Pengalaman menjadi Tim Penilai Jabatan
Fungsional Pustakawan IPB (1990 – 2010)
Awal Terbentuknya Pustakawan dan Tim Penilai Jabatan Fungsional Pustakawan di IPB
Pada tahun 1988, dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) No. 18 Tahun 1988 tentang Jabatan fungsional pustakawan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), IPB dengan cepat merespon SK tersebut, waktu itu pak Eri (Prof. Eriyatno) sebagai Ketua Lembaga Sumberdaya Informasi (LSI) berusaha untuk meletakan dasar-dasar penerapan jabatan
fungsional pustakawan di IPB. Dengan bantuan Bagian Kepegawaian IPB berusaha agar PNS yang bekerja di perpustakaan bisa menduduki jabatan fungsional
pustakawan. Dan saat itu IPB mengusulkan sejumlah pegawai yang memenuhi syarat ”inpassing” yang bekerja di UPT Perpustakaan IPB, UPT PMI dan unit kerja lainnya yang berkaitan dengan kepustakawanan untuk menjadi pustakawan. Segala usaha telah dilakukan baik di lingkungan IPB sendiri maupun ke Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta ke Perpustakaan Nasional RI. Alhasil berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan R.I. Nomor 193/C/1990, terhitung tanggal 1 September 1989 sejumlah 14 orang PNS IPB golongan III dan 37 orang golongan II telah menduduki jabatan fungsional pustakawan. Waktu itu saya tidak ikut diusulkan menjadi pustakawan karena masih CPNS belum memenuhi syarat untuk inpassing. Dengan adanya jabatan fungsional pustakawan ini diharapkan staf perpustakaan di lingkungan IPB termotivasi untuk semakin produktif, bukan untuk menjegal karir pustakawan dengan membuat peraturan yang mempersulit pustakawan sendiri. Tetapi
sayangnya seiring dengan berjalannya waktu setelah menjadi pustakawan banyak sekali teman2 dari luar unit perpustakaan keluar dari jabatan fungsional.
Dengan adanya sejumlah pejabat fungsional pustakawan, maka seyogyanya perlu Tim Penilai, maka berdasarkan Keputusan Rektor IPB No. 0129/C/1990 terbentuklah Tim Penilai Jabatan Fungsional Pustakawan IPB dan sekretariatnya yang
anggotanya terdiri dari gabungan antara UPT Perpustakaan dan UPT PMI yang diketaui oleh Prof. Eriyatno. Sejak tahun 1990 sampai tahun 2004 saya
diikutsertakan untuk menjadi Tim Penilai Jabatan Fungsional Pustakawan, dan bukan berarti menyalahi peraturan untuk tidak mengganti-ganti anggotanya, tetapi selalu ada pergantian anggota sebelum habis masa jabatannya. Pada periode tahun 2004 – 2007, saya mengajukan untuk tidak menjadi tim penilai, tetapi pada tahun 2007-2010 saya kembali menjadi
Tim Penilai mempunyai tugas melakukan penelitian dan penilaian DUPAK membantu pejabat pembina kepegawaian, dalam penetapan angka kredit
pustakawan serta memberikan pertimbangan teknis dalam pengangkatan jabatan fungsional Pustakawan kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. Sedangkan Sekretariat Tim Penilai bertugas untuk membantu Tim Penilai dalam melaksanakan tugas-tugasnya, diantaranya adalah;
1) menyiapkan bahan yang diperlukan untuk penilaian angka kredit,
2) memeriksa kelengkapan dan kebenaran bahan usul penetapan angka kredit yang diajukan,
3) mempersiapkan penyelenggaraan rapat tim penilai,
4) memproses PAK dan mengirimkan berkas untuk penerbitan SK
Awalnya, untuk menjalankan tugas sebagai tim penilai, kami harus belajar sendiri, tidak ada pengarahan dan pembinaan, karena semuanya serba baru, dan kami sempat membuat Juklak (Petunjuk Pelaksanaan) Penilaian Angka Kredit
Pustakawan khusus untuk di lingkungan IPB dengan merujuk pada peraturan yang sudah ada. Beruntunglah yang bertugas sekarang , karena sekarang ada rapat koordinasi tim penilai, pelatihan tim penilai dan pertemuan sejenis lainnya yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional.
Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pustakawan
Selama sekian tahun menjalankan tugas menjadi tim penilai jabatan fungsional pustakawan banyak sekali suka dukanya. Banyak julukan yang dilontarkan kepada
saya pribadi, dari mulai yang terpahit sampai dengan yang manis-manis.... Itulah resiko dalam bekerja, karena saya beranggapan bahwa semua tugas
kepustakawanan yang diberikan kepada saya harus diselesaikan dengan
sebaik-baiknya karena selain berhubungan dengan pembinaan karir seseorang juga akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah di akhirat nanti.
Dalam melakukan penilaian, beberapa hal yang diperlukan oleh Tim penilai, adalah sebagai berikut:
1. Profesional
Tim penilai selalu berusaha bersikap profesional dan objektif terhadap setiap usulan kegiatan yang akan dinilai. Dapat melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan, tanpa mempersulit pustakawan yang akan naik jabatan. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan oleh pustakawan dipertimbangkan untuk mendapat angka kreditnya. Tidak ada karena teman harus diloloskan dalam proses penilaiannya.
2. Skill
Dalam melakukan penilaian senantiasa harus selalu meningkatkan keahliannya dalam berbagai hal yang berkaitan dengan kepustakawanan, terutama dalam menilai karya ilmiah.
Tugas Tim Penilai berkaitan dengan karier orang lain, untuk itu dalam penilaian DUPAK seyogyanya harus diprioritaskan sesuai dengan periode kenaikan pangkat dan jabatan yang ditentukan oleh pemerintah.
4. Konsisten
Dengan tidak menyalahi peraturan yang telah ditetapkan, sudah banyak kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat melalui rapat-rapat pleno tim
penilai. Untuk itu dalam penilaian selain Juknis yang digunakan sebagai rujukan juga kesepakatan2 tersebut harus dilihat, dan ditinjau ulang apabila sudah tidak relevan, serta harus ada pembahasan yang komprehensif sebelum dilakukan pleno.
5. Teliti
Dalam segala pekerjaan, ketelitian merupakan hal penting untuk dilakukan,
demikian pula dalam menilai pekerjaan orang lain karena menyangkut nasib orang, jangan sampai ada yang dirugikan.
6. Bijaksana
Peraturan yang telah ditetapkan pemerintah bukan untuk mempersulit dan menjegal karir seseorang. Untuk itu penerapan peraturan harus dilaksanakan secara tegas dan bijaksana .
Selain itu, kinerja secretariat pun perlu ditingkatkan, database pustakawan perlu di update secara berkala, sehingga bisa diketahui mana yang harus naik jabatan
dan mana yang harus naik pangkat dan sebagainya. Disamping itu harus juga mengikuti dan mempelajari perkembangan peraturan-peraturan yang berlaku.
Jabatan fungsional pustakawan sudah mencapai 20 tahun lebih, tetapi kita ketahui bersama bahwa dalam menjalankan profesinya pada umumnya pustakawan belum begitu mandiri. Salah satu kemungkinannya adalah disebabkan sifat pekerjaannya yang sudah ada surat penugasan, jadi hanya melaksanakan apa yang
ditugaskan. Pada umumnya pustakawan mengerjakan tugas limpah baik untuk mengerjakan butir kegiatan di bawah tingkatannya ataupun di atasnya. Hal ini bisa dilihat dari DUPAK yang diusulkan. Selain itu, dalam setiap pengajuan DUPAK masih perlu dilakukan bimbingan.
Melihat kondisi ini, maka pembinaan harus terus dilakukan, terutama dari kepala bidang. Kepala bidang dan kepala seksi senantiasa harus terus memotivasi dan mengarahkan pustakawan di bawahnya untuk berbuat lebih banyak lagi. Selain itu agar membiasakan untuk membuat laporan harian dan bulanan sehingga setiap tahun atau tengah tahun sudah diketahui angka kredit yang telah diperoleh untuk diajukan dalam DUPAK. Selain itu dalam menetapkan staf dalam organisasi harus sudah mulai dirancang untuk menyesuaikan jabatan pustakawan dengan
pekerjaan yang ditugaskan.
Penutup
Dalam mengembangkan perpustakaan diharapkan perlu adanya motivasi yang tinggi oleh seorang pustakawan, karena tanpa motivasi yang tinggi maka kegiatan kepustakawanan tidak akan tercapai sesuai dengan visi dan misi yang telah
dicanangkan perpustakaan .
Selain itu, kita harus senantiasa ingin melakukan hal-hal terbaik yang kita bisa, dan tidak pernah mengharapkan imbalan secara langsung terhadap apa yang dikerjakannya. Kita harus percaya, bahwa dengan melakukan yang terbaik, maka kebaikan akan datang kepada kita, dari manapun datangnya…
terbetuknya Tim Penilai, dimana pada awalnya dari segi pendanaan baik untuk operasional kegiatan maupun untuk honorarium masih minim sekali, bisa
menambah motivasi bagi teman-teman untuk bisa lebih giat lagi dalam meniti karir di bidang kepustakawanan.