2.1 WILAYAH ADMINISTRASI
Kabupaten Pasaman Barat secara geografis dilintasi garis Khatulistiwa yaitu
pada 00º03’ Lintang Utara – 00º 11’ Lintang Selatan dan 99º10’ – Bujur Timur – 100º 04’ Bujur Timur. Kabupaten Pasaman Barat secara administratif berada di Provinsi Sumatera Barat. Luas wilayah Kabupaten Kabupaten Pasaman Barat sekitar 3.887,77
km2 atau 9,19% dari luas wilayah Provinsi Sumatera Barat serta memiliki luas lautan
seluas 800,47 Km2 dengan panjang garis pantai 152 km. Kabupaten Kabupaten
Pasaman Barat terdiri atas 11 kecamatan dan 19 nagari. Adapun batas-batasnya
adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : dengan Kabupaten Mandaling Natal.
Sebelah Timur : dengan Kabupaten Pasaman.
Sebelah Selatan : dengan Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman.
Sebelah Barat : dengan Samudera Indonesia.
Secara administratif Kabupaten Pasaman Barat berdasarkan Undang-Undang No. 38
Tahun 2003 terdiri dari 7 Kecamatan, yaitu :
BAB
2
PROFIL
1. Kecamatan Sungai Beremas;
2. Kecamatan Ranah Batahan;
3. Kecamatan Lembah Melintang;
4. Kecamatan Gunung Tuleh;
5. Kecamatan Pasaman;
6. Kecamatan Kinali; dan
7. Kecamatan Talamau.
Selanjutnya, berdasarkan Perda Kabupaten Pasaman Barat No. 4 Tahun 2003
dan Perda Kabupaten Pasaman Barat No. 17, 18 dan 20, terjadi penambahan 4
kecamatan baru, yaitu :
1. Kecamatan Koto Balingka;
2. Kecamatan Sungai Aur;
3. Kecamatan Sasak Ranah Pasisie; dan
4. Kecamatan Luhak Nan Duo.
Kecamatan terluas di Kabupaten Pasaman Barat adalah Kecamatan Pasaman,
dengan luas 508.93 Km2 (13,09%). Sedangkan Kecamatan yang luasnya relatif kecil
adalah Kecamatan Sasak Ranah Pasisie yakni tercatat 123.71 Km2 (3,18%). Cakupan
wilayah Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat Tabel 2.1. Sedangkan letak dan batas
administrasi wilayah Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat Gambar 2.1 dan Gambar
2.2.
Tabel 2.1
Luas Wilayah Kabupaten Pasaman Barat Dirinci Menurut Kecamatan
No. Kecamatan Luas (km2) Persentase Luas (%)
1 Sungai Beremas 440,48 11,33
2 Ranah Batahan 354,88 9,13
3 Koto Balingka 340,78 8,77
4 Sungai Aur 420,16 10,81
5 Lembah Melintang 263,77 6,78
7 Talamau 324,24 8,34
8 Pasaman 508,93 13,09
9 Luhak Nan Duo 174,21 4,48
10 Sasak Ranah Pasisie 123,71 3,18
11 Kinali 482,64 12,41
J u m l a h 3.887,77 100,00
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT 2-4 Gambar 2.1
Gambar 2.2
Persentase Luas Wilayah Kabupaten Pasaman Barat Dirinci Menurut Kecamatan
Sumber : Tabel 2.1
2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN PASAMAN BARAT
Sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2011-2031, terdapat tiga kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan strategis di
Kabupaten Pasaman Barat, yaitu :
1. Kawasan Simpang Empat
Kawasan ini merupakan ibukota kabupaten yang mempunyai kecenderungan
pertumbuhan lebih tinggi dibanding pusat perkotaan lainnya. Sebagai ibukota
kabupaten, Simpang Empat mempunyai fungsi dan peran penting dalam
konteks pelayanan pada segala bidang. Untuk mengoptimalkan fungsi dan
perannya serta terciptanya kawasan perkotaan yang aman, nyaman, produktif
dan berkelanjutan diperlukan penataan yang terencana dan terprogram
dengan baik.
2. Kawasan Kinali
Kawasan Kinali merupakan kawasan yang tumbuh paling pesat secara
ekonomi kewilayahan. Kecamatan Kinali terdiri dari Nagari Kinali dan Nagari
Gunung Pasaman hingga pesisir pantai. Sumber daya alam yang terbesar
adalah bidang kehutanan, kelautan, perkebunan, pertanian, peternakan,
perikanan dan pariwisata.
3. Kawasan Air Bangis
Air Bangis adalah ibukota Kecamatan Sungai Beremas yang merupakan
kawasan perkotaan pantai yang sudah tembuh sejak zaman kerajaan
Indrapura sampai sekarang. Selain sebagai kawasan bersejarah, Air Bangis
juga mempunyai objek wisata baik wisata alam (bahari) maupun budaya. Saat
ini sedang dibangun pelabuhan laut yang diarahkan untuk angkutan barang di
kawasan ini.
Gambar 2.3
Peta Kawasan Strategis Kabupaten Pasaman Barat
Sumber : RTRW Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2031
Dalam pengembangan dan penataan ketiga kawasan strategis tersebut,
diperlukan pembangunan infrastruktur permukiman yang mendukung aktivitas
2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI
2.3.1 Jumlah Penduduk dan Persebarannya
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasaman Barat, jumlah
penduduk Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2011 mencapai 375.344 jiwa. Tahun
2012 penduduk tumbuh sebesar 2,35 persen, sehingga jumlah penduduk pada tahun
2012 menjadi 384.149 jiwa. Tahun 2013 laju pertumbuhan penduduk Kabupaten
Pasaman Barat mengalami penurunan menjadi 2,28 persen, sehingga tercatat jumlah
penduduk Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2013 sebesar 392.207 jiwa.
Demikian pula hal pada tahun 2014, pertumbuhan penduduk kembali turun menjadi
2,22 persen sehingga jumlah penduduk Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2014
tercatat 401.624 jiwa. Tahun 2015 jumlah penduduk tumbuh 2,16 persen sehingga
jumlah penduduk Kabupaten Pasaman Barat tahun 2015 menjadi 410.307 jiwa
Kecamatan Pasaman sebagai ibukota kabupaten merupakan kecamatan
dengan jumlah penduduk terbesar di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2015. Jumlah
penduduk Kecamatan Pasaman mencapai 73.101 jiwa yang terdiri dari 37.112 jiwa
penduduk laki-laki dan 35.989 jiwa penduduk perempuan. Sedangkan Kecamatan
Sasak Ranah Pasisie merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terendah yaitu
14.486 jiwa yang terdiri dari 7.399 jiwa penduduk laki-laki dan 7. 087 penduduk
perenpuan. Tabel 2.2 memperlihatkan jumlah penduduk Kabupaten Pasaman Barat
menurut jenis kelamin per kecamatan tahun 2015.
Tabel 2.2.
Jumlah Penduduk Kabupaten Pasaman Barat Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015
No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Sungai Beremas 12.671 12.030 24.701
2 Ranah Batahan 13.091 12.902 25.993
3 Koto Balingka 14.646 14.580 29.226
4 Sungai Aur 17.995 17.532 35.487
5 Lembah Melintang 23.126 23.713 46.839
6 Gunung Tuleh 10.545 10.639 21.184
7 Talamau 13.618 13.405 27.023
8 Pasaman 37.112 35.989 73.010
9 Luhak Nan Duo 21.139 20.778 41.917
11 Kinali 35.908 34.442 70.350
Jumlah 207.210 203.097 410.307
Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka Tahun 2016
Salah satu permasalahan kependudukan di Kabupaten Pasaman Barat adalah
penyebaran yang tidak merata, hal ini akan berdampak terhadap perencanaan pola
pembangunan yang akan dilaksanakan. Secara umum, ketidakmerataan ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : keadaan geografis, letak pusat
pemerintahan dan perekonomian, pusat pendidikan, penyediaan lapangan pekerjaan,
serta fasilitas umum lainnya yang merupakan daya tarik tersendiri bagi penduduk
sehingga menyebabkan penduduk terkonsentrasi pada suatu wilayah.
Kecamatan Luhak Nan Duo memiliki jumlah penduduk 41.917 jiwa dengan luas
wilayah hanya 174,21 km2, sehingga kecamatan ini merupakan kecamatan dengan
kepadatan penduduk tertinggi, mencapai 241 jiwa per km2, melebihi kepadatan
penduduk Kecamatan Pasaman yang hanya 143 jiwa per km2. Jumlah penduduk dan
kepadatan penduduk Kabupaten Pasaman Barat per kecamatan tahun 2015 dapat
dilihat pada tabel 2.5. berikut.
Tabel 2.3.
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Pasaman Barat Perkecamatan Tahun 2015
No Kecamatan Jumlah
Penduduk
Kepadatan Per Nagari Per Km2
1 Sungai Beremas 24.701 24.701 56
2 Ranah Batahan 25.993 12.997 73
3 Koto Balingka 29.226 29.226 86
4 Sungai Aur 35.487 35.487 84
5 Lembah Malintang 46.839 46.839 178
6 Gunung Tuleh 21.184 10.592 47
7 Talamau 27.023 9.008 83
8 Pasaman 73.010 24.337 143
9 Luhak Nan Duo 41.917 20.959 241
10 Sasak Ranah Pasisie 14.486 14.486 117
11 Kinali 70.350 35.175 146
Jumlah 410.307 410.307 103
2.3.2 Jumlah Penduduk Miskin dan Persebarannya
Kondisi kemiskinan di Kabupaten Pasaman Barat berdasarkan data dari Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dapat dilihat dari jumlah
penduduk miskin di Kabupaten Pasaman Barat selama 5 (lima) tahun terakhir (periode
2010-2014) terus mengalami penurunan, yakni pada tahun 2010 sebesar 35.100 jiwa
menurun menjadi 28.590 jiwa pada tahun 2014. Demikian juga halnya dengan tingkat
kemiskinan yang selalu menurun terus menerus dan konsisten dari 9,59 menjadi 7,08
pada tahun 2014 Gambaran tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk miskin
Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010 s.d 2014 dapat dilihat pada Grafik Tingkat
kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Pasaman Barat berikut.
Gambar 2.4.
Grafik Tingkat Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010 s.d 2014
Sumber : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan 2015, data diolah.
Penurunan angka kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dari Tahun 2010 -
2014 relevan terhadap perkembangan Provinsi dan Nasional. Pada Tahun 2010 angka
kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat mencapai 9,59 persen terus menurun hingga
7,08 di Tahun 2014, sehingga dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir Kabupaten
Pasaman Barat dapat menurunkan angka kemiskinan sebesar 2,51 persen dengan
Tingkat kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat mengalami penurunan setiap
tahunnya dengan pola penurunan yang relevan dengan tingkat kemiskinan rata – rata di Provinsi Sumatara Barat dan nasional. Meskipun tingkat kemiskinan di Kabupaten
Pasaman Barat berada sedikit diatas rata-rata tingkat kemiskinan Provinsi Sumatera
Barat, berada jauh dibawah tingkat kemiskinan secara nasional.
Gambar 2.5.
Grafik Garis Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010 s.d 2014 Sumber : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan 2015, data diolah.
Terjadi peningkatan garis kemiskinan di Kabupaten Pasaman Barat dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2014. Peningkatan garis kemiskinan mengindikasikan
bahwa standar penetapan penduduk miskin terus meningkat, hal ini menggambarkan
bahwa adanya perbaikan pola hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu tantangan utama dalam program-program penanggulangan
kemiskinan adalah mengidentifikasi secara tepat kelompok sasaran yang akan
menerima manfaat program berdasarkan kriteria keikutsertaan dan tujuan program.
Pada dasarnya ini berarti ketepatan memilah kelompok masyarakat yang berhak atau
berdampak langsung terhadap keberhasilan pencapaian tujuan program perlindungan
sosial dalam menanggulangi kemiskinan.
Terdapat 40.038 Rumah Tangga Sasaran (RTS) program-program
penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Pasaman Barat, atau setara dengan
161.197 jiwa. Angka ini menunjukkan kenaikan dari PPLS 2011, dimana terdapat
29.410 RTS atau 128.538 Individu. Perbedaan ini salah satunya karena BDT 2015
mengklasifikasikan RTS hingga Desil 4 (40 persen penduduk dengan pendapatan
terendah), sedangkan PPLS 2011 hanya mengklasifikasikan penduduk hingga Desil 3
(30 persen penduduk dengan pendapatan terendah).
Berikut adalah rekapitulasi data penerima program berdasarkan Basis Data
Terpadu (BDT) Tahun 2015 yang dirilis oleh Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
untuk Kabupaten Pasaman Barat adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4.
Rekapitulasi BDT 2015 Kabupaten Pasaman Barat
NO Kecamatan
2.3.3 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam tabel 2.5 dapat dilihat
perkembangan penduduk perkecamatan di Kabupaten Pasaman Barat untuk tahun
2010-2015. Kemudian laju pertumbuhan penduduk perkecamatan dapat dilihat pada
tabel 2.6.
Tabel 2.5
Perkembangan Jumlah Penduduk Per Kecamatan Di Kabupaten Pasaman barat Tahun 2010-2015
No Kecamatan
Perkembangan Jumlah Penduduk (jiwa)
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Sungai Beremas 22.345 22.888 23.015 23.813 24.327 24.701
2 Ranah Batahan 23.483 24.054 24.182 25.024 25.519 25.993
3 Koto Balingka 26.048 26.681 26.864 28.009 28.658 29.226
4 Sungai Aur 30.846 31.596 31.897 33.672 34.668 35.487
5 Lembah Melintang 41.924 42.943 43.223 44.940 46.001 46.839
6 Gunung Tuleh 20.315 20.809 20.790 20.862 21.010 21.184
7 Talamau 25.871 26.500 26.470 26.596 26.692 27.023
8 Pasaman 62.864 64.392 65.056 69.149 71.062 730
9 Luhak Nan Duo 37.409 38.318 38.559 40.193 40.973 41.917
10 Sasak Ranah Pasisie 13.233 13.554 13.611 14.011 14.244 14.486
11 Kinali 60.791 62.268 62.881 66.638 68.470 70.350
Pasaman Barat 365.129 374.003 376.548 392.907 401.624 410.307
Sumber: Pasaman Barat Dalam Angka 2011-2016.
Tabel 2.6
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Per Kecamatan Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2015
No Kecamatan Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata
1 Sungai Beremas 2,40 0,55 3,41 2,14 1.54 2.03
2 Ranah Batahan 2,40 0,53 3,42 1,96 1.86 2.06
3 Koto Balingka 2,40 0,68 4,17 2,29 1.98 2.34
4 Sungai Aur 2,40 0,95 5,42 2,92 2.36 2.85
5 Lembah Melintang 2,40 0,65 3,90 2,33 1.82 2.25
No Kecamatan Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata
7 Talamau 2,40 -0,11 0,47 0,36 1.24 0.88
8 Pasaman 2,40 1,03 6,10 2,73 2.87 3.08
9 Luhak Nan Duo 2,40 0,63 4,15 1,92 2.30 2.31
10 Sasak Ranah Pasisie 2,40 0,42 2,90 1,65 1.70 1.83
11 Kinali 2,40 0,98 5,80 2,71 2.75 2.98
Kabupaten Pasaman Barat 2,40 0,68 4,25 2,19 2.16 2.37 Sumber: Pasaman Barat Dalam Angka 2011-2016, Diolah 2016
Sementara itu, proyeksi perkembangan penduduk untuk 2013-2020 sesuai
dengan data BPS Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel 2.7 berikut
Tabel 2.7
Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat 2013-2020
Kabupaten/Kota 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
01. Kep. Mentawai 81.8 83.6 85.3 87.0 88.7 90.4 92.0 93.6
02. Pesisir Selatan 442.7 446.5 450.2 453.8 457.3 460.7 463.9 467.1
03. Solok 358.4 361.1 363.7 366.2 368.7 371.1 373.4 375.7
04. Sijunjung 214.6 218.6 222.5 226.3 230.1 233.8 237.4 240.9
05.Tanah Datar 342.9 343.9 344.8 345.7 346.6 347.4 348.2 348.9
06. Padang Pariaman 400.9 403.5 406.1 408.6 411.0 413.3 415.6 417.8
07. Agam 469.0 473.0 476.9 480.7 484.3 487.9 491.3 494.6
08. Lima Puluh Kota 361.6 365.4 369.0 372.6 376.1 379.5 382.8 386.0
09. Pasaman 263.8 266.9 269.9 272.8 275.7 278.5 281.2 283.9
10. Solok Selatan 153.9 156.9 159.8 162.7 165.6 168.4 171.1 173.8
11. Dharmasraya 210.7 216.9 223.1 229.3 235.5 241.6 247.6 253.5
12. Pasaman Barat 392.9 401.6 410.3 418.8 427.3 435.6 443.7 451.7
13. Padang 876.7 889.6 902.4 915.0 927.0 939.1 950.9 962.2
14. Solok 63.5 64.8 66.1 67.3 68.6 69.8 71.0 72.1
15. Sawahlunto 59.0 59.6 60.2 60.8 61.4 61.9 62.5 63.0
16. Padang Panjang 49.5 50.2 50.9 51.7 52.4 53.0 53.7 54.4
17. Bukittinggi 118.3 120.5 122.6 124.7 126.8 128.8 130.8 132.7
18. Payakumbuh 123.7 125.7 127.8 129.8 131.8 133.7 135.6 137.5
19. Pariaman 82.6 83.6 84.7 85.7 86.6 87.6 88.5 89.4
Sumatera Barat 5066.5 5131.9 5196.3 5259.5 5321.5 5382.1 5441.2 5498.8
2.3.4 Jumlah Penduduk Perkotaan
Data jumlah penduduk perkotaan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat,
sesuai dengan data BPS Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut
Tabel 2.8
Jumlah Penduduk Daerah Perkotaan dan Perdesaan menurut Kabupaten/Kota, 2010-2015
Kabupaten/Kota Perkotaan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Kabupaten
01. Kep. Mentawai 6 905 7 064 7 222 7 392 7 549 12 374
02. Pesisir Selatan 42 952 43 344 43 744 44 124 44 503 69 516
03. Solok 18 729 18 886 19 037 19 180 19 328 39 378
04. Sijunjung 29 951 30 539 31 144 31 716 32 310 45 075
05.Tanah Datar 76 620 76 870 77 096 77 313 77 540 96 635
06. Padang Pariaman 128 146 129 098 130 014 130 889 131 750 154 816
07. Agam 151 289 152 679 154 070 155 379 156 713 184 106
08. Lima Puluh Kota 34 461 34 854 35 238 35 618 35 988 56 541
09. Pasaman 32 739 33 155 33 561 33 971 34 360 49 522
10. Solok Selatan 30 887 31 546 32 183 32 835 33 467 42 831
11. Dharmasraya 71 676 73 976 76 306 78 610 80 938 95 460
12. Pasaman Barat 55 392 56 730 58 073 59 391 60 708 84 483
Kota
71. Padang 802 736 815 814 828 379 841 108 853 478 893 389
72. Solok 58 543 59 794 61 065 62 378 63 633 65 446
73. Sawahlunto 35 600 35 971 36 432 36 779 37 173 40 830
74. Padang Panjang 44 969 45 720 46 415 47 197 47 835 50 376
75. Bukittinggi 111 725 113 903 116 075 118 260 120 491 122 621
76. Payakumbuh 91 668 93 268 94 933 96 615 98 206 106 869
77. Pariaman 59 931 60 770 61 586 62 442 63 180 68 646
Sumatera Barat 1 884 919 1 913 981 1 942 573 1 971 197 1 999 150 2 278 914
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Barat tahun 2016
2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN
2.4.1 Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
Perekonomian suatu daerah sangat tergantung dari sumber daya alam dan
faktor produksi yang dimiliki daerah tersebut. Hal itu berarti besarnya Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) atau perekonomian di suatu daerah terbentuk dari berbagai
kegiatan ekonomi yang timbul tersebut dikelompokkan kedalam tujuh belas sektor
lapangan usaha. PDRB punya peran arti penting dalam mengukur keberhasilan
pembangunan yang telah dicapai dan juga dapat dijadikan suatu ukuran untuk
menentukan arah pembangunan suatu daerah di masa yang akan datang.
Tabel 2.9.
PDRB Kabupaten Pasaman Barat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 – 2015 (dalam juta rupiah)
No Lapangan Usaha
Tahun
2011 2012 2013 2014* 2015**
1 2 3 4 5 6 7
A Pertanian, kehutanan dan perikanan 3.600.924 3.911.970 4.339.601 4.844.388 5.202.334 B Pertambangan dan penggalian 116.035 132.206 153.921 193.134 218.562
C Industri pengolahan 1.314.913 1.446.077 1.562.678 1.696.633 1.874.215 D Pengadaan listrik dan gas 1.472 1.463 1.404 1.658 2.209
E Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang
832 905 1.022 1.092 1.252
F Konstruksi 410.430 575.906 560.784 659.378 759.810 G Perdagangan besar dan eceran;
reparasi mobil dan sepeda motor
824.001 923.334 1.031.224 1.136.974 1.275.139
H Transportasi dan pergudangan 334.662 377.478 435.363 511.830 560.866 I Penyediaan akomodasi dan makan
minum
36.143 40.570 45.916 52.277 60.991
J Informasi dan komunikasi 340.493 390.351 414.358 464.256 470.131 K Jasa keuangan dan asuransi 135.095 157.507 178.779 205.681 230.260 L Real estat 104.062 114.567 130.253 151.274 169.509 M,N Jasa perusahaan 4.237 4.789 5.416,72 6.032 6.800
O Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
306.046 346.147 382.266 417.624 415.498
P Jasa pendidikan 151.649 175.396 207.645 234.564 258.358 Q Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 79.958 94.181 106.455 119.309 126.686 R,S,T,U Jasa lainnya 43.458 48.694 57.036 63.664 68.861
TOTAL 7.804.409 8.649.546 9.626.420 10.780.768 11.701.479
Keterangan : *)Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016
Struktur perekonomian Kabupaten Pasaman Barat tercermin dari peranan
masing - masing sektor terhadap PDRB yang dihasilkan. Selama 5 (lima) tahun
terakhir beberapa sektor yang memiliki peran terbesar dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 yakni sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan, selanjutnya diikuti oleh sektor industri pengolahan
Pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sumbangan terbesar
diberikan oleh subsektor pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian dengan
distribusi sebesar 4,3 triliyun rupiah dari 5,20 milyar rupiah sumbangan PDRB sektor
ini atau mencapai 84,82 persen. Lapangan usaha tanaman pangan dan tanaman
perkebunan merupakan bidang usaha penyumbang PDRB terbesar pada subsektor
pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian.
Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk menunjukkan
laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.
Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai pertumbuhan jumlah barang
dan jasa yang dihasilkan suatu daerah pada periode waktu tertentu. Tinggi rendahnya
laju pertumbuhan tersebut lebih disebabkan adanya fluktuasi laju pertumbuhan
beberapa sektor ekonomi, utamanya sektor pertanian yang merupakan sektor dominan
yang telah mengalami fluktuasi cukup signifikan.
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pasaman Barat Atas Dasar Harga Konstan
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 – 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.10.
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pasaman Barat Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 - 2015
No Lapangan Usaha
E Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang
5,97 0,34 12,27 6,25 6,34
F Konstruksi 6,95 7,27 10,42 8,05 10,11 G Perdagangan besar dan eceran;
reparasi mobil dan sepeda motor
6,72 6,94 8,09 7,47 6,42
H Transportasi dan pergudangan 6,34 7,21 9,17 8,38 8,75 I Penyediaan akomodasi dan makan
minum pertahanan dan jaminan sosial wajib
5,89 0,71 2,91 2,11 5,45
R,S,T,U Jasa lainnya 4,69 4,76 4,80 4,90 5,13
Rata-Rata 6,33 6,33 6,40 6,03 5,70
Keterangan : *)Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016
2.4.2 Data Pendapatan perkapita
PDRB perkapita dihitung dari jumlah PDRB atas dasar harga berlaku dibagi
dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama. Berdasarkan tabel PDRB perkapita
Kabupaten Pasaman Barat atas dasar harga berlaku, pada tahun 2015 sebesar 28,52
juta rupiah, lebih tinggi 6,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya
mencapai 26,86 juta rupiah. Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memberikan
kontribusi paling besar terhadap PDRB perkapita Kabupaten Pasaman Barat yang
mencapai 12,61 juta rupiah. Subsektor pertanian, peternakan, perburuan dan jasa
pertanian adalah lapangan usaha penyumbang PDRB perkapita terbesar pada pada
sektor ini dengan capaian sebesar 10,61 juta rupiah. Ini memperlihatkan dominannya
pengaruh sektor lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan terhadap
perekonomian daerah Kabupaten Pasaman Barat.
Tabel 2.11.
PDRB Per Kapita Kabupaten Pasaman Barat Atas Dasar Harga Berlalu Tahun 2011 - 2015 (dalam juta rupiah)
No Lapangan Usaha E Pengadaan air, pengelolaan sampah,
limbah dan daur ulang
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
F Konstruksi 1,09 1,24 1,43 1,64 1,85 G Perdagangan besar dan eceran;
reparasi mobil dan sepeda motor
2,20 2,40 2,62 2,83 3,11
H Transportasi dan pergudangan 0,89 0,98 1,11 1,27 1,37 I Penyediaan akomodasi dan makan
dan jaminan sosial wajib
P Jasa pendidikan 0,40 0,46 0,53 0,58 0,63 Q Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0,21 0,25 0,27 0,30 0,31 R,S,T,U Jasa lainnya 0,12 0,13 0,15 0,16 0,17
Total 20,79 22,51 24,50 26,84 28,52
Keterangan : *)Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016
2.4.3 Data Kondisi Lingkungan Strategis
a. Topografi
Topografi wilayah Kabupaten Pasaman Barat bervariasi antara datar,
bergelombang dan bukit bergunung. Kabupaten Pasaman Barat berada pada
ketinggian 0-2.912 meter di atas permukaan laut (dpl). Kondisi topografi Kabupaten
Pasaman Barat secara umum dapat dikategorikan menjadi 4 kondisi sebagai berikut :
1. Coastal land/flat land, yaitu suatu daratan yang berawal dari garis pasang surut
pada kontur elevasi 0 dengan kelerengan 0 – 3% menuju daratan pada ketinggian 5 meter dari permukaan laut. Satuan topografi ini terdiri dari endapan pantai dan
alluvial yang membentuk daratan rendah dan rawa-rawa berlumpur seperti di
daerah Sasak, Muara Bingung dan Air Bangis serta desa-desa lainnya di pinggir
pantai.
2. Low land dengan daratan bergelombang elevasi di atas 15 meter dari permukaan
laut, dengan kelerengan 3 – 8% menuju kaki bukit yang terbebas dari areal pasang surut.
3. Middle land merupakan daerah bergelombang yang berawal dari batas ter-tinggi
low land menuju kawasan perbukitan dengan kelerengan 8 – 15% mencapai elevasi 50 di atas permukaan laut.`
4. Up land merupakan areal perbukitan mempunyai ketinggian hingga 2.912 meter di
atas permukaan laut, sebagian besar merupakan wilayah kawasan lindung.
Wilayah topografi Kabupaten Pasaman Barat yang mempunyai bentang relatif datar
adalah Kecamatan Sungai Beremas. Sedangkan wilayah perbukitan terdapat di
Kecamatan Kinali dan Kecamatan Talamau. Berdasarkan data topografi sebagaimana
terlihat pada Tabel 2.12 dan Gambar 2.6.
Tabel 2.12
Luas Daerah dan Ketinggian Dari Permukaan Laut (DPL) Per Kecamatan Kabupaten Pasaman Barat
No. Kecamatan Luas (km2)
Ketinggian (m dpl)
1 Sungai Beremas 440,48 0 – 319
2 Ranah Batahan 354,88 23 – 753
3 Koto Balingka 340,78 0 – 811
4 Sungai Aur 420,16 0 – 1.983
5 Lembah Melintang 263,77 15 – 725
6 Gunung Tuleh 453,97 26 – 1.875
7 Talamau 324,24 225 – 2.019
8 Pasaman 508,93 40 – 2.913
9 Luhak Nan Duo 174,21 0 – 1.250
10 Sasak Ranah Pasisie 123,71 0 – 10
11 Kinali 482,64 0 – 1.332
J u m l a h 3.887,77 -
Sumber : Pasaman Barat dalam Angka 2016.
Selain dari data di atas, berdasarkan hasil interpretasi dan analisis terhadap
Peta Rupa Bumi yang bersumber dari Bakosurtanal, kawasan dengan tingkat
kemiringan <8% dimanfaatkan oleh penduduk untuk kegiatan permukiman, pertanian
(sawah), dan kegiatan sosial budaya lainnya. Kegiatan perkebunan (terutama sawit
dan karet) banyak memanfaatkan lahan dengan tingkat kemiringan >8%. Komposisi
kemiringan lahan (lereng) sebagaimana terlihat Gambar 2.7, Tabel 2.13 dan Tabel
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT 2-20 Gambar 2.6
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT 2-21 Gambar 2.7
Tabel 2.13
Kemiringan Lereng di Kabupaten Pasaman Barat
Simbol Kelas Lereng Tingkat Kemiringan
Sumber : RTRW Kab. Pasaman Barat Dalam Angka 2011-2031.
Tabel 2.14
Nama Gunung Per Kecamatan Kabupaten Pasaman Barat
No. Kecamatan Nama Gunung Tinggi (m)
1 Sungai Beremas 1. Sincancang 2. Marando
Sumber : RTRW Kab. Pasaman Barat Dalam Angka 2011-2031.
b. Geohidrologi
Kabupaten Pasaman Barat memiliki hidrologi berupa sungai, yang berasal dari
11 kecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat. Kondisi air tanah dalam di
Kabupaten Pasaman Barat memiliki potensi yang cukup besar bagi pemenuhan
kebutuhan air baku masyarakat dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sungai
yang melintas di Kabupaten Pasaman terdiri dari sungai besar dan sungai kecil yang
Barat. Sungai-sungai tersebut berupa sungai permanen yang setiap tahunnya selalu
mengalir.
Berdasarkan informasi yang diperoleh potensi cekungan air tanah
(hidrogeologi) yang terpantau, air tanah bebas 445 juta m3/tahun dan air tanah tertekan
65 juta m3/tahun. Umumnya sungai-sungai besar dan kecil yang ada di wilayah
Kabupaten Pasaman Barat ketinggiannya tidak jauh berbeda dengan tinggi permukaan
laut. Kondisi ini yang mengakibatkan cukup banyak bagian wilayah Kabupaten
Pasaman Barat yang rawan terhadap banjir/genangan. Karakteristik sungai yang
terdapat di wilayah Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada Tabel 2.15.
Sedangkan DAS di Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat Gambar 2.8.
Tabel 2.15
Nama Sungai Di Kabupaten Pasaman Barat
No Kecamatan Nama Sungai
1 Sungai Beremas 1. Batang Pardantiangan 2. Batang Bamban
8. Anak Air Kamang Gadang 9. Batang Sopan
19. Anak Air Bunga Tanjung I 20. Anak Air Bunga Tanjung II 21. Anak Air Pematang Gunung 22. Air Tepi
23. Air Suak
24. Pincuran Mingkudu 25. Titian Biduak 26. Air Sibunian
27. Anak Air Kampung Padang 28. Anak Air Pati Bubur 29. Batang Tamiang Ampalu 30. Batang Ampalu
31. Anak Air Simpang Kanan 32. Anak Air Kemuning 33. Danau Karuah 34. Danau Jernih
35. Batang Air Simpang Betung 36. Batang Penggambiran 2 Ranah Batahan 1. Batang Paraman Mudik
2. Batang Batahan
3. Batang Air Pariaman Sawah 4. Batang Siduampan
19. Anak Air Sigantang Mudik 20. Aek Napal
No Kecamatan Nama Sungai
5 Lembah Melintang 1. Batang Bayang 2. Batang Bayang Tengah 8 Pasaman 1. Sungai Abuk Tunggang
2. Sungai Abuk 3. Batang Karunie 4. Batang Tongar 5. Batang Biluan
6. Batang Lipatan / Bdr Rambah 7. Batang Toman 10 Sasak Ranah Pasisie 1. Batang Pasaman 2. Batang Kapar
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT 2-25 Gambar 2.8
Kondisi hidrogeologi yang digambarkan melalui dugaan ketersediaan air tanah
dan produktivitas akifernya. Kondisi hidrogeologi sebagian besar wilayah Kabupaten
Pasaman Barat terdiri dari :
1. Akifer Dengan Aliran Melalui Ruang Antar Butir (aquifers in which flow is
intergranular)
Akifer produktif dengan penyebaran luas (extensive, productive aquifers)
Akifer terutama pasir, dengan keterusan sedang. Kedudukan muka air tanah
bebas umumnya dekat permukaan sampai 5 m dari muka air tanah setempat.
Debit mata air umumnya kurang dari 50 ltr.detik. Debit sumur diperkirakan
mencapai 10 ltr/detik.
Akifer produktivitas sedang, dengan penyebaran luas (extensive, mode-rately productive aquifers)
Akifer terutama pasir, dengan keterusan sedang sampai rendah. Kedudukan
muka air tanah bebas umumnya dekat permukaan sampai 14 meter dari muka
tanah setempat. Debit mata air umumnya kurang dari 25 ltr/detik. Debit sumur
diperkirakan mencapai 5 ltr/detik.
Setempat, akifer dengan produktivitas sedang (locally, moderately productive aquifers)
Akifer terutama pasir lempungan, tidak menerus, tipis dengan keterusan
rendah. Kedudukan muka air tanah bebas umumnya dekat permukaan, kurang
dari 10 meter dari muka tanah setempat. Debit mata air umumnya kurang dari
10 ltr/detik. Debit sumur diperkirakan kurang dari 5 ltr/detik.
2. Akifer Dengan Aliran Melalui Celahan dan Ruang Antar Butir (aquifers in
which flow is both through fissures and interstices)
Akifer produktif dengan penyebaran luas (extensive, productive aquifers)
Akifer dengan keterusan dan kisaran kedalaman muka air tanah beragam.
Debit mata air umumnya kurang dari 200 ltr/detik. Debit sumur diperkirakan
Akifer produktivitas sedang, dengan penyebaran luas (extensive, moderately productive aquifers)
Akifer dengan keterusan sangat beragam, kedalaman muka air tanah bebas
umumnya dalam. Debit mata air umumnya kurang dari 100 ltr/detik. Debit
sumur diperkirakan kurang dari 5 ltr/detik.
Setempat, akifer dengan produktivitas sedang (locally, moderately productive aquifers)
Akifer dengan keterusan sangat beragam, kedudukan muka air tanah
bebasnya, dalam. Debit mata air umumnya kurang dari 50 ltr/detik.
3. Akifer Dengan Aliran Melalui Celahan, Rekahan dan Saluran (aquifers in
which flow is through fissures, fractures and channels)
Akifer produktif tinggi sampai sedang (highly to moderately productive aquifers) Aliran air tanah terbatas pada zona celahan, rekahan dan saluran pelarutan.
Debit sumur dan mata air beragam dalam kisaran yang besar, debit mata air
kurang dari 1 sampai 400 ltr/detik.
4. Akifer Bercelah atau Sarang Produktif Kecil dan Daerah Air Tanah Langka
(aquifers fissured or porous of poor productivity and regions without
exploitable groundwater)
Akifer dengan produktivitas kecil, setempat, berarti (poorly productive aquifers of local importance)
Setempat, pada zona pelapukan, air tanah dangkal dalam jumlah terbatas
masih dapat diperoleh. Kedalaman muka air tanah bebas dekat permukaan
sampai 11 meter dari muka tanah setempat. Pemunculan mata air pada zona
rekahan kurang dari 2 ltr/detik.
Daerah air tanah langka (regions without axploitable groundwater)
Kondisi geohidrologi daerah Pasaman Barat mayoritas adalah daerah vulkanik
c. Geologi
Geologi wilayah Kabupaten Pasaman Barat dibentuk oleh endapan permukaan
formasi batuan pegunungan. Berdasarkan peta Geologi Kabupaten Pasaman Barat
dan sekitarnya, maka wilayah ini dibagi menjadi beberapa secara genetik dan
paratemis, yaitu:
1. Satuan Geomorfologi Lipat-Patahan yang meliputi 40% dari seluruh wilayah
kabupaten Pasaman Barat.
2. Satuan Morfologi Perbukitan Karts yang tersebar setempat-setempat yang
mencover sebanyak 10% coverage.
3. Satuan dataran Pantai dan Aluvial yang meliputi 50%, yang menyebar dari Barat ke
Timur.
Patahan geologi/struktur geologi yang dominan pada daerah Pasaman Barat
adalah Sesar Great Sumatera Fault Zone yang terdiri dari : Sesar Turun, Lipatan, sesar Geser dll. Ada kelurusan-kelurusan sesar seperti sesar yang melintang dari
Gunung Malintang dan Gunung Talamau, berupa pola-pola kelurusan dari mofologi
dan sesar, hanya tidak aktif. Pola kelurusan ini merupakan akibat dari pengaruh gaya
pada sesar Semangko/Sesar Sumatera yang sangat aktif.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas maka daerah Pasaman barat, khususnya
daerah bagian Barat Daya–Barat Laut yang mengikuti arah Pulau Sumatera. Daerah ini adalah pengaruh dari sesar Sumatera. Daerah bagian Selatan walaupun aman
tetapi daerah pantai Pasaman Barat harus waspada dari gelombang Tsunami. Bagian
Selatan daerah Pasaman Barat relatif lebih stabil dari gerakan tanah dan gempa bumi
yang selalu terjadi setiap saat pada daerah sepanjang Sumatera Fault Zone, hal ini karena daerah Sumatera Fault Zone ini (sesar Sumatera) ini merupakan sesar yang aktif, sehingga setiap saat jalur ini selalu bergerak.
Kejadian ini disebabkan Plate Tektonik (ocean crust) selalu bergerak kearah Utara-Timur Laut dan menunjam ke bawah karena bertemu Lempeng Daratan
daerah sepanjang Pulau Sumatera dari Aceh sampai Lampung sebelah Selatan selalu
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT 2-30 Gambar 2.9
d. Klimatologi
Kabupaten Pasaman Barat secara geografis berada di kawasan pesisir pantai
barat Sumatera yang menyebabkan suhu udara selalu panas dan lembab. Sirkulasi
musim Mansoon dan konfergensi Inter Tropis sangat mempengaruhi iklim daerah
Pasaman Barat. Suhu udara Kabupaten Pasaman Barat berkisar 20ºC - 26ºC dengan
kelembaban udara sekitar 88%. Kecepatan angin di wilayah darat minimal 4 km/jam
dan maksimal 20 km/jam. Dari hasil pemantauan Stasiun Meterologi, pada tahun 2008
curah hujan berkisar antara 48 mm - 691 mm dengan rata-rata curah hujan 345
mm/bulan, sedangkan jumlah hari hujan berkisar antara 6 - 22 hari dengan rata-rata
hari hujan 10 hari/bulan.
Berdasarkan dari iklim di atas maka menurut Ferguson dan Scenet, Kabupaten Pasaman Barat tergolong pada jenis/tipe iklim A (sangat basah) atau tropika basah.
Untuk mengetahui iklim Kabupaten Pasaman Barat secara umum dapat dilihat pada
Tabel 2.16.
Tabel 2.16
Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Di Kabupaten Pasaman Barat
No. Bulan Curah Hujan dan Hari Hujan Stasiun
Simpang Tigo Ujung Gading
1. Januari Curah Hujan (mm) 493 830
Hari Hujan 12 17
2. Februari Curah Hujan (mm) 413 424
Hari Hujan 10 13
3. Maret Curah Hujan (mm) 383 1.118
Hari Hujan 10 19
4. April Curah Hujan (mm) 434 750
Hari Hujan 8 19
5. Mei Curah Hujan (mm) 250 321
Hari Hujan 7 13
6. Juni Curah Hujan (mm) 394 316
Hari Hujan 9 8
7. Juli Curah Hujan (mm) 330 238
No. Bulan Curah Hujan dan Hari Hujan Stasiun
Simpang Tigo Ujung Gading
8. Agustus Curah Hujan (mm) 291 408
Hari Hujan 8 11
9. September Curah Hujan (mm) 15.6 768
Hari Hujan 6 18
10. Oktober Curah Hujan (mm) 524 209
Hari Hujan 17 10
11. November Curah Hujan (mm) 264.8 126
Hari Hujan 7 4
12 Desember Curah Hujan (mm) 115 500,2
Hari Hujan 3 17
Rata-Rata Curah Hujan (mm) 302 501 Hari Hujan 8,2 13,3
Sumber : RTRW Kab. Pasaman Barat Dalam Angka 2011-2031.
2.4.4 Data Resiko Bencana Alam
Beberapa kawasan rawan bencana Kabupaten Pasaman Barat yang
dikelompokkan berdasarkan jenis kebencanaan adalah sebagai berikut :
1. Kawasan Rawan Longsor
Kawasan rawan bencana longsor di wilayah Kabupaten Pasaman Barat terdapat di
Kecamatan Talamau yang dilintasi jalan menuju Lubuk Sikaping (Kabupaten
Pasaman). Namun kawasan rawan atau potensial mengalami longsor dengan
kategori tanah dengan erosi tingkat tinggi meliputi di Kecamatan Gunung Tuleh,
Talamau, Pasaman, Luhak Nan Duo dan Kinali. Khusus untuk Kecamatan Gunung
Tuleh lebih disebabkan jenis batuan yang mempunyai porositas tinggi berupa batu
gamping. Kawasan dengan erosi sedang adalah kawasan perbukitan yang berada
di bagian utara dan timur wilayah Pasaman Barat yang meliputi Kecamatan Sungai
Beremas, Ranah Batahan, Koto Balingka, Lembah Melintang, Sungai Aua, Gunung
Tuleh, Talamau, Pasaman, Luhak Nan Duo dan Kinali
2. Kawasan Rawan Gelombang Pasang
Kawasan pesisir pantai Kabupaten Pasaman Barat seperti halnya sepanjang barat
Kawasan ini meliputi Kecamatan Sungai Beremas, Koto Balingka, Sungai Aua,
Sasak Ranah Pasisie, Luhak Nan Duo dan Kinali.
3. Kawasan Rawan Banjir
Menurut data analisis kebencanaan, banjir merupakan bencana alam yang sering
terjadi di Kabupaten Pasaman Barat. Hal ini disebabkan karakteristik lahan berupa
satuan bentuk lahan yang memiliki topografi dataran dan cekungan pada daerah
aliran sungai (DAS). Daerah dataran banjir ini memiliki ciri-ciri berupa topografi yang
datar dan umumnya berada di sekitar daerah aliran sungai (DAS) yang memiliki
potensial materialnya berupa pasir dan kerikil yang masih segar atau belum
mengalami pelapukan. Kawasan yang teridentifikasi rawan terhadap banjir di
Kabupaten Pasaman Barat yaitu Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, Kecamatan
Pasaman, Kecamatan Luhak Nan Duo dan Gunung Tuleh.
4. Bahaya Tsunami
Seluruh bagian pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan kawasan rawan bahaya
tsunami yang dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori zona kerawanan yaitu :
Zona kerawanan tinggi, wilayah dengan jarak garis pantai 50 m, sepanjang
pantai dengan ketinggian kontur kurang dari 10 m dpl. Kawasan ini meliputi
Kecamatan Sungai Beremas bagian timur, Kecamatan Koto Balingka, Sungai
Aur, Sasak Ranah Pasisie, Luhak Nan Duo dan Kinali
Zona kerawanan menengah yaitu daerah sepanjang pantai dengan kontur
ketinggian 10 - 15 mdpl, dengan kemiringan lereng cukup terjal. Kawasan ini
meliputi Kecamatan Sungai Beremas, Koto Balingka, Sungai Aua, Sasak Ranah
Pasisie dan Kinali.
Zona kerawanan rendah yaitu wilayah sepanjang pantai dengan ketinggian 15 – 30 mdpl, dengan morfologi curam dan relief tinggi atau berbukit, dan daerah ini
dapat dimanfaatkan untuk evakuasi dan lokasi pengungsian. Kawasan ini
meliputi Kecamatan Sungai Beremas, Koto Balingka, Sungai Aur dan Kinali.
5. Bahaya Gempa
Mengingat lokasi Pasaman Barat yang berada pada dua patahan besar yaitu
(ring of fire) dan berdasarkan rekam jejak kejadian gempa, seluruh wilayah
Kapuaten Pasaman Barat merupakan kawasan rawan gempa.
6. Gerakan Tanah
Berdasarkan peta gerakan tanah, dimana intensitas gerakan dikelompokkan
menjadi tiga zona kerentanan gerakan tanah, yaitu :
Zona gerakan kerentanan gerakan tanah tinggi berada di bagian utara
Kecamatan Ranah Batahan, Koto Balingka, Lembah Melintang, Sungai Aur,
sebagian besar Kecamatan Gunung Tuleh, seluruh Kecamatan Talamau, bagian
timur Kecamatan Pasaman, Luhak Nan Duo dan bagian utara Kecamatan Kinali.
Zona gerakan kerentanan gerakan tanah sedang meliputi Kecamatan Sungai
Beremas, Ranah Batahan, Koto Balingka, Sungai Aua dan sebagian Kecamatan
Gunung Tuleh
Zona gerakan kerentanan gerakan tanah rendah meliputi Kecamatan Sungai
Beremas, Koto Balingka, Lembah Melintang, Sungai Aur, bagian barat
Kecamatan Gunung Tuleh, Pasaman, Sasak Ranah Pasisie, Luhak Nan Duo dan
Kinali.
7. Patahan
Terdapat patahan aktif dan patahan pasif di Kabupaten Pasaman Barat. Jalur
patahan aktif minimal harus disediakan sempadan 200 meter kiri kanan patahan.
Sedangkan areal yang juga berbahaya adalah areal pertemuan antar patahan yang
belum tersambung. Adapun kawasan yang dilalui oleh patahan aktif di bagian utara
wilayah Kabupaten Pasaman Barat yang sebagian besar berada pada kawasan
lindung atau yang harus di konservasi karena mempunyai kelerengan diatas 40
persen. Patahan diluar kawasan lindung terdapat di bagian barat Kecamatan Sungai
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT 2-35 Gambar 2.10
2.4.5 Isu-isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Dari data yang diperoleh dari SKPD yang terkait dengan Cipta karya, cakupan
akses air minum layak, menujukkan bahwa pada tahun 2011 cakupan layanan sebesar
65 persen, terjadi kenaikan sampai tahun 2015, dimana cakupan layanan air minum
sebesar 74 persen. Pembangunan cakupan layanan air minum diutamakan pada
pusat-pusat perkotaan dan perdesaan. Sedangkan panjang drainase yang sudah
dibangun pada tahun 2011 sepanjang 5.881 m dan pada tahun 2015 sepanjang 20.554
m.
Sementara itu Indikator yang menjadi urusan wajib perumahan rakyat dan
kawasan pemukiman diantaranya adalah persentase rumah tinggal bersanitasi dan
luasan permukiman kumuh. Perkembangan indikator peningkatan rumah tinggal yang
bersanitasi (drainase, air limbah, persampahan) dari 49 persen tahun 2011 menjadi 58
persen pada tahun 2015. Peningkatan tersebut sangat mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat pada wilayah rumah tinggal yang sudah bersanitasi.
Selanjutnya untuk indikator luasan kawasan kumuh berdasarkan Surat
Keputusan Bupati Pasaman Barat Tahun 2012 Nomor 188.45/221/BUP-PASBAR/2012
terdapat wilayah kumuh seluas 9.654 km2, sementara itu dari pendataan yang
dilaksanakan pada tahun 2014 dan ditetapkan melalui SK Bupati Pasaman Barat
Nomor 188.45/838/BUP-PASBAR/2014 diperoleh data luasan wilayah kumuh seluas
121 Ha. Data ini menunjukkan bahwa perlu percepatan untuk pengentasan kawasan
kumuh sesuai dengan target nasional.
Perkembangan penyelenggaraan urusan persampahan selama tahun
2011-2015 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rumah tangga yang dilayani dalam
pelayanan persampahan mulai tahun 2011 sebanyak 150 KK menjadi 530 KK pada
2015. Jumlah pasar yang dikelola persampahannya juga mengalami peningkatan dari
3 pasar pada tahun 2011 menjadi 6 pasar pada tahun 2015. Jumlah armada
tahun 2010 menjadi 53 unit pada tahun 2015 untuk melayani cakupan rumah tangga
dan pasar yang dikelola.
Detail data perkembangan Indikator terkait Cipta Karya Kabupaten Pasaman
Barat dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.17.
Perkembangan Indikator Urusan terkait Cipta Karya Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2015
No Indikator Satuan
Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
1 Persentase penduduk yang mendapatkan akses air minum yang aman dan memadai
persen 65 67 69 73,5 74
2 Panjang saluran drainase m 5.881 10.977 10.977 16.437 20.554
3 Persentase rumah tinggal bersanitasi
persen 49 51 53 55 58
4 Luasan Permukiman Kumuh Km2/Ha 9654km2 121 Ha
5 Cakupan pelayanan persampahan
KK 150 200 300 415 530
6 Jumlah Pasar yang dikelola persampahannya
Lokasi 3 3 5 5 6
7 Jumlah Armada persampahan unit 10 19 32 44 53