i
HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN BELAJAR DAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA
Skripsi
Diajukan Untuk Menenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh : Listya Asoka Chrisadi
NIM : 069114094
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
“Oleh karena itu Aku berkata kepadamu:
mintalah, maka akan diberikan kepadamu;
carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan
bagimu.” (Lukas 11:9)
-Jangan Gagap Menghadapi Hidup-
(Anonymous)
v
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
My Beloved Father in Heaven,
Mama dan keluarga ku,
Mahasiswa di seluruh muka bumi yang sedang berjuang
vii
HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN BELAJAR DAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA
Listya Asoka Chrisadi
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara orientasi tujuan belajar dan prestasi akademik pada mahasiswa. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara orientasi tujuan belajar dan prestasi akademik pada mahasiswa. Subjek penelitian adalah 789 mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007, 2008 dan 2009. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar skala orientasi tujuan belajar dan strategi belajar (GOALS-S) dari Dowson dan McInerney (2004), serta melihat IPK mahasiswa. Untuk mengetahui hubungan antara orientasi tujuan belajar dan prestasi akademik pada mahasiswa digunakan teknik korelasi Pearson product moment. Koefisien korelasi (r) antara orientasi tujuan belajar dan prestasi akademik pada mahasiswa sebesar 0,214 dengan taraf signifikansi (p) 0,000 (p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara orientasi tujuan belajar dengan prestasi akademik pada mahasiswa. Kesimpulannya, jika mahasiswa memiliki orientasi tujuan dalam belajarnya maka prestasi akademik yang diperoleh mahasiswa cenderung meningkat.
viii
THE RELATION BETWEEN GOAL ORIENTATION OF LEARNING AND STUDENT’S ACADEMIC ACHIEVMENT
Listya Asoka Chrisadi
ABSTRACT
This research is a correlational study that aiming to figure out the relationship between goal orientation and student academic achievement. The hypothesis proposed in this research is correlation between learning goal orientation and student academic achievement. Research subjects were 789 students of Sanata Dharma University Yogyakarta year 2007, 2008 and 2009. Data collected by spreading learning goal orientation and learning strategy scale (GOALS-S) by Dowson & McInerney (2004), also see GPA student. This research will use the Pearson Product Moment Correlation method. The result show that correlation between goal orientation in learning and student’s academic achievement was (r) 0.214 with a significance value (p) 0.000 (p <0.01). It indicated there is a correlation between goal orientation learning with student’s academic achievement. In conclusion, student who have and who can apply this goal orientation learning will receive higher academic achievement.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan
penyertaan yang diberikan selama pengerjaan dan terselesaikannya skripsi
berjudul “Hubungan Antara Orientasi Tujuan dalam Belajar dan Prestasi
Akademik Mahasiswa”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Tuhan telah memperkenalkan kepada penulis orang-orang yang hebat dan
tulus membantu serta memberikan dukungan saat penulis mengerjakan skripsi.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada orang-orang hebat tersebut, yaitu kepada:
1. Ibu Titik Kristiyani, M.Psi., selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu
menyempatkan waktunya dan untuk segala nasehat, masukan, bimbingan,
kesabaran, dan dukungan yang telah diberikan.
2. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani, selaku dekan yang selalu mendorong kami agar
cepat menyelesaikan skripsi.
3. Bapak Minta Istono, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik angkatan
2006, untuk pendampingan dan saran-sarannya selama masa perkuliahan
penulis.
4. Semua dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
telah memberikan wawasan dan ilmu yang berharga dan tak ternilai kepada
xi
5. Ibu MM. Nimas Eki Suprawati, M.Si., Psi. dan Ibu Debri Pristinella, M.Si.,
selaku penguji yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun bagi
penulis.
6. Mas Muji, Mas Doni, Mbak Nanik, Mas Gandung, Pak Gie, dan seluruh staff
Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah banyak membantu dan juga
menjadi teman bagi para mahasiswa.
7. Bapak, Mama, dan Sibro tercinta, terimakasih atas dukungan, kesabaran,
cinta, kasih sayang, dan doa yang tak henti-hentinya diberikan kepada penulis.
8. Semua anggota keluarga besar Soewarso dan Soedarman, keluarga yang telah
membangun diri penulis dan memberikan kehangatan dalam hidup penulis.
9. Keluarga Thomas Pudjo dan Charisma Panca, keluargaku di Yogyakarta.
Terimakasih atas segala pengertian dan perhatian yang tulus diberikan.
10.Jessica Karina, Christantyaning Omega, Ni Made Tan. Sahabat sekaligus
sista, terimakasih untuk kenangan masa muda yang tidak akan pernah penulis
lupa.
11.Semua teman-teman mahasiswa psikologi, khususnya angkatan 2006
especially Fery, Kris, Dita, Vivi, Yanti, Lusi, Brigit dan Yupa. Terimakasih
buat masukan, bantuan SPSS, juga kerjasama selama ini terutama di
akhir-akhir semester kita.
12.Teman-teman kost “Anggrek” especially Rani dan Yayuk. Terimakasih sudah
menjadi saudara di tempat asing ini.
13.Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dari jarak jauh, especially Sinta,
xii
14.Kepada semua pihak yang telah membantu dan teman-teman yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala bantuan dan dukungan
yang telah diberikan. Tuhan Memberkati.
Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala kerendahan hati, penulis
merasa penyusunan tugas akhir ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis menerima saran dan kritik mengenai penelitian ini dengan senang hati.
Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca sekalian.
Yogyakarta, Januari 2012
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………. iii
HALAMAN MOTTO ………...…….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………..………. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………... vi
ABSTRAK ………..……… vii
ABSTRACT………... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ……... ix
KATA PENGANTAR ……….. x
DAFTAR ISI ………... xiii
DAFTAR TABEL ………... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ………. xix
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
A.LATAR BELAKANG MASALAH ………... 1
B.RUMUSAN MASALAH ……….. 5
C.TUJUAN PENELITIAN ……….. 5
D.MANFAAT PENELITIAN ……….. 5
1. Manfaat Teoritis ……….... 5
2. Manfaat Praktis ………... 5
BAB II LANDASAN TEORI ……….. 6
xiv
1. Pengertian Mahasiswa………... 6
B.ORIENTASI TUJUAN BELAJAR ……… 6
1. Pengertian Orientasi Tujuan Belajar ………. 6
2. Jenis-jenis Orientasi Tujuan Belajar ………....………. 8
C.PRESTASI AKADEMIK………... 10
1. Pengertian Prestasi Akademik ……… 10
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik ………. 12
3. Pengukuran Prestasi Akademik ……….. 16
D.HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN BELAJAR DAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA……… 18
E. HIPOTESIS ………... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 24
A.JENIS PENELITIAN ………. 24
B.VARIABEL PENELITIAN ....………. 24
C.DEFINISI OPERASIONAL ……….. 24
1. Orientasi Tujuan Belajar..………. 24
2. Prestasi Akademik ………... 27
D.SUBJEK PENELITIAN ………... 27
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA ………. 28
1. Skala ..………. ………... 28
2. Dokumentasi ...………... 31
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ……… 31
xv
2. Reliabilitas ..……… 33
3. Uji Daya Beda Item ………. 34
G.UJI COBA ALAT UKUR ……….. 34
1. Proses Uji Coba Alat Ukur ……….. 34
2. Hasil Uji Kesahihan Butir Skala ……….. 35
3. Uji Reliabilitas ………... 37
H.METODE ANALISIS DATA ……… 39
1. Uji Asumsi Data Penelitian ……… 39
2. Uji Hipotesis Penelitian ……….. 40
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 41
A.ORIENTASI KANCAH ………. 41
1. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta……….. 41
2. Proses Pengambilan Data ………... 41
3. Data Demografi Subjek ...………... 43
B.DESKRIPSI DATA PENELITIAN ……….. 44
1. Data Teoritis dan Empiris ……….. 44
2. Kategorisasi Tingkat Orientasi Tujuan Belajar dan Prestasi Akademik……… 45
C.ANALISIS DATA PENELITIAN ………... 48
1. Hasil Uji Asumsi ……… 48
2. Hasil Uji Hipotesis ..………... 50
xvi
BAB V PENUTUP ………... 67
A.KESIMPULAN ……….………. 67
B.SARAN ……… 67
1. Bagi Universitas ………... 67
2. Bagi Mahasiswa………... 68
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ………... 68
DAFTAR PUSTAKA ..……….…………. 70
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan Nilai Angka dan Huruf….……… 17
Tabel 2. Blue Print Skala Sebelum Uji Coba ……... 29
Tabel 3. Aspek dan Distribusi Item Skala Sebelum Uji coba………. 30
Tabel 4. Blue Print Skala Setelah Uji Coba ………. 36
Tabel 5. Aspek dan Distribusi Item Skala Setelah Uji Coba……..…………. 37
Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas………... 38
Tabel 7. Data Demografi Subjek………...………... 43
Tabel 8. Data Teoritis dan Empiris………... 44
Tabel 9. Kriteria Kategorisasi Subjek Penelitian………. 46
Tabel 10. Kriteri Kategorisasi Tujuan Akademik………... 46
Tabel 11. Kriteria Kategorisasi Tujuan Sosial……… 47
Tabel 12. Kriteria Kategorisasi Prestasi Akademik………... 48
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas……….. 49
Tabel 14. Hasil Uji Linearitas………... 50
Tabel 15. Hubungan Orientasi Tujuan Belajar dan Prestasi Akademik Mahasiswa……….. 51
Tabel 16. Hubungan Tujuan Akademik dalam Orientasi Tujuan Belajar dan Prestasi AkademikMahasiswa…………...……….. 52
Tabel 17. Hubungan Tujuan Sosial dalam Orientasi Tujuan Belajar dan Prestasi AkademikMahasiswa ………. 53
xviii
Tabel 19. Hasil Kategorisasi Tujuan Sosial dalam Belajar dan Prestasi
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Uji Coba .…...….………. 74
Lampiran 2. Reliabilitas Skala ………...……… 80
Lampiran 3. Skala Penelitian……… 84
Lampiran 4. Hasil Penelitian……….. 91
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
“Berapa IP nya?” Pertanyaan ini telah menjadi sesuatu hal yang
sering didengar setiap akhir semester. Hal ini secara tidak langsung
mengungkapkan bahwa dalam dunia akademik, indeks prestasi telah
menjadi sebuah simbol ukuran kemampuan ataupun pencapaian prestasi
akademik.
Prestasi akademik, dikatakan oleh Sobur (2003) sebagai suatu
perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang
dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses
pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil proses
belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, yang secara
langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang
terstandar. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi akademik memang
dianggap sebagai suatu kecakapan dan kemampuan bahkan sebagai suatu
pencapaian yang dianggap sebagai ukuran keberhasilan dari mahasiswa.
Tuntutan akan prestasi ini sedemikian tingginya dan secara tidak langsung
tercermin dari prasyarat untuk mencari pekerjaan dan studi lanjut yang
mencantumkan batasan minimal Indeks Prestasi Kumulatif.
Apalagi dalam menghadapi dunia global sekarang ini seseorang
tahun 2010 sebanyak 1,22 juta sarjana masuk dalam pengangguran
terbuka. Hal ini karena sebuah perusahaan menggunakan IPK (Indeks
Prestasi Komulatif) sebagai salah satu syarat administratif yang harus
dipenuhi, yang umumnya berkisar antara 2.75 sampai dengan 3.00 sebagai
syarat minimum (www.harianjoglosemar.com).
Berawal dari kebutuhan dan tuntutan untuk berprestasi seperti
inilah, ditemukan adanya hal atau perilaku mahasiswa yang menarik.
Secara positif, sebuah target akan prestasi akan mendorong individu untuk
lebih giat dan optimal dalam berusaha mencapai harapannya.
Prestasi akademik yang baik dapat diperoleh dari proses belajar
yang baik selama seseorang berada dalam bangku perkuliahan dan
menjalani pendidikan formal. Banyak faktor yang turut mempengaruhi
keberhasilan maupun kegagalan mahasiswa dalam menempuh
pendidikannya di perguruan tinggi (Suryabrata, 2002). Secara umum,
faktor yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa adalah faktor
internal yakni faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa dan faktor
eksternal yang merupakan faktor dari luar diri mahasiswa. Faktor internal
mahasiswa yang turut berpengaruh salah satunya adalah motivasi.
Motivasi merupakan pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku
secara terarah (Gleitman dan Reber dalam Syah, 2008). Tingkah laku
mahasiswa yang ditampilkan untuk mencapai tujuan tertentu digerakkan
dalam belajar akan menunjukkan perilaku dan usaha untuk meraih apa
yang menjadi tujuan belajarnya.
Namun sekarang ini mahasiswa menemukan berbagai kesulitan
dalam belajarnya yang menyebabkan krisis motivasi dalam belajar yang
dikemukakan oleh Winkle (1991) dengan gejala yang ditunjukkan seperti
berkurangnya perhatian pada waktu belajar, kelalaian dalam mengerjakan
tugas-tugas, pekerjaan rumah, menunda persiapan ujian, serta pandangan
asal lulus, dan sebagainya.
Untuk mengatasi hal di atas mahasiswa perlu melakukan langkah
dalam menumbuhkan motivasi dalam belajar. Salah satu bentuk motivasi
yang dapat dipakai mahasiswa adalah orientasi tujuan belajar. Menurut
Svinicki (2005) Goal Orientation adalah sebuah motivasi yang umum dan
menunjuk pada suatu fakta bahwa tipe tujuan yang dipakai seseorang
memiliki dampak yang luar biasa pada bagaimana mereka mengejar tujuan
tersebut. Orientasi tujuan belajar merupakan motivasi seseorang dalam
mencapai prestasi akademik. Memiliki orientasi belajar dapat membuat
mahasiswa lebih fokus pada usaha-usaha belajar yang mereka lakukan
untuk mencapai tujuan-tujuan akademis. Menurut Ames (dalam Pintrich,
1996) orientasi tujuan itu sendiri merupakan pola terpadu dari sebuah
kepercayaan yang mengarah ke cara yang berbeda dalam mendekati,
terlibat, dan merespon suatu situasi berprestasi. Selaras dengan apa yang
dikemukakan oleh Woolfolk (2009) orientasi tujuan merupakan sebuah
Orientasi tujuan dalam belajar menurut Dowson & McInerney
(2004) diklasifikasikan menjadi dua yaitu (1) tujuan yang berfokus pada
motif akademik yang dipakai mahasiswa dalam kegiatan di kelas yang
disebut dengan tujuan akademik, dan (2) tujuan yang berfokus pada motif
sosial yang dipakai mahasiswa dalam situasi akademik yang disebut tujuan
sosial (Arias, 2004). Dalam menetapkan tujuan belajarnya, mahasiswa
umumnya menyadari beberapa kondisinya terkini, kondisi-kondisi
idealnya, dan rentang perbedaan antara kedua kondisi tersebut (Woolfolk,
2009).
Sebuah penelitian yang dilakukan yang dilakukan oleh
Simanungkalit (2006) yang dilakukan pada 125 mahasiswa berusaha
menunjukkan hubungan antara orientasi tujuan belajar dan prestasi
akademik mahasiswa. Dari hasil penelitian terlihat bahwa orientasi tujuan
belajar dan prestasi akademik memiliki hubungan yang positif dan
signifikan. Hanya saja pada penelitian tersebut dimensi yang diukur
hanyalah tujuan mastery dan tujuan performance. Sedangkan pada
penelitian ini, peneliti akan menggunakan tujuan akademik dan tujuan
sosial sebagai dimensi orientasi tujuan belajar yang akan diukur.
Penelitian tentang prestasi akademik dan orientasi tujuan belajar
telah dilakukan sebelumya dengan variabel yang berbeda. Kondisi objektif
tersebut di atas banyak memberi masukan dan melatarbelakangi penelitian
ini dilakukan. Penelitian ini akan meneliti apakah ada hubungan antara
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah terdapat hubungan antara orientasi tujuan belajar dan
prestasi akademik mahasiswa?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara orientasi tujuan belajar dan prestasi akademik mahasiswa.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat berbagai
pihak, baik itu manfaat secara teoritis maupun secara praktis. Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah keragaman
penelitian di bidang Psikologi, khusunya bidang Psikologi Pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi
mahasiswa mengenai orientasi tujuan belajar dan menerapkannya
sebagai pendekatan dan motivasi dalam kegiatan belajar, sehingga ke
depannya mampu memperoleh prestasi akademik yang optimal.
Bagi peneliti yang berminat dengan tema serupa, maka
penelitian ini dapat dijadikan dasar atau acuan untuk pengembangan ke
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. MAHASISWA
1. Pengertian Mahasiswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) mahasiswa
adalah orang yang belajar di Perguruan Tinggi. Mahasiswa dalam
peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang
terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Sedangkan, menurut UU
RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab VI bagian ke empat pasal 19
bahwasanya mahasiswa itu sebenarnya hanya sebutan akademis untuk
siswa atau murid yang telah sampai pada jenjang pendidikan tertentu
dalam masa pembelajarannya.
Menurut uraian teori di atas mahasiswa merupakan suatu
kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan
dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dipercaya oleh masyarakat sebagai
kaum terpelajar lewat pendidikan yang mereka capai sampai tingkat
perguruan tinggi.
B. ORIENTASI TUJUAN BELAJAR
1. Pengertian Orientasi Tujuan Belajar
Goal orientation atau orientasi tujuan belajar diciptakan oleh
belajar siswa dan performansi siswa dalam tugas akademis. Menurut
Locke dan Latham (2002) tujuan atau goal adalah hasil atau
pencapaian yang pemenuhannya diperjuangkan oleh seseorang (dalam
Woolfolk, 2009).
Svinicki (2005) mendefinisikan Goal Orientation sebagai
sebuah motivasi yang umum dan menunjuk pada suatu fakta bahwa
tipe tujuan yang dipakai seseorang memiliki dampak yang luar biasa
pada bagaimana mereka mengejar tujuan tersebut. Selain itu, orientasi
tujuan belajar merupakan suatu bagian dari proses pembelajaran, yaitu
suatu orientasi yang menekankan belajar sebagai sarana untuk
mencapai tujuan dan pembelajaran itu sendiri. (Dowson, 2004).
Menurut Ames (dalam Pintrich, 1996) Goal Orientation
merupakan pola terpadu dari sebuah kepercayaan yang mengarah ke
cara yang berbeda dalam mendekati, terlibat, dan merespon suatu
situasi berprestasi. Selaras dengan apa yang dikemukakan oleh
Woolfolk (2009) orientasi tujuan belajar merupakan sebuah pola
kepercayaan tentang tujuan yang mengarah pada prestasi di sekolah.
Goal orientation merupakan sebuah kerangka berfikir yang dipakai
seseorang dalam menghadapi situasi akademis (Dweck & Leggett,
1988; Elliott & Dweck, 1988 dalam VandeWalle 1999).
Menurut paparan teori di atas dapat disimpulkan bahwa
orientasi tujuan belajar merupakan sebuah pola, kepercayaan, motivasi,
bertindak dan terlibat dengan tugas akademik dan kegiatan belajarnya.
Hal ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mencapai performansi
atau tujuan dalam seting pendidikan.
2. Jenis-jenis Orientasi Tujuan Belajar
Banyak penelitian mengenai orientasi tujuan belajar yang
dilakukan dalam bidang pendidikan. Peneliti memiliki catatan yang
berbeda dalam orientasi tujuan mahasiswa dan menggunakan istilah
yang berbeda-beda seperti “sukses” vs “pemahaman” dari Piaget
(Piaget, 1978), mastery dan performance orientation (Ames & Archer,
1992) atau disebut juga learning dan performance goals (Dweck &
Leggett, 1988), task-involved dan ego-involved goals (Nicholls, 1984)
dan ability focused dan ego focused goals (Midgley & Maehr, 1991)
(dalam Pintrich & Schunk, 1996).
Orientasi tujuan dalam belajar dalam penelitian ini dibedakan
dalam dua yaitu tujuan akademik dan tujuan sosial yang akan
dipaparkan sebagai berikut (Dowson dan McInerney, 2004) :
a. Tujuan Akademik
Tujuan akademik merupakan motif dari keadaan akademik
yang dipakai siswa sebagai tuntutan dalam perilaku mereka di
1. Mastery atau penguasaan materi.
Keinginan untuk mencapai suatu pemahaman, kompetensi
akademik, atau mengembangkan performansi yang relatif
sesuai standar diri sendiri.
2. Performance atau performansi.
Keinginan untuk mencapai performansi yang lebih baik
dari siswa lain, mencapai tingkatan tertentu, atau keinginan
memperoleh hadiah yang nyata sesuai dengan performansi
akademik yang telah dicapai.
3. Work-avoidance.
Keinginan untuk mencapai sesuatu dengan sedikit mungkin
usaha yang dilakukan. Pintrich dan Schunk (2002) juga
mengatakan siswa dengan tujuan ini berusaha menyelesaikan
tugas dan kegiatan secepat mungkin tanpa mengerahkan
banyak usaha (dalam Woolfolk, 2009).
b. Tujuan Sosial
Tujuan sosial mengarah pada alasan mengapa siswa
berperilaku dalam situasi akademik sehingga dapat memenuhi
tujuan sosial (Arias, 2004). Selain itu, tujuan sosial dapat diartikan
sebagai beragam kebutuhan dan motif siswa untuk terhubung
dengan orang lain atau menjadi bagian sebuah kelompok
1. Afiliasi Sosial
Keinginan untuk mencapai dan meningkatkan rasa saling
memiliki dalam sebuah kelompok, dan atau untuk membangun
atau menjaga hubungan interpersonal antara anggota.
2. Penerimaan Sosial
Keinginan untuk mendapatkan persetujuan dan penerimaan
dari teman sebaya, guru atau pengajar, dan orang tua.
3. Keperdulian Sosial
Keinginan untuk secara akademik dapat membantu orang
lain, atau dalam urusan pengembangan kepribadian.
4. Tanggung jawab Sosial
Keinginan untuk menjaga komitmen interpersonal,
memenuhi kewajiban peran sosial atau untuk mengikuti moral
dan aturan sosial.
5. Status Sosial
Keinginan untuk mencapai posisi tertinggi di sebuah
sekolah atau dalam kehidupannya ke depan
C. PRESTASI AKADEMIK
1. Pengertian Prestasi Akademik
Istilah prestasi akademik terkadang digunakan secara
berganti-ganti dengan prestasi belajar, tetapi kedua istilah ini sebenarnya
umumnya istilah prestasi belajar digunakan untuk siswa sekolah,
sedangkan prestasi akademik digunakan untuk mahasiswa di lembaga
Pergruruan Tinggi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) prestasi
akademik adalah nilai yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang
bersifat kognitif dan ditentukan melalui penilaian. Sedangkan Sukarti
(1986) mendefinisikan prestasi belajar atau prestasi akademik sebagai
tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan mahasiswa terhadap
tugas belajar di kampus dalam periode tertentu yang meliputi aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilan (dalam Pabiban, 2007).
Tingkat keberhasilan atau penguasaan mahasiswa dalam
belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraih. Prestasi belajar
sendiri menurut Bloom (dalam Prasetiyo, 2009) adalah proses belajar
yang dialami siswa untuk menghasilkan perubahan dalam bidang
pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis dan
evaluasi. Menurut Suryabrata (2002) prestasi belajar adalah hasil
evaluasi dari suatu proses biasanya dinyatakan dalam bentuk
kuantitatif atau angka, yang khusus dipersiapkan untuk proses evaluasi
misalnya nilai raport atau Kartu Hasil Studi (KHS).
Berdasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
prestasi akademik adalah tingkat keberhasilan mahasiswa dalam
proses belajar di kampus yang didapatkan melalui serangkaian
cara untuk memperoleh informasi mengenai hasil belajar yang dapat
dikuantifikasikan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik
Pembahasan mengenai prestasi akademik sangat terkait dengan
aktivitas akademik yang dilakukan yaitu belajar. Pada dasarnya belajar
itu sendiri bukanlah aktivitas yang mandiri, akan tetapi banyak faktor
yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
secara langsung maupun tidak langsung ikut pula mempengaruhi hasil
belajar karena setiap proses belajar ditujukan untuk mendapatkan hasil
belajar atau prestasi akademik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
mahasiswa diakui sangat kompleks dan terlalu banyak untuk
disebutkan satu persatu. Namun, secara umum faktor-faktor tersebut
diklasifikasikan ke dalam dua faktor besar, yaitu (Suryabrata, 2002;
dan Syah, 2008):
1. Faktor-faktor yang Berasal dari Luar Diri Mahasiswa
Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri mahasiswa
meliputi faktor non sosial dan faktor sosial.
a. Faktor non sosial
Faktor non sosial ini boleh dikatakan juga tak terbilang
jumlahnya, seperti misalnya: keadaan udara, cuaca, waktu,
b. Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor manusia, baik manusia itu hadir
maupun yang kehadirannya tidak langsung. Misalnya,
kehadiran seseorang yang mengganggu saat belajar, hubungan
mahasiswa dengan dosen, dan hubungan dengan anggota
keluarga.
2. Faktor-faktor dari Dalam Diri Mahasiswa
Faktor dari dalam diri mahasiswa meliputi faktor fisiologis
dan faktor psikologis.
c. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis dapat berupa keadaan tubuh, kesehatan,
keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu (Suryabrata, 2002).
Kondisi organ-organ khusus individu seperti tingkat kesehatan,
indera pendengaran dan penglihatan, juga sangat
mempengaruhi kemampuan individu dalam menyerap
informasi dan pengetahuan. Selain itu, akibat negatif yang
dapat terlihat dari faktor fisiologis adalah terhambatnya proses
informasi yang dilakukan oleh system memori individu
tersebut (Syah, 2008).
d. Faktor Psikologi
Faktor psikologi adalah hal yang mendorong aktivitas
belajar itu, hal yang merupakan alasan dilakukannya perbuatan
mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk
belajar antara lain adanya rasa ingin tahu dan ingin maju, untuk
mendapatkan simpati dari orang lain, radanya keinginan untuk
memperbaiki kegagalan, dan keinginan untuk mendapatkan
rasa aman.
Faktor psikologi dapat pula mempengaruhi kuantitas dan
kualitas perolehan pembelajaran yang dilakukan oleh individu.
Faktor-faktor itu secara umum adalah (Syah, 2008):
1. Intelegensi. Inteligensi pada umumnya dapat
diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk
memberikan reaksi rangsangan atau menyesuaikan
diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat
(Reber dalam Syah, 2008). Tingkat kecerdasan atau
inteligensi (IQ) tidak dapat diragukan turut
menentukan tingkat keberhasilan akademik
individu. Semakin tinggi kemampuan inteligensi
individu maka semakin besar peluang untuk meraih
sukses.
2. Sikap. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi
afektif berupa kecenderungan untuk memberi reaksi
atau memberi respon dengan cara yang relatif tetap
terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik
positif terhadap pengajar dan materi kuliah yang
diberikan merupakan pertanda awal yang baik bagi
proses belajar. Sebaliknya sikap yang negatif maka
akan menimbulkan kesulitan dalam proses belajar.
3. Bakat. Bakat diartikan sebagai kemampuan individu
untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak
tergantung pada upaya pendidikan dan latihan.
Individu yang berbakat dalam bidang elektro,
misalnya, akan jauh lebih mudah menyerap
informasi, pengetahuan dan keterampilan yang
berhubungan dengan bidang tersebut.
4. Minat. Secara sederhana minat berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar
individu dalam bidang-bidang tertentu.
5. Motivasi. Motivasi merupakan pemasok daya
(energizer) untuk bertingkah laku secara terarah
(Gleitman dan Reber dalam Syah, 2008). Individu
yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar
akan lebih terdorong untuk meraih apa yang
3. Pengukuran Prestasi Akademik
Prestasi belajar itu sendiri dapat diketahui dari hasil evaluasi
belajar. Evaluasi belajar dapat dilakukan dengan pengukuran yang
biasanya dibuat oleh guru, dosen atau pengajar dalam bentuk ujian
tertulis, lisan maupun praktek. Setelah itu, penialaian dilakukan atau
diberikan berdasarkan norma yang sudah dibuat dan dipergunakan.
Hasilnya diwujudkan dengan simbol yang biasanya dapat berupa
angka atau huruf yang biasa disebut dengan Indeks Prestasi (IP).
Prestasi belajar di lingkup mahasiswa diistilahkan sebagai
prestasi akademik. Prestasi akademik ini menjadi ukuran keberhasilan
individu dalam penguasaan materi yang telah diberikan. Pengukuran
prestasi akademik mahasiswa dilakukan melalui rangkaian evaluasi
terhadap mater-materi yang telah diberikan. Menurut Winkel (1983)
evaluasi merupakan penentuan sampai seberapa jauh sesuatu berharga,
bermutu atau bernilai (dalam Prasetiyo, 2009). Evaluasi prestasi atau
kemajuan belajar mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi (IP)
dilakukan pada akhir tiap semester. Ada dua jenis Indeks Prestasi yaitu
Indeks Prestasi Sementara (IPS) dan Indeks Prestasi Komulatif (IPK).
Indeks Prestasi Sementara digunakan untuk menentukan jumlah beban
kredit yang boleh diambil pada semester berikutnya. Cara menghitung
besar IPS adalah sebagai berikut:
IPS=
Kredit yang diambil adalah kredit dari mata kuliah yang
terdaftar dalam Kartu Rencana Studi (KRS) pada semester tersebut.
Sedangkan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) digunakan untuk
menentukan kelanjutan studi mahasiswa dan dilakukan dengan jadwal
evaluasi. Cara menghitung besar IPK adalah sebagai berikut:
IPK=
n : jumlah mata kuliah yang telah diambil
Selanjutnya, norma penilaian yang biasanya dilakukan pada
perguruan tinggi adalah dengan menggunakan simbol huruf-huruf A,
B, C, D dan E. Simbol-simbol huruf ini dapat dipandang sebagai
terjemahan dari simbol angka-angka sebagaimana tampak pada tabel
berikut (Syah, 2008):
Tabel 1.Perbandingan Nilai Angka dan Huruf
Simbol-simbol Nilai Angka dan Huruf
D. HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN BELAJAR DAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA
Orientasi tujuan dalam belajar menurut Dowson & McInerney
(2004) diklasifikasikan menjadi dua yaitu (1) tujuan akademik, dan (2)
tujuan sosial. Setiap orientasi tujuan belajar ini memiliki beberapa bentuk
atau karakteristik yang dapat memotivasi oleh siswa dalam proses belajar.
Mahasiswa dengan orientasi tujuan akademik memiliki karakteristik yang
menitik beratkan kegiatan belajar dan termotivasi pada penguasaan materi,
tujuan performansi, dan tujuan menghindari tugas. Dalam memenuhi
kebutuhan mahasiswa akan penguasaan materi perilaku mahasiswa akan
mengarah untuk memahami materi yang diajarkan dan mengembangkan
pengetahuan akademik. Salah satunya ketika mahasiswa memiliki
memiliki keinginan atau dorongan untuk memahami materi,
menyelesaikan tugas, mengembangkan performansi mereka dalam belajar
sebagai satu bentuk pembuktian diri. Saat mahasiswa dihadapkan pada
materi dan tugas perkuliahan yang kompleks dan beragam, siswa dengan
penguasaan materi ini juga dapat terbiasa bertahan lebih lama pada
tugas-tugas yang sulit, hal ini tentu saja sangat membantu mahasiswa dalam
mencapai prestasi akademik yang baik.
Pada tujuan performansi mahasiswa berkeinginan untuk
menunjukkan performansi yang lebih baik dari orang lain. Motivasi untuk
terlihat kompeten atau berkinerja baik di mata orang lain pada akhirnya
menunjukkan bahwa prestasi akademik dapat pula dicapai dengan tujuan
performansi.
Selain itu, mahasiswa juga mungkin untuk mengerjakan tugas
tanpa mengeluarkan usaha yang besar untuk menunjukkan tujuan
menghindari tugas (work avoidance). Bagi mereka, sukses bisa diraih
tanpa harus bekerja keras. Usaha yang mereka lakukan lebih tepatnya
dilakukan secara efisien untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dengan
cara yang dianggap cepat namun bermanfaat dalam menghadapi tugas
akademik dapat meningkatkan prestasi yang maksimal.
Selain itu, terdapat pula tujuan sosial, dimana mahasiswa dengan
orientasi tujuan sosial dalam belajarnya lebih termotivasi pada kebutuhan
sosialnya seperti afiliasi sosial, penerimaan sosial, keperdulian sosial,
tanggung jawab sosial, dan status sosial (Dowson & McInerney, 2004).
Tujuan afiliasi sosial oleh mahasiswa akan ditunjukkan dengan
meningkatkan rasa saling memiliki dalam sebuah kelompok yang
diikutinya. Rasa saling memiliki dalam sebuah kelompok akan timbul jika
masing-masing anggota kelompok dapat memiliki keterikatan yang kuat
dalam bidang akademik. Oleh karena itu, mahasiswa akan berusaha sebaik
mungkin dalam meningkatkan prestasi agar diterima dan menjadi bagian
dari kelompok tersebut.
Dalam tujuan penerimaan sosial mahasiswa akan memiliki
keinginan untuk mendapatkan persetujuan dan penerimaan dari orang
dapat menghargai tugas-tugas akademik dapat mendukung pembelajaran
oleh mahasiswa dan menghasilkan pencapaian prestasi baik. Terdapat pula
keinginan untuk membantu teman dalam urusan akademik yang
merupakan bentuk perilaku dari tujuan keperdulian sosial. Untuk
mewujudkan hal ini mahasiswa akan melakukan usaha dalam bidang
akademiknya guna memberi bantuan kepada orang lain yang mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas akademik yang secara tidak
langsung hal ini mampu meningkatka prestasi akademiknya sendiri.
Selain itu, tujuan tanggung jawab sosial menunjukkan keinginan
untuk menjaga komitmen interpersonal juga mampu meningkatkan
prestasi akademik mahasiswa. Karena mahasiswa akan selalu ingat pada
komitmennya dengan pengajar, guru, atau dosennya tentang kewajibannya
sebagai pelajar dan memenuhi perannya sebagai mahasiswa, yang
memiliki kewajibannya untuk belajar.
Tujuan yang terakhir adalah tujuan status sosial yang memiliki
karakteristik untuk mencapai posisi tertinggi dalam suatu lingkungan
sekolah atau dalam lingkup kehidupannya ke depan. Memiliki tujuan
tersebut sangat memungkinkan mahasiswa dalam terlibat dengan kegiatan
akademis sebaik-baiknya. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menjadi
yang terbaik, mahasiswa harus menujukkan prestasi yang maksimal.
Untuk memperjelas kerangka pikiran di atas, berikut ini akan di
E. HIPOTESIS
Sesuai dengan uraian di atas maka hipotesis pada penelitian ini yaitu:
terdapat hubungan antara orientasi tujuan belajar dengan prestasi akademik
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, yang mana
peneliti berusaha untuk melihat hubungan antara dua variabel. Penelitian
korelasional bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada satu
variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,
berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009). Sesuai dengan tujuannya,
penelitian ini ingin mengetahui hubungan orientasi tujuan belajar dengan
prestasi mahasiswa.
B. VARIABEL PENELITIAN
Berikut adalah variabel-variabel yang akan digunakan dalam
penelitian ini:
1. Variabel bebas: Orientasi Tujuan Belajar
2. Variabel tergantung: Prestasi Akademik
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Orientasi Tujuan Belajar
Orientasi tujuan belajar adalah pola atau kepercayaan,
berprestasi sesuai dengan tujuan yang diarah, digunakan umtuk
mencapai performansi dalam seting pendidikan.
a. Tujuan Akademik
Tujuan akademik merupakan motif dari keadaan akademik
yang dipakai siswa sebagai tuntutan dalam perilaku mereka di
kelas.
1. Mastery atau penguasaan materi.
Keinginan untuk mencapai suatu pemahaman, kompetensi
akademik, atau mengembangkan performansi yang relatif
sesuai standar diri sendiri.
2. Performance atau performansi.
Keinginan untuk mencapai performansi yang lebih baik dari
siswa lain, mencapai tingkatan tertentu, atau keinginan
memperoleh hadiah yang nyata sesuai dengan performansi
akademik yang telah dicapai.
3. Work-avoidance.
Keinginan untuk mencapai sesuatu dengan sedikit
mungkin usaha yang dilakukan (efisiensi kerja).
b. Tujuan Sosial
Tujuan sosial mengarah pada alasan mengapa siswa
berperilaku dalam situasi akademik sehingga dapat memenuhi
beragam kebutuhan dan motif siswa untuk terhubung dengan
orang lain atau menjadi bagian sebuah kelompok.
1. Afiliasi Sosial
Keinginan untuk mencapai dan meningkatkan rasa saling
memiliki dalam sebuah kelompok, dan atau untuk membangun
atau menjaga hubungan interpersonal antara anggota.
2. Penerimaan Sosial
Keinginan untuk mendapatkan persetujuan dan
penerimaan dari teman sebaya, guru atau pengajar, dan orang
tua.
3. Keperdulian Sosial
Keinginan untuk secara akademik dapat membantu orang
lain, atau dalam urusan pengembangan kepribadian.
4. Tanggung jawab Sosial
Keinginan untuk menjaga komitmen interpersonal,
memenuhi kewajiban peran sosial atau untuk mengikuti moral
dan aturan sosial
5. Status Sosial
Keinginan untuk mencapai posisi tertinggi di sebuah
sekolah atau dalam kehidupannya ke depan.
Orientasi tujuan belajar dapat diukur menggunakan skala
Orientasi Tujuan Belajar yang diadaptasi dari skala The Goal
Dowson dan McInerney (2004). Skala yang diadaptasi dari skala
GOALS-S akan disesuaikan dengan konteks penelitian yang akan
diteliti, yaitu untuk tujuan akademik dan tujuan sosial saja.
Semakin tinggi skor yang diperoleh mahasiswa dalam skala
orientasi tujuan belajar, berarti mahasiswa tersebut semakin
memiliki orientasi tujuan dalam belajar.
2. Prestasi Akademik
Prestasi akademik adalah tingkat keberhasilan mahasiswa
dalam proses belajar di kampus yang didapatkan melalui
serangkaian pengukuran dan penilaian hasil belajar. Pengukuran
mencakup segala cara untuk memperoleh informasi mengenai hasil
belajar yang dapat dikuantifikasikan. Dalam penelitian ini hasil
belajar mahasiswa dilihat dari Indeks Prestasi Komulatif
mahasiswa pada semester terakhir. Hasil prestasi atau IPK ini
memiliki nilai maksimum sebesar 4.00.
D. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah
mahasiswa angkatan 2007, 2008 dan 2009 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Subjek terdiri dari berbagai fakultas dan jurusan yang ada di
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode
yaitu metode skala dan metode dokumentasi. Skala yang digunakan adalah
skala orientasi tujuan belajar, sedangkan metode dokumentasi digunakan
untuk memperoleh data IPK yang diperoleh dari mahasiswa Universitas
Sanata Dharma pada semester terakhir.
1. Skala
Skala adalah alat pengumpulan data yang dipakai untuk
mengukur aspek atau atribut efektif (Azwar, 2009). Skala yang
dipakai dalam penelitian ini berisi kumpulan-kumpulan pernyataan
mengenai suatu objek perilaku. Skala yang digunakan adalah
model skala Likert. Item-item pada skala ditulis dalam bentuk item
yang bersifat favorable. Item yang bersifat favorable yaitu
item-item yang isinya mendukung, memihak, atau menunjukkan ciri
adanya atribut yang diukur. Item-item ini menggunakan pilihan
empat jawaban, yaitu jawaban Setiap Kali (SK) diberi skor 4,
Sering (S) diberi skor 3, Jarang (J) diberi skor 2 dan jawaban Tidak
Pernah (TP) diberi skor 1.
Skala yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
skala Orientasi Tujuan Belajar yang diadaptasi dari skala The Goal
Orientations and Learning Strategies Survey (GOALS-S) oleh
Dowson dan McInerney (2004), yang disesuaikan dengan konteks
tujuan sosial. Berikut ini adalah tabel blue print dari skala The
Goal Orientations and Learning Strategies Survey (GOALS-S).
Tabel 2. Blue print skala sebelum uji coba
Berikut ini adalah tabel penyebaran item pernyataan dalam
skala orientasi tujuan belajar
2. Dokumentasi
Metode dokumentai adalah suatu cara pengumpulan data
atau informasi yang bersumber pada catatan atau dokumen yang
tersedia pada instansi yang ada hubungannya dengan penelitian,
dalam hal ini adalah pihak kampus. Dalam metode dokumentasi
data yang didapat merupakan kumpulan data yang berbentuk
catatatan, transkip nilai dan keterangan-keterangan secara tertulis
yang pernah dilakukan pihak sekolah atau kampus di waktu yang
lalu (Arikunto dalam Pabiban, 2007).
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
IPK dari nahasiswa angkatan 2007, 2008 dan 2009 Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Validitas
Berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana
ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan alat
ukurnya. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas tinggi bila
alat ukur tersebut menjalankan fungsinya sebagai ukur atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud diadakannya
pengukuran tersebut (Azwar, 2007). Valid tidaknya alat ukur
tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai
yang valid tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan
tepat, tapi juga memberikan gambaran yang cermat mengenai data
tersebut. Cermat berarti pengukuran itu mampu memberikan
gambaran mengenai perbedaan-perbedaan sekecil-kecilnya di
antara subjek satu dengan yang lainnya.
Validitas skala pengukuran dalam penelitian ini diperoleh
melalui validitas isi. Validitas isi itu terdiri dari dua tipe, yaitu
validitas muka dan validitas logis. Validitas muka didasarkan pada
penilaian terhadap format penampilan tes (Azwar, 2007). Validitas
muka dalam penelitian ini dicapai dengan mendesain tampilan tes
dengan menjilidnya secara rapi dan menarik.
Validitas logis adalah tipe validitas yang menunjuk pada
sejauh mana isi tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut
yang hendak diukur. Untuk memperoleh validitas logis yang tinggi
suatu tes harus dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar
berisi item yang relevan dan perlu menjadi bagian tes secara
keseluruhan.
Oleh karena itu, langkah yang peneliti ambil untuk bisa
memperoleh validitas logis yang tinggi dalam penelitian ini adalah:
pertama menyusun blue print yang memuat cakupan aspek yang
hendak diungkap. Penggunaan blue print sangat membantu
tercapainya validitas logis. Langkah kedua adalah menguji isi tes
judgement. Professional judgement dalam penelitian ini adalah
Dosen Pembimbing skripsi.
2. Reliabilitas
Ide pokok yang terkandung dalam reliabilitas adalah sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2007). Uji
reliabilitas dilakukan untuk mengukur keajegan hasil pengukuran.
Reliabilitas menunjukkan konsistensi atau kepercayaan hasil
pengukuran suatu alat ukur. Penelitian ini menggunakan
pendekatan konsistensi internal, yaitu dilakukan dengan
menggunakan satu bentuk tes yang dikenakan hanya sekali saja
pada kelompok subjek (single trial administration) (Azwar, 2007).
Pelaksanaan uji coba yang tidak berulang-ulang selain memiliki
nilai kepraktisan dan efisiensi juga dapat menghindari perubahan
yang didapat individu sebagai hasil belajar.
Reliabilitas penelitian ini secara teknis dilakukan dengan
menghitung koefisien korelasi antara skor subjek pada aitem yang
bersangkutan dengan skor total tes. Analisis reliabilitasnya
dilakukan dengan tekhnik Alpha dari Cronbach. Reliabilitas
dinyatakan oleh koofisien yang angkanya berada dalam rentang
dari 0 sampai 1,00. Jika koofisien angka mendekati 1,00 maka
reliabilitasnya semakin tinggi, yang berarti semakin tinggi daya
bedanya. Sebaliknya koofisien yang semakin rendah mendekati
tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur tes dan daya bedanya tidak
baik.
3. Uji Daya Beda Item
Untuk mendukung validitas, maka peneliti menggunakan
prosedur seleksi item dengan cara menguji karakteristik
masing-masing item yang menjadi bagian dari skala pengukuran. Item-item
yang tidak memenuhi syarat kualitas tidak diikutkan menjadi
bagian dari skala pengukuran. Hasil analisis aitem menggunakan
analisis koefisien Cronbach’s Alpha dimana item dinyatakan gugur
apabila nilai item total lebih besar daripada Cronbach’s Alpha
G. UJI COBA ALAT UKUR
1. Proses Uji Coba Alat Ukur
Penelitian payung ini melibatkan beberapa orang sebagai
asisten penelitian. Alat ukur ini sendiri disadur dari skala The Goal
Orientations dan Learning Strategies Survey (GOALS-S) oleh
Dowson dan McInerney (2004). Skala ini kemudian di terjemahkan
dan kemudian dilakukan prosedur telaah item berdasarkan standar
yang berlaku. Pertama dengan melihat apakah semua item yang
ditulis sudah sesuai atau mewakili dari semua aspek yang akan
diungkap. Kedua, bahasa yang digunakan tidak bermakna ganda,
bahasa yang jelas dan komunikatif serta mudah dipahami oleh
sudah disusun oleh orang yang ahli atau yang berkompeten dalam
bidangnya (profesional judgement), dalam hal ini dilakukan oleh
dosen pembimbing.
Kemudian peneliti mengujikan skala ini kepada 117
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Subjek ini berada pada rentang umur antara 19 sampai
21 tahun. Uji coba ini dilakukan pada bulan April 2010. Dari
sinilah peneliti melakukan analisis kesahihan butir skala dengan
cara mengukur reliabilitas skala tersebut sehingga didapatkan skala
yang valid dan reliabel.
2. Hasil Uji Kesahihan Butir Skala
Hasil analisis terhadap 55 item menggunakan analisis
koefisien Cronbach’s Alpha dimana item dinyatakan gugur apabila
nilai item total lebih besar daripada Cronbach’s Alpha dengan nilai
sebesar 0,727. Berdasarkan analisis tersebut, maka jumlah butir
yang valid sebanyak 53 butir dan butir yang gugur sebanyak 2
butir. Hasil uji coba skala orientasi tujuan belajar dapat dilihat pada
Tabel 5. Aspek dan distribusi item skala setelah uji coba
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan
relatif sama. Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau
keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan
pengukuran. Pada aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh
koefisien korelasi yang angkanya berada dalam rentang 0 - 1,00.
Apabila koefisien korelasi mendekati angka 1,00 berarti semakin
tinggi reliabilitasnya, akan tetapi bila koefisien korelasinya
mendekati 0 berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan
fungsi ukur tes dan daya bedanya tidak baik. Bila korelasi yang
dimaksud berharga negatif, artinya terdapat cacat serius pada aitem
yang bersangkutan (Azwar, 2007).
Penelitian ini menggunakan teknik koefisien reliabilitas
alpha dilakukan dengan menggunakan tekhnik Formula Alpha
Cronbach dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows.
Berdasarkan hasil perhitungan Skala Orientasi Tujuan Belajar dan
Strategi Belajar (GOALS-S) memiliki koefisien alpha cronbach
sebesar 0,727. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala tersebut
reliabel.
Hasil uji reliabilitas skala dapat dilihat dalam tabel 5
berikut ini:
Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas
Jumlah Item Reliabel Koofisien Alpha
H. METODE ANALISIS DATA 1. Uji Asumsi Data Penelitian
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
sebaran data dari variabel bebas dan variabel tergantung
bersifat normal atau tidak. Sebaran variabel bebas dan variabel
tergantung dikatakan normal jika probabilitas (p) lebih besar
dari 0,05 (p > 0,05).
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan one
sample Kolmogorov-Smirnov Test dan dijalankan dengan
menggunakan program SPSS 16.0 for Windows.
b. Uji Liniaritas
Uji linearitas dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah hubungan antara skor variabel bebas yaitu
orientasi tujuan belajar dan skor variabel tergantung yaitu
prestasi akademik memiliki hubungan linear. Hubungan antara
variabel bebas dengan variabel tergantung dikatakan linier atau
garis lurus jika probalitas (p) lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).
Uji linearitas pada penelitian ini menggunakan test for linearity
2. Uji Hipotesis Penelitian
Uji korelasi dilakukan untuk melihat apakah terdapat
hubungan antara orientasi tujuan belajar dengan prestasi akademik
mahasiswa. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan bantuan
41
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. ORIENTASI KANCAH
1. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma merupakan peserta
didik yang terdaftar dan telah memenuhi syarat administratif di
Universitas Sanata Dharma. Mahaisiswa Universitas Sanata Dharma
ini adalah mahasiswa yang terdiri dari berbagai fakultas dan jurusan
yang dibuka oleh pihak Universitas.
2. Proses Pengambilan Data
Penelitian payung ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat
orientasi tujuan belajar dan strategi belajar pada mahasiswa. Penelitian
payung ini dimulai dengan melakukan uji coba alat ukur. Alat ukur ini
sendiri disadur dari skala The Goal Orientations dan Learning
Strategies Survey (GOALS-S) oleh Dowson dan McInerney (2004).
Skala ini kemudian di terjemahkan dan kemudian dilakukan prosedur
telaah item berdasarkan standar yang berlaku. Pertama dengan melihat
apakah semua item yang ditulis sudah sesuai atau mewakili dari semua
aspek yang akan diungkap. Kedua, bahasa yang digunakan tidak
bermakna ganda, bahasa yang jelas dan komunikatif serta mudah
item yang sudah disusun oleh orang yang ahli atau yang berkompeten
dalam bidangnya (profesional judgement), dalam hal ini dilakukan
oleh dosen pembimbing.
Kemudian peneliti mengujikan skala ini kepada 117 mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek ini
berada pada rentang umur antara 19 sampai 21 tahun. Uji coba ini
dilakukan pada bulan April 2010. Dari sinilah peneliti melakukan
analisis kesahihan butir skala dengan cara mengukur reliabilitas skala
dan didapatkan skala yang valid dan reliabel.
Setelah mendapatkan skala yang valid dan reliabel, para
peneliti pada penelitian payung ini kemudian akan melakukan
penyebaran skala penelitian. Pertama dengan mendata program studi
dan jumlah mahasiswa yang terdaftar di setiap program studi yang ada
di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Ada beberapa asisten
peneliti yang terlibat dalam penelitian ini. Masing-masing asisten
bertanggung jawab untuk membagikan skala pada kelompok subyek
tertentu yang dibagi berdasarkan program studi dan angkatan.
Kemudian masing-masing asisten peneliti mulai membagikan skala
pada sekelompok mahasiswa yang memenuhi karakteristik untuk
menjadi subjek penelitian. Proses pengambilan data dilakukan pada
Pada penelitian ini, peneliti hanya akan mengambil data pada
bagian skala orientasi tujuan belajar saja. Hal ini sesuai dengan
kebutuhan, tema dan ketertarikan peneliti.
3. Data Demografi Subjek
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Pemilihan subjek pada penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling. Metode ini bertujuan untuk
mengambil subjek yang disesuaikan dengan kriteria tertentu. Pada
penelitian ini terdapat 789 mahasiswa angkatan 2007, 2008 dan 2009
yang memiliki karakteristik sebagai sample atau subjek penelitian.
Setelah dilakukan pengambilan data terhadap subjek penelitian, maka
diperoleh gambaran secara umum tentang jumlah subjek penelitian
yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7. Data demografi subjek
Program Studi Angkatan Jumlah
2007 2008 2009
Pend. Fisika 4 10 10 24
Pend. Sejarah 2 4 11 16
Pend. Matematika 17 12 14 33
Pend. Ekonomi 1 1 6 8
Pend. Biologi 2 4 11 17
Pend. Akuntansi 13 7 16 36
Pend. Bahasa Inggris 22 26 22 70
Pend. Bahasa & Sastra Indonesia & Daerah 10 13 16 39
Sastra Indonesia 1 4 2 7
1. Data Teoritis dan Empiris
Berdasarkan penelitian data teoritis dan empiris dapat
dilihat pada tabel di bawah
Tabel 8. Data Teoritis dan Empiris
Mean
x Min x Max Mean
SD Teoritis Empiris Teoritis Empiris Teoritis Empiris
Dari tabel di atas dapat dilihat mean empiris yang dihasilkan dari
tujuan akademik dalam orientasi tujuan belajar sebesar 35,9 dengan
standar deviasi sebesar 4,54 dan mean teoritis sebesar 32,5. Data tersebut
menunjukkan bahwa rerata empiris lebih besar dari rerata teoritis. Hal ini
berarti bahwa kelompok subjek memiliki tujuan akademik yang tinggi
dalam orientasi tujuan belajar. Selain itu, mean empiris yang dihasilkan
dari tujuan sosial dalam orientasi tujuan belajar sebesar 64,5 dengan
standar deviasi sebesar 11,2 dan mean teoritis sebesar 62,5. Data tersebut
menunjukkan bahwa rerata empiris lebih besar dari rerata teoritis. Hal ini
berarti bahwa kelompok subjek memiliki tujuan sosial yang tinggi dalam
orientasi tujuan belajar.
Pada tabel di atas juga dapat dilihat mean empiris yang dihasilkan
dari prestasi akademik adalah sebesar 3,02 dengan standart deviasi
sebesar 0,45 dan mean teoritis sebesar 2. Data tersebut menunjukkan
bahwa rerata empiris lebih besar dari pada rerata teoritis prestasi
akademik. Hal ini berarti bahwa kelompok subjek memiliki prestasi
akademik yang tinggi.
2. Kategorisasi Tingkat Orientasi Tujuan Belajar dan Prestasi Akademik
Dari data penelitian dapat dilakukan pengelompokkan subjek
yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi didasarkan pada
asumsi bahwa skor populasi terdistribusi secara normal sehingga dapat
dari kategorisasi ini adalah untuk menempatkan subjek pada kelompok
yang terpisah secara berjenjang menurut kontinum berdsarkan atribut
yang diukur (Azwar, 2009).
Pada penelitian ini, peneliti menggolongkan subjek penelitian
berdasarkan pada skor komulatif pada skala orientasi tujuan belajar
dan prestasi akademik kedalam lima kategori berdasarkan distribusi
normal berdasarkan mean teoritis (µ) dan standar deviasi (σ) sebagai
berikut:
Tabel 9. Kriteria Kategorisasi Subjek Penelitian
x ≤ (µ - 1,5 σ) Kategori sangat rendah
(µ - 1,5 σ) < x ≤ (µ - 0,5 σ) Kategori rendah
(µ - 0,5 σ) < x ≤ (µ + 0,5 σ) Kategori sedang
(µ + 0,5 σ) < x ≤ (µ + 1,5 σ) Kategori tinggi
(µ + 1,5 σ) < x Kategori sangat tinggi
Berdasarkan norma diatas, maka diperoleh kategori respon subjek
yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 10. Kriteria kategorisasi tujuan akademik
Rentang Nilai Kategori Jumlah
Pada tabel di atas tampak bahwa sekitar 25% dari 789 subjek
memiliki tujuan belajar yang tergolong sedang dan sekitar 37,6% subjek
memiliki tujuan belajar yang tergolong tinggi. Sementara itu terdapat pula
subjek yang memiliki tujuan belajar yang tergolong rendah sekitar 10,2%.
Selain itu, terdapat sekitar 20% subjek yang memiliki tujuan belajar yang
tergolong sangat tinggi dan sekitar 7,2% subjek tergolong pada
kategorisasi sangat rendah.
Tabel 11. Kriteria kategorisasi tujuan sosial
Rentang Nilai Kategori Jumlah
Subjek
Presentase (%) x ≤ 45,7 Sangat Rendah 18 2,2 45,7 < x ≤ 56,9 Rendah 263 33,3 56,9 < x ≤ 68,1 Sedang 314 40 68,1 < x ≤ 79,3 Tinggi 180 22,8
79,3 < x Sangat Tinggi 14 1,7
Penggolongan subjek menurut kategorisasinya berlaku pula pada
tujuan sosial dalam orientasi tujuan belajar. Dengan subjek sebanyak 789
mahasiswa tampak bahwa sekitar 40% subjek memiliki tujuan belajar yang
tergolong sedang. Sementara itu terdapat pula sekitar 22,8% subjek
memiliki tujuan belajar yang tergolong tinggi dan yang tergolong kategori
rendah sekitar 10,9% subjek. Selain itu, hanya terdapat sekitar 1,7%
subjek yang memiliki tujuan belajar yang tergolong sangat tinggi dan
Tabel 12. Kriteria kategorisai prestasi akademik
Rentang Nilai Kategori Jumlah
Subjek
Presentase (%) x ≤ 1,325 Sangat Rendah 15 2 1,325< x ≤ 1,775 Rendah 28 3,5 1,775 < x ≤ 2,225 Sedang 105 13,3 2,225 < x ≤ 2,675 Tinggi 69 8,7
2,675 < x Sangat Tinggi 572 72,5
Dan terakhir penggolongan subjek menurut kriteria kategorisasi
terdapat pula pada prestasi akademik mahasiswa. Pada tabel di atas tampak
bahwa sekitar 72,5% subjek memiliki prestasi akademik yang tergolong
sangat tinggi. Sementara itu 13,3% subjek masuk dalam kategori sedang.
Selain itu, tampak pula bahwa sekitar 8,5% subjek tergolong dalam
kategorisasi tinggi dan 3,5% subjek tergolong rendah. Pada prestasi
akademik yang kategorisasi sangat rendah hanya terdapat sekitar 2%
subjek.
C. ANALISIS DATA PENELITIAN
1. Hasil Uji Asumsi
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
distribusi sebaran data dari variabel bebas dan variabel tergantung
bersifat normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini
dijalankan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows.
Jika p>0,05 sebaran skor dikatakan memenuhi distribusi normal.
Dari uji normalitas menunjukkan bahwa tujuan orientasi
belajar sebagai variabel bebas menunjukkan nilai Z sebesar 0,8
dengan probabilitas 0,545 (syarat p>0,05) yang berarti skor
variabel orientasi tujuan belajar mempunyai distribusi normal.
Sedangkan untuk variabel tergantung, yaitu prestasi akademik
menunjukkan nilai Z sebesar 1,617dengan probabilitas 0,11 (syarat
p>0,05) yang berarti skor variabel prestasi akademik memiliki
distribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 13: Hasil uji normalitas
b. Hasil Uji Linearitas
Uji linearitas dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah hubungan antara skor variabel bebas yaitu
orientasi tujuan belajar dan skor variabel tergantung yaitu prestasi
akademik memiliki hubungan linear. Uji linearitas pada penelitian
ini menggunakan test for linearity dan dijalankan menggunakan
program SPSS 16.0 for Windows.
Skala Orientasi
Tujuan Belajar IPK
Kolmogrov-Smirnov Z 0.8 1.617
Dari uji liniearitas menunjukkan nilai F sebesar 38,062
dengan taraf signifikasi p sebesar 0.000 (syarat p<0.01). Hal ini
berarti menunjukkan bahwa hubungan antara skor orientasi tujuan
belajar dengan prestasi akademik linear, karena taraf signifikansi
untuk linearitas lebih kecil dari 0,01 (p<0,01). Hasil uji linearitas
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 14. Hasil uji linearitas
F Sig.
Between
Goups (Combined) 1.641 0.001
Linearity 38.062 0.000
Deviation From Linearity 1.135 0.216
2. Hasil Uji Hipotesis
Setelah uji prasyarat dilakukan dan terbukti bahwa data
penelitian memenuhi syarat normalitas sebaran dan linearitas maka
dilanjutkan dengan analisis korelasi Product Moment Pearson dengan
bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Dari uji hipotesis ini
menunjukkan koofisien korelasi (r) sebesar 0,214 dengan probabilitas
(p) adalah 0.000 (syarat p<0.01) dengan uji 2-tailed. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis diterima yang berarti terdapat hubungan
yang signifikan antara orientasi tujuan belajar dan prestasi akademik
yang diperoleh mahasiswa.
Koefisien determinasi (r²) yaitu diperoleh dengan
mengkuadratkan nilai r yaitu sebesar 0,046. Hal ini berarti sumbangan