Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 URAIAN UMUM
Tanah pada umumnya mempunyai karateristik yang sangat beragam
dalam setiap jenisnya. Pengujian klasifikasi tanah dilakukan di laboratorium
mekanika tanah Unika Soegijapranata, meliputi pengujian: saringan (grain
size), hidrometer, dan uji geser langsung (direct shear)merupakan pengujian
awal untuk mengetahui sifat-sifat dasar fisis dari tanah tersebut.
Salah satu tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk
mengetahui daya dukung tanah di wilayah Gunungpati, Ungaran, dan
Ngaliyan. Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian adalah sampel
tanah asli (undisturb sample) dan tanah terganggu (disturbed) pada
kedalaman ±80 cm. Sampel tanah dilakukan pengujian klasifikasi tanah
untuk mengetahui karakteristik tanah.
4.2 STUDI KASUS GUNUNGPATI
Peneliti memilih tanah wilayah Gunungpati karena wilayah tersebut
sangat berpotensi untuk dibangun perumahan khususnya di wilayah
kelurahan Ngijo, karena wilayah kelurahan Ngijo dekat dengan kampus
UNNES.
4.2.1 Klasifikasi Tanah Gunungpati
Klasifikasi tanah diperlukan agar dapat mengetahui jenis dan
karakteristik tanah.
4.2.1.1Analisis Butiran Tanah
Material tanah pada wilayah penelitian di wilayah
Gunungpati dapat berupa butiran kasar maupun butiran halus.
Oleh karena itu dilakukan penelitian atau uji analisis
distribusi ukuran butir tanah dengan pengujian saringan dan
pengujian hidrometer. Pengujian dilakukan di Laboratorium
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
a. Analisis Saringan
Hasil dari pengujian saringan diketahui bahwa tanah pada
wilayah Gunungpati mempunyai material butiran halus.
Pada Tabel (4.1) diketahui bahwa sampel tanah
mengandung 0,04% gravel, 69,6% sand, 30% silt - clay.
Tabel 4.1 Hasil Analisis Saringan Tanah Gunungpati
No.
Pengujian hidrometer didasarkan pada hasil
pengujian saringan (grain size). Menurut Bowles (1991), apabila tanah uji ≥ 20% lolos saringan No. 200, maka perlu dilakukan pengujian hidrometer.
Peneliti membuat 3 sampel pengujian hidrometer
agar mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan
pengujian saringan sampel tanah Gunungpati, persentase
tanah uji yang lolos saringan No. 200 lebih dari 20%, yaitu
sebanyak 40,04%. Oleh sebab itu dilakukan pengujian
hidrometer. Peneliti mengambil salah satu sampel tanah
dari ketiga sampel analisis hidrometer untuk memperoleh
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Gambar 4.1 Grafik Analisis Butiran Tanah Gunungpati
Sumber: Dokumen Pribadi Tabel 4.2 Prosentase Analisis Butiran Tanah Gunungpati
Persentase gravel (%) 0,04
Persentase coarse to medium sand (%) 50,6
Persentase fine sand (%) 19
Persentase silt – clay (%) 30
D10 0,004
D60 0,63
D30 0,035
Cu =
157,5
Cc =
0,5
Sumber: Dokumen Pribadi
Menurut Das (1995) sistem ini mengelompokkan tanah
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
1. Tanah berbutir kasar (coarse grained soil), yaitu: tanah
kerikil dan pasir dimana kurang dari 50% berat total
contoh tanah lolos ayakan No. 200, simbolnya dimulai
dengan huruf G adalah untuk kerikil (gravel) dan S untuk
pasir (sand)
2. Tanah berbutir halus (fine grained soil), yaitu: tanah
dimana lebih dari 50% berat total contoh tanah lolos
ayakan No. 200, simbolnya berawal dengan huruf M
untuk lanau (silt) anorganik, C untuk lempung (clay)
anorganik dan O untuk lanau-organik dan lempung
organik Simbol PT digunakan untuk tanah gambut
(peat).
Tanah yang bergradasi baik mempunyai nilai Cu > 4
(untuk tanah kerikil), Cu > 6 (untuk pasir), dan Cc antara 1 –
3 (untuk kerikil & pasir), Sedangkan hasil penelitian sempel
tanah Gunungpati Cc sebesar 0,5. Tanah tersebut bergradasi
buruk, Sedangkan nilai Cu sebesar 157,5 menunjukan
campuran tanah berpasir. Saringan No. 4 diameter 4,75 mm
persentase kerikil tertahan kurang dari 50% yaitu 0,04%, dan
persentase pasir lolos lebih dari 50% yaitu 69,6% maka
termasuk jenis tanah pasir bergradasi buruk sedikit
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Tabel 4.3 Klasifikasi Tanah Gunungpati
Sumber: Buku Teknik Fondasi 1 (Hardiyatmo, 1996)
4.2.1.2Uji Geser Langsung
Nilai kuat geser langsung diperoleh dari hubungan
nilai tegangan normal dan tegangan geser tanah yang
dilakukan dengan uji direct shear. Dari hasil pengujian direct
shear akan didapatkan nilai sudut geser tanah dan kohesi
tanah. Pada pengujian direct shear diperoleh pula nilai berat
isi tanah asli yaitu sebesar 1,82 t/m3.
Sampel tanah Gunungpati yang digunakan dalam uji
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
jenis tanah pasir bergradasi buruk sedikit mengandung
butiran halus.
Dalam pengujian uji geser langsung peneliti
melakukan pengujian sebanyak 3 kali percobaan dengan
beban yang berbeda-beda yaitu 5 kg, 10 kg dan 15 kg agar
memperoleh nilai sudut geser tanah dan kohesi tanah yang
akurat. Dalam Tabel (4.4) ditampilkan nilai-nilai tegangan
normal dan tegangan geser maksimum.
Tabel 4.4 Tegangan-tegangan Normal dan Geser Maks Tanah Gunungpati
Beban (Kg)
Tegangan Normal (Kg/cm2)
Tegangan Geser Maks (Kg/cm2)
5 0,1769 1,5476
10 0,3539 1,7714
15 0,5308 2,0032
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara Tegangan Geser dengan Peralihan Horizontal Tanah Gunungpati
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Gambar 4.3 Grafik Nilai Phi dan Kohesi Tanah Gunungpati
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Nilai yang didapat:
c = 1,4 Kg/cm2
= TAN-1
= TAN-1
= 47,290
Tabel 4.5 Diskripsi Tanah Berdasarkan Phi Tanah Gunungpati
Soil Description Class (0)
Silty sand, sand- silt mix SM 34
Clayey sand, sand- clay mix SC 31
Silt and clayey silts ML 32
Clay of low plasticity CL 28
Clayey silts, elasticsilt MH 25
Clay of hight plasticity CH 19
Lempung padat >30
Lempung lunak <19
Sumber: Laporan Praktikum Mekanika Tanah UNIKA Soegijapranata
Berdasarkan percobaan diperoleh nilai > 340 yaitu
= 47,290 dari Tabel (4.5) didapat tanah termasuk “Pasir
Kelanauan”, dimana tanah tersebut memiliki tekstur kaku dan
keras ketika ditekan dengan ibu jari.
4.2.2 Nilai CBR Berdasarkan Uji DCP Tanah Gunungpati
Pada pengujian di lapangan diperoleh nilai DCP berdasarkan
kedalaman konus yang masuk ke dalam tanah dengan satu kali
tumbukan palu. Untuk mengetahui besarnya nilai CBR, maka
ditentukan sembilan titik pengujian DCP dengan lima puluh kali
tumbukan palu pada masing-masing titik.
4.2.2.1Nilai CBR Berdasarkan Rumus Log Tanah Gunungpati
Dalam perhitungan CBR berdasarkan Rumus Log,
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
1998) dengan material yang diuji agregat tanah dasar dan
kohesif.
Berdasarkan hasil pengujian di lapangan diperoleh
nilai DCP di lapangan yang bervariasi, oleh karena itu nilai
CBR lapangan yang diperoleh berbeda-beda setiap titik
pengujian DCP di lapangan. Hasil perhitungan nilai CBR
berdasarkan persamaan Log model dapat dilihat pada Tabel
(4.6).
Tabel 4.6 Nilai CBR dengan Persamaan Log Model Tanah Gunungpati
Titik Ke CBR (%)
Log
1 32,96646
2 25,43474
3 24,25551
4 25,37602
5 26,60949
6 26,85809
7 27,64969
8 27,501
9 25,38787
Sumber: Dokumen Pribadi
4.2.2.2Nilai CBR Berdasarkan Grafik Korelasi Nilai CBR Tanah
Gunungpati
Untuk mengetahui nilai CBR berdasarkan grafik
korelasi, dibutuhkan kedalaman konus DCP yang masuk ke
dalam tanah setiap lima tumbukan. Maka akan didapat grafik
hubungan antara kedalaman dengan penetrasi. Hasil
perhitungan nilai CBR berdasarkan Grafik Korelasi CBR
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Tabel 4.7 Nilai CBR dengan Grafik Korelasi CBR Tanah
4.2.2.3Nilai CBR Metode Log dengan Metode Grafik Korelasi Nilai
CBR Tanah Gunungpati
Hasil perhitungan nilai CBR lapangan berdasarkan
persamaan Log Model dengan grafik korelasi dapat dilihat
pada Tabel (4.8).
berdasarkan nilai terendah. Nilai rata-rata CBR lapangan
metode Log adalah sebesar 26,89% dan metode Grafik
Korelalsi CBR adalah sebesar 25,94%. Untuk menentukan
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
seperti dalam Tabel (4.8), maka digunakan nilai Standard
Deviasi sampel untuk tingkat kesalahan maksimum 5%
dengan rumus sebagai berikut: ∑ ̅
Rumus ini digunakan karena pengumpulan data penelitian
dilakukan secara sampling. ̅
Pada Tabel (4.9) ditampilkan nilai CBR dengan metode Log.
Tabel 4.9 Nilai CBR Desain Berdasarkan Metode Log Tanah Gunungpati
Titik Ke
CBR (%)
̅ Log
1 32,96646 36,8844
2 25,43474 2,127124
3 24,25551 6,957446
4 25,37602 2,30187
5 26,60949 0,080496
6 26,85809 0,001233
7 27,64969 0,572267
8 27,501 0,369411
9 25,38787 2,266034
∑ 51,56
S 2,538707 CBR desain 22,72
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada Tabel (4.10) ditampilkan nilai CBR dengan metode
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Tabel 4.10 Nilai CBR Desain Berdasarkan Metode Grafik
Berdasarkan kedua nilai yang diperoleh dipilih CBR desain
sebesar 22,72%.
4.2.3 Hubungan antara Nilai CBR dengan Daya Dukung Ultimit Terzaghi Tanah Gunungpati
Berdasarkan olah data dari penyelidikan di lapangan untuk
mendapatkan nilai CBR desain serta penyelidikan di laboratorium
untuk mendapatkan berat isi tanah asli, nilai sudut geser dan kohesi,
maka diperoleh hasil dalam Tabel (4.11).
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Nilai CBR 0,1`` diperoleh dari hasil olah data nilai CBR
lapangan berdasarkan metode Log. Sedangkan untuk nilai ,
dan diperoleh dari hasil nilai sudut geser sebesar 47,290
kemudian ditarik garis pada grafik hubungan Ø dan , , .
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel (4.11) maka
diperoleh nilai daya dukung ultimit Terzaghi dan beban berdasarkan
nilai CBR. Nilai tersebut ditampilkan pada Tabel (4.12).
Tabel 4.12 Hasil Olah Data Perhitungan Terzaghi dan CBR pada Kedalaman 1
Pada Tabel (4.12) ditampilkan berbagai ukuran fondasi
telapak dengan qu dan CBR terkait. Agar nilai CBR dapat setara
dengan nilai qu, maka nilai CBR dikalikan dengan parameter rerata,
dengan angka sebesar 32,84 (merupakan nilai rata-rata dari hasil bagi
antara qu dengan nilai CBR). Sebagai contoh pada B = 1 m, maka
nilai qu untuk kedalaman fondasi Df = 1 m adalah sebesar 5190,64
t/m2, dan nilai pendekatan CBR sebesar 5249,98 ton. Adapun nilai
yang lebih tepat ditemukan jika B = 0,994 m dengan nilai qu sebesar
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Pada Gambar (4.4) ditampilkan hubungan antara daya
dukung ultimit berdasarkan rumus Terzaghi dengan nilai pendekatan
CBR untuk dapat mengetahui perpotongan antara daya dukung
ultimit Terzaghi dan nilai pendekatan CBR.
Gambar 4.4 Hubungan antara Daya Dukung Ultimit Terzaghi dengan Nilai Pendekatan CBR pada Kedalaman 1 meter Tanah Gunungpati
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada Gambar (4.4) dapat dilihat perpotongan antara garis
daya dukung ultimit Terzaghi dengan nilai pendekatan CBR pada B
= 0,994 m dan daya dukung sebesar 5187 t/m2.
Untuk dapat mengetahui beban izin aksial kolom, maka
diambil B praktis sebesar 1 m dan daya dukung ultimit sebesar 5187
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
ton
Berdasarkan contoh perhitungan di atas, diperoleh hasil-hasil
dengan kedalaman fondasi telapak 0,5 meter, 1 meter, 1,5 meter dan
2 meter dalam Tabel (4.13):
Tabel 4.13 Nilai Beban Izin Aksial Kolom dengan Kedalaman 0,5 meter, 1 meter, 1,5 meter, 2 meter pada Tanah Gunungpati.
Df (m) Pa (ton)
0,5 1652,67 1 1729,00 1,5 1805,67 2 1882,00
Sumber: Dokumen Pribadi
Berdasarkan Tabel (4.13) dapat diketahui semakin dalam
fondasi direncanakan, maka semakin besar pula beban izin aksial
kolom yang dapat dipikul oleh tanah tersebut.
4.3 STUDI KASUS UNGARAN
Peneliti memilih tanah wilayah Ungaran Desa Leyangan karena
wilayah tersebut dekat dengan pintu masuk Tol Ungaran, dekat dengan pusat
kota Ungaran sehingga sangat berpotensi dikembangkan untuk dijadikan
perumahan.
4.3.1 Klasifikasi Tanah Ungaran
Klasifikasi tanah diperlukan agar dapat mengetahui jenis dan
karakteristik tanah.
4.3.1.1Analisis Butiran Tanah
Material tanah pada wilayah penelitian di wilayah
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Oleh karena itu dilakukan penelitian atau uji analisis
distribusi ukuran butir tanah dengan pengujian saringan dan
pengujian hidrometer. Pengujian dilakukan di laboratorium
mekanika tanah Unika Soegijapranata.
a. Analisis Saringan
Hasil dari pengujian saringan diketahui bahwa tanah pada
wilayah Ungaran mempunyai material butiran halus. Pada
Tabel (4.14) diketahui bahwa sampel tanah mengandung
0,2% gravel, 49,8% sand, 50% silt - clay.
Tabel 4.14 Hasil Analisis Saringan Tanah Ungaran
No.
Pengujian hidrometer didasarkan pada hasil
pengujian saringan (grain size). Menurut Bowles (1991), apabila tanah uji ≥ 20% lolos saringan No. 200, maka perlu dilakukan pengujian hidrometer.
Peneliti membuat 3 sampel pengujian hidrometer
agar mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan
pengujian saringan sampel tanah Ungaran, persentase
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
yaitu sebanyak 55,24 %. Oleh sebab itu dilakukan
pengujian hidrometer. Peneliti mengambil salah satu
sampel tanah dari ketiga sampel analisis hidrometer untuk
memperoleh grafik analisis butiran tanah.
Gambar 4.5 Grafik Analisis Butiran Tanah Ungaran
Sumber: Dokumen Pribadi Tabel 4.15 Prosentase Analisis Butiran Tanah Ungaran
Persentase gravel (%) 0,2
Persentase coarse to medium sand (%) 25,8
Persentase fine sand (%) 24
Persentase silt – clay (%) 50
D10 0,00013
D60 0,1
D30 0,005
Cu =
769,231
Cc =
1,923
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Menurut Das (1995) sistem ini mengelompokkan tanah
kedalam dua kelompok, yaitu:
1. Tanah berbutir kasar (coarse grained soil), yaitu: tanah
kerikil dan pasir dimana kurang dari 50% berat total
contoh tanah lolos ayakan No. 200, simbolnya dimulai
dengan huruf G adalah untuk kerikil (gravel) dan S untuk
pasir (sand)
2. Tanah berbutir halus (fine grained soil), yaitu: tanah
dimana lebih dari 50% berat total contoh tanah lolos
ayakan No. 200, simbolnya berawal dengan huruf M
untuk lanau (silt) anorganik, C untuk lempung (clay)
anorganik dan O untuk lanau-organik dan lempung
organik Simbol PT digunakan untuk tanah gambut (peat).
Tanah yang bergradasi baik mempunyai nilai Cu > 4
(untuk tanah kerikil), Cu > 6 (untuk pasir), dan Cc antara 1 –
3 (untuk kerikil & pasir), Sedangkan hasil penelitian sempel
tanah Ungaran Cc sebesar 1,923. Tanah tersebut bergradasi
baik, Sedangkan nilai Cu sebesar 769,231 menunjukan
campuran tanah berpasir. Saringan No. 4 diameter 4,75 mm
persentase kerikil tertahan kurang dari 50% yaitu 0,2%, dan
saringan No. 200 diameter 0,075 mm persentase tanah lolos
lebih dari 50% yaitu 55,2% maka termasuk jenis tanah lanau
tak organik dan pasir sangat halus, serbuk batuan atau pasir
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Tabel 4.16 Klasifikasi Tanah Ungaran
Sumber: Buku Teknik Fondasi 1 (Hardiyatmo, 1996)
4.3.1.2Uji Geser Langsung
Nilai kuat geser langsung diperoleh dari hubungan
nilai tegangan normal dan tegangan geser tanah yang
dilakukan dengan uji direct shear. Dari hasil pengujian direct
shear juga akan didapatkan nilai sudut geser tanah dan kohesi
tanah. Pada pengujian direct shear diperoleh pula nilai berat
isi tanah asli yaitu sebesar 1,8 t/m3.
Sampel tanah Ungaran yang digunakan dalam uji
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
jenis tanah lanau tak organik dan pasir sangat halus, serbuk
batuan atau pasir halus berlanau atau berlempung.
Dalam pengujian uji geser langsung peneliti
melakukan pengujian sebanyak 3 kali percobaan dengan
beban yang berbeda-beda yaitu 5 kg, 10 kg dan 15 kg agar
memperoleh nilai sudut geser tanah dan kohesi tanah yang
akurat. Dalam Tabel (4.17) ditampilkan nilai-nilai tegangan
normal dan tegangan geser maksimum.
Tabel 4.17 Tegangan-tegangan Normal dan Geser Maks Tanah Ungaran
Beban (Kg)
Tegangan Normal (Kg/cm2)
Tegangan Geser Maks (Kg/cm2)
5 0,1769 1,1312
10 0,3539 1,4062
15 0,5308 1,5751
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Gambar 4.6 Grafik Hubungan antara Tegangan Geser dengan Peralihan Horizontal Tanah Ungaran
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Gambar 4.7 Grafik Nilai Phi dan Kohesi Tanah Ungaran
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Nilai yang didapat:
c = 1 Kg/cm2
= TAN-1
= TAN-1
= 450
Tabel 4.18 Diskripsi Tanah Berdasarkan Phi Tanah Ungaran
Soil Description Class (0)
Silty sand, sand- silt mix SM 34
Clayey sand, sand- clay mix SC 31
Silt and clayey silts ML 32
Clay of low plasticity CL 28
Clayey silts, elasticsilt MH 25
Clay of hight plasticity CH 19
Lempung padat >30
Lempung lunak <19
Sumber: Laporan Praktikum Mekanika Tanah UNIKA Soegijapranata Berdasarkan percobaan diperoleh nilai > 340 yaitu
= 450 dari Tabel (4.18) didapat tanah “Campuran
Pasir-Lanau”, dimana tanah tersebut memiliki tekstur kaku dan
keras ketika ditekan dengan ibu jari.
4.3.2 Nilai CBR Berdasarkan Uji DCP Tanah Ungaran
Pada pengujian di lapangan diperoleh nilai DCP berdasarkan
kedalaman konus yang masuk ke dalam tanah dengan satu kali
tumbukan palu. Untuk mengetahui besarnya nilai CBR, maka
ditentukan sembilan titik pengujian DCP dengan lima puluh kali
tumbukan palu pada masing-masing titik.
4.3.2.1Nilai CBR Berdasarkan Rumus Log Tanah Ungaran
Dalam perhitungan CBR berdasarkan Rumus Log,
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
1998) dengan material yang diuji agregat tanah dasar dan
kohesif.
Berdasarkan hasil pengujian di lapangan diperoleh
nilai DCP di lapangan yang bervariasi, oleh karena itu nilai
CBR lapangan yang diperoleh berbeda-beda setiap titik
pengujian DCP di lapangan. Hasil perhitungan nilai CBR
berdasarkan persamaan Log model dapat dilihat pada Tabel
(4.19).
Tabel 4.19 Nilai CBR dengan Persamaan Log Model Tanah Ungaran
Titik Ke CBR (%)
Log
1 20,28271
2 20,8364
3 18,66924
4 19,94982
5 18,76709
6 21,77669
7 23,11831
8 20,99027
9 19,95269
Sumber: Dokumen Pribadi
4.3.2.2Nilai CBR Berdasarkan Grafik Korelasi Nilai CBR Tanah
Ungaran
Untuk mengetahui nilai CBR berdasarkan grafik
korelasi, dibutuhkan kedalaman konus DCP yang masuk ke
dalam tanah setiap lima tumbukan. Maka akan didapat grafik
hubungan antara kedalaman dengan penetrasi. Hasil
perhitungan nilai CBR berdasarkan Grafik Korelasi CBR
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Tabel 4.20 Nilai CBR dengan Grafik Korelasi CBR Tanah
4.3.2.3Nilai CBR Metode Log dengan Metode Grafik Korelasi Nilai
CBR Tanah Ungaran
Hasil perhitungan nilai CBR lapangan berdasarkan
persamaan Log Model dengan grafik korelasi dapat dilihat
pada Tabel (4.21).
berdasarkan nilai terendah. Nilai rata-rata CBR lapangan
metode Log adalah sebesar 20,48% dan metode Grafik
Korelasi CBR adalah sebesar 19,94%. Untuk menentukan
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
seperti dalam Tabel (4.21), maka digunakan nilai Standard
Deviasi sampel untuk tingkat kesalahan maksimum 5%
dengan rumus sebagai berikut: ∑ ̅
Rumus ini digunakan karena pengumpulan data penelitian
dilakukan secara sampling. ̅
Pada Tabel (4.22) ditampilkan nilai CBR metode Log.
Tabel 4.22 Nilai CBR Desain Berdasarkan Metode Log Tanah Ungaran
Titik Ke
CBR (%)
̅
Log
1 20,28271 0,9806
2 20,8364 1,0348
3 18,66924 0,8308
4 19,94982 0,9487
5 18,76709 0,8395
6 21,77669 1,1304
7 23,11831 1,2739
8 20,99027 1,0502
9 19,95269 0,9489
∑ 9,0378
s 1,0629
CBR desain 18,734139
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada Tabel (4.23) ditampilkan nilai CBR metode grafik
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Tabel 4.23 Nilai CBR Desain Berdasarkan Metode Grafik Korelasi CBR Tanah Ungaran
Sumber: Dokumen Pribadi
Berdasarkan kedua nilai yang diperoleh dipilih CBR desain
sebesar 18,19%.
4.3.3 Hubungan antara Nilai CBR dengan Daya Dukung Ultimit Terzaghi Tanah Ungaran
Berdasarkan olah data dari penyelidikan di lapangan untuk
mendapatkan nilai CBR desain serta penyelidikan di laboratorium
untuk mendapatkan berat isi tanah asli, nilai sudut geser dan kohesi,
maka diperoleh hasil dalam Tabel (4.24).
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Nilai CBR 0,1`` diperoleh dari hasil olah data nilai CBR
lapangan berdasarkan metode Grafik Korelasi Nilai CBR. Sedangkan
untuk nilai , dan diperoleh dari hasil nilai sudut geser
sebesar 450 kemudian ditarik garis pada grafik hubungan Ø dan ,
, .
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel (4.24) maka
diperoleh nilai daya dukung ultimit Terzaghi dan beban berdasarkan
nilai CBR. Nilai tersebut ditampilkan pada Tabel (4.25).
Tabel 4.25 Hasil Olah Data Perhitungan Terzaghi dan CBR pada Kedalaman 1
Pada Tabel (4.25) ditampilkan berbagai ukuran fondasi
telapak dengan nilai qu dan CBR terkait. Agar nilai CBR dapat
setara dengan nilai qu, maka nilai CBR dikalikan dengan parameter
rerata, dengan angka sebesar 21,86 (merupakan nilai rata-rata dari
hasil bagi antara qu dengan nilai CBR). Sebagai contoh pada B = 1
m, maka nilai qu untuk kedalaman fondasi Df = 1 m adalah sebesar
2766,04 t/m2, dan nilai pendekatan CBR sebesar 2797,89 ton.
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
nilai qu sebesar 2764,755 t/m2 dan nilai pendekatan CBR sebesar
2764,42 ton.
Pada Gambar (4.8) ditampilkan hubungan antara daya
dukung ultimit berdasarkan rumus Terzaghi dengan nilai pendekatan
CBR untuk dapat mengetahui perpotongan antara daya dukung
ultimit Terzaghi dan nilai pendekatan CBR.
Gambar 4.8 Hubungan antara Daya Dukung Ultimit Terzaghi dengan Nilai Pendekatan CBR pada Kedalaman 1 meter Tanah Ungaran
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada Gambar (4.8) dapat dilihat perpotongan antara garis
daya dukung ultimit Terzaghi dengan nilai pendekatan CBR pada B
= 0,994 m dan daya dukung sebesar 2764 t/m2.
Untuk dapat mengetahui beban izin aksial kolom, maka
diambil B praktis sebesar 1 m dan daya dukung ultimit sebesar 2764
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
ton
ton
Berdasarkan contoh perhitungan di atas, diperoleh hasil-hasil
dengan kedalaman fondasi telapak 0,5 meter, 1 meter, 1,5 meter dan
2 meter dalam Tabel (4.26):
Tabel 4.26 Nilai Beban Izin Aksial Kolom dengan Kedalaman 0,5 meter, 1 meter, 1,5 meter, 2 meter pada Tanah Ungaran
Df (m) Pa (ton)
0,5 869,33 1 921,33 1,5 973,33 2 1025,33
Sumber: Dokumen Pribadi
Berdasarkan Tabel (4.26) dapat diketahui semakin dalam
fondasi direncanakan, maka semakin besar pula beban izin aksial
kolom yang dapat dipikul oleh tanah tersebut.
4.4 STUDI KASUS NGALIYAN
Peneliti memilih tanah wilayah Ngaliyan karena wilayah tersebut
sangat berpotensi untuk dibangun perumahan. Wilayah yang dekat BSB dan
masih banyaknya lahan kosong yang dapat dijadikan perumahan.
4.4.1 Klasifikasi Tanah Ngaliyan
Klasifikasi tanah diperlukan agar dapat mengetahui jenis dan
karakteristik tanah.
4.4.1.1Analisis Butiran Tanah
Material tanah pada wilayah penelitian di wilayah
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Oleh karena itu dilakukan penelitian atau uji analisis
distribusi ukuran butir tanah dengan pengujian saringan dan
pengujian hidrometer. Pengujian dilakukan di laboratorium
mekanika tanah Unika Soegijapranata.
a. Analisis Saringan
Hasil dari pengujian saringan diketahui bahwa tanah pada
wilayah Ngaliyan mempunyai material butiran halus. Pada
Tabel (4.27) diketahui bahwa sampel tanah mengandung
0% gravel, 65,5% sand, 34,5% silt - clay.
Tabel 4.27 Hasil Analisis Saringan Tanah Ngaliyan
No.
Pengujian hidrometer didasarkan pada hasil
pengujian saringan (grain size). Menurut Bowles (1991), apabila tanah uji ≥ 20% lolos saringan No. 200, maka perlu dilakukan pengujian hidrometer.
Peneliti membuat 3 sampel pengujian hidrometer
agar mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan
pengujian saringan sampel tanah Ngaliyan, persentase
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
yaitu sebanyak 42,78%. Oleh sebab itu dilakukan
pengujian hidrometer. Peneliti mengambil salah satu
sampel tanah dari ketiga sampel analisis hidrometer untuk
memperoleh grafik analisis butiran tanah.
Gambar 4.9 Grafik Analisis Butiran Tanah Ngaliyan
Sumber: Dokumen Pribadi Tabel 4.28 Prosentase Analisis Butiran Tanah Ngaliyan
Persentase gravel (%) 0
Persentase coarse to medium sand (%) 30
Persentase fine sand (%) 35,5
Persentase silt – clay (%) 34,5
D10 0,002
D60 0,15
D30 0,02
Cu =
75
Cc =
1,333
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Menurut Das (1995) sistem ini mengelompokkan tanah
kedalam dua kelompok, yaitu:
1. Tanah berbutir kasar (coarse grained soil), yaitu: tanah
kerikil dan pasir dimana kurang dari 50% berat total
contoh tanah lolos ayakan No. 200, simbolnya dimulai
dengan huruf G adalah untuk kerikil (gravel) dan S untuk
pasir (sand)
2. Tanah berbutir halus (fine grained soil), yaitu: tanah
dimana lebih dari 50% berat total contoh tanah lolos
ayakan No. 200, simbolnya berawal dengan huruf M
untuk lanau (silt) anorganik, C untuk lempung (clay)
anorganik dan O untuk lanau-organik dan lempung
organik Simbol PT digunakan untuk tanah gambut (peat).
Tanah yang bergradasi baik mempunyai nilai Cu > 4
(untuk tanah kerikil), Cu > 6 (untuk pasir), dan Cc antara 1 –
3 (untuk kerikil & pasir), Sedangkan hasil penelitian sempel
tanah Ngaliyan Cc sebesar 1,333. Tanah tersebut bergradasi
baik, Sedangkan nilai Cu sebesar 75 menunjukan campuran
tanah berpasir. Saringan No. 4 diameter 4,75 mm persentase
kerikil tertahan kurang dari 50% yaitu 0%, dan saringan No.
200 diameter 0,075 mm persentase tanah lolos kurang dari
50% yaitu 42,78% maka termasuk jenis tanah pasir berlanau
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Tabel 4.29 Klasifikasi Tanah Ngaliyan
Sumber: Buku Teknik Fondasi 1 (Hardiyatmo, 1996)
4.4.1.2Uji Geser Langsung
Nilai kuat geser langsung diperoleh dari hubungan
nilai tegangan normal dan tegangan geser tanah yang
dilakukan dengan uji direct shear. Dari hasil pengujian direct
shear juga akan didapatkan nilai sudut geser tanah dan kohesi
tanah. Pada pengujian direct shear diperoleh pula nilai berat
isi tanah asli yaitu sebesar 1,8 t/m3.
Sampel tanah Ngaliyan yang digunakan dalam uji
geser langsung yaitu tanah asli (undisturb) yang termasuk
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Dalam pengujian uji geser langsung peneliti
melakukan pengujian sebanyak 3 kali percobaan dengan
beban yang berbeda-beda yaitu 5 kg, 10 kg dan 15 kg agar
memperoleh nilai sudut geser tanah dan kohesi tanah yang
akurat. Dalam Tabel (4.30) ditampilkan nilai-nilai tegangan
normal dan tegangan geser maksimum.
Tabel 4.30 Tegangan-tegangan Normal dan Geser Maks Tanah Ngaliyan
Beban (Kg)
Tegangan Normal (Kg/cm2)
Tegangan Geser Maks (Kg/cm2)
5 0,1769 0,9545
10 0,3539 1,1823
15 0,5308 1,3551
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Gambar 4.10 Grafik Hubungan antara Tegangan Geser dengan Peralihan Horizontal Tanah Ngaliyan
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
(σ)
Gambar 4.11 Grafik Nilai Phi dan Kohesi Tanah Ngaliyan
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Nilai yang didapat:
c = 0,8 Kg/cm2
= TAN-1
= TAN-1
= 450
Tabel 4.31 Diskripsi Tanah Berdasarkan Phi Tanah Ngaliyan
Soil Description Class (0)
Silty sand, sand- silt mix SM 34
Clayey sand, sand- clay mix SC 31
Silt and clayey silts ML 32
Clay of low plasticity CL 28
Clayey silts, elasticsilt MH 25
Clay of hight plasticity CH 19
Lempung padat >30
Lempung lunak <19
Sumber: Laporan Praktikum Mekanika Tanah UNIKA Soegijapranata
Berdasarkan percobaan diperoleh nilai > 340 yaitu
= 450 dari tabel didapat tanah termasuk “Campuran Pasir
Lanau atau Lempung”, dimana tanah tersebut memiliki
tekstur kaku dan keras ketika ditekan dengan ibu jari.
4.4.2 Nilai CBR Berdasarkan Uji DCP Tanah Ngaliyan
Pada pengujian di lapangan diperoleh nilai DCP berdasarkan
kedalaman konus yang masuk ke dalam tanah dengan satu kali
tumbukan palu. Untuk mengetahui besarnya nilai CBR, maka
ditentukan sembilan titik pengujian DCP dengan lima puluh kali
tumbukan palu pada masing-masing titik.
4.4.2.1 Nilai CBR Berdasarkan Rumus Log Tanah Ngaliyan
Dalam perhitungan CBR berdasarkan Rumus Log,
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
1998) dengan material yang diuji agregat tanah dasar dan
kohesif.
Berdasarkan hasil pengujian di lapangan diperoleh
nilai DCP di lapangan yang bervariasi, oleh karena itu nilai
CBR lapangan yang diperoleh berbeda-beda setiap titik
pengujian DCP di lapangan. Hasil perhitungan nilai CBR
berdasarkan persamaan Log model dapat dilihat pada Tabel
(4.32).
Tabel 4.32 Nilai CBR dengan Persamaan Log Model Tanah Ngaliyan
Titik Ke CBR (%)
Log
1 24,09399
2 19,54359
3 17,36026
4 19,48003
5 17,01036
6 19,53997
7 20,39599
8 19,82454
9 19,33234
Sumber: Dokumen Pribadi
4.4.2.2 Nilai CBR Berdasarkan Grafik Korelasi Nilai CBR Tanah
Ngaliyan
Untuk mengetahui nilai CBR berdasarkan grafik
korelasi, dibutuhkan kedalaman konus DCP yang masuk ke
dalam tanah setiap lima tumbukan. Maka akan didapat grafik
hubungan antara kedalaman dengan penetrasi. Hasil
perhitungan nilai CBR berdasarkan Grafik Korelasi CBR
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Tabel 4.33 Nilai CBR dengan Grafik Korelasi CBR Tanah
4.4.2.3 Nilai CBR Metode Log dengan Metode Grafik Korelasi Nilai
CBR Tanah Ngaliyan
Hasil perhitungan nilai CBR lapangan berdasarkan
persamaan Log Model dengan Korelasi CBR dapat dilihat
berdasarkan nilai terendah. Nilai rata-rata CBR lapangan
metode Log adalah sebesar 19,62% dan metode Grafik
Korelasi CBR adalah sebesar 18,58%. Untuk menentukan
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
seperti dalam Tabel (4.34) , maka digunakan nilai Standard
Deviasi sampel untuk tingkat kesalahan maksimum 5%
dengan rumus sebagai berikut: ∑ ̅
Rumus ini digunakan karena pengumpulan data penelitian
dilakukan secara sampling. ̅
Pada Tabel (4.35) ditampilkan nilai CBR metode Log.
Tabel 4.35 Nilai CBR Desain Berdasarkan Metode Log Tanah Ngaliyan
Titik Ke
CBR (%)
̅
Log
1 24,09399 1,5080
2 19,54359 0,9922
3 17,36026 0,7829
4 19,48003 0,9858
5 17,01036 0,7517
6 19,53997 0,9918
7 20,39599 1,0807
8 19,82454 1,0209
9 19,33234 0,9709
∑ 9,0849
s 1,0657
CBR desain 17,8671
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada Tabel (4.36) ditampilkan nilai CBR metode grafik
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Tabel 4.36 Nilai CBR Desain Berdasarkan Metode Grafik Korelasi CBR Tanah Ngaliyan
Sumber: Dokumen Pribadi
Berdasarkan kedua nilai yang diperoleh dipilih CBR desain
sebesar 16,83%.
4.4.3 Hubungan antara Nilai CBR dengan Daya Dukung Ultimit Terzaghi Tanah Ngaliyan
Berdasarkan olah data dari penyelidikan di lapangan untuk
mendapatkan nilai CBR desain serta penyelidikan di laboratorium
untuk mendapatkan berat isi tanah asli, nilai sudut geser dan kohesi,
maka diperoleh hasil dalam pada Tabel (3.37).
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Nilai CBR 0,1`` diperoleh dari hasil olah data nilai CBR
lapangan berdasarkan metode Grafik Korelasi Nilai CBR. Sedangkan
untuk nilai , dan diperoleh dari hasil nilai sudut geser
sebesar 450 kemudian ditarik garis pada grafik hubungan Ø dan ,
, .
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel (4.37) maka
diperoleh nilai daya dukung ultimit Terzaghi dan beban berdasarkan
nilai CBR. Nilai tersebut ditampilkan pada Tabel (4.38).
Tabel 4.38 Hasil Olah Data Perhitungan Terzaghi dan CBR pada Kedalaman 1
Pada Tabel (4.38) ditampilkan berbagai ukuran fondasi
telapak dengan qu dan CBR terkait. Agar nilai CBR dapat setara
dengan nilai qu, maka nilai CBR dikalikan dengan perameter rerata,
dengan angka sebesar 19,80 (merupakan nilai rata-rata dari hasil bagi
antara qu dengan nilai CBR). Sebagai contoh pada B = 1 m, maka
nilai qu untuk kedalaman fondasi Df = 1 m adalah sebesar 2318,06
t/m2, dan nilai pendekatan CBR sebesar 2344,47 ton. Adapun nilai
yang lebih tepat ditemukan jika B = 0,994 m dengan nilai qu sebesar
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Pada Gambar (4.12) ditampilkan hubungan antara daya
dukung ultimit berdasarkan rumus Terzaghi dengan nilai Pendekatan
CBR untuk dapat mengetahui perpotongan garis antara daya dukung
ultimit Terzaghi dan nilai Pendekatan CBR.
Gambar 4.12 Hubungan antara Daya Dukung Ultimit Terzaghi dengan Nilai Pendekatan CBR pada Kedalaman 1 meter Tanah Ngaliyan
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada Gambar (4.12) dapat dilihat perpotongan antara garis
daya dukung ultimit Terzaghi dengan nilai pendekatan CBR pada B
= 0,994 m dan daya dukung sebesar 2316 t/m2.
Untuk dapat mengetahui beban izin aksial kolom, maka
diambil B praktis sebesar 1 m dan daya dukung ultimit sebesar 2764
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Berdasarkan contoh perhitungan di atas, diperoleh hasil-hasil
dengan kedalaman fondasi telapak 0,5 meter, 1 meter, 1,5 meter dan
2 meter seperti dalam Tabel (4.39):
Tabel 4.39 Nilai Beban Izin Aksial Kolom dengan Kedalaman 0,5 meter, 1 meter, 1,5 meter, 2 meter pada Tanah Ngaliyan
Df (m) Pa (ton)
0,5 720
1 772
1,5 824
2 876
Sumber: Dokumen Pribadi
Berdasarkan Tabel (4.39) dapat diketahui semakin dalam
fondasi direncanakan, maka semakin besar pula beban izin aksial
kolom yang dapat dipikul oleh tanah tersebut.
4.5 HUBUNGAN ANTARA NILAI CBR DENGAN DAYA DUKUNG
TANAH TERZAGHI
Hubungan antara nilai CBR dengan daya dukung tanah Terzaghi
dapat dirumuskan sesuai Tabel (4.40). Pa mewakili daya dukung tanah atau
beban izin aksial kolom berdasarkan rumus Terzaghi untuk fondasi telapak
ukuran 1 meter × 1 meter.
Tabel 4.40 Rumus Hubungan antara Pa dengan CBR
Kedalaman Rumus R2 (%)
0,5 Pa = 162,02×CBR 2037,6 99,5 1 Pa = 166,46× B 20 99,4 1,5 Pa = 170,96× B 2089,5 99,4 2 Pa = 175,41× B 211 ,9 99,3
Sumber: Dokumen Pribadi
Untuk dapat mengetahui rumus pada Tabel (4.40), maka diperlukan
nilai CBR dan beban izin aksial kolom pada masing-masing wilayah dengan
kedalaman fondasi yang berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat pada
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Tabel 4.41 Nilai CBR dan Beban Izin Aksial kolom pada Kedalaman 0,5 Gunungpati 22,72 1652,67
Sumber: Dokumen Pribadi Gunungpati 22,72 1729,00
Sumber: Dokumen Pribadi Gunungpati 22,72 1805,67
Sumber: Dokumen Pribadi Gunungpati 22,72 1882,00
Sumber: Dokumen Pribadi
Dari nilai CBR dan beban izin aksial kolom pada masing-masing
wilayah dengan kedalaman fondasi yang berbeda-beda, maka diperoleh
grafik hubungan antara tiga wilayah yaitu: Gunungpati, Ungaran dan
Ngaliyan. Grafik tersebut dapat dilihat pada Gambar (4.13), (4.14), (4.15)
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Gambar 4.13 Grafik Hubungan Nilai CBR dengan Beban Izin Aksial Kolom pada Kedalaman 0,5 meter
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 4.14 Grafik Hubungan Nilai CBR dengan Beban Izin Aksial Kolom pada Kedalaman 1 meter
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
Gambar 4.15 Grafik Hubungan Nilai CBR dengan Beban Izin Aksial Kolom pada Kedalaman 1,5 meter
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 4.16 Grafik Hubungan Nilai CBR dengan Beban Izin Aksial Kolom pada Kedalaman 2 meter
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian ini dan hasil analisis dapat
disimpulkan sebagai berikiut:
1. Berdasarkan hasil analisis di laboratorium, menurut klasifikasi Unified
Soil Classification System (USCS):
a. Wilayah Gunungpati, jenis tanahnya adalah SP atau pasir bergradasi
buruk dengan Cu = 157,5 dan Cc = 0,5
b. Wilayah Ungaran, jenis tanahnya adalah ML atau tanah lanau
berplastisitas rendah dengan Cu =769,231 dan Cc = 1,923
c. Wilayah Ngaliyan, jenis tanahnya SC atau pasir berlanau dengan Cu =
75 dan Cc = 1,3
2. Berdasarkan hasil pengujian direct shear, maka diperoleh:
a. Wilayah Gunungpati memiliki nilai kohesi (c) = 1,4 Kg/cm2, sudut
geser ( ) = 47,29o dan berat isi tanah asli (γ) = 1,82 t/m3
b. Wilayah Ungaran memiliki nilai kohesi (c) = 1 Kg/cm2, sudut geser
( ) = 45o dan berat isi tanah asli (γ) = 1,8 t/m3
c. Wilayah Ngaliyan memiliki nilai kohesi (c) = 0,8 Kg/cm2, sudut
geser ( ) = 45o dan berat isi tanah asli (γ) = 1,8 t/m3
3. Berdasarkan pengujian dengan alat DCP di lapangan diperoleh hasil nilai
CBR terendah diantara Metode Log dengan Metode Grafik Korelasi
sebagai berikut:
a. Wilayah Gunungpati diperoleh nilai CBR sebesar 22,72% (menurut
Metode Log)
b. Wilayah Ungaran diperoleh nilai CBR sebesar 18,19% (menurut
Metode Grafik Korelasi)
c. Wilayah Ngaliyan diperoleh nilai CBR sebesar 16,83% (menurut
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
4. Berdasarkan olah data dengan menggunakan rumus Terzaghi dengan
fondasi terletak pada kedalaman 1 meter, maka diperoleh:
a. Wilayah Gunungpati, diperoleh nillai qu = 5187 t/m2. Dengan ukuran
footplat 1 meter x 1 meter diperoleh nilai Pu = 5187 t/m2. Dengan
angka keamanan sebesar 3, maka diperoleh nilai Pa = 1729 t/m2.
b. Wilayah Ungaran, diperoleh nillai qu = 2764 t/m2. Dengan ukuran
footplat 1 meter x 1 meter diperoleh nilai Pu = 2764 t/m2. dengan
angka keamanan sebesar 3, maka diperoleh nilai Pa = 921,33 t/m2.
c. Wilayah Ngaliyan, diperoleh nillai qu = 2361 t/m2. Dengan ukuran
footplat 1 meter x 1 meter diperoleh nilai Pu = 2361 t/m2. Dengan
angka keamanan sebesar 3, maka diperoleh nilai Pa = 772 t/m2.
5. Setelah dianalisis secara statistik dengan derajat konvidensi sebesar 5%,
maka hubungan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Untuk kedalaman footplat fondasi 0,5 m
Pa = 162,02× B 2037,6 (dengan R2 = 99,5%)
Rumus ini dapat digunakan jika nilai CBR 0,1`` minimal 12,57%
b. Untuk kedalaman footplat fondasi 1 m
Pa = 166,46× B 20 (dengan R2 = 99,4%)
Rumus ini dapat digunakan jika nilai CBR 0,1`` minimal 12,39%
c. Untuk kedalaman footplat fondasi 1,5 m
Pa = 170,96× B 2089,5 (dengan R2 = 99,4%)
Rumus ini dapat digunakan jika nilai CBR 0,1`` minimal 12,22%
d. Untuk kedalaman footplat fondasi 2 m
Pa = 175,41× B 211 ,9 (dengan R2 = 99,3%)
Rumus ini dapat digunakan jika nilai CBR 0,1`` minimal 12,05%
5.2 SARAN
Saran-saran yang bisa penyusun berikan dalam hal penelitian ini guna
untuk menyempurnakan tugas akhir ini antara lain:
1. Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara nilai CBR dengan nilai
daya dukung tanah Terzaghi dihasilkan nilai daya dukung tanah yang
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
CBR tidak hanya dapat digunakan untuk mendesain fondasi rumah
tinggal sederhana, melainkan dapat diaplikasikan untuk mendesain
fondasi gedung bertingkat dengan kuat dukung sesuai dengan nilai yang
terdapat pada grafik hubungan antara nilai CBR dengan daya dukung
tanah Terzaghi.
2. Rumus atau persamaan yang diperoleh pada penelitian ini memiliki
kekurangan yaitu tidak bisa dipakai jika nilai CBR 0,1`` sangat kecil atau
fondasi terletak pada tanah lunak, maka peneliti menyarankan agar luas
fondasi diperbesar atau diperlukan perkuatan-perkuatan yang dapat
menjadikan fondasi tersebut mampu menahan beban yang diberikan oleh
struktur atas.
3. Berhubung nilai sudut geser tanah yang didapat berdasarkan wilayah
yang diteliti lebih besar atau sama dengan 450, maka diperlukan
penelitian yang menghasilkan sudut geser tanah kurang dari 450 agar
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2015). Semarang Dalam Angka. Semarang: BPS. Diakses
pada 15/06/2017 dari https://semarangkota.bps.go.id/index.php/publikasi/2
Bowles, J. E. (1983). Analisis dan Desain Fondasi 1 (Edisi Ketiga Jilid 1).
Jakarta: Erlangga.
Bowles, J. E. (1991). Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Edisi Kedua). Jakarta:
Das, B. M. (1995). Mekanika Tanah (Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Hardiyatmo, H. C. (1996). Teknik Fondasi 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Laporan Praktikum Mekanika Tanah II. (2015). Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.
Lengkong, P. I. L. (2013). Hubungan Nilai CBR Laboratorium dan DCP Pada
Tanah Yang Dipadatkan Pada Ruas Jalan Wori - Likupang kabupaten
Minahasa Utara. Universitas Sam Ratulangi: Jurnal Sipil Statik. Diakses
pada 26/06/2017 dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=108081&val=1013
Soedarmo, G. D. dan Purnomo, S. J. E. (1997). Mekanika Tanah 1. Yogyakarta:
Kanisius.
Tugas Akhir
Hubungan Antara Nilai California Bearing Ratio (CBR) Berdasarkan Uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Dengan Daya Dukung Tanah Terzaghi