27
menggunakan PTKP lama dan baru serta penghitungan
kompensasi kelebihan bayar pph 21 akibat perubahan PTKP pada
PT. PJK.
28
4.1 Perubahan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap Menggunakan PTKP Lama dan PTKP Baru
KKP JM Haryanto adalahsebuah konsultan pajak yang memiliki
banyak klien yang terkena dampak perubahan PTKP. Jadi pada bulan Januari
sampai dengan Juni sampai tahun 2016 KKP JM Haryanto melakukan
perhitungan PPh pasal 21 menggunakan PTKP lama yaitu bagi diri sendiri
Rp 36.000.000, kawin Rp 3.000.000 dan tanggungan Rp 3.000.000. kemudian
pada bulan Juli tahun 2016 PTKP baru diatur sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 yaitu sebesar bagi diri sendiri
Rp 54.000.000,kawin Rp 4.500.000 dan tanggungan Rp 4.500.000, sehingga
mulai bulan Juli 2016 KKP JM Haryanto melakukan perhitungan PPh pasal
21 menggunakan PTKP baru. Peraturan kenaikan PTKP berlaku surut dari
bulan Januari, maka KKP JM Haryanto melakukan kembali penghitungan
pasal 21 untuk pegawai tetap dari masa Januari sampai dengan masa Juni
tahun 2016 dengan menggunakan PTKP baru. Tabel 4.1 adalah perbandingan
perhitungan pajak PPh pasal 21 pegawai tetap menggunakan PTKP lama dan
PTKP baru dari masa Januari hingga masa Juni tahun 2016 yang didapat dari
data PT. PJK sebuah perusahaan dagang alat tulis kantor yang memiliki 4
pegawai tetap yang menjalankan tugasnya masing-masing, dan semua
pegawai tetap telah memliki NPWP.
Tabel 4.1
Penghitungan PPh Pasal 21 PT. PJK
NAMA S TATUS P BRUTO B JAB P NETTO PTKP PKP PPH 21/TH PPH 21/BLN
VINEN TK/0 Rp 70.000.000 Rp 3.500.000 Rp 66.500.000 Rp 36.000.000 Rp 30.500.000 Rp 1.525.000 Rp 127.083 SIUS K/0 Rp 60.000.000 Rp 3.000.000 Rp 57.000.000 Rp 39.000.000 Rp 18.000.000 Rp 900.000 Rp 75.000 YOSES K/1 Rp 50.000.000 Rp 2.500.000 Rp 47.500.000 Rp 42.000.000 Rp 5.500.000 Rp 275.000 Rp 22.917 GISEL TK/0 Rp 30.000.000 Rp 1.500.000 Rp 28.500.000 Rp 36.000.000 Rp -7.500.000 Rp - Rp
-2.700.000
Rp Rp 225.000
TOTAL Rp 210.000.000
NAMA S TATUS P BRUTO B JAB P NETTO PTKP PKP PPH 21/TH PPH 21/BLN
29 Sumber : data diolah, 2016
Tabel diatas merupakan perbandingan perubahan pajak PPh pasal21
menggunakan PTKP lama dan baru bagi pegawai tetap yang telah dihitung
oleh PT. PJK. Penghasian bruto merupakan gaji yang diperoleh oleh pegawai
tetap setiap bulannya, kemudian dikalikan 12 sehingga menjadi penghasilan
bruto satu tahun. Biaya jabatan adalah pengurang penghasilan bruto yaitu
sebesar lima persen dikalikan penghasilan bruto. Hasil dari penghasilan bruto
dikurangi biaya jabatan disebut penghasilan netto. PTKP mengurangi
penghasilan netto hasilnya adalah penghasilan kena pajak kemudian dikali
tarif pasal 17 hasilnya adalah pph pasal 21. Apabila penghasilan netto
dikurangi PTKP hasilnya minus, maka pajak yang terutang adalah nihil atau
dengan kata lain tidak dikenakan pajak. Seperti halnya Gisel yang tidak
dipotong PPh pasal 21 menggunaakn PTKP lama dan Sius, yoses, Gisel yang
tidak dipotong PTKP baru.
Dapat dilihatdari tabel diatas penghitungan pajak PPh pasal 21
menggunakan PTKP lama hasilnya lebih besar daripada menggunakan PTKP
baru.
4.2 Perilaku Kompensasi Kelebihan Bayar PPh Pasal 21 akibat Perubahan PTKP pada Pegawai Tetap di PT.PJK
Langkah selanjutnya dari penghitungan PPh pasal 21 bagi pegawai
tetap PT.PJK dengan menggunakan PTKP lama dan baru, lalu
30
bulan. Selisih dari setiap bulan tersebut merupakan lebih bayar pegawai tetap
yang diakibatkan oleh kenaikan PTKP menyebabkan PPh pasal 21 menjadi
lebih kecil apabila menggunakan penghitungan memakai PTKP baru. Lebih
bayar tersebut dapat dikompensasikan ke bulan berikutnya dan dapat
menguntungkan wajib pajak. Tabel ini merupakan perlakuan lebih bayar yang
dikompensasikan PT. PJK.
TABEL 4.2
Perlakuan Kompensasi pada Pegawai Tetap
Sumber : Data diolah 2016
Perlakuan kompensasi kelebihan bayar pada pegawai tetap PT.PJK
yang ada dalam tabel 4.2 bahwa PT.PJK memliki 4 pegawai tetap yaitu
Vinen, Sius, Yoses, dan Gisel. Vinen baik memakai PTKP lama maupun
PTKP baru tetap dipotong PPh pasal 21, sedangkan Sius dan Yoses apabila
menggunakan PTKP lama dipotong PPh pasal 21 sedangkan memakai PTKP
baru PPh pasal 21nya nihil. Lalu Gisel baik menggunkan PTKP lama maupun
PTKP baru PPh pasal 21nya nihil, sehingga pada tabel diatas Gisel tidak
cantumkan karena tidak ada kompensasi kelebihan bayar PPh pasal 21.
MASA
LAMA BARU KOMP
ENSASI LAMA BARU
KOMPE
NSASI LAMA BARU
KOMPE NSASI
JANUARI 127.083 52.083 75000 75.000 NIHIL 75000 22.917 NIHIL 22917
FEBRUARI 127.083 52.083 75000 75.000 NIHIL 75000 22.917 NIHIL 22917
MARET 127.083 52.083 75000 75.000 NIHIL 75000 22.917 NIHIL 22917
APRIL 127.083 52.083 75000 75.000 NIHIL 75000 22.917 NIHIL 22917
MEI 127.083 52.083 75000 75.000 NIHIL 75000 22.917 NIHIL 22917
JUNI 127.083 52.083 75000 75.000 NIHIL 75000 22.917 NIHIL 22917
TOTAL KOMPENSASI 450000 450000 137502
JULI 52.083 397917 NIHIL 450000 NIHIL 137502
AGUSTUS 52.083 345834 NIHIL 450000 NIHIL 137502
SEPTEMBER 52.083 293751 NIHIL 450000 NIHIL 137502
OKTOBER 52.083 241668 NIHIL 450000 NIHIL 137502
NOVEMBER 52.083 189585 NIHIL 450000 NIHIL 137502
DESEMBER 52.083 137502 NIHIL 450000 NIHIL 137502
31
Total lebih bayar PPh pasal 21 PT.PJK pada masa Januari sampai
dengan Juni 2016 merupakan jumlah yang dikompensasikan pada SPT PPh
pasal 21 masa Juli 2016. Misalnya pegawai tetap Vinen PPh pasal 21
menggunakan penghitungan PTKP lama sebesar Rp 127.083 sedangkan PPh
pasal 21 menggunkan PTKP baru sebesar Rp 52.083, lebih bayar didapat dari
PPh pasal 21 menggunakan PTKP lama dikurangi PPh pasal 21 PTKP baru
hasilnya sebesar Rp 75.000 (Rp 127.083 - Rp 52.083 = Rp 75.000), karena
besarnya PPh pasal 21 setiap bulan dari Januari sampai Juni 2016 sama maka
lebih bayar sebesar Rp 75.000 tersebut ada pada SPT masa PPh pasal 21
Januari sampai Juni 2016, sehingga lebih bayar PT. PJK pada masa Januari
sampai Juni 2016 totalnya adalah Rp 450.000 (Rp 75.000 x 6 = Rp 450.000).
lebih bayar sebesar Rp 450.000 tersebut dapat dikompensasikan pada SPT
masa PPh pasal 21 berikutnya yaitu SPT masa Juli 2016 tetapi PPh pasal 21
masa Juli hanya sebesar Rp 52.083 sehingga yang dapat dikompensasikan
pada masa Juli hanya Rp 52.083, dan masih ada lebih bayar sebesar Rp
397.917 (Rp 450.00 – 52.083 = 397.917). lebih bayar tersebut dikompensasikan lagi pada masa berikutnya sampai lebih bayar tersebut habis
apabila labih bayar belum habis pada SPT PPh pasal 21 masa Desember 2016
maka lebih bayar tersebut dikompensasikan di tahun berikutnya sampai habis
lebih bayar tersebut.
Kompensasi adalah hak dari wajib pajak, sehingga PT. PJK
mengembalikan PPh pasal 21 lebih bayar dari masing-masing pegawai
tetapnya. Penghitungan pengembalian PPh pasal 21 yang lebih bayar adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.3
32
Nama Pengembalian PPh 21 Lebih Bayar
Vinen 137.502 Sius 450.000 Yoses 137.502 Total 725.004
Sumber : Data diolah, 2017
PT. PJK mengembalikan PPh pasal 21 lebih bayar dari sisa
kompensasi pada bulan Desember 2016 kepada masing pegawai tetap yang
telah kelebihan bayar PPh pasal 21. Yang menyetor PPh pasal 21 dari setiap
pegawai tetap adalah PT. PJK, sehingga rekap PPh pasal 21 setiap bulan yang
harus disetor dan dikompensasikan oleh PT. PJK adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4
Rekap PPh Pasal 21 PT. PJK
Masa PPh 21 PTKP Lama PPh 21 PTKP Baru Lebih Bayar Kompensasi Januari 225.000 52.083 - 172.917 -Februari 225.000 52.083 - 172.917 -Maret 225.000 52.083 - 172.917 -April 225.000 52.083 - 172.917 -Mei 225.000 52.083 - 172.917 -Juni 225.000 52.083 - 172.917 -1.037.502
Juli 52.083 985.419 Agustus 52.083 933.336 September 52.083 881.253 Oktober 52.083 829.170 November 52.083 777.087 Desember 52.083 725.004 TOTAL 1.350.000 624.996 sisa LB : 725.004
TOTAL KOMPENSASI KE BULAN JULI
Sumber : Data diolah, 2017
Pada akhir tahun PPh pasal 21 yang lebih bayar dikembalikan ke PT.
PJK pada akhir tahun adalah Rp 725.004, dan lebih bayar tersebut dibagikan
oleh PT. PJK kepada masing-masing wajib pajak sesuai sisa PPh pasal 21
33
4.3 Cara melaporkan SPT pembetulan PPh pasal 21 PT. PJKakibat perubahan PTKP
SPT PPh pasal 21 masa januari sampai Juni 2016 yang telah dihitung
dengan PTKP lama harus dikoreksi akibat kenaikan PTKP. PPh pasal 21 yang
telah dihitung dengan PTKP lama harus dihitung kembali dengan PTKP baru,
selain itu PT. PJK wajib melakukan pembetulan SPT PPh pasal 21 dari
Januari sampai Juni 2016. SPT pembetulan tersebut dilakukan pada saat
peraturan perubahan PTKP keluar yaitu pada bulan Juli 2016. Berikut ini
adalah gambar SPT PPh pasal 21 pembetulan.
Gambar 4.1
SPT masa PPh pasal 21 Januari 2016
Sumber : SPT PPh 21 PT.PJK, 2016
Pada kolom SPT normal tanda (X) dihapus lalu dipindahkan kekolom
SPT pembetulan ke-, hasilnya seperti gambar dibawah ini :
Gambar 4.2
34 Sumber : SPT PPh 21 PT.PJK, 2016
SPT pembetulan PPh pasal 21 dibuat dari masa Januari sampai Juni
2016. PT. PJK melaporkan SPT pembetulan PPh pasal 21 masa Januari
sampai Juni 2016 tersebut pada 31 Juli 2016 ke Kantor Pelayanaan Pajak
terdaftar yaitu di kode KPP 512 tepatnya KPP Semarang Tengah I.
Lalu contohnya kelebihan setor pada bulan Januari 2016 sebesar Rp.
172.917. Didapat dari PPh pasal 21 dengan PTKP lama sebesar Rp. 225.000
dikurangi dengan PPh pasal 21 dengan PTKP baru dengan Rp. 52.083.
Berikut ini adalah tampilan SPT masa PPh pasal 21 normal.
Gambar 4.3
SPT masa PPh pasal 21 Normal Januari 2016
Sumber : SPT PPh 21 PT.PJK, 2016
Akibat dari perubahan PTKP, SPT masa PPh pasal 21 seperti gambar
diatas harus dilakukan pembetulan sebagai berikut:
35
SPT masa PPh pasal 21 Pembetulan Januari 2016
Sumber : SPT PPh 21 PT.PJK, 2016
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa perubahan ada dalam jumlah
pajak yang dipotong. SPT pembetulan PPh pasal 21 pajaknya lebih kecil
dibanding SPT PPh pasal 21 normal. Hal ini disebabkan karena adanya
perubahan PTKP. Kenaikan PTKP menyebabkan pajak terutang menjadi
lebih kecil, sehingga ada lebih bayar yang harus dikompensasukan pada masa
pajak berikutnya. Berikut adalah gambar cara mengkompensasikan PPh pasal
21 yang lebih bayar pada bulan Januari.