• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Era globalisasi dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Di Era globalisasi dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. Latar Belakang Masalah

Di Era globalisasi dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah maju pesat, hal ini terlihat dari kemajuan transportasi dan alat teknologi di beberapa negara di dunia ini. Perkembangan tersebut tentu akan membuat persaingan disegala bidang yang semakin ketat. Kecanggihan alat-alat teknologi yang diimbangi dengan mutu dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang cukup memadai, maka tingkat produktivitas kerja tentu akan semakin meningkat pula.

Indonesia sebagai negara sedang berkembang masih belum siap untuk menghadapi persaingan global tersebut diatas, terutama dalam hal mutu sumber daya manusia sehingga menuntut kepada pemerintah yang bersangkutan untuk lebih memperhatikan peningkatan kualitas SDM ini di masa mendatang. Tuntutan ini merupakan beban yang sangat berat, apalagi dimasa keadaan sekarang ini dimana Indonesia dalam keadaan krisis ekonomi dan krisis moneter yang nyaris mengakibatkan terjadinya disintegrasi bangsa, sehingga pemerintah belum konsent kearah SDM tersebut.

Terjadinya transisi Pemerintahan yang berkali-kali, menyababkan terjadinya perubahan sistem dan struktur kepemerintahan baik di pusat maupun di daerah. Untuk menghadapi perubahan tersebut Pemerintah Kabupaten Katingan berkewajiban meningkatkan kemampuan aparatur Pemerintahannya di berbagai bidang.

(2)

Antara lain peningkatan kemampuan SDM seperti Skills, Knowledge dan Ability dengan melalui Pendidikan, Pelatihan, Kursus, Magang, Seminar/diskusi dan lain-lain.

Pemerintahan Kabupaten Katingan dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas SDM, sudah melaksanakan pelatihan penjenjangan dan pelatihan teknis Pemerintahan Desa sebagai aplikasi dari PP 100 tahun 2001 tentang peningkatan aparatur pemerintahan melalui pelatihan. Pelatihan tersebut dilakukan secara bertahap baik di tingkat Kabupaten maupun di tingkat Kecamatan. Harapan dari terlaksanakannya program pendidikan dan pelatihan tersebut adalah dapat meningkatkan kinerja para Kades dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai aparatur pemerintah di Desa.

Menurut survei pendahuluan ( pengamatan sementara) terutama di beberapa Desa yang pernah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan tersebut diatas nampaknya masih belum menunjukkan kemampuan kerja (kinerja) sesuai dengan harapan dan tujuan program pelatihan. Kualitas kerja mereka tidak mengalami perubahan seperti yang diharapkan. Hal ini dikuatkan oleh data tentang evaluasi kerja para Kepala Desa yang pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan (dalam LPJ Bupati Kab. Katingan tahun 2002) bahwa terdapat 62,32 % Kepala Desa di seluruh Kabupaten Katingan yang telah mengikuti program pendidikan dan pelatihan namun masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan terhadap pelaksanaan tugas yang diembannya. Sampai dengan tahun 2001 jumlah Kepala Desa yang pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam berbagai teknis di setiap Kecamatan sudah mencapai 73,44 %,

(3)

namun hasilnya belum nencapai maksimal seperti yang diharapkan dalam program pelatihan dimaksud (LPJ Bupati tahun 2002).

Prestasi kerja (kinerja) Kepal Desa tidak cukup hanya dengan peningkatan pendidikan dan pelatihan saja, tetapi bisa juga dilakukan melalui peningkatan motivasi kepada mereka. Motif adalah daya gerak yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu, dan motivasi adalah kegiatan untuk memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri mengambil suatu tindakan yang dikehendaki (Effendy 1993 : 69). Timbulnya motivasi pada diri seseorang tentu oleh adanya suatu kebutuhan hidupnya baik itu kebutuhan primer maupun kebutuhan sekundernya. Jika kebutuhan tersebut dapat terpenuhi, maka seseorang akan giat bekerja sehingga prestasi kerja (kinerja) dapat meningkat. Kegiatan memberikan motivasi entah bagaimana cara dan dengan apa memotivasi pegawai/karyawan untuk lebih bergairah bekerja adalah fungsi dari “human relation” dalam manajemen (Effendy : 1993:71).

Prestasi kerja (kinerja) Kepala Desa sebagai aparatur pemerintahan Desa khususnya Kepala Desa Kabupaten Katingan tentu dipengaruhi oleh kebutuhan seperti yang dimaksud diatas, dan mereka akan bekerja keras jika pekerjaannya itu dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Disamping faktor motivasi juga faktor pengalaman kerja sebagai Kepala Desa akan ikut mempengaruhi prestasi kerja (kinerja) dalam pelaksanaan tugas kepemerintahan Desanya. Seseorang atau Kepala Desa yang sudah lama bekerja sebagai Kepala Desa akan lebih berpengalaman dibandingkan dengan yang baru bekerja sebagai Kepala Desa, dan dengan pengalaman tersebut ia akan mudah melaksanakan tugas kesehariannya sebagai

(4)

aparatur pemerintahan Desa. Selain faktor-faktor diatas faktor sikap seseorang pegawai atau karyawan ikut berpengaruhi terhadap prestasi kerja (kinerja)nya.

Karyawan/pegawai bisa bersikap loyal dan bersikap tidak loyal terhadap pimpinannya tergantung pada situasi dan kondisi tertentu. Sikap merupakan reaksi perasaan seseorang atau perilaku yang diekspresikan terhadap situasi dan kondisi yang dihadapinya. Dan sikap juga merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan kepada orang tersebut untuk membuat respon atau perilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2001:109). Sedangkan loyal adalah ketaatan dan kesetiaan yang ditunjukkan oleh seseorang kepada atasan atau pimpinannya. Seorang pegawai/karyawan akan senang kepada pekerjaannya bila pekerjaan itu dapat memberikan kepuasan baginya, seorang pegawai/karyawan itu akan senang dan setia kepada pimpinannya apabila pimpinan itu berlaku adil kepadanya, bisa memberikan panutan yang baik kepadanya.

Hal seperti diuraikan diatas berlaku bagi pegawai/karyawan di pemerintahan Desa khususnya Kepala Desa di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah. Sikap loyal para Kepala Desa kepada pimpinannya, kepada pekerjaannya merupakan suatu dukungan yang membuat ia bekerja dengan giat, jujur, disiplin, taat dan tekun. Mareka (Kades) bersikap loyal kepada pekerjaannya, kepada pimpinannya jika ia merasa hal itu dapat menyenangkan dan memberikan kepuasan bagi dirinya.

Prestasi kerja (kinerja) pegawai atau karyawan dipengaruhi pula oleh latar belakang budayanya. Di Indonesia ada budaya kerja yang disebut dengan kerja

(5)

gotong-royong (habaring hurung), kemudian ada budaya kerja keras, kreatif, berani mengambil resiko, inovatif dan ada budaya kerja saling menunggu, suka diawasi, diatur, malas-malas/mangkir dan apatis (Sondang, 2002 : 111).

Menurut Suyadi (1999 : 310) ada dua sifat prilaku dan sikap budaya kerja di Indonesia yaitu bersifat positif dan bersifat negatif. Hal ini akan berpengaruh terhadap prestasi kerja aparatur pemerintahan khususnya pemerintahan Desa seperti para Kepala Desa di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah. Sikap dan prilaku kerja positif antara lain ketekunan, ramah tamah, jujur dan disiplin, diharapkan dapat meningkatkan prestasi kerja (kinerja) meningkat, sebaliknya sikap dan prilaku kerja negatif akan membuat prestasi kerja (kinerja) menurun (Suyadi, 1999 : 317).

Memperhatikan beberapa uraian pada latar belakang diatas adalah sangat menarik untuk diadakan penelitian dan pengkajian dengan mengangkat judul sebagai berikut :

“FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEPADA DESA DALAM PELAKSANAAN TUGAS PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN KATINGAN PROPINSI KALIMANTAN TENGAH”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

(6)

1.2.1. Apakah faktor pendidikan, pelatihan, motivasi, pengalaman kerja, sikap loyal dan budaya kerja mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap kinerja Kepada Desa di Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah ?

1.2.2. Mana diantara faktor di atas yang berpengaruh dominan terhadap kinerja Kepala Desa di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah ?

1.2.3. Apakah ada perbedaan kinerja antara Kepala Desa yang berpendidikan SLTP kebawah dengan Kepala Desa yang berpendidikan diatas SLTP ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas dapat ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut :

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini ingin menjelaskan kinerja Kepala Desa di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Untuk menganalisis pengaruh faktor pendidikan, pelatihan, motivasi, pengalaman kerja, sikap loyal dan budaya kerja terhadap kinerja Kepala Desa di Kabupaten katingan Propinsi Kalimantan Tengah.

1.3.2.2. Untuk menganalisis mana faktor mana yang dominan pengaruhnya terhadap kinerja Kepala Desa di Kabupaten Katingan propinsi Kalimantan Tengah.

(7)

1.3.2.3. Untuk mengetahui perbedaan kinerja antara Kepala Desa yang berpendidikan SLTP kebawah dengan Kepala Desa yang berpendidikan di atas SLTP.

1.4. Kegunaan penelitian

Terkait dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :

a. Manfaat Teoritis

1.4.1. Sebagai sarana pembanding bagi dunia ilmu pengetahuan dalam memperkaya informasi tentang pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan, motivasi, pengalaman kerja, sikap loyal dan budaya kerja terhadap kinerja.

b. Manfaat Praktis

1.4.2. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tenagah dalam upaya peningkatan kinerja aparat pemerintahan di masa mendatang.

1.4.3. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintahan Desa khususnya Kepala Desa di Kabupaten Katingan dalam upaya peningkatan kinerjanya di masa datang.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuannya adalah untuk menginventarisasi komoditas basis HHBK yang digunakan masyarakat di kawasan PT UDIT, menggali potensi yang berasal dari HHBK tersebut

Peta komposit variabel cuaca (suhu permukaan laut dan rata- rata tekanan permukaan laut) yang disusun dengan data anomali akan lebih fokus untuk menggambarkan zona aktif

Ketentuannya yaitu nasabah tidak dapat mengambil dananya sebelum akhir periode yaitu selama 24 bulan (2 tahun), BMT Ar-Rahman Gaya Baru 2 diberikan ijin

Menyatakan dengan seswtgguhnya bahwa basil skripsi saya yang berjudul: PROSES PEMBENTUKAN PERILAKU KETERGANTIJNGAN ALKOHOL PADA PECANDU MINUMAN BERALKOHOL.. Benar-benar merupakan

Dalam penelitian ini yang menjadi data primernya yaitu bapak Frangki selaku pemilik dan bapak Eman selaku karyawan (salesman) Bahtera Motor adapun juga beberapa

Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan- keputusan

Setelah meng Setelah mengikuti pelajara ikuti pelajaran, siswa n, siswa kelas XII s kelas XII semester ganjil emester ganjil mampu mampu menjelaskan fungsi dari setiap komponen

Tadi sudah disampaikan oleh pembicara yang tiga, saya setuju Pak, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, masukan, kami setuju Pak, dengan