• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Adapun gambaran umum yang dibahas antara lain kondisi geografis, kondisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Adapun gambaran umum yang dibahas antara lain kondisi geografis, kondisi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambaran umum terdiri dari beberapa hal penting terkait lokasi penelitian. Adapun gambaran umum yang dibahas antara lain kondisi geografis, kondisi topografis, demografi, kondisi iklim, daya tarik wisata, aksesibilitas, dan pengelolaan.

5.1.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Bogor adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Bogor secara geografis terletak antara 60 19’ - 60 47’ Lintang Selatan dan 1060 1’ - 1070 103’ Bujur Timur. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008, Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah administratif terluas (ke-6) di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Bogor memiliki luas wilayah sebesar 2.237,09 km2 yang terbagi menjadi 40 kecamatan dan 428 desa atau kelurahan. Wilayah Kabupaten Bogor memiliki batas administrasi sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan DKI Jakarta, Kabupaten Tangerang, dan

Kabupaten Bekasi.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karawang.

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak (Banten), dan

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi.

Puncak adalah kawasan wisata yang berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kawasan ini merupakan bagian sebelah Selatan dari Kabupaten Bogor. Kawasan Puncak bermula dari pertigaan Ciawi di Kabupaten Bogor hingga

(2)

Cimacan di Kabupaten Cianjur. Secara administrasi kawasan Puncak terdiri dari tiga kecamatan, yaitu: Kecamatan Ciawi, Kecamatan Megamendung, dan Kecamatan Cisarua. Kecamatan Ciawi memiliki jumlah desa terbanyak yaitu 13 desa, sedangkan Kecamatan Megamendung terdiri dari 11 desa dan Kecamatan Cisarua sebanyak 10 desa.

5.1.2. Kondisi Topografis

Ketinggian tempat di Kabupaten Bogor berkisar dari 15 meter di atas permukaan laut (dpl) pada dataran di bagian utara hingga 2.500 meter dpl pada puncak-puncak gunung di bagian selatan. Kawasan Puncak merupakan daerah dataran tinggi dengan kelerengan yang tergolong cukup terjal. Wilayah Kabupaten Bogor merupakan wilayah hulu bagi wilayah-wilayah di sebelah Utara (Tangerang, Depok, Jakarta, dan Bekasi) dimana sungai-sungai mengalir dari bagian selatan ke arah utara yang meliputi enam Daerah Aliran Sungai yaitu: DAS Cidurian, Cimanceuri, Cisadane, Ciliwung, Bekasi dan Citarum (khususnya DAS Cipamingkis dan Cibeet).

Sungai-sungai pada masing-masing DAS tersebut mempunyai fungsi yang sangat strategis yaitu sebagai sumber air irigasi pertanian, perikanan, rumah tangga dan industri serta drainase utama wilayah. Selain itu, terdapat situ-situ yang berfungsi dalam peresapan air dan dapat juga dimanfaatkan dalam usaha perikanan, penampungan air dan rekreasi.

Hutan yang tersisa di Puncak semakin berkurang akibat pembangunan villa dan perluasan pemukiman warga tanpa izin. Menurut data Dinas Tata Bangunan dan Permukiman Kabupaten Bogor (2010), dari 59.486 bangunan di Kecamatan Ciawi, Megamendung, dan Cisarua, baru 12.844 bangunan yang

(3)

memiliki izin mendirikan bangunan atau sekitar seperlimanya. Pengerasan tanah akibat pendirian gedung-gedung perkantoran, kompeks perumahan, lapangan parkir, dan sebagainya di bekas daerah hutan pegunungan tersebut memberikan andil besar atas terjadinya banjir di kawasan Jabotabek.

Berdasarkan data P4W IPB pada tahun 2008, ada 216,85 hektar hutan konservasi yang dimanfaatkan sebagai perkebunan, permukiman, villa, dan semak terbuka. Inkonsistensi tata ruang terburuk terjadi di Kecamatan Cisarua. Dari 7.406,3 hektar luas kawasannya, sebanyak 1.742,58 hektar lahan melanggar Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor 2005-2025.

5.1.3. Demografi

Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 Provinsi Jawa Barat, jumlah penduduk Kabupaten Bogor tercatat sebanyak 4.771.932 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.452.562 jiwa atau 51% dan perempuan sebanyak 2.319.370 jiwa atau 49% (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2010). Pekerja sektor informal di Kabupaten Bogor berdasarkan survei Angkatan Kerja Nasional tahun 2009 sebanyak 884.112 penduduk.

Tabel 3 menggambarkan pekerja sektor informal menurut lapangan usaha pada pekerjaan utama. Terlihat bahwa pekerja sektor informal terserap paling banyak di dua lapangan usaha utama, yaitu: perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi sebesar 35,99%, pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan sebesar 30,09%, sedangkan lapangan usaha yang sama sekali tidak menyerap sektor informal adalah sektor listrik, gas dan air minum. Lapangan usaha yang sedikit menyerap pekerja sektor informal adalah sektor pertambangan

(4)

dan penggalian (0,25%) dan lembaga keuangan, usaha persewaan dan jasa perusahaan (0,41%).

Tabel 3. Persentase Pekerja Sektor Informal menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Bogor Tahun 2009

Lapangan Usaha Persentase (%)

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 30,09

Pertambangan dan Penggalian 0,25

Industri 8,44

Listrik, Gas dan Air Minum 0,00

Konstruksi 4,48

Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 35,99

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 13,04

Lembaga Keuangan, Usaha Persewaan & Jasa Perusahaan 00,41

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 7,30

Persentase Total 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2009)

5.1.4. Kondisi Iklim

Iklim di Kabupaten Bogor termasuk Iklim Tropis tipe A (Sangat Basah) di bagian selatan dan tipe B (Basah) di bagian utara. Suhu berkisar rata-rata antara 20˚C sampai 30˚C. Curah hujan tahunan antara 2.500 mm sampai lebih dari 5.000 mm/tahun, kecuali di wilayah bagian utara yang berbatasan dengan DKI Jakarta, Tangerang dan Bekasi yang curah hujannya kurang dari 2.500 mm/tahun. Kawasan Puncak yang merupakan bagian Kabupaten Bogor sebelah selatan memiliki jumlah curah hujan yang sangat tinggi mencapai 2.500 mm atau lebih per tahunnya. Biasanya hujan turun pada waktu siang hari sampai sore hari, mulai dari pukul 11.00 sampai 16.00.

Selama 10 tahun terakhir ini, terjadi perubahan iklim di kawasan Puncak Bogor. Perubahan iklim ditandai dengan meningkatnya suhu udara rata-rata, curah hujan, dan jumlah hari hujan tiap tahunnya. Selain itu, terjadi perubahan kecepatan angin yang semakin menurun di Puncak.

(5)

5.1.5. Daya Tarik Wisata

Puncak merupakan kawasan wisata yang memiliki banyak daya tarik serta didukung dengan fasilitas-fasilitas yang memadai. Selain suasana yang nyaman, kawasan Puncak juga memiliki obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Banyak para wisatawan yang rela menunggu arus lalu lintas lancar demi bisa menikmati suasana di kawasan Puncak. Beberapa aktifitas wisata yang sudah sangat populer dan banyak diminati oleh wisatawan di kawasan Puncak antara lain:

1. Wisata Kebun Teh

Wisata ini merupakan salah satu wisata utama yang berada di kawasan Puncak, Bogor dan sudah terkenal sejak lama. Wisata ini ramai dikunjungi oleh pengunjung yang ingin melihat dan menikmati keindahan panorama alam Puncak. Aktivitas berjalan kaki mengelilingi kebun teh ini merupakan pengalaman yang menyenangkan dan dapat merelaksasi suasana hati yang tegang dengan kesibukan sehari-hari. Kita juga dapat melihat proses produksi teh dari pemetikan teh hingga menjadi daun teh kering siap konsumsi. Salah satu tempat wisata kebun teh di kawasan Puncak adalah wisata kebun teh Gunung Mas.

2. Wisata Paralayang

Paralayang adalah jenis wisata olahraga yang menggunakan parasut dan biasanya dilakukan di bukit gunung sebagai landasan pacu. Wisata ini adalah jenis wisata yang agak menantang dimana pengunjung dapat bertualang dengan ikut serta terbang layang, sejenak bebas lepas melayang di langit gunung yang indah. Kegiatan wisata ini sangat tergantung pada faktor alam seperti cuaca, kecepatan angin, dan sebagainya. Faktor pendukung alam seperti angin dan cuaca ini sangat

(6)

menentukan bagi pilot tandem untuk memutuskan kita bisa terjun atau tidak. Biasanya kisaran waktu jam 11 siang hingga jam 3 sore adalah saat yang tepat untuk mencobanya.

3. Wisata Outbound

Jenis wisata outbound sangat popular di kawasan Puncak saat ini. Wisata ini bisa dinikmati oleh semua kalangan dari anak-anak hingga orang tua sehingga banyak wisatawan yang tertarik pada jenis wisata ini. Beberapa kegiatan wisata ini seperti games, flying fox, kid station, rapelling, rescue, paint ball, arung jeram dan masih banyak kegiatan lainnya. Terdapat banyak tempat wisata outbound yang populer di Puncak antara lain: Eagle Hill Camp Outbound, Passadena Village, dan beragam outbound lainnya yang terdapat di Taman Wisata Matahari (seperti flying fox Children Adventure Park, flying fox Extreme Adventure, dan arung jeram SOAR).

4. Wisata Satwa

Kawasan Puncak Bogor juga terkenal dengan wisata satwanya. Wisata satwa adalah kegiatan wisata yang memanfaatkan satwa sebagai obyek kegiatannya. Salah satu wisata satwa yang berada di kawasan Puncak adalah Taman Safari Indonesia. Wisata ini mengkoleksi beragam jenis binatang dan banyak obyek menarik yang disediakan seperti: safari park, taman burung, animal education show, elephant trail, safari sky lift, dan sebagainya. Selain itu wisata lainnya adalah taman kupu-kupu dan pertunjukkan satwa di Taman Wisata Matahari, Wisata berkuda di Gunung Mas, dan Talaga Warna yang didalamnya terdapat berbagai jenis hewan seperti: Elang Jawa, Elang Brontok, Kera, Owa Jawa, dan sebagainya.

(7)

5. Wisata Air Terjun

Daerahnya yang berupa pegunungan, menyebabkan kawasan Puncak ini memiliki banyak curug atau air terjun alami yang dijadikan sebagai tempat wisata. Wisata ini sangat menarik dan ramai dikunjungi wisatawan karena menyuguhkan pemandangan yang indah dan alami ditambah dengan suara gemericik air menambah sejuknya suasana. Beberapa obyek wisata curug andalan yang ada di kawasan Puncak adalah Curug Cilember, Curug Panjang, Curug Tujuh, dan Curug Kembar.

Tidak hanya tempat wisatanya yang menarik untuk dikunjungi, di kawasan wisata Puncak ini juga terdapat sebuah masjid yang indah dengan arsitektur yang khas yaitu Masjid Atta'awun yang berada di kawasan Puncak Pass, Kecamatan Cisarua. Masjid ini ramai disinggahi oleh wisatawan yang ingin melaksanakan ibadah ataupun untuk beristirahat sejenak, dari mesjid ini kita bisa menyaksikan pemandangan kawasan Puncak yang indah, karena dindingnya terbuat dari kaca dan letaknya berada di ketinggian. Selain itu, di sekitar area parkir mesjid ini terdapat banyak pedagang makanan dan souvenir khas Puncak.

Kabupaten Bogor memiliki tingkat kunjungan wisatawan yang tinggi untuk obyek-obyek wisatanya terutama di kawasan wisata Puncak. Banyaknya jenis wisata yang menarik di Puncak menjadikan kawasan ini ramai dikunjungi oleh wisatawan. Selain itu, wisatawan bisa dengan mudah menemukan hotel/villa di sepanjang jalan mulai dari bumi perkemahan sampai hotel berbintang sebagai tempat penginapan atau beristirahat. Tabel 4 menunjukkan banyaknya jumlah wisatawan yang mengunjungi obyek wisata dan penginapan di Kabupaten Bogor tahun 2010.

(8)

Tabel 4. Data Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bogor Tahun 2010

No Jenis Data Wisman Wisnus Total

1 ODTW 24.207 2.573.178 2.597.385 2 Hotel Bintang 12.061 345.006 357.067 3 Hotel Melati 7.114 551.175 629.461 4 Penginapan Remaja 515 535 1.050 5 Pondok Wisata 1.946 44.536 66.188 6 Bumi Perkemahan 0 1.584 1.584

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor Tahun 2010

5.1.6. Aksesibilitas

Kabupaten Bogor dapat ditempuh dari Jakarta melalui jalan bebas hambatan Jagorawi dalam waktu 30 menit. Sedangkan dari Bandung, Kabupaten Bogor dapat ditempuh dengan kendaraan beroda empat dalam waktu kurang dari tiga jam. Kawasan wisata Puncak memiliki akses yang dekat dan mudah untuk ditempuh khususnya bagi daerah yang berada di wilayah Jabodetabek. Kawasan wisata Puncak Bogor dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum maupun kendaran pribadi yaitu kendaraan roda dua, roda empat, ataupun bus. Akses menuju kawasan ini dapat ditempuh melalui jalur Ciawi dan Cisarua.

Setiap akhir pekan, kawasan Puncak selalu ramai dikunjungi wisatawan. Kawasan Puncak terletak sekitar 25 kilometer dari Kota Bogor. Kawasan Puncak dapat dicapai dalam waktu 45 menit dari Kota Bogor pada hari biasa. Namun, kondisi itu berubah pada hari Sabtu, Minggu, atau hari libur nasional yang dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencapai kawasan Puncak karena padatnya lalu lintas yang mengakibatkan kemacetan. Kepadatan lalu lintas biasanya terjadi di titik-titik lokasi obyek wisata.

Kepadatan lalu lintas terjadi karena wisatawan banyak yang menggunakan kendaraan pribadi. Mobil yang melintas di jalur Puncak sejak 29 Desember 2010 sampai 2 Januari 2011 lebih dari 50.000 unit per hari. Puncaknya terjadi pada 30

(9)

       

Desember 2010 yaitu mencapai 64.000 unit ditambah jumlah sepeda motor yang melintas per hari diperkirakan dua sampai tiga kali lipat jumlah mobil2.

Sementara itu, lebar badan jalan rata-rata 8 meter dengan kiri-kanannya merupakan lokasi wisata dan kuliner. Padahal, kapasitas jalan itu idealnya untuk sekitar 10.000 kendaraan. Lalu lintas di kawasan Puncak Bogor pada hari-hari libur akan sangat padat. Namun, kondisi ini tidak mengurangi minat para wisatawan untuk mengunjungi kawasan Puncak Bogor.

5.1.7. Pengelolaan

Pengelolaan wisata di kawasan Puncak Bogor ada yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Wisata-wisata yang dikelola oleh pemerintah yaitu wisata kebun teh dan wisata air terjun. Wisata kebun teh yang berada di Puncak dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero). PTPN VIII ini merupakan Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan teh, karet, kina, kakao, kelapa sawit, dan getah perca. Begitu juga dengan wisata air terjun yang dikelola oleh Perum Perhutani yang merupakan Badan Usaha Milik Negara.

Wisata-wisata yang berada di Puncak Bogor sebagian besar dikelola oleh swasta, misalnya wisata paralayang yang dikelola oleh Persatuan Layang Gantung Indonesia (PLGI) Kabupaten Bogor dan Taman Safari Indonesia yang dikelola oleh Yayasan Taman Safari Indonesia. Jenis wisata lainnya seperti wisata outbound juga dikelola oleh swasta.

  2

(10)

Secara umum kawasan wisata Puncak belum terkelola secara maksimal. Hal ini dilihat dari masih banyaknya sarana dan prasarana wisata yang rusak, terdapat beberapa potensi pariwisata yang belum terkelola secara maksimal, padatnya arus lalu lintas khususnya pada saat weekend, pembangunan pemukiman yang semakin pesat, dan sebagainya. Pengelolaan yang belum maksimal ini juga disebabkan karena kurangnya sumber daya manusia pengelola, biaya pengelolaan, dan minimnya infrastruktur.

5.2. Gambaran Umum Responden Penelitian

Penelitian mengenai analisis dampak perubahan iklim mikro terhadap permintaan wisata di kawasan Puncak Bogor menggunakan responden pengunjung wisata. Responden ini terdiri dari empat jenis, yaitu pengunjung wisata outbound, pengunjung wisata paralayang, pengunjung wisata kebun teh, dan pengunjung penginapan hotel/villa.

5.2.1. Karakteristik Sosial Ekonomi

Wisatawan yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 60 orang. Responden terdiri dari 63% laki-laki dan 37% perempuan. Umur responden pengunjung dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu kelompok responden dengan kategori umur 17-23 tahun yang berjumlah sebanyak 34% dari total responden. Kategori kedua berumur 24-50 tahun sebanyak 63%, dan responden dengan umur lebih dari 50 tahun sebanyak 3%. Pengunjung wisata di kawasan Puncak sebagian besar berada pada kategori 24-50 tahun, hal ini menunjukkan bahwa Puncak sebagai kawasan wisata yang amat diminati oleh semua golongan usia.

(11)

Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah lulusan SMA yaitu sebanyak 50%, responden berpendidikan terakhir Perguruan Tinggi sebanyak 39%, sementara itu responden lulusan SMP sebanyak 8% dan sisanya 3% adalah responden lulusan SD. Berdasarkan kategori pekerjaan, sebagian besar responden bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 38%, pegawai swasta sebanyak 30%, pelajar dan mahasiswa sebanyak 22%, Pegawai Negeri Sipil sebanyak 7%, dan sebanyak 3% responden adalah TNI.

Sebagian besar responden pengunjung kawasan wisata Puncak sebanyak 32% memiliki tingkat pendapatan pada kisaran Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 per bulan. Sebanyak 23% responden memilki pendapatan pada kisaran Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 per bulan, sebanyak 22% responden wisatawan memiliki tingkat pendapatan kurang dari Rp 1.000.000 per bulan, sebanyak 10% responden memiliki pendapatan pada kisaran Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000 per bulan. Sebanyak 5% responden memiliki tingkat pendapatan lebih dari Rp 6.000.000 per bulan dan 5% responden lainnya memiliki kisaran pendapatan Rp 4.000.000 – Rp 5.000.000 per bulan, sisanya sebanyak 3% responden memiliki pendapatan pada kisaran Rp 5.000.000 – Rp 6.000.000 per bulan. Karakteristik sosial ekonomi responden pengunjung wisata kawasan Puncak tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.

(12)

Tabel 5. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Wisatawan

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Wanita 21 37

Laki-laki 39 63

Total 60 100

Usia Frekuensi Persentase (%)

17-23 20 34

24-50 38 63

>50 2 3

Total 60 100

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SD 2 3

SMP 5 8

SMA 30 50

Perguruan Tinggi 23 39

Total 60 100

Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Pelajar/Mahasiswa 13 22

Pegawai Negeri Sipil 4 7

Pegawai Swasta 18 30

Wiraswasta 23 38

TNI 2 3

Total 60 100

Pendapatan Frekuensi Persentase (%)

< Rp 1.000.000 13 22 Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000 19 32 Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000 14 23 Rp 3.000.000 - Rp 4.000.000 6 10 Rp 4.000.000 - Rp 5.000.000 3 5 Rp 5.000.000 - Rp 6.000.000 2 3 > Rp 6.000.000 3 5 Total 60 100

Sumber : Data primer diolah (2011)

5.2.2. Daerah Asal

Sebagian besar pengunjung wisata kawasan Puncak berasal dari wilayah Jabodetabek. Proporsi wisatawan dari wilayah Jabodetabek sebanyak 93% dengan komposisi responden yang berasal dari Bogor sebanyak 40%, Jakarta sebanyak 25%, Bekasi sebanyak 18%, Depok dan Tangerang masing-masing sebanyak 5%.

(13)

Kemudian sebesar 3% berasal dari luar Jawa Barat, dan sisanya masing-masing 2% berasal dari Sukabumi dan Sumedang. Sebaran daerah asal wisatawan dapat dilihat pada Gambar 2.

Sumber : Data primer diolah (2011)

Gambar 2. Sebaran Daerah Asal Wisatawan Kawasan Puncak

5.2.3. Motivasi Kunjungan

Sebagian besar responden pengunjung wisata kawasan Puncak memiliki motivasi kunjungan untuk refreshing yaitu sebanyak 75% dari total responden. Responden beralasan selain untuk menikmati panorama alam dan suasana yang nyaman, juga karena banyaknya pilihan wisata menarik di kawasan Puncak. Kemudian sebanyak 23% responden memiliki motivasi kunjungan untuk piknik dan kumpul keluarga, dan sisanya sebanyak 2% memiliki motivasi kunjungan untuk pendidikan dan penelitian. Sebaran motivasi kunjungan wisatawan dapat dilihat pada Gambar 3.

(14)

Sumber : Data primer diolah (2011)

Gambar 3. Sebaran Motivasi Kunjungan Wisatawan ke Kawasan Puncak

5.2.4. Frekuensi Kunjungan

Sebanyak 73% responden melakukan kunjungan wisata ke kawasan Puncak sebanyak 1-15 kali dalam satu tahun terakhir. Wisatawan yang berkunjung 16-30 kali sebanyak 18% dan sebanyak 9% responden melakukan kunjungan sebanyak lebih dari 30 kali dalam satu tahun terakhir. Banyaknya frekuensi kunjungan wisatawan dalam satu tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.

Sumber : Data primer diolah (2011)

Gambar 4. Sebaran Frekuensi Kunjungan Wisatawan ke Kawasan Puncak

5.2.5. Cara Kedatangan

Kedatangan responden ke kawasan wisata Puncak sebagian besar dilakukan bersama teman sebanyak 55% menunjukkan bahwa kawasan wisata Puncak sebagai lokasi wisata yang lebih baik dinikmati dalam rombongan besar. Sebanyak 42% responden pengunjung datang bersama keluarga, dan sisanya

(15)

sebanyak 3% datang sendiri. Sebaran cara kedatangan responden wisatawan dapat dilihat pada Gambar 5.

Sumber : Data primer diolah (2011)

Gambar

Tabel 5. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Wisatawan
Gambar 3. Sebaran Motivasi Kunjungan Wisatawan ke Kawasan Puncak

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada proses pencampuran partikel keramik ke dalam matrik cair, partikel keramik SiC biasanya tidak terbasahi permukaannya oleh matrik cair atau wettability yang kurang, dan

Dengan menggunakan program komputer kita juga dapat menentukan banyaknya faktor umum berdasarkan pada banyaknya nilai eigen dari matriks korelasi R atau dari matriks varians

Barulah pada tanggal 29 September, tampaknya ada sesuatu yang dapat dianggap lebih konkret, dengan munculnya Brigjen Mustafa Sjarif Soepardjo melaporkan kepada

Pasien gawat (dalam keadaan stabil) harus ditemani oleh Dokter atau perawat yang telah menguasai dan mampu melakukan teknik-teknik life saving serta bertanggung jawab dan

Dalam novel Pertemuan Dua Hati Karya N.H Dini ditemukan 13 kutipan yang relevan dengan tiga sub teori yang dikemukakan oleh Skinner mengenai kepribadian tokoh, yaitu

terkejut lagi ketika beberapa bulan setelah kejadian tersebut ada beberapa orang yang datang ke pasar simo untuk menawarkan penukaran uang logam tersebut dengan harga seratus

Untuk penelitian lebih lanjut, perlu mencari hubungan serta korelasi antara kadar asam folat serum pada penderita psoriasis dan berbagai derajat keparahan, serta dilakukan