2
Pasal 55 ayat (4) : Menteri/Pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan Sistem
Pengendalian Intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Pasal 58 ayat (1) dan (2) : Dalam rangka meningkatkan kinerja,
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintah mengatur dan
menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan
pemerintah secara menyeluruh. SPI ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
SPIP Pemantauan Pengendalian Intern Informasi & Komunikasi Kegiatan Pengendalian Penilaian Risiko Lingkungan Pengendalian Identifikasi Risiko Analisis Risiko Sarana Komunikasi Manajemen Sistem Informasi
Pemantauan Berkelanjutan Evaluasi Terpisah
Tindak Lanjut
Pembinaan Sumber Daya Manusia Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi
Pengendalian Fisik atas Aset
Penetapan & Reviu Indikator & Ukuran Kinerja Pemisahan Fungsi
Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu Pembatasan Akses atas Sumber Daya
Akuntabilitas terhadap Sumber Daya Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
Dokumentasi atas Sistem Pengendalian Intern
Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
Struktur Organisasi yang Sesuai Kebutuhan Kepemimpinan yang Kondusif Komitmen terhadap Kompetensi
Penegakan Integritas dan Etika
Peran APIP yang Efektif Hubungan Kerja yang Baik
Ps. 4
Ps. 13
Ps. 18
Ps. 41
SPIP PengendalianLingkungan
Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat Struktur Organisasi yang Sesuai
Kebutuhan
Kepemimpinan yang Kondusif Komitmen terhadap Kompetensi
Penegakan Integritas dan Etika
Peran APIP yang Efektif Hubungan Kerja yang Baik
SPIP Penilaian Risiko
Identifikasi Risiko Analisis Risiko
SPIP PengendalianKegiatan
Pembinaan Sumber Daya Manusia Pengendalian Pengelolaan
Sistem Informasi Pengendalian Fisik atas Aset Penetapan & Reviu Indikator &
Ukuran Kinerja Pemisahan Fungsi Otorisasi Transaksi dan
Kejadian Penting Pencatatan yang Akurat dan
Tepat Waktu
Pembatasan Akses atas Sumber Daya
Akuntabilitas terhadap Sumber Daya Reviu atas Kinerja Instansi
Pemerintah
Dokumentasi atas Sistem Pengendalian Intern
SPIP Informasi & Komunikasi
Sarana Komunikasi Manajemen Sistem Informasi
SPIP PengendalianPemantauan Intern
Pemantauan Berkelanjutan Evaluasi Terpisah
S
S
S
A
M
S
PRESIDEN NKRIKONFIGURASI DOMAIN PENGAWASAN
AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Siapa KATEGORI RUANG LINGKUP TUJUAN KOMPE-TENSI (KSA)
KSA: Knowledge, Skill, Attitude S S S + M +M +M (PASs)
SPIP: SistemPengendalianIntern Pemerintah
Melakukan + A + A +A Apa (Obyek) Bupati Wkota M: Menteri; G: Gubernur BUN BUN: BendaharaUmumNegara M& G B P K P > 75% 25% Akuntansi Mgmn Berjen-jang Akunta-bilitas Bupati/ Wkota Akunta-bilitas Akunta-bilitas Menteri& Gubernur Presiden STRA-TAKTIS TEGIS TEKNIS NASIO-NAL Kasusbesar (Big Fish) K/L Prov Kasusregional fungsipengawasan fungsipengawasan fungsipengawasan Pem Kab/kota Kasus-kasus Sektoral daerah A KU NT A BI LIT A S P E NGE LOLA A N KEUA NG A N NEG A R A La po ran K eu an ga n dan K ine rj a Back Up - Teknis - SDM Itjen/Irtama /Inspekt Inspektorat Bawasda COSO SISDAL RISIKO 1 Sistem Ruang Lingkup
Sistem Pengend . Intern (K3I)
Aparat Was
Kewenangan Lapis Kemampuan KetKet Moni-toring RECEIVING Dis -patchin g Con-trolling Nasional Presiden X BPKP Reviu LKPP, Diklat , Pendmpngan , Audit, Eval , Invest, Tuj Ttt . Strategik /Nasional X X Irjen/ Irtama Reviu Tupoksi Dept/ LPND (TAKTIS) X
X Bawasda Reviu TupoksiPemda (TEKNIS) Sistem
Ruang Lingkup
Sistem Pengend . Intern (K3I)
Aparat Was
Kewenangan Lapis Kemampuan KetKet Moni-toring RECEIVING Dis -patchin g Con-trolling Nasional Presiden X BPKP Reviu LKPP, Diklat , Pendmpngan , Audit, Eval , Invest, Tuj Ttt . Strategik /Nasional X X Irjen/ Irtama Reviu Tupoksi Dept/ LPND (TAKTIS) X
X Bawasda Reviu TupoksiPemda (TEKNIS)
M: Menteri G: Gubernur U: UPT B/W: Bupati/Walikota
Pulahta Info Display F e e d b a c k G M B/ W > 75% 25% Disiplin ilmu lain Spesifik
COSO: Committee of Sponsoring Organization ttg Int Control PASs: President’s Accountability Systems
(C3I)
C3I : Command, Control, Communication & Information System
SistemPengendalianIntern Pemerintah(SPIP)
SIM PIP
&
&
Melakukan pengawasan akuntabilitas keuangan negara yang terdiri atas aspek keuangan dan nonkeuangan dalam rangka terwujudnya akuntabilitas tunggal presiden sebagai
pemegang kekuasaan negara untuk tujuan bernegara.
WAS INTERN AKUNTABILITAS KEU. NEGARA
Melalui audit ,reviu, evaluasi & pengawasan lainnya utk
meningkatkan: •Governance process •Risk management •Control Obligation to answer pertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan pencapaian misi
•Objek: Semua hak & kewajiban ngr yg dpt dinilai dg uang (moneter, fiskal, kek ngr yg dipisahkan) & sgl sst yg dpt dijadikan milik ngr
•Subyek: seluruh obyek yg
dimiliki/dikuasai Pem Pst/Daerah , BUMN/D, & badan lain yg terkait
•Proses: Perumusan kebijakan s.d. pertgjwban
•Tujuan: Sel. kebijakan, kegiatan & hub hkm yg berkaitan dg pengelolaan obyek
•Macro perspective: Keu Ngr digunakan utk pencapaian tujuan bernegara
NEW BPKP SBG AUDITOR
PRESIDEN
PEMBINAAN SPIP
•Pedoman, Sosialisasi, Diklat, Bim&Kons, Peningkatan
Kompetensi Auditor
UNSUR SPIP
•Lingkungan Dal, Penilaian Risiko, Kegiatan Dal, Info & komunikasi, Pemantauan Dal Intern
input
proses
output
outcome
PRESIDENT’S ACCOUNTABILITY SYSTEMS (PASs) E X P E RT I S E CAPACITY BUILDING CURRENT ISSUES CLEARING HOUSE AKUNTABILITAS PEMERINTAH CHECK & BALANCE
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DOMAIN BPKP
(4Cs)
PSL 59 PSL 49Non Justicia
(Professional Judgment)
Pro Justicia
(Bukti Material TPK)
BPK BPKP
& APIP KPK, POLRI, kEJAGUNG
GENERAL AUDIT (OPINI) OPERASIONAL AUDIT (TEMUAN MGMN) PENYIDIKAN AUDIT INVESTIGASI (PENYELIDIKAN)
GELAR KASUS / PERKARA
14
Data warehouseyang komprehensif & historis
Mengkolaborasikan informasi Yang tersebar di masing-masing Instansi (dep/lemb/pemda/BUMN/D/L) Untuk kepentingan analisis
dan penelitian
Pengetahuan-pengetahuan terdokumentasi secara komprehensif dan uptodate
Perencanaan kegiatan berdasarkan analisa Resiko dan Prioritas
Presiden memperoleh informasi dan pengetahuan yang Credible
Sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat
Sumber Data/Informasi
Integration of Information (PASs)
Management Decision Making
Collaborative Analysis & Research Knowledge Creation Intelligence-based Planning Lembaga Pemda Kemen-terian PRESIDEN BUMN/D/L LAINNYA 14
NO FASE KEBUTUHAN KEGIATAN PRODUK TIME FRAME 1 Knowing • Pemahaman, • Penyamaan persepsi Penelitian, Kajian, Benchmarking, Sosialisasi, Diklat Laporan pelaksanaan Waktu yang dibutuhkan bergantung pada besarnya dukungan pimpinan dan organisasi tersebut.
2 Mapping Kondisi, Tujuan, Gap Diagnostic assessment IC Map
3 Norming Membangun fondasi /
infrastruktur sistem
•Kebijakan s.d. SOP: Draft Pedoman Umum dan Draft Pedoman Teknis (Limited
Hearing,Public Hearing, Pilotting)
•Pembuatan Modul Diklat
•Pengembangan Kompetensi: Diklat, •Pedoman Umum •Pedoman Teknis •Modul Diklat •Aturan-aturan intern •Lap pelaks. •Satgas-satgas dan produknya
4 Forming Membangun unsur-unsur SPI •Implementasi
•Internalisasi
Laporan tahapan
pengembangan SPI BPKP
5 Performing Pemanfaatan SPI
(memetik kegunaan)
•Monitoring
•Evaluasi
Laporan Hasil Evaluasi
Program Kerja Pengawasan BPKP
Pasal 49
Lintas Sektoral:
• Program Pemerintah di bidang
antara lain Ketahanan Pangan, Pendidikan, Kesejahteraan
Masyarakat
• LAKIP, LKPD
Bendahara Umum Negara (BUN):
• Dana Dekon, Dana Bagi Hasil,
Subsidi, Dana Alokasi Khusus
Penugasan Presiden:
• Strategis berdampak Nasional
Pasal 49 Metodologi: • Evaluasi Program • Audit Kinerja • Analisis Kebijakan • Survey • Audit Ketaatan
• Penilaian Risiko dan
Good Governance • Forensic Auditing Lain:
• Laporan Keuangan BUMD
• Laporan Keuangan Proyek BLN
Program Kerja Pengawasan BPKP
Pasal 59
Pembinaan
• Sistem Pengendalian Intern (Manajemen Aset/SDM/
Persediaan/Keuangan/Risiko)
• Good Corporate Governance
(BUMD)
• Good Local Governance
• Akuntansi Keuangan & Biaya
Pasal 59
Metodologi:
• Sosialisasi
• Evaluasi
• Penilaian Mandiri (Self
Assessment)
• Focus Group Discussion
• Pendidikan dan
Pelatihan
• Bimbingan Teknis
•
Sistem Pengendalian Intern yang
diselenggarakan secara menyeluruh
di lingkungan
pemerintah pusat
dan
pemerintah daerah.
•
Seluruh proses kegiatan audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan
yang memadai bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan
tolok ukur
yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien
untuk kepentingan
pimpinan dalam mewujudkan
tata
a.
Penyusunan pedoman teknis
penyelenggaraan SPIP
b.
Sosialisasi SPIP
c.
Pendidikan & pelatihan SPIP
d.
Pembimbingan & konsultansi SPIP
e.
Peningkatan kompetensi auditor APIP
•Kegiatan bersifat lintas sektoral
•Kegiatan kebendaharaan umum negara
•Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden
Ps. 49 (2)
•Laporan hasil pengawasan kebendaharaan umum negara disampaikan kepada Menkeu & pimpinan IP yg diawasi •Menyusun & menyampaikan ikhtisar laporan hasil was
kpd Presiden
Ps. 54 (2),
(3)
•Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
Ps. 57 (4)
•Pembinaan penyelenggaraan SPIP
Ps. 59 (1),
(2)
a. Lingkungan pengendalian
Kondisi dalam instansi pemerintah yang
mempengaruhi efektivitas pengendalian intern. Pimpinan instansi pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan sistem pengendalian intern dalam
lingkungan kerjanya.
UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN
DALAM PERATURAN PEMERINTAH
b. Penilaian risiko
Kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah. Penilaian risiko terdiri dari identifikasi risiko dan analisis risiko. penilaian
risiko, pimpinan Instansi Pemerintah menetapkan tujuan instansi pemerintah dan tujuan pada
tingkat kegiatan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN
DALAM PERATURAN PEMERINTAH
c. Kegiatan pengendalian
Tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif.
UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN
DALAM PERATURAN PEMERINTAH
d. Informasi dan komunikasi
Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian
pesan atau informasi dengan menggunakan simbol atau lambang tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik.
UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN
DALAM PERATURAN PEMERINTAH
e. Pemantauan Pengendalian Intern
Proses penilaian atas mutu kinerja sistem pengendalian intern dan proses yang
memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti.
Pemantauan pengendalian intern dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.
UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN
DALAM PERATURAN PEMERINTAH
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya, melalui:
a. penegakan integritas dan nilai etika; b. komitmen terhadap kompetensi;
c. kepemimpinan yang kondusif;
d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;
e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat; f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang
pembinaan sumber daya manusia;
g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif; dan
h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.
Lingkungan Pengendalian
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah
wajib
melakukan penilaian risiko.(2) Penilaian risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. identifikasi risiko; dan b. analisis risiko.
Bagian Ketiga
Penilaian Risiko
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan. (2) Penyelenggaraan kegiatan pengendalian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memiliki karakteristik sebagai berikut: a. kegiatan pengendalian diutamakan pada
kegiatan pokok Instansi Pemerintah;
b. kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan
proses penilaian risiko;
Bagian Keempat
Kegiatan Pengendalian
c. kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus Instansi Pemerintah;
d. kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis;
e. prosedur yang telah ditetapkan harus
dilaksanakan sesuai yang ditetapkan secara tertulis; dan
f. kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan.
Bagian Keempat
Kegiatan Pengendalian
(3) Kegiatan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan;
b. pembinaan sumber daya manusia;
c. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
d. pengendalian fisik atas aset;
e. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja;
f. pemisahan fungsi;
g. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang Penting;
Bagian Keempat
Kegiatan Pengendalian
h. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;
i. pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;
j. akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan
k. dokumentasi yang baik atas Sistem
Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian penting.
Bagian Keempat
Kegiatan Pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah
wajib
mengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasi kan informasi dalam bentuk
dan waktu yang tepat.
Bagian Kelima
Informasi dan Komunikasi
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
melakukan pemantauan Sistem Pengendalian Intern.
(2) Pemantauan Sistem Pengendalian Intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui pemantauan
berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu
lainnya.
Bagian Keenam
Pemantauan
(1) Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan
bupati/walikota bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di
lingkungan masing-masing.
(2) Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan:
a. pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara; dan
b. pembinaan penyelenggaraan SPIP. BAB III
PENGUATAN EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN SPIP
Bagian Kesatu Umum
(1) Pengawasan intern sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2) huruf a dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah.
(2) Aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan pengawasan intern
melalui: a. audit; b. reviu; c. evaluasi;
d. pemantauan; dan
e. kegiatan pengawasan lainnya. Bagian Kedua
Pengawasan Intern atas Penyelenggaraan Tugas dan
Fungsi Instansi Pemerintah
Pasal 49
(1) Aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 48 ayat (1) terdiri atas: a. BPKP;
b. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern;
c. Inspektorat Provinsi; dan
d. Inspektorat Kabupaten/Kota.
(2) BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
a. kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b. kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan
penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan
c. kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
(3) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan intern untuk kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, Menteri
Keuangan melakukan koordinasi kegiatan yang terkait dengan Instansi Pemerintah lainnya.
Pasal 49
(4) Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi kementerian negara/lembaga yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
(5) Inspektorat Provinsi melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah provinsi yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi. (6) Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan pengawasan
terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota. Slide 22
(1) Pembinaan penyelenggaraan SPIP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2) huruf b
meliputi:
a. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;
b. sosialisasi SPIP;
c. pendidikan dan pelatihan SPIP;
d. pembimbingan dan konsultansi SPIP; dan e. peningkatan kompetensi auditor aparat
pengawasan intern pemerintah.
(2) Pembinaan penyelenggaraan SPIP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh BPKP.
Bagian Ketiga
Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Pasal 58
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penyelenggaraan pengawasan intern
terhadap akuntabilitas keuangan negara
diatur dengan Peraturan Presiden.
1. Menerapkan aturan prilaku, kode etik, keteladanan pimpinan;
2. Menyusun standar kompetensi;
3. Merespon secara positif pelaporan keuangan
4. Menyesuaikan dengan sifat dan ukuran kegiatan instansi.
5. Wewnang diberikan kepada pegawai yg tepat
6. Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekruitmen sampai pemberhentian pegawai.
7. Memberikan keyakinan yg memadai atas pencapaian tujuan
8. Saling uji antar SKPD atau antar bagian