• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG PEMANFAATAN TANAH PENGAIRAN YANG DIKUASAI PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG PEMANFAATAN TANAH PENGAIRAN YANG DIKUASAI PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 31 TAHUN 2000

TENTANG

PEMANFAATAN TANAH PENGAIRAN YANG DIKUASAI PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penerbitan, pengaturan dan guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, akan pemanfaatan Tanah pengairan yang dikuasai Pemerintah Kabupaten Gresik;

b. Bahwa untuk melaksanakan sebgaimna dimaksud pada huruf a konsiderans ini, maka perlu ditetapkan dengan peraturan Daerah

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Derh Tingkat I Jawa Timur;

2. Undang-undang nomor 11 tahun 1974 tentang pengairan;

3. Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara pidana

4. Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah

Pusat dan Propinsi sebagai daerah otonom.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah Pusat dan Propinsi sebagai Daerah Otonom;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 25 tahun 2000 tentang Organisasi dan Tata kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Gresik dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gresik;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 26 tahun 2000 tentang susunan Organisasi dan tata kerja dinas-dinas Daerah Kabupaten Gresik;

(2)

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GRESIK

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DERAH KABUPATEN GRESIK TENTANG PEMANFATAN TANAH PENGAIRAN YANG DIKUASAI PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Gresik;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Gresik c. Kepala Daerah adalah Bupati Gresik;

d. Pejabat yang ditunjuk adalah Pejabat Dinas Pekerjaan Umum kabupaten Gresik;

e. Dinas Pekerjaan umum adalah Pejabat Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik;

f. Tanah Pengiran adalah tanah yang dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Gresik berupa tanah waduk dan tanah sempadannya, sempadan saluran dan drainase dari tanah sempdn sungai tanah atau bekas sungai di wilayah kabupaten Gresik.

BAB II

KETENTUAN PEMAKAIAN TANAH IRIGASI

Pasal 2

(1) Sepanjang tidak dipergunakan oleh Pemerintah Daerah, tanah pengairan dapat dimanfatkan untuk kepentingan lain yang berguna

(3)

bagi msyarakat, oleh pihak yang memerlukan baik perorangan maupun Badan Hukum dengan syarat dan tata cara yang ditetapkan oleh Kepala Daerah;

(2) Pemanfaatan tanah pengairan dimaksud pada ayat (1) pasal ini, meliputi pemakaian dalam bentuk menaruh pada, didalam, diatas, melintasi atau menembus dibawah tanah;

BAB III

KETENTUAN PERIJINAN Pasal 3

(1) Setiap Pemanfaatan tanah pengairan dimaksud dalam pasal 2 Peraturan Daerah ini harus mendapat ijin dari Kepala Daerah;

(2) Ijin Pemanfaatn Tanah Pengairan dimaksud pada ayat (1) pasal ini, diberikan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang dan harus mengajukan permohonan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum habis berlakunya dan tidak mempunyai tunggakan retribusi; (3) Ijin Pemanfaatan tanah dimaksud pada ayat (1) pasal ini dapat

diperpanjang asat tanah dimaksud tidak dipergunakan oleh pemerintah Daerah atau dipergunakan oleh Pemerintah atau dipergunakan untuk kepentingan umum.

(4) Tehnis pelaksanaan diajukan secara tertulis akan diatur lebih lanjut dengan keputusan kepala daerah;

Pasal 4

Permohonan untuk mendapatkan ijin dimaksud pada pasal 3 Peraturn Derah ini diajukan secara tertulis Kepada Kepala Daerah dengan mencantumkan :

a. Nama Pemohon;

b. Tempat Tinggal atau Tempat Kedudukan Pemohon; c. Pekerjaan atau jabatan Pemohon;

d. Keterangan mengenai tempat atau lokasi yang dimintakan ijin pemanfaatan;

(4)

f. Gambar Situasi/lokasi rangkat 4 (empat0 dari tempat yang dimintakan ijin pemakaiannya;

g. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu yang berhubungan dengan pemanfaatan tanah tersebut;

Pasal 5

Ijin pemanfaatan tanah dimaksud dalam pasal 3 Peraturan Daerah ini, tidak dapat dialihkan kepada pihak lain kecuali mendapat persetujuan Kepala Daerah;

Pasal 6

(1) Pemegang ijin pemanfaatan tanah pengairan pada 1 (satu) lokasi, tidak diperbolehkan mengajukan ijin pemakaian tanah dilokasi lain; (2) Ijin pemanfaatan tanah dicabut apabila;

a. Masa berlaku telah berakhir; b. Atas permintaan pemegang ijin; c. Pemegang ijin meninggal dunia;

d. Badan hukum sebagai pemegang bubar/dibubarkan; e. Tanah yang bersangkutan diperlukan oleh pemerintah;

f. Pemegang ijin tidak dapat memenuhi kewajiban dan syarat-syarat yang ditentukan;

(3) Dalam hal pemegang ijin meninggal dunia ahli warisnya dapat meneruskan ijin pemanfaatan tanah, setelah melapoekan lebih dahulu kepada Kepala Daerah untuk diadakan pembaharuan ijin;

(4) Ijin Pemanfaatan tanah dapat dibatalkan apabila terjadi pemalsuan data-data dalam pengajuan permohonan ijin pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Peraturan Daerah ini;

Pasal 7

(1) Bilamana jangka waktu pemanfaatan tanah telah berakhir, dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan tanah yang dipakai harus dibersihkan kembali seperti keadaan semula atas biaya pemegang ijin, begitu pula dalam hal pembatalah atau pencabutan.

(5)

(2) Apabila ketentuan dimaksud pada ayat (1) pasal ini tidak dipenuhi pembersihan dan pengambilan seperti keadaan semula akan dilakukan oleh Petugas Dinas Pekerjaan Umum atas biaya Pemegang ijin;

(3) Jika dalam bongkatan tidak diambil oleh pemiliknya setelah lewat jangka waktu 1 (satu) bulan sejak dilakukan pembongkatan maka bahan-bahan dimaksud tidak dalam tanggung jawab petugas pada ayat (2) pasal ini.

BAB IV

KETENTUAN RETRIBUSI Pasal 8

(1) Pemegang ijin dimaksud dalam pasal 3 Peraturan Daerah ini dikenakan retribusi;

(2) Retribusi atas pemanfaatan tanah dimaksud pada ayat (1) pasal ini ditetapkan sebagai berikut ;

a. Pemanfaatan tanah untuk pemasangan saluran Telkom;

1. Saluran diatas tanah dengan menggunakan tiang penyangga jalan sebesar Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) setiap tahun setiap satu hektometer;

2. Saluran diatas tanah dengan memakai pohon disepanjang jalan sebagai penyanga sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah) setiap tahun, setiap hektometer;

3. Setiap silangan dari saluran sebesar Rp. 1.500,00 (seribu lima ratus rupiah) setiap tahun satu hektometer;

4. Saluran dibawah tanah sebesar Rp. 1.500,00 (seribu lima ratus rupiah) setiap tahun setiap satu hektometer.

b. Pemanfaatan tanah untuk sepanjang pipa-pipa saluran:

1. Saluran diatas atau urut sepanjang jalan dan untuk pemasangan pipa saluran yang melintang diatas atau urut jembatan dikenakan retribusi sebesar Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah) setiap tahun, setiap satu hektometer;

(6)

2. Saluran yang menyilang dibawah jalan dikenakan retribusi sebesar Rp. 4.000,00 (dua ribu rupiah) setiap tahun, setiap silangan;

3. Saluran dibawah tanah sepanjang jalan dikenakan retribusi sebesar Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah) setiap tahun setiap hektometer;

c. Pemanfaatan tanah untuk pemasangan papan reklame atau panggung reklame atau panggung reklame sebesar Rp. 1.000,00 (seribu rupiah) setiap bulan setiap meter persegi;

d. Pemanfaatan tanah untuk pemasangan kain reklame atau spanduk sebesar Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah) setiap bulan;

e. Pemanfaatan tanah untuk pendirian kios, toko, warung, depot dan bangunan tidak ermanen lainnya, sebesar Rp. 500,00 (lima ratus rupiah) setiap bulan, setiap meter persegi;

f. Pemanfaatan tanah untuk terop sebesar Rp. 600,00 (enam ratus rupiah) setiap bulan, setiap meter persegi ijin diberikan paling lama 10 (sepuluh) hari perpanjangan paling lama 10 (sepuluh) hari;

g. Pemanfaatan tanah untuk jalan keluar masuk ke perusahaan/industri sebesar Rp. 100,00 (seratus rupiah) setiap bulan setiap meter persegi;

h. Pemanfaatan tanah untuk tempat pompa bensin:

1. Biaya tetap sebesar Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) setiap bulan untuk pompa dan tangki dengan perlengkapannya; 2. Biaya tambahan sebesar Rp. 1.000,00 (seribu rupiah) setiap

meter persegi kios tiap bulan;

3. Pompa tambahan sebesar Rp. 2.000,00 (dua ribu rupiah) setiap pompa, setiap bulan;

4. Tangki tambahan sebesar Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) 5. Untuk jalan keluar masuk ke pompa bensin sebesar Rp.

100,00 (seratus rupiah) setiap meter persegi setiap bulan; 6. Biaya tambahan untuk pengukuran luas tanah yang dipakai

sebesar 5.000,00 (lima ribu rupiah)

(7)

1. Sampai dengan 500 meter persegi sebesar Rp. 10,00 (sepuluh rupiah) setiap meter persegi setiap tahun.

2. Lebih dari 500 meter persegi sebesar Rp. 15,00 (lima belas rupiah) setiap meter persegi setiap tahun;

j. Pemanfaatan tanah untuk

1. Bangunan/rumah permanen besar halamannya sebesar Rp. 400,00 (empat ratus rupiah) setiap meter persegi;

2. Bangunan/rumah semi permanen beserta halamannya sebesar Rp. 200.00 (dua ratus rupiah) setiap meter persegi setiap tahun;

3. Bangunan/rumah sederhana beserta halamannya sebesar Rp. 100,00 (seratus rupiah) setiap meter persegi setiap tahun; 4. Suatu usaha perusahaan atau industri beserta halamannya

sebesar Rp. 750,00 (tujuh ratus lima puluh rupiah) setiap meter persegi setiap tahun;

k. Pemanfaatan tanah untuk tempat penjemuran, penimbunan bahan-bahan keperluan lain sebesar Rp. 100,00 (seratus rupiah) setiap meter persegi setiap tahun;

l. Pemanfaatan tanah tambak untuk pertanian sebesar Rp. 100,00 (seratus rupiah setiap meter persegi setahun minimum Rp. 2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah) setiap tahun;

m. Pemanfaatan Tanah Pertanian Polowijo sebesar Rp. 20,00 (dua puluh rupiah) setiap meter persegi setiap tahun;

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf e,f,j,k,l dan m pasal ini bisa diberikan pengecualian dengan Keputusan Kepala Daerah atas pertimbangan Kepala Desa/Kepala Kelurahan setempat;

Pasal 9

Ketentuan ketentuan retribusi sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 peraturan Daerah tidak berlaku bagi pemakai tanah untuk:

a. Kepentingan Pemerintah b. Kepentingan Agama c. Kepentingan Pendidikan

(8)

e. Kepentingan Sosial antara lain ; Yayasan sosial, panti asuhan, panti jompo, rehabilitasi sosial dan lain-lain yang sejenis

f. Kepentingan umum antara lain; pasar, pos kamling dan lain-lain yang sejenis;

Pasal 10

(1) Retribusi atas pemanfaatan tanah dimakud dalam pasal 8 Peraturan Daerah ini harus dibayar lebih dahulu setiap tahun sebelum tanah yang bersangkutan dipergunakan sebagaimana disebutkan dalam ijin dimaksud dalam pasal 8 peraturan Daerah ini;

(2) Setiap keterlambatan pembayaran tertibusi dimaksud pada ayat (1) pasal ini sampai dengan 3 (tiga) bulan dikenakan denda 50% (lima puluh persen) dan keterlambatan selanjutnya dikenakan denda 100% (seratus persen) dari jumlah retribusai yang telah ditetapkan.

Pasal 11

Pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan-ketentuan dalam peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik.

BAB V

KETENTUAN PIDANA Pasal 12

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga0 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah)

(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran.

(9)

BAB VI

KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 13

(1) Selain oleh Pejabat penyidik Umum Penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pengawas Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan dimaksud pada ayat (1) pasal ini sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 14

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Daerah

Pasal 15

Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak diundangkan

Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam lembaran Daerah Kabupaten Gresik

Ditetapkan di Gresik Pada tanggal 28 Pebruari 2001

BUPATI GRESIK TTD

(10)

Diundangkan di Gresik Pada tanggal 15 Maret 2001

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GRESIK

TTD

Drs. GUNAWAN, M.Si. Pembina Tk. I NIP. 010 980 491

(11)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 31 TAHUN 2000

TENTANG

PEMANFAATAN TANAH PENGAIRAN YANG DIKUASAI PEMERINTAH KABUPATEN

I. PENJELASAN UMUM

Dalam rangka penertiban, pengaturan, pengendalian serta pelayanan kepada masyarakat atas pemanfaatan pengairan yang dikuasai oleh pemerintah Kabupaten Gresik, maka dipandang perlu untuk menetapkan suatu Peraturan yang mengatur tentang pemakaian/pemanfaatan terhadap tanah-tanah pengairan yang dikuasai Pemerintah Kabupaten Gresik yang ketentuannya dituangkan di dalam suatu Peraturan Daerah.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup Jelas

Pasal 2 : Termasuk didalamnya adalah untuk prmanfaatan usaha pertanian, usaha pengairan dan lain-lain

Pasal 3 s/d 4 : Cukup Jelas

Pasal 5 : Menyesuaikan diatas Pasal 6 s/d 15 : Cukup Jelas

Referensi

Dokumen terkait

Pada umumnya infestasi lalat ini terjadi pada sapi potong, namun sekarang dapat ditemukan di sapi perah, Para peternak membeli sapi dari daerah lain yang tidak dilakukan

Prevalensi defisiensi G6PD pada anak sekolah yang tinggal di daerah endemis malaria di Provinsi Sulawesi Utara, ditemukan paling tinggi pada anak sekolah di

Sehubungan dengan hasil uji beda koefisien regresi pada penelitian ini yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan pengaruh antara perusahaan jasa dan perusahaan

Walaupun masing kelas berada pada kategori yang sama, tetapi kelas eksperimen yang diberi model pembelajaran Quantum Teaching menunjukkan peningkatan hasil belajar

Dari masing-masing kelompok diukur kadar kortisol sebelum dan 6 jam pasca operasi , setelah 7 hari pasca operasi dilakukan pengambilan sampel dari cairan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mendiskripsikan keefektifan penggunaan Metode jigsaw learning dan true or false untuk memotivasi

Berikut cara yang di anjurkan untuk mengisikan saldo awal neraca yaitu : - Pilih Menu Setup Balance Account Opening Balance.. - Tambahkan untuk saldo

Bila pas ien menginginkan fertilitas maka induksi ovulasi dapat dilakukan dengan hormon gonadotropin atau dengan pemberian GnRH pulsatil, sedangkan pada wanita yang tidak ingin