• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Indeks Potensi Lahan (IPL) terhadap Potensi Pemanfaatan Lahan Pertanian Sawah di Kabupaten Sukoharjo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Indeks Potensi Lahan (IPL) terhadap Potensi Pemanfaatan Lahan Pertanian Sawah di Kabupaten Sukoharjo"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) TERHADAP

POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PERTANIAN SAWAH

2

DI KABUPATEN SUKOHARJO

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi

Oleh:

TESY NONITA DEWI

E100171289

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

(2)
(3)
(4)
(5)

1

ANALISIS INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) TERHADAP POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PERTANIAN SAWAH

DI KABUPATEN SUKOHARJO

Analysis of Land Potential Index (IPL) on the Potential for Utilizing Agricultural Land at Sukoharjo District

Abstrak

Evaluasi potensi lahan diperlukan untuk mengetahui arahan pemanfaatan terhadap lahan secara optimal. Tujuan penelitian adalah untuk (1) mengetahui nilai indeks potensi lahan di Kabupaten Sukoharjo melalui peta indeks potensi lahan dan (2) menganalisis persebaran arahan pemanfaatan lahan pertanian berdasarkan IPL di Kabupaten Sukoharjo. Metode penelitian menggunakan pengharkatan (skoring) dengan pengharkatan kuantitatif berjenjang, tumpang susun (overlay), dan stratified random sampling untuk pengambilan sampel. Parameter yang digunakan yaitu lereng, litologi, jenis tanah, dan hidrologi serta kerawanan bencana. Kabupaten Sukoharjo memiliki klasifikasi indeks potensi lahan kelas rendah seluas 3.401 ha tersebar di wilayah Kecamatan Bulu, Weru, dan Gatak. Kelas sedang seluas 21.966 ha tersebar di seluruh kecamatan dengan pola spasial menyebar. Kelas tinggi seluas 23.791 ha yang tersebar di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Kartasura. Hasil analisis potensi lahan pertanian menunjukkan sawah pada IPL rendah seluas 1.139 ha, sawah pada IPL sedang seluas 11.764 ha, dan sawah pada IPL tinggi seluas 14.377 ha.

Kata Kunci : Indeks Potensi Lahan, Lahan Pertanian, Potensi lahan Abstract

Evaluation of land potential is needed to determine the direction of optimal utilization of land. This research objective to know the value of the land potential index in Sukoharjo Regency through the land potential index map and to analyze the distribution of directives for the use of agriculture land based on IPL. The method used scoring and overlaying of the parameters. These parameters are slope, litology, soil type, hydrology, and the disaster vulnerability. Stratified random sampling method to take sample point. Result of research showed that Sukoharjo Regency has class of land potential index classification low class of land potential index that is 3.401 ha was spread in Bulu, Weru, and Gatak. The middle class of land potential index that is 21.966 ha (46 %)was spread in all the district. The high class of land potential index that is 23.791 ha was spread inall district except Kartasura. Other conclusion in this research about agriculture potential there are paddy fields at low IPL covering 1,139 ha, paddy fields

(6)

on medium IPL covering 11,764 ha, and paddy fields in high IPL covering 14,377 ha.

Keywords:Land Potential Index, Agriculture Land, and Land Potential

1. PENDAHULUAN

Peningkatan jumlah penduduk membuat banyaknya alih fungsi lahan, terutama kebutuhan lahan untuk permukiman dan bangunan pendukung lainnya. Alih fungsi lahan yang terjadi membuat lahan pertanian produktif beralih menjadi lahan non pertanian dan mengakibatkan terjadinya penyempitan lahan pertanian produktif. Kabupaten Sukoharjo termasuk kabupaten yang mengalami penyusutan luas lahan pertanian pada periode tertentu. Luas lahan pertanian di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2008 seluas 21.121 ha dan pada tahun 2015 seluas 20.643 ha (BPS, 2016). Pemanfaatan lahan harus sesuai dengan arahan fungsi kawasan masing-masing lahan supaya memberikan hasil yang baik. Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan potensi lahannya akan mengakibatkan munculnya berbagai masalah seperti kerusakan lingkungan dan menurunnya kualitas dari lahan tersebut karena setiap lahan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Indeks potensi lahan memberikan informasi mengenai arahan pemanfaatan lahan sesuai dengan potensi dan sumber daya lahan. Data potensi lahan pertanian menjadi data penting karena untuk melakukan evaluasi kesesuaian lahan pertanian dan mengetahui pemanfaatan lahan secara baik. Tinggi rendahnya potensi lahan dapat ditentukan dari beberapa parameter pendukung, semakin tinggi indeks potensi lahan maka semakin banyak potensi penggunaan lahannya.

Pembangunan yang dilakukan harus memperhatikan potensi dari lahan yang akan dibangun, pemilihan lokasi sangatlah penting guna untuk mempertahankan lahan yang berpotensi tinggi sebagai lahan pertanian. Proses pembangunan yang kurang memperhatikan potensi dari lahan banyak dijumpai pada saat ini. Pertanian di Kabupaten Sukoharjo memiliki peran di sektor ekonomi.

(7)

3

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) bagaimana kelas indeks potensi lahan di Kabupaten Sukoharjo?, dan

2) bagaimana persebaran arahan pemanfaatan lahan pertanian berdasarkan IPL di Kabupaten Sukoharjo?.

Tujuan dari penelitian adalah:

1) mengetahui nilai indeks potensi lahan di Kabupaten Sukoharjo melalui peta indeks potensi lahan, dan

2) menganalisis persebaran arahan pemanfaatan lahan pertanian berdasarkan IPL di Kabupaten Sukoharjo.

Manfaat penelitian dapat digunakan sebagai informasi sebaran potensi lahan yang dapat digunakan untuk pemanfaatan lahan di Kabupaten Sukoharjo. Manfaat lainnya yaitu untuk mengembangkan ilmu geografi dalam penginderaan jauh dan sistem informasi untuk menganalisis potensi lahan.

2. METODE PENELITIAN

Parameter penyusun indeks potensi lahan meliputi beberapa parameter fisik, yaitu jenis tanah, kemiringan lereng, litologi, hidrologi, dan kerawanan bencana. Kerawanan bencana menjadi faktor pembatas dimana keberadaannya memberi efek negatif terhadap lahan karena bersifat merusak. Parameter fisik yang mempengaruhi secara langsung potensi dari lahan yang diteliti. Parameter dinilai atau diharkat sesuai dengan besar atau kecil pengaruhnya terhadap potensi lahan. Tinggi rendahnya harkat menggambarkan bagaimana potensi dari lahan. Parameter penelitian ditampilkan pada tabel 1 sampai tabel 6 berikut.

Tabel 1. Kemiringan Lereng Kabupaten Sukoharjo

Relief Kemiringan Lereng Luas (ha)

Datar- landai 0 – 5 % 38.055

Berombak 5 – 15 % 4.294

Berbukit rendah 15 – 25 % 3.579

Berbukit 25 – 45 % 2.236

Bergunung > 45 % 1.050

(8)

Tabel 2. Jenis Batuan Kabupaten Sukoharjo

No Jenis Batuan Luas (ha)

1 Aluvium 26.790

2 Batuan beku massif 4.316

3 Sedimen klastik berbutir kasar 18.055

Sumber: Pengolahan data, 2018

Tabel 3. Jenis Tanah Kabupaten Sukoharjo

No Jenis Tanah Luas (ha)

1 Aluvial 9.423 2 Mediteran 2.231 3 Grumosol 17.484 4 Latosol 6.274 5 Litosol 5.767 6 Regosol 7.982

Sumber: Pengolahan data, 2018

Tabel 4. Air Tanah Kabupaten Sukoharjo

No Air Tanah Luas (ha)

1 Akuifer produksi dengan penyebaran luas 12.510 2 Akuifer produksi sedang, penyebaran luas 23.431 3 Akuifer produksi tinggi, penyebaran luas 13.220

Sumber: Pengolahan data, 2018

Tabel 5. Air Permukaan Kabupaten Sukoharjo

No Air Permukaan Luas (ha)

1 Potensi kecil/lokal 3.170 2 Potensi sedang kemungkinan irigasi lokal 10.248 3 Potensi dan kemungkinan irigasi besar 19.123

(9)

5

Tabel 6. Kerawanan Bencana Kabupaten Sukoharjo

No Kerawanan Bencana Luas (ha)

1 Berat 1.868

2 Sedang 2.094

3 Ringan 4.325

4 Tanpa bencana 40.885

Sumber: Pengolahan data, 2018

Sistem Informasi Geografi (SIG) sebagai suatu ilmu yang berbasis teknologi dalam berbagai disiplin ilmu. Analisis SIG menggunakan hasil dari pengharkatan dan tumpang susun parameter. Variabel-variabel dalam setiap parameter diberi nilai sesuai dengan tingkat pengaruhnya terhadap potensi lahan, semakin mendukung maka nilainya semakin tinggi. Nilai setiap parameter dijumlahkan menggunakan perhitungan kuantitatif berjenjang dan kemudian dikalikan dengan faktor pembatas yang berupa kerawanan bencana.

Hasil dari penilaian semua parameter diperoleh satuan unit analisis yang berupa indeks potensi lahan. Indeks potensi lahan diklasifikasikan ke dalam 5 kelas, yaitu kelas sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Metode

stratified random sampling digunakan untuk mengambil sampel. Sampel yang digunakan untuk survei adalah penggunaan lahan di Kabupaten Sukoharjo yang dipilih secara acak. Metode stratified random sampling merupakan metode pengambilan sampel berdasarkan strata, strata yang digunakan dalam penelitian ini adalah luas pada masing-masing penggunaan lahan.

IPL =(Lereng+Litologi+Tanah+Hidrologi) x Kerawanan Bencana (1)

Metode overlay atau tumpang susun digunakan kembali untuk melakukan analisis terhadap potensi lahan pertanian di Kabupaten Sukoharjo. Tahap ini menggunakan peta indeks potensi lahan yang di-overlay dengan peta pertanian sawah Kabupaten Sukoharjo. Hasil dari tahap ini adalah peta potensi pertanian lahan sawah di Kabupaten Sukoharjo. Pengkelasan dilakukan berdasarkan

(10)

persebaran lahan sawah di setiap kelas indeks potensi lahan. Peta yang diperoleh digunakan untuk melakukan analisis arahan pemanfaatan sumberdaya lahan menggunakan analisis spasial.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis potensi lahan di Kabupaten Sukoharjo terdiri dari kelas rendah, sedang, dan tinggi. Kelas potensi lahan rendah seluas 3.401 ha, kelas sedang seluas 21.966 ha, dan kelas tinggi seluas 23.792 ha. Kelas indeks potensi lahan rendah tersebar di Kecamatan Bulu, Weru, Tawangsari, dan Gatak. Indeks potensi rendah hanya tersebar dibeberapa kecamatan saja dan tidak merata seperti kelas sedang dan tinggi karena di Kabupaten Sukoharjo wilayah yang memiliki relief bergunung dengan kerawanan bencana tinggi hanya terdapat disebagian kecil wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Kelas indeks potensi lahan sedang seluas 21.966 ha yang meliputi semua kecamatan di Kabupaten Sukoharjo walaupun setiap kecamatan hanya terdapat beberapa persen saja untuk kelas ini, namun tersebar merata. Kelas indeks potensi lahan tinggi mendominasi dengan luas 23.792 ha. Kelas ini tersebar hampir di semua kecamatan kecuali Kecamatan Kartasura. Indeks potensi tinggi karena didukung oleh parameter-parameter penyusunnya, seperti memiliki relief yang datar, hidrologi yang baik, jenis tanah yang subur, dan tidak rawan terhadap bencana. Kondisi lahan yang seperti ini cukup ideal dijadikan lahan pertanian dan seharusnya tidak dialih fungsikan sebagai lahan non pertanian. Hasil indeks potensi lahan di Kabupaten Sukoharjo disajikan pada tabel 7 berikut.

Tabel 7. Indeks Potensi Lahan di Kabupaten Sukoharjo

No Indeks Potensi Lahan Luas (ha)

1 Rendah 3.401

2 Sedang 21.966

(11)

7

dengan penelitian sebelumnya oleh beberapa peneliti. Hasil penelitian indeks potensi lahan yang dilakukan di Kabupaten Bantul diperoleh kelas potensi lahan sangat rendah, rendah, sedang, dan tinggi. Penelitian indeks potensi lahan yang dilakukan oleh Hamranani (2014) di Kabupaten Wonosobo diperoleh hasil potensi lahan pada kelas rendah, agak rendah, sedang, dan tinggi. Penilaian potensi lahan dari ketiga penelitian menggunakan jenis parameter yang sama dengan lokasi yang berbeda, sehingga menghasilkan nilai kelas potensi lahan yang berbeda-beda. Faktor fisik yang mempengaruhi lahan satu dengan lahan yang lain berbeda, hal ini akan mempengaruhi sumber daya yang tidak sama pula. Faktor fisik yang mempengaruhi lahan antara lain kemiringan lereng, jenis tanah, litologi atau geologi, kondisi hidrologi, dan kerawanan terhadap bencana. Lahan dengan kondisi fisik yang baik akan mempengaruhi produktivitas lahan yang tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan lahan.

Tabel 8. Survei Lapangan Penggunaan Lahan

Hasil Cek Lapangan

1 2 3 4 5 6 7 8 Total D at a Has il I n te rpr et asi 1 18 3 21 2 15 2 16 3 6 6 4 2 2 5 1 1 6 1 1 7 1 1 8 1 1 Total 18 18 8 2 1 1 1 1 50

Sumber: Hasil cek lapangan, 2018 Keterangan:

1: Sawah 3: Kebun 5 : Gedung 7 : Semak

(12)

Penggunaan lahan di Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi penggunaan lahan sawah (sawah irigasi dan sawah tadah hujan) dan non sawah. Lahan sawah menjadi penggunaan lahan yang mendominasi di Kabupaten Sukoharjo, yaitu

(13)

9

menjadi penggunaan lahan terbesar di Kabupaten Sukoharjo juga dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya masyarakat yang didominasi oleh petani dan masih mengandalkan hasil pertanian untuk kebutuhan hidup.

Penggunaan lahan non sawah di Kabupaten Sukoharjo terdiri dari permukiman, tegalan, kebun, gedung, semak, lahan kosong, dan tubuh air. Permukiman yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo memiliki pola menyebar dan kepadatan penduduk yang paling padat berada di Kecamatan Kartasura dan Kecamatan Grogol. Kepadatan ini terjadi karena kedua kecamatan langsung berbatasan dengan wilayah Kota Surakarta yang pembangunannya pesat dan merupakan wilayah perkotaan. Penggunaan lahan permukiman menjadi penggunaan lahan yang paling banyak kedua setelah sawah.

Potensi lahan pertanian khususnya lahan sawah perlu untuk diketahui supaya petani dapat mengelola lahannya dengan baik sehingga hasil produksi pertanian meningkat. Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan potensinya akan mengurangi tingkat produktivitas. Lahan sawah di Kabupaten Sukoharjo tersebar ke dalam tiga kelas, yaitu lahan sawah pada kelas potensi rendah, sedang, dan tinggi. Pola spasial yang dihasilkan dari proses pengolahan data berupa pola menyebar. Hasil potensi lahan pertanian sawah di Kabupaten Sukoharjo ditampilkan pada tabel 9 berikut.

Tabel 9. Potensi Lahan Pertanian Kabupaten Sukoharjo

No Potensi Lahan Pertanian Luas (ha)

1 Sawah pada IPLrendah 1.139

2 Sawah pada IPL sedang 11.764

3 Sawah pada IPL tinggi 14.377

(14)

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1) Indeks potensi lahan di Kabupaten Sukoharjo terdiri dari kelas rendah (3.401

(15)

11

2) Potensi lahan pertanian sawah tersebar di seluruh kelas indeks potensi lahan, baik kelas rendah, sedang, dan tinggi. Sawah pada kelas sedang dan tinggi sebaiknya dipertahankan sebagai sawah karena daya dukung lahan terhadap tanaman pertanian tinggi sedangkan untuk sawah pada kelas rendah dapat dipertahankan sebagai sawah maupun dimanfaatkan sebagai penggunaan lahan selain sawah karena daya dukung lahan terhadap tanaman pertanian kurang baik.

4.2 Saran

1) Data dan pengharkatan dalam penelitian masih menggunakan referensi nilai parameter yang lama dan data fisik yang digunakan adalah data tahun 2015, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sebaiknya menggunakan referensi harkat dan data yang terbaru.

2) Data-data yang digunakan sebaiknya benar-benar dilakukan uji akurasi tingkat keakuratannya dengan melakukan cek survei lapangan supaya hasil yang diperoleh relevan dengan kondisi di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2016). Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka Tahun 2016. Sukoharjo : BPS.

Hamranani, G. (2014). Analisis Pengaruh Potensi Lahan pada Lahan Pertanian Sawah Terhadap Hasil Produksi Padi di Kabupaten Wonosobo.

Surakarta: Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hidayati, IN dan Yoga Toyibulah. (2011). Kajian Indeks Potensi Lahan Terhadap Pemanfaatan Rencana Tata Ruang Wilayah Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Sragen. Jurnal Aplikasi Sistem Informasi Geografi, vol. 13, no. 2 Desember, pp.156 – 164, [12 Maret 2018].

Muttaqin, Akhmad A. (2016). Analisis Potensi Lahan Pertanian (Produksi Pangan) Berdasarkan Nilai Indeks Potensi Lahan Kabupaten Bantul.

Surakarta: Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis :Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika). Bandung: Informatika

Suharsono, Prapto. (1988). Identifikasi Bentuklahan dan Interpretasi Citra untuk Geomorfologi. Yogyakarta : Bakorsutanal.

Gambar

Tabel 1. Kemiringan Lereng Kabupaten Sukoharjo  Relief  Kemiringan Lereng  Luas (ha)
Tabel 3. Jenis Tanah Kabupaten Sukoharjo
Tabel 6. Kerawanan Bencana Kabupaten Sukoharjo  No  Kerawanan Bencana  Luas (ha)
Tabel 7. Indeks Potensi Lahan di Kabupaten Sukoharjo  No  Indeks Potensi Lahan  Luas (ha)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pengolahan alih fungsi lahan sawah terhadap RTRW tersebut dapat dihasilkan : (a) kesesuaian penggunaan lahan di Kecamatan Margorejo untuk lahan permukiman yang

Apabila pembangunan industri terus dilakukan dengan cara mengambil alih fungsi lahan pertanian sehingga luas lahan sawah yang akan terus berkurang, maka akan

Meningkatnya kebutuhan lahan untuk permukiman yang tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan untuk permukiman penduduk di wilayah tersebut, sehingga menimbulkan

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh Jumlah Penduduk, Jumlah Industri dan PDRB terhadap tingkat alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten

Hal inilah yang menjadi faktor pendorong semakin meningkatnya laju alih fungsi lahan, dan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan alih fungsi lahan sawah

Dalam penelitian ini membahas tentang perubahan luas lahan sawah antar kecamatan di Kabupaten Sukoharjo tahun 2009-2015 serta faktor-faktor yang mempengaruhi

Hasil uji t variabel jumlah penduduk, jumlah industri, jumlah residential, dan PDRB merupakan variabel independen yang menentukan alih fungsi lahan sawah dan

Pengolahan alih fungsi lahan sawah terhadap RTRW tersebut dapat dihasilkan : (a) kesesuaian penggunaan lahan di Kecamatan Margorejo untuk lahan permukiman yang