• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KEMITRAAN "KOPI MAHKOTA RAJA BLEND DO'A" DALAM TINJAUAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DI PT. BERKAT MUKMIN MANDIRI SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI KEMITRAAN "KOPI MAHKOTA RAJA BLEND DO'A" DALAM TINJAUAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DI PT. BERKAT MUKMIN MANDIRI SIDOARJO."

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KEMITRAAN “KOPI MAHKOTA RAJA BLEND DO’A”

DALAM TINJAUAN

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

DI PT. BERKAT MUKMIN MANDIRI SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

BINTI KHUSNIATUL KHULUQIYAH NIM : B04213012

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Abstrak

Binti Khusniatul Khuluqiyah, 2017. Strategi Kemitraan “ Kopi Mahkota Raja Blend Do’a” Dalam Tinjauan Supply Chain Management di PT. Berkat Mukmin Mandiri Sidoarjo.

Kata kunci : Strategi, Kemitraan, Supply Chain Management, stakeholder, dan stockholder.

Fokus masalah yang diteliti dalam penelitian ini ada dua, pertama siapa stakeholder dan stockholder “Kopi Mahkota Raja Blend Do’a” dan kedua bagaimana strategi kemitraan Kopi Mahkota Raja di PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo?

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam pengolahan datamenggunakan triangulasi data dengan tujuan untuk menguji keabsahan data yang diperoleh. Selanjutnya, data dianalisis dimulai dengan memilah-milah data, menyajikan data secara keseluruhan, kemudian menarik kesimpulan dari hasil analisis yang diperoleh.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN OTENTITAS PENULISAN SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ………... .. 6

C. Tujuan Penelitian ….. ... 6

D. Manfaat Penelitian .. ... 7

E. Definisi Konsep ………... ... 7

F. Sistematika Pembahasan ... 0

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 12

B. Kerangka Teoritik ... .... 14

1. Stakeholder dan Stockholder ... 14

2.Supply Chain Management ... ... 18

3. Strategi Kemitraan ... 22

(8)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 34

B. Lokasi Penelitian ... . 35

C. Jenis dan Sumber Data ... 37

D. Tahap-tahap Penelitian ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

F. Teknik Validitas Data ... 44

G. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 47

B. Penyajian Data ... 57

C. Analisis Data ... ... 87

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... ... 107

B. Saran dan Rekomendasi ... 108

C. Keterbatasan Penelitian ... 109

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Arus Supply Chain ... 21 Tabel 4.2 Gambar 4.12 Arus Supply Chain Management di PT. BMM

Sidoarjo ... 94

Tabel 4.3 Temuan Data Lapangan yang dihasilkan oleh Peneliti tentang stackholer dan stockholder ... 104

Tabel 4.4 Temuan Data Lapangan yang dihasilkan oleh Peneliti dari strategi

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Lokasi Fisik Kantor Operasional PT. Berkat Mukmin

Mandiri Sidoarjo ... 49 Gambar 4.2 Sebuah truk sebagai armada operasional

Pengiriman “Kopi Mahkota Raja” ... 52

Gambar 4.3 Sebuah mobil box sebagai armada pendistribusian

“Kopi Mahkota Raja” ... 53

Gambar 4.4 Struktur Organisasi PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo ... 54 Gambar 4.5 Kopi Biji Premium 500gr yang siap didistribusikan ... 56 Gambar 4.6 Kopi Bubuk 100gr dan Kopi Sachet yang siap

Didistribusikan ... 56 Gambar 4.7 Kopi Biji Goreng “Mahkota Raja” Ukuran 250gr

dan 500gr ... 56 Gambar 4.8 Bentuk Mitra Bisnis “Kopi Mahkota Raja” dengan

Organisasi GAEKI ... 63 Gambar 4.9 Kopi Mahkota Raja tergabung dengan Kemitraan

bersama CTH ... 64 Gambar 4.10 Mesin Pnggiling Kopi Milik Pak Jali Distributor

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi saat ini laju persaingan bisnis antar perusahaan semakin pesat. Hal ini tampak dari semakin berkembangnya industri dan perkembangan perusahaan di Indonesia. Industri yang berkembang tidak hanya industri besar saja, tetapi industri kecil seperti home industry juga mulai berkembang. Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pun memiliki kontribusi yang cukup penting dalam pembangunan nasional. Kemampuan UMKM bertahan di masa krisis ekonomi merupakan bukti bahwa sektor UMKM merupakan bagian industri yang kuat. Keberhasilan pembangunan ditunjukkan oleh nilai tambah, kesempatan kerja dan pemerataan kesempatan wirausaha. Dengan demikian, industri memiliki peran utama sebagai penggerak pembangunan ekonomi nasional. Sebagai contoh, perusahaan mebel PT. Wirasindo Santakarya yang telah berusaha selama lebih dari sepuluh tahun membina sembilan puluh plasma yang merupakan perajin mebel di Sukoharjo dan Klaten, Jawa Tengah. Hasilnya ternyata sungguh luar biasa. Perusahaan kini mampu mengekspor minimal dua puluh peti kemas setiap bulan ke tigapuluh empat negara1. Contoh tersebut membuktikan bahwa stabilitas makro-ekonomi tidak cukup membebaskan perekonomian Indonesia dari

1

(12)

2

krisis berkepanjangan. Sebaliknya, pemerintah selalu berusaha meningkatkan daya saing dan membangun basis industri yang tangguh di pasar global. Pemerintah dapat membangun basis industri pasar yang tangguh apabila mempunyai strategi yang tepat dan inovativ.

Menurut J. Awwat “Strategi adalah satu kesatuan rencana yang

komprehensif dan terpadu yang menghubungkan kondisi internal perusahaan dengan situasi lingkungan eksternal agar tujuan perusahaan dapat tercapai2”. Suatu strategi akan memberikan ciri bagi produk yang akan ditawarkan, segmen pasar yang akan di rancang, serta saluran-saluran distribusi yang akan dilalui. Sedangkan Wahyudi menjelaskan bahwa “strategi adalah mengerjakan sesuatu dengan benar (doing the right

things)3”.

Dari definisi di atas, Penulis menganalisa bahwa strategi merupakan rencana yang dikerjakan dengan benar sesuai dengan kondisi perusahaan saat itu. Selain perusahaan harus mempunyai strategi, perusahaan juga perlu bekerjasama dengan perusahaan lain karena pada hakikatnya tidak ada perusahaan yang mampu berdiri sendiri.

Perusahaan memerlukan stakeholder dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Dengan adanya stakeholder maka terjalinlah kemitraan. Dalam

2

Napa J. Awat. Manajemen Strategi (Suatu Pendekatan Sistem). (Yogyakarta: 1989. Liberty Yogyakarta).

3

(13)

3

ketentuan umum peraturan pemerintah RI No. 44 tahun 1997 dalam pasal satu dijelaskan bahwa,

“Kemitraan adalah kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah dan atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan4”.

Kemitraan antar perusahaan memiliki peran yang urgent karena memerlukan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya.

PT. Mukmin Mandiri Sidoarjo adalah lembaga pendidikan pondok pesantren yang berbasis entrepreneurship dan bergerak di bidang agrobisnis serta agroindustri. Santri-santri yang mengabdikan diri di lembaga ini bisa kuliah, menghafal Al-qur’an, skaligus belajar berwirausaha (entrepreneur). Menurut Ali Zein yang dikutip oleh general manager PT. Berkat Mukmin Mandiri menjelaskan bahwa, “potensi perekonomian terletak pada tiga aspek, pertama poros fanatisme terhadap lebel pesantren, kedua koperasi, dan ketiga pangsa pasar yang mudah ditentukan segmennya5. Poros fanatisme terhadap lebel pesantren ini menjadi pedoman K.H Muzakki M, Si untuk mendidik santrinya berwirausaha meski masih dalam lingkup home industry.

4perundangan.pertanian.go.id/admin/p_pemerintah/PP-44-97.pdf. 5Heri Cahyo Bagus Setiawan. (2016). “

(14)

4

Kopi mahkota raja blend do’a adalah produk unggulan dari PT.

Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo. Filosofi lahirnya brand “Kopi Mahkota Raja Blend Do’a” yakni berawal dari kebiasaan para santri menyeduh kopi sebelum berdo’a. Mereka meyaqini bahwa do’a adalah

awal dari satu kebaikan dan kopi yang telah dido’akan sebelum diminum. Seseorang yang berdo’a sebelum meminum sesuatu akan memantapkan

hati pelantunnya. Kemantapan seseorang dalam berdo’a merupakan kunci terkabulnya do’a. Seperti halnya dengan pencantuman “blend do’a”dalam

kemasan kopi racikan santri ini. Kyai Zakki berharap peminum kopi akan mendapat keberkahan setelah meminum kopi Mahkota Raja. Selain diproses secara professional (taste dan kualitas), kopi ini juga diracik melalui proses spiritual, yakni melalui riyadhah, bacaan-bacaan kalimat thayyibah dan juga do’a-do’a. Sebelum proses produksi, kopi dido’akan oleh pak kiai dan beberapa santrinya dengan bacaan manaqib dan khatmil qur’an serta bacaan-bacan kalimat thayyibah. Sebuah nilai tambah yang

menjadikan kopi menarik dicoba. Maka tidak heran jika pertumbuhan produksi kopi Mahkota Raja begitu cepat6.

Perkembangan usaha kopi selama sepuluh tahun terakhir, tidak terlepas dari kerjasama dengan berbagai pihak. Kerjasama dibangun dari hulu hingga ke hilir. Kopi mahkota Raja didistribusikan di pasar-pasar tradisional. Para marketer mendistribusikannya dengan sistem jemput

6Rohmadie Susanto (2015). “Minum Kopi” di ambil pada 06 oktober 2016 dari situs

(15)

5

bola. Sistem jemput bola membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. Marketer mendapatkan keuntungan semakin dekat dan akrab dengan pelanggan karena disitulah terjalinnya komunikasi yang baik antar keduanya. Jumlah marketer yang terbatas menjadi salah satu kendala dalam membidik konsumen di suatu daerah tertentu.

Selain kelemahan perusahaan yang telah dijelaskan di atas, perusahaan juga memiliki berbagai potensi. Potensi yang dimiliki perusahaan berdasarkan pengetahuan dan sumber data dari berbagai media terdapat enam potensi. Potensi pertama yaitu perusahaan memiliki karyawan yang sebagian besar juga nyantri di yayasan Mukmin Mandiri. Kedua, perusahaan tergabung dalam organisasi GAEKI (Gabungan Eksportir Kopi Indonesia). Ketiga, perusahaan telah bermitra dengan perusahaan besar yang ada di Indonesia dalam menyuplai barang-barang dagangannya. Keempat, perusahaan tergabung dengan beberapa pengasuh pesantren se-Indonesia sebagai distributor agar pesantren menjadi sentra entrepreneur yang semakin mandiri. Kelima, perusahaan ini telah dijadikan sebagai tempat penelitian sebanyak sebelas kali. Keenam, perusahaan memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam bidang IT, sehingga segala inovasi dan informasi apapun terkait dengan perusahaan tersebut bisa di lihat di website7. Potensi perusahaan yang terakhir yaitu

7

(16)

6

perkembangan bisnis kopi “Mahkota Raja Blend Do’a” yang baru sepuluh

tahun semakin melejit8.

Dari beberapa potensi atau keunikan-keunikan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pada lembaga PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo. Namun, peneliti hanya menfokuskan penelitiannya pada strategi kemitraan Kopi Mahkota Raja Blend Do’a beserta stakeholdernya dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.

B. Rumusan Masalah

1. Siapa stakeholder dan stockholder “Kopi Mahkota Raja Blend Do’a” ? 2. Bagaimana Strategi Kemitraan “Kopi Mahkota Raja” dalam tinjauan

supply chain management di PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti memiliki tujuan penulisan sebagai berikut :

1. Untuk menggambarkan stakeholder dan stockholder “Kopi Mahkota Raja Blend Do’a” dalam menjalankan usaha bisnisnya.

2. Untuk menggambarkan strategi kemitraan dalam tinjauan supply chain management yang diterapkan di PT. Berkat Mukmin Mandiri Sidoarjo.

8

(17)

7

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Manfaat yang bisa diambil dari hasil penelitian ini antara lain :

a. Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan wawasan bagi pembaca terkait dengan mata kuliah manajemen pemasaran khususnya sub topik kemitraan bisnis.

b. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak tertentu. Selain itu, penelitian juga sebagai acuan referensi untuk penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam peneitian ini.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan atau sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen pemasaran khususnya dalam bidang kemitraan oleh bagian pemasaran yang ada di PT. Berkat Mukmin Mandiri.

E. Definisi Konsep 1. Strategi

Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang berasal

(18)

8

menaklukkan musuh dan memenangkan perang9. Strategi yang dimaksud penulis disini adalah langkah-langkah serta trik yang dilakukan owner dalam membangun kerjasama dengan berbagai pihak rekan bisnis. Pihak yang dimaksud disini adalah pemasok kopi serta networking dari Mukmin mandiri.

2. Kemitraan

Kemitraan atau yang biasa disebut kerjasama adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan kemitraan yang dimaksud penulis disini adalah kerjasama bisnis yang saling menguntungkan baik dari mitra perusahaan maupun dari pemasok sebagai rekan bisnis.

3. Strategi kemitraan

Strategi kemitraan adalah yang dimaksud penulis disini adalah langkah-langkah atau trik cepat dalam membangun relasi atau jaringan kerjasama dengan pihak tertentu.

4. Kopi Mahkota Raja Blend Do’a

Kopi mahkota raja bland do’a adalah produk unggulan dari PT.

Mukmin Mandiri. Filosofi lahirnya brand “kopi mahota raja blend

do’a” yakni berawal dari kebiasaan para santri menyeduh kopi

sebelum berdo’a. mereka percaya bahwa kopi yang mereka minum adalah awal dari do’a dan istiqomah.begitu juga sebaliknya, bahwa

kopi yang telah dido’akan sebelum diminum akan memantapkan hati

9

Alfiatur Rahmah. Strategi Repositioning SMA Ta’miriyah di yayasan Ta’mirul Masjid

(19)

9

pelantunnya. Dan kemantapan do’a merupakan kunci terkabulnya

do’a. Seperti halnya dengan pencantuman “blend do’a”dalam kemasan

kopi racikan santri ini. Harapannya peminum kopi mendapatkan limpahan berkah. Selain diproses secara professional (taste dan kualitas), kopi ini juga diracik melalui proses spiritual, yakni melalui riyadhah, bacaan-bacaan kalimat thayyibah dan juga do’a-do’a. Sebelum proses produksi, kopi dido’akan oleh pak kiai dan beberapa

santrinya dengan bacaan manaqib dan khatmil qur’an serta bacaan-bacan kalimat thayyibah tadi. Sebuah nilai tambah yang menjadikan kopi menarik dicoba. Maka tidak heran jika pertumbuhan produksi kopi Mahkota Raja begitu cepat. Barangkali, ada campur tangan „malaikat’ dalam yang melancarkan distribusi kopi do’a ini10

.

5. Supply Chain Management

Menurut James, “Supply Chain Management is the act of optimizing

activities across the supply chain. Ayers, JB (2001) reported that supply chain management is the maintenance, planning, and supply chain chain processes activity for the satisfaction of the consumers needs”11

. (Supply Chain Management adalah tindakan mengoptimalkan kegiatan di seluruh rantai pasokan. Ayers, JB (2001)

melaporkan bahwa manajemen rantai pasokan adalah pemeliharaan,

10Rohmadie Susanto (2015). “Minum Kopi” di ambil pada 06 oktober 2016 dari situs

https://www.minumkopi.com/kopi-santri-dan-doa/ 11

(20)

10

perencanaan, dan rantai proses rantai aktivitas pasokan untuk kepuasan

kebutuhan konsumen).

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan memuat uraian dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri alamiahnya12. Penyusunan hasil laporan penelitian ini tersusun atas lima bab. Bab pertama terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan. Fokus utama dari bab satu adalah rumusan masalah. Bab pertama memberikan gambaran secara jelas rumusan masalah di latar belakang masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah. Selain itu, rumusan masalah juga memunculkan manfaat penelitian. Manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Arti dari rumusan masalah dijelaskan dalam definisi konsep.

Bab kedua adalah kajian teori. Kajian teori terbagi menjadi dua, yaitu penelitian terdahulu dan konseptualisasi teori. Penelitian terdahulu berfungsi untuk menunjukkan originalitas dari penelitian ini. Sedangkan konseptualisasi teori berfungsi untuk menjelaskan konsep teori mengenai strategi kemitraan.

Bab ketiga adalah metode penelitian. Pemecahan masalah yang telah dirumuskan memerlukan metode. Dari metode yang digunakan oleh

12

(21)

11

peneliti difokuskan pada data. Data inilah yang menjadi inti dari pembahasan pada bab tiga. Data berfungsi untuk merumuskan pendekatan dan jenis penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Selain itu, data dapat digunakan untuk menentukan teknik penyajian data serta analisisnya.

Bab keempat adalah bab pembahasan. Bab pembahasan yaitu menjelaskan secara detail mengenai rumusan masalah sesuai dengan metode yang ditetapkan pada bab tiga tadi. Bab pembahasan terdiri dari penyajian data dan analisis data. Penyajian data menampilkan hasil data display. Sedangkan analisis data menyajikan hasil dari penyajian data yang diperkuat dengan data teori yang terkait dengan pembahasan pada analisis data.

(22)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang pernah dilakukan di PT. Berkat Mukmin Mandiri Sidoarjo terbagi menjadi empat bidang, antara lain penelitian di bidang pendidikan, penelitian di bidang teknologi, penelitian di bidang entrepreneurship, dan penelitian di bidang manajemen. Penelilitian di bidang pendidikan dikemukakan oleh Nur Kamilia1 dan Heri Cahyo Bagus Setiawan2. Sedangkan penelitian di bidang teknologi pernah dikaji oleh Angela Merice Guterres Maria3 mahasiswi prodi studi teknologi pangan, fakultas teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Surabaya. Penelitian di bidang entrepreneurship dikemukakan oleh Humam Abduillah4, mahasiswa prodi manajemen dakwah, fakultas dakwah dan komunikasi, universitas Islam negeri Sunan Ampel Surabaya alumni tahun 2016.

1Nur Kamilia. “Peran Pendidikan Islam Berbasis

entrepreneurship dalam meningkatkan Financial

dan Spiritual Quetiont Santri di Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo”. Skripsi (Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2013)

2 Heri Cahyo Bagus Setiawan. “Strategi Pengembangan Agrobisnis dan Agroindustri dalam Pengembangan Pendidikan di Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo”. Skripsi. (Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam Negerei Sunan Ampel Surabaya, 2013).

3Angela Merice Gterres Maria. “Proses Pengolahan Kopi di Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri

Sidoarjo”. Laporan Praktek Kerja Lapangan. (Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional”Veteran” Surabaya Jawa Timur. 2014) 4 Humam Abdulillah. “Prinsip

sustainable Development Pondok Pesantren dengan Karakter

(23)

13

Penelitian di bidang manajemen terbagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu manajemen produksi, manajemen pemasaran, dan sistem manajemen. Penelitian terkait manajemen produksi terbagi menjadi dua, yaitu manajemen operasi dan produksi serta manajemen produksi pemasokan (supply chain management). Manajemen operasi dan produksi pernah diteliti oleh Hanum Ayu Lestari5. Sedangkan manajemen produksi Pemasokan (supply chain management) dikemukakan oleh Ariesta Novia6 dan Novita Ratna Hendarni7. Manajemen pemasaran dikaji oleh dua mahasiswa dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya,

yaitu Gushman Ummakuansa8 dan David Prasetyo9. Sedangkan penelitian sistem manajemen telah diklasifikasikan lagi menjadi dua yaitu Total Quality Management (TQM) dan donatur kemitraan. Total Quality

5Hanum Ayu Lestari. “Manajeme

n Produksi Kopi Bubuk dan roaster (kopi goreng) di yayasan

pesantren MukmIn Manndiri Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya Jawa Timur. 2013)

6 Ariesta Novia. “Proses Persediaan Bahan Baku Kopi di Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri

(Pesantren Agrobisnis dan Agroindustri) Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi

Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasioanal “ Veteran” Surabaya. 2013)

7 Novita Ratna Hendarni. “Manajemen Rantai Pasokan (

Supply Chain Management) Kopi di Perusahaan Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi.

(Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasioanal “ Veteran”

Surabaya. 2014)

8 Gushman Ummakuansa. “Baauran Pemasaran (

Marketing Mix) di Yayasan Pesantren Mukmin

Mandiri (Pesantren Agrobisnis dan Agroindustri) Kabupaten Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja

Profesi. (Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Surabaya. 2014)

9

David Prasetyo. Strategi Pemasaran Ekspor Komoditas Kopi di Perusahaan Yayasan Pesantren

Mukmin Mandiri (Pesantren Agrobisnis dan Agroindustri) Kabupaten Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional

(24)

14

Management (TQM) telah dikemukakan oleh Rocky Maulana Mahesa 10, sedangkan donatur kemitraan dikemukakan oleh Moch. Irfan Hanafi11.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian tentang kemitraan oleh Hanafi. Fokus penelitian yang membedakan antara penelitian Hanafi dengan penelitian yang akan dilakukan dengan peneliti. Jika penelitian Hanafi terfokus pada donatur kemitraan, maka peneliti menfokuskan penelitiannya pada kemitraan di bidang produksi. Fokus penelitian tersebut yang membedakan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya di PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo.

B. Kerangka Teori

1. Stakeholder dan Stockholder

Perusahaan bertanggung jawab terhadap para pemilik (stockholder) dan juga pada ranah sosial kemasyarakatan (stakeholder). Menurut Friedman, Stockholder as there in one and only one social responsibility of business - to use it resource and engage in activities designed to increase its profits so as long as it engages in open and free competetition without deception or fraud12 (ada di satu dan hanya satu tanggung jawab sosial bisnis - menggunakannya sumber daya dan terlibat dalam kegiatan yang

10 Rocky Maulana Mahesa. “

Total Quality Management Pengolahan Produk Kopi di Yayasan

Peantren Mukmin Mandiri Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis,

Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya. 2013)

11

Moch. Irfan Hanafi. Sistem Donatur Kemitraan dalam Pemasaran Kopi Mahkota Raja di Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri (Pesantern Agrobisnis dan Agroindustri) Kabupaten

Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya. 2014)

12 Judy Laux (2010). “

(25)

15

dirancang untuk meningkatkan keuntungan sehingga selama itu terlibat dalam competetition terbuka dan bebas tanpa penipuan atau penipuan). Stakeholder didefinisikan sebagai semua pihak yang memiliki hubungan baik terlibat secara langsung maupun tidak langsung). Semua pihak yang dimaksud bisa berasal dari internal maupun dari eksternal perusahaan13. Stakeholder meliputi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Pihak internal terdiri dari karyawan, manajer dan pemegang saham (shareholder). Sedangkan pihak eksternal terdiri dari pemerintah, perusahaan–perusahaan asing, masyarakat sekitar, lingkungan Internasional, lembaga pemerhati lingkungan, supplier, lembaga di luar perusahaan (LSM dan sejenisnya) serta kaum minoritas yang keberadaannya mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan.

Dukungan stakeholder memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. Suatu perusahaan tidak akan mampu beroperasi sendiri untuk mewujudkan kepentingannya. Perusahaan memerlukan dukungan dari stakeholder. Untuk itu, perusahaan perlu memberikan manfaat bagi stakeholder nya. Nugroho14 menjelaskan di skripsinya, bahwa terkait keberadaan perusahaan tidak dapat dipisahkan

13M. Firmansyah Fuad Aji Nugroho. “

Analisis Hubungan Antara Pengungkapan Corporate Social Resposibility (CSR) dan Karakteristik Tata Kelola Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Indonesia”. Skripsi, (Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011)

14M. Firmansyah Fuad Aji Nugroho. “Analisis Hubungan Antara Pengungkapan

Corporate Social Resposibility (CSR) dan Karakteristik Tata Kelola Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur

(26)

16

dengan keberadaan stakeholder serta daya dukungnya terhadap upaya meningkatkan kinerja ekonomi dan sosial perusahaan.

Nugroho15 menjelaskan dalam skripsinya tentang klasifikasi stakeholder perusahaan. Ia menjelaskan bahwa stakeholder terbagi menjadi empat bagian, antara lain pertama orientasi konsumen, kedua orientasi kompetitor, ketiga orientasi karyawan dan, keempat orientasi pemegang saham. Orientasi konsumen berkaitan dengan proses perusahaan menjalin hubungan dengan para konsumennya. Orientasi kompetitor terkait dengan tipologi dis-competitive advantage perusahaan terhadap kompetitornya. Orientasi karyawan terkait dengan fokus perusahaan dalam memperhatikan kepentingan karyawan dan peningkatan kepuasan kebutuhan. Perusahaan yang memiliki komitmen terhadap karyawan akan berusaha meningkatkan keterbukaan, menciptakan rasa aman dalam bekerja, dan meningkatkan kepuasan kerja. Orientasi pemegang saham terkait dengan manajemen saling menjaga keterbukaan dengan kepentingan pemegang saham. Cara perusahaan menjaga kepentingan pemegang saham dapat dilakukan dengan upaya menciptakan rasa aman dalam berinvestasi dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Dalam tesis yang ditulis Iryanie16 disebutkan bahwa stakeholder

15

M. Firmansyah Fuad Aji Nugroho. “Analisis Hubungan Antara Pengungkapan Corporate Social Resposibility (CSR) dan Karakteristik Tata Kelola Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur

Indonesia”. Skripsi, (Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011)

16 Emy Iryanie. “Komitmen

Stakeholder Perusahaan Terhadap Konerja Sosial dan Kinerja

Keuangan (Studi Empiiriis pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Tesis,

(27)

17

terbagi menjadi lima kelompok, yaitu pertama stakeholder internal dan stakeholder eksternal, kedua stakeholder primer, sekunder, dan marjinal, ketiga stakeholder tradisional dan stakeholder masa depan, keempat proponents, opponents, dan uncommited, dan kelima stakeholder silent majority serta vocal minority.

Stakeholder internal didefinisikan sebagai stakeholder yang berada didalam lingkungan perusahaan misalnya, karyawan, manajer, dan pemegang saham (stockholder). Sedangkan stakeholder eksternal adalah stakeholder yang berada diluar lingkungan perusahaan, seperti pemasok, konsumen, masyarakat, pers, pemerintah, kelompok social responsible investor, licensing partner, dan lain-lain. Perusahaan memerlukan skala prioritas bagi stakeholdernya. Elemen stakeholder memiliki beberapa tingkatan. Stakeholder yang dianggap paling penting menjadi prioritas paling utama. stakeholder utama berperan secara aktif dalam mendukung pertumbuhan perusahaan. Stakeholder yang seperti ini disebut stakeholder primer. Sedangkan stakeholder yang dianggap kurang penting dan berperan pasif disebut stakeholder sekunder. Stakeholder yang terbiasa diabaikan disebut stakeholder marjinal.

(28)

18

di masa yang akan datang, seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial. Diantara stakeholder ada beberapa kelompok yang memihak perusahaan (proponents), ada pula yang menentang perusahaan (opponents), serta ada pula kelompok yang tidak peduli terhadap perusahaan (uncommited). Perusahaan perlu mengenal karakter stakeholder yang berbeda-beda ini agar dapat melihat permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan yang proporsional.

Aktifitas stakeholder terlihat dari langkahnya dalam melakukan komplain atau dukungan perusahaan. Stakeholder yang menyatakan aspirasinya secara aktif disebut stakeholder vocal minority. Sedangkan stakeholder yang menyampaikan aspirasinya secara pasif disebut silent majority.

2. Supply Chain Management

a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain

Management )

Menurut D. Lambert, D. Stock, J. And Ellram, L.(2006) yang dikutip oleh James17 supply chain management refers to corporate business process integration from end users through suppliers that provides information good, and services that add

17

(29)

19

value for customers (manajemen rantai pasokan mengacu integrasi proses bisnis perusahaan dari pengguna akhir melalui pemasok yang memberikan informasi baik, dan layanan yang menambah nilai bagi pelanggan). Sedangkan menurut Ganeshman, R, and Horrison Terry P.(1995) yang dikutip oleh James, supply chain management as a chain of facilities and distribution alternatives that performs the functions of obtainment of product, transformationof these products into intermediate and finished goods, and the distribution of these finished goods to customers18 (manajemen rantai pasokan sebagai rantai fasilitas dan alternatif distribusi yang melakukan fungsi didapatkannya dari produk, transformationof produk ini menjadi barang setengah jadi dan selesai, dan distribusi barang-barang jadi ke pelanggan). Menurut Sinulangga, “rantai pasokan (Supply chain) didefinisikan sebagai

serangkaian proses bisnis dan informasi terkait dengan penyediaan produk, barang atau jasa mulai dari pemasok melalui manufaktur dan distribusi hingga sampai ke pelanggan19. Sedangkan Haming dan Nurnajamuddin menyatakan bahwa,”manajemen rantai

pasokan (Supply Chain Management) ialah serangkaian proses perencanaan, penerapan, dan pengendalian operasi dari rantai pasokan dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan

18Assey Mbang Janvier James. (2012)”

A New Introduction to Supply Chains and Supply Chain Management: Definitions and Theories Perspective”.International Business Research. Vol 5 No. 1. Hal 03

19

(30)

20

seefisien mungkin20. Dari kedua definisi di atas, peneliti mengambil inti dari definisi manajemen rantai pasokan adalah proses bisnis baik barang maupun jasa mulai dari pengelolaan di manufaktur hingga produk bisa sampai ke pelanggan.

Urutan kegiatan bisnis yang tercakup dalam supply chain terdiri dari empat hal pokok, yaitu proses untuk mendapatkan atau mengolah order pelanggan (customers order), proses pengolahan bahan dari supplier, proses pengolahan di pabrik, dan proses pengiriman kepada pelanggan. Dalam proses mendapatkan pelanggan, jumlah, jenis, dan jadwal kebutuhan bahan ditentukan dari jumlah dan jenis produk yang diminta dan jadwal pengiriman kepada pelanggan. Proses pengadaan bahan dan komponen dari suppliers. Proses pengolahan (manufacturing) produk di lantai pabrik. Proses pengiriman produk kepada pelanggan. Siklus beli-buat-pindahkan-simpan-jual adalah inti dari supply chain. Supply chain digambarkan sebagaimana yang terlihat dalam diagram berikut ini:

20

(31)

21

Tabel 2.1 Arus Supply Chain

Diagram di atas menunjukkan bahwa fasilitas yang terkait dengan supply chain pada dasarnya meliputi para suppliers, gudang bahan-bahan,pusat pengolahan, gudang produk jadi, pusat-pusat distribusi dan outlet/retailer. Supply Chain mencakup tiga bagian yaitu : Upstream supply chain, Internal supply chain, Downstream supply chain. Upstream supply chain didefinisikan sebagai bagian yang mencakup supplier first-tier dari organisasi (berupa manufaktur atau assembling) dan suppliernya. Keduanya telah terbina suatu hubungan atau relasi. Internal supply chain mencakup semua proses yang digunakan oleh organisasi dalam mengubah input yang dikirim oleh supplier menjadi output. Proses kegiatan ini mencakup mulai dari material masuk ke perusahaan sampai pada produk didistribusikan. Downstream supply chain

(32)

22

mencakup semua proses yang terlibat dalam pengiriman produk pada customer akhir.

b. Karakteristik Supply Chain Management

Supply Chain terdiri dari berbagai perusahaan (suppliers, manufacturer, distributors/wholesellers,dan retailers). Masing-masing perusahaan berfungsi seakan-akan sebagai “perusahaan tunggal” yang memiliki kemampuan mengelola informasi secara akuntabel, secara efektif, dan efisien. Supply chain memiliki beberapa karakteristik untuk mewujudkan fungsinya, yaitu keputusan yang diambil pada salah satu mata rantai pasokan (perusahaan) akan mempengaruhi mata rantai yang lain (perusahaan yang lain). Perubahan permintaan pada tingkat end-user/retailer memunculkan efek perubahan/ketidakpastian yang semakin besar terhadap perusahaan di hulunya. Waktu ancang-ancang (total replenishment time) yang pendek efektif untuk meningkatkan kinerja supply chain.

3. Strategi Kemitraan a. Pengertian strategi

Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang

berasal dari kata stratos yang berarti militer dan agos yang artinya memimpin. Awalnya kata “strategi” digunakan untuk kepentingan

(33)

23

Strategi dalam konteks ini diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh jendral dalam membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan perang21. Menurut Johnson dan Scholes, “strategy is the directionand scope of an organization over the long term; wich achieves advantage for the organization through its configuration of resources within a changing environment, to meet the needs and to fulfil stakeholder expectation22”.

Hamel dan Prahald yang dikutip oleh Somarshan memberikan definisi tentang strategi.

“strategi merupakan suatu tindakan yang sifatnya senantiasa meningkat (incremental) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa mendatang”23.

Sedangkan secara umum, strategi dapat diartikan sebagai cara terbaik untuk mencapai suatu sasaran24. Sasaran diwujudkan dalam bentuk visi dan misi, serta rencana strategis. Visi dapat mengarahkan dan mengantarkan pada sesuatu yang harus dicapai oleh sebuah organisasi. Selain itu, strategi dapat dijadikan sebagai kerangka pembimbing dalam mengendalikan pilihan-pilihan sifat

21

Alfiatur Rahmah. 2014. Strategi Repositioning SMA Ta’miriyah di yayasan Ta’mirul Masjid

Kemayoran . Skripsi jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.hlm 13

22

Thomas Somarshan. Sistem Pengendalian Manajemen Konsep, Aplikasi dan Pengukuran Kinerja. Jakarta : 2012. Indeks. Hlm 61

23

Thomas Somarshan. Sistem Pengendalian Manajemen Konsep, Aplikasi dan Pengukuran Kinerja. Jakarta : 2012. Indeks. Hlm 61

24

(34)

24

dan arah suatu organisasi25. Jika perusahaan akan menyusun sebuah strategi, maka mula-mula perusahaan menentukan siapa yang akan dilayaninya. Lalu tahap selanjutnya memikirkan cara perusahaan memberikan pelayanan terbaik kepada calon pelanggannya. Kebutuhan pelanggan menjadi peluang bagi sebuah perusahaan untuk memenuhinya. Dengan perusahaan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan, maka inilah proses awal terjalinnya kerjasama.

b. Pengertian Kemitraan

Setiap orang yang berada di dalam suatu organisasi akan saling melakukan komunikasi. Komunikasi yang terjalin antara orang-orang di dalam organisasi atau perusahaan disebut komunikasi internal. Selain itu organisasi atau perusahaan juga perlu melakukan komunikasi dengan pihak luar, seperti pemasok, pelanggan, kreditur, dan lain sebagainya. Komunikasi yang terjadi antara organisasi atau perusahaan dengan pihak luar inilah yang disebut dengan komunikasi eksternal26.

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat memaksa perusahaan untuk bersikap adaptif dan responsif. Perusahaan juga dituntut mampu mengkomunikasikan informasi

25

Zahril Aini. Skripsi . Implementasi Strategi Nine P’s of Marketing Mix dalam pemasaran Biro

Perjalanan Umroh dan Haji (Studi Kasus di Pt. Arofahmina Tour and Travel Surabaya).

Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Tahun 2014.

26

(35)

25

yang akurat, relevan, dan tepat waktu yang diperlukan oleh berbagai pihak dalam mengambil keputusan. Ketrampilan pimpinan dan pegawai saat berkomunikasi dengan berbagai bentuk komunikasi akan menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan bisnis. Komunikasi yang buruk dapat merusak hubungan perusahaan dengan berbagai pihak baik internal maupun eksternal perusahaan.

Etika bisnis dengan sentuhan moral dapat membantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah. Pesan umumnya disampaikan dalam bentuk kata-kata, sedangkan sinyal komunikasi diungkapkan dalam bentuk gerak dan sikap tubuh (body language)27. Komunikasi bisnis perusahaan yang didasarkan pada etika bisnis yang baik, akan menghasilkan hubungan baik pula antara keduanya. Komunikasi yang baik akan melahirkan dasar terjalinnya hubungan mitra kerja yang baik. Setiawan28 menjelaskan bahwa,

“Kemitraan adalah hubungan kerjasama bisnis dengan berbagai

pihak yang sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan prinsip

27

Bernard Katz diterjemahkan oleh Suharsono. (1994). Komunikasi Bisnis Praktis. Jakarta: Pustaka Binaman Presindo. Hal 82

28

(36)

26

saling membutuhkan, saling mendukung serta saling menguntungkan dengan disertai pembinaan oleh usaha besar29”.

Sedangkan definisi lain mengatakan, bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu. Tujuan kedua belah pihak membentuk strategi bisnis adalah untuk meraih keuntungan bersama. Prinsip dasar dalam membina kerjasama bisnis yaitu dengan mengutamakan prinsip saling membutuhkan dan saling menguntungkan30. Nurmianto31 menyatakan, bahwa kemitraan adalah suatu sikap kerjasama menjalankan bisnis yang diberi ciri saling percaya dalam jangka panjang, antara pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk mencapai tujuan bisnis bersama. Dari keempat pengertian di atas, penulis menganalisa bahwa kemitraan adalah upaya dalam menjalin kerjasama bisnis dengan prinsip saling membutuhkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

c. Tujuan kemitraan

Suatu organisasi terbentuk apabila memiliki tujuan yang jelas dan terarah. Tujuan yang terarah perlu dibentuk melalui sistem manajemen yang baik dan sumber daya manusia yang berkualitas.

29

Achmad Hendra Setiawan. (2004). “Fleksibilitas Strategi Pengembangan UKM (Dinamika pembangunan)”. Vol. 1 No. 2 Hal 119

30

Mohammad Jafar Hafsah. Kemitraan Usaha : Konsepsi dan Strategi. (Jakarta: PT. Penebar Swadaya. 2000). Hlm 43

31

(37)

27

Setiap organisasi yang memiliki tujuan selalu dilatarbelakangi dengan adanya kepentingan. Sama halnya dengan tujuan kemitraan yang dibentuk atas dasar adanya kepentingan antara satu organisasi dengan organisasi lain.

Adapun tujuan kemitraan yaitu meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat, meningkatkan nilai tambah perekonomian bagi pelaku kemitraan, meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa, wilayah dan nasional, memperluas kesempatan kerja dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

d. Jenis kemitraan

(38)

28

mudah diterapkan bila didukung oleh suatu aturan yang jelas dari pemerintah.

Dagang umum memposisikan sebagai usaha menengah dan besar. Pola ini bertugas memasarkan hasil produksi usaha kecil sebagai pemasok kebutuhan usaha menengah dan besar. Pola ini dilakukan dalam dunia bisnis atas dasar saling menguntungkan. Waralaba memberikan hak penguasaan lisensi merek dagang dan saluran distribusi kepada penerima waralaba dengan bantuan bimbingan manajemen. Pada prinsipnya pola ini banyak digunakan dalam dunia bisnis terutama bagi merek-merek terkenal dan dikonsumsi banyak orang. Hampir setiap celah bisnis dapat menggunakan pola ini, seperti fast food, industry kimia, obat-obatan, dan industry jasa lainnya. Pola ini menjamin keberhasilan. Namun, pola ini dapat menguras devisa negara dalam jangka panjang. Pola keagenan mewujudkan salah satu bentuk hubungan kemitraan. Hubungan kemitraan melibatkan usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar. Usaha kecil diberikan hak untuk memasarkan barang dan jasa kepada usaha menengah serta usaha besar sebagai mitranya.

e. Prinsip kemitraan

(39)

29

prinsip efektifitas dan efisiensi, prinsip komunikasi dialogis, dan prinsip komitmen yang kuat32.

Prinsip kemitraan dibangun atas dasar kesamaan visi-misi. Kesamaan visi misi perusahaan dengan mitra bisnis akan menjadi motivasi dan perekat bagi antar organisasi yang bermitra, sehingga melahirkan kemitraan yang berkelanjutan. Selanjutnya perusahaan berkomitmen membangun prinsip kepercayaan dengan mitra bisnisnya.

C. Nilai-Nilai Keislaman Strategi Kemitraan Dalam Tinjauan Supply Chain Management

Al-Qur’an telah menjelaskan secara jelas bahwa, manusia itu terdiri dari berbagai macam suku, golongan, dan berbagai macam agama serta keyakinan yang berbeda-beda. Allah menyeru semua hambanya agar saling mengenal. Tujuan seseorang berkenalan juga berbeda-beda. Ada seseorang hanya berkenalan tanpa mampu dan mau memanfaatkan peluang. Namun, ada pula seseorang yang memiliki keahlian dalam memanfaatkan peluang. Jika seseorang memiliki keahlian membaca peluang, maka ia akan mendapatkan banyak keuntungan dari peluang yang tersedia.

Sebagai umat Islam, manusia dianjurkan untuk selalu berbuat kebajikan. Amal kebajikan yang diperbuat akan mengantarkan seseorang

32

(40)

30

dalam menggapai ridha Allah. Sebagaimana lafadz surat Al-Maidah ayat dua yang berikut:

“Wahai orang-orang yang mengaku beriman! Janganlah kamu

melanggar syi'ar-syi'ar kesucian Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-yu (binatang sembelihan), dan binatang-binatang qalaa-id (binatang yang jinak), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridhaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Janganlah kebencian(mu) kepada suatu kaum membuatmu berdosa karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu untuk berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya33”.

Ayat di atas mengandung larangan dan perintah34. Larangan ayat di atas terletak pada larangan untuk melanggar larangan-larangan Allah dan melanggar kehormatan pada bulan-bulan yang diharamkan berperang serta larangan bagi suatu kaum untuk menghalang-halangi kaum Muslimin pergi ke Masjidil Haram, sehingga mendorong seseorang untuk berbuat dzalim. Sedangkan perintah dari ayat di atas adalah adalah perintah untuk

(41)

31

saling tolong menolong dalam kebaikan dan dilarang tolong menolong dalam berbuat dosa serta pelanggaran terhadap larangan Allah SWT.

Kemitraan itu bisa menjadikan suatu kelebihan bagi orang lain manakala stakeholder yang menjadi mitra bisnisnya bagian dari orang-orang yang shalih dan jujur. Kedua mitra bisnis saling mendapatkan keberuntungan serta keduanya sama-sama saling membutuhkan dengan i’tikad yang baik karena stakeholdernya juga baik. Begitu pula hubungan

dengan konsumen juga baik. Tapi, jika ada mitra bisnis yang membuat salah satu diantara kedua mitra tersebut sakit hati, maka tidak sampai menimbulkan rasa benci. Jika ada stakeholder yang kurang sesuai dengan standarisasi dan keinginan perusahaan, tidak sampai membuat shareholder dan general managernya melampaui batas untuk berbuat dzalim.

(42)

32

Di dalam bisnis Jika seseorang menjalin kerjasama dengan maksud tolong menolong dalam kebajikan dan ketakwaan, maka ia telah melaksanakan salah satu prinsip dasar kemitraan yang diajarkan agama Islam. Dalam ayat ini Allah juga memerintahkan hambanya agar saling menolong dalam hal kebaikan dan meninggalkan kemungkaran. Jadi, tolong menolong dalam kebaikan merupakan anjuran Allah SWT sekaligus menjadi salah satu prinsip dasar dari kemitraan. Kemitraan akan terbangun dengan baik jika sejak awal antar organisasi yang saling bermitra telah menetapkan tujuan yang baik, yaitu saling menolong antar organisasi.

Aktifitas saling mengenal satu sama lain menjadi salah satu ciri bahwa manusia tergolong sebagai makhluk sosial. Makhluk sosial akan selalu membutuhkan orang lain dalam setiap langkahnya. Jika dikaitkan dengan ayat Al-Qur’an di atas, maka Islam menganjurkan untuk saling mengenal agar melahirkan nilai-nilai keislaman, seperti komitmen, menepati janji, dan adil. Pada masa Rasulullah telah terjalin praktek koalisi atau kemitraan. Kemitraan terjadi sejak pada masa Jahiliyyah. Sebagaimana Ahmad menjelaskan dalam hadistnya. Berikut hadist yang menjelaskan tentang koalisi atau kemitraan tersebut :

َعَفَرَو اَ َع ِ با َع َ َ ِر ِع َع كاَ ِس َع كيِرَش اَ َثَدَح اَفَع اَ َثَدَح ف ِح ِ َ اَك اَ َ اَق

(43)

33

“Telah menceritakan kepada kami 'Affan telah menceritakan kepada kami Syarik dari Simak dari Ikrimah dari Ibnu Abbas dan dia merafa'nya, beliau bersabda: "Seluruh kemitraan (koalisi, ikrar kesepakatan) semasa jahiliyah, Islam tidak menambahnya semakin kuat dan kokoh." (HR. AHMAD 2888)35 .

Hadist di atas menjelaskan tentang kemitraan. Seseorang yang memiliki mitra sebelum masuk Islam masih dapat melanjutkan kemitraannya setelah masuk Islam. Nilai-nilai keIslaman seperti komitmen yang tinggi, memperkokoh tali persaudaraan, suka menjamu tamu, dan ikrar setia untuk menepati janji justru ditegakkan dan dilestarikan. Bahkan, dengan nilai-nilai keIslaman itulah kemitraan menjadi semakin baik.

Dahulu, orang-orang Mekkah pernah menjalin kemitraan, misalnya penitipan uang atau relasi bisnis pada saat sebelum masuk Islam. Adakalanya kedua orang yang bermitra tadi telah masuk Islam. Namun, adapula hanya salah satu diantara kedua orang yang bermitra yang telah masuk Islam. Begitu orang-orang Jahiliyyah tadi masuk Islam dan mereka tetap bermitra baik dengan orang Islam maupun non-Islam membawa perubahan menjadi lebih baik. Kemitraan tersebut dibuktikan dengan perubahan orang Islam yang semakin komitmen dalam perjanjian. Jadi yang membuat semakin kuat dan semakin baik adalah nilai-nilai keIslaman yang berada di dalam jalinan motif kemitraan.

35

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti ingin menggambarkan secara jelas tentang obyek penelitian. Analisa dari pendekatan kualitatif bersifat deskriptif.

(45)

35

kopi “Mahkota Raja Blend Do’a” yang baru sepuluh tahun sudah semakin

melejit, terbukti dengan dilakukannya ekspor kopi ke negara Australia1. Alasan peneliti tertarik untuk meneliti keunikan-keunikan di atas adalah karena peneliti merasa terheran-heran. Peneliti merasa heran karena produk olahan santri, produk pesantren mampu bersaing dalam tingkat internasional. Ini adalah suatu referensi bagi pesantren-pesantren lain yang ingin mengarahkan santrinya selain mendapatkan bekal ilmu agama juga mampu bersaing dalam mempersiapkan bekal di dunia.

B. Lokasi Peneltian

PT. Berkat Mukmin Mandiri adalah salah satu unit usaha mandiri yang dimiliki oleh Yayasan Pondok Pesantren Mukmin Mandiri. PT. Berkat Mukmin Mandiri adalah unit usaha yang bergerak di bidang agrobisnis dan agroindustri khususnya di bidang usaha kopi. PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) didirikan dengan tujuan sebagai penunjang sustainable development pondok. PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo berdiri sejak tahun 2006. Perusahaan ini terletak di perumahan elite Graha Tirta Estate Bougenville No. 69 Ngingas Waru Sidoarjo, Jawa Timur 61256, Indonesia. Berikut tampilan lokasi PT. Berkat Mukmin Mandiri dalam google maps:

1

(46)

36

Gambar 3.1 Peta Google maps lokasi PT. Berkat Mukmin Mandiri

Perusahaan menyediakan nomor telpon, email dan website untuk menunjang perkembangan IT, sehingga setiap orang akan lebih mudah untuk mencari lokasi perusahaan ini. Berikut kami cantumkan nomor telpon PT. Berkat Mukmin Mandiri: 031-8533729, atau melalui fax 031 8540959. Selain itu, PT. Berkat Mukmin Mandiri juga menyediakan email bagi siapapun yang memiliki kepentingan dengan perusahaan ini. Email tersebut adalah ypmukminmandiri@gmail.com. Bagi siapapun yang ingin melihat pertumbuhan koperasi PT. Berkat Mukmin Mandiri juga bisa membuka youtube dengan memasukkan key word sebagai berikut: “Mukmin Mandiri Sidoarjo”, sudah dapat mengakses informasi seputar

(47)

37

Pembangunan Nasional Veteran. Mukmin Mandiri juga berperan aktif dalam mengikuti perkembangan kemajuan teknologi IT. Bagi browser yang ingin mengetahui perkembangan yayasan pesantren Mukmin Mandiri bisa melihat di website www.mukminmandiri.com.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digali peneliti dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer terbagi menjadi empat sub data. Data pertama membahas tentang stakeholder. Data yang digali tentang stakeholder antara lain daftar stakeholder perusahaan dan peran stakeholder perusahaan Kopi Mahkota Raja Blend Do’a. Data daftar stakeholder yang akan digali peneliti adalah keterlibatan langsung antara perusahaan dengan stakeholder, stakeholder internal, stakeholder eksternal, dan stakeholder aktif. Sumber data berasal dari wawancara dengan owner dan general manager serta dokumentasi dari perusahaan.

(48)

38

Data tentang kemitraan meliputi kerjasama usaha bisnis baik perseorangan maupun organisasi, adanya pembinaan dari manufacture kepada pelanggan, adanya pengembangan antar stakeholder, adanya unsur saling memerlukan, ada unsur saling memperkuat, dan ada unsur saling menguntungkan. Semua data di atas dihasilkan dengan wawancara kepada owner dan general manager. Data tentang kerjasama usaha bisnis baik perseorangan maupun organisasi dihasilkan dengan observasi dan wawancara kepada general manager. Data tentang strategi kemitraan meliputi strategi membangun kemitraan dan strategi menjaga kepercayaan antar mitra bisnis. Data tentang strategi kemitraan dihasilkan peneliti dengan metode wawancara kepada owner dan general manager.

Data ketiga membahas tentang manajemen rantai pasokan (supply chain management). Data supply chain management terdiri dari informasi bahan baku, penyediaan barang, pemasok, manufaktur, distribusi, dan pelanggan. Informasi bahan baku didapatkan dengan metode wawancara Agusde manajer bagian logistik. Wawancara kepada beberapa informan juga menghasilkan data penyediaan barang, pemasok, dan manufaktur. Sedangkan sumber data distribusi dan pelanggan didapatkan dari observasi peneliti dan dilanjutkan dengan wawancara kepada manajer bagian logistik.

(49)

39

dengan manufaktur. Namun, peneliti menggali lebih banyak informasi dari owner. Data yang digali dari internal organisasi terdiri dari data mulai masuknya material ke perusahaan hingga siap didistribusikan. Data ini dihasilkan dari manajer bagian logistik. Sedangkan data hilir terdiri dari data pengiriman barang hingga sampai ke konsumen. Data ini dihasilkan dari observasi selama peneliti ikut serta dalam pendistribusian kopi.

Data keempat membahas tentang nilai-nilai keislaman strategi kemitraan ditinjau dari supply chain management. Data nilai keislaman yang digali antara lain nilai-nilai seperti kejujuran, berkomitmen, menjunjung nilai silaturrahmi dan ada niat saling tolong menolong satu sama lain dalam usaha berbisnis kopi. Sumber data yang digunakan peneliti adalah observasi dan wawancara kepada owner.

Data sekunder meliputi data gambaran umum PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo. Data gambaran umum perusahaan mencakup enam M yaitu man, matherial, machine, market, methode, and money. Keenam data di atas dihasilkan dengan langkah mencari informasi dari website nya Mukmin Mandiri di internet dan penelitian terdahulu yeng telah dikoreksi dan disetujui oleh general manager.

D. Tahap-tahap Penelitian

(50)

40

tanggal 05 September 2016 hingga berakhir pada hari sabtu, 05 November 2016. Peneliti melakukan PPL selama dua bulan.

Peneliti memanfaatkan sela-sela waktu PPL untuk meminta izin mengambil penelitian skripsi. Owner dan general manager memberikan apresiasi kepada peneliti dan peneliti diperbolehkan melakukan penelitian skripsi di lembaga tersebut.Selama dua bulan tersebut, peneliti mengamati dan kadang kala sharing dengan karyawan, kadang dengan general manager nya dan kadang kala dengan manajer marketing nya juga.

Setelah sharing peneliti awalnya menemukan hal unik, yaitu terkait karyawan minimal mampu mengahafalkan lima belas ayat dalam rangka untuk mendapatkan insentif. Peneliti sharing dengan meminta pengarahan kepada general manager nya terkait tanggapannya tentang hal tersebut di atas apabila dijadikan skripsi. Ia menyatakan bahwa ini ide yang bagus untuk mengangkat tema tentang pemberian insentif bagi karyawan. Namun, setelah peneliti mengajukan judul kepada sekretaris prodi Manajemen Dakwah, bapak Airlangga Brama Yudha, MM ternyata beliau kurang setuju dengan judul tersebut. Ia memberikan alasan karena judul ini kurang unik untuk diteliti. Lalu peneliti bermusyawarah dan meminta pengarahan dari Pak Bram selaku sekretaris prodi MD. Ia mengarahkan untuk mengambil tema tentang “keberkahan”.

(51)

41

judul dengan tema keberkahan masih bersifat abstrak, dan sulit diukur serta di ilmiahkan. Lalu peneliti pergi menuju ke general manager nya PT. BMM dan meminta saran serta pendapatnya. Ia memberikan apresiaisi dan menyatakan judul yang sangat bagus karena ia tahu tidak mudah melakukan penelitian tentang keberkahan. Dari sini, peneliti masih tetap merasa kurang yaqin dan kurang mampu. Akhirnya peneliti mengajak sharing dengan teman seperjuangannya saat PPL yaitu Ika Masruroh. Satu per satu peneliti bersama teman seperjuangannya mengamati hal-hal unik yang berada di PT. BMM tersebut. Di depan mimbar suatu masjid di Graha Tirta, Ika memberikan usulan judul tentang kemitraan. Peneliti langsung berfikir dan mencari keunikan-keunikan yang terkait dengan kemitraan lembaga tersebut. Akhirnya setelah peneliti menemukan permasalah berupa keunikan-keunikan tadi, peneliti segera mengkonsultasikannya kepada sekretaris jurusan. Judul disetujui oleh sekretaris jurusan. Peneliti segera membuat matriks. Peneliti mengumpulkan matriks pada hari terakhir pengumpulan. Sekretaris jurusan mengoreksi hasil matriks peneliti dan menyetujuinya. Setelah itu, peneliti menyegerakan membuat proposal skripsi. Proposal skripsi disetujui oleh dosen pembimbing dan siap diujikan.

(52)

42

menyelesaikan hasil revisinya dan berkonsultasi kepada dosen pembimbing.

Peneliti meminta surat izin penelitian kepada staf program studi manajemen dan ditanda tangani oleh Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk diserahkan kepada PT. Berkat Mukmin Mandiri. Selanjutnya, peneliti menyerahkan surat izin penelitian pada tanggal 31 oktober 2016.

Sebelum peneliti menuju ke lokasi obyek penelitian, peneliti mempersiapkan lembar wawancara, peralatan tulis, serta dua ahndphone. Kendala yang dihadapi peneliti saat wawancara yaitu, peneliti lupa tidak menjadikan handphonenya ke mode pesawat. Sedangkan handpone yang lain lupa belum diletakkan di depan peneliti dan informan. Akhirnya, ada panggilan masuk dari salah satu karyawan perusahaan dan peneliti tidak mengetahuinya. Sehingga, sebagian besar hasil rekaman tidak tersimpan di handphone android. Akhirnya peneliti dengan merasa sangat malu meminta izin informan untuk melakukan re-wawancara ulang. Hal di atas adalah kesalahan dan kelalaian peneliti saat berwawancara.

(53)

43

dalam agenda “ngaji sugih” yang memiliki tujuan untuk semakin

mendekatkan diri dengan jama’ah preneur.

Tahapan berikutnya, peneliti mentranskip data hasil rekaman dan mentranskipnya dalam bentuk tulisan. Selanjutnya peneliti memilah dan memilih data yang dianggap penting sesuai dengan kebutuhan yang tercantum dalam rumusan masalah. Setelah peneliti mendisplay data, selanjutnya peneliti menyajikan data dalam bentuk hasil kategorisasi. Hasil kategorisasi kemudian di sajikan dalam bentuk analisis data. Analisis data menyajikan data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi lapangan dengan diperkuat oleh teori dan didukung oleh penelitian terdahulu. Hasil analisis data ditampilkan oleh peneliti dalam bentuk kesimpulan yang terdapat pada bab lima.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mencakup tiga hal, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti melakukan observasi mulai tanggal 05 september hingga saat ini. Data yang di ambil dari observasi yaitu lokasi penelitian, jenis produk, nilai tambah berorientasi pada nilai ekonomis, dan produksi yang berkesinambungan. Selain itu, peneliti juga menampilkan data observasi yang lain yaitu distribusi, pelanggan, didapatkan dari observasi dan dokumentasi dan kerjasama usaha bisnis baik perseorangan maupun organisasi.

(54)

44

baku dari supplier, penyediaan barang, stakeholder baik yang aktif, internal stakeholder maupun eksternal stakeholder, penentuan rencana berjangka, jumlah pemimpin puncak, penyusunan cara, dan orientasi tujuan jangka panjang, strategi membangun kemitraan dan strategi menjaga kepercayaan antar mitra bisnis.

Dokumentasi yang ditampilkan dalam penelitian ini antara lain dokumentasi lokasi obyek penelitian, sarana operasional perusahaan, legalitas distributor besar, CTH sebagai salah satu mitra bisnis perusahaan, proses produksi kopi, persediaan kopi roasting, keikutsertaan peneliti dalam memasarkan kopi, pameran perdagangan bersama organisasi GAEKI, dan gudang penyimpanan kopi yang siap di distribusikan kepada pelanggan.

F. Teknik Validitas Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun teknik yang digunakan peneliti dalam memeriksa keabsahan data yang dikumpulkan yaitu dengan menggunakan triangulasi. Adapun langkah peneliti dalam menentukan tahapan teknik triangulasi terdiri dari tiga tahapan.

(55)

45

bidang kemitraan, yaitu Pak Aun Falestien Faletehan, S.Sos. I, M. Fil, I, MHRM.

G. Teknik Analisis Data

Aktivitas peneliti dalam menganalisis data melalui tiga tahapan, yaitu mereduksi data, data display, dan conclusion drawing/verification. Tahap pertama, peneliti mereduksi data. Dalam hal ini, peneliti memperoleh data dari lapangan dalam jumlah yang banyak, acak, dan tidak teratur sehingga perlu dilakukan reduksi data. Adapun hasil dari mereduksi data, peneliti lebih memfokuskan pada daftar stakeholder perusahaan dan strategi kemitraan yang digunakan PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo.

Tahap kedua, peneliti mengkoordinasi data, menyusun data dalam bentuk suatu pola hubungan sehingga semakin mudah dipahami. Bentuk display data sering digunakan dalam penyajian data kualitatif berbentuk teks naratif. Agar peneliti lebih memahami data yang di display, peneliti melakukan pengujian apa saja yang diperoleh dilapangan dan di dukung dengan data yang di temukan seperti dengan dokumentasi maupun wawancara tidak terstruktur. Dengan demikian, hasil data display memudahkan peneliti dalam upaya pemaparan dan penegasan kesimpulan.

(56)

46

(57)

BAB IV

STRATEGI KEMITRAAN KOPI MAHKOTA RAJA BLEND DO’A

(STUDI KASUS DI PT. BERKAT MUKMIN MANDIRI SIDOARJO)

A. Gambaran Umum PT. Berkat Mukmin Mandiri Sidoarjo

1. Sejarah dan Perkembangan PT Berkat Mukmin Mandiri Sidoarjo

PT. Berkat Mukmin Mandiri adalah salah satu unit usaha mandiri yang bergerak di bidang agrobisnis dan agroindustri. Produk yang diperjual belikan adalah kopi. PT. Berkat Mukmin Mandiri telah berdiri sejak tahun 2006. Usaha mandiri ini didirikan oleh Dr. KH. Muhammad Zakki, M.Si dengan akta notaris Bambang Santoso, SH. M. Kn.

PT. Berkat Mukmin Mandiri berdiri di bawah naungan pondok pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo. Suatu hal yang menarik disini, bahwa karyawan yang menjalankan operasional usaha kopi ini adalah para santri yang bermukim di Pondok Pesantrren Mukmin Mandiri. Segala aktifitas operasional kopi dilibatkan dan dijalankan sepenuhnya oleh para santri yang sekaligus tercatat sebagai karyawan di PT. Berkat Mukmin Mandiri.

(58)

48

telah banyak dikembangkan oleh beberapa pondok pesantren modern. Bahkan kementrian Pertanian telah memiliki program pengembangan agribisnis pada kelembagaan yang mengakar pada masyarakat, salah satunya adalah lembaga Agama (pondok pesantren).

Program pembangunan unit usaha mandiri yang dijalankan oleh PT. Berkat Mukmin Mandiri berdasarkan atas Surat Keputusan Bersama Mentri Pertanian dan Menteri Agama Nomor : 346/Kpts/FTK.050/6/1991. SK Nomor 94 Tahun 1991 tersebut berisi tentang Pengembangan Agrobisnis di Pondok Pesantren. Lembaga ini dapat dijadikan sebagai motor penggerak dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Kiai Zakki mendirikan sebuah pesantren yang berbasis entrepreneur berlandaskan dengan pandangan kehidupan Nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad Saw, istri beliau, para sahabatnya juga hidup sebagai orang yang berniaga atau berdagang. Orang hidup perlu memenuhi kebutuhan ekonominya. Prioritas yang mendapat program sebagai santri entrepreneur di pondok pesantren Mukmin mandiri adalah anak-anak dari keluarga yang tidak mampu, lulusan SMA dan tidak punya biaya kuliah. selama menjadi santri di pesantren Mukmin Mandiri kebutuhan makan disediakan oleh pihak pesantren, di samping mereka di kuliahkan, mereka juga digaji.

Gambar

Tabel 4.3
Tabel 2.1 Arus Supply Chain
Gambar 3.1 Peta Google maps lokasi PT. Berkat Mukmin Mandiri
Gambar 4.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem temu kembali informasi adalah sebuah media layanan bagi pemustaka untuk memperoleh informasi atau sumber informasi yang dibutuhkan, yang berfungsi untuk

Berdasarkan rumusan masalah yang disajikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penerapan Total Quality Management (TQM)

Dalam pembelajaran, evaluasi dilakukan bukan hanya untuk siswa, akan tetapi dapat digunakan untuk menilai kinerja guru itu sendiri, berdasarkan hasil evaluasi

Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa teknologi AHO mendukung UU lalulintas tentang ketentuan menghidupkan lampu sepanjang hari. Untuk bisa menjadikan Scoopy

1.1 Mampu menjelaskan kebijakan dan prosedur teknis yang berkaitan dengan pengembangan aplikasi pada instansi.\ 1.2 Mampu menjelaskan konsep algoritme, struktur data, rekayasa

Jumlah rata-rata populasi/ha tanaman kelapa sawit di SAHE berkisar 129 tanaman/ha Produktivitas aktual kebun berdasarkan umur tanaman mulai tahun 2007-2011

The 2021 Self-Directed Real Estate Market Report shows how and where our industrious clients grew their wealth with real estate and what other investors can learn from them.. In

RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih, dengan komponen: Identitas Mata Pelajaran, Standar