• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE E V E R Y O N E I S A TE A C H E R H E R E UNTUK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PUASA PADA SISW A KELAS V SDN I TEGOWANUH TAHUN 2 0 1 0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE E V E R Y O N E I S A TE A C H E R H E R E UNTUK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PUASA PADA SISW A KELAS V SDN I TEGOWANUH TAHUN 2 0 1 0"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN

METODE

E V E R Y O N E I S A TE A C H E R H E R E

UNTUK

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

POKOK BAHASAN PUASA PADA SISW A KELAS V

SDN I TEGOWANUH TAHUN 2 0 1 0

S K R I P S I

Oleh:

M U H A M M A D S H Q L E H

NIM: 11408250

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)

Nama : Muhammad Sholeh

NIM :11408250

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI

PENERAPAN METODE EVERYONE IS A TEACHER

HERE UNTUK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PUASA SISWA

KELAS V PADA SDN 1 TEGOWANUH.

telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 11 Agustus 2010

Pembimbing

Hj. Maslikhah, S.Ag, M.Si NIP 19700529 200003 2 001

(3)

K E M E N T E R I A N A G A M A

S E K O L A H T I N G G I A G A M A I S L A M N E G E R I ( S T A I N ) S A L A T I G A

J l. T e n t a r a P e la ja r 0 2 T e l p . ( 0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 F a k s . 3 2 3 4 3 3 S a la tig a 5 0 7 2 1

Skripsi saudara MUHAMMAD SHOLEH dengan Nomor Induk Mahasiswa

11408250 yang Beijudul PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI

PENERAPAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PUASA

SISWA KELAS V PADA SDN 1 TEGOWANUH telah dimunaqosyahkan dalam

Sidang Panitia Ujuian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Salatiga pada Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai

bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

(S.Pd.I).

h t t p : / / w w w . s t a i n s a l a t i g a . a c . i d e - m a i l : a d m in is t r a s i@ s t a in s a la t ig a .a c .id

PENGESAHAN KELULUSAN

Salatiga, 25 September 2010 M.

Panitia Ujian

Pembimbing

Hi. Maslikhah, S.Ag, M.Si NIP 19700529 200003 2 001

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Sholeh

NIM :11408250

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga,! 1 Agustus 2010

Muhammad Sholeh

NIM : 11408250

(5)

M O T T O

* ' ° '

Sebaik-baik manusia yang beijalan di muka bumi adalah guru. (HR. Dailamy)

PERSEMBAHAN

Vntu

1. Almarhumah Istriku Tatimah Zafira yang telah menjadi

Bagian dari hidupku, semoga selama mendampingiku Adah

Sw t menerima seBagai amalsholehmu

2. Anakjanak£u tersayang Nurhakim Tamami, $EI, Zulvia

(Ratna % Sd, Tusril Ikfiza, SN, Sri %fiotimah, jlnisa

‘Wardati 91, S.<Pd dan Takhrumi <Rpyyan, yang selalu

mendukung setiap langkahku, jadikanlah ilmu dan hikmah

untu f memahami Betapa keagungan Tuhanmu

3. Anakconak. dtdiku tercinta di S D N 1 Tegowanuh, yang

selalu mewarnai hidupku dengan canda tawa, semoga

menjadi generasi masa depan yang Bermanfaat.

(6)

Rahman dan RahimNya telah memberikan kekuatan kepada penulis untuk

menyusun skripsi ini. Untuk itu penulis bersyukur dengan penuh keyakinan

bahwa tulisan ini akan bermanfaat, amin.

Selama proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan,

rintangan, dan kesulitan sebagai akibat dari keterbatasan penulis. Namun berkat

bantuan berbagai pihak terutama Dosen pembimbing, akhirnya hal tersebut dapat

teratasi dan diselesaikan sesuai rencana. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis menyampaikan terima kasih serta hormat kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga yang berkenan

memohonkan ijin.

2. Drs. Joko Sutopo, M.Ag selaku ketua progdi Pendidikan Agama Islam Jurusan

Tarbiyah STAIN Salatiga.

3. Hj. Maslikhah S.Ag, M.Si selaku Dosen pembimbing yang selalu memberikan

saran dan perbaikan dalam penyusunan skripsi.

4. Seluruh Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan

keterampilan.

5. Teman-temanku tercinta di kelas yang saling membantu dalam proses hingga

penyusunan skripsi.

6. Dewan Guru SDN1 Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari sempurna . Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan

(7)

dari semua pihak, sehingga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan

pembaca pada umumnya. Amin.

Salatiga, 11 Agustus 2010

Penulis

Muhammad Sholeh

(8)

Agama Islam Pokok Bahasan Puasa Siswa Kelas V Pada SDN 1 Tegowanuh. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Hj. Maslikhah, S. Ag, M. Si.

Kata Kunci : Peningkatan keaktifan siswa.

Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai apakah penerapan metode everyone is a teacher here dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SDN 1 Tegowanuh? Dimana pengunaan metode-metode lama dalam pembelajaran, tidak maksimal dalam melibatkan keaktifan siswa. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam pokok bahasan puasa melalui penerapan metode everyone is a teacher here.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas {classroom action research) sebanyak dua putaran yang terdiri dari lima tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi dan revisi. Obyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh. Data yang diperoleh berupa hasil observasi keaktifan siswa.

Dari hasil analisis diperoleh bahwa keaktifan siswa dan prestasi belajar mengalami peningkatan pada siklus 1 dan siklus II yaitu, siklus 1 siswa yang aktif dengan kriteria baik adalah (21,88%), siswa aktif dengan kriteria cukup (33,34%), siswa aktif dengan kriteria kurang (44,75%) pada siklus II siswa yang aktif dengan kriteria baik adalah (26,04%), siswa aktif dengan kriteria cukup (50,00%), siswa aktif dengan kriteria kurang (23,96%).

(9)

D A F T A R ISI

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah...4

C. Tujuan Penelitian...4

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan...5

E. Kegunaan Penelitian... 5

F. Definisi Operasional... 6

G. Metode Penelitian...7

H. Sistematika Penulisan... 14

BABU KAJIAN PUSTAKA...16

A. Keaktifan Siswa...16

B. Pendidikan Agama Islam... 21

C. Metode Everyone Is A Teacher H ere... 23

D. Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here Dalam Pembelajaran Materi Puasa...27

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN...29

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1...29

(10)

B. Pembahasan...53

BAB V PENUTUP...59

A. Kesimpulan...59

B. Saran... 59

DAFTAR PUSTAKA

(11)

D A F T A R TABEL

Tabel 1.1 Skor Pengukuran Keaktifan Belajar Siswa 11

Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa

Siklus I Oleh Pengamat 1,2 dan 3 44

Tabel 4.2 Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa

Siklus I Oleh Pengamat 1,2 dan 3 46

Tabel 4.3 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa

Siklus II Oleh Pengamat 1,2 dan 3 49

Tabel 4.4 Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa

(12)

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

Gambar 6

Gambar 7

Skema Trianggulasi Peneliti

Pola Hubungan Guru dan Siswa

Skema Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here

Diagram Persentase Siswa Aktif pada Siklus I

Diagram Persentase Siswa Aktif pada Siklus II

Diagram Perubahan Persentase Siswa Aktif

pada Siklus I dan II

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Surat keterangan penelitian dari Kepala Sekolah SD N 1 Tegowanuh,

Kaloran, Temanggung

2 Profil Sekolah dan Tabel Jumlah Siswa SD N 1 Tegowanuh

3 Data Kepegawaian SD N 1 Tegowanuh

4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

5 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I

6 Tabel Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa

7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

8 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II

9 Tabel Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa

10 Lembar Konsultasi

11 Daftar Nama Siswa

12 Daftar Riwayat Hidup

13 Dokumentasi Kegiatan

(14)

Kemajuan suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya

manusianya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki modal

untuk menjadi negara maju yaitu jumlah sumber daya manusianya yang

banyak, namun modal ini harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar tidak

menjadi hal yang sia-sia. Pengelolaan modal berupa jumlah penduduk

yang besar adalah dengan membentuk manusia-manusia berkualitas.

Pendidikan merupakan sarana yang setrategis guna mencapai tujuan

tersebut.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang diandalkan oleh

negara guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas yakni

yang cerdas, terampil dan berbudi pekerti luhur. Proses pembelajaran di

sekolah sebenarnya merupakan proses tranformasi ilmu pengetahuan,

sikap dan budipekerti. Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan,

pembentukan sikap dan pembiasaan budipekerti siswa akan tercapai

apabila siswa menemukan dan merasakan pengalamannya sendiri.

Menemukan yang dimaksud adalah menginventarisir nilai-nilai yang ada

dan hidup di lingkungannya, merasakan yang dimaksud adalah kondisi

tertentu yang ditimbulkan sebagai akibat dari melakukan sesuatu dan

pengalaman adalah bentuk kegiatan yang di alami sendiri oleh siswa. Oleh

karena itu, kegiatan pembelajaran kelas harus menitik beratkan pada

(15)

2

aktifitas dan kreativitas siswa, sehingga diharapkan tujuan pembelajaran

dapat tercapai secara optimal.

Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini merupakan

pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Model

pembelajaran tersebut memusatkan seluruh kegiatan belajar pada guru, dan

guru dianggap sebagai subyek tunggal dalam proses pembelajaran

sedangkan siswa hanya menjadi obyek penerima segala hal yang

disampaikan oleh guru. Siswa tidak pernah melakukan aktifitas atau

kegiatan yang terkait dengan materi pembelajaran seperti diskusi,

presentasi, tanya jawab, praktik lapangan dan lain-lain.

Pembelajaran yang berpusat pada guru tentu membuat siswa pasif

dalam proses pembelajaran, hal ini tentunya menghambat berkembangnya

pemikiran dan kreatifitas siswa, yang pada gilirannya akan berpengaruh

terhadap penguasaan materi pelajaran itu sendiri.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan merubah model

pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi model pembelajaran yang

berpusat pada siswa. Proses pembelajaran tersebut harus mampu

melibatkan seluruh siswa secara aktif sehingga mereka dapat

mengeksplorasi potensi yang ada pada mereka masing-masing dan

menumbuhkan kesadaran bahwa tiap-tiap siswa memiliki kemampuan

(16)

Hasil observasi terhadap proses pembelajaran Pendidikan Agama

Islam pada kelas V SD Negeri 1 Tegowanuh terutama pada materi puasa

menunjukkan bahwa siswa dalam kelas tersebut memiliki keberanian

untuk bertanya kepada guru dan memberikan tanggapan atas pernyataan

siswa lain, namun belum diorganisasikan secara baik, sebagai akibat dari

penyelenggaraan pembelajaran cara lama yang menempatkan siswa

sebagai objek semata. Model pembelajaran yang didominasi oleh guru,

sekaligus menjadikan siswa pasif. Hal tersebut ditunjukkan dengan

persentase siswa yang aktif bertanya pada guru hanya 40% dan siswa yang

berani menyanggah atau menyampaikan pendapat hanya 30%. Interaksi

aktif hanya teijadi antara guru dengan beberapa siswa yang memiliki

kelebihan dari yang lain. Sementara interaksi antar siswa hampir tidak

teijadi karena tidak ada ruang untuk itu, atau bahkan mungkin dianggap

mengganggu. Kondisi yang demikian menyebabkan adanya ketimpangan

tingkat penguasaan pada pembelajaran materi puasa yang cukup besar

antara siswa yang aktif dengan siswa yang pasif. Siswa yang aktif dapat

menguasai materi dengan baik sedangkan siswa yang pasif rendah tingkat

penguasaannya.

Munculnya keberanian bertanya dan keaktifan menemukan

jawabannya diantara sesama siswa sebagai bentuk keterlibatan aktif

mereka dalam proses pembelajaran memerlukan adanya rangsangan dan

kondisi yang mendukung. Metode pembelajaran everyone is a teacher

(17)

4

diterapkan karena masing-masing siswa akan mendapatkan bagian dan

kesempatan yang sama, sedangkan guru sebagai fasilitator dan frame

pembelajaran agar tidak bias dan keluar dari tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka kami mengangkat

judul tentang: “PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI

PENERAPAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE

UNTUK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

POKOK BAHASAN PUASA SISWA KELAS V PADA SDN 1

TEGOWANUH”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan penegasan istilah di atas,

maka permasalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan metode

everyone is a teacher here dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas V SDN 1

Tegowanuh?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

peningkatan keaktifan siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh dalam proses

pembelajaran pendidikan agama Islam melalui penerapan metode everyone

(18)

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Jika metode everyone is a teacher here dapat dilaksanakan

dengan baik diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa, karena

dengan metode ini masing-masing siswa dapat berperan secara aktif

dengan menyusun pertanyaan untuk sisiwa lainnya dan menemukan

jawaban atas pertanyaan yang diberikan temannya sehingga siswa

dapat lebih menguasai materi, karena terekplorasi dari potensi yang

ada pada diri masing-masing siswa.

2. Indikator Keberhasilan

Tindakan ini dikatakan berhasil apabila 75% siswa kelas V

SDN 1 Tegowanuh terlibat secara aktif dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam materi puasa.

£ . Kegunaan Penelitian

1. Bagi Siswa

a. Memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran

pendidikan agama Islam pada materi Puasa.

b. Meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi

c. Memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran sehingga

siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran.

2. Bagi Guru

a. Memberikan motivasi bagi guru untuk menemukan pembelajaran

(19)

6

bgian dari penerapan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,

efektif dan menyenangkan (PAIKEM).

b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam penerapan

metode everyone is a teacher here sebagai bagian dari active

learning yang sedang digalakkan akhir-akhir ini.

c. Meningkatkan kualitas pembelajaran agar hasilnya memenuhi

harapan baik siswa maupun orang tua dan masyarakat.

3. Bagi Sekolah

Melalui peningkatan keaktifan siswa maka pebelajaran sekaligus akan

menyentuh renah kognisi, afeksi maupun psiko motor anak sehingga

akan berpengaruh terhadap meningkatnya kualitas lulusan.

F. Definisi Operasional

1. Pengertian Keaktifan Siswa

“Keaktifan adalah kegiatan, kesibukan dalam bekeija, atau

berusaha. Jadi keaktifan siswa dapat merupakan kegiatan, kesibukan

dalam bekeija atau berusaha yang dilakukan siswa” (Anonim, 1990:

170).

Menurut Paul D. Dierich dalam Martinis Yamin (2007: 85)

indikator keaktifan belajar siswa antara lain terdiri dari:

a. Membaca.

b. Mengamati orang lain bekeija atau bermain

c. Mengajukan suatu pertanyaan.

(20)

e. Diskusi.

f. Mendengarkan penyajian bahan.

g. Mendengarkan percakapan atau diskusi

h. Membuat rangkuman.

i. Mengerjakan tes.

j. Menggambar chart.

k. Memecahkan masalah.

l. Berani.

3. Metode Everyone Is A Teacher Here

Everyone is a teacher here menurut Mel Silberman (2009: 183)

merupakan metode yang memberikan kesempatan bagi setiap siswa

untuk bertindak sebagai “guru” bagi siswa lain.

Berdasarkan definisi tersebut maka penulis menyimpulkan

bahwa metode ini sangat efektif dalam meningkatkan peran aktif siswa

dalam kegiatan pembelajaran terutama partisipasi dan interaksi antar

siswa sebab setiap siswa memiliki kesempatan untuk berperan sebagai

guru.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif

bagi pelaku tindakan. PTK juga merupakan penelitian yang bersifat

(21)

8

Dipilihnya PTK dalam pelaksanaan penelitian ini sebab PTK

sangat mendukung proses peningkatan kualitas pembelajaran yang

muaranya adalah peningkatan kualitas pendidikan.

Rancangan penelitian ini yaitu menerapkan metode everyone is

a teacher here dalam pembelajaran pendidikan agama Islam materi

puasa pada siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh yang dilasanakan pada

tanggal 4 dan 11 Mei 2010 di SDN 1 Tegowanuh Kaloran,

Temanggung.

2. Subyek Penelitian

a. Siswa

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V SDN 1

Tegowanuh, Kaloran, Temanggung yang berjumlah 32 siswa.

b. Peneliti

Penelitian ini dilakukan oleh Guru mata pelajaran pendidikan

agama Islam SDN 1 Tegowanuh, Kaloran, Temanggung.

c. Pengamat

Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat

3. Langkah-langkah

Prosedur dan langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian ini

mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Me Taggart

(1997) dalam Rochiati Wiriaatmadja (2008: 66) yang berupa model

(22)

Setiap siklus terdiri dari:

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan instrumen penelitian

dan instrumen pembelajaran yang terdiri dari lembar observasi

keaktifan siswa, kartu indeks, silabus dan rencana pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-1 menerapkan

metode everyone is a teacher here dengan materi: definisi puasa

serta macam dan hukum puasa.

c. Tahap Evaluasi

Evaluasi keaktifan siswa menggunakan lembar observasi

keaktifan siswa (terlampir).

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi ini akan dibandingkan hasil observasi

awal mengenai keaktifan siswa pada pembelajaran pendidikan

agama Islam setelah siklus pertama (I). Sehingga dapat

ditunjukkan adanya perubahan antara sebelum siklus 1 dengan

setelah pelaksanaan siklus I.

Apabila indikator keberhasilan yang telah ditentukan belum

tercapai maka siklus ini akan dilanjutkan pada siklus 2 sampai

indikator keberhasilan tersebut tercapai. Akan tetapi apabila pada

siklus selanjutnya indikator keberhasilan tersebut telah tercapai,

(23)

10

Langkah-langkah siklus dapat diilustrasikan pada gambar di

bawah ini:

Gambar 1. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

(24)

4. Intsrumen Penelitian dan Indikator Instrumen

a. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu:

1) Lembar Observasi Keaktifan Siswa (Terlampir)

2) Instrumen Pengukur Prestasi Belajar (Terlampir)

b. Indikator Instrumen

Indikaor instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a) Skor Pengukuran Keaktifan Belajar Siswa

Tabel 1.1 Skor Pengukuran Keaktifan Belajar Siswa

No Skor Predikat

1 1-12 Baik

2 1-8 Cukup

3 1-4 Kurang

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua

metode yaitu:

a. Metode Observasi. Observasi yang dilakukan adalah observasi

sistemik. Dalam observasi ini bentuk instrumen pengamatan yang

akan dilakukan di dalam proses pembelajaran yang berisi aspek-

aspek yang akan diteliti telah dirancang terlebih dahulu. Rancangan

(25)

12

sikap siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran, dan

pengisiannya dilakukan dengan membubuhkan check (V) pada

pilihan yang tepat.

Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas

belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi

Puasa. Pada proses observasi ini untuk menghindari subyektifitas

maka dilibatkan pihak kedua dan ketiga yaitu guru kelas. Hal ini

juga berfungsi untuk menjaga validitas data. Teknik seperti ini

disebut teknik trianggulasi peneliti. Jenis trianggulasi ini dilakukan

dengan mengumpulkan data sejenis oleh beberapa peneliti atau

observer. Berdasarkan pandangan dan tafsir dari beberapa peneliti

terhadap informasi yang digali dan dikumpulkan, diharapkan

teijadi pertemuan pendapat yang pada akhirnya bisa lebih

memantapkan hasil penelitian.

Berikut merupakan skema trianggulasi peneliti:

Gambar 2. Skema Trianggulasi Peneliti

(26)

b. Catatan lapangan

Catatan lapangan adalah catatan yang berisi peristiwa-

peristiwa yang teijadi selama proses penelitian berlangsung.

Catatan ini digunakan sebagai data pendukung dari data penelitian

yang diperoleh melalui observasi.

6. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

tindakan kelas adalah deskriptif kualitatif. Analisis data ini dilakukan

sejak awal sampai berakhirnya kegiatan pengumpuan data.

Teknik analisis data ini mengacu pada model manalisis Miles

Matthew B dan Hubberman (1992: 16-19) yang mencakup tiga

komponen yaitu:

a. Reduksi data yaitu merupakan proses seleksi, pemfokusan dan

penyederhanaan data dari lapangan melalui ringkasan atau uraian

singkat, mengolongkannya dalam satu pola yang lebih luas.

b. Penyajian data merupakan penyusunan informasi secara sistemik

dari hasil reduksi data mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan

refleksi pada masing-masing siklus.

c. Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian maka data,

mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang diperoleh

dari lapangan disajikan dalam narasi informasi secara sistematis

(27)

14

Data yang diperoleh dari lapangan setelah direduksi

selanjutnya dihitung terlebih dahulu sebelum dianalisis untuk

mengetahui persentase siswa aktif, dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

P = — xl00% N

Keterangan:

P: Persentase

F: Frekuensi

N: Jumlah total subyek

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas

ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan,

hipotesis dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian,

definisi istilah, metode penelitian meliputi rencana

penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah penelitian,

instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data,

dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Memuat keaktifan siswa, prestasi belajar dan metode

everyone is a teacher here.

(28)

Memuat deskripsi pelaksanaan siklus I, II, El, dst

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Memuat deskripsi per siklus dan pembahasan (tiap siklus)

BAB V Penutup

(29)

B A B

n

KAJIAN PUSTAKA

A. Keaktifan Siswa

1. Pengertian

Keaktifan seperti yang diungkapkan oleh Anonim (1990:170) adalah

kegiatan, kesibukan dalam bekeija, atau berusaha. Jadi keaktifan siswa dapat

merupakan kegiatan, kesibukan dalam bekeija atau berusaha pada siswa.

Guru diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran. Dengan aktifitas sendiri, pelajaran menjadi berkesan dan

dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda

siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan

guru maupun dengan teman.

Menurut Sardinian (1990:96) dalam belajar sangat diperlukan adanya

aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik.

Lebih lanjut Rousseou dalam Sardinian (1990:96) menyatakan bahwa

“Segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri,

penyelidikan sendiri, dengan bekeija sendiri, dengan fasilitas yang

diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis”. Jadi pada dasarnya

orang yang belajar harus aktif, karena belajar merupakan suatu bentuk

aktivitas tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin teijadi.

Asas aktivitas digunakan dalam semua jenis metode mengajar, baik

metode dalam kelas maupun metode mengajar di luar kelas hanya saja

penggunaanya dilaksanakan dalam bentuk yang berlainan sesuai dengan

(30)

tujuan yang hendak dicapai dan disesuaikan pula pada orientasi sekolah

yang menggunakan jenis kegiatan itu (Oemar, 2009:176).

2. Jenis-Jenis Aktivitas Siswa

Jenis-jenis aktivitas siswa menurut Sardinian (1990:101) antara lain :

visual activities, oral activities, listening activities, writing activities,

drawing activities, motor activities, mental activities dan emotional

activities.

Berdasarkan Paul D. Dierich dalam Martinis Yamin (2007:84-86)

menggolongkan kegiatan siswa sebagai berikut:

a. Kegiatan-kegiatan visual

Membaca, melihat gambar-gambar,mengamati eksperimen,

demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekeija atau bermain.

b. Kegiatan-kegiatan lisan(oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi sam, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan instrupsi.

c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan perakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

d. Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengeijakan tes, mengisikan angket. e. Kegiatan-kegiatan menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. f. Kegiatan-kegiatan metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari dan berkebun.

g. Kegiatan-kegiatan mental

Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. h. Kegiatan-kegiatan emosional

(31)

18

Aktivitas di sekolah sangat kompleks dan bervariasi. Beragamnya

jenis aktivitas siswa maka menuntut setiap guru untuk mampu

merencanakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi agar tidak terus

terulang jenis kegiatan yang sama dalam pembelajaran sehingga siswa tidak

merasa bosan.

Kegiatan tersebut tentu tidak terpisah satu sama lain. Dalam suatu

kegiatan motoris terkandung kegiatan mental dan disertai oleh perasaan

tertentu. Dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan bermacam-macam

kegiatan.

3. Aspek-aspek dalam Aktivitas

Dalam hal keaktivan siswa, Mc Keachie dalam Dimyati yang

dikutip Martinis Yamin (2007:77) menyatakan bahwa ada tujuh aspek

teijadinya keaktifan siswa, yaitu:

a. Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran. b. Tekanan pada aspek afektif dalam belajar.

c. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa

d. Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar.

e. Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa dan kesempatan untuk berbuat serta megambil keputusan penting dalam proses pembelajaran.

f. Pemberian waktu untuk menanggulangi msalah pribadi siswa baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran.

Dalam Martinis Yamin (2007:83-84) Gagne dan Briggs (1997)

menjelaskan bahwa terdapat 9 aspek untuk menumbuhkan aktivitas dan

partisipasi siswa yaitu:

(32)

2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa.

3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.

4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan dipelajari.

5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.

6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

7) Memberikan umpan balik {feed back).

8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehngga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.

9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran.

Merujuk pada penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

penyelenggaraan pembelajaran dengan metode everyone is a teacher here

termasuk salah satu aspek untuk menumbuhkan aktivitas siswa yaitu dengan

memunculkan aktifitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

4. Syarat Teijadinya Peran Aktif Siswa dalam Pembelajaran

Raka Joni (1992:19-20) dalam martinis Yamin (2007) menjelaskan

bahwa peran aktif dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat

dilaksanakan manakala:

a. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa.

b. Guru berperan sebaga pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam

belajar.

c. Tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa

(kompetensi dasar).

d. Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas

siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang

kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep.

(33)

20

e. Melakukan pengukuran secara kontunyu dalam berbagai aspek

pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

5. Nilai aktivitas dalam Pembelajaran

Penggunaan aktivitas besar nilainya bagi pembelajaran para siswa,

disebabkan oleh beberapa, yaitu:

a. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral.

c. Memupuk keija sama yang harmonis di kalangan siswa. d. Para siswa bekrja menurut minat dan kemampuan sendiri.

e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.

f. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru.

g. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga

mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta

menghindarkan verbalistis.

h. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat (Oemar, 2009:175-176).

6. Pola Hubungan Guru dan Aktivitas Siswa

Istilah pembelajaran merupakan istilah yang menggambarkan peran

yang lebih banyak terletak pada siswa, guru hanya sbagai pembimbing

dalam teijadinya pengalaman belajar dan tercapainya suatu indikator yang

dikehendaki (Martinis Yamin, 2007:78). Hubungan tersebut dapat

(34)

Gambar 3. Pola Hubungan Guru dan Siswa

Martinis Yamin (2007:79)

Lebih lanjut Martinis Yamin (2007:79) menyatakan bahwa peran

aktif siswa dalam proses pembelajaran adalah untuk tercapainya suatu

indikator dari kompetensi dasar yang telah dikembangkan dari materi pokok.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas V

Menurut UU RI tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB X Pasal 37 ayat 1 Pendidikan Agama adalah pendidikan yang

dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlaq

mulia. Pendidikan agama berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran

agamanya dan atau menjadi ahli Ilmu Agama, pengertian ini merupakan

penjabaran pengertian Agama yang terdapat pada UU No 20 Tahun 2003

(35)

22

Secara lebih rinci Zakia Daradjat mendefinisikan Pendidikan Agama

Islam sebagai berikut:

a. Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan usaha

terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat

memahami dan mengamalkan ajaran Agama Islam serta

menjadikannya sebagai pedoman hidup.

b. Pendidikan Agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan

berdasarkan ajaran Islam.

c. pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-

ajaran Agama Islam itu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak

didik agar anantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat

memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaraan agama Islam

yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran

Agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan

dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak (Zakia

Daradjat, 2000:8).

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara lain:

a. Agar siswa dapat menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

terhadap Allah SWT.

b. Agar siswa dapat memahami dan mengamalkan Agama Islam dalam

(36)

2. Materi Puasa Kelas V

Berdasarkan Kurikulum Nasional 2006 yang mengacu pada

kurikulum KTSP untuk Sekolah Dasar Kelas V materi puasa yang harus

dipelajari siswa adalah definisi puasa, macam dan hukum puasa, sunah

puasa dan hikmah puasa.

Menurut Maksum (2004:55) tujuan diterapkannya materi ini adalah:

a. Agar siswa memahami definisi puasa.

b. Agar siswa mampu membedakan puasa berdasarkan hukumnya.

c. Agar siswa memahami dan melaksanakan sunah-sunah puasa.

d. Agar siswa memahami hikmah berpuasa.

C. Metode

Everyone is a Teacher here

1. Metode

Nurdin (2004 : 105) dalam Siswandi (2009) menyatakan bahwa

metode merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan,

penggunaan metode pendidikan berarti bagaimana agar tujuan pendidikan

dapat tercapai. Dalam hal tersebut, yang perlu dipahami adalah bagaimana

seorang guru dapat menguasai hakekat metode dan relevansinya dengan

tujuan pendidikan. Menurut Sudjana (2000 : 76) dalam Siswandi (2009)

metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.

2. Everyone Is a Teacher here

a. Pengertian

(37)

24

Everyone is a teacher here menurut Mel Silberman (2009:

183) merupakan metode yang memberikan kesempatan bagi setiap

siswa untuk bertindak sebagai “guru” bagi siswa lain. Jadi, pada

proses pembelajaran dengan menerapkan metode ini setiap siswa

diberikan kesempatan untuk dapat menyampaikan pendapat atau

menjelaskan materi kepada siswa yang lain di depan kelas.

2) Menurut Sutriatri

Sutriatri (2008) menyatakan bahwa everyone is a teacher

here (semua orang adalah guru) adalah pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah,

menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan

tuntutan kompetensi. Teknik pembelajaran ini memotivasi semua

siswa untuk aktif dan memberi kesempatan pada siswa untuk

mengajar temannya dan mempelajari sesuatu dengan baik pada

waktu yang sama, serta dapat membuat pertanyaan dan

mengemukakan pendapat. Proses pembelajaran yang menyenangkan

tentu akan membantu siswa untuk memahami materi yang dipelajari

sehinga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

3) Menurut Siswandi

Berasarkan tujuan penerapannya Siswandi (2009)

menyatakan bahwa metode everyone is a teacher here yaitu metode

yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran

(38)

pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, khususnya mencapaian

tujuan yaitu meliputi aspek: kemampuan mengemukakan pendapat,

kemampuan menganalisa masalah, kemampuan menuliskan

pendapat-pendapatnya (kelompoknya) setelah melakukan

pengamatan, kemampuan menyimpulkan, dan lain-lain.

b. Fungsi

Metode Everyone is a teacher here memberikan kesempatan

bagi setiap peserta didik untuk menjadi seorang pengajar terhadap

peserta didik lain. Dengan metode ini peserta didik yang tadinya tidak

mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif (Fikri,

2009).

c. Prinsip Pokok Metode Everyone Is a Teacher here

Prinsip pokok metode everyone is a teacher here, dikemukakan

oleh Asy Syaibany yang dikutip oleh Muhamad Nurdin (2004 : 111)

dalam Siswandi (2009), menjelasakan bahwa .-terdapat tujuh prinsip

pokok yang harus diterapkan oleh seorang guru dalam hal metode

pengajaran, yaitu (1) mengetahui motivasi, kebutuhan, dan minat anak

didiknya; (2) mengetahui tujuan pendidikan yang sudah diterapkan

sebelum pelaksanaan pendidikan; (3) mengetahui tahap kematangan

(maturity), perkembangan, serta perubahan anak didik; (4) mengetahui

perbedaan-perbedaan individu anak didik; (5) memperhatikan

pemahaman dan mengetahui hubungan-hubungan, dan kebebasan

(39)

26

menggembirakan bagi anak didik; dan (7) menegakkan contoh yang

baik (uswatun hasanah).

Penjelasan tersebut diperkuat dengan pendapat Muhaimin dan

Mujib (1993 : 232), menyatakan bahwa : tujuan diadakannya metode

adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar menjadi lebih

baik berdaya guna dan menimbulkan kesadaran anak didik untuk

mengamalkan ketentuan ajaran agama (Islam) melalui teknik motivasi

yang menimbulkan gairah belajar anak didik secara mantap,

d. Prosedur Pelaksanaan metode Everyone Is A Teacher Here

Prosedur pelaksanan metode everyone is a teacher here seperti

yang diungkapkan Mel Silbermen (2009:183) adalah sebagai berikut:

1) Bagikan kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang materi belajar yang tengah dipelajari di kelas (misalnya tugas membaca) atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan di kelas.

2) Kumpulkan kartu, kemudian kocoklah, dan bagikan satu-satu kepada siswa. Perintahkan siswa untuk membaca dalam hati pertanyaan atau topik pada kartu yang mereka terima dan pikirkan jawabannya.

3) Tunjukklah beberapa siswa untuk membacakan kartu yang telah mereka dapatkan dan memberikan jawabannya.

4) Setelah memberikan jawaban, perintahkan siswa lain untuk memberi tambahan atas apa yang dikemukakan oleh siswa yang membacakan kartunya itu.

5) Lanjutkan prosedur ini bila waktunya memungkinkan.

Kesempatan yang diberikan pada siswa untuk dapat menuliskan

pertanyaan pada kertas indeks dan memberikan penjelasan tentang

pertanyaan yang diterimanya akan dapat mendorong siswa untuk aktif

(40)

Siswandi (2009) menyatakan bahwa penerapan metode

everyone is a teacher here dimulai dari guru membagikan

bahan/sumber bacaan yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan

pada siswa. Siswa selanjutnya ditugaskan untuk membuat pertanyaan

dan dituliskan pada kartu yang telah disiapkan guru yang disebut card

quest. Card quest dikumpulkan dan selanjutnya dibagikan secara acak

kepada siswa. Selanjutnya siswa diberikn kesempatan untuk presentasi

dengan membacakan pertanyaan yang diperoleh dan menjawabnya.

Proses ini dapat ditunjukkan dengan skema sebagai berikut:

Gambar 4. Skema Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here

Siswandi (2009)

D. Penerapan Metode

Everyone Is A Teacher Here

Dalam Pembelajaran

Materi Puasa

Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas

(41)

28

salah satu materi yang harus dipelajari siswa melalui proses belajar, oleh

sebab itu dalam proses belajar mengajar materi puasa harus digunakan metode

yang memberi kesempatan siswa untuk melakukan aktivitas.

Metode everyone is a teacher here merupakan metode yang

memotivasi semua siswa untuk aktif dan memberi kesempatan pada siswa

untuk mengajar temannya dan mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu

yang sama, serta dapat membuat pertanyaan dan mengemukakan pendapat

(Sutriatri,2008). Berdasarkan pengertian ini dapat disimpulkan bahwa metode

everyone is a teacher here marupakan salah satu metode yang tepat dalam

pembelajaran materi puasa.

Penyelenggaraan pembelajaran dengan metode everyone is a teacher

here termasuk salah satu aspek untuk menumbuhkan aktivitas siswa yaitu

dengan memunculkan aktifitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Adanya aktivitas dan partisipasi siswa dalam proses pembelajara materi puasa

akan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar

(42)

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

1. Perencanaan

Menyusun instrumen yang digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari:

a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi definisi puasa serta

macam dan hukum puasa.

b. Media pengajaran dengan metode everyone is a teacher here yang

berupa card quest.

c. Lembar observasi keaktifan siswa dan lembar catatan lapangan.

2. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan yaitu membahas tentang definisi puasa, macam puasa, hukum

puasa rukun puasa, syarat sah puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa.

Menjelaskan pada siswa tentang materi yang akan dipelajari secara

singkat. Siswa diminta untuk membaca buku pedoman materi puasa

khususnya tentang:

a. Definisi Puasa

Kata puasa merupakan teijemahan dari bahasa Arab, yaitu

Siyam yang artinya “menahan diri”, tetapi oleh sebagian ulama tidak

hanya diartikan “menahan diri” tapi Siyam juga dipahami sebagai

“mengendalikan diri”. Menahan diri memiliki arti yang lebih dekat

dengan perilaku jasmani seperti makan dan minum, sedangkan

(43)

30

mengendalikan diri mencakup pembatasan perilaku seluruh anggota

tubuh, hati dan pikiran dari perbuatan dosa.

Berdasarkan uraian di atas maka pengertian puasa adalah

ibadah dengan tidak makan dan tidak minum dari terbit fajar sampai

terbenam matahari karena Allah. Selanjutnya dalam berpuasa kita juga

harus mengendalikan diri dari perbuatn maksiat,

b. Macam Puasa dan Hukum Puasa

Sebenarnya antara macam dan hukum puasa itu berkaitan,

karena kedudukan hukum puasa sekaligus dijadikan nama puasa itu

sendiri. Oleh karena itu nama dan hukum puasa dalam Maksum (2004:

91) dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) Puasa wajib

Puasa wajib merupakan puasa yang hukumnya wajib

untuk dilaksanakan oleh umat Islam. Dalam puasa wajib ada hal-

hal yang harus diperhatikan,yaitu: Syarat puasa, Rukun puasa, Hal-

hal yang membatalkan puasa dan Sunah puasa.

2) Puasa sunah

Puasa sunah merupakan puasa yang jika dilaksanakan

mendapatkan pahala, tetapi jika ditinggalkan tidak apa-apa.

3) Puasa haram

Puasa haram merupakan hari-hari tertentu yang

diharamkan menjalankan ibadah puasa, misalnya pada tanggal 1

(44)

4) Rukun Puasa

Rukun puasa adalah hal-hal yang tidak boleh ditinggalkan

pada saat menjalankan ibadah puasa (Maksum, 2004: 89). Rukun

puasa adalah sebagai berikut:

a) Niat, dilakukan pada malam hari menjelang besok puasa dan

dilakukan sebelum fajar terbit.

b) Menahan diri dari semua yang membatalkan puasa sejak dari

terbit fajar sampai terbenam matahari.

5) Syarat Sah Puasa

Syarat sah puasa adalah sesuatu yang harus dipenuhi agar

puasa seseorang diterima oleh Allah (Maksum, 2004: 8 8). Syarat

sah puasa antara lain:

a) Islam

b) Mumayiz atau baligh

c) Suci dari haid dan nifas

d) Tidak pada hari yang dilarang puasa

6) Hal-hal Membatalkan Puasa

Beberapa hal yang membatalkan puasa menurut Maksum

(2004:90) antara lain:

a) Makan dan minum dengan sengaja

b) Nifas

c) Haid

(45)

e) Muntah dengan sengaja

f) Murtad (keluar dari Islam)

g) Hubungan suami istri saat puasa

32

Selanjutnya guru membagikan card quest pada setiap siswa.

Siswa diminta untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi

yang telah dipelajari atau dibaca. Card quest selanjutnya dikumpulkan

dan dikocok untuk dibagikan kembali kepada siswa secara acak. Siswa

diberikan waktu untuk memikirkan dan menemukan jawaban dari

pertanyaan yang diperolehnya.

Setiap siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan

jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya. Siswa lain yang tidak

menyampaikan jawaban diminta untuk memberikan tanggapan atau

pertanyaan pada siswa yang sedang menyampaikan jawabannya,

sehingga teijadi diskusi kelas.

Langkah-langkah pelaksanaan siklus I terdiri atas:

1) Menjelaskan pada siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

2) Guru menerangkan materi definisi puasa, macam puasa, hukum puasa,

rukun puasa, syarat sah puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa

secara singkat.

3) Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membaca materi definisi

puasa, macam puasa, hukum puasa rukun puasa, syarat sah puasa dan

(46)

4) Ketua kelas membagikan card quest pada tiap siswa.

5) Setiap siswa diminta menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi

yang telah dipelajari.

6) Ketua kelas mengumpulkan kembali seluruh card quest kemudian

dikocok dan dibagikan kembali pada siswa secara acak dan diusahakan

pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan.

7) Siswa diminta untuk membaca dan memahami pertanyaan pada card

quest yang mereka terima lalu berusaha menemukan jawabannya.

8) Mengundang sukarelawan dengan cara meminta siswa angkat tangan

bagi yang siap tanpa ditunjuk untuk membacakan pertanyaan yang

diterimanya beserta jawabannya.

9) Meminta kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau

melengkapi jawabannya.

10) Mengembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa

bergantian membacakan pertanyaan yang mereka terima beserta

jawabannya sesuai waktu yang tersedia.

11) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dan klarifikasi tentang

hasil diskusi kelas tersebut.

12) Guru memberikan evaluasi bersama dengan siswa tentang evaluasi

proses dan hasil untuk siklus 1.

3. Pengamatan

Pengamatan ini ditujukan pada siswa, dengan lebih dikhususkan

(47)

a. Pengamatan Terhadap Siswa

Pengamat mengamati kegiatan atau aktifitas siswa selama

proses pembelajaran dan menuliskan hasil pengamatannya pada lembar

observasi keaktifan siswa. Hasil pengamatan keaktifan dan prestasi

siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I, yaitu:

1) Sikap siswa dalam membaca materi pelajaran sudah cukup baik.

Seluruh siswa mempergunakan waktu yang diberikan untuk

membaca materi dengan baik tanpa diselingi berbicara sendiri atau

bermain-main sendiri.

2) Sebagian siswa masih merasa kesulitan untuk membuat pertanyaan

dari materi yang telah dipelajari.

3) Keberanian siswa untuk membacakan pertanyaan pada card quest

yang diterimanya serta memberikan jawabannya sudah cukup baik.

4) Keaktifan bertanya atau menanggapi jawaban yang disampaikan

siswa lain didepan kelas sudah ada tetapi belum maksimal. Hal ini

terlihat hanya 50% siswa yang aktif menanggapi atau bertanya

selama proses pembelajaran.

5) Sebagian besar siswa bersemangat dalam mengikuti proses

pembelajaran.

6) Sebagian siswa masih berbicara dengan teman sebangkunya saat

(48)

b. Pengamatan Terhadap Jalannya Proses Pembelajaran

Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran pada siklus

I dengan hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Hal-hal baik dalam pelaksanaan proses pembelajaran adalah

sebagai berikut:

a) Guru telah memberikan pengarahan tentang proses

pembelajaran yang akan dilakukan dengan baik.

b) Guru telah membimbing siswa yang kesulitan untuk membuat

pertanyaan.

c) Sebagian besar siswa bersemangat mengikuti proses

pembelajaran.

d) Siswa telah memanfaatkan waktu yang diberikan untuk

membaca materi dengan baik tanpa diselingi ngobrol dengan

teman.

2) Hal-hal yang masih harus diperbaiki dalam proses pembelajaran:

a) Guru dalam memberikan motivasi bagi siswa untuk

menanggapi jawaban siswa lain yang ada di depan kelas.

b) Guru kurang seimbang dalam membagi waktu untuk membaca

materi, menyusun pertanyaan dan diskusi kelas sehingga waktu

untuk diskusi kelas masih tersisa banyak.

(49)

36

4. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka

selanjutnya dilakukan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Pada

pelaksanaan siklus I diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:

1) Guru belum memberikan motivasi pada siswa untuk berani

menanggapi pendapat atau jawaban yang disampaikan oleh salah satu

siswa di depan kelas, sehingga pada tindakan selanjutnya guru

hendaknya lebih memotivasi siswa untuk menanggapi pendapat atau

jawaban siswa lain.

2) Guru harus mampu membagi waktu dengan lebih baik agar tidak

terlalu banyak waktu yang terbuang sia-sia.

3) Buku pedoman atau referensi bagi siswa untuk mempelajari materi

masing kurang. Untuk itu guru sebaiknya menyediakan buku atau

referensi lebih banyak lagi sebagai sumber belajar siswa.

Hasil yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I belum mencapai

tolok ukur atau indikator keberhasilan tindakan, yaitu persentase siswa

aktif dengan kriteria baik adalah 21,88%, kriteria cukup 33,33% dan

kriteria kurang 44,79% sedangkan indikator keberhasilan yang telah

ditetapkan adalah 75% siswa aktif. Untuk itu, perlu dilaksanakan siklus II

yang bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan pada siklus I.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

(50)

a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan hasil analisis

pada refleksi siklus I.

b. Mempersiapkan instrumen penelitian untuk pelaksanaan siklus II yaitu

materi tentang sunah puasa, hikmah puasa dan ruhshoh puasa.

c. Menyusun soal sub sumatif untuk evaluasi siklus n.

2. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksnakan dalam 1 kali

pertemuan. Pada pertemuan ini membahas tentang sunah puasa, hikmah

puasa dan ruhshoh puasa. Menjelaskan pada siswa tentang materi yang

akan dipelajari secara singkat. Siswa diminta untuk membaca 3 buku

referensi yang berbeda yang disediakan oleh guru tentang materi puasa

khususnya tentang:

a. Sunah puasa

Sunah puasa menurut Maksum (2004: 89) adalah amalan

yang apabila dilakukan pada saat kita sedang berpuasa, akan

menambah pahala, namun jika tidak dilakukan juga tidak berdosa.

Amalan yang termasuk sunah puasa, antara lain:

1) Mengakhirkan makan sahur.

2) Menyegerakan berbuka puasa setelah masuk waktunya.

3) Memperbanyak ibadah, seperti membaca Al Qur’an dan salat

(51)

38

4) Memperbanyak amal kebaikan, seperti bersedekah, tolong-

menolong dalam kebaikan, mendatangi pengajian, membantu fakir

miskin dan menyantuni anak yatim.

5) Berbuka dengan yang manis-manis, misalnya kurma, anggur atau

dengan air putih.

6) Memberi makan kepada orang lain yang berpuasa dan

memperbanyak sedekah jariyah.

7) Berdo’a pada waktu berbuka puasa.

b. Hikmah puasa:

1) Tanda terimakasih kepada Allah.

2) Mendidik untuk taat kepada peraturan.

3) Mendidik belas kasihan kepada fakir miskin.

4) Mendidik hidup dengan tertib serta teratur.

5) Menjaga kesehatan. (Maksum, 2004:90)

c. Ruhshoh puasa

Orang yang karena hal-hal tertentu mendapatkan ruhshoh

(keringanan) untuk berbuka puasa menurut Maksum (2004:90) adalah:

1) Orang yang sakit parah, golongan orang ini harus mengganti puasa

pada hari lain sejumlah hari yang ditinggalkan.

2) Orang yang dalam perjalanan jauh atau musafir, golongan orang ini

juga harus mengganti puasa pada hari lain sejumla hari yang

(52)

3) Orang yang lanjut usia, golongan orang ini wajib membayar fidyah

yaitu bersedekah tiga perempat liter beras kepada fakir miskin

sebagai ganti dari puasa yang ditinggalkannya.

4) Orang yang sedang hamil tua dan menyusui, golongan orang ini

juga wajib membayar fidyah yaitu bersedekah tiga perempat liter

beras kepada fakir miskin sebagai ganti dari puasa yang

ditinggalkannya.

Selanjurnya guru membagikan card quest pada setiap siswa.

Siswa diminta untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi

yang telah dipelajari atau dibaca. Card quest selanjutnya dikumpulkan

dan dikocok untuk dibagikan kembali kepada siswa secara acak. Siswa

diberikan waktu untuk memikirkan dan menemukan jawaban dari

pertanyaan yang diperolehnya.

Langkah-langkah pelaksanaan siklus II terdiri atas:

1) Siswa diberikan tugas untuk mempelajari materi sunah puasa, hikmah

puasa dan ruhshoh puasa secara singkat dari buku atau referensi lain

(majalah, internet, dan lain-lain) yang dimiliki siswa di rumah, yang

diberikan pada pertemuan sebelumnya.

2) Guru menerangkan materi sunah puasa, hikmah puasa dan ruhshoh

puasa secara singkat.

3) Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membaca materi sunah

puasa, hikmah puasa dan ruhshoh puasa dari tiga referensi yang

(53)

40

4) Ketua kelas membagikan card quest pada tiap siswa.

5) Setiap siswa diminta menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi

yang telah dipelajari.

6) Ketua kelas mengumpulkan kembali seluruh card quest kemudian

dikocok dan dibagikan kembali pada siswa secara acak dan diusahakan

pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan.

7) Siswa diminta untuk membaca dan memahami pertanyaan pada card

quest yang mereka terima lalu berusaha menemukan jawabannya.

8) Mengundang sukarelawan dengan cara meminta siswa angkat tangan

bagi yang siap tanpa ditunjuk untuk membacakan pertanyaan yang

diterimanya beserta jawabannya.

9) Meminta kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau

melengkapi jawabannya.

10) Mengembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa

bergantian membacakan pertanyaan yang mereka terima beserta

jawabannya sesuai waktu yang tersedia

11) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dan klarifikasi tentang hasil

diskusi kelas tersebut.

12) Guru memberikan evaluasi untuk siklus II.

3. Pengamatan

Pengamatan ini ditujukan pada siswa, dengan lebih dikhususkan

pada aktifitas siswa.

(54)

Pengamat mengamati kegiatan atau aktifi tas siswa selama

proses pembelajaran dan menuliskan hasil pengamatannya pada lembar

observasi keaktifan siswa. Hasil pengamatan keaktifan dan prestasi

siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus II, yaitu:

1) Siswa telah mampu menyusun pertanyaan dari materi yang telah

dipelajari dengan lebih baik.

2) Keaktifan bertanya atau menanggapi jawaban yang disampaikan

siswa lain didepan kelas meningkat dibandingkan dengan

sebelumnya.

3) Sebagian besar siswa bersemangat dalam mengikuti proses

pembelajaran.

4) Sebagian besar siswa telah memperhatikan saat ada siswa yang

sedang membacakan jawabannya di depan kelas, hal ini nampak

dari meningkatnya jumlah siswa yang menanggapi jawaban yang

disampaikan siswa lain di depan kelas.

b. Pengamatan Terhadap Jalannya Proses Pembelajaran

Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran pada siklus

II dengan hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Siswa telah termotivasi dengan baik untuk aktif dalam menanggapi

jawaban siswa lain yang disampaikan di depan kelas, sehingga

diskusi kelas dapat berjalan dengan lebih baik.

2) Guru telah dapat membagi waktu untuk membaca materi,

(55)

42

3) Sumber belajar atau referensi yang digunakan sudah cukup untuk

mempermudah siswa dalam menyusun dan memjawab pertanyaan.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka

selanjutnya dilakukan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Pada

pelaksanaan siklus II diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:

a. Guru telah mampu memberikan motivasi pada siswa untuk berani

menanggapi pendapat atau jawaban yang disampaikan oleh salah satu

siswa di depan kelas, sehingga diskusi kelas dapat betjalan dengan

baik.

b. Guru telah mampu mambagi dan mengorganisai waktu yang tersedia

dengan baik.

c. Buku pedoman atau referensi bagi siswa untuk mempelajari materi

sudah cukup untuk mempermudah siswa dalam menyusun dan

menjawab pertanyaan yang diperoleh.

Hasil yang diperoleh pada pelaksanaan siklus II telah mencapai tolok ukur

atau indikator keberhasilan tindakan, yaitu persentase siswa aktif dengan

kriteria baik adalah 26,04%, kriteria cukup 50,00% dan kriteria kurang

23,96% sedangkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan adalah 75%

siswa aktif. Untuk itu, siklus selanjutnya tidak perlu dilaksanakan atau

(56)

L Siklus I

a. Data Hasil Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan

pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan lembar observasi. Observasi atau

pengamatan dilakukan oleh tiga pengamat. Hasil observasi dapat

ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa Siklus I Oleh Pengamat 1,2 dan 3

No Nama siswa Pengamat

1 2 3

1 Resti Anita B B B

2 Siti Nurhidayah K C C

3 Andini Fika B B B

13 Firman Nurohim K K K

14 Istika Ratna B B K

(57)

45

15 Ilham Wahyudi B C B

16 Risa Anita C K C

17 Linvita Nuristya B B B

18 Leksono Ananto Putro K K K

19 Muhammad Abdul R C C B

2 0 Muhammad Roma K K K

2 1 Nataza Imelia W C C C

2 2 Ninda Laila Oktavia C C C

23 Siti Yulaikah K K K

24 Siti Nurochana C C C

25 Suryo Dwi Santo K K C

26 Tia Astuti K K K

27 Tiyas Musyarofah K K K

28 Uswatun Musyarifah B K B

29 Nanda Syanaz Putri C K C

30 Linda Wahyu Ristiana K K K

31 Elly Rosita K C K

32 Nur Afifah K K K

Hasil pengamatan selanjutnya diolah dengan rumus

f

persentase keaktifan — x 1 0 0%

Keterangan:

F: Frekuensi

(58)

Hasil tersebut dapat dituliskan dalam tabel berikut:

Tabel 4.2 Peihitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan

Pengamat Siswa Aktif Persentase Siswa Aktif (%)

B C K B C K

1 8 1 0 14 25,00 31,25 43,75

2 6 1 1 15 18,75 34,38 46,88

3 7 1 1 14 2 1 , 8 8 34,38 43,75

Keterangan:

Jumlah siswa: 32 siswa

B: Jumlah siswa berkriteria baik

C: Jumlah siswa berkriteria cukup

K: Jumlah siswa berkriteria kurang

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diuraikan bahwa

pengamat 1 memperoleh data yang menyatakan bahwa jumlah siswa

aktif berkriteria baik ada 8, siswa berkriteria cukup ada 1 0 dan siswa

berkriteria kurang 14. Persentase siswa aktif berkriteria baik 25,00%,

siswa aktif berkriteria cukup 31,25% dan siswa aktif berkriteria kurang

43,75%.

Pengamat 2 memperoleh data yang menyatakan bahwa

jumlah siswa aktif berkriteria baik ada 6, siswa berkriteria cukup ada

11 dan siswa berkriteria kurang 15. Persentase siswa aktif berkriteria

baik 18,75%, siswa aktif berkriteria cukup 34,38% dan siswa aktif

(59)

47

Pengamat 3 memperoleh data yang menyatakan bahwa

jumlah siswa aktif berkriteria baik ada 7, siswa berkriteria cukup ada

11 dan siswa berkriteria kurang 14. Persentase siswa aktif berkriteria

baik 21,88%, siswa aktif berkriteria cukup 34,38% dan siswa aktif

berkriteria kurang 43,75%.

Hasil pengamatan tersebut selanjutnya dirata-rata sehingga

diperoleh hasil bahwa:

a) Rata-rata jumlah siswa aktif pada siklus I adalah:

(1) Siswa aktif berkriteria baik = - + --— - = 7 3

(2) Siswa aktif berkriteria cukup

=l®jLLLjlH =

io,67 =

11

(3) Siswa aktif berkriteria kurang _ 1 4 3 3 _ 1 4

b) Rata-rata persentase siswa aktif pada siklus I adalah:

c * u 'f k . . . 25,00 + 18,75 + 21,88 , (1) Stswa aktrf berkrrtena bark = — --- ^--- -— = 21,88%

(2) Siswa aktif berkriteria cukup = 31,25 + 3438 + 34,38 _ 3 3 3 4%

(3) Siswa aktif berkriteria kurang

.43,75 + 46,88 + 43,75 = 44J9%

b. Refleksi

Dalam peaksanaan kegiatan pembelajaran diperoleh informasi

(60)

1) Guru belum memberikan motivasi pada siswa untuk berani

menanggapi pendapat atau jawaban yang disampaikan oleh salah

satu siswa di depan kelas.

2) Guru kurang baik dalam membagi waktu.

3) Buku pedoman atau referensi bagi siswa untuk mempelajari materi

masih kurang.

c. Revisi

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini masih

terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan

pada siklus berikutnya, yaitu:

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa untuk

menanggapi pendapat atau jawaban siswa lain, sehingga diskusi

kelas dapat beijalan dengan baik.

2) Guru harus mampu membagi waktu dengan lebih baik agar tidak

terlalu banyak waktu yang terbuang sia-sia.

3) Guru sebaiknya menyediakan buku atau referensi lebih banyak lagi

sebagai sumber belajar siswa, sehingga siswa lebih mudah dalam

menuyusun dan menjawab pertanyaan.

2. Siklus II

a. Data Hasil Pengamatan

Selama proses pembelajaran pda siklus II berlangsung

dilakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam proses

(61)

49

atau pengamatan dilakukan oleh tiga pengamat. Hasil observasi

dapat ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa Siklus I Oleh Pengamat 1,2 dan 3

No Nama siswa Pengamat

1 2 3

1 Resti Anita B B B

2 Siti Nurhidayah K C C

3 Andini Fika B B B

13 Firman Nurohim K K K

14 Istika Ratna B B C

15 Ilham Wahyudi B B B

16 Risa Anita C C C

17 Linvita Nuristya B B B

18 Leksono Ananto Putro C C C

19 Muhammad Abdul R C C B

2 0 Muhammad Roma K K K

2 1 Nataza Imelia W C C C

2 2 Ninda Laila Oktavia C C C

23 Siti Yulaikah K K K

(62)

25 Suryo Dwi Santo C C C

26 Tia Astuti K K K

27 Tiyas Musyarofah K K K

28 Uswatun Musyarifah B C B

29 Nanda Syanaz Putri C C C

30 Linda Wahyu Ristiana C K C

31 Elly Rosita G C C

32 Nur Afifah C C C

Hasil pengamatan selanjutnya diolah dengan rumus

F

persentase keaktifan — * 1 0 0%

Keterangan:

F: Frekuensi

N: Jumlah total subyek

Hasil tersebut dapat dituliskan dalam tabel berikut:

Tabel 4.4 Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Siklus II Oleh Pengamat 1, 2 dan 3

Pengamat Siswa Aktif Persentase Siswa Aktif (%)

B C K B C K

1 9 15 8 28,13 46,88 25,00

2 8 16 8 25,00 50,00 25,00

3 8 17 7 25,00 53,13 2 1 , 8 8

Keterangan:

Jumlah siswa: 32 siswa

B: Jumlah siswa berkriteria baik

Gambar

Tabel 1.1 Skor Pengukuran Keaktifan Belajar Siswa
Gambar 1 Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 1. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 1.1 Skor Pengukuran Keaktifan Belajar Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

41 Menyerahkan Relaas Pemberitahuan Putusan ke Meja II dan dicatatkan di Buku Register Gugatan Sederhana dan Aplikasi SIPP 42 Melampirkan Relaas Pemberitahuan Putusan

nai di muka, maka akan mendapat potongan. Pembayaran kuliah dilakukan dengan angsuran setiap bulan. Hal ini dilakukan untuk memberikan ke- mudahan kepada pengguna

Konsep kreatif yang akan dituangkan dalam Pengembangan media informasi dan promosi ini adalah berupa ide-ide kreatif berdasarkan data-data obyek yang diperoleh dari Perguruan

Sehubungan dengan kedua jenis budaya tersebut, dalam pembelajaran bahasa Inggris perlu menkombinasikan dua budaya tersebut atau yang dikenal dengan pembelajaran

Dari optimasi Program linier dengan menggunakan Lingo setelah didapat jumlah produk Phonska yang dikirim, dapat ditentukan berapa jumlah truk yang harus dialokasikan

Tuan Yang di-Pertua, saya telah menegaskan beberapa kali di dalam Dewan yang mulia ini bahawa dalam soal kita begitu berminat untuk membangunkan negara ini dan kita tidak boleh

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) penguasaan konsep potensial osilator harmonik sederhana bagi mahasiswa yang memperoleh pembelajaran

Setelah menu di klik maka akan muncul tampilan untuk membuat menu, langkah awal adalah buat dahulu nama menunya, contoh kali ini buat 3 nama menu seperti gambar. Ketikan pada