1
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADI SAWAH, PANGAN LAHAN KERING DAN TANAMAN TAHUNAN SUB DAS MALANGGA DESA TINIGI KECAMATAN GALANG
KABUPATEN TOLITOLI Ansar
ancha.soil@yahoo.com
(Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu-ilmu Pertanian Pascasarjana Universitas Tadulako)
Abstract
An research was conducted to know the land suitability for paddy plant, food crop dry land, and annual plant in Malangga Sub Watershed, Tinigi Village, Galang Subdistrict, and the aim of the research also to minimize constraint and maximize potency for the increasing of productivity to develop agriculture sustainibility, and to evaluate the working of Malangga Sub Watershed, Tinigi Village, Galang Subdistrict. The research was conducted on April until June 2012. The research was an descritive research (non experiment), the data was collected on land suitability evaluation research of some comodity in Malangga Sub Watershed, Tinigi Village, Galang Subdistrict, Tolitoli Regency. The result of the research showed that the level of soil fertility in research area, as general, was low until medium. The research also showed that the land class was suitable for paddy plant of 403,84 ha, for food crop dry land was 94,38 ha, and for annual plant waas 548,4 ha. Economically evaluation showed that paddy plant was very suitable to be developed with R/C ratio was 1.8.
Keywords: Annual plant, food crop and land, paddy plant, land suitability, Malangga sub watershed.
Pelaksanaan pembangunan di suatu wilayah didasarkan pada perencanaan menye-luruh oleh masyarakat, instansi-instansi sek-toral, dan pemerintah daerah. Dengan de-mikian setiap pelaku pembangunan akan berusaha memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia seoptimal mungkin.
Evaluasi lahan/tanah merupakan proses penilaian potensi dan kondisi lingkungan untuk penggunaan/pemanfaatan tertentu. Hasil evaluasi lahan digambarkan dalam bentuk peta sebagai dasar untuk perencanaan penggunaan tanah dan penataan ruang yang rasional, sehingga tanah dapat dipergunakan secara optimal, seimbang, dan lestari. Dari hasil evaluasi lahan berdasarkan kemampuan dan kesesuian tanah/lahan dengan pertim-bangan sosial, budaya dan lain-lain serta sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam penggunaan tanah dialokasikan berbagai penyediaan tanah untuk kepentingan pembangunan yang efisien, efektif, dan berkelanjutan (Siswanto, 1993).
Keadaan ideal tersebut di atas tentu tidak tercipta begitu saja melainkan melalui suatu proses perencanaan pemanfaatan dengan berbagai instrumen yang diperlukan antara lain izin lokasi, kriteria yang diperlukan untuk berbagai bentuk penggunaan tanah dan lain-lain. Dalam hal penata gunaan tanah uji kesesuaian lahan baik secara fisik, maupun secara ekonomi dan sosial mutlak dilakukan untuk menentukan wilayah-wilayah mana yang potensial untuk pengembangan tertentu. Untuk menunjang program pengem-bangan pertanian di wilayah Desa Tinigi Kecamatan Galang sangat diperlukan adanya informasi dan peta sumberdaya lahan teru-tama peta kesesuaian lahan untuk berbagai jenis komoditas tanaman.
lainnya dalam sistem tersebut. Pendekatan menyeluruh adalah suatu kajian terpadu terhadap keseluruhan aspek sumberdaya dengan mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan, sosial, politik, dan ekonomi. Untuk dapat melakukan pengelolaan secara terpadu, ekosistem daerah aliran sungai (DAS) dapat dimanfaatkan sebagai satu unit perencanaan dan evaluasi yang sistematis, logis dan rasional (Asdak, 2004).
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini di laksanakan di sub DAS Malangga Desa Tinigi, Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli. Pada Bulan April sampai Juni Tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif (Non Eksperimen) dengan cara mengumpulkan data pada pene-litian evaluasi kesesuain lahan berbagai jenis komoditi di sub DAS Malangga Desa Tinigi Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah skop, linggis, ring sampel, haga meter, palu karet, papan pengalas, karet, kertas lebel, pisau (cutter), GPS (Geographic Position System), peta tematik (peta kele-rengan, peta topografi, peta penggunaan lahan, dan peta rupa bumi), munsell, meter, tali, bola pimpong, stop watch,dan alat tulis menulis. adapaun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah contoh tanah utuh dan tanah tidak utuh, aquadest, sampel air, dan beberapa zat kimia lain. Dan analisis sifat fisik kimia tanah pada penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pertanian Universitas Tadulako Palu.
HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Kesesuan Iklim
Hasil pengumpulan data iklim terutama data curah hujan di lokasi penelitian yang diperoleh dari stasiun klimatologi Lalos Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli, (data curah hujan terlampir). Di Desa Tinigi pada umumnya dipengaruhi oleh dua musim secara tetap, yaitu musim utara dan musim barat. Curah hujan bervariasi rata-rata 1.053,17 mm per tahun pada lima tahun tarakhir dengan rata-rata hujan perbulan 7 hari.
Hakim dkk., (1986) mengemukakan bahwa faktor iklim yang mempengaruhi jumlah bahan organik di dalam tanah dan aktifitas jasad hidup yang akan menentukan jumlah bahan organik yang terakumulasi. Lebih lanjut dikemukakan bahwa secara tidak langsung curah hujan mempengaruhi reaksi tanah. Curah hujan yang tinggi terutama daerah tropis dapat mencuci kation-kation basa dari lapisan permukaan tanah (top soil) kelapisan tanah yang lebih dalam (sub soil) akibatnya top soil lebih banyak di dominasi oleh ion-ion Al dan H. Sebagai akibatnya pH tanah akan turun sampai mencapai nilai 4,5 atau lebih kecil.
Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi Sawah
tanah rendah, drainase dan berbatu. Penilaian kelas dan sub-kelas kesesuaian lahan untuk
tanaman padi sawah serta luas penyebarannya di lokasi survei disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Kondisi Potensial Iklim dan Tanah di Lokasi Penelitian untuk Tanaman Padi Sawah
No Persyaratan Penggunaan/ Karakteristik Iklim
Data Lokasi Kelas Kesesuaian
1 Tempraturrerata (ºC) 26,72 S2
2 Kelembaban 30 % S2
3 Drainase Cepat S2
4 Tekstur Lempung S3
5 Bahan kasar (%) 15- 35 % S2
6 Kedalaman Tanah (cm) 40 – 60 S2 7 Retensi Hara (nr)
8 KTK 19,30 S2
9 PH H20 5,60 S2
Sub kelas kesesuaian lahan dicirikan oleh jenis faktor pembatas yang berupa ketersediaan unsur hara rendah (n), tempratur (t), dan retensi hara (f).
Kelas S2: lahan cukup sesuai, dimana lahan hanya mempunyai pembatas-pembatas yang relatif sedikit untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan. Berdasarkan keragaman dari fak-tor pembatas penghambatnya kelas S2 terdiri dari sub kelas S2ntf, faktor pembatas dalam sub kelas adalah ketersediaan unsur hara,
tempratur, dan retensi hara luas lahan yang termasuk kelas ini adalah 402,583 ha.
[image:3.595.80.504.142.311.2]Kelas S3: lahan hampir sesuai, dimana lahan mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk mempertahankan tingkat penge-lolaan yang harus ditetapkan. Pembatas akan mempunyai produksi atau keuntungan, meningkatkan masukan yang diperlukan. Kelas ini dapat dibedakan lagi menjadi dua sub kelas: S3tc. Faktor pembatas dalam sub kelas adalah ketersediaan hara, retensi hara, dan lereng. Luas lahan yang termasuk kelas ini adalah 1.259 Ha. Seperti di sajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi Sawah di Daerah Survei Kelas Kesesuaian
Lahan Faktor Pembatas
Luas (Ha)
Kelas Sub Kelas
S2 S2-ntf
n = Ketersediaan hara t = tempratur
f = retensi hara
402,583
S3 tc = tekstur 1,259
Jumlah 403,842
Kelas Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Pangan Lahan Kering
Hasil penelitian kesesuaian lahan untuk tanaman pangan lahan kering dibagi kedalam 2 kategori yaitu cukup sesuai (S2) , sesuai
penyebaran dan lokasi dan kelas kesesuaian lahan untuk pertanian tanaman pangan lahan
[image:4.595.91.503.183.338.2]kering disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Penilaian luas penyebaran dan lokasi dan kelas kesesuaian lahan untuk pertanian tanaman pangan lahan kering
No Persyaratan Penggunaan/ Karakteristik Iklim
Data Lokasi Kelas Kesesuaian
Tempraturrerata (ºC) 26,72 S2
2 Kelembaban 30 % S2
3 Drainase Terhambat S2
4 Tekstur Lempung berpasir S3
5 Bahan kasar (%) 3-15 % S2
6 Kedalaman Tanah (cm) 30 45 7 Retensi Hara (nr)
8 KTK 17,96 S2
9 PH H20 5,50 S2
Sub kelas kesesuaian lahan yang disajikan pada Tabel 4, dicirikan oleh jenis faktor pembatas yang berupa ketersediaan unsur hara rendah (n), tempratur (t) dan retensi hara (f).
Kelas S2: pada kelas ini lahan cukup sesuai, dimana lahan hanya mempunyai pembatas-pembatas yang relatif sedikit untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan. Faktor pembatas penghambat pada kelas S2-ntf adalah yakni
ketersediaan unsur hara, tempratur, dan retensi hara. Luas lahan yang termasuk kelas ini adalah 94,375 ha.
Kelas S3: lahan hampir sesuai, dimana lahan mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus ditetapkan. Pembatas akan mempunyai produksi atau keuntungan, meningkatkan masukan yang diperlukan. Kelas ini dapat dibedakan lagi menjadi satu sub kelas: S3tc. Faktor pembatas dalam sub kelas adalah tekstur luas lahan yang termasuk kelas ini adalah 0,0135 ha.
Tabel 4. Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Pangan Lahan Kering di Daerah Penelitian Kelas Kesesuaian
Lahan Faktor Pembatas
Luas (Ha)
Kelas Sub Kelas
S2 S2-ntf
n = Ketersediaan hara t = tempratur
f = retensi hara 94,375
S3 tc = tekstur 0,0135
Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tahunan
Kesesuaian lahan untuk tanaman tahunan yang terdapat di daerah survei tergolong dalam kelas cukup sesuai (S2),
[image:5.595.93.502.210.362.2]seperti di sajikan pada Tabel 5, sedangkan kelas dan sub kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tahunan Lahan Kering di Daerah Survei dapat di lihat di Tabel 6.
Tabel 5. Kondisi Aktual Iklim dan Tanah di Lokasi Penelitian untuk Tanaman Tahunan No Persyaratan Penggunaan/
Karakteristik Iklim
Data Lokasi Kelas Kesesuaian
Tempratur rerata (ºC) 26,72 S2
2 Kelembaban 30% S2
3 Drainase Agak Terhambat S2
4 Tekstur Lempung S3
5 Bahan kasar (%) 3-15 % S2
6 Kedalaman Tanah (cm) 75-100 S2
7 Retensi Hara (nr)
8 KTK 18,28 S2
9 PH H20 5,30 S2
Tabel 6. Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tahunandi Daerah penelitian Kelas Kesesuaian
Lahan Faktor Pembatas
Luas (Ha) Kelas Sub Kelas
S1 S1-ft -
S2 S2-ntf
n = Ketersediaan hara t = tempratur
f = retensi hara
258,185
S3 tc = tekstur 133,737
Jumlah 391,922
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa faktor pembatas yang dihadapi untuk tanaman tahunan relatif sama pada kelas kesesuaian lahan yang sama pada setiap lokasi seperti kesuburan tanah (retensi hara dan ketersediaan hara), topografi, tempratur, adanya batu dan keadaan solum (kondisi perakaran).
Uraian untuk kelas dan sub kelas kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah di daerah survei adalah sebagai berikut:
Kelas S2: pada kelas ini lahan cukup sesuai, dimana lahan hanya mempunyai pembatas-pembatas yang relatif sedikit untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi
produksi atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan. Faktor pembatas penghambat pada kelas S2 adalah S2 ntf, ketersediaan unsur hara, temperatur, dan retensi hara luas lahan yang termasuk kelas ini adalah 258,185 ha.
Indikator Kinerja DAS
Terciptanya kondisi DAS yang optimal hasil air yang memadai (Waktu, ruang, jumlah, mutu) dan terkendalinya erosi, sedimentasi, banjir dan kekeringan, mening-katnya produktivitas lahan dan lingkungan hidup, meningkatnya kesejahteraan masya-rakat, meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat, tertatanya kelembagaan pengelo-laan DAS, terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
= 0,809 x 100% = 81 %
Dengan hasil IPL 81 % maka indek penutupan lahan yang ada di lokasi penelitan masih baik
KPL =
= 0,977 x 100% = 98 %
Dengan hasil KPL 1 maka kesesuaian penggunaan lahan yang ada di lokasi pene-litian masih baik.
Usulan Penggunaan Lahan Terpilih
Penentuan lahan terpilih selain di-dasarkan atas hasil evaluasi kesesuaian lahan dan masukan teknologi yang mungkin dapat dikembangkan di daerah tersebut, juga di-dasarkan atas pertimbangan keadaan sosial ekonomi penduduk setempat. Usulan peng-gunaan lahan terpilih untuk padi sawah, pertanian tanaman pangan lahan kering dan tanaman tahunan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel. 7 Usulan Lahan Terpilih
Dusun
Usulan Lahan Terpilih (Ha)
Jumlah (Ha) Padi sawah Pangan
kering
Tanaman Tahunan
1 2 3 4 5
Malanga - 17,64 413,47 431,11
Pakuan 1,26 76,73 113,93 191,92
Tinigi 402,58 0,01 21,00 423,59
Jumlah 403,84 94,38 548,4 1.046,62 SIMPULAN
1. Tingkat kesuburan tanah di lokasi penelitian umumya rendah hingga sedang hal ini dicirikan oleh rendahnya persentase kejenuhan basa, kapasitas tukar kation (KTK), kalium dan kandungan bahan organik. padi sawah di lokasi penelitian masih dapat dikembangkan di Dusun Tinigi, Dusun Bone, dan Dusun Pakuan. 2. Areal yang dapat dikembangkan untuk
tanaman pangan lahan kering terdapat di Dusun Tinigi, Dusun Bone, dan Dusun Pakuan,
3. Areal yang dapat dikembangkan untuk tanaman tahunan lahan kering terdapat di Dusun Malangga terdiri dari kelas sesuai
(S2) 431,116 ha. Dusun Pakuan terdiri dari kelas (S2) 77,93 ha. Kecenderungan ma-syarakat untuk mengembangkan tanaman komoditi perkebunan yaitu kelapa dalam, kakao, cengkeh, serta jenis tanaman kacang kacangan khususnya kacang tanah. DAFTAR RUJUKAN
Asdak, C. 2004. Hidrologi dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 614 Halaman
1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah.
Lampung: Universitas lampung.