• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknologi Pengembangan Kedelai pada Lahan Sawah Terkena Tsunami di Kabupaten Pidie

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Teknologi Pengembangan Kedelai pada Lahan Sawah Terkena Tsunami di Kabupaten Pidie"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1 TEKNOLOGI PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH

TERKENA TSUNAMI DI KABUPATEN PIDIE PROVINSI NAD Oleh Chairunas dan T. Iskandar

(Masing-masing peneliti dan penyuluh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian)

Kesesuaian ivovasi/karakteristik lokasi:

• Ketinggian tempat 1-2 m di atas permukaan laut, • Curah hujan 1.200 - 1700 mm/ tahun.

• Drainase agak lambat, sedang sampai baik

• Tekstur tanah liat berlempung, lempung berpasir, lempung berdebu • Kedalaman lapisan olah 20 - 30 cm

• Kandungan bahan organik agak rendah, sedang sampai tinggi. • Kandungan N tanah rendah, sedang sampai tinggi

• Pdan K tersedia sedang sampai tinggi • Keasaman tanah (pH) 5,0 - 6,9 Keunggulan/ Nilai Tambah Inovasi

Hasil kegiatan demo penanaman kedelai varetas Anjasmoro di Kabupaten Pidie pada MK- I (April/ Mei – Juni/ Juli) dapat meningkatkan hasil sampai 3,0 - 3,5 ton/ha. Lebih tinggi 65% dibandingkan menggunakan varietas lokal.

Uraian Inovasi

• Varietas Anjasmoro

• N-P-K dosis rendah (50 kg/ ha masing-masing untuk Urea, SP-36 dan KCl)

• Pupuk kandang sapi 2 ton/ ha

• Abu jerami/ sekam sebagai penutup lubang tanam (300 kg/ ha) • Nodulin (100 g/ 20 kg benih)

Cara Penggunaan Inovasi • Penyiapan lahan

(2)

2 Pemberian pupuk kandang sapi yang sudah matang satu minggu sebelum tanam dengan cara disebar rata dan diaduk dengan tanah.

• Penanaman dan pemupukan

Sebelum tanam, benih kedelai diberi nodulin dengan cara: benih dibasahi dengan air, tambahkan nodulin 100 gram untuk 2 kg benih kedelai dan diaduk rata (pemberian nodulin dilakukan ditempat teduh).

Penanaman dilakukan secara tugal dengan jarak 20 cm x 40 cm, dua biji perlubang.

Pemupukan N-P-K dosis rendah dilakukan bersamaan dengan tanam secara tugal, 5 cm di samping lubang tanam.

• Pemeliharaan

Pada umur 5-7 hari setelah tanam (HST) dilakukan penyisipan pada tanaman yang tidak tumbuh. Umur 21-25 HST dilakukan penyiangan gulma. Pengandalian hama penyakit tergantung pada tingkat serangan. Umumnya dilakukan 4-6 kali penyemprotan insektisida (Decis, Sevin, Elsan dll) selama tanaman di lapangan

• Panen

Penen dilakukan dengan memotong batang pada permukaan tanah menggunakan parang tajam. Tanaman kedelai dapat dipanen apabila 80% polong sudah tua.

• Prosesing hasil

Polong tua kering yang sudah dipotong dapat dirontok (pembijian) menggunakan thresher. Biji yang sudah bersih dikeringkan dengan sinar matahari sampai kadar air (12-14)% untuk konsumsi. Untuk benih kadar airnya lebih rendah (9-10)% kemudian disimpan pada suhu rendah (<150C) untuk benih MT berikutnya

Informasi lain

(3)

3 kandang (sapi) dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan hara tanah seperti fosfat dan kalium lebih banyak tersedia di dalam tanah sehingga dapat menghemat penggunaan pupuk SP-36 dan KCl masing-masing sampai 50%.

Petani sedang tanam kedelai

Panen perdana oleh Bupati Pidie

Panen perdana oleh ACIAR

Referensi

Dokumen terkait

Okratoksin merupakan mikotoksin yang banyak mengkontaminasi komoditas pertanian dan pakan terutama Okratoksin A (OA) diketahui sebagai penyebab keracunan ginjal pada manusia

Tujuan pengembangan benih melalui pola waralaba adalah: menyediakan benih unggul dan bermutu bagi masyarakat perkebunan dalam rangka meningkatkan produksi dan

Ini menunjukan bahwa besarnya pengaruh electronic word of mouth terhadap brand awareness konsumen Roti Gempol adalah sebanyak 49,2%, sedangkan sisanya sebesar 50,8%

Inovasi teknologi kedelai yang di gelar pada PKN adalah (1) perbanyakan benih sumber yang bertujuan untuk menunjukkan proses produksi benih kedelai, mulai dari tanam hingga panen

Dengan diproduksinya benih sumber kedelai kelas SS sebanyak 4,825 ton maka kebutuhan benih bagi penangkar benih kedelai, termasuk Satgas BBI, untuk memproduksi benih

Tulisan ini membahas: (1) sistem perbenihan nasional, (2) kebutuhan benih kedelai saat ini dan prakiraan kebutuhan masa depan, (3) teknologi produksi benih kedelai, (4) industri

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh oleh Ryanda Bella Rengku (2012), yang menyatakan bahwa faktor internal berupa mental

Pada tumbuhan C3, enzim yang menyatukan CO 2   dengan RuBP (RuBP merupakan substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis) dalam proses awal