• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI A. Proses Kognitif - DESKRIPSI PROSES KOGNITIF SISWA PADA MATERI GEOMETRI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PURWOKERTO - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI A. Proses Kognitif - DESKRIPSI PROSES KOGNITIF SISWA PADA MATERI GEOMETRI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PURWOKERTO - repository perpustakaan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI

A.Proses Kognitif

Arti kata “proses” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah runtutan

perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu. Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. “Kognitif” artinya berhubungan dengan atau melibatkan kognisi.

“Kognisi” adalah kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan (termasuk

kesadaran, perasaan dsb) atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri.

Menurut Monks (2006) kognisi adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengertian atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengertian. Menurut Soemanto (1990) berpikir berarti meletakkan hubungan antarbagian pengetahuan yang diperoleh manusia. Yang dimaksud dengan pengetahuan disini mencakup segala konsep, gagasan dan pengertian yang telah dimiliki atau diperoleh manusia.

(2)

lebih sadar secara sengaja dan refleksi atau membawa ke aspek-aspek tertentu atas dasar pengalaman.

Diperkuat menurut Walgito (2004) aktivitas berpikir tidak pernah lepas dari suatu situasi atau masalah. Gejala berpikir tidak berdiri sendiri, dalam aktivitasnya membutuhkan bantuan dari gejala jiwa yang lain. Misalnya pengamatan, tanggapan, ingatan dan sebagainya. Sifat dari berpikir adalah goal directed yaitu berpikir tentang sesuatu, untuk memperoleh pemecahan masalah

atau untuk mendapatkan sesuatu yang baru. Berpikir juga dapat dipandang sebagai pemrosesan informasi dari stimulus yang ada (starting position) sampai pemecahan masalah (finishing position) atau goal state. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa berpikir itu merupakan proses kognitif yang berlangsung antara stimulus dan respons.

(3)

Menurut Piaget (Santrock,2014) kemampuan kognitif untuk siswa SMP sudah sampai pada tahap operasional formal. Pada tahap ini siswa melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkret dan berpikir secara abstrak dan lebih logis. Sebagai pemikiran yang abstrak, remaja mengembangkan gambaran yang ideal dan membayangkan kemungkinan-kemungkinan. Mereka menyusun rencana untuk memecahkan masalah dan secara sistematis menguji solusinya.

Dalam perkembangan kognitif tahap ini seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan (serentak) maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif, yaitu: kapasitas menggunakan hipotesis dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Dengan kapasitas menggunakan hipotesis seorang remaja akan mampu berpikir hipotesis artinya berpikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang dia respons, sedangkan dengan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak artinya remaja akan mampu mempelajari materi pelajaran yang abstrak seperti ilmu matematika dengan luas dan lebih mendalam.

(4)

yang diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan data. Evaluasi dalam kegiatan belajar meupakan penilaian kegiatan dan kemajuan belajar siswa yang dilakukan secara berkala dalam bentuk ujian, tugas maupun pengamatan oleh pengajar. Bentuk ujian meliputi ulangan harian, kuis, ulangan tengah semester, ujian akhir semester dan sebagainya.

Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin W. Anderson, Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Terdapat beberapa alasan taksonomi Bloom yang lama perlu direvisi, yakni: (1) Taksonomi Bloom revisi dibutuhkan oleh pendidik masa kini karena pendidikan masih terkait dengan masalah-masalah desain pendidikan, penerapan program yang tepat, kurikulum standar, dan asesmen autentik. (2) Adanya kebutuhan untuk memadukan pengetahuan-pengetahuan dan pemikiran-pemikiran baru dalam sebuah kerangka kategorisasi tujuan pendidikan. Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Taksonomi Bloom Revisi. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif. Revisi tersebut meliputi:

(5)

1. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level taksonomi. Alasan:

a. Kata kerja merepresentasikan proses-proses kognitif yang dijelaskan dalam teori dan hasil penelitian kognitif.

b. Kata kerja merupakan jenis-jenis proses yang lazim dijumpai dalam rumusan tujuan dan rencana unit pelajaran guru.

2. Perubahan hampir terjadi pada semua level, namun urutan level masih sama yaitu dari urutan rendah hingga tertinggi. Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6. Perubahan-perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat)

 Pada level 2, comperhension dipertegas menjadi understanding

(memahami)

 Pada level 3, application diubah menjadi applying (mengaplikasikan)

 Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis)

 Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan

perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta)

 Pada level 6, evaluation turun posisinya menjadi level 6, dengan sebutan

(6)

Jadi proses kognitif siswa menurut taksonomi Bloom ada enam kategori sebagai berikut:

1. Mengingat

Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Diperkuat menurut Majid (2015) mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Menurut Sudjana (2001) ada beberapa cara untuk dapat mengingat dan menyimpan dalam ingatan yaitu dibaca berulang-ulang menggunakan teknik mengingat (teknik memo), jembatan keledai, mengurutkan, dan membuat singkatan yang bermakna.

Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks. Misalnya hafal suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana menggunakan rumus tersebut. Spesifikasi proses kognitif yang berupa kata kerja untuk mendeskripsikan proses kognitif mengingat adalah mengenali dan mengingat kembali.

a. Mengenali

(7)

dengan hal-hal yang kongkret misalnya usia. Dalam mengenali, siswa mencari di memori jangka panjang suatu informasi yang identik atau mirip sekali dengan informasi yang baru diterima (seperti terjadi dalam memori kerja). Jika menerima informasi baru, siswa menentukan apakah informasi tersebut sesuai dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya atau tidak; siswa mencari kesesuaian di antara keduanya. b. Mengingat kembali

Proses mengingat kembali adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang apabila terdapat petunjuk soal yang menghendaki demikian. Begitu juga menurut Majid (2015) memanggil kembali adalah proses kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat. Dalam mengingat kembali, siswa mencari informasi di memori jangka panjang dan membawa informasi tersebut ke memori kerja untuk diproses.

2. Memahami

(8)

lain dari yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.

Untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengenal atau mengingat kembali. Siswa memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan lama mereka. Lebih tepatnya, pengetahuan yang baru masuk dipadukan dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang telah ada. Lantaran konsep-konsep di otak seumpama blok-blok bangunan yang didalamnya berisi skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif.

Skema, model dan teori ini merepresentasikan pengetahuan manusia tentang bagaimana suatu materi kajian ditata dan distrukturkan, bagaimana bagian-bagian atau bit-bit informasi saling berkaitan secara sistematis, dan bagaimana bagian-bagian ini berfungsi bersama. Proses-proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum/meringkas, menyimpulkan, dan membandingkan.

a. Menafsirkan

Menafsirkan terjadi ketika siswa dapat merubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lain, misalnya berupa pengubahan kata-kata menjadi kata-kata lain, dari gambar menjadi kata-kata atau sebaliknya.

b. Mencontohkan

(9)

melibatkan proses identifikasi ciri-ciri pokok dari konsep atau prinsip umum dan menggunakan ciri-ciri ini untuk memilih atau membuat contoh.

c. Mengklasifikasikan

Proses kognitif mengklasifikasikan terjadi ketika siswa mengetahui sesuatu (contoh, benda atau fenomena) termasuk dalam kategori tertentu. Mengklasifikasikan melibatkan proses mendeteksi ciri-ciri atau pola yang sesuai dengan contoh dan konsep atau prinsip tersebut. Mengklasifikasikan adalah proses kognitif yang melengkapi proses mencontohkan. Jika mencontohkan dimulai dengan konsep atau prinsip umum dan mengharuskan siswa menemukan contoh tertentu, mengklasifikasikan dimulai dengan contoh tertentu dan mengharuskan siswa menemukan konsep atau prinsip umum.

d. Merangkum

Proses kognitif merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan satu kalimat yang merepresentasikan informasi yang diterima atau mengabstraksikan sebuah tema. Merangkum melibatkan proses membuat ringkasan informasi dan proses mengabstraksikan ringkasannya.

e. Menyimpulkan

(10)

contoh-contoh tersebut dengan mencermati ciri-ciri setiap contoh-contohnya dan yang terpenting dengan menarik hubungan diantara ciri-ciri tersebut

f. Membandingkan

Proses kognitif membandingkan melibatkan proses mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide, masalah, atau situasi. Membandingkan meliputi pencarian korespondensi satu-satu antara elemen-elemen dan pola-pola pada satu objek, peristiwa, atau ide lain.

g. Menjelaskan

Proses kognitif menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat membuat dan menggunakan model sebab akibat dalam sebuah sistem. Model ini dapat diturunkan dari teori atau didasarkan pada hasil penelitian atau pengalaman. Penjelasan yang lengkap melibatkan proses membuat model sebab-akibat, yang mencakup setiap bagian pokok dari suatu sistem atau setiap peristiwa penting dalam rangkaian peristiwa dan proses menggunakan model ini untuk menentukan bagaimana perubahan pada satu bagian dalam sistem tadi atau sebuah peristiwa dalam rangkaian peristiwa tersebut memengaruhi perubahan pada bagian lain.

3. Mengaplikasikan

(11)

prosedur penyelesaiannya belum diketahui siswa, sehingga siswa harus mencari prosedur untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif, yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan.

a. Mengeksekusi

Dalam mengeksekusi, siswa secara rutin menerapkan prosedur ketika menghadapi tugas yang sudah familier. Menurut Majid(2015) siswa dapat mengeksekusi ketika siswa sudah mengetahui informasi dalam soal dan mampu menetapkan dengan pasti prosedur apa saja yang harus dilakukan. Langkah-langkah yang digunakan untuk menyelesaikan tugas harus dilalui dengan urutan tertentu, apabila langkah-langkah tersebut dilakukan dengan benar, hasilnya adalah jawaban tertentu pula.

b. Mengimplementasikan

(12)

4. Menganalisis

Menganalisis melibatkan proses menguraikan suatu permasalahan atau objek menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antara bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis meliputi proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.

a. Membedakan

Membedakan melibatkan proses memilah-milih bagian-bagian yang relevan atau penting dari sebuah struktur. Membedakan terjadi sewaktu siswa mendiskriminasikan informasi yang relevan dan tidak relevan, yang penting dan tidak penting, dan kemudian memperhatikan informasi yang relevan atau penting.

b. Mengorganisasi

Mengorganisasi melibatkan proses mengidentifikasi elemen-elemen suatu keadaan dan mengenali bagaimana elemen-elemen tersebut membentuk sebuah struktur yang koheren. Dalam mengorganisasi, siswa membangun hubungan-hubungan yang sistematis dan koheren antarpotongan informasi. Siswa mula-mula mengidentifikasi elemen-elemen yang relevan atau penting dan kemudian menentukan sebuah struktur yang terbentuk dari elemen-elemen itu.

c. Mengatribusikan

(13)

Mengatribusikan melibatkan proses dekontruksi, yang didalamnya siswa menentukan tujuan pengarang suatu tulisan yang diberikan oleh guru.

5. Mengevaluasi

Mengevaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi dan konsistensi. Standar-standarnya bisa bersifat kualitatif atau kuantitatif. Spesifikasi proses kognitif yang berupa kata kerja untuk mendeskripsikan proses kognitif mengevaluasi adalah memeriksa dan mengkritik.

a. Memeriksa

Memeriksa melibatkan proses menguji inkonsisten atau kesalahan internal dalam suatu operasi atau produk. Misalnya, memeriksa terjadi ketika siswa menguji apakah suatu kesimpulan sesuai dengan premis-premisnya atau tidak, apakah data-datanya mendukung atau menolak hipotesis, atau apakah suatu bahan pelajaran berisikan bagian-bagian yang saling bertentangan. Dalam matematika, memeriksa terjadi ketika siswa memeriksa apakah kesimpulan yang ditarik telah sesuai dengan data yang ada.

b. Mengkritik

(14)

berdasarkan ciri-ciri tersebut. Dalam pelajaran matematika, misalnya tujuannya adalah belajar menilai manakah dari dua metode yang lebih efektif dan efisien untuk menyelesaikan masalah.

6. Mencipta

Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren dan fungsional. Proses mencipta(kreatif) dapat dibagi menjadi tiga tahap: yang pertama penggambaran masalah yang didalamnya siswa berusaha memahami tugas dan mencari solusinya, yang kedua perencanaan solusi yang didalamnya siswa mengkaji kemungkinan-kemungkinan dan membuat rencana yang dapat dilakukan, yang ketiga eksekusi solusi yang didalamnya siswa berhasil merencanakan rencananya dengan baik. Mencipta berisikan tiga proses kognitif yaitu : merumuskan, merencanakan dan memproduksi.

a. Merumuskan

Merumuskan melibatkan proses menggambarkan suatu masalah dan membuat pilihan atau hipotesis yang mengarah pada pemecahan masalah tersebut.

b. Merencanakan

Merencanakan melibatkan proses merancang suatu metode atau strategi penyelesaian masalah yang sesuai dengan kriteria-kriteria masalahnya. Merencanakan adalah mempraktikan langkah-langkah untuk menciptakan solusi yang nyata bagi suatu masalah.

(15)

Memproduksi melibatkan proses menjalankan rencana untuk menyelesaikan masalah yang memenuhi spesifikasi-spesifikasi tertentu. Berdasarkan pendapat Bloom yang disempurnakan oleh Lorin W. Anderson maka dalam penelitian ini mengambil empat proses kognitif dengan deskripsi sebagai berikut.

Proses Kognitif Deskripsi

Mengingat Kemampuan menyebutkan kembali informasi atau

pengetahuan dalam ingatan.

Memahami Kemampuan mengkontruksi pengertian/makna ide atau

konsep yang telah diajarkan baik dalam bentuk lisan maupun tertulis.

Mengaplikasikan Kemampuan menggunakan prosedur tertentu untuk

menyelesaikan latihan soal atau menyelesaikan masalah.

Menganalisis Kemampuan menguraikan suatu permasalahan menjadi

bagian-bagian kecil dan menentukan keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut.

B.Materi Geometri

(16)

Menurut Silabus Kelas VIII Semester Genap untuk Materi Pokok/Pembelajaan mengenai lingkaran, kubus, balok, prisma tegak dan limas. Materi dalam penelitian ini mengenai kubus dan balok.

SK : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian bagiannya, serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar Proses Kognitif Indikator Proses Kognitif pada materi geometri

5.3 Menghitung luas

permukaan dan

volume kubus,balok, prisma dan limas.

Mengingat 5.3.1 Mengenali, mengingat

kembali rumus luas

permukaan dan volume

bangun kubus dan balok.

Memahami 5.3.2 Memahami, menentukan luas

permukaan dan volume

bangun kubus dan balok.

Mengaplikasikan 5.3.3 Mengaplikasikan rumus luas

permukaan dan volume

bangun kubus dan balok.

Menganalisis 5.3.4 Menganalisis luas permukaan

dan volume kubus dan balok.

Contoh soal :

(17)

2. Panjang rusuk sebuah kubus 10 . Jika rusuk-rusuknya diperpendek

kalinya. Tentukan perbandingan volume kubus sebelum dan sesudah rusuknya diperpendek.

Jawab : Diketahui :

rusuk kubus sebelum = ,volume kubus sebelum =

rusuk kubus sesudah = = ,volume kubus sesudah =

Ditanya : perbandingan volume kubus = Jawab :

 Menentukan

=

 Menentukan

 Perbandingan volume =

= =

Jadi perbandingan volume kubus sebelum dan sesudah rusuknya diperpendek adalah

𝑣 𝑟

𝑐𝑚

(18)
(19)

mempunyai luas 120 , sisi depan mempunyai luas dan sisi samping mempunyai luas . Sedangkan volume kotak kado Ayu yaitu . Tentukan perbandingan volume antara kotak kado Nisa dan

Ayu. Jawab : Diketahui :

 Ukuran kotak kado Nisa

luas tutup kotak luas sisi depan kotak

luas sisi samping kotak volume kotak kado Nisa

 Volume kotak kado Ayu

Ditanya : perbandingan volume antara kotak kado Nisa dan Ayu. Jawab :

Ukuran kotak kado Nisa

Misal : panjang , lebar dan tinggi

………..(1)

……….(2)

(20)

………(4)

Subtitusikan persamaan (2) ke persamaan (4) :

(21)

C.Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Batul (2014) dengan judul representasi proses berpikir matematik siswa dapat diambil kesimpulan bahwa proses berpikir matematik siswa meliputi tahapan mengingat, memahami dan mengaplikasikan. Siswa yang dapat mencapai tingkat kemampuan berpikir matematik sampai tahap mengingat sebanyak tiga siswa atau 37,5%. Siswa yang dapat mencapai tingkat kemampuan berpikir matematik sampai tahap memahami sebanyak dua siswa atau 25%. Siswa yang dapat mencapai tingkat kemampuan berpikir matematik sampai tahap mengaplikasikan sebanyak tiga siswa atau 37,5%.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mahmud Efendi (2012) dengan judul analisis proses kognitif siswa dapat diambil kesimpulan untuk hasil analisis proses kognitif dari 64 siswa, pada tahap kemampuan mengingat pencapaian siswa cukup baik yaitu 75,52%, pada tahap kemampuan memahami pencapaian siswa kurang baik yaitu 48,96%, pada tahap kemampuan mengaplikasikan pencapaian siswa sangat kurang baik yaitu 34,90% dan pada tahap kemampuan menganalisis pencapaian siswa tidak baik yaitu 3,13%.

D.Kerangka Pikir

(22)

mengklasifikasikan proses kognitif meliputi mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Mengingat adalah kemampuan menyebutkan kembali informasi atau pengetahuan dalam ingatan.

Memahami adalah mengkontruksi makna dari materi pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan atau gambar/grafik yang disampaikan melalui pengajaran oleh guru, buku ataupun layar komputer.

Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan suatu prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengevaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren dan fungsional.

Penelitian ini kami akan membatasi tentang proses kognitif siswa untuk tingkat SMP, hanya sampai pada tingkat menganalisis khususnya pada mata pelajaran matematika. National Council Of Teacher Of Mathematics(2000) telah menetapkan lima standar isi dalam matematika yaitu bilangan dan operasinya, aljabar, geometri, pengukuran, analisis data dan peluang. Geometri merupakan bagian dalam matematika. Materi geometri dalam penelitian ini meliputi bangun kubus dan balok. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mendeskripsikan proses kognitif siswa sampai tahap menganalisis pada materi geometri yang meliputi bangun kubus dan balok.

(23)

Gambar

Gambar 2.1 Perubahan-perubahan pada Taksonomi Bloom Revisi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai kerjasama tersebut dapat disimpulkan bahwa kerjasama merupakan kegiatan yang dilakukan antara siswa dengan guru maupun siswa

mulai dari kebiasaan, tatacara, sampai adat. Perilaku tak bermoral adalah perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial dikarenakan pelanggaran terhadap rambu-rambu

[r]

Berkaitan dengan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual, kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual sangat penting. Hal ini sangat disarankan pada UKM untuk segera mendapatkan Hak

Pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan peserta didik (Fathurrohman,

Memahami pengetahuan konsep-konsep dasar Pemrosesan Sinyal Digital yang meliputi: Pengertian dan penyajian sinyal-sinyal dan sistem waktu-diskrit dalam ranah waktu, penyajian

Adalah sistem keluarga dalam masyarakat Jepang yang merupakan tempat berkumpul anggota keluarga serta tempat mereka melaksanakan kehidupan sosial mereka.. Dalam sistem

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengembangan