• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Teknis dan Ekonomis Pengembangan Industri Pendukung Furnitur kapal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Teknis dan Ekonomis Pengembangan Industri Pendukung Furnitur kapal"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Industri furnitur kapal di Indonesia masih perlu dikembangkan untuk mendukung peningkatan produktivitas industri perkapalan.Tugas akhir ini bertujuan untuk melakukan analisa secara teknis dan ekonomis pengembangan industri pendukung furniture kapal yang berada disekitar Surabaya. Pertama, kondisi industri manufaktur furnitur di sekitar Surabaya di evaluasi. Saat ini industri furnitur masih fokus pada produksi furnitur rumah dan kantor di darat. Kondisi ini membuka peluang pada industri furnitur untuk memenuhi kebutuhan furnitur di industri perkapalan. Kedua, dilakukan identifikasi spesifikasi dan kriteria khusus furnitur untuk kapal. Spesifikasi furniture kapal yang terpenting adalah penggunaan lem marine use, tidak mudah dipindahkan dan desain minimalis. Ketiga, dilakukan perencanaan dan pengembangan industri furnitur kapal yang berlokasi disekitar Surabaya. Industri furniture ini dibangun dengan luas sekitar 𝟓𝟎𝟎2 dengan urutan proses produksi dari persiapan material hingga pemeriksaan furniture. Industri furniture kapal yang direncanakan ini sedikitnya mampu memenuhi 60% dari kebutuhan furniture kapal di Indonesia. Total investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan industri pendukung furnitur kapal ini sekitar Rp 2.400.000.000,-dan investasi balik modal selama 5 tahun.

Kata Kunci: Furniture kapal, perabotan kapal, Industri pendukung kapal, Studi Kelayakan

I. PENDAHULUAN

erkembangan industri perkapalan di Indonesia sampai saat ini masih terkendala beberapa masalah dalam proses produksinya. Salah satu kendala ini seperti industri pendukung komponen-komponen tambahan kapal yang masih kurang mencukupi kebutuhan industri kapal. Industri pendukung kapal ini selain komponen perlengkapan kapal, peralatan navigasi, ada juga perabotan interior kapal atau sering disebut furniture kapal.

Berdasarkan artikel berita “Kebangkitan Industri Mebel Dan Kerajinan Indonesia” di situs www.inspirasibangsa.com, berisi bahwa perkembangan industri furniture di Indonesia meningkat seperti hasil ekspornya yang mencapai angka US$1,8 miliar dan akhir tahun 2013 targetnya bisa US$2 miliar.[1] Hasil transaksi ekspor itu belum ditambah besarnya transaksi yang ada didalam negeri sehingga semua hasil transaksi furniture baik ekspor atau nasional bisa mencapai US$ 4 miliar. Perkembangan mebel atau furniture ini hanya terkonsentrasi pada kebutuhan furniture yang ada di bangunan darat seperti perumahan, hotel dll. Tetapi untuk produk furniture khusus didalam ruangan kapal masih jarang atau sangat sedikit industri furniture yang menargetkan pangsa

pasarnya di industri perkapalan. Ruangan-ruangan di dalam kapal juga memerlukan berbagai perabotan yang di butuhkan oleh awak kapal atau penumpang kapal untuk hidup didalam kapal. Oleh karena itu, ini merupakan potensi dan peluang yang besar untuk mengembangkan industri pendukung furniture kapal untuk memenuhi pangsa pasar industri perkapalan di Indonesia.

II. TINJAUANPUSTAKA A. Furniture

Mebel atau furniture adalah perlengkapan rumah yang mencakup semua barang seperti kursi, meja, dan lemari. Mebel berasal dari kata movable, yang artinya bisa bergerak. Pada zaman dahulu meja kursi dan lemari relatif mudah digerakkan dari batu besar, tembok, dan atap. Sedangkan kata furniture berasal dari bahasa Prancis fourniture (1520-30 Masehi). Fourniture mempunyai asal kata fournir yang artinya furnish atau perabot rumah atau ruangan. Walaupun mebel dan furniture punya arti yang beda, tetapi tujuan dan fungsi barang sama, seperti : meja, kursi, lemari, dan seterusnya.[2]

Pada umumnya fungsi furnitur antara lain :

 Sebagai tempat menyimpan sesuatu diatasnya  Sebagai tempat menyimpan sesuatu didalamnya  Sebagai tempat untuk tidur

 Sebagai tempat untuk duduk atau bersandar  Sebagai wadah untuk banyak fungsi

Beberapa jenis furniture yang dibedakan menjadi 2 macam secara umum, yaitu :

1. Indoor Furniture

2. Outdoor Furniture

Pada umumnya, beberapa jenis furniture berdasarkan bahan baku sebagai berikut :

1. Furniture kayu 2. Furniture logam 3. Furniture plastik

4. Furniture rotan dan bambu

B. Konsep Dasar Ekonomi Teknik

Orang / kelompok / perusahaan yang secara simultan melakukan kegiatan transaksi ekonomi disebut dengan pelaku ekonomi (economic entity). Sementara itu, kegiatanya disebut transaksi ekonomi. Kegiatan atau transaksi ekonomi akan terjadi sekurang-kurangnya bila ada 2 pihak yaitu pihak penyedia barang (produsen/industri pendukung) dan pihak pemakai (konsumen/galangan). Transaksi ekonomi adalah

Analisa Teknis dan Ekonomis Pengembangan

Industri Pendukung Furnitur kapal

Alfan Himawan P.,Triwilaswandio Wuruk Pribadi

Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi KelautanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

email

: triwilas@na.its.ac.id

(2)

suatu konsep aktivitas yang berorientasi pada proses didapatkannya keuntungan ekonomis (profit) dengan adanya perbedaan nilai manfaat (value) dari suatu objek akibat dari adanya perbedaan waktu, tempat, fisik atau kepemilikan terhadap objek tersebut.

Nilai ekonomi dari suatu objek sangat tergantung dari hukum kebutuhan dan ketersediaan (supply and demand). Dimana jika supply (S) banyak demand (D) kecil maka harganya (P) jadi turun dan sebaliknya jika supply sedikit permintaan banyak maka harga naik, untuk jelasnya lihat gambar grafik Supply & Demand yang dapat dilihat pada gambar 1 di bawah. Oleh karena itu, setiap pelaku ekonomi perlu memahami dan mengetahui kondisi supply demand tersebut secara baik dan memanfaatkan situasi sebagai peluang dalam mendapatkan keuntungan ekonomisnya secara optimal. [3]

Gambar 1 Grafik Supply&Demand C. Biaya

Dalam suatu biaya sebenarnya diketahui ada 2 istilah atau terminologi biaya yang perlu mendapat perhatian, yaitu : 1. Biaya (cost) yang dimaksud dengan biaya di sini adalah

semua pengorbanan yang dibutuhkan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang diukur dengan nilai uang. 2. Pengeluaran (expence) yang dimaksud dengan expence

ini biasanya berkaitan dengan sejumlah uang yang dikeluarkan atau dibayarkan dalam rangka mendapatkan suatu hasil yang diharapkan.

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya (cost) memiliki pengertian yang jauh lebih lengkap dan mendalam dari pengeluaran (expences). [3]

Konsep dan istilah biaya berkembang selaras dengan kebutuhan disiplin keilmuan dan profesi : (ekonom, insinyur, akuntan dan desainer) sehingga dalam pengklarifikasian biaya banyak pendekatan yang dapat ditemui. Oleh karena itu klasifikasi biaya dapat terbagi menjadi:

1. Biaya berdasarkan waktu

2. Biaya berdasarkan kelompok sifat penggunanya 3. Biaya berdasarkan produknya

4. Biaya berdasarkan volume produk.

III. METODOLOGIPENELITIAN A. Tahap Studi

Tahap studi ini terdiri dari 2 bagian kegiatan, yaitu studi lapangan dan studi kepustakaan. Untuk pertama adalah studi kepustakaam yaitu kegiatan untuk mendapatkan dasar teori,

literature dan informasi-informasi penting lain yang berhubungan industri furniture dan ekonomi teknik. Studi kepustakaan ini, meliputi : informasi dan wawasan tentang furniture, keadaan industri furniture secara umum, konsep dan aplikasi ekonomi teknik, kelayakn investasi dsb. Kedua adalah studi lapangan yaitu kegiatan untuk mendapatkan berbagai macam informasi kondisi nyata pada industri furniture yang ada di Surabaya dan sekitarnya. Studi lapangan ini, meliputi : pengetahuan tentang proses produksi furniture, kebutuhan furniture di kapal, observasi didalam pabrik furniture, observasi desain furniture yang ada di kapal dsb.

B. Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data ini adalah penggabungan dari tahap sebelumnya yaitu studi lapangan dan studi kepustakaan. Data-data yang didapatkan dari 2 studi tersebut, meliputi : informasi peralatan dan mekanisme manufaktur industri furniture, jenis-jenis material yang dipakai, teknik-teknik pembuatan furnitur, informasi tentang kriteria furniture khusus kapal yang cocok, perumusan investasi yang cocok untuk industri furniture dsb.

C. Tahap Analisa data dan Pembahasan

Tahap selanjutnya adalah pengolahan semua data yang telah dikumpulkan hingga didapatkan hasil analisa aspek-aspek teknis dan teknologi industri furniture, hasil analisa produk furniture dan analisa pasar dan ekonomi industri furniture

D. Kesimpulan dan Saran

Tahap terakhir dari semua hasil pengolahan data dan infomasi yang menghasilkan kesimpulan global dari hasil pengerjaan dan proses Tugas Akhir serta saran yang diutarakan dari hasil pengamatan pada proses penelitian ini berlangsung.

IV. ASPEKTEKNISDANTEKNOLGIINDUSTRI FURNITURKAPAL

A. Proses Manufaktur Furniture Kapal

Proses produksi furniture yang terjadi pada home industry dan bengkel kayu pada galangan pada umumya, yaitu :

1. Perencanaan dan desain furnitur

Perencanaan dan desain furniture yang terdiri dari proses : Penentuan jumlah dan bahan material, perencanaan jumlah dan bentuk furniture dan desain artistik.

2. Fabrikasi

Proses pembuatan profil atau konstruksi furniture yang terdiri dari proses : penandaan, pemotongan, pembentukan dan penghalusan.

3. Assembly

Proses perakitan profil-profil furniture menjadi 1 bentuk furniture utuh dan dilakukan juga proses penghalusan kembali.

4. Finishing

Proses pelapisan dan pengecatan furniture 5. Inspeksi dan tambahan

Proses pemeriksaan hasil dari semua proses manufaktur furniture dan ditambah proses pemasangan perlengkapan

(3)

furniture tambahan. Urutan kerja proses manufaktur furniture dapat dilihat pada gambar 2 di bawah.

Gambar 2 Urutan kerja manufaktur furniture B. Spesifikasi Material Furnitur Kayu

1. Kayu utuh (solid)

Kayu yang pada umumnya langsung dari batang pohon ayng dipotong dan dikeringkan. Kayu utuh terbagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu : kayu kuat (hardwoods) dan kayu lunak (softwoods).

2. Vinir

Vinir merupakan lapisan kulit dari batang kayu pohon yang dikelupas untuk digunakan sebagai pelapis material furniture.

3. Kayu Olahan atau Papan Manufaktur

Jenis kayu yang secara umum berbentuk papan yang terbuat dari olahan serat, serbuk atau lembaran kayu yang digabung dan dipress menjadi satu. Papan manufaktur terdiri dari 3 jenis, yaitu : kayu lapis (plywood / multipleks), papan partikel (particle boards) dan papan fiber (fibre boards).

C. Teknik dan Teknologi Finishing Furnitur

Finishing kayu merupakan proses terakhir dari serangkain proses produksi furniture. Pada proses finishing ini barang furniture yang telah jadi dilapisi dan dicat. Langkah atau tahapan dalam proses finishing kayu secara ilmiah disebut sebagai ‘finish system/cycle/formula’. Sistematika Finishing Kayu (Wood Finishing System) umumnya dipraktekkan dengan beragam sistematika. Pengecatan finishing kayu secara dasar terdiri atas beberapa aplikasi dengan fungsinya masing-masing yang dibedakan atas :

1. Wood Filler, yaitu bahan aplikasi pengisian pori dan celah kayu

2. Wood Stain, yaitu bahan aplikasi pewarnaan terhadap kayu

3. Cat Dasar, yaitu bahan aplikasi pelindung pewarnaan kayu

4. Cat Akhir atau laminasi, yaitu bahan aplikasi pelindung akhir dan tingkat kilap (sheen grade)

Finishing interior dan eksterior untuk furnitur terletak pada daya tahan terhadap cuaca dan kelembaban, dimana eksterior membutuhkan proteksi terhadap kelembaban. sedangkan interior menekankan kerapihan serta keindahan penampilan sehingga daya tahannya lebih lama dibanding produk finishing eksterior. Tujuan dari proses finishing kayu ini antara lain :

1. Memperindah penampilan (Enhancement of appearance) 2. Melestarikan penampilan (Preservation of the

appearance)

3. Melindungi kayu dan penampilannya (Protection and appearance)

4. Memudahkan perawatan (Provide an easy to clean surface)

Macam-macam finishing furniture kayu, yaitu : 1. Shellac (politur) 2. Pernis (varnish) 3. Lacquer 4. Melamin 5. PU (Poly Urethane) 6. Cat Duco 7. Laminasi (Laminate)

Aplikasi Finishing kayu atau carapengerjaan finishing merupakan salah satu faktor yang penting menentukan kualitas dan hasilnya. Ada beberapa cara aplikasi finishing menyesuaikan dengan jenis bahan dan kualitas akhir yang diinginkan. Satu jenis bahan finishing juga dapat dikerjakan lebih dari 1 aplikasi dan beberapa cara aplikasi atau pengerjaan finishing, antara lain :

1. Dipping (celup)

2. Wiping (pemolesan dengan kain)

3. Brush (kuas)

4. Spray (semprot)

5. Shower (curah)

6. Rolling (penggunaan alat roller cat) D. Peralatan dan Mesin Industri Furnitur Kapal

Peralatan manual (Handtools) adalah peralatan tangan manual yang digunakan untuk proses dasar furnitur, meliputi :

• alat penanda (marking tool),seperti : spidol, pensil dll • jalat ukur (measuring tool),seperti : penggaris, mistar

dll

• alat penguji (testing tool),seperti : alat pengukur kadar air

• alat potong (sawing), seperti : gergaji

• alat pembentuk (forming), seperti : alat serut dan pahat

• alat penyelesaian (smoothing), seperti : ampelas Peralatan mesin kayu otomatis (portable) ini meliputi :

mesin potong (circular saw, jig saw, chain saw) • mesin serut atau ketam (planer)

• mesin girik (router) • mesin bor (drill) • mesin ampelas (sander)

• mesin finishing (spray & compressor)

Peralatan mesin kayu berat, penggunaan mesin kayu berat ini untuk kayu-kayu berukuran besar atau pada umumnya untuk

(4)

manufaktur kayu keras. Peralatan mesin kayu berat ini , meliputi : [4]

• Mesin potong / gergaji (cross cutting saw) • Mesin serut (planning machine)

• Mesin bor / pelubang (drilling press) • Mesin girik / frais (router machine) • Mesin bubut (splinder machine) • Mesin profil (moulding machine) • Mesin penekuk (bending machine) • Mesin ampelas (sending machine)

E. Perencanaan Layout Bengkel Produksi Manufaktur. Perencanaan letak pengerjaan produksi furniture dan alur produksi perlu di buat dengan efisien. Layout tersebut harus mencangkup tahapan produksi utama furniture yaitu, posisi fabrikasi, assembly, finishing. Selain itu, perlu adanya alokasi tempat untuk gudang peralatan dan mesin, gudang penyimpanan material, lahan penyimpanan furniture yang telah jadi. Melalui perencanaan penyusunan mesin-mesin dan alur produksi dalam bengkel (workshop) dapat dihasilkan proses produksi yang teratur serta optimal, seperti :

• Teraturnya aliran kerja (line production)

• Mengurangi perpindahan bahan (material handling) • Mendapatkan ruang kerja yang leluasa

• Mengurangi ongkos produksi

• Memungkinkan pengawasan produksi yang baik • Menjaga kondisi kesehatan fisik dan psikis para pekerja • Mengurangi ‘congesty point’ (penumpukan bahan , dll)

Gambar 3 Denah dan aliran kerja bengkel furniture kapal Pada gambar 3 di atas merupakan denah alur proses kerja manufaktur furniture pada industri furniture kapal dari material storage sampai furniture storage.

V. ANALISAPRODUKFURNITURKAPAL A. Tahap Perencanaan Desain Produk Furnitur.

Dalam tahapan ini diperlukan 2 aspek dan pihak yang terlibat dalam proses perencanaan desain furniture, yaitu : 1. Data atau Permintaan Pemesan

Data pemesan ini yang dimaksud adalah data sepesifikasi atau kriteria-kriteria dari konsumen atau pihak pemesan dalam pembuatan furniture yang diberikan kepada produsen. Data dan kriteria yang sering diberikan pada produsen antara lain : selera, gaya perabot, bahan, warna, perlengkapan atau aksesoris

2. Saran Perancang

Saran perancang ini yang dimaksud adalah pihak ahli teknis dan ekonomis produk furniture yang dimiliki suatu perusahaan dari pihak pemesan atau dari produsen.

Langkah kerja perencanaan desain furniture dapat diaplikasikan dengan bentuk kerja seperti gambar 4 sebagai berikut : [5]

Gambar 4 Framework perencanaan produk furniture B. Kriteri-Kriteria Khusus Produk Furnitur Kapal.

Kriteria-kriteria khusus dan tambahan yang harus dipertimbangkan dalam pemasangan (Fitting) perabotan mebel atau furniture di dalam suatu ruangan kapal antara lain :

a. Terkunci dalam posisinya (locked), yang dimaksud adalah furnitur sudah tidak dapat dipindahkan lagi dengan mudah dan sudah terkunci pada posisi kedudukanya.

b. Bongkar Pasang (knockdown) atau semi-knockdown, yang dimaksud adalah furniture dapat dibongkar pasang konstruksinya.

c. Perekat Marine Use, yang dimaksud adalah penggunaan lem atau perekat yang anti air dan zat cair lainya.

d. Tidak ada aksesoris dan dekorasi berlebihan, yang dimaksud adalah tidak memakai atau mengurangi berbagai macam aksesori dan dekorasi desain dari bentuk furniture agar tidak mempersempit ruang gerak.

e. Kedudukan kolom rak dan pintu loker terpasang rapat, yang dimaksud adalah kolom rak dan pintu loker / lemari

(5)

tersebut tidak mudah untuk terbuka sendiri dan dapat menutup kembali secara otomatis.

f. Penggunaan material furniture tahan api dan karat, yang dimaksud adalah penggunaan material logam pada furniture didalam ruangan tertentu seperti dapur dan ruangan peralatan dan mesin.

g. Penggunaan desain minimalis dan multifungsi, yang dimaksud adalah desain furniture yang bertipe minimalis dan dapat digunakan lebih dari 1 fungsi yang bertujuan untuk kesan luas didalam ruangan serta mengurangi jumlah penggunaan furniture didalam ruangan.

VI. ANALISAEKONOMISFURNITURKAPAL A. Target Produksi dan Kebutuhan Furniture Kapal

Target produksi pada industri furniture kapal ini dapat direncanakan awal dengan kapasitas dan produktivitas pada tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1 Target minimal produksi dalam 1 bulan dan pekerja yang terlibat

Jenis Furniture set / bulan (set) pekerja aktif /bulan (orang)

Meja 400 23

Kursi 600 23

lemari dan rak 200 22

tempat tidur 200 25

Dalam perhitungan 1 tahun dapat direncanakan perbandingan antara kemampuan produksi industri furniture kapal dengan kebutuhan furniture kapal di Indonesia dalam kurun waktu 4 tahun mendatang yang dimulai dari tahun 2014. Perencanaan ini dapat ditampilkan dengan gambar diagram pada gambar 5 hingga 8 sebagai berikut :

• Gambar 5 di bawah merupakan perbandingan antara kebutuhan meja yang terus meningkat dan diimbangi dengan kapastias produksi meja kapal dari industri furniture kapal.

Gambar 5 Diagram Perbandingan antara Kebutuhan meja dan Produksi meja furniture kapal

• Gambar 6 di bawah merupakan perbandingan antara kebutuhan kursi yang terus meningkat dan diimbangi dengan kapastias produksi kursi kapal dari industri furniture kapal.

Gambar 6 Diagram Perbandingan antara Kebutuhan kursi dan Produksi kursi furniture kapal

• Gambar 7 di bawah merupakan perbandingan antara kebutuhan tempat tidur yang terus meningkat dan diimbangi dengan kapastias produksi tempat tidur kapal dari industri furniture kapal.

Gambar 7 Diagram Perbandingan antara Kebutuhan tempat tidur dan Produksitempat tidur furniture kapal

• Gambar 8 di bawah merupakan perbandingan antara kebutuhan lemari yang terus meningkat dan diimbangi dengan kapastias produksi lemari kapal dari industri furniture kapal.

Gambar 8 Diagram Perbandingan antara Kebutuhan lemari dan Produksi lemari furniture kapal

Meningkatnya kebutuhan furniture juga diikuti peningkatan kapasitas produksi furniture setidaknya mampu memenuhi 60% lebih kebutuhan furniture kapal di Indonesia.

0 1000 2000 2014 2015 2016 2017 2018 Juml ah ( u n it) Tahun

Kebutuhan Meja pada kapal bangunan… Produksi Meja industri furniture kapal

0 1000 2000 3000 2014 2015 2016 2017 2018 Jum lah (U ni t) Tahun

Kebutuhan Kursi pada kapal bangunan… Produksi Kursi Industri furniture kapal

0 500 1000 2014 2015 2016 2017 2018 Jum lah (U ni t) Tahun

Kebutuhan Kasur pada kapal bangunan… Produksi Kasur industri furniture kapal

0 500 1000 2014 2015 2016 2017 2018 Jum lah (uni t) Tahun

Kebutuhan Lemari pada kapal bangunan… Produksi Lemari industri furniture kapal

(6)

B. Analisa Biaya Investasi Industri Furnitur kapal.

Total semua biaya atau investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan sebuah industri furniture kapal dapat dilihat pada pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2 Daftar Investasi dan Total Semua Investasi

No. Daftar Investasi Total Biaya

1 Peralatan manual Rp 10,920,000.00 2 Peralatan mesin portable Rp 128,060,000.00 3 Peralatan mesin kayu berat Rp 313,229,100.00 4 Bahan bangunan Rp 1,554,350,000.00 5 Material finishing Rp 80,740,000.00 6 Material furniture Rp 195,260,000.00 7 Peralatan-peralatan lain Rp 68,520,000.00 TOTAL INVESTASI Rp 2,351,079,100.00

Investasi total minimal yang dibutuhkan untuk pembuatan sebuah industri furniture untuk kapal dengan spesifikasi-spesifikasi standard industri furniture kapal adalah sebesar Rp 2.351.079.100.00

Biaya-biaya operasional perbulan yang akan dikeluarkan saat industri furniture berjalan seperti gaji karyawan (organik dan non organik) serta biaya tagihan listrik dan air :Rp 291.500.000,- + Rp 31.445.000,- = Rp 322.945.000,-.

C. Analisa Kelayakan Investasi Industri Furnitur Kapal. Analisa kelayakan investasi yang berfungsi untuk mendapat hasil BEP (Break Event Point) atau yang disebut balik modal investasi. Darihasil perhitungan dan prerncanaan Cash Flow dan BEP, maka dapat diketahui bahwa investasi sebesar Rp 2.351.079.100.00 untuk pembangunan industri furniture dapat dilunasi atau balik modal selama 5 tahun proses usaha.

VII. KESIMPULAN

1. Belum banyak produk furniture untuk kapal yang dikembangkan dan ini peluang usaha yang bagus.

2. Spesifikasi untuk produk furniture untuk kapal ini harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :

• Konstruksi furniture kapal yang dapat dibongkar pasang (knockdown).

• Penggunaan lem marine use.

• Desain furniture untuk ruangan sempit. • Furniture yang multifungsi.

Jenis bahan baku furniture yang efisien untuk furniture di ruangan kapal yaitu jenis kayu olahan, seperti kayu lapis (multipleks atau plywood) dengan spesifikasi :

• Massa jenis tidak kurang dari 500kg/m3 • Grade kayu tidak kurang dari B/BB • Kadar air maksimal 14%

• Ketebalan tidak kurang dari 6.5 mm dan 3 lapis kayu.

Sedangkan untuk ruangan tertentu yang ada dikapal seperti ruang dapur atau ruangan mesin dan peralatan harus menggunakan bahan baku jenis logam seperti pelat stainless steel atau aluminium dengan ketebalan tidak lebih dari 1.5 mm.

3. Analisa Teknis untuk pengembangan industri furnitur khusus kapal agar lebih efisien dan produktif ini perlu diterapkan beberapa langkah, yaitu :

a. Layout dan alur pengerjaan manufaktur furnitur harus teratur yang terdiri dari proses persiapan material, fabrikasi, perakitan (assembly), penyelesaian (finishing), pengecekan (inspection).

b. Pada Layout assembly area atau area perakitan dibagi menjadi 4 konsentrasi area perakitan furniture berdasarkan jenis furniture (meja, lemari, kursi, tempat tidur).

c. Peralatan mesin skala industri besar furniture setidaknya memiliki 1 unit mesin kayu berat antara lain : Cross Cutting

Saw Machine (mesin potong), Moulding Machine (mesin

pembentuk profil), Planning Machine (mesin ketam), Router Machine (mesin girik), Sanding Machine (mesin penghalus). 4. Analisa Ekonomis

d. Berdasarkan kondisi industri perkapalan untuk pembangunan kapal baru, furniture kapal banyak dibutuhkan dan dipesan pada 3 bulan terakhir tiap tahun. Pada 9 bulan lainnya diperlukan produk pengganti sebagai produk alternatife dan keberlangsungan industri furniture kapal. e. Industri furniture kapal ini sedikitnya dapat memenuhi 60%

kebutuhan furniture kapal bangunan baru di Indonesia per tahun.

f. Nilai total investasi minimal untuk industri furniture kapal yang dibangun di kota Surabaya ini sebesar Rp 2.351.079.100.- dan investasi industri furniture kapal ini mencapai BEP (balik modal) selama 5 tahun.

5. Dari hasil analisa teknis dan ekonomis pengembangan industri pendukung furniture kapal ini dapat dinilai bahwa industri furniture kapal layak dikembangkan di Indonesia. UCAPAN TERIMA KASIH

Para penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc. selaku dosen pembimbing dan kedua orang tua yang telah memberikan dukungan motivasi, spiritual dan material serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

DAFTARPUSTAKA

[1] INSPIRASI BANGSA.(2013, Juli 2012). Artikel Harian. Diperoleh 2013, Juli 12, dari : http://inspirasibangsa.com/kebangkitan-industri-mebel-dan-kerajinan indonesia/

[2] WIKIPEDIA.(2013, Juli 12).MEBEL. Diperoleh 2013, Juli 12. Dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Mebel

[3] M. Giatman. 2005. Ekonomi Teknik. Jakarta : PT. Raja Grafindo [4] Lerch,Ernst.1995(cetakan ke-4).Pengerjaan Kayu Secara

Masinal.Semarang : SMTIK-PIKA Semarang.

[5] Kristianto,M.Gani.1995(cetakan ke-2).Teknik Mendesain Perabot yang Benar.Semarang : SMTIK-PIKA Semarang.

Profit Kotor Perusahaan Rp 432,806,745 Rp 467,431,285

• Grade kayu tidak kurang dari B/BB • Kadar air maksimal 14%

Gambar

Gambar 1 Grafik Supply&Demand  C.   Biaya
Gambar 2 Urutan kerja manufaktur furniture  B.  Spesifikasi Material Furnitur Kayu
Gambar 3 Denah dan aliran kerja bengkel furniture kapal  Pada  gambar  3  di  atas  merupakan  denah  alur  proses  kerja  manufaktur  furniture  pada  industri  furniture  kapal  dari  material storage sampai furniture storage
Tabel  1  Target  minimal  produksi  dalam  1  bulan  dan  pekerja  yang  terlibat
+2

Referensi

Dokumen terkait

BPRS Amanah Ummah dilakukan dengan menggunakan berbagai metode analisis laporan keuangan yang terdiri dari analisis trend, analisis common size statement, serta analisis

rangkum dari berbagai sumber, Senin. 10 Meme konyol lagi promo ini bikin geleng-geleng kepala sendiri. Kalau ada yang nyariin gue, bilang aja gue lagi sibuk kerja. Buat masa depan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan efektivitas pendidikan kesehatan gigi dan

Akan tetapi pada daerah penelitian memiliki topografi yang berbukit dan curah hujan yang tinggi sehingga banyak terjadi longsor yang menimpa permukiman sehingga

pengaruh yang ditunjukkan ekstrak rimpang lengkuas ( Alpinia galanga Linn) dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen penyakit blast ( Pyricularia oryzae Cav.) dengan

hasil analisis data didapatkan bahwa pemberian berbagai bentuk sediaan daun pegagan baik dalam bentuk ekstrak, daun segar, maupun bentuk air rebusan mampu menurunkan