, namun belum diorganisasikan secara baik, sebagai akibat dari
penyelenggaraan pembelajaran cara lama yang menempatkan siswa
sebagai objek semata. Model pembelajaran yang didominasi oleh guru,
sekaligus menjadikan siswa pasif. Hal tersebut ditunjukkan dengan
persentase siswa yang aktif bertanya pada guru hanya 40% dan siswa yang
berani menyanggah atau menyampaikan pendapat hanya 30%. Interaksi
aktif hanya teijadi antara guru dengan beberapa siswa yang memiliki
kelebihan dari yang lain. Sementara interaksi antar siswa hampir tidak
teijadi karena tidak ada ruang untuk itu, atau bahkan mungkin dianggap
mengganggu. Kondisi yang demikian menyebabkan adanya ketimpangan
tingkat penguasaan pada pembelajaran materi puasa yang cukup besar
antara siswa yang aktif dengan siswa yang pasif. Siswa yang aktif dapat
menguasai materi dengan baik sedangkan siswa yang pasif rendah tingkat
penguasaannya.
Munculnya keberanian bertanya dan keaktifan menemukan
jawabannya diantara sesama siswa sebagai bentuk keterlibatan aktif
mereka dalam proses pembelajaran memerlukan adanya rangsangan dan
kondisi yang mendukung. Metode pembelajaran everyone is a teacher
4
diterapkan karena masing-masing siswa akan mendapatkan bagian dan
kesempatan yang sama, sedangkan guru sebagai fasilitator dan frame
pembelajaran agar tidak bias dan keluar dari tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka kami mengangkat
judul tentang: “PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI
PENERAPAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE
UNTUK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
POKOK BAHASAN PUASA SISWA KELAS V PADA SDN 1
TEGOWANUH”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan penegasan istilah di atas,
maka permasalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan metode
everyone is a teacher here dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas V SDN 1
Tegowanuh?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan keaktifan siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh dalam proses
pembelajaran pendidikan agama Islam melalui penerapan metode everyone
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Jika metode everyone is a teacher here dapat dilaksanakan
dengan baik diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa, karena
dengan metode ini masing-masing siswa dapat berperan secara aktif
dengan menyusun pertanyaan untuk sisiwa lainnya dan menemukan
jawaban atas pertanyaan yang diberikan temannya sehingga siswa
dapat lebih menguasai materi, karena terekplorasi dari potensi yang
ada pada diri masing-masing siswa.
2. Indikator Keberhasilan
Tindakan ini dikatakan berhasil apabila 75% siswa kelas V
SDN 1 Tegowanuh terlibat secara aktif dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam materi puasa.
£ . Kegunaan Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran
pendidikan agama Islam pada materi Puasa.
b. Meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi
c. Memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran sehingga
siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran.
2. Bagi Guru
a. Memberikan motivasi bagi guru untuk menemukan pembelajaran
6
bgian dari penerapan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam penerapan
metode everyone is a teacher here sebagai bagian dari active
learning yang sedang digalakkan akhir-akhir ini.
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran agar hasilnya memenuhi
harapan baik siswa maupun orang tua dan masyarakat.
3. Bagi Sekolah
Melalui peningkatan keaktifan siswa maka pebelajaran sekaligus akan
menyentuh renah kognisi, afeksi maupun psiko motor anak sehingga
akan berpengaruh terhadap meningkatnya kualitas lulusan.
F. Definisi Operasional
1. Pengertian Keaktifan Siswa
“Keaktifan adalah kegiatan, kesibukan dalam bekeija, atau
berusaha. Jadi keaktifan siswa dapat merupakan kegiatan, kesibukan
dalam bekeija atau berusaha yang dilakukan siswa” (Anonim, 1990:
170).
Menurut Paul D. Dierich dalam Martinis Yamin (2007: 85)
indikator keaktifan belajar siswa antara lain terdiri dari:
a. Membaca.
b. Mengamati orang lain bekeija atau bermain
c. Mengajukan suatu pertanyaan.
e. Diskusi.
f. Mendengarkan penyajian bahan.
g. Mendengarkan percakapan atau diskusi
h. Membuat rangkuman.
i. Mengerjakan tes.
j. Menggambar chart.
k. Memecahkan masalah.
l. Berani.
3. Metode Everyone Is A Teacher Here
Everyone is a teacher here menurut Mel Silberman (2009: 183)
merupakan metode yang memberikan kesempatan bagi setiap siswa
untuk bertindak sebagai “guru” bagi siswa lain.
Berdasarkan definisi tersebut maka penulis menyimpulkan
bahwa metode ini sangat efektif dalam meningkatkan peran aktif siswa
dalam kegiatan pembelajaran terutama partisipasi dan interaksi antar
siswa sebab setiap siswa memiliki kesempatan untuk berperan sebagai
guru.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif
bagi pelaku tindakan. PTK juga merupakan penelitian yang bersifat
8
Dipilihnya PTK dalam pelaksanaan penelitian ini sebab PTK
sangat mendukung proses peningkatan kualitas pembelajaran yang
muaranya adalah peningkatan kualitas pendidikan.
Rancangan penelitian ini yaitu menerapkan metode everyone is
a teacher here dalam pembelajaran pendidikan agama Islam materi
puasa pada siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh yang dilasanakan pada
tanggal 4 dan 11 Mei 2010 di SDN 1 Tegowanuh Kaloran,
Temanggung.
2. Subyek Penelitian
a. Siswa
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V SDN 1
Tegowanuh, Kaloran, Temanggung yang berjumlah 32 siswa.
b. Peneliti
Penelitian ini dilakukan oleh Guru mata pelajaran pendidikan
agama Islam SDN 1 Tegowanuh, Kaloran, Temanggung.
c. Pengamat
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat
3. Langkah-langkah
Prosedur dan langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian ini
mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Me Taggart
(1997) dalam Rochiati Wiriaatmadja (2008: 66) yang berupa model
Setiap siklus terdiri dari:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan instrumen penelitian
dan instrumen pembelajaran yang terdiri dari lembar observasi
keaktifan siswa, kartu indeks, silabus dan rencana pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-1 menerapkan
metode everyone is a teacher here dengan materi: definisi puasa
serta macam dan hukum puasa.
c. Tahap Evaluasi
Evaluasi keaktifan siswa menggunakan lembar observasi
keaktifan siswa (terlampir).
d. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini akan dibandingkan hasil observasi
awal mengenai keaktifan siswa pada pembelajaran pendidikan
agama Islam setelah siklus pertama (I). Sehingga dapat
ditunjukkan adanya perubahan antara sebelum siklus 1 dengan
setelah pelaksanaan siklus I.
Apabila indikator keberhasilan yang telah ditentukan belum
tercapai maka siklus ini akan dilanjutkan pada siklus 2 sampai
indikator keberhasilan tersebut tercapai. Akan tetapi apabila pada
siklus selanjutnya indikator keberhasilan tersebut telah tercapai,
10
Langkah-langkah siklus dapat diilustrasikan pada gambar di
bawah ini:
Gambar 1. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
4. Intsrumen Penelitian dan Indikator Instrumen
a. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu:
1) Lembar Observasi Keaktifan Siswa (Terlampir)
2) Instrumen Pengukur Prestasi Belajar (Terlampir)
b. Indikator Instrumen
Indikaor instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a) Skor Pengukuran Keaktifan Belajar Siswa
Tabel 1.1 Skor Pengukuran Keaktifan Belajar Siswa
No Skor Predikat
1 1-12 Baik
2 1-8 Cukup
3 1-4 Kurang
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua
metode yaitu:
a. Metode Observasi. Observasi yang dilakukan adalah observasi
sistemik. Dalam observasi ini bentuk instrumen pengamatan yang
akan dilakukan di dalam proses pembelajaran yang berisi aspek-
aspek yang akan diteliti telah dirancang terlebih dahulu. Rancangan
12
sikap siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran, dan
pengisiannya dilakukan dengan membubuhkan check (V) pada
pilihan yang tepat.
Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas
belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi
Puasa. Pada proses observasi ini untuk menghindari subyektifitas
maka dilibatkan pihak kedua dan ketiga yaitu guru kelas. Hal ini
juga berfungsi untuk menjaga validitas data. Teknik seperti ini
disebut teknik trianggulasi peneliti. Jenis trianggulasi ini dilakukan
dengan mengumpulkan data sejenis oleh beberapa peneliti atau
observer. Berdasarkan pandangan dan tafsir dari beberapa peneliti
terhadap informasi yang digali dan dikumpulkan, diharapkan
teijadi pertemuan pendapat yang pada akhirnya bisa lebih
memantapkan hasil penelitian.
Berikut merupakan skema trianggulasi peneliti:
Gambar 2. Skema Trianggulasi Peneliti
b. Catatan lapangan
Catatan lapangan adalah catatan yang berisi peristiwa-
peristiwa yang teijadi selama proses penelitian berlangsung.
Catatan ini digunakan sebagai data pendukung dari data penelitian
yang diperoleh melalui observasi.
6. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas adalah deskriptif kualitatif. Analisis data ini dilakukan
sejak awal sampai berakhirnya kegiatan pengumpuan data.
Teknik analisis data ini mengacu pada model manalisis Miles
Matthew B dan Hubberman (1992: 16-19) yang mencakup tiga
komponen yaitu:
a. Reduksi data yaitu merupakan proses seleksi, pemfokusan dan
penyederhanaan data dari lapangan melalui ringkasan atau uraian
singkat, mengolongkannya dalam satu pola yang lebih luas.
b. Penyajian data merupakan penyusunan informasi secara sistemik
dari hasil reduksi data mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
refleksi pada masing-masing siklus.
c. Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian maka data,
mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang diperoleh
dari lapangan disajikan dalam narasi informasi secara sistematis
14
Data yang diperoleh dari lapangan setelah direduksi
selanjutnya dihitung terlebih dahulu sebelum dianalisis untuk
mengetahui persentase siswa aktif, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
P = — xl00% N
Keterangan:
P: Persentase
F: Frekuensi
N: Jumlah total subyek
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas
ini adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan,
hipotesis dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian,
definisi istilah, metode penelitian meliputi rencana
penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah penelitian,
instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data,
dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka
Memuat keaktifan siswa, prestasi belajar dan metode
everyone is a teacher here.
Memuat deskripsi pelaksanaan siklus I, II, El, dst
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Memuat deskripsi per siklus dan pembahasan (tiap siklus)
BAB V Penutup
B A B
n
KAJIAN PUSTAKA
A. Keaktifan Siswa
1. Pengertian
Keaktifan seperti yang diungkapkan oleh Anonim (1990:170) adalah
kegiatan, kesibukan dalam bekeija, atau berusaha. Jadi keaktifan siswa dapat
merupakan kegiatan, kesibukan dalam bekeija atau berusaha pada siswa.
Guru diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran. Dengan aktifitas sendiri, pelajaran menjadi berkesan dan
dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda
siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan
guru maupun dengan teman.
Menurut Sardinian (1990:96) dalam belajar sangat diperlukan adanya
aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Lebih lanjut Rousseou dalam Sardinian (1990:96) menyatakan bahwa
“Segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri,
penyelidikan sendiri, dengan bekeija sendiri, dengan fasilitas yang
diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis”. Jadi pada dasarnya
orang yang belajar harus aktif, karena belajar merupakan suatu bentuk
aktivitas tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin teijadi.
Asas aktivitas digunakan dalam semua jenis metode mengajar, baik
metode dalam kelas maupun metode mengajar di luar kelas hanya saja
penggunaanya dilaksanakan dalam bentuk yang berlainan sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai dan disesuaikan pula pada orientasi sekolah
yang menggunakan jenis kegiatan itu (Oemar, 2009:176).
2. Jenis-Jenis Aktivitas Siswa
Jenis-jenis aktivitas siswa menurut Sardinian (1990:101) antara lain :
visual activities, oral activities, listening activities, writing activities,
drawing activities, motor activities, mental activities dan emotional
activities.
Berdasarkan Paul D. Dierich dalam Martinis Yamin (2007:84-86)
menggolongkan kegiatan siswa sebagai berikut:
a. Kegiatan-kegiatan visual
Membaca, melihat gambar-gambar,mengamati eksperimen,
demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekeija atau bermain.
b. Kegiatan-kegiatan lisan(oral)
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi sam, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan instrupsi.
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan perakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
d. Kegiatan-kegiatan menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengeijakan tes, mengisikan angket. e. Kegiatan-kegiatan menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. f. Kegiatan-kegiatan metrik
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari dan berkebun.
g. Kegiatan-kegiatan mental
Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. h. Kegiatan-kegiatan emosional
18
Aktivitas di sekolah sangat kompleks dan bervariasi. Beragamnya
jenis aktivitas siswa maka menuntut setiap guru untuk mampu
merencanakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi agar tidak terus
terulang jenis kegiatan yang sama dalam pembelajaran sehingga siswa tidak
merasa bosan.
Kegiatan tersebut tentu tidak terpisah satu sama lain. Dalam suatu
kegiatan motoris terkandung kegiatan mental dan disertai oleh perasaan
tertentu. Dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan bermacam-macam
kegiatan.
3. Aspek-aspek dalam Aktivitas
Dalam hal keaktivan siswa, Mc Keachie dalam Dimyati yang
dikutip Martinis Yamin (2007:77) menyatakan bahwa ada tujuh aspek
teijadinya keaktifan siswa, yaitu:
a. Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran. b. Tekanan pada aspek afektif dalam belajar.
c. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa
d. Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar.
e. Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa dan kesempatan untuk berbuat serta megambil keputusan penting dalam proses pembelajaran.
f. Pemberian waktu untuk menanggulangi msalah pribadi siswa baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran.
Dalam Martinis Yamin (2007:83-84) Gagne dan Briggs (1997)
menjelaskan bahwa terdapat 9 aspek untuk menumbuhkan aktivitas dan
partisipasi siswa yaitu:
2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa.
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.
4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan dipelajari.
5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.
6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
7) Memberikan umpan balik {feed back).
8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehngga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.
9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran.
Merujuk pada penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
penyelenggaraan pembelajaran dengan metode everyone is a teacher here
termasuk salah satu aspek untuk menumbuhkan aktivitas siswa yaitu dengan
memunculkan aktifitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Syarat Teijadinya Peran Aktif Siswa dalam Pembelajaran
Raka Joni (1992:19-20) dalam martinis Yamin (2007) menjelaskan
bahwa peran aktif dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat
dilaksanakan manakala:
a. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa.
b. Guru berperan sebaga pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam
belajar.
c. Tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa
(kompetensi dasar).
d. Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas
siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang
kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep.
20
e. Melakukan pengukuran secara kontunyu dalam berbagai aspek
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
5. Nilai aktivitas dalam Pembelajaran
Penggunaan aktivitas besar nilainya bagi pembelajaran para siswa,
disebabkan oleh beberapa, yaitu:
a. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral.
c. Memupuk keija sama yang harmonis di kalangan siswa. d. Para siswa bekrja menurut minat dan kemampuan sendiri.
e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.
f. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru.
g. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga
mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta
menghindarkan verbalistis.
h. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat (Oemar, 2009:175-176).
6. Pola Hubungan Guru dan Aktivitas Siswa
Istilah pembelajaran merupakan istilah yang menggambarkan peran
yang lebih banyak terletak pada siswa, guru hanya sbagai pembimbing
dalam teijadinya pengalaman belajar dan tercapainya suatu indikator yang
dikehendaki (Martinis Yamin, 2007:78). Hubungan tersebut dapat
Gambar 3. Pola Hubungan Guru dan Siswa
Martinis Yamin (2007:79)
Lebih lanjut Martinis Yamin (2007:79) menyatakan bahwa peran
aktif siswa dalam proses pembelajaran adalah untuk tercapainya suatu
indikator dari kompetensi dasar yang telah dikembangkan dari materi pokok.
B. Pendidikan Agama Islam
1. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas V
Menurut UU RI tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB X Pasal 37 ayat 1 Pendidikan Agama adalah pendidikan yang
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlaq
mulia. Pendidikan agama berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan atau menjadi ahli Ilmu Agama, pengertian ini merupakan
penjabaran pengertian Agama yang terdapat pada UU No 20 Tahun 2003
22
Secara lebih rinci Zakia Daradjat mendefinisikan Pendidikan Agama
Islam sebagai berikut:
a. Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan usaha
terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat
memahami dan mengamalkan ajaran Agama Islam serta
menjadikannya sebagai pedoman hidup.
b. Pendidikan Agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan
berdasarkan ajaran Islam.
c. pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-
ajaran Agama Islam itu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak
didik agar anantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaraan agama Islam
yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran
Agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan
dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak (Zakia
Daradjat, 2000:8).
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara lain:
a. Agar siswa dapat menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Allah SWT.
b. Agar siswa dapat memahami dan mengamalkan Agama Islam dalam
2. Materi Puasa Kelas V
Berdasarkan Kurikulum Nasional 2006 yang mengacu pada
kurikulum KTSP untuk Sekolah Dasar Kelas V materi puasa yang harus
dipelajari siswa adalah definisi puasa, macam dan hukum puasa, sunah
puasa dan hikmah puasa.
Menurut Maksum (2004:55) tujuan diterapkannya materi ini adalah:
a. Agar siswa memahami definisi puasa.
b. Agar siswa mampu membedakan puasa berdasarkan hukumnya.
c. Agar siswa memahami dan melaksanakan sunah-sunah puasa.
d. Agar siswa memahami hikmah berpuasa.
C. Metode
Everyone is a Teacher here
1. Metode
Nurdin (2004 : 105) dalam Siswandi (2009) menyatakan bahwa
metode merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan,
penggunaan metode pendidikan berarti bagaimana agar tujuan pendidikan
dapat tercapai. Dalam hal tersebut, yang perlu dipahami adalah bagaimana
seorang guru dapat menguasai hakekat metode dan relevansinya dengan
tujuan pendidikan. Menurut Sudjana (2000 : 76) dalam Siswandi (2009)
metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
2. Everyone Is a Teacher here
a. Pengertian
24
Everyone is a teacher here menurut Mel Silberman (2009:
183) merupakan metode yang memberikan kesempatan bagi setiap
siswa untuk bertindak sebagai “guru” bagi siswa lain. Jadi, pada
proses pembelajaran dengan menerapkan metode ini setiap siswa
diberikan kesempatan untuk dapat menyampaikan pendapat atau
menjelaskan materi kepada siswa yang lain di depan kelas.
2) Menurut Sutriatri
Sutriatri (2008) menyatakan bahwa everyone is a teacher
here (semua orang adalah guru) adalah pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah,
menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan
tuntutan kompetensi. Teknik pembelajaran ini memotivasi semua
siswa untuk aktif dan memberi kesempatan pada siswa untuk
mengajar temannya dan mempelajari sesuatu dengan baik pada
waktu yang sama, serta dapat membuat pertanyaan dan
mengemukakan pendapat. Proses pembelajaran yang menyenangkan
tentu akan membantu siswa untuk memahami materi yang dipelajari
sehinga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
3) Menurut Siswandi
Berasarkan tujuan penerapannya Siswandi (2009)
menyatakan bahwa metode everyone is a teacher here yaitu metode
yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran
pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, khususnya mencapaian
tujuan yaitu meliputi aspek: kemampuan mengemukakan pendapat,
kemampuan menganalisa masalah, kemampuan menuliskan
pendapat-pendapatnya (kelompoknya) setelah melakukan
pengamatan, kemampuan menyimpulkan, dan lain-lain.
b. Fungsi
Metode Everyone is a teacher here memberikan kesempatan
bagi setiap peserta didik untuk menjadi seorang pengajar terhadap
peserta didik lain. Dengan metode ini peserta didik yang tadinya tidak
mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif (Fikri,
2009).
c. Prinsip Pokok Metode Everyone Is a Teacher here
Prinsip pokok metode everyone is a teacher here, dikemukakan
oleh Asy Syaibany yang dikutip oleh Muhamad Nurdin (2004 : 111)
dalam Siswandi (2009), menjelasakan bahwa .-terdapat tujuh prinsip
pokok yang harus diterapkan oleh seorang guru dalam hal metode
pengajaran, yaitu (1) mengetahui motivasi, kebutuhan, dan minat anak
didiknya; (2) mengetahui tujuan pendidikan yang sudah diterapkan
sebelum pelaksanaan pendidikan; (3) mengetahui tahap kematangan
(maturity), perkembangan, serta perubahan anak didik; (4) mengetahui
perbedaan-perbedaan individu anak didik; (5) memperhatikan
pemahaman dan mengetahui hubungan-hubungan, dan kebebasan
26
menggembirakan bagi anak didik; dan (7) menegakkan contoh yang
baik (uswatun hasanah).
Penjelasan tersebut diperkuat dengan pendapat Muhaimin dan
Mujib (1993 : 232), menyatakan bahwa : tujuan diadakannya metode
adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar menjadi lebih
baik berdaya guna dan menimbulkan kesadaran anak didik untuk
mengamalkan ketentuan ajaran agama (Islam) melalui teknik motivasi
yang menimbulkan gairah belajar anak didik secara mantap,
d. Prosedur Pelaksanaan metode Everyone Is A Teacher Here
Prosedur pelaksanan metode everyone is a teacher here seperti
yang diungkapkan Mel Silbermen (2009:183) adalah sebagai berikut:
1) Bagikan kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang materi belajar yang tengah dipelajari di kelas (misalnya tugas membaca) atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan di kelas.
2) Kumpulkan kartu, kemudian kocoklah, dan bagikan satu-satu kepada siswa. Perintahkan siswa untuk membaca dalam hati pertanyaan atau topik pada kartu yang mereka terima dan pikirkan jawabannya.
3) Tunjukklah beberapa siswa untuk membacakan kartu yang telah mereka dapatkan dan memberikan jawabannya.
4) Setelah memberikan jawaban, perintahkan siswa lain untuk memberi tambahan atas apa yang dikemukakan oleh siswa yang membacakan kartunya itu.
5) Lanjutkan prosedur ini bila waktunya memungkinkan.
Kesempatan yang diberikan pada siswa untuk dapat menuliskan
pertanyaan pada kertas indeks dan memberikan penjelasan tentang
pertanyaan yang diterimanya akan dapat mendorong siswa untuk aktif
Siswandi (2009) menyatakan bahwa penerapan metode
everyone is a teacher here dimulai dari guru membagikan
bahan/sumber bacaan yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan
pada siswa. Siswa selanjutnya ditugaskan untuk membuat pertanyaan
dan dituliskan pada kartu yang telah disiapkan guru yang disebut card
quest. Card quest dikumpulkan dan selanjutnya dibagikan secara acak
kepada siswa. Selanjutnya siswa diberikn kesempatan untuk presentasi
dengan membacakan pertanyaan yang diperoleh dan menjawabnya.
Proses ini dapat ditunjukkan dengan skema sebagai berikut:
Gambar 4. Skema Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here
Siswandi (2009)
D. Penerapan Metode
Everyone Is A Teacher Here
Dalam PembelajaranMateri Puasa
Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas
28
salah satu materi yang harus dipelajari siswa melalui proses belajar, oleh
sebab itu dalam proses belajar mengajar materi puasa harus digunakan metode
yang memberi kesempatan siswa untuk melakukan aktivitas.
Metode everyone is a teacher here merupakan metode yang
memotivasi semua siswa untuk aktif dan memberi kesempatan pada siswa
untuk mengajar temannya dan mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu
yang sama, serta dapat membuat pertanyaan dan mengemukakan pendapat
(Sutriatri,2008). Berdasarkan pengertian ini dapat disimpulkan bahwa metode
everyone is a teacher here marupakan salah satu metode yang tepat dalam
pembelajaran materi puasa.
Penyelenggaraan pembelajaran dengan metode everyone is a teacher
here termasuk salah satu aspek untuk menumbuhkan aktivitas siswa yaitu
dengan memunculkan aktifitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Adanya aktivitas dan partisipasi siswa dalam proses pembelajara materi puasa
akan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan
Menyusun instrumen yang digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari:
a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi definisi puasa serta
macam dan hukum puasa.
b. Media pengajaran dengan metode everyone is a teacher here yang
berupa card quest.
c. Lembar observasi keaktifan siswa dan lembar catatan lapangan.
2. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan yaitu membahas tentang definisi puasa, macam puasa, hukum
puasa rukun puasa, syarat sah puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa.
Menjelaskan pada siswa tentang materi yang akan dipelajari secara
singkat. Siswa diminta untuk membaca buku pedoman materi puasa
khususnya tentang:
a. Definisi Puasa
Kata puasa merupakan teijemahan dari bahasa Arab, yaitu
Siyam yang artinya “menahan diri”, tetapi oleh sebagian ulama tidak
hanya diartikan “menahan diri” tapi Siyam juga dipahami sebagai
“mengendalikan diri”. Menahan diri memiliki arti yang lebih dekat
dengan perilaku jasmani seperti makan dan minum, sedangkan
30
mengendalikan diri mencakup pembatasan perilaku seluruh anggota
tubuh, hati dan pikiran dari perbuatan dosa.
Berdasarkan uraian di atas maka pengertian puasa adalah
ibadah dengan tidak makan dan tidak minum dari terbit fajar sampai
terbenam matahari karena Allah. Selanjutnya dalam berpuasa kita juga
harus mengendalikan diri dari perbuatn maksiat,
b. Macam Puasa dan Hukum Puasa
Sebenarnya antara macam dan hukum puasa itu berkaitan,
karena kedudukan hukum puasa sekaligus dijadikan nama puasa itu
sendiri. Oleh karena itu nama dan hukum puasa dalam Maksum (2004:
91) dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Puasa wajib
Puasa wajib merupakan puasa yang hukumnya wajib
untuk dilaksanakan oleh umat Islam. Dalam puasa wajib ada hal-
hal yang harus diperhatikan,yaitu: Syarat puasa, Rukun puasa, Hal-
hal yang membatalkan puasa dan Sunah puasa.
2) Puasa sunah
Puasa sunah merupakan puasa yang jika dilaksanakan
mendapatkan pahala, tetapi jika ditinggalkan tidak apa-apa.
3) Puasa haram
Puasa haram merupakan hari-hari tertentu yang
diharamkan menjalankan ibadah puasa, misalnya pada tanggal 1
4) Rukun Puasa
Rukun puasa adalah hal-hal yang tidak boleh ditinggalkan
pada saat menjalankan ibadah puasa (Maksum, 2004: 89). Rukun
puasa adalah sebagai berikut:
a) Niat, dilakukan pada malam hari menjelang besok puasa dan
dilakukan sebelum fajar terbit.
b) Menahan diri dari semua yang membatalkan puasa sejak dari
terbit fajar sampai terbenam matahari.
5) Syarat Sah Puasa
Syarat sah puasa adalah sesuatu yang harus dipenuhi agar
puasa seseorang diterima oleh Allah (Maksum, 2004: 8 8). Syarat
sah puasa antara lain:
a) Islam
b) Mumayiz atau baligh
c) Suci dari haid dan nifas
d) Tidak pada hari yang dilarang puasa
6) Hal-hal Membatalkan Puasa
Beberapa hal yang membatalkan puasa menurut Maksum
(2004:90) antara lain:
a) Makan dan minum dengan sengaja
b) Nifas
c) Haid
e) Muntah dengan sengaja
f) Murtad (keluar dari Islam)
g) Hubungan suami istri saat puasa
32
Selanjutnya guru membagikan card quest pada setiap siswa.
Siswa diminta untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi
yang telah dipelajari atau dibaca. Card quest selanjutnya dikumpulkan
dan dikocok untuk dibagikan kembali kepada siswa secara acak. Siswa
diberikan waktu untuk memikirkan dan menemukan jawaban dari
pertanyaan yang diperolehnya.
Setiap siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan
jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya. Siswa lain yang tidak
menyampaikan jawaban diminta untuk memberikan tanggapan atau
pertanyaan pada siswa yang sedang menyampaikan jawabannya,
sehingga teijadi diskusi kelas.
Langkah-langkah pelaksanaan siklus I terdiri atas:
1) Menjelaskan pada siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
2) Guru menerangkan materi definisi puasa, macam puasa, hukum puasa,
rukun puasa, syarat sah puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa
secara singkat.
3) Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membaca materi definisi
puasa, macam puasa, hukum puasa rukun puasa, syarat sah puasa dan
4) Ketua kelas membagikan card quest pada tiap siswa.
5) Setiap siswa diminta menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi
yang telah dipelajari.
6) Ketua kelas mengumpulkan kembali seluruh card quest kemudian
dikocok dan dibagikan kembali pada siswa secara acak dan diusahakan
pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan.
7) Siswa diminta untuk membaca dan memahami pertanyaan pada card
quest yang mereka terima lalu berusaha menemukan jawabannya.
8) Mengundang sukarelawan dengan cara meminta siswa angkat tangan
bagi yang siap tanpa ditunjuk untuk membacakan pertanyaan yang
diterimanya beserta jawabannya.
9) Meminta kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau
melengkapi jawabannya.
10) Mengembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa
bergantian membacakan pertanyaan yang mereka terima beserta
jawabannya sesuai waktu yang tersedia.
11) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dan klarifikasi tentang
hasil diskusi kelas tersebut.
12) Guru memberikan evaluasi bersama dengan siswa tentang evaluasi
proses dan hasil untuk siklus 1.
3. Pengamatan
Pengamatan ini ditujukan pada siswa, dengan lebih dikhususkan
a. Pengamatan Terhadap Siswa
Pengamat mengamati kegiatan atau aktifitas siswa selama
proses pembelajaran dan menuliskan hasil pengamatannya pada lembar
observasi keaktifan siswa. Hasil pengamatan keaktifan dan prestasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I, yaitu:
1) Sikap siswa dalam membaca materi pelajaran sudah cukup baik.
Seluruh siswa mempergunakan waktu yang diberikan untuk
membaca materi dengan baik tanpa diselingi berbicara sendiri atau
bermain-main sendiri.
2) Sebagian siswa masih merasa kesulitan untuk membuat pertanyaan
dari materi yang telah dipelajari.
3) Keberanian siswa untuk membacakan pertanyaan pada card quest
yang diterimanya serta memberikan jawabannya sudah cukup baik.
4) Keaktifan bertanya atau menanggapi jawaban yang disampaikan
siswa lain didepan kelas sudah ada tetapi belum maksimal. Hal ini
terlihat hanya 50% siswa yang aktif menanggapi atau bertanya
selama proses pembelajaran.
5) Sebagian besar siswa bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran.
6) Sebagian siswa masih berbicara dengan teman sebangkunya saat
b. Pengamatan Terhadap Jalannya Proses Pembelajaran
Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran pada siklus
I dengan hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Hal-hal baik dalam pelaksanaan proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a) Guru telah memberikan pengarahan tentang proses
pembelajaran yang akan dilakukan dengan baik.
b) Guru telah membimbing siswa yang kesulitan untuk membuat
pertanyaan.
c) Sebagian besar siswa bersemangat mengikuti proses
pembelajaran.
d) Siswa telah memanfaatkan waktu yang diberikan untuk
membaca materi dengan baik tanpa diselingi ngobrol dengan
teman.
2) Hal-hal yang masih harus diperbaiki dalam proses pembelajaran:
a) Guru dalam memberikan motivasi bagi siswa untuk
menanggapi jawaban siswa lain yang ada di depan kelas.
b) Guru kurang seimbang dalam membagi waktu untuk membaca
materi, menyusun pertanyaan dan diskusi kelas sehingga waktu
untuk diskusi kelas masih tersisa banyak.
36
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka
selanjutnya dilakukan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Pada
pelaksanaan siklus I diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
1) Guru belum memberikan motivasi pada siswa untuk berani
menanggapi pendapat atau jawaban yang disampaikan oleh salah satu
siswa di depan kelas, sehingga pada tindakan selanjutnya guru
hendaknya lebih memotivasi siswa untuk menanggapi pendapat atau
jawaban siswa lain.
2) Guru harus mampu membagi waktu dengan lebih baik agar tidak
terlalu banyak waktu yang terbuang sia-sia.
3) Buku pedoman atau referensi bagi siswa untuk mempelajari materi
masing kurang. Untuk itu guru sebaiknya menyediakan buku atau
referensi lebih banyak lagi sebagai sumber belajar siswa.
Hasil yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I belum mencapai
tolok ukur atau indikator keberhasilan tindakan, yaitu persentase siswa
aktif dengan kriteria baik adalah 21,88%, kriteria cukup 33,33% dan
kriteria kurang 44,79% sedangkan indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan adalah 75% siswa aktif. Untuk itu, perlu dilaksanakan siklus II
yang bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan pada siklus I.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan hasil analisis
pada refleksi siklus I.
b. Mempersiapkan instrumen penelitian untuk pelaksanaan siklus II yaitu
materi tentang sunah puasa, hikmah puasa dan ruhshoh puasa.
c. Menyusun soal sub sumatif untuk evaluasi siklus n.
2. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksnakan dalam 1 kali
pertemuan. Pada pertemuan ini membahas tentang sunah puasa, hikmah
puasa dan ruhshoh puasa. Menjelaskan pada siswa tentang materi yang
akan dipelajari secara singkat. Siswa diminta untuk membaca 3 buku
referensi yang berbeda yang disediakan oleh guru tentang materi puasa
khususnya tentang:
a. Sunah puasa
Sunah puasa menurut Maksum (2004: 89) adalah amalan
yang apabila dilakukan pada saat kita sedang berpuasa, akan
menambah pahala, namun jika tidak dilakukan juga tidak berdosa.
Amalan yang termasuk sunah puasa, antara lain:
1) Mengakhirkan makan sahur.
2) Menyegerakan berbuka puasa setelah masuk waktunya.
3) Memperbanyak ibadah, seperti membaca Al Qur’an dan salat
38
4) Memperbanyak amal kebaikan, seperti bersedekah, tolong-
menolong dalam kebaikan, mendatangi pengajian, membantu fakir
miskin dan menyantuni anak yatim.
5) Berbuka dengan yang manis-manis, misalnya kurma, anggur atau
dengan air putih.
6) Memberi makan kepada orang lain yang berpuasa dan
memperbanyak sedekah jariyah.
7) Berdo’a pada waktu berbuka puasa.
b. Hikmah puasa:
1) Tanda terimakasih kepada Allah.
2) Mendidik untuk taat kepada peraturan.
3) Mendidik belas kasihan kepada fakir miskin.
4) Mendidik hidup dengan tertib serta teratur.
5) Menjaga kesehatan. (Maksum, 2004:90)
c. Ruhshoh puasa
Orang yang karena hal-hal tertentu mendapatkan ruhshoh
(keringanan) untuk berbuka puasa menurut Maksum (2004:90) adalah:
1) Orang yang sakit parah, golongan orang ini harus mengganti puasa
pada hari lain sejumlah hari yang ditinggalkan.
2) Orang yang dalam perjalanan jauh atau musafir, golongan orang ini
juga harus mengganti puasa pada hari lain sejumla hari yang
3) Orang yang lanjut usia, golongan orang ini wajib membayar fidyah
yaitu bersedekah tiga perempat liter beras kepada fakir miskin
sebagai ganti dari puasa yang ditinggalkannya.
4) Orang yang sedang hamil tua dan menyusui, golongan orang ini
juga wajib membayar fidyah yaitu bersedekah tiga perempat liter
beras kepada fakir miskin sebagai ganti dari puasa yang
ditinggalkannya.
Selanjurnya guru membagikan card quest pada setiap siswa.
Siswa diminta untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi
yang telah dipelajari atau dibaca. Card quest selanjutnya dikumpulkan
dan dikocok untuk dibagikan kembali kepada siswa secara acak. Siswa
diberikan waktu untuk memikirkan dan menemukan jawaban dari
pertanyaan yang diperolehnya.
Langkah-langkah pelaksanaan siklus II terdiri atas:
1) Siswa diberikan tugas untuk mempelajari materi sunah puasa, hikmah
puasa dan ruhshoh puasa secara singkat dari buku atau referensi lain
(majalah, internet, dan lain-lain) yang dimiliki siswa di rumah, yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya.
2) Guru menerangkan materi sunah puasa, hikmah puasa dan ruhshoh
puasa secara singkat.
3) Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membaca materi sunah
puasa, hikmah puasa dan ruhshoh puasa dari tiga referensi yang
40
4) Ketua kelas membagikan card quest pada tiap siswa.
5) Setiap siswa diminta menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi
yang telah dipelajari.
6) Ketua kelas mengumpulkan kembali seluruh card quest kemudian
dikocok dan dibagikan kembali pada siswa secara acak dan diusahakan
pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan.
7) Siswa diminta untuk membaca dan memahami pertanyaan pada card
quest yang mereka terima lalu berusaha menemukan jawabannya.
8) Mengundang sukarelawan dengan cara meminta siswa angkat tangan
bagi yang siap tanpa ditunjuk untuk membacakan pertanyaan yang
diterimanya beserta jawabannya.
9) Meminta kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau
melengkapi jawabannya.
10) Mengembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa
bergantian membacakan pertanyaan yang mereka terima beserta
jawabannya sesuai waktu yang tersedia
11) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dan klarifikasi tentang hasil
diskusi kelas tersebut.
12) Guru memberikan evaluasi untuk siklus II.
3. Pengamatan
Pengamatan ini ditujukan pada siswa, dengan lebih dikhususkan
pada aktifitas siswa.
Pengamat mengamati kegiatan atau aktifi tas siswa selama
proses pembelajaran dan menuliskan hasil pengamatannya pada lembar
observasi keaktifan siswa. Hasil pengamatan keaktifan dan prestasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus II, yaitu:
1) Siswa telah mampu menyusun pertanyaan dari materi yang telah
dipelajari dengan lebih baik.
2) Keaktifan bertanya atau menanggapi jawaban yang disampaikan
siswa lain didepan kelas meningkat dibandingkan dengan
sebelumnya.
3) Sebagian besar siswa bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran.
4) Sebagian besar siswa telah memperhatikan saat ada siswa yang
sedang membacakan jawabannya di depan kelas, hal ini nampak
dari meningkatnya jumlah siswa yang menanggapi jawaban yang
disampaikan siswa lain di depan kelas.
b. Pengamatan Terhadap Jalannya Proses Pembelajaran
Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran pada siklus
II dengan hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Siswa telah termotivasi dengan baik untuk aktif dalam menanggapi
jawaban siswa lain yang disampaikan di depan kelas, sehingga
diskusi kelas dapat berjalan dengan lebih baik.
2) Guru telah dapat membagi waktu untuk membaca materi,
42
3) Sumber belajar atau referensi yang digunakan sudah cukup untuk
mempermudah siswa dalam menyusun dan memjawab pertanyaan.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka
selanjutnya dilakukan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Pada
pelaksanaan siklus II diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
a. Guru telah mampu memberikan motivasi pada siswa untuk berani
menanggapi pendapat atau jawaban yang disampaikan oleh salah satu
siswa di depan kelas, sehingga diskusi kelas dapat betjalan dengan
baik.
b. Guru telah mampu mambagi dan mengorganisai waktu yang tersedia
dengan baik.
c. Buku pedoman atau referensi bagi siswa untuk mempelajari materi
sudah cukup untuk mempermudah siswa dalam menyusun dan
menjawab pertanyaan yang diperoleh.
Hasil yang diperoleh pada pelaksanaan siklus II telah mencapai tolok ukur
atau indikator keberhasilan tindakan, yaitu persentase siswa aktif dengan
kriteria baik adalah 26,04%, kriteria cukup 50,00% dan kriteria kurang
23,96% sedangkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan adalah 75%
siswa aktif. Untuk itu, siklus selanjutnya tidak perlu dilaksanakan atau
L Siklus I
a. Data Hasil Pengamatan
Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan
pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi. Observasi atau
pengamatan dilakukan oleh tiga pengamat. Hasil observasi dapat
ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa Siklus I Oleh Pengamat 1,2 dan 3
No Nama siswa Pengamat
1 2 3
1 Resti Anita B B B
2 Siti Nurhidayah K C C
3 Andini Fika B B B
13 Firman Nurohim K K K
14 Istika Ratna B B K
45
15 Ilham Wahyudi B C B
16 Risa Anita C K C
17 Linvita Nuristya B B B
18 Leksono Ananto Putro K K K
19 Muhammad Abdul R C C B
2 0 Muhammad Roma K K K
2 1 Nataza Imelia W C C C
2 2 Ninda Laila Oktavia C C C
23 Siti Yulaikah K K K
24 Siti Nurochana C C C
25 Suryo Dwi Santo K K C
26 Tia Astuti K K K
27 Tiyas Musyarofah K K K
28 Uswatun Musyarifah B K B
29 Nanda Syanaz Putri C K C
30 Linda Wahyu Ristiana K K K
31 Elly Rosita K C K
32 Nur Afifah K K K
Hasil pengamatan selanjutnya diolah dengan rumus
f
persentase keaktifan — x 1 0 0%
Keterangan:
F: Frekuensi
Hasil tersebut dapat dituliskan dalam tabel berikut:
Tabel 4.2 Peihitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan
Pengamat Siswa Aktif Persentase Siswa Aktif (%)
B C K B C K
1 8 1 0 14 25,00 31,25 43,75
2 6 1 1 15 18,75 34,38 46,88
3 7 1 1 14 2 1 , 8 8 34,38 43,75
Keterangan:
Jumlah siswa: 32 siswa
B: Jumlah siswa berkriteria baik
C: Jumlah siswa berkriteria cukup
K: Jumlah siswa berkriteria kurang
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diuraikan bahwa
pengamat 1 memperoleh data yang menyatakan bahwa jumlah siswa
aktif berkriteria baik ada 8, siswa berkriteria cukup ada 1 0 dan siswa
berkriteria kurang 14. Persentase siswa aktif berkriteria baik 25,00%,
siswa aktif berkriteria cukup 31,25% dan siswa aktif berkriteria kurang
43,75%.
Pengamat 2 memperoleh data yang menyatakan bahwa
jumlah siswa aktif berkriteria baik ada 6, siswa berkriteria cukup ada
11 dan siswa berkriteria kurang 15. Persentase siswa aktif berkriteria
baik 18,75%, siswa aktif berkriteria cukup 34,38% dan siswa aktif
47
Pengamat 3 memperoleh data yang menyatakan bahwa
jumlah siswa aktif berkriteria baik ada 7, siswa berkriteria cukup ada
11 dan siswa berkriteria kurang 14. Persentase siswa aktif berkriteria
baik 21,88%, siswa aktif berkriteria cukup 34,38% dan siswa aktif
berkriteria kurang 43,75%.
Hasil pengamatan tersebut selanjutnya dirata-rata sehingga
diperoleh hasil bahwa:
a) Rata-rata jumlah siswa aktif pada siklus I adalah:
(1) Siswa aktif berkriteria baik = - + --— - = 7 3
(2) Siswa aktif berkriteria cukup
=l®jLLLjlH =
io,67 =
11(3) Siswa aktif berkriteria kurang _ 1 4 3 3 _ 1 4
b) Rata-rata persentase siswa aktif pada siklus I adalah:
c * u 'f k . . . 25,00 + 18,75 + 21,88 , (1) Stswa aktrf berkrrtena bark = — --- ^--- -— = 21,88%
(2) Siswa aktif berkriteria cukup = 31,25 + 3438 + 34,38 _ 3 3 3 4%
(3) Siswa aktif berkriteria kurang
.43,75 + 46,88 + 43,75 = 44J9%
b. Refleksi
Dalam peaksanaan kegiatan pembelajaran diperoleh informasi
1) Guru belum memberikan motivasi pada siswa untuk berani
menanggapi pendapat atau jawaban yang disampaikan oleh salah
satu siswa di depan kelas.
2) Guru kurang baik dalam membagi waktu.
3) Buku pedoman atau referensi bagi siswa untuk mempelajari materi
masih kurang.
c. Revisi
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan
pada siklus berikutnya, yaitu:
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa untuk
menanggapi pendapat atau jawaban siswa lain, sehingga diskusi
kelas dapat beijalan dengan baik.
2) Guru harus mampu membagi waktu dengan lebih baik agar tidak
terlalu banyak waktu yang terbuang sia-sia.
3) Guru sebaiknya menyediakan buku atau referensi lebih banyak lagi
sebagai sumber belajar siswa, sehingga siswa lebih mudah dalam
menuyusun dan menjawab pertanyaan.
2. Siklus II
a. Data Hasil Pengamatan
Selama proses pembelajaran pda siklus II berlangsung
dilakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam proses
49
atau pengamatan dilakukan oleh tiga pengamat. Hasil observasi
dapat ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.3 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa Siklus I Oleh Pengamat 1,2 dan 3
No Nama siswa Pengamat
1 2 3
1 Resti Anita B B B
2 Siti Nurhidayah K C C
3 Andini Fika B B B
13 Firman Nurohim K K K
14 Istika Ratna B B C
15 Ilham Wahyudi B B B
16 Risa Anita C C C
17 Linvita Nuristya B B B
18 Leksono Ananto Putro C C C
19 Muhammad Abdul R C C B
2 0 Muhammad Roma K K K
2 1 Nataza Imelia W C C C
2 2 Ninda Laila Oktavia C C C
23 Siti Yulaikah K K K
25 Suryo Dwi Santo C C C
26 Tia Astuti K K K
27 Tiyas Musyarofah K K K
28 Uswatun Musyarifah B C B
29 Nanda Syanaz Putri C C C
30 Linda Wahyu Ristiana C K C
31 Elly Rosita G C C
32 Nur Afifah C C C
Hasil pengamatan selanjutnya diolah dengan rumus
F
persentase keaktifan — * 1 0 0%
Keterangan:
F: Frekuensi
N: Jumlah total subyek
Hasil tersebut dapat dituliskan dalam tabel berikut:
Tabel 4.4 Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Siklus II Oleh Pengamat 1, 2 dan 3
Pengamat Siswa Aktif Persentase Siswa Aktif (%)
B C K B C K
1 9 15 8 28,13 46,88 25,00
2 8 16 8 25,00 50,00 25,00
3 8 17 7 25,00 53,13 2 1 , 8 8
Keterangan:
Jumlah siswa: 32 siswa
B: Jumlah siswa berkriteria baik