• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan usaha, kreativitas, dan inovasi. yang demikian kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan usaha, kreativitas, dan inovasi. yang demikian kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Landasan Teori

Pada bab ini akan dibahas berbagai kajian teoritis yang mendasari dilaksanakannya penelitian ini. Diantaranya tinjauan teoritis tentang kewirausahaan, hakikat kewirausahaan, prinsip, peran dan fungsi wirausaha, pengembangan usaha, kreativitas, dan inovasi.

1. Pengertian Kewirausahaan

Pada umumnya kewirausahaan hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan dan adanya bakat yang dibawa sejak lahir, yang demikian kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Namun, dengan berjalannya waktu anggapan tersebut berubah menjadi kewirausahaan yang disiplin ilmu dan dapat diajarkan pada semua orang. Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan formal atau nonformal. Tak jarang dari mereka yang mencoba berwirausaha, baik usaha besar ataupun kecil. Sehingga sebagai seorang pengusaha pun dapat disebut sebagai seorang wirausaha apabila dia menanggung segala risiko yang terjadi dalam usahanya.

Wirausaha selalu identik dengan wiraswasta, penggunaan istilah pun juga sama antara wirausaha dengan wiraswasta. Menurut Po Abas, dkk (2011:35), menguraikan istilah wirausaha dan wiraswasta. Wirausaha terdiri dari wira yang berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan, dan pejuang, sedangkan usaha berarti penciptaan kegiatan, dan atau berbagai aktivitas

(2)

bisnis. Selain wirausaha ada wiraswasta, dimana wira berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan, dan pejuang, swa berarti sendiri, sta berarti berdiri, dan swasta berarti berdiri di atas kaki sendiri, atau dengan kata lain berdiri di atas kemauan dan atau kemampuan sendiri. Berdasarkan definisi tersebut maka kewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upaya yang berkaitan dengan penciptaan kegiatan atau usaha atau aktivitas bisnis atas dasar kemauan sendiri dan kemampuan sendiri. Wirausaha merupakan seseorang yang mempunyai jiwa kewirausahaan serta pada dasarnya mempunyai keberanian untuk menghadapi berbagai masalah sehingga usaha yang dijalankan dan dikelola adalah hasil dari dirinya sendiri.

Menurut Thomas W. Zimmerer dalam Suryana (2011:1), menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan penerapan kreativitas dan inovasi untuk menyelesaikan masalah serta upaya untuk memanfaatkan peluang yang ada. Kreativitas dan inovasi yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk mendirikan dan membangun usaha baru. Kemampuan ini bertujuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda sehingga dapat mengembangkan usaha melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.

Menurut Soni Sumarsono (2010:4), menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan untuk melakukan inovasi agar terjadi pemindahan sumber daya ekonomi dari kawasan produktivitas rendah ke kawasan produktivitas tinggi. Seorang pelaku usaha dalam skala kecil sekalipun dalam menjalankan kegiatannya akan selalu menggunakan berbagai sumber daya. Suatu usaha

(3)

akan menjadi berkembang jika melakukan inovasi dalam pengolahannya karena dengan melakukan inovasi akan tampak berbeda dengan yang lain. Selain melakukan inovasi tentunya akan dibarengi dengan berpikir kreatif dimana suatu usaha dapat bertahan dan bersaing. Kedua kegiatan ini sangat diperlukan dalam berwirausaha. Selain berpikir kreatif dan inovatif, seorang wirausaha memiliki disiplin ilmu yang berkaitan dengan kewirausahaan. Menurut PO Abas Sunaryo (2011:1), menyatakan bahwa kewirausahaan adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dari perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Dalam hal ini dapat dikatakan sebagai proses dinamis untuk menciptakan nilai tambah dan kemakmuran. Kedua hal tersebut diciptakan oleh individu wirausaha yang memiliki keberanian untuk menanggung risiko, menghabiskan waktu serta menyediakan barang yang akan dijadiakn objek berwirausaha.

Menurut Intruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995 dalam PO Abas Sunarya, dkk (2011:35), “Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh keuntungan yang lebih besar”. Setiap pengusaha mengarah pada individu yang melakukan usaha dengan kemampuan yang dimilikinya. Sehingga kewirausahaan terarah pada sikap kepribadian yang dimiliki seorang wirausaha dalam melakukan

(4)

usaha. Hal ini bertujuan untuk wirausaha agar memiliki jiwa kewirausahaan, sehingga usahanya dapat dikembangkan dan mampu untuk bersaing serta dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan usaha yang didirikan.

Menurut Mulyadi Nitisusastro (2010:29), menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan bakat wirausaha yang meliputi kemauan dan rasa percaya diri, fokus pada sasaran, pekerja keras, berani mengambil risiko, berani mengambil keputusan, berani gagal, dan berani memikul tanggungjawab. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai pelaku usaha atau wirausahawan maka perlu mengmbangkan jiwa kewirausahaan. Oleh karena itu, seorang wirausaha harus mampu mengembangkan bakat dan jiwa usahanya dalam berwirausaha agar dapat berhasil dan sukses.

Berdasarkan uraian tersebut maka kewirausahaan dalam penelitian ini adalah kemauan dan kemampuan menghadapi berbagai risiko dengan menerapkan ide yang kreatif dan inovatif sehingga mampu menciptakan serta melakukan hal-hal baru melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh seorang wirausaha. Konsep dalam kewirausahaan menunjukkan bahwa jiwa dan perilaku kewirausahaan tidak hanya dapat dijumpai dalam konteks bisnis, tetapi juga dalam semua organisasi profesi, baik yang bersifat mencari laba maupun nirlaba. Sehingga kewirausahaan tersebut dapat menciptakan dan mengembangkan usaha yang akan didirikannya.

2. Hakikat Kewirausahaan

Menurut Po Abas, dkk (2011:6), menyatakan bahwa pada umumnya kewirausahaan (enterpreneurship) mempunyai hakikat yang sama, yaitu

(5)

merujuk pada sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh. Pada hakikat inilah seorang wirausaha dapat menciptakan dan mengelola sumber daya yang ada dengan mengembangkan peluang usaha. Sehingga dari kegiatan tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang menjanjikan.

Selain itu menurut Po Abas, dkk (2011:7), menyatakan bahwa pada kewirausahaan dalam membangun suatu usaha membutuhkan daya kreativitas, inovasi, dan mampu menghadapi ancaman. Hal ini dilakukan dengan niat untuk membangun, mendirikan, dan menjaga usaha baru. Kreativitas diartikan sebagai kemampuan mengembangkan gagasan dan menemukan alternatif baru dalam menghadapi persoalan serta memanfaatkan peluang. Sedangkan inovasi diartikan sebagai penerapan kreativitas dalam kegiatan mengatasi persoalan dan peningkatan memanfaatkan peluang serta memperkaya kehidupan. Wirausaha akan berhasil apabila berpikir dan melakukan dengan mempertimbangkan yang akan terjadi dan mengatasi atas risiko yang terjadi.

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan kewirausahaan adalah kemampuan berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang digunakan sebagai dasar, tenaga penggerak, tujuan, dan proses dalam menghadapi hidup dan mampu mengambil risiko, berani mengambil keputusan, dan berani gagaldalam mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, wirausaha adalah orang yang berani menghadapi risiko dan menyukai

(6)

tantangan. Ide kreatif dan inovatif wirausaha diawali dengan mencoba dari kebiasaan yang dilakukan kemudian situasi dan kondisi dalam lingkungan mendukung. Sehingga ide tersebut dapat tersalurkan pada pemanfaatan daripeluang usaha yang ada.

3. Prinsip, Peran dan Fungsi Wirausaha

Setiap orang yang membuka usaha sekecil apapun itu usahanya dapat dikatakan sebagai wirausaha. Wirausaha harus terus mengembangkan jiwa kewirausahaan yang dimilikinya, hal tersebut tidak lepas dari prinsip yang dijalankan pada seorang wirausaha. Menurut Po Abas, dkk (2011:53), menyatakan bahwa prinsip berwirausaha meliputi berani memulai dan jangan takut gagal, lakukan dengan penuh semangat, kreatif dan inovatif, sabar, tekun, tabah, optimis, bertindak dengan penuh perhitungan dalam mengambil risiko, pantang menyerah, ambisius, peka terhadap pasar, berbisnis dengan standar etika, mandiri, jujur, dan peduli dengan lingkungan. Hal tersebut merupakan modal penting dalam mencapai sukses berwirausaha.

Selain menerapkan prinsip kewirausahaan, seorang pengusaha memiliki fungsi pokok dan fungsi tambahan (PO Abas, dkk 2011:39). a. Fungsi Pokok Wirausaha

1. Membuat keputusan yang bijak dan pengambilan risiko mengenai target.

2. Menentukan target sasaran sesuai tujuan. 3. Menetapkan jenis usaha dan target pasar.

(7)

5. Menentukan modal usaha yang akan digunakan sehingga mendapatkan keuntungan.

6. Memilih dan menentukan standar karyawan dan memotivasinya. 7. Pengendalian usaha secara efektif dan efisien.

8. Menemukan dan membuat berbagai cara baru.

9. Mencari alternatif baru untuk mendapatkan saran dan mengolahnya menjadi lebih baik.

10. Menjual hasil usaha sehingga dapat memberikan rasa puas kepada konsumen sekaligus meningkatkan pendapatan.

b. Fungsi Pelengkap Wirausaha

1. Mengetahui lingkungan perusahaan sehingga dapat membuat usaha yang baru.

2. Mengarahkan lingkungan pada yang menguntungkan.

3. Memelihara lingkungan usaha sehingga agar tidak mengganggu orang lain.

4. Setiap wirausaha harus memperhatikan lingkungan sekitar. 5. Menjadi pemimpin industri.

6. Menemukan cara yang berbeda untuk menyediakan hasil usaha lebih banyak dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit.

Seorang wirausaha selain menerapkan prinsip dan menjalankan fungsinya, wirausaha juga memiliki peran yang besar dalam melakukan wirausaha. Menurut Roopke dalam Rusdiana (2014: 157), mengelompokkan kewirausahaan berdasarkan perannya, yaitu:

(8)

a. Kewirausahaan rutin. Menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional.

b. Kewirausahaan arbitrase. Wirausaha selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan).

c. Wirausaha inovatif. Wirausaha menghasilkan ide-ide dan kreasi baru yang berbeda.

Adapun pengelompokkan peran kewirausahaan berdasarkan intensitas pekerjaan dan status menurut Zimmerer dalam Rusdiana (2014: 158), yaitu: a. Part-time: wirausaha melakukan usahanya hanya sebagian waktu dan

mengerjakan sebagai hobi.

b. Home-base new ventures: usaha yang dirintis dari rumah/tempat tinggalnya.

c. Family own busines: usaha yang dilalukan/dimiliki oleh beberapa anggota keluarga secara turun temurun.

d. Copreneurs: usaha yang dijalankan oleh dua orang wirausaha yang bekerja sama sebagai pemilik dan menjalankan usahanya bersama-sama.

Berdasarkan uraian tersebut maka prinsip, peran, dan fungsi wirausaha dijalankan dengan baik. Sehingga dalam pelaksanaan usaha yang sedang dikelola dapat berhasil dan mampu bersaing dengan usaha yang lain ditengah banyaknya jenis produk baru.

4. Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha berarti usaha yang akan dibangun merupakan bagian dari entitas usaha yang sudah ada sebelumnya. Menurut Pandji

(9)

Anoraga (2007:66), menyatakan bahwa pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan kreativitas. Aktivitas yg dilakukan dalam pengembangan usaha bertujuan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasi berbagai sumber daya menjadi barang/jasa yg diinginkan konsumen. Dalam aktivitas pengembangan usaha tersebut adalah aktivitas yg menyediakan barang atau jasa yg diperlukan oleh konsumen yg memiliki badan usaha, maupun perorangan yg tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha. Menurut Ahmad Subagyo (2007:29), menyatakan bahwa pengembangan usaha bisa bersifat vertikal ataupun horizontal. Pengembangan vertikal adalah perluasan usaha dengan cara membangun unit bisnis baru yang masih memiliki hubungan langsung dengan bisnis utamanya. Sedangkan pengembangan horizontal adalah pembangunan usaha baru yang bertujuan memperkuat bisnis utama untuk mendapatkan keunggulan komparatif, yang secara line produk tidak memiliki hubungan dengan core bisnisnya.

Seorang wirausaha dalam pengembangan usaha diharapkan memperhatikan unsur-unsur penting dalam pengembangan usaha. Adapun unsur – unsur penting dalam mengembangkan usaha ada 2 unsur yaitu : a. Unsur yang berasal dari dalam ( pihak internal ) :

1. Adanya niat dari si pengusaha / wirausaha untuk mengembangkan usahanya menjadilebih besar.

(10)

2. Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak barang yang harusdiproduksi , cara apa yang harus digunakan untuk mengembangkan barang / produk , dan lain-lain.

3. Membuat anggaran yang bertujuan seberapa besar pemasukkan dan pengeluaran produk .

b. Unsur dari pihak luar ( Pihak eksternal) :

1. Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha.

2. Mendapatkan dana tidak hanya mengandalakan dari dalam seperti meminjam dari luar.

3. Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik / kondusif untuk usaha .

4. Harga dan kualitas ialah unsur strategi yang paling umum ditemui. Strategi ini bisadigunakan untuk menghasilkan produk atau jasa berkualitas prima dan harga yang sesuai ataumenghasilkan barang berbiaya rendah dan menjualnya dengan harga yang murah pula. 5. Cakupan jajaran produkSuatu jajaran produk atau jasa yang bervariasi

memuungkinkan pelanggan untuk memenuhikebutuhan mereka dalam satu tempat saja.

Menurut Winardi (2008:285), menyatakan bahwa dalam pengembangan usaha seorang wirausaha diperlukan pemikiran untuk berorientasi pada produksi, berorientasi pada penjualan, dan berorientasi pada pemasaran. Orientasi pada produk berarti tidak diperlukan banyak upaya pemasaran untuk menarik orang membeli produk yang berkualitas baik

(11)

dengan harga pantas. Harga dan kualitas yang digunakan untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan harga yang sesuai atau menghasilkan barang berbiaya rendah dan menjualnya dengan harga yang murah pula. Orientasi pada penjualan mencakup jajaran produk yang bervariasi memungkinkan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam satu tempat. Produk yang dihasilkan harus dijual dan untuk itu perlu adanya upaya promosional. Orientasi pada pemasaran berarti menyertakan sebuah layanan berkualitas saat menjual sebuah produk agar dapat membedakan bisnis dari para pesaing lain. Kreativitas yang perlu dijadikan sebagai salah karakter dalam mengelola bisnis dan dapat memberikan banyak kontribusi bagi pengembangan usaha. 5. Kreativitas

Seorang pengusaha umumnya memiliki daya kreasi agar dalam usaha yang dikelolanya menjadi berkembang. Proses kreatif mencakup hasil otak kanan dan kiri yang memiliki pola kerja asosiatif sehingga setiap orang akan memiliki keunikannya sendiri dalam melakukan proses kreatif. Bagi seorang wirausaha akan berpikir dan berkreasi agar dapat menciptakan suatu produk baru sehingga diminati para konsumennya. Memahami kreativitas akan memberikan dasar yang kuat untuk mengembangkan sebuah usaha dalam berwirausaha agar usahanya tetap bertahan dan mampu bersaing.

Menurut Suharyadi, dkk (2007:92) menyatakan bahwa kreativitas adalam kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. Memanfaatkan peluang yang ada akan menumbuhkan kreativitas pada jenis produk yang akan

(12)

dihasilkan. Kreativitas ini tidak hanya diperuntukkan bagi wirausaha baru, tetapi juga bagi wirausaha lama agar usahanya dapat bertahan. Kreativitas ini sumber utama dalam menjalankan semua jenis usaha agar tercipta daya saing yang baik.

Menurut Zimmerer dalam Rusdiana (2014:95), menyatakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk mengembangkan gagasan baru dan menciptakankan cara baru untuk melihat masalah dan kesempatan. Seorang wirausaha yang kreatif dapat menciptakan hal-hal yang baru untuk mengembangkan usahanya. Pemikiran yang kreatif berhubungan secara langsung dengan penambahan nilai, penciptaan nilai, serta penemuan peluang bisnis. Selain itu menurut Zimmerer dalam Alma (2007:71), menyatakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk mengembangkan gagasan baru dan menciptakan cara baru dalam mengetahui peluang ataupun problem yang dihadapi. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan untuk menciptakan hal atau produk baru, kemampuan untuk membuat kombinasi, dan kemampuan untuk seseorang dalam mengembangkan sesuatu yang berbeda dengan yang lain. Seorang wirausaha dikatakan kreatif apabila mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Menurut Irham Fahmi (2014:81), menyatakan bahwa kreativitas merupakan keahlian untuk mengembangkan gagasan-gagasan baru dan menciptakan cara-cara baru dalam mengetahui masalah serta peluang. Seorang wirausaha diajak untuk berpikir berbeda karena pada nantinya usaha yang akan dikelola akan berbeda dengan yang lain. Hal ini bertujuan agar

(13)

barang yang dihasilkan akan memiliki nila lebih seperti keunikan pada barang yang menjadikan ciri khas pada barang tersebut. Keunikan atau kekhasan itu dapat diperoleh oleh seorang wirausaha dengan berpikir secara kreatif dan membangun kreativitas. Menurut Frinces dalam Eman Suherman (2010:57), menyatakan bahwa kreativitas sebagai daya cipta. Daya cipta ini akan memberikan dasar yang kuat untuk dapat mengembangkan suatu usaha. Adanya kemauan yang kuat untuk menciptakan sesuatu, seperti sebuah organisasi baru, produk dan jasa baru cara dalam mengambil keputusan, dan mampu berpikir kreatif.

Menurut Suharyadi, dkk (2007:95), ada beberapa teknik untuk meningkatkan kreativitas agar usahanya dapat bertahan. Teknik tersebut adalah sebagai berikut:

• Perumusan masalah secara kreatif sebagai langkah untuk memulai suatu proses penyelesaian.

• Belajar dan bertanya secara berkelanjutan untuk mendapatkan dan menemukan hal yang baru.

• Banyak ide untuk mengembangkan kreativitas dan dipakai untuk memecahkan masalah yang komplek.

• Iklim kreatif untuk menciptakan suasana yang kondusif. Ada beberapa tahapan dalam proses kreatif, yaitu:

1. Orientasi, dimana pada tahap ini merumuskan masalah yang akan dipecahkan serta tindakan memilih atau menetapkan pendekatan yang akan ditempuh dalam uapaya memecahkan problem.

(14)

2. Preparasi, dimana dikumpulkannya fakta dan informasi

3. Analisis, dimana informasi yang terkumpul dipelajari serta dianalisis 4. Sintesis, dimana berbagai macam informasi serta ide dikombinasikan

secara keseluruhan

5. Inkubasi, dimana sesorang tidak selalu harus terus menerus memikirkan problem yanng dihadapi, tetapi melakukan kegiatan lainnya yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi tersebut.

Kreativitas dapat dikembangkan dan ditingkatkan, serta dapat dipengaruhi oleh bakat, kemampuan, dan ilmu pengetahuan. Proses berpikir hanya akan muncul apabila proses berpikir berlangsung secara alamiah. Proses berpikir alamiah berlangsung dengan langkah-langkah yang sistematis, sehingga bertujuan untuk memecahkan masalah.

Berdasarkan uarian tersebut, maka yang dimaksud kreativitas dalam penelitian ini adalah suatu proses untuk mengembangkan ide-ide yang diperoleh seorang wirausaha dalam menjalankan suatu bisnis sehingga ide tersebut dapat memberikan peluang baru dalam suatu usaha. Dengan adanya kreativitas akan menghasilkan ciri khas pada produk yang dihasilkan, sehingga menjadi daya tarik pada konsumennya.

6. Inovasi

Kewirausahaan harus mampu menciptakan ide-ide yang baik sehingga mencapai tujuan yang diinginkan dan dapat mengembangkan usahanya. Ide-ide tersebut juga mempertimbangkan pemikiran yang kreatif. Selain dengan berpikir kreativitas, seorang wirausaha juga harus memiliki ide untuk

(15)

berinovasi dalam pengembangan usaha. Pada umumnya inovasi merupakan bakat khusus yang dimiliki oleh seorang wirausaha. Tindakan untuk melakukan inovasi terhadap produk akan menghasilkan perbedaan yang jelas terhadap produk itu sendiri.

Berkaitan dengan inovasi dimana inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan solusi-solusi kreatif terhadap masalah dan peluang tersebut. Para wirausaha dalam hal ini akan memiliki keberhasilan melalui kegiatan berfikir dan melaksanakan hal baru atau hal lama dengan cara-cara baru. Berfikir inovasi berhubungan dengan tindakan mempelajari sebuah masalah secara mendalam dalam pikiran. Masalah tersebut divisualisasikan dengan jelas dan kemudian melakukan evaluasi mengenai semua tindakan kearah perumusan sebuah ide atau konsep baru yang berbeda dibandingkan dengan hal-hal lama yang diketahui. Kemampuan inovasi tersebut melalui proses mengubah peluang suatu gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Inovasi memerlukan pengetahuan dan kemurnian berwirausaha. Pada dasarnya dalam dunia bisnis inovasi yang efektif adalah inovasi yang sederhana dan fokus hanya melakukan atau membuat prestasi berbeda.

Menurut Suwarno (2008:9), menyatakan bahwa inovasi merupakan suatu konsep, pendapat, serta penerapan objek/benda yang didasari serta diperoleh menjadi sesuatu yang baru bagi individu atau komunitas supaya dapat diterapkan. Sebagian keberhasilan suatu usaha berdasarkan dari gagasan dan ide inovatif agar suatu usaha dapat berkembang. Inovasi memerlukan pencarian kesempatan yang baru, dimana mampu menciptakan

(16)

sesuatu yang baru dengan mengaplikasikan unsur yang baru menjadi lebih baik. Selain itu, menurut Suharyadi, dkk (2007:92), menyatakan bahwa inovasi merupakan keahlian untuk penerapan kreativitas dalam bentuk pemecahan problem serta mendapatkan peluang (doing new thing). Bertindak untuk berpikir inovatif merupakan nilai tambah dan sumber peluang bagi pengusaha.

Pada dasarnya inovasi itu adalah pemanfaatan hasil kreativitas dengan tetap mengedepankan prinsip menciptakan yang baru. Menurut Zimmerer dalam Eman Suherman (2010:59), mengemukakan bahwa inovasi merupakan pendayagunaan dari kreativitas tersendiri akan menjadi cara, proses, produk atau sumber nilai baru yang berbeda dari sebelumnya. Hal ini sejalan juga dengan Winardi dalam Eman (2010:59) mengemukakan bahwa inovasi dianggap sebagai penerjemahan (pengalihan) ide-ide baru hasil kreativitas dalam bentuk produk baru, servis baru ataupun metode produksi baru. Menurut definisi tersebut berarti inovasi bicara tentang cara yaitu bagaimana cara melaksanakan dan memanfaatkan hasil kreativitas yang telah didapat atau hasil oleh yang bersangkutan.

Menurut Hurley and Hult dalam Kusumo (2006:22), menyatakan bahwa inovasi sebagai sebuah sistem dari perusahaan untuk menyesuaikan dalam lingkungan yang aktif. Dengan demikian perusahaan diharapkan untuk dapat menemukan pandangan baru, ide-ide baru dan memasarkan produk yang inovasi dalam meningkatkan mutu pelayanan yang memuaskan. Ada 3

(17)

keputusan perusahaan atau usaha untuk melakukan inovasi dipengaruhi oleh tiga faktor yakni :

a. Kondisi industri dimana perusahaan. b. Sejarah dan strategi perusahaan saat ini. c. Sumber daya manusia dan material

Pada saat ini ditengah persaingan yang begitu ketat, barang yang ditawarkan kepada konsumen haruslah bervariasi dengan segala kelebihan dan kecanggihannya. Inovasi produk yang dilakukan haruslah melalui penelitian pasar agar produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen. Inovasi ini adalah cara untuk meningkatkan nilai sebagai sebuah komponen kunci kesuksesan sebuah operasi bisnis yang dapat membawa perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dan menjadi pemimpin pasar.

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dimaksud inovasi dalam penelitian ini adalah suatu usaha yang dikelola perusahaan untuk membuat produk baru dengan tujuan untuk menyesuaikan kebutuhan konsumen dan penjualan menjadi meningkat. Inovasi dapat berupa ide, cara ataupun obyek yang dipersepsikan oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru. Inovasi juga sering digunakan untuk merujuk pada perubahan yang dirasakan sebagai hal yang baru oleh masyarakat yang mengalami.

(18)

B. Penelitian Terdahulu

Berkaitan dengan Pengembangan Usaha Fanny Cake ‘n Bakery yang mengacu pada kreatif dan inovasi pada usaha, ada beberapa studi terdahulu yang berhubungan dengan kewirausahaan.

1. Ernani Hadiyati(2016), membahas Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil. Lokasi penelitian pada Industri Kecil Keramik Dinoyo Malang. Hasilnya adalah : pertama, variabel mempengaruhi kreativitas dan inovasi secara bersamaan terhadap kewirausahaan. Kedua, variabel kreativitas sebagian berpengaruh terhadap kewirausahaan. Ketiga, variabel inovasi sebagian berpengaruh terhadap kewirausahaan. Keempat, variabel inovasi paling berpengaruh terhadap kewirausahaan.

2. Deden A.Wahab Sya'roni dan JanivitaJ. Sudirham (2012), membahas Kreativitas dan Inovasi Penentu Kompetensi Pelaku Usaha Kecil. Studi ini difokuskan pada usaha kecil yang potensial di wilayah Jawa Barat. Hasil analisis menunjukkan beberapa indikator yang mengkontribusi kreativitas diantaranya adalah nilai intelektual dan artistik, minat, peduli pada pencapaian pekerjaan dalam mencapai keunggulan, ketekunan, pemikiran mandiri, dan toleransi terhadap keraguan. Adapun indikator-indikator yang mengkontribusi inovasi diantaranya mengkreasikan produk baru, mengkreasikan proses, pengembangan produk, perbaikan proses serta penambahan sentuhan kreatif dengan duplikasi dan pemaduan faktor produksi serta metode baru.

(19)

Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian yang dilakukan mengenai kewirausahan, melihat dari sisi keterkaitan kewirausahaan dengan kreativitas dan inovasi. Sama halnya pada penelitian ini melihat keterkaitan antara kewirausahaan dengan pengembangan usaha yang kreatif dan inovasi. Sehingga penelitian ini akan dilakukan untuk melengkapi penelitian terdahulu tentang kewirausahaan.

C. Kerangka Berpikir

Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011:60), menyatakan bahwa kerangka berpikir adalah konsep pemikiran mengenai teori berkaitan banyaknya aspek yang telah diketahui menjadi sesuatu yang penting. Kerangka berpikir tersebut merupakan suatu persepsi mendasar sehingga menjadi landasan untuk setiap ideologi sebagai proses dari keseluruhan penelitian yang dilakukan.

Menurut Eman (2010:55) mengemukakan bahwa karakteristik perilaku wirausaha adalah orang yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok, yaitu peluang dan memanfaatkan peluang. Memanfaatkan peluang usaha dapat meningkatkan dan memberikan kesempatan untuk memperoleh kesempatan berbisnis.

Gambar 2.1 Kerangka Dasar Pemikiran KEWIRAUSAHAAN

FANNY CAKE N’ BAKERY

Perilaku Wirausaha Peluang

Pengembangan Usaha

(20)

Penelitian ini membahas tentang kewirausahaan yang berkaitan dengan pengembangan usaha yang kreatif dan inovasi pada Fanny cake n’ bakery Salatiga. Kewirausahaan sebagai kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat. Berusaha mencari dan melayani lebih banyak dan lebih baik serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat. Selain itu dalam kewirausahaan menerapkan cara kerja yang efisien melalui keberanian mengambil risiko dan pengambilan keputusan serta dapat mengembangkan usaha dengan berpikir kreatif dan inovasi.

Seorang wirausaha yang kreatif dapat menciptakan hal-hal yang baru untuk mengembangkan usahanya. Pemikiran yang kreatif berhubungan secara langsung dengan penambahan nilai, penciptaan nilai, serta penemuan peluang bisnis. Hal ini bertujuan agar barang yang dihasilkan akan memiliki nila lebih seperti keunikan pada barang yang menjadikan ciri khas pada barang tersebut. Keunikan atau kekhasan itu dapat diperoleh oleh seorang wirausaha dengan berpikir secara kreatif dan membangun kreativitas. Selain dengan berpikir kreativitas, seorang wirausaha juga harus memiliki ide untuk berinovasi dalam pengembangan usaha. Para wirausaha dalam hal ini akan memiliki keberhasilan melalui kegiatan berfikir dan melaksanakan hal baru atau hal lama dengan cara-cara baru. Berfikir inovasi berhubungan dengan tindakan mempelajari sebuah masalah secara mendalam dalam pikiran. Masalah tersebut divisualisasikan dengan jelas dan kemudian melakukan evaluasi mengenai semua tindakan

(21)

kearah perumusan sebuah ide atau konsep baru yang berbeda dibandingkan dengan hal-hal lama yang diketahui. Kemampuan inovasi tersebut melalui proses mengubah peluang suatu gagasan dan ide-ide yang dapat dijual.

Berdasarkan uraian tersebut dapat memberikan gambaran tentang kewirausahaan dalam pengembangan usaha yang kreatif dan inovasi, sehingga kreatif dan inovasi mempunyai keterkaitan. Hal tersebut dapat menjadi indikator untuk mengetahui pengembangan usaha pada Fanny cake n’ bakery Salatiga.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Dasar Pemikiran  KEWIRAUSAHAAN

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang akan dilakukan adalah terfokus pada implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011 Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik

Oleh karena itu, jagung merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategis seperti halnya beras (Anonimous a , 2010). Jagung menjadi salah satu komoditas pertanian yang

membuat aplikasi web dengan beberapa form yang kemudian dimanipulasi dengan javascript Mahasiswa dapat: • Memahami peran javascript library framework • Membuat program

Disamping itu dengan menerapkan pasal ini maka seseorang dapat mengajukan penghapusan data dan informasi yang terkait dengan kasus korupsi yang terjadi pada masa lalu yang sudah

[r]

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan telah ditemukan bahwa golongan jasa aeronautika tidak dimasukkan kedalam objek Pajak Penghasilan Pasal 23 atas jasa penunjang di bidang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Trichoderma isolat bawang efektif dalam mengendalikan penyakit akar gada dan meningkatkan hasil tanaman caisin, dengan menekan

Strategi yang digunakan Presiden Republik Indonesia untuk menyembunyikan makna ideologi kerakyatan, ideologi sosialisme, dan ideologi nasionalisme dalam struktur