• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 APLIKASI SISTEM INFORMASI (SISFO) PENGELOLAAN ARSIP STATIS DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH (BPAD) PROVINSI SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1 APLIKASI SISTEM INFORMASI (SISFO) PENGELOLAAN ARSIP STATIS DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH (BPAD) PROVINSI SULAWESI SELATAN"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

1

APLIKASI SISTEM INFORMASI (SISFO) PENGELOLAAN ARSIP STATIS DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH (BPAD)

PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Perpustakaan (S.I.P) Jurusan Ilmu Perpustakaan

Pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar

Oleh RIDWAN NIM. 40400112029

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : RIDWAN

NIM : 40400112029

Tempat/Tgl. Lahir : Bontopanno, 12 Oktober 1994 Jurusan : Ilmu Perpustakaan

Fakultas : Adab dan Humaniora

Alamat : RT 002/RW 001 Bontopanno Kec. Parigi Kab. Gowa Judul : Aplikasi Sistem Informasi (Sisfo) Terhadap Pengelolaan

Arsip Statis di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya. Maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata, 20 September 2016 Penulis,

RIDWAN

(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing skripsi saudara RIDWAN, Nim: 40400112029, mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi Skripsi yang bersangkutan dengan judul “APLIKASI SISTEM INFORMASI (SISFO) PENGELOLAAN ARSIP STATIS DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH (BPAD) PROVINSI SULAWESI SELATAN”. Memandang bahwa Skripsi tersebut memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan ke sidang Munaqasyah.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk diproses lebih lanjut.

Samata, 09 Agustus 2016

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Aplikasi Sistem Informasi (sisfo) Terhadap Pengelolaan Arsip Statis di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan” yang disusun oleh RIDWAN, NIM : 40400112029, Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Jumat, 12 Agustus 2016 dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Perpustakaan.

Samata, 20 September 2016

DEWAN PENGUJI

Ketua : Dr. Abd. Muin, M. Hum (…….…………..) Sekertaris : Himayah, S. Ag., S.S., M. Hum (………...) Munaqisy I : Drs. M. Jayadi, M.Ag (………...) Munaqisy II : Nurlidiawati, S.Ag., M.Pd (………...) Konsultan I : Dr. Andi Miswar, S.Ag., M.Ag (….……...) Konsultan II : A. Ibrahim, S.Ag., S.S., M.Pd (………...)

Diketahui oleh:

Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Tiada kata yang mampu mewakili rasa syukur atas segala nikmat yang tercurah selama ini. Nikmat iman, nikmat ilmu, nikmat kesehatan, nikmat kasih sayang dan begitu banyak nikmat Allah SWT yang jika dituangkan dalam sebuah tulisan maka niscaya itu tidak akan cukup air lautan untuk menjadi tintanya dan tak akan cukup ranting pepohonan di bumi ini untuk menjadi penanya.

Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, Nabi akhir zaman yang membawa dan menyiarkan Islam kepermukaan bumi.

Ucapan terima kasih yang tulus dan sebesar-besarnya penulis ucapkan teristimewah kepada kedua orang tua saya Nasir, dan Ibunda Sabaria, saudara-saudara saya dan seluruh keluarga besar di kampung halaman yaitu di Bontopanno Kabupaten Gowa yang telah mengasuh, membimbing dan membiayai penulis selama dalam pendidikan sampai selesai skripsi ini. Semoga jasanya dibalas oleh Allah SWT. Amin.

Penulis juga menyadari tanpa ada bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang di harapkan. Oleh karena itu penulis patut menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Musafir Pababbari, M. Si selaku Rektor UIN Alauddin Makassar dan para pembantu Rektor UIN Alauddin Makassar.

2. Dr. H. Barsihannor, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar dan para Wakil Dekan Fakultas Adab dan Humaniora. 3. A. Ibrahim, S. Ag.,SS.,M. Pd, Himayah, S. Ag.,SS.,MIMS., sebagai ketua

(6)

4. Dr. Andi Miswar, S. Ag.,M. Ag, selaku pembimbing I dan A. Ibrahim, S. Ag., SS.,M. Pd selaku pembimbing II yang membimbing dan mengarahkan penulis sampai tahap penyelesaian.

5. Drs. M. Jayadi, M. Ag selaku penguji I, dan Nurlidiawati, S. Ag.,M. Pd, selaku penguji II yang telah mengoreksi dan memberikan masukan untuk penyempurnaan isi skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Segenap Dosen dan seluruh civitas akademika Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar yang telah membantu, memberikan arahan, dan motivasi kepada penulis.

7. Bapak dan ibu pengelola perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, dan segenap staf yang telah banyak memberikan informasi dan data yang berhubungan dalam rangka penyelesaian skripsi ini. 8. Teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Makassar khususnya

angkatan 2012 yang telah bersama-sama menjalani perkuliahan dengan suka dan duka.

9. Nurhidayah, S. Pd yang setia mendampingi dan memberikan motivasi dengan penuh kasih sayang kepada penulis mulai dari awal penyusunan sampai penyelesaian skripsi.

Akhirnya, harapan penulis semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca demi peningkatan ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang dan semoga bantuan yang telah diberikan bernilai ibadah disisi Allah SWT dan mendapat pahala yang setimpal.

Samata, 20 September 2016

(7)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...i

PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

PENGESAHAN SKRIPSI…...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR GAMBAR /TABEL...viii

ABSTRAK...ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1-10 A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ... 7

D. Kajian Pustaka... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN TEORETIS ...11-33 A. Aplikasi Sistem Informasi (Sisfo)...11

1. Definisi aplikasi ... 11

2. Konsep dasar sistem ... 11

a. Definisi sistem...13

b. Karakteristik sistem...13

3. Konsep Dasar Informasi ... 15

a. Definisi informasi...15

b. Siklus informasi...18

c. Nilai informasi...19

4 . Konsep Sistem Informasi (Sisfo) ... 20

a. Definisi sistem informasi (Sisfo)...20

b. Komponen dasar Sistem Informasi (Sisfo...21

c. Sejarah Sistem Informasi Kearsipan...24

B. Pengelolaan Arsip Statis...27

(8)

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 35

C. Sumber Data...36

D. Instrumen Penelitian ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Teknik Pengolaham dan Analisis Data ... 39

G. Pengujian Keabsahan Data...40

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN...43-62 A. Gambaran umum Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan...43

1. Nama awal Badan Perpustakaan dan Arsip Daerag (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan………...43

2. Terbentuknya Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan………...48

3. Visi dan Misi ……….………...49

4. Tugas dan Fungsi BPAD Provinsi Sulawesi Selatan…….……...48

B. Penerapan aplikasi sistem informasi (Sisfo) di BPAD Provinsi Sulawesi Selatan...52

1. Jenis Aplikasi……….…...52

2. Jenis Jaringan……….…...52

3. Sejarah Penerapan Aplikasi Sistem Informasi (Sisfo) di BPAD Provinsi Sulawesi Selatan……….………..54

4. Proses Penginputan Arsip Statis……….…...55

5. Sistem Temu Kembali Arsip Statis Arsip Statis………...56

6. Penelusuran Arsip Statis……….…………..57

7. Output Sistem Informasi (Sisfo)………...….…...60

C. Kendala dalam Penerapan Aplikasi Sistem Informasi (Sisfo) Arsip Statis………..62

BAB V PENUTUP...63-64 A. Kesimpulan...63

B. Saran...64

DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

DAFTAR GAMBAR/ TABEL

Gambar 1.1 Siklus Informasi...19

Gambar 1.2 Blok Sistem Informasi yang Saling Berinteraksi...24

Tabel 2.1 Jadwal Aktifitas dan Persiapan Peneliti...36

Tabel 2.2 Daftar Penyumbang Arsip...47

Tabel 2.3 Statistik Jumlah Koleksi Arsip...59

(10)

ABSTRAK

Nama : RIDWAN

NIM : 40400112029

Jurusan/Fakultas : Ilmu Perpustakaan/ Adab dan Humaniora

Judul : Aplikasi Sistem Informasi (Sisfo) Terhadap Pengelolaan Arsip Statis di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan

Penelitian ini membahas tentang penerapan sebuah aplikasi Sistem Informasi yang disebut dengan Sisfo. Aplikasi ini berfungsi sebagai suatu aplikasi yang digunakan untuk mengelolah arsip statis yang ada di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan.

Pokok masalah dalam penelitian ini adalah penerapan aplikasi dan kendala yang terdapat dari penerapan aplikasi Sisfo di BPAD. Pokok masalah tersebut selanjutnya di jabarkan ke dalam beberapa submasalah atau rumusan masalah penelitian, yaitu : 1) Bagaimana aplikasi Sistem Informasi (Sisfo) pengelolaan arsip statis di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan?. 2) Apa kendala dalam proses pengelolaan arsip statis dengan Sistem Informasi (Sisfo) di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan?. Dan tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana penerapan aplikasi Sisfo dan mengetahui kendala-kendala yang terdapat dalam penerapan aplikasi Sisfo yang ada di BPAD Provinsi Sulawesi Selatan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Seperti mengetahui bagaimana penerapan Sisfo dan kendala yang terdapat dalam penerapan aplikasi Sisfo pengelolaan arsip statis yang ada di BPAD Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun sumber data penelitian ini adalah Kepala Bagian Pengolahan Arsip Statis dan para arsiparis bagian pengolahan yang terdiri dari 4 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan penelusuran referensi. Lalu teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan melalui tiga tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk dari penerapan aplikasi Sisfo di BPAD Provinsi Sulawesi Selatan adalah aplikasi ini berbasis web dengan lisensi open source. Selain itu, aplikasi ini menerapkan sistem jaringan Local Area Network (LAN). Dan kendala yang terdapat seperti fitur yang tidak dipahami dan kurangnya pemahaman arsiparis untuk memperbaiki aplikasi jika sewaktu-waktu terdapat kerusakan.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arsip selama ini sering hanya diartikan sebagai selembar atau setumpuk kertas usang yang tidak mempunyai arti dan makna. Ia hanya diartikan sebagai bagian masa lampau yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan masa kini dan masa mendatang. Terkadang ia hanya diartikan sebagai tembusan surat keluar, yang posisinya sangat tidak dipeduli, karena ia hanya ditempatkan pada urutan terbawah. Padahal arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media, yang sangat penting dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam hal ini Al Qur’an menjelaskan tentang mengingat sejarah masa lalu tercantum dalam Al Qur’an Surah An-Nisaa/4: 58 Allah SWT berfirman:



















































Terjemahnya:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (Al Qur’an dan Terjemahnya Kementerian Agama RI, 2012: 69).

(12)

sempurna dan tepat waktu, kepada pemiliknya. Yakni yang berhak menerimanya, baik amanah Allah kepada kamu maupun kepada manusia lainnya (Shihab, 2002: 581).

Adapun kaitannya ayat tersebut dengan aplikasi sistem informasi (sisfo) ialah sebagaimana yang kita ketahui bahwa lembaga kearsipan yang di dalamnya terdapat berbagai macam jenis arsip yang sangat banyak jumlahnya agar bisa tersampaikan informasinya atau ditelusur oleh pengguna secara tepat dan efisien maka perlu dilakukan pengelolaan yang tepat dengan sistem yang baku. Karena informasi yang terdapat dalam setiap arsip bagaikan suatu amanah yang diberikan kepada pengelolah untuk disampaikan kepada pengguna atau pemakai informasi.

Untuk lembaga yang kecil ataupun sederhana mungkin pengelolaan arsip tidak begitu menjadi masalah. Akan tetapi untuk lembaga kearsipan yang besar, pekerjaan pengelolaan arsip akan memerlukan perhatian yang besar dan keseriusan, mengingat keberadaan arsip dalam suatu lembaga memiliki peranan penting untuk kegiatan sehari-hari.

(13)

kearsipan sebagai “bidang pinggiran” diantara aktivitas-aktivitas kerja

lainnya.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, arsip merupakan sumber informasi untuk manajeman. Bahkan arsip dapat dipakai sebagai bahan untuk pengambilan keputusan untuk pimpinan organisasi. Mengingat pentingnya keberadaan dan fungsi arsip, maka semua dokumen (arsip) dalam suatu lembaga perlu mendapatkan penanganan khusus, sehingga arsip terpelihara, dan mudah ditemukan bila diperlukan.

Oleh karena itu, di dalam pengorganisasian arsip, membicarakan siapa yang melakukan pengelolaan arsip dalam suatu organisasi. Hal ini harus diperhatikan agar pengaturan arsip dan penanggung jawabnya dapat diketahui secara jelas. Dengan demikian pembagian tugas dan wewenang pengelolaan arsip dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dalam suatu organisasi. Dengan adanya kejelasan siapa yang mengelola dan siapa yang bertanggungjawab, maka kegiatan pengelolaan arsip dapat dilakukan dengan tertib. Hal ini juga untuk mengantisipasi saling melempar tanggung jawab dalam pengelolaan arsip yang dapat menyebabkan ketidakefektifan pengolahan arsip secara umum.

(14)

Sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan pengguna informasi, maka diperlukan sarana agar dapat dirasakan oleh setiap pelayanan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar dalam setiap transaksi pelayanan.

Apapun pelayanan kepada pengguna tentunya telah ada suatu ketetapan tata laksananya, prosedur dan kewenangan sehingga pengguna informasi puas apa yang telah diterimanya. Sehubungan dengan itu penyediaan informasi kepada masyarakat harus profesional yang memperhatikan perkembangan teknologi informasi.

Berangkat dari Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor: 64 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah provinsi Sulawesi Selatan Nomor 3 tahun 2010 tentang penyelenggaraan Kearsipan Daerah provinsi Bab VIII Pasal 49 yang mengatakan bahwa standarisasi dimaksud sebagai pedoman dalam pengadaan, penggunaan dan perawatan sarana dan prasarana kearsipan dengan tujuan dapat membantu kelancaran proses pengelolaan arsip. Maka Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan yang bergerak dalam bidang kearsipan berinisiatif dan mengimplementasikan suatu sistem atau aplikasi yang bernama Sisfo atau Sistem informasi (sisfo) Pengelolaan Arsip Statis sebagai cara untuk mempermudah dalam pengolahan dan sistem temu balik informasi arsip.

(15)

Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan. Arsip yang menjadi simpul pemersatu bangsa, bisa arsip dinamis dan bisa pula arsip statis. Realitas yang tidak dapat dipungkiri bahwa arsip merupakan tulang punggung manajemen pemerintahan dan pembangunan. Dari semua aset negara yang ada, arsip adalah aset yang paling berharga. Ia merupakan warisan nasional dari generasi ke generasi yang perlu dipelihara dan dilestarikan. Tingkat keberadaban suatu bangsa dapat dilihat dari pemeliharaan dan pelestarian terhadap arsipnya Apabila dokumen-dokumen arsip berserakan pada berbagai tempat tanpa adanya suatu mekanisme yang wajar, yang dapat menunjukkan adanya dokumen-dokumen tersebut, apabila berbagai dokumen arsip hilang atau dimusnahkan semata-mata karena tidak disadari nilai-nilai dokumen-dokumen tersebut, maka pemerintah tentu akan menanggung akibat dari pada hilangnya informasi yang dapat menyulitkan pemerintah dalam usaha-usahanya memberi pelayanan kepada rakyat.

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu unit kerja dibawah Pemerintahan Provisni Sulawesi Selatan bertanggung jawab langsung kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah sesuai Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Selatan yang memuat kedudukan, tugas pokok dan fungsi.

(16)

penulis mengamati bahwa keberadaan sistem aplikasi Sisfo di BPAD Provinsi Sulawesi Selatan yang berbentuk Open Source sangat membantu dalam proses pengoelolaan arsip statis untuk sampai pada penginventarisan arsip. Oleh karena itu peneliti mencoba mengamati bahwa dalam proses kegiatan pengolahan arsip statis, arsiparis cenderung merasa terbantu dengan adanya suatu sistem informasi yang dibandingkan dengan hanya komputer personal saja tanpa terintegrasi dengan komputer satu sama yang lainnya.

Oleh karena itu, alasan kami mengangkat judul ini yaitu, seperti kita ketahui bahwa arsip statis merupakan bukti sejarah atau merupakan sumber informasi yang tidak memiliki backup data dan bersifat vital dan bagaimana mekanisme dari sistem kerja aplikasi tersebut yang mungkin berkaitan dengan sistem otomasi yang ada di perpustakaan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana aplikasi sistem informasi (sisfo) pada pengelolaan arsip statis di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan?

(17)

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah aplikasi sistem informasi (sisfo) dalam pengelolaan arsip statis, dan kendala Sisfo dalam proses pengelolaan arsip statis yang telah diterapkan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan. 2. Deskripsi Fokus

Untuk mempermudah penulis dalam menyusun dan menganalisis pembahasan yang terkandung dalam skripsi ini, penulis menganggap perlu mengemukakan definisi dari beberapa kata yang terkandung dalam rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

a. Menurut Henfky W. Pramana (2013) aplikasi adalah suatu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti system perniagaan, game pelayanan masyarakat, periklanan, atau semua proses yang hampir dilakukan manusia

b. Menurut James Alter Sistem informasi adalah Kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi (Mulyanto, 2009: 29).

(18)

langsung maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/ atau lembaga kearsipan (Saransi, 2014: 108).

Dengan demikian yang dimaksud penulis dalam judul skripsi adalah sistem informasi merupakan kombinasi antara teknologi dan jasa manusia untuk melakukan suatu pekerjaan dengan sistem yang baku untuk mencapai tujuan tertentu yang ada di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan

D. Kajian Pustaka

Dalam proses penelusuran pustaka tersebut, penulis menemukan bebrapa referensi baik berupa buku, jurnal, dan karya tulis ilmiah lainnya yaitu sebagai berikut:

1. Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono (2015) dalam Manajemen Kearsipan Modern (Dari Konvensional ke Basis Komputer) yang menjelaskan bahwa pada dasarnya kelebihan utama dengan menggunakan sistem komputerisasi dalam pengelolaan arsip salah satunya yaitu pengguna bisa menghubungkan sistem kearsipan elektronik ke dalam sistem jaringan.

2. Abdul Hamid (2015) yang berjudul penerapan sistem informasi dan sistem layanan Perpustakaan Terapung di Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Pangkep yang menjelaskan bagaimana sistem informasi dalam pengelolaan koleksi.

(19)

sebuah Sistem informasi di perpustakaan yang berbasis web dengan menggunakan sebuah model View Control

4. Koswara (2006) dalam Dinamika Informasi dalam Era Globalisasi

yang menyatakan bahwa otomasi merupakan istilah yang sering dipakai dalama menyatakan penerapan komputer untuk menglolah, menyimpan, dan menyebarkan informasi.

5. Abdul Kadir & Terra (2006) dalam Pengenalan Teknologi Informasi

yang menyatakan bahwa teknologi komputer mencakup teknologi komputer dan teknologi komunikasi yang berupa teknologi input, output, perangkat lunak, penyimpanan serta teknologi mesin pengolah data.

6. Ahmad Saransi (2014) dalam Kearsipan Sulawesi Selatan yang berisi tentang bagaimana mekanisme dalam proses pengelolaan arsip terkhusus yang ada di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

a) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan aplikasi Sistem informasi (sisfo) pada pengeloaan arsip statis di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan. b) Untuk mengetahui kendala yang terdapat dalam proses pengelolaan

(20)

2. Kegunaan Penelitian a. Secara Teoritis

1) Sebagai suatu karya ilmiah, maka hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang sistem pengelolaan kearsipan maupun pengolahan jenis koleksi lainnya.

2) Penelitian ini diharapakan menjadi pijakan atau rujukan dalam merumuskan kebijakan dalam kerangka penelitian dan pengembangan institusi perpustakaan dan kearsipan.

3) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau pedoman dalam penerapan teknologi informasi terkhusus dalam pengelolaan arsip

b. Secara Praktis

1) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada pembaca maupun pustakwan dan arsiparis pada umumnya dalam pengimplementasian Sistem informasi (sisfo) dalam pengelolaan arsip.

2) Penelitian ini diharapkan menambah khazanah kajian ilmu pengetahuan, terkhusus mengenai implementasi aplikasi Sistem informasi (sisfo) kearsipan.

(21)

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Aplikasi Sistem Informasi (Sisfo) 1. Definisi Aplikasi

Aplikasi adalah program siap pakai yang dapat digunakan untuk menjalankan perintah-perintah dari pengguna aplikasi tersebut dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih akurat sesuai dengan tujuan pembuatan aplikasi tersebut, aplikasi mempunyai arti yaitu pemecahan masalah yang menggunakan salah satu tehnik pemprosesan data aplikasi yang biasanya berpacu pada sebuah komputerisasi yang diinginkan atau diharapkan maupun pemprosesan data yang diharapkan

Pengertian aplikasi secara umum adalah alat terapan yang difungsikan secara khusus dan terpadu sesuai kemampuan yang dimilikinya. Aplikasi merupakan suatu perangkat komputer yang siap pakai bagi user.

Sedangkan menurut para ahli aplikasi adalah:

Menurut Harip Santoso aplikasi adalah suatu kelompok file (Form, Class, Report) yang bertujuan untuk melakukan aktivitas tertentu yang saling terkait.

Henfky W. Pramana aplikasi adalah suatu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, game pelayanan masyarakat, periklanan, atau semua proses yang hampir dilakukan manusia (Santoso, 2010: 3)

(22)

Sistem mempunyai suatu konsep yang mendasari sebuah pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh berbagai pakar untuk mendefinisikan dari suatu sistem itu sendiri. Sebelum mendefinisikan suatu sistem pakar harus mempunyai konsep dasar untuk memperkuat pendefinisiannya.

Dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan.

Yaitu sistem yang lebih mengedepankan pada prosedur dan elemennya. Pemahaman sistem dengan pendekatan prosedur yaitu suatu urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Prosedur adalah rangkaian operasi yang melibatkan beberapa benda seperti ALU dan Control Unit di dalam satu atau lebih komponen seperti memory dan CPU (jika dalam sistem komputer) yang digunakan untuk menjamin penanganan dari aktifitas-aktifitas pengolahan yang terjadi serta menyelesaikan suatu kegiatan pengolahan data tertentu. Sedangkan pemahaman sistem dengan pendekatan elemen/komponen yaitu kumpulan komponen yang saling berkaitan dan saling bekerja untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem. Subsistem tersebut dapat pula terdiri dari beberapa subsistem yang lebih kecil (Siagian, 1981: 12).

Kata “sistem” mengandung arti yaitu kumpulan komponen

(23)

komponen besar saja dalam sebuah perpustakaan maupun lembaga arsip (Indrajit, 2000: 67).

a. Definisi Sistem

Berikut adalah definisi sistem menurut ahli yaitu:

Menurut Mc Leod sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan. Sistem juga merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan tertentu (Darmawan dan Fauzi, 2013: 4)

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan-tujuan .tertentu (Jogiyanto, 2005: 2).

Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, meproses serta mendistribusikan informasi. Definisi ini menggambarkan adanya interakasi (Oetomo, 2002: 32).

b. Karakteristik Sistem

Dalam suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan keluaran pengolah dan sasaran atau tujuan.

Menurut Al-bahran Bin Ladjamudin (2005 : 3) menyebutkan bahwa karakteristik sistem adalah sebagai berikut :

1) Komponen Sistem

(24)

sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari subsistem.

2) Batas Sistem

Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luar. Batas sistem ini memugkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut. 3) Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan demikian harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yan merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4) Penghubung Sistem

(25)

melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5) Masukan Sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal Maintenance Input adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat berjalan. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran sistem.

6) Keluaran Sistem

Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain.

7) Pengolahan Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8) Sasaran Sistem

(26)

3. Konsep Dasar Informasi

a. Definisi Informasi

Informasi dapat diartikan sebagai data yang telah diolah dan berguna bagi penggunanya.

Menurut Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul analisis dan desain mengatakan bahwa informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Sedangkan kualitas dari informasi tergantung dari tiga hal yaitu informasi harus akurat, tepat pada waktunya, dan relevan

Menurut Mc Leod (Darmawan dan Fauzi, 2013: 2) mengatakan bahwa kualitas dari informasi (Quality Of Information) sangat tergantung dari tiga point, yaitu:

1) Akurat (accurate)

Artinya informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan sehingga hasil dari informasi dapat digunakan sebagai acuan bagi pengguna informasi untuk mengambil keputusan.

2) Relevan (Relevance)

(27)

3) Tepat waktu (Time Liness)

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Didalam pengambilan keputusan, informasi yang sudah usang tidak lagi bernilai. Bila informasi datang terlambat sehingga pengambilan keputusan terlambat dilakukan, hal itu dapat berakibat fatal bagi pengambil keputusan (Jugiyanto, 2009: 8) 4) Lengkap (Complite)

Informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya informasi tentang penjualan yang tidak ada bulannya atau tidak ada faktunya (Susanto, 2009: 40)

Menurut Alter (Kadir, 2003) informasi yang dibutuhkan oleh manajer dapat dibagi dalam enam kategori yaitu: Comfort Information, Warning, Key Indicator, Situational Information,

Gossip, dan Eksternal Infromation.

a) Informasi penyejuk (Comfort Information)

Infomasi keadaan sekarang yang merangkum keadaan bisnis atau organisasi misalnya: ringkasan dan laporan kearsipan terakhir. Informasi ini biasanya tidak banyak digunakan, tetapi membambantu kepala atau pimpinan merasa aman terhadap operasi yang berlangsung

b) Peringatan (Warning)

(28)

peringatan sedini mungkin, sehingga cukup waktu untuk melakukan tindakan sebelum masalah penting yang tidak diharapkan benar-benar terjadi.

c) Indikator kunci (Key Indicator)

Berisi ukuran aspek-aspek penting yang berkaitan dengan kinerja organisasi. Seperti, level kunjungan pustakawan, dan digunakan untuk mrmelihara pengendalian perusahaan dan mengidentifikasi permasalahan.

d) Informasi situasional (Situational Information)

Informasi terkini tentang arsip, masalah, atau isu penting yang memerlukan pimpinan

e) Gosip

Informasi informal yang berasa dari sumber. Seperti: pihak kearsipan terkadang berguna untuk menangani suatu masalah.

f) Informasi eksternal (Eksternal Information)

Informasi yang bersal dari luar lembaga. Sering terjadi informasi ini masih hangat dan berjangka panjang. Misalnya: studi banding yang dilakukan dalam kurung waktu lima tahun terakhir.

b. Siklus Informasi

(29)

keputusan dan melakukan suatu tindakan yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model hingga kembali menghasilkan suatu informasi dan terus menerus akan berulang hingga membentuk siklus informasi (Information Circle) atau disebut juga siklus pengolahan data. Siklus informasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Siklus Informasi c. Nilai Informasi

Menurut Jogiyanto (1999) nilai dari informasi (Value Of Information) ditentukan oleh dua hal yaitu, manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis

(30)

menghubungkan suatu informasi dengan biaya untuk memperolehnya dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksirkan keuntungannya dengan satuan uang tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya (Yakub, 2012: 9)

4. Konsep Dasar Sistem Informasi (Sisfo)

Pada hakekatnya sistem informasi adalah seperangkat manusia, data dan prosedur yang bekerja sama secara koordinatif. Tekanannya terletak pada konsep sistem yang memperlihatkan bahwa berbagai komponen yang terlihat di dalamnya secara fungsional dan kooperatif mencapai tujuan yang sama. Kegiatan fungsional dan kooperatif itu meliputi pelaksanaan bisnis setiap hari, komunikasi informasi, manajemen aktifitas dan pembuatan keputusan.

a. Definisi Sistem Informasi

Menyangkut pemahaman tentang pengertian sistem informasi ini, mengutip beberapa pendapat para ahli, diantaranya:

Menurut James Alter “Sistem Informasi adalah kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi”.

Menurut Bodnar dan Hopwood “Sistem Informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna”.

Menurut Gelinas, Oram dan Wiggins “Sistem Informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada pemakai ”.

(31)

Menurut Joseph Wilkinson “Sistem Informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia, dan komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan atau lembaga”.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang terdiri dari kumpulan komponen sistem, yaitu software, hardware dan brainware yang memproses informasi menjadi sebuah output yang berguna untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam suatu organisasi (Mulyanto, 2009: 29).

b. Komponen Dasar Sistem Informasi (Sisfo)

Menurut Agus Mulyanto dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi menyatakan bahwa sistem informasi terdiri dari lima sumber daya yang dikenal sebagai komponen sistem informasi. Kelima sumber daya tersebut adalah manusia, hardware, software, data, dan jaringan. Kelima komponen tersebut memainkan peranan yang sangat penting dalam suatu sistem informasi. Namun dalam kenyataannya, tidak semua sistem informasi mencakup kelima komponen tersebut. Berikut merupakan penjelasan komponen dari sistem informasi :

1) Sumber Daya Manusia (SDM)

(32)

yang dihasilkan dari sistem informasi, sedangkan pakar sistem informasi orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi.

2) Perangkat Keras (Hardware)

Hardware adalah semua peralatan yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Sumber daya ini tidak hanya sebatas komputer saja, melainkan semua media data seperti lembaran kertas dan disk magnetic atau optikal.

3) Perangkat Lunak (Software)

Sumber daya software adalah semua rangkaian perintah (instruksi) yang digunakan untuk memproses informasi. Sumber daya ini tidak hanya berupa program saja, tetapi juga berupa prosedur.

4) Data

Data bukan hanya sekadar bahan baku untuk memasukan sebuah sistem informasi, melainkan sebagai dasar membentuk sumber daya organisasi.

5) Jaringan

(33)

jaringan seperti modem, software pengendali, serta prosesor antar jaringan (Mulyanto, 2009: 31).

Sedangkan menurut Yakub dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sistem menjelaskan bahwa informasi, komponen, dan sistem informasi tersebut disebut dengan istilah blok bangunan (building block). Komponen sistem informasi tersebut terdiri dari blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran

(output block), blok teknologi (technology block), blok basis data

(database block).

1) Blok masukan (input block), input memiliki data yang masuk ke dalam sistem informasi, juga metode-metode untuk menangkap data yang dimasukkan.

2) Blok model (model block), blok ini terdiri dari kombinasi prosedur logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data.

3) Blok keluaran (output block), produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

(34)

terdiri dari tiga bagian utama yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

5) Basis Data (database block), basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya (Yakub, 2012 : 20).

Gambar 1.2 Blok Sistem Informasi yang saling berinteraksi c. Sejarah Sistem Informasi (Sisfo) Kearsipan

1) Otomasi Arsip Pra-digital

(35)

Pada tahun 1964 isu-isu mengenai arsip digital mulai

dibicarakan di Brussel. Dalam kongres Internasional Arsiparis. Pada awalnya otomasi kearsipan berawal dari pengaruh eksternal. Pada awal tahun 1960an sejarahwan dan ilmuwan sosial mulai menggunakan komputer dalam melakukan pengolahan data.

The Federal Republic of Germany adalah salah satu badan yang menjadi pelopor dalam perkembangan otomasi arsip. Mereka menggunakan komputer sebagai indexer dalam mengakomodasi arsip yang mereka tangani. Pada awalnya sistem NARS digunakan untuk mempermudah pencarian lokasi arsip. Setelah kesuksesan project tersebut, negara-negara seperti

Australia, Kanada, Belgia, Denmark, Findlandia, Prancis, Israel,

Italia, Norwegia, Polandia dan Rumania mulai merencanakan ataupun menerapkan sistem kerasipan yang terkomputerisasi. Lembaga arsip yang pertama kali mengadopsi sistem temu kembali teks.

Untuk pengorganisasian arsip mereka adalah The Italian Nati onal Archives. Pada tahun1984 diluncurkan MARC Archival and Manuscript Control (AMC). Ini merupakan format standar untuk pengorganisasian arsip yang dapat dibaca oleh mesin. Honeywell Retrival System adalah system yang digunaan dalam pembuatan kata kunci. System ini diadaptasi dari IBM’s Document

(36)

2) Otomasi Arsip Digital

Yang dimaksud dengan fase otomasi arsip digital adalah fase dimana arsip telah disimpan dalam kesatuan yang utuh yangsepenuhnya baik dari aspek kontent ataupun penulusuran kembali telah terkomputerisasi. Sehingga penggunaan komputer menjadi syarat mutlak dalamupaya mengakses informasi yang terdapat didalam arsip.

Dari data yang dapatkan badan yang pertama kali menjadi badan yang mengorganisasi arsip digital adalah Internet Archive. Internet Archieve didirikan pada pada tahun 1996, organisasi ini adalah organisasi non-profit tujuan utamanya adalah membuat perpustakaan internet yang disuguhkan untuk peneliti, sejarahwan, mahasiswa, disabilitas (penyandang cacat) dan publik. arsip yang disimpan adalah arsip yang berhubungan dengan sejarah dalam format digital. Pada tahun 1998 OAC History berintegrasi ke dalam California Digital Library, disini awal dari pengembangan kearsipan digital.

(37)

pada struktur binary bukan pada bentuk fisik seperti masa masa sebelumnya. Pada bulan Maret tahun 2000 Kementerian Sekretaris Negara Amerika Serikat mulai merencanakan pembentukan Washington State Archives (WSA). WSA adalah sebuah repository yang khusus menyimpan arsip digital. Lokasi dari pendirian fasilitas tersebut di kota Cheney, tepatnya di

Eastern Washington University. Pada tahun 2010 dibentuk Digital Public Library Of America, terbentuknya dimulai dari pertemuan 40 orang Kepala Perpustakaan, penyandang dana, Akademisi dan Praktisi Teknologi. Pada waktu tersebut mereka sepakat untuk membuat sebuah portal terbuka yang bertujuan untuk mendistribusikan bahan-bahan digital yang ditijukan untuk pendidikan, perpustakaan, lembaga kearsipan, dan museum yang ditujkan untuk pendidikan, informasi dan memperkuat generasi saat ini dan masa depan (Karim, 2012: 56).

B. Pengelolaan Arsip Statis

Arsip sebagai informasi terekam (recorded information) merupakan endapan informasi kegiatan administrasi/ bukti transaksi pelaksaan fungsi unit kerja yang terekam dalam berbagai media.

(38)

yang tersusun secara tak teratur, tetapi terdiri dari unsur yang dapat dikenal sebagai bagian yang saling melengkapi karena mempunyai sasaran dan tujuan yang sama.

Arsip yang dibuat dan diterima oleh institusi, badan atau lembaga perlu dikelola di dalam suatu sistem kearsipan yang baik dan benar. Mengingat bahwa kegiatan dan tujuan organisasi selalu berkembang selaras dengan tuntuan jaman dan keadaan, maka demikian juga dengan jumlah arsip/volume arsip yang dihasilkan dan diterima oleh organisasi ini. Kondisi demikian meniscayakan adanya sistem kearsipan di dalam organisasi. Dengan sistem kearsipan yang sesuai kebutuhan, sederhana dalam penerapan, dan mudah dilaksanakan diharapkan arsip yang masih memiliki nilai guna arsip bagi organisasi dapat digunakan secara optimal, ditemukan dengan cepat dan tepat jika dibutuhkan. Dalam pengelolaan arsip, terdapat beberapa pekerjaan atau kegiatan kearsipan.

Pekerjaan atau kegiatan yang berkaitan dengan pengurusan arsip disebut manajemen kearsipan. Manajemen kearsipan adalah pekerjaan pengurusan arsip yang meliputi pencatatan, pengendalian dan pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan, pengawasan, pemindahan dan pemusnahan. Pekerjaan tersebut meliputi siklus hidup arsip (Life Cycle Of Archive).

(39)

kearsipan ialah untuk menyederhanakan jenis dan volume arsip serta mendayagunakan penggunaan arsip bagi peningkatan kinerja dan profesionalitas institusi atau lembaga dengan biaya yang efektif dan efisien (Amsyah, 1991: 233).

Meskipun manajemen kearsipan cenderung diterapkan dalam pengurusan arsip secara manual, namun aplikasi manajemen kearsipan yang baik dan tepat terhadap arsip manual menjadi langkah awal dan tahapan utama yang harus dijalani dalam mewujudkan sistem kearsipan yang ideal bagi organisasi. Jika manajemen kearsipan secara manual sudah berjalan baik dan tepat, maka jika di masa mendatang institusi atau lembaga memiliki rencana untuk melakukan integrasi antara manajemen kearsipan dengan teknologi informasi, kesulitan-kesulitan dan kendala yang muncul selama masa transisi penerapan teknologi informasi dalam manajemen kearsipan akan dapat diminimalisir.

Sesungguhnya yang dimaksud sistem informasi tidak harus melibatkan komputer, sistem informasi yang menggunakan komputer biasa disebut sistem informasi berbasis komputer (computer based information system atau CBIS). Tetapi dalam praktiknya sistem informasi biasa dikaitkan dengan komputer.

(40)

adalah suatu perangkat lunak yang terpadu, ditambah tata aturan yang diterapkan untuk mengelola sistem sehingga tujuan dari suatu sistem dapat tercapai. Pembangunan suatu sistem informasi baik dalam skala besar maupun kecil, tetap membutuhkan langkah-langkah tersusun dan terkoordinasi karena pembangunan sistem informasi merupakan suatu proyek pengembangan memiliki tujuan sehingga sistem informasi dapat berjalan dengan baik.

Ide membangun sistem informasi pada dasarnya merupakan ide ringan akan tetapi dengan keterlibatan beberapa unsur yang mendukung atas pembangunan tersebut, ide tersebut akan berkembang menjadi kompleks ataupun sangat kompleks. Agar kita dapat mengembangkan ide sistem informasi tersebut menjadi suatu karya maka jawabannya adalah ide tersebut perlu dikembangkan dengan dukungan perangkat pengembangan sistem informasi, serta perlu mengembangkan ide tersebut dalam tahap-tahap pembangunan sistem informasi terkhusus dalam bidang kearsipan (Darmawan dan Fauzi, 2013: 27).

(41)

Dalam paradigma life cyle of records, arsip dalam fungsinya sebagai

records kelak akan meralih menjadi archives (arsip yang menurut penilaian teknik dan hukum yang berlaku harus disimpan dan dikelola oleh lembaga kearsipan karena memilki nilai guna pertangggungjwaban nasional). Lembaga kearsipan memilki kewajiban melestarikan dan mengaktualisasikan arsip statis sebagai bahan pertanggungjawaban nasional dalam warisan budaya bangsa dalam rangka pembentukan jati diri bangsa.

Secara umum arsip statis disimpan, dilestarikan, diolah, dan didayagunakan untuk memenuhi fungsi kultural dalam rangka kehidupan kebangsaaan tanpa melepaskan arsip dari ikatan provenance dan original order-nya. Dalam rangka fungsi kultural ini pengaturan arsip statis dirancang untuk memenuhi kebutuhan layanan kesejarahan, layanan penelitian dan layanan publik, sehingga dalam pengaturannya didasarkan pada prinsip asal-usul/provenance, yakni pengaturan arsip sesuai dengan asal-usul organisasi penciptanya (is that archives be kept according to their source), dan prinsip aturan asli/ original order, yakni pengaturan arsip harus mempertahankan sistem aturan asli yang digunakan saat arsip tersebut diciptakan (is that archives should be kept according in the originally imposed on them)

(42)

bukti otentik dan terpercaya sebagai bukti sejarah dan sekaligus berfungsi sebagai memori kolektif yang menjadi simpul-simpul pemersatu bangsa seiring dengan melemahnya nilai-nilai nasionalisme dan batas-batas wilayah pada era reformasi dan globalisasi.

Layanan penelitian keilmuan juga merupakan bagian penting dan fungsi kultural arsip statis. Arsip statis yang berisi informasi tentang prestasi intelektual akan menjadi bahan kajian dalam rangka pengembangan wawasan dan kualitas hidup yang lebih baik selain memberikan kebanggan dan kehormatan kepada generasi penerusnya, serta kebanggan bangsa dalam pergaulan internasional.

Fungsi kultural juga menyangkut pemenuhan kebutuhan rakyat pada umumnya, terutama mengenai kejelasan hak dan kewajiban rakyat terhadap negara. Penyelenggaraan negara dilaksanakan dan menjadi tanggungjawab kolektif, sehingga didalamnya terdapat hak dan kewajiban individu/orang perseorangan atau organisasi. Arsip statis akan memberikan bukti-bukti otentik mengenai kejelasan hak dan kewajiban terhadap negara dan sebaliknya kewajiban negara kepada rakyatnya (check and balances).

(43)
(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian adalah kegiatan ilmiah untuk mencari dan menjelaskan kembali suatu objek atau data yang dilakukan dengan menggunakan suatu metode tertentu dan memerlukan ketelitian, kecermatan dan kecerdasan memadai. Sedangkan metode penelitian adalah suatu pekerjaan yang ilmiah yang mencakup keterpaduan antara metode dengan pendekatan yang dilakukan untuk menganalisis data dengan tujuan untuk menemukan, menguji, dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian adalah suatu pekerjaan yang bersifat ilmiah dan memerlukan ketelitian, kecermatan, dan keterpaduan antara metode dengan pendekatan yang dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang ada hingga suatu tujuan ilmiah yang lebih bersifat ilmiah.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Yaitu penelitian yang menggunakan wawancara untuk mendeskripsikan data yang penulis peroleh secara langsung untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terperinci tentang aplikasi Sistem Informasi (sisfo) Kearsipan di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan.

(45)

penelitian yang dimaksudkan memotret fenomena individual, situasi, atau kelompok tertentu yang terjadi secara kekinian. (Tajibu, 2013: 17).

Metode penelitian kualitatif merupakan metode baru, karena popularatisnya belum lama. Dinamakan metode Postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat pospostivisme atau biasa juga disebut sebagai paradigma interpretatif dan konstruktif. Yaitu memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik atau utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat (reciprocal). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. (Sugiyono, 2013: 7)

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini berlangsung selama 1 bulan yang dimulai pada tanggal 19 Juli s/d 19 Agustus 2016.

Lokasi penelitian ini bertempat di Kantor Badan Perpustakaaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak di Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 12 No. 146 Makassar.

(46)

penginvetantarisannya sudah menggunakan Sistem Informasi yang disebut dengan aplikasi Sisfo yang menjadi fokus dalam penelitian ini.

No Kegiatan Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1. Penyusuna n Proposal 2. Observasi

3. Penyusuna n Instrumen Penelitian 4.

Penelitian

5. Analisis Data 6. Pembuatan

Hasil Laporan 7. Ujian

Akhir 8. Revisi Skripsi 9. Pengganda

an Skripsi

Tabel 1.1 Jadwal Persiapan dan Aktifitas Peneliti C. Sumber Data

1. Sumber Data.

(47)

a. Data primer, merupakan data yang diperoleh dari informan yaitu staf atau operator bagian pengolahan arsip statis Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) dengan memberikan sejumlah pertanyaan sebagai cara pengumpulan data.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh untuk melengkapi data primer berupa dokumen-dokumen atau laporan yang dapat mendukung pembahasan dalam kaitannya dengan penelitian ini D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian atau Alat Pengumpul Data (APD) merupakan suatu alat untuk memperoleh data. Alat ini harus dipilih sesuai dengan jenis data yang diinginkan dalam penelitian.

Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Adapun instrumen yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data antara lain:

1. Dalam kegiatan wawancara, dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka (face to face).

(Sugiyono, 2012: 194)

(48)

E. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini penulis menggunakan tiga macam teknik dalam pengumpulan data, yaitu observasi, interview, dan dokumentasi. Berikut ini dijelaskan ketiga macam teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu: 1. Observasi (pengamatan)

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses (Sugiyono, 2010: 310). Sedangkan menurut Suwarno (2006: 224) observasi adalah melakukan pencatatan secara sistemik kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dari hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.

2. Interview (wawancara)\

Esterberg mengemukakan bahwa wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide-ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dala suatu topik tertentu (Sugiyono, 2010: 217).

(49)

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebaginya (Arikunto, 2002: 23)

Dalam pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi maka penulis akan mengumpulkan semaksimal mungkin data-data pendukung dalam penelitian ini, sehingga memudahkan penulis dapat menjelaskan dan menguraikan berbagai hal terkait, agar keabsahan dan kemurnian dari penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah suatu cara mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dan ditafsir. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan yakni metode kualitatif. Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang merupakan teknik pengolahan data yang bersifat nonstatistik.

Mile dan Huberman seperti yang dikutip oleh Salim (2006: 20), menyebutkan ada tiga langkah pengolahan data kualitatif, yakni:

1. Reduksi data

(50)

2. Penyajian data (data display)

Pada penelitian kualitatif, dimana penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Menarik kesimpulan/ Verifikasi

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas atau bahkan tidak jelas. Sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini dapat berupa hubungan kausal dan interaktif, maupun hipotesis atau teori. G. Teknik Pengujian Keabsahan Data

Data yang valid dapat diperoleh dengan melakukan uji keabsahan terhadap hasil data penelitian sesuai dengan prosedur uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif. Adapun macam-macam pengujian keabsahan antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, dan membercheck.

1. Perpanjangan Pengamatan

(51)

pengamatan dan mendalam dilakukan untuk mengecek kesesuaian dan kebenaran data yang telah diperoleh. Perpanjangan waktu pengamatan dapat diakhiri apabila pengecekan kembali data di lapangan telah kredibel.

2. Meningkatkan Ketekunan

Pengamatan yang cermat dan berkesinambungan merupakan wujud dari peningkatan ketekunan yang dilakukan oleh peneliti. Ini dimaksudkan guna meningkatkan kredibilitas data yang diperoleh. Dengan demikian, peneliti dapat mendeskripsikan data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

3. Triangulasi

Ini merupakan teknik yang mencari pertemuan pada satu titik tengah informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan pembanding terhadap data yang telah ada. Triangulasi Sumber, Menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan dan dikategorisasikan sesuai dengan apa yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut.

4. Menggunakan Bahan Referensi

(52)

peneliti selama melakukan penelitian. Bahan referensi yang dimaksud ini sangat mendukung kredibilitas data.

5. Mengadakan Membercheck

Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data atau informan. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya data tersebut valid.

(53)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan

1. Nama Awal Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan

Diawali dengan kunjungan kerja Ibu Dra. Soemartini, selaku Kepala (Ketika itu istilah Direktur) Arsip Nasional RI ke daerah Provinsi Sulawesi Selatan dala awal bula Desember 1971. Turut menyertai Beliau adalah Drs. Warsito (Sekretaris Arsip Nasional RI), Sagimun MD, dan Hardijo. BA (dari lembaga Sejarah dan Antropologi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan).

Kedatangan Kepala Arsip Nasional RI dimaksudkan untuk mengetahui potensi Arsip Statis di Daerah Sulawesi Selatan. Dengan diantar oleh Bapak Laside dan Bapak Abd. Rahim mengadakan peninjauan kebeberapa Daerah Tingkat II seperti Gowa, Majene, Polewali Mamasa (Polmas), Sengkang, Soppeng, dan Bone.

(54)

Selanjutnya surat Kepala Arsip Nasional RI Nomor E.14/I/12/1971 tanggal 28 Desember 1971 kepada Gubenur Provinsi Sulawesi Selatan mengemukakan tentang rencana kerjasama antara Arsip Nasional RI dengan perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan serta meminta bantuan Gubernur dalam lokalisasi dan invenatarisasi Arsip Statis.

Kemudian kepala Arsip Nasional RI menegluarkan surat keputusan Nomor B.3/1/1/1972 tanggal 1 januari 1972 menunjuk Drs. Abu Bakar Punagi (Asisten Kepala perwakilan Departemen Pendidkan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan) bidang kebudaaan sebagai Comptabel

Ondervoorschot Houder Routine yang mengurus dan

mempertanggungjawabkan keungan Negara Cq. Arsip Nasional Republik Nasional RI untuk keperluan pembiayaan rencana yang dimaksud.

Tanggal 26 Januari 1972 di bawah pimpinan Andi Pangeran Pettarani. Tim melapor kepada Gubernur Sulawesi Selatan menyampaikan rencana kerja dan mohon bantuan kiranya pula Bapak Gubernur Sulawesi Selatan mengenai kegiatan ini. Gubernur menyambut baik dan surat yang dimaksud dikeluarkan pada tanggal 10 Februari 1972 Nomor PPK. 6/I/27.

(55)

Kabupaten Luwu, Tana Toraja, Bone, Wajo, Soppeng, Polewali Mamasa (Polmas), dan Kota Madya Ujung Panjang.

Setelah hasil kegiatan lokalisasi dan registrasi Arsip Statis dilaporkan kepada Ibu Kepala Arsip Nasional RI dan Gubernur Sulawesi Selatan ternyata mendapat sambutan postif. Dalam suratnya Nomor PPK.6/2/39 tanggal 29 Mei 1972 kepada kepala Arsip Nasional RI membuka cabangnya di Sulawesi Selatan. Dan pada saat itu Benteng Ujung Pandang (Fort Rotterdam) atau biasa juga disebut Benteng Panynyua ditunjuk sebagai tempat perkantoran yang cukup ideal untuk cabang tersebut.

Pada tanggal 5 Oktober 1972 kepala Arsip Nasional RI Ibu Dra. Soemartini ke Ujung Pandang. Dalam kunjungan ini beliau memberikan penjelasan yang meyakinkan akan terbentuknya Persiapan Arsip Nasional Daerah Ujung Pandang. Syaratnya harus ada tenaga inti sebagai pelaksana harian yang langsung bertanggungjawab kepada Kepala Arsip Nasional RI. Berdasarkan hal itu, beberapa tim registrasi dan lokalisasi Arsip Statis membentuk tim baru yang disebut “ Team Pelaksana Persiapan Kantor Arsip Nasional Daerah Provinsi Sulawesi Selatan”. Ketua/

penanggungjawabnya juga adalah Drs. Andi Abu Bakar Punagi.

(56)

untuk kantor tim dan penyimpanan Arsip Statis. Dengan surat Kepala Arsip Nasional RI Nomor E.14/1/45/1972 tanggal 27 November 1972, Tim pelaksana persiapan telah memulai kegiatannya mengumpulkan arsip statis dari instansi-instansi dan daerah-daerah ke Benteng Ujung Pandang. Kegiatan ini didukung dengan rekomendasi Gubernur Sulawesi Selatan tanggal 6 Desember 1972 yang ditujukan kepada semua Bupati/ Walikota, dan Kepala instansi-instansi di Sulawesi Selatan.

Tapi disisi lain seiring dengan jumlah volume arsip yang semakin banyak yang telah terkumpul dan tidak tertampung lagi dalam satu ruangan, maka atas seizing Asisten Kebudayaan Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 5 Maret 1973 ruangan kantor dan depot Persiapan Perwakilan Arsip Nasional RI ditambah menjadi 21 X 6 Meter.

Harapan terbentuknya Perwakilan Arsip Daerah Nasional RI di Sulawesi Selatan semakin mendekati kenyataan, dengan surat Kepala Arsip Nasional RI Nomor F.1/1/36/1974 tanggal 19 September 1974 menyatakan bahwa sudah saatnya ditingkatkan menjadi perwakilan Arsip Nasional RI di daerah tingkat I Sulawesi Selatan.

(57)

No. Asal Arsip Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Kantor Gubernur Sulawesi Selatan

Kantor Legiun Veteran RI Daerah Sulawesi Selatan dan Tenggara

Kantor Kebudayann Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan

Pemerintah Kabupaten Gowa Pemerintah Kabupaten Wajo Pemerintah Kabupaten Bone Pemerintah Kabupaten Selayar Pemerintah Kabupaten Sinjai Pemerintah Kabupaten Bantaeng Pemerintah Kabupaten Jeneponto Pemerintah Kabupaten Maros Pemerintah Kabupaten Barru Pemerintah Kabupaten Pangkep Pemerintah Kabupaten Luwu

Pengadilan Negeri Kelas I Ujung Pandang Pengadilan Negeri Takalar

Pengadilan Negeri Luwu Pengadilan Negeri Pare-pare Pengadilan Negeri Maros Pengadilan Negeri Bantaeng

220 Kotak 19 Kotak 52 Kotak 12 Kotak 31 Kotak 13 Kotak 208 Kotak 18 Kotak 122 Kotak 45 Kotak 22 Kotak 1 Kotak 21 Kotak 20 Kotak 95 Kotak 65 Kotak 48 Kotak 17 Kotak 21 Kotak 36 Kotak

JUMLAH 1.084 Kotak

(58)

2. Terbentuknya Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

Setelah masa orde baru berubah menjadi masa reformasi maka siring itu pulalah mulai diterapkannya otonomi daerah. Dimana instansi yang berdiri sendiri dan langsung di bawah naungan Kearsipan Nasional mulai diberikan wewenang kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini Pemerintah Provinsi Sulawesi selatan itu sendiri. Secara otomatis nama kantor yang dulunya adalah Persiapan Perwakilan Arsip Nasional RI berubah menjadi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang kita kenal sekarang.

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu wilayah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara geografis menempati posisi yang amat strategis. Posisi stategis tersebut yang didukung oleh potensi yang ada dan keberhasilan pembangunan yang telah dicapai telah menempatkan Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang pembangunan dan pusat pelayanan kawasan Timur Indonesia. Berlakunya Otonomi Daerah yang merupakan pengalihan paradigma pembangunan dan birokrasi pemerintahan dari Sentralistik ke Desentralistik, sebab bagaimana yang telah diamanahkan dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah mengandung konsekuensi logis perwujudan kemandirian daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan.

(59)

Arsip disamping berperan sebagai informasi dalam penyelenggaraan administrasi dan manajemen (Arsip Dinamis) juga berperan sebagai bukti sejarah perjuangan bangsa, sumber informasi bagi penelitian dan ilmu pengetahuan. Mengantisipasi hal inilah pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan membentuk Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan melalui Peraturan Daerah Nomor 30 Tahun 2001 dan dimasukkan dalam lembaga daerah Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2001.

Badan ini adalah gabungan dari dua instansi vertical sebelum otonomi daerah, yaitu: Arsip Nasional Wilayah Sulawesi Selatan dan Perpustakaan Nasional Daerah Sulawesi Selatan, yang mana kedua instansi vertikal ini bertanggung jawab ke pusat. Jadi, dengan Perda No. 21 Tahun 2001, kedua instansi vertical tersebut ditarik menjadi perangkat daerah yang bertanggungjawabnya langsung kepada Gubernur Sulawesi Selatan melalui Sekretaris Daerah (Sekda) provinsi.

3. Visi dan Misi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

(60)

”Terdepan Dalam Pembinaan dan Pelayanan Menuju Sulawesi Selatan

Cerdas dan Budaya Tertib Arsip”.

Adapun pengertian dari visi tersebut adalah menjadikan BPAD Provinsi Sulawesi Selatan sebagai lembaga yang mampu menyajikan informasi arsip dan bahan pustaka kepada pemerintah dan masyarakat dalam rangka pencerdasan bangsa dan peneripan budaya tertib arsip.

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh SKPD/ Instansi pemerintahan sesuai dengan visi yang telah ditetapkan agar terjuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.

Dari visi tersebut BPAD Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai misi: a. Mewujudkan pembangunan perpustakaan bertarap internasional

(Strong Point tahun 2014)

b. Meningkatkan pengolahan dan penyelenggaran perpustakaan dan kearsipan.

c. Meningkatkan SDM khusus tenaga fungsional pustakawan dan arsiparis.

d. Meningkatkan promosi gemar membaca dan budaya tertib arsip. e. Meningkatkan sarana dan prasarana kearsipan.

f. Meningkatkan kualitas layanan perpustakaan dan arsip.

g. Membangun perpustakaan dan arsip bebasis teknologi dan informasi.

(61)

4. Tugas dan Fungsi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah stu unit kerja di bawah pemerintahan Pemerintah Provinsi bertanggungjwab langsung kepada Gubenur Sulawesi Selatan melalui Sekretaris Daerah sesuai Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2008 tentang organisasi, dan tata kerja Inspektorat. Badan perencanaan pembangunan daerah. Lembaga Teknis Daerah dan lembaga lain yang memuat kedudukan, tugas pokok, dan fungsi.

Untuk melaksanakan tugas penyusun pelaksanaan kebijakan daerah di Bidang Perpustakaan dan Arsip, berdasarkan atas asas desentralisasi, dokumentsi dan tugas pembantuan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang perpustakaan dan arsip meliputi deposito, pengembangan, pengolahan dan pelestarian bahan pustaka, layanan, otomasi, pengembangan jaringan informasi perpustakaan, pengolahan, pelestarian arsip, pembinaan, dan pengembangan kearsipan.

(62)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

Gambar

Tabel 2.2 Daftar Penyumbang Arsip......................................................................47
Gambar 1.1 Siklus Informasi
Gambar 1.2 Blok Sistem Informasi yang saling berinteraksi
Tabel 1.1 Jadwal Persiapan dan Aktifitas Peneliti
+2

Referensi

Dokumen terkait

merupakan panutan yang dijadikan sebagai sebuah percontohan dalam masyarakat. Haji jika dikaitkan dengan teori di atas masuk dalam kategori pertama, yaitu terbuka kemungkinan

Dengan membandingkan performansi Throughput, WIP, Utilitas setiap stasi un kerja pada prod uk tamiya ini diharapkan dapat memberikan pemahaman secara mendalam

dakwah yang dilakukan DDII Provinsi Lampung terhadap pembinaan kepada muallaf. yang pernah DDII Provinsi

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) meningkatkan kompetensi praktik siswa, dan (2) meningkatkan hasil praktik siswa melalui perancangan work preparation sheet guna

Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pengembangan sistem informasi radio berbasis web dengan menggunakan metode prototype, yang terdiri dari jurnal

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, karena hanya atas izin-Nya tugas akhir yang berjudul Perencanaan Struktur

Kontribusi daya ledak otot tungkai pada akurasi shooting dari hasil penelitian dapat diartikan bahwa semakin besar daya ledak otot tungkai yang dihasilkan maka semakin

Sedangkan perbedaannya yaitu daerah yang dijadikan tempat penelitian, pada penelitian yang sebelumnya tempat penelitiannya yaitu perairan di Ranu Pani dan Ranu Regulo