• Tidak ada hasil yang ditemukan

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 24 TAHUN 2016

TENTANG

SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SAMARINDA,

Menimbang : bahwa sesuai ketentuan Pasal 4 Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Samarinda, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Susunan organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Samarinda;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016

(2)

Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

5. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 3 tahun 2016 tentang Urusan Pemerintahan Konkuren Yang Menjadi Kewenangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Samarinda Tahun 2016 Nomor 3);

6. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 4 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Samarinda (Lembaran Daerah Kota Samarinda Tahun 2016 Nomor 4);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA SAMARINDA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Samarinda.

2. Pemerintah Daerah adalah WaliKota sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahanyang menjadi kewenangan daerahotonom Kota samarinda. 3. Walikota adalah Walikota Samarinda.

4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan DPRD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, inspektorat, dinas daerah, badan daerah dan kecamatan.

5. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Samarinda.

6. Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah unsur pelaksana teknis pada Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

7. Kelompok Jabatan Fungsional adalah pemegang jabatan fungsional yang tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu sesuai kebutuhan daerah.

8. Rencana Kerja dan Anggaran yang selanjutnya disingkat RKA adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.

9. Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DPA adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. 10. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran yang selanjutnya disingkat

DPPA adalah dokumen yang memuat perubahan pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran oleh pengguna anggaran.

(3)

BAB II

SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2

Susunan organisasi Dinas terdiri atas: a. Dinas.

b. Sekretariat membawahkan:

1. Sub Bagian Perencanaan Program; 2. Sub Bagian Keuangan; dan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahkan: 1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat;

2. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; dan 3. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga. d. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, membawahkan:

1. Seksi Surveilans dan Imunisasi;

2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan 3. Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa. e. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahkan:

1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer;

2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan; dan

3. Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional serta Registrasi Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan.

f. Bidang Sumber Daya Kesehatan, membawahkan: 1. Seksi Kefarmasian;

2. Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga; dan 3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.

g. Kelompok Jabatan Fungsional. h. UPT.

BAB III

TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu

Dinas Pasal 3

(1) Dinas mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintahan konkuren bidang kesehatan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.

(2) Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

(4)

Pasal 4

Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Dinas, mempunyai fungsi:

a. penyusunan kebijakan, program dan kegiatan bidang kesehatan;

b. perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, dan kefarmasian, alat kesehatan, dan sumber daya kesehatan; c. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan dinas kesehatan;

d. penerbitan izin bidang kesehatan;

e. pengelolaan barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab dinas kesehatan;

f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan bidangkesehatan; g. pengawasan dan pengendalian bidang kesehatan;

h. pembinaan dan pengendalian Unit Pelaksana Teknis Dinas;

i. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan atasan/pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua Sekretariat

Pasal 5

(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, monitoring dan evaluasi kepegawaian, urusan rumah tangga dinas, keprotokolan, kehumasan dan perjalanan dinas, pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan dan pengelolaan barang milik Daerah serta evaluasi dan pelaporan.

(2) Sekretariat dipimpin oleh sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas.

(3) Sekretariat membawahkan sub bagian yang dipimpin oleh kepala sub bagian dan bertanggungjawab langsung kepada sekretaris.

Pasal 6

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), Sekretariat menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan kegiatan kesekretariatan;

b. pengoordinasian penyusunan dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah;

c. pengoordinasian penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja Anggaran dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran;

d. pelaksanaan dan pembinaan ketatausahaan, ketatalaksanaan dan kearsipan;

e. pengelolaan urusan kehumasan, keprotokolan, kepustakaan, dan layanan informasi dan pengaduan;

(5)

f. pelaksanaan administrasi dan pembinaan kepegawaian;

g. pengelolaan anggaran Dinas dan penerimaan dinas/retribusi; h. pelaksanaan administrasi keuangan dan pembayaran gaji pegawai; i. pelaksanaan verifikasi Surat Pertanggungjawaban keuangan;

j. pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan;

k. fasilitasi penyusunan dan pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP), Maklumat Pelayanan dan Survey Kepuasan Masyarakat (SKM);

l. pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat/pelanggan;

m. pengelolaan pengaduan masyarakat sesuai tugas fungsi Dinas;

n. pengelolaan informasi dan dokumentasi dan pelaksanaan fungsi Pejabat Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi Pembantu;

o. pengoordinasian pengelolaan data, pengembangan sistem teknologi informasi/aplikasi untuk aplikasi yang digunakan lintas bidang pada Dinas;

p. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi; q. pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

r. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 7

Sub Bagian Perencanaan Program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a mempunyai tugas:

a. mengkoordinir pengumpulan bahan penyusunan dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Indikator Kinerja Utama, Rencana Strategis, Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan, Penetapan Kinerja dan Laporan Kinerja);

b. menyusun dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Indikator Kinerja Utama, Rencana Strategis, Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan, Penetapan Kinerja dan Laporan Kinerja);

c. melaksanakan verifikasi internal usulan perencanaan program dan kegiatan;

d. melaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas;

e. mengumpulkan data lintas bidang sebagai bahan dokumen Dinas; f. mengoordinir laporan bulanan pelaksanaan kegiatan Dinas;

g. mengoordinirpenyusunan RKA/DPA/DPPA Dinas; h. menyusun laporan tahunan Dinas;

i. melaksanakanpengelolaandatadandokumentasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas;

j. mengumpulkan dan menganalisa data hasil pelaksanaan program dan kegiatan Dinas;

k. membuat pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi;

l. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

m. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(6)

Pasal 8

Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b mempunyai tugas:

a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai dengan bidang tuganya;

b. menyusun rencana usulan kebutuhan anggaran keuangan; c. mengkoordinir penyusunan RKA/DPA/DPPA Dinas;

d. memeriksa/meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;

e. melaksanakan verifikasi SPP;

f. melaksanakan sistem akutansi pengelolaan keuangan Dinas; g. melaksanakan penyiapan surat perintah membayar (SPM); h. melaksanakan verifikasi harian atas penerimaan;

i. menyusun rekapitulasi penyerapan keuangan sebagai bahan evaluasi kinerja keuangan;

j. menyusun neraca keuangan Dinas;

k. mengkoordinir dan meneliti anggaran perubahan Dinas; l. menyusun laporan keuangan dinas;

m. membuat pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi;

n. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

o. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 9

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c mempunyai tugas:

a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang tugasnya;

b. melaksanakan pelayanan administrasi umum, kepegawaian, dan ketatausahaan;

c. mengelola tertib administrasi perkantoran dan kearsipan;

d. melaksanakan urusan rumah tangga, keamanan kantor dan mempersiapkan sarana prasarana kantor;

e. menyusun rencana kebutuhan alat-alat kantor, barang inventaris kantor/ rumah tangga;

f. melaksanakan pengadaan, pemeliharaan sarana, prasarana kantor dan pengelolaan inventarisasi barang;

g. melaksanakan pencatatan, pengadministrasian dan pengelolaan barang daerah dan aset daerah yang menjadi tanggung jawab Dinas;

h. melaksanakan pelayanan administrasi perjalanan Dinas;

i. mempersiapkan penyelenggaraan bimbingan teknis tertentu dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai;

j. menyelenggarakan administrasi kepegawaian dan penempatan pegawai non struktural dan fungsional;

k. menyusun bahan pembinaan kedisiplinan pegawai;

(7)

m. mengelola informasi dan dokumentasi dan pelaksanaan fungsi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi pembantu melalui website maupun permintaan data langsung;

n. menyusun tatalaksana dan Standar Pelayanan penanganan pengaduan dan pemberian informasi,

o. melaksanakan tugas kehumasan dan keprotokolan;

p. memfasilitasi penyusunan dan pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP), Maklumat Pelayanan dan Survey Kepuasan Masyarakat (SKM);

q. membuat pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi;

r. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

s. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan/pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga

Bidang Kesehatan Masyarakat Pasal 10

(1) Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan;

(2) Bidang Kesehatan Masyarakat dipimpin oleh kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung pada Kepala Dinas;

(3) Bidang Kesehatan Masyarakat membawahi seksi yang dipimpin oleh kepala seksi dan bertanggungjawab langsung pada kepala bidang.

Pasal 11

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi:

a. penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan kegiatan berkaitan tugas dan fungsi;

b. perumusan kebijakan di bidang peningkatan kesehatan keluarga, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;

c. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan kesehatan keluarga, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;

d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan kesehatan keluarga, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat; e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan

kesehatan keluarga, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;

(8)

f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang peningkatan kesehatan keluarga, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;

g. pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

h. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 12

Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a mempunyai tugas:

a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan berkaitan dengan tugas dan fungsi;

b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan di program kesehatan keluarga (maternal dan neonatal, bayi, balita, anak prasekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia) serta perlindungan kesehatan keluarga, program peningkatan mutu dan kecukupan gizi, kewaspadaan gizi, penanggulangan masalah gizi, dan pengelolaan konsumsi gizi;

c. menyusun rencana kegiatan kesehatan keluarga (maternal dan neonatal, bayi, balita, anak prasekolah dan remaja. (usia reproduksi dan keluarga berencana, tupoksi bkbks) dan lanjut usia) serta perlindungan kesehatan keluarga, kecukupan gizi, kewaspadaan gizi, dan pengelolaan konsumsi gizi;

d. melaksanakan kegiatan norma, standar, prosedur dan kriteria di program kesehatan keluarga (maternal dan neonatal, bayi, balita, anak prasekolah dan remaja. (usia reproduksi dan keluarga berencana, tupoksi bkbks) dan lanjut usia) serta perlindungan kesehatan keluarga, kecukupan gizi, kewaspadaan gizi, dan pengelolaan konsumsi gizi;

e. menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di program kesehatan keluarga (maternal dan neonatal, bayi, balita, anak prasekolah dan remaja. (usia reproduksi dan keluarga berencana, tupoksi bkbks) dan lanjut usia) serta perlindungan kesehatan keluarga, kecukupan gizi, kewaspadaan gizi, dan pengelolaan konsumsi gizi;

f. melaksanakan kegiatan di bidang kesehatan keluarga, perlindungan kesehatan keluarga, peningkatan mutu dan kecukupan gizi, kewaspadaan gizi, penanggulangan masalah gizi, dan pengelolaan konsumsi gizi;

g. melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan keluarga, perlindungan kesehatan keluarga, peningkatan mutu dan kecukupan gizi, kewaspadaan gizi, penanggulangan masalah gizi, dan pengelolaan konsumsi gizi

h. melaksankaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan diprogram kesehatan keluarga (maternal dan neonatal, bayi, balita, anak prasekolah dan remaja. (usia reproduksi dan keluarga berencana, tupoksi bkbks) dan lanjut usia) serta perlindungan kesehatan keluarga, kecukupan gizi, kewaspadaan gizi, dan pengelolaan konsumsi gizi;

i. menyiapkan dan melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga diprogram kesehatan keluarga (maternal dan neonatal, bayi, balita, anak

(9)

prasekolah dan remaja. (usia reproduksi dan keluarga berencana, tupoksi bkbks) dan lanjut usia)serta perlindungan kesehatan keluarga, kecukupan gizi, kewaspadaan gizi, dan pengelolaan konsumsi gizi;

j. membuat pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi;

k. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

l. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 13

Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf b mempunyai tugas:

a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan yang berkaitan dengan bidang tugasnya;

b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan di bidang strategi komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan dan penyebarluasan informasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;

c. menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang strategi komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan dan penyebarluasan informasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;

d. menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang strategi komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan dan penyebarluasan informasi dan pemberdayaan masyarakat;

e. menyiapkan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang strategi komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan dan penyebarluasan informasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;

f. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang strategi komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;

g. membuat laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi; h. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

i. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 14

Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Kesehatan Olahraga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf c mempunyai tugas: a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan yang

berkaitan dengan bidang tugasnya;

b. menyusun menyiapkan perumusan kebijakan diprogram kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olahraga;

c. menyiapkan pelaksanaan kebijakan diprogram kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olahraga;

d. menyiapkan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria diprogram kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olahraga;

e. menyiapkan pemberianbimbingan teknis dan supervisi diprogram kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olahraga;

(10)

f. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan diprogram kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olahraga;

g. membuat laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi; h. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

i. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Pasal 15

(1) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas merumuskan kebijakan, bahan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular serta pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;

(2) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dipimpin oleh kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas;

(3) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit membawahi seksi yang dipimpin oleh kepala seksi dan bertanggungjawab langsung kepada kepala bidang.

Pasal 16

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai fungsi:

a. pelaksanaan dan penyusunan rencana program dan kegiatan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi;

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular serta pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;

c. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular serta pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan gangguan jiwa;

d. penyiapan norma, standar, prosedur dan kriteria surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular serta pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan gangguan jiwa;

e. penyiapan bahan bimbingan teknis, supervisi bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan gangguan jiwa;

f. penyiapan rencana kegiatan surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan gangguan jiwa;

g. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka pencegahan dan pengendalian penyakit;

h. pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan wabah/ klb;

i. penurunan angka kesakitan dan kematian penyakit potensial wabah;

j. pembuatan laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi;

(11)

j. pelaksanaantugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 17

Seksi Surveilans dan Imunisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) huruf a mempunyai tugas:

a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi;

b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan di bidang kewaspadaan dini, respon kejadian luar biasa dan wabah, deteksi dan intervesi penyakit infeksi emerging, karantina kesehatan dan pelayanan kesehatan haji, kegiatan imunisasi dasar, imunisasi lanjutan dan imunisasi khusus;

c. menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang kewaspadaan dini, deteksi dan intervesi penyakit infeksi emerging karantina kesehatan dan pelayanan kesehatan haji, kegiatan imunisasi dasar, imunisasi lanjutan dan imunisasi khusus;

d. menyiapkan bahan penyusunan norma, prosedur, standar dan kriteria di bidang kewaspadaan dini, deteksi dan intervesi penyakit infeksi emerging karantina kesehatan dan pelayanan kesehatan haji, kegiatan imunisasi dasar, imunisasi lanjutan dan imunisasi khusus;

e. menyiapkan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kewaspadaan dini, deteksi dan intervesi penyakit infeksi emerging karantina kesehatan dan pelayanan kesehatan haji, kegiatan imunisasi dasar, imunisasi lanjutan dan imunisasi khusus;

f. menyiapkan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang kewaspadaan dini, deteksi dan intervesi penyakit infeksi emerging, karantina kesehatan dan pelayanan kesehatan haji, kegiatan imunisasi dasar, imunisasi lanjutan dan imunisasi khusus;

l. membuat laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi; m. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

g. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 18

Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) huruf b mempunyai tugas:

a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi;

b. menyiapkanbahan perumusan kebijakan pencegahan dan pengendalian penyakit menular;

c. menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakanpencegahan dan pengendalian penyakit menular;

d. menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria pencegahan dan pengendalian penyakit menular;

e. menyiapkan bahan bimbingan teknis, supervisi pencegahan dan pengendalian penyakit menular;

(12)

f. menyiapkan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pencegahan dan pengendalian penyakit menular;

g. membuat laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi;

h. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

i. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 19

Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) huruf c mempunyai tugas:

a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi;

b. menyiapkan perumusan kebijakan di bidang pecegahan dan pengendalian penyakit tidak menular(paru kronik dan gangguan imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker dan kelainan darah, diabetes melitus dan gangguan metabolik serta gangguan indera dan fungsional, kecelakaan lalu lintas), kesehatan jiwa dan napza;

c. menyiapkan pelaksanakan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular(paru kronik dan gangguan imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker dan kelainan darah, diabetes melitus dan gangguan metabolik serta gangguan indera dan fungsional, kecelakaan lalu lintas), kesehatan jiwa dan napza;

d. menyiapkan penyusunan norma,standar, prosedur dan kriteria di bidang pecegahan dan pengendalian penyakit tidak menular(paru kronik dan gangguan imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker dan kelainan darah, diabetes melitus dan gangguan metabolik serta gangguan indera dan fungsional, kecelakaan lalu lintas), kesehatan jiwa dan napza;

e. memberikan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pecegahan dan pengendalian penyakit tidak menular(paru kronik dan gangguan imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker dan kelainan darah, diabetes melitus dan gangguan metabolik serta gangguan indera dan fungsional, kecelakaan lalu lintas), kesehatan jiwa dan napza;

f. melaksanakan pemantauan dan evaluasi dan pelaporan di bidang pecegahan dan pengendalian penyakit tidak menular(paru kronik dan gangguan imunologi, jantung dan pembuluh darah, kanker dan kelainan darah, diabetes melitus dan gangguan metabolik serta gangguan indera dan fungsional, kecelakaan lalu lintas), kesehatan jiwa dan napza;

g. membuat laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi;

h. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

i. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(13)

Bagian Kelima

Bidang Pelayanan Kesehatan Pasal 20

(1) Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan tradisional serta registrasi fasilitas pelayanan kesehatan.

(2) Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas;

(3) Bidang Pelayanan Kesehatan membawahi seksi yang dipimpin oleh kepala seksi dan bertanggungjawab langsung kepada kepala bidang.

Pasal 21

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi:

a. penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan kegiatan sesuai bidang tugasnya;

b. penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan tradisional serta registrasi fasilitas pelayanan kesehatan;

c. penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan tradisional serta registrasi fasilitas pelayanan kesehatan;

d. penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan tradisional serta registrasi fasilitas pelayanan kesehatan;

e. pemantauan evaluasi, dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan tradisional serta registrasi fasilitas pelayanan kesehatan;

f. pembuatan laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya;

g. pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

h. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 22

Seksi Pelayanan Kesehatan Primer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) huruf amempunyai tugas:

a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi;

b. menyiapkan perumusan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan primer meliputi upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan pada pusat kesehatan masyarakat di semua wilayah serta kesehatan primer pada klinik dan praktik perorangan;

c. menyiapkan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan primer melalui upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan

(14)

pada pusat kesehatan masyarakat di semua wilayah , serta kesehatan primer pada klinik dan praktik perorangan;

d. menyiapkan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pelayanan kesehatan primer melalui upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan pada pusat kesehatan masyarakat di semua wilayah serta kesehatan primer pada klinik dan praktik perorangan;

e. menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelayanan kesehatan primer melalui upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan pada pusat kesehatan masyarakat di semua wilayah, serta kesehatan primer pada klinik dan praktik perorangan;

f. melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan primer melalui upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan pada pusat kesehatan masyarakat di semua wilayah, serta kesehatan primer pada klinik dan praktik perorangan;

g. melaksanakan peran pelayanan kesehatan primer dalam krisis kesehatan; h. melaksanakan peran pelayanan kesehatan primer dalam jaminan

kesehatan;

i. melaksananan peran pelayanan kesehatan primer dalam proses perizinan sarana pelayanan kesehatan primer;

n. membuat laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi; o. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

j. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 23

Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) huruf b mempunyai tugas:

a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi;

b. menyiapkan perumusan kebijakan di bidang pelayanan medik dan keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, dan pengelolaan rujukan dan pemantauan rumah sakit;

c. menyiapkan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan medik dan keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, dan pengelolaan rujukan dan pemantauan rumah sakit;

d. menyiapkan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pelayanan medik dan keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, dan pengelolaan rujukan dan pemantauan rumah sakit;

e. menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelayanan medik dan keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, dan pengelolaan rujukan dan pemantauan rumah sakit;

f. melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelayanan medik dan keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, dan pengelolaan rujukan dan pemantauan rumah sakit;

g. melaksanakan peran pelayanan kesehatan rujukan dalam krisis kesehatan;

h. melaksanakan peran pelayanan kesehatan rujukan dalam jaminan kesehatan;

(15)

i. melaksanakan peran pelayanan kesehatan rujukan dalam proses perizinan sarana pelayanan kesehatan rujukan;

p. membuat laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi; q. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

j. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 24

Seksi Kesehatan Tradisional serta Registrasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) huruf c mempunyai tugas: a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan yang

berkaitan dengan bidang tugas dan fungsi;

b. menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan (SP) di bidang rekomendasi perizinan fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan tradisional;

c. melaksanakan pendataan pelaku usaha di bidang fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan tradisional;

d. melaksanakan kebijakan operasional dibidang rekomendasi perizinan fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan tradisional;

e. melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi di rekomendasi perizinan fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan tradisional;

f. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di rekomendasi perizinan fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan tradisional;

r. membuat laporan hasil dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi;

s. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

g. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keenam

Bidang Sumber Daya Kesehatan Pasal 25

(1) Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang kefarmasian, alat kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan;

(2) Bidang Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas;

(3) Bidang Sumber Daya Kesehatan membawahi seksi yang dipimpin oleh kepala seksi dan bertanggungjawab langsung kepada kepala bidang.

Pasal 26

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai fungsi:

a. penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan kegiatan sesuai bidang tugasnya;

(16)

b. penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang kefarmasian, alat kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan;

c. penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang kefarmasian, alat kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan;

d. penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kefarmasian, alat kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan;

e. pemantauan evaluasi, dan pelaporan di bidang kefarmasian, alat kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan;

t. pembuatan laporan hasil dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi;

f. pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

g. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Pasal 27

Seksi Kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (6) huruf a mempunyai tugas:

a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi;

b. melaksanakan kebijakan operasional di bidang pelayanan kefarmasian; c. melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi, di bidang manajemen

pelayanan kefarmasian pada sarana pelayanan farmasi;

d. melaksanakan pemantauan dan evaluasi dan pelaporan di bidang manajemen pelayanan kefarmasian pada sarana pelayanan farmasi;

e. melaksanakan bimbingan teknis, supervisi, penggunaan obat rasional pada sarana pelayanan farmasi;

f. melaksanakan pemantauan dan evaluasi dan pelaporan penggunaan obat rasional pada sarana pelayanan farmasi;

g. melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi, dibidang distribusi obat, obat tradisional, kosmetika, narkotika, psikotopika untuk medis, prekusor farmasi dan pengamanan pangan dalam upaya kesehatan;

h. melaksanakan pemantauan dan evaluasi dan pelaporan dibidang distribusi obat, obat tradisional, kosmetika,narkotika,psikotopika untuk medis,prekusor farmasi dan pengamanan pangan dalam upaya kesehatan; i. melaksanakan koordinasi dengan instasi terkait yang berhubungan

pelayanan kefarmasian;

j. pelayanan rekomendasi perizinan apotek, toko obat, sia & sipa apoteker, sttk,umot;

u. membuat laporan hasil dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi;

k. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

l. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(17)

Pasal 28

Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (6) huruf b mempunyai tugas: a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan yang

berkaitan dengan tugas dan fungsi;

b. melaksanakan kebijakan operasional dibidang alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT);

c. melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi di bidang penilaian pada sarana distribusi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT);

d. melaksanakan pemantauan,evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan pada sarana distribusi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT);

e. Memberikan rekomendasi perizinan sarana distribusi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT);

f. membuat laporan hasil kegiatan bidang alat kesehatan dan PKRT;

g. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait yang berhubungan dengan alat kesehatan dan PKRT;

v. membuat hasil dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi; h. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan

i. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 29

Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (6) huruf c mempunyai tugas:

a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sumber daya manusia kesehatan sesuai bidang tugas;

b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan operasional dibidang sumber daya manusia kesehatan;

c. menyusun rencana pengembangan dan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan disiplin ilmu di Dinas Kesehatan dan UPTD;

d. melaksanakan kursus pendidikan dan latihan tenaga kesehatan;

e. menyiapkan bahan untuk menyusun program pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dan pengembangan institusi;

f. mengkoordinasikan pelaksanaan penelitian, pelatihan atau diklat sumber daya manusia kesehatan dan kemitraan;

g. mengkoordinasikan penilaian kinerja sumber daya manusia kesehatan puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah daerah;

h. mereview rencana kebutuhan tenaga kesehatan sesuai dengan disiplin ilmu dan kebutuhan di Dinas Kesehatan dan UPTD dan melakukan analisa sdm kesehatan Kota Samarinda;

i. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengembangan sumber daya manusia kesehatan;

w. membuat laporan hasil dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi;

(18)

k. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketujuh

Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 30

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan sesuai dengan keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri.

Pasal 31

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang dapat dibagi dalam berbagai kelompok sesuai sifat dan keahliannya;

(2) Setiap kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinir oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan Jenjang Jabatan Fungsional serta Rincian Tugas Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedelapan Unit Pelaksana Teknis

Pasal 32

(1) Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksana teknis operasional dinas yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas;

(2) Unit Pelaksana Teknis Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas 2 (dua) klasifikasi meliputi:

a. Unit Pelaksana Teknis kelas A untuk mewadahi beban kerja yang besar terdiri atas 1 (satu) subbagian tata usaha dan kelompok jabatan fungsional; dan

b. Unit Pelaksana Teknis kelas B untuk mewadahi beban kerja yang kecil terdiri atas pelaksana dan kelompok jabatan fungsional.

(3) Pembentukan Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Walikota setelah dikonsultasikan secara tertulis kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.

(19)

Pasal 33

(1) Selain Unit Pelaksana Teknis Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, terdapat Unit Pelaksana Teknis Daerah kabupaten/kota di bidang kesehatan berupa rumah sakit Daerah kabupaten/kota dan pusat kesehatan masyarakat sebagai unit organisasi bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja secara profesional. (2) Pengorganisasian dan Tata Hubungan Kerja Rumah Sakit diatur

tersendiri dalam Peraturan Presiden dan Puskesmas dalam Peraturan Menteri Kesehatan.

BAB IV TATA KERJA

Pasal 34

(1) Dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala UPTD serta Sub Bagian Tata Usaha UPTD menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi baik dalam lingkungan kerja masing-masing maupun antar satuan organisasi sesuai dengan ruang lingkup bidang tugasnya masing-masing.

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkup Dinas wajib mengawasi bawahannya masing-masing, bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkup Dinas, bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya termasuk Kelompok Jabatan Fungsional yang terkait dengan bidang tugas masing-masing. (4) Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkup Dinas wajib mengikuti dan

mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya. (5) Setiap Kelompok Jabatan Fungsional dan atau pejabat non struktural

dalam lingkup Dinas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta menyampaikan laporan kegiatan secara periodik dan bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing secara berjenjang.

(6) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris Dinas.

(7) Dalam menyampaikan laporan, tembusan disampaikan pula kepada satuan organisasi secara fungsional yang erat hubungannnya dengan bidang tugas.

(20)

BAB V KEPEGAWAIAN

Pasal 35

(1) Kepala Dinas, Sekretaris Dinas, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala UPTD serta Sub Bagian Tata Usaha UPTD diangkat dan diberhentikan dari jabatan oleh Kepala Daerah dari ASN aparatur sipil Negara yang memenuhi syarat sesuai kompetensi berdasarkan hasil seleksi Baperjakat.

(2) Persyaratan kompetensi yang dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. kompetensi teknis;

b. kompetensi manajerial; dan c. kompetensi sosial kultural.

(1) Selain memenuhi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pegawai Aparatur Sipil Negara yang menduduki jabatan Perangkat Daerah harus memenuhi kompetensi pemerintahan.

(2) Kompetensi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis yang dibuktikan dengan sertifikasi. (3) Kompetensi manajerial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan.

(4) Kompetensi sosial cultural sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.

(5) Kompetensi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a ditetapkan oleh menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian setelah dikoordinasikan dengan Menteri Dalam Negeri.

(6) Kompetensi pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.

(7) Kompetensi pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibuktikan dengan sertifikasi.

(8) Kelompok Jabatan Fungsional diangkat dan diberhentikan dalam jabatan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI ESELONERING

Pasal 36

(1) Kepala Dinas adalah jabatan karier bagi aparatur sipil Negara yang memenuhi syarat dan sesuai dengan kompetensi jabatan dengan Eselon II.b atau jabatan tinggi pimpinan tinggi pratama.

(2) Sekretaris Dinas adalah jabatan karier aparatur sipil Negara yang memenuhi syarat dan sesuai kompetensi jabatan dengan Eselon III.a atau jabatan administrator.

(21)

(3) Kepala Bidang adalah jabatan karier aparatur sipil Negara yang memenuhi syarat dan sesuai kompetensi jabatan dengan Eselon III.b atau jabatan administrator.

(4) Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala UPT Dinas tipe A adalah jabatan karier aparatur sipil Negara yang memenuhi syarat dan sesuai kompetensi jabatan dengan Eselon IV.a atau jabatan pengawas.

(5) Kepala UPT Dinas Tipe B dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD tipe A adalah jabatan karier aparatur sipil Negara yang memenuhi syarat sesuai kompetensi jabatan dengan eselon IV.b atau jabatan pengawas.

BAB VII PEMBIAYAAN

Pasal 37

Pembiayaan yang timbul akibat ditetapkannya Peraturan Walikota ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 38

Pejabat yang sudah ada pada saat berlakunya Peraturan Walikota ini tetap melaksanakan tugasnya sampai dengan ditetapkannya pejabat yang baru berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Walikota ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 39

Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Peraturan Walikota Samarinda Nomor 023 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Struktur Organisasi Dinas Daerah Kota Samarinda (Berita Daerah Kota Samarinda Tahun 2008 Nomor 023), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 40

Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang mengatur hal yang sama dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Walikota ini atau tidak diatur secara khusus dalam Peraturan Walikota ini.

(22)

Pasal 41

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Samarinda.

Ditetapkan di Samarinda

pada tanggal 20 Oktober 2016 WALIKOTA SAMARINDA,

H. SYAHARIE JA’ANG

Diundangkan di Samarinda pada tanggal...

Pj. SEKRETARIS DAERAH KOTA SAMARINDA,

H. HERMANTO

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN...NOMOR...

NO NAMA JABATAN PARAF

1 Edy Sugiarto Kasub Per-UU 2 Syarifuddin Plh.Kabag HK 3 H. Tejo Sutarnoto Plh.Ass. I 4 H. Burhanuddin Plh.Sekda

(23)

DINAS

BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT

SEKSI KESEHATAN KELUARGA DAN GIZI

SEKSI PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN, KESEHATAN KERJA DAN

OLAHRAGA

BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

PENYAKIT

SEKSI SURVEILANS DAN IMUNISASI

SEKSI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR SEKSI PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN KESEHATAN JIWA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN SEKSI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER SEKSI PELAYANGAN KESEHATAN RUJUKAN SEKSI PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL SERTA REGISTRASI FASILITAS DAN PELAYANAN KESEHATAN

BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN

SEKSI KEFARMASIAN

SEKSI ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH

TANGGA

SEKSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIS

SUB BAGIAN PERENCANAAN

PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN

SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

UPT WALIKOTA SAMARINDA,

SYAHARIE JA’ANG

DINAS KESEHATAN KOTA SAMARINDA

NO NAMA JABATAN PARAF

1 Edy Sugiarto Kasub Per-UU 2 Syarifuddin Plh.Kabag HK 3 H. Tejo Sutarnoto Plh.Ass. I 4 H. Burhanuddin Plh.Sekda

Referensi

Dokumen terkait

(1) Keluarga/ahli waris/penanggung jawab atas Jenazah yang akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum atau diabukan (kremasi) di Krematorium milik/yang dikelola oleh

pembangunan Perumahan MBR dilakukan untuk luas lahan tidak lebih dari 5 (lima) hektare dan paling kurang 0,5 (nol koma lima) hektare serta berada dalam 1 (satu) lokasi yang

Dalam kondisi yang demikian, ANRI tidak perlu datang untuk melakukan pembinaan secara langsung terhadap lembaga binaan yang menjadi tanggung jawab Lembaga Kearsipan

Direktorat Bina Hubungan Antarlembaga mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, pemantauan dan evaluasi, serta pemberian bimbingan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota

(1) Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakanurusan pemerintahan konkuren bidang kepemudaan dan olahraga yang menjadi

(1) Pemungutan retribusi pelayanan parkir dengan cara langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, baik parkir di tepi jalan umum, tempat khusus parkir, maupun

Pengukuran debit air yang akan dilakukan adalah dengan menam- pung jumlah aliran yang keluar dari pipa sehingga akan diketahui jumlah air yang ke- luar tiap detiknya, kedua