• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh: Andini Eka Putri NPM Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh: Andini Eka Putri NPM Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh:

Andini Eka Putri

NPM 14119885

Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Fakultas: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)METRO

1439 H/2018M

(2)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPS MELALUI METODE INDEX CARD MATCH

PADA SISWA KELAS IV SDN 3 PURWODADI LAMPUNG

TENGAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir dan Memenuhi Sebagai

Syarat Memperoleh Geler Strata Satu

Oleh:

ANDINI EKA PUTRI

NPM.14119885

Pembimbing I:

Dra. Hj. Isti Fatonah, MA

Pembimbing II:

Sudirin, M.Pd

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1439 H/2018 M

(3)
(4)
(5)
(6)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPS MELALUI METODE INDEX CARD MATCH

PADA SISWA KELAS IV SDN 3 PURWODADI

LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

ABSTRAK

Oleh:

ANDINI EKA PUTRI

Salah satu masalah yang dialami dalam pembelajaran IPS di kelas IV yaitu tujuan pembelajaran yang belum tercapai. Hal ini disebabkan oleh kurang dikemasnya proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga mengakibatkan siswa merasa jenuh dan bosan dengan suasana pembelajaran yang seperti itu saja. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang termotivasi untuk antusias mengikuti pelajaran yang pada akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 65.

Rumusan masalah pada skripsi ini adalah 1. Apakah penggunaan metode pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) di SD N 3 Purwodadi Lampung Tengah ?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SD N 3 Purwodadi Lampung Tengah.

Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru mengajar dan lembar observasi untuk aktivitas belajar siswa, dan tes berupa Pretest dan Postest untuk mengetahui hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pembelajaran dengan penggunaan metode pembelajaran index card match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS di SD Negeri 3 Purwodadi Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mencapai KKM 65 pada siklus I sebesar 90% meningkat menjadi 100% pada sisklus II hal ini mengalami peningkatan sebesar 10% dengan demikian hasil tersebut telah memenuhi target yang diteapkan oleh peneliti sebesar 70%.

Diharapkan kedepanya Metode Pembelajaran Index Card Match dapat dijadikan metode rujukan dalam proses pembelajaran IPS di SD N 3 Purwodadi Lampung Tengah.

(7)

ORISINALITAS PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Andini Eka Putri

NPM : 14119885

Jurusan : PGMI

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah asli hasil penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dalam daftar pustaka.

(8)

MOTTO

ك َر ْدَص َكَل ْح َرْشَن ْمَلَأ

١

َك َر ْزِو َكْنَع اَنْعَض َو َو

٢

َك َرْهَظ َضَقْنَأ يِذَّلا

٣

َك َرْ ِذ َكَل اَن ْعَ َر َو

٤

ا ًر ْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإَ

٥

ا ًر ْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإ

٦

ْبَصْناَ َت ْغ َرَ اَذِإَ

٧

ْبَغ ْراَ َكِّب َر ىَلِإ َو

٨

Artinya:1. “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? 2. Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, 3. Yang memberatkan punggungmu. 4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. 5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, 8. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Asy-Syarh: 1-8)1

1

(9)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah hirobil’alamin saya ucapkan karean atas nikmat sehat dan perlindungan Allah SWT sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini berjalan dengan lancar. Hasil Studi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang sangat berarti di hidup saya:

1. Ayahanda Seno Wibowo dan Ibunda Rubiyah yang senantiasa dengan tulus memberikan do’a dan kasih sayang yang tulus serta memberi dukungan penuh kepada anaknya supaya meraih keberhasilan

2. Sahabat-sahabat terbaiku Anisa Riski, Arini Kartika, Arini Khourunisa, Nanda Weni Oktavia, Ulfa Aiman Haya, Hanif Fadilah, Rohfinatun, Fany Freshty Liviani, Norma Azizah, Novi Nur Jihan, Setia Wulandari, serta Rita Haryani. Mereka merupakan sahabat yang selalu memberikan dukungan, doa, dan manjadi mitra dalam menempuh perkuliahan di Kampus IAIN Metro, serta teman-teman PGMI ankatan 2014 yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

(10)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

Hasil penelitian ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan program studi pendidikan guru madrasah ibtidaiyah jurusan tarbiyah IAIN Metro guna memperoleh gelar S. Pd.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof.Dr.Enizar,M.Ag, selaku Rektor IAIN Metro Lampung yang telah memberikan izin menyusun penelitian

2. Dr.Akla, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro Lampung.

3. Nurul Afifah, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

4. Dra. Hj. Isti Fatonah, MA, selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak motivasi sekaligus membimbing dalam penyelesaian penelitian. 5. Sudirin, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah memberikan motivasi dan

bimbingannya dalam menyelesaikan penelitian

6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Metro yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan

7. Farida Hariyani, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 3 Purwodadi, Lampung Tengah yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Saliyem, S.Pd, selaku guru mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 3 Purwodadi Lampung Tengah yang telah banyak membantu penulis selama melakukan penelitian.

Kritik dan saran demi perbaikan Skrips ini sangat diharapkan dan akan diterima dengan kelapangan dada. Dan akhirnya semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Metro, Mei 2018 Penulis

ANDINI EKA PUTRI NPM.14119885

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

HALAMAN ORIZINALITAS PENELITIAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN... viii

HALAMAN KATA PENGATAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAL TEBEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Penelitian yang Relevan ... 8

BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat Hasil Belajar ... 10

1. Pengertian Hasil Belajar ... 10

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 13

3. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar ... 14

B. Metode Pembelajaran index card match ... 15

1. Pengertian Metode Pembelajaran Index card match ... 16

2. Kekurangan dan kelebihan Metode Index card match ... 16

(12)

C. Hakikat Pembelajaran IPS ... 18

1. Pengertian IPS di SD ... 18

2. Tujuan Pembelajaran IPS di SD ... 19

3. Ruang lingkup pembelajaran IPS di SD ... 19

4. Materi Pembelajara IPS di SD ... 20

D. Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Oprasional Fariabel ... 22

1. Variabel Bebas ... 23 2. Variabel Terikat ... 23 B. Seting Lokasi ... 24 C. Subjek Peneleitian ... 24 D. Prosedur Penelitian... 24 1. Pelaksanaan Siklus 1 ... 26 2. Pelaksanaan Siklus II ... 27

E. Tehnik Pengumpulan Data ... 28

1. Tes ... 28

2. Metode Observasi... 28

3. Dokumentasi ... 28

F. Instrumen Penelitian... 29

G. Tehnik Analisa Data ... 29

1. Analisa Kuantitatif ... 29

2. Analisi Kualitatif ... 30

H. Indikator Keberhasilan ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32

1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 32

a. Sejarah Berdirinya SDN 1 Pujokerto ... 32

b. Visi, Misi dan Tujuan SDN 1 Pujokerto ... 32

c. Identitas Sekolah ... 33

(13)

e. Data Guru SD Negeri 3 Purwodadi ... 34

f. Danah Lokasi SDN 1 Pujokerto ... 35

2. Deskripsi Data ... 36

a. Pelaksanaan Siklus I ... 36

b. Pelaksanaan siklus II ... 45

B. Pembahasan ... 54

1. Peningkatan Kinerja Guru ... 57

2. Hasil belajar ... 57 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60 B. Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA Lampiran

(14)

DAFTAR TABEL

1. Nilai Ulangan Tengah Semester IPS ... 4

2. Data Guru SD Negeri 3 Purwodadi ... 34

3. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 41

4. Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 41

5. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 44

6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 50

7. Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 51

8. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 53

9. Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan II ... 57

(15)

DAFTAR GAMBAR

1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas... 25

2. Denah Lokasi SD Negeri 3 Purwodadi ... 35

3. Persentase Aktivitas Belajar Siswa siklus I ... 42

4. Persentase Aktivitas Belajar Siklus II ... 51

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Nilai Ulangan Tengah Semester ... 64

2. Silabus Pembelajaran ... 65

3. Kisi-kisi Soal Posttest Siklus ... 70

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 74

5. Soal Pretest Siklus I ... 96

6. Soal Posttest Siklus I ... 97

7. Soal Pretest Siklus II ... 99

8. Soal Postest Siklus II ... 100

9. Lembar Obserasi Aktivitas Belajar Siswa... 101

10. Lembar Observasi Aktiitas Pembelajaran Guru ... 109

11. Data Hasil Belajar Nilai Pretest dan Postest ... 117

12. Metoe Index Car Match ... 119

(17)

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolgi yang semakin pesat maka lembaga pendidikan dituntut untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan guna menghasilkan sumber daya manusia yang siap berkompetisi dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun dalam persaingan dunia usaha dan dunia kerja baik dalam sekal regional maupun nasional, bahkan global.

Pendidikan adalah suatu proses yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada anak-anak atau seseorang yang sedang didik.2

Proses pembelajaran hingga saat ini masih menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran, dan siswa kurang memiliki akses yang cukup untuk mengembangkan pola pikirnya. Selama proses pembelajaran guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya, sehingga sebagian besar siswa belum mampu menguasai kompetensi yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran. Dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai unsur pemberi, penyalur dan penyampai ilmu.

2Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2004), cetakan ke-V, h. 28.

(18)

Melalui kegiatan pembelajaran, siswa ditempu dengan sejumlah kompetensi baik yang sifatnya pengetahuan, pengembangan sikap keperibadian, maupun dasar-dasar keterampilan atau kecakapan kerja. Dari proses pembelajaran, siswa akan memperoleh hasil belajar berupa pengalaman melalui interaksi pembelajaran sehingga akan mendapatkan suatu perubahan yang terjadi dalam dirinya, pengalaman belajar merupakan suatu proses kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Diantara faktor yang paling mendasar dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas adalah metode guru dalam mengajar. Metode mengajar adalah cara guru dalam menyajikan materi pelajaran kepada siswa agar siswa mampu memahami materi tersebut dengan mudah. Metode mengajar yang efektif adalah yang mampu mengantarkan siswa menguasai kompetensi materi pelajaran yang diajarkan di kelas.

Metode mengajar yang terbaik adalah metode yang memiliki kesesuaian dengan karakteristik materi yang ingin dipelajari, tujuan yang ingin dicapai, dan yang tidak kalah pentingnya sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.3

Dalam memperbaiki proses pembelajaran peranan guru sangat penting, guru diharapakan mampu mencari metode pembelajaran yang tepat dengan pembelajaran yang diberikan sehingga prestasi belajar siswa

3

Muhammad Thobrono & Alif Mustofa, Belajar dan pembelajaran, (Jakarta: PT Glora Angkasa Pratama, 2011), h. 25.

(19)

meningkat. Interaksi belajar dan pembelajaran merupakan hal yang perlu mendapat perhatian guru selama kegiatan pembelajara.

Berdasarkan hasil pra-survei yang dilakukan peneliti pada tanggal 30 Oktober 2017 di SD Negeri 3 Purwodadi Lampung Tengah melalui observasi, wawancara dan dokumentasi diperoleh informasi sebagai berikut, dari hasil observasi yang dilakukan peneliti kepada para siswa diketahui masih banyaknya siswa yang belum mampu memperoleh nilai sesuai dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah hal tersebut dapat dilihat dari rendahnya nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPS. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap siswa kelas IV SD Negeri 3 Purwodadi Lampung Tengah bahwasanya banyak dari mereka yang belum memiliki motivasi belajar yang kuat dalam pembelajaran IPS khususnya.4

Hasil wawancaran yang dilakukan peneliti dengan guru kelas IV Ibu Saliem S.Pd yang merupakan guru Mata Pelajaran IPS sekaligus wali kelas dari kelas IV bahwa siswa kurang dapat memahami materi pembelajaran dengan mudah, terbatasnya media pembelajaran yang dapat digunakan dalam penyampaikan materi pembelajaran, sulitnya siswa untuk mengingat materi yang di pelajari, menunjukan bahwa mereka tidak memahami tentang apa yang mereka baca, selain itu faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal tersebut berakibat pada hasil belajar yang kurang maksimal dan cenderung rendah serta tingkat

(20)

ketuntasan hasil belajar yang masih belum tercapai. Selain itu siswa terlihat kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi dan kurangnya keberanian siswa untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami pada saat pembelajaran selain itu terkadang pertanyaan yang siswa ajugan kepada guru antara siswa satu dan siswa lainya sama.5

Selain itu dari data yang diperoleh oleh peneliti dari hasil belajar siswa kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 seperti disajikan pada Tabel I berikut ini:

Tabel I

Nilai Ulangan Tengah Semester Ganjil Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Purwodadi

TP. 2017/2018

No Nilai Kriteria Jumlah Persentase

1. < 65 Belum Tuntas 8 80%

2. ≥ 65 Tuntas 2 20%

Jumlah 10 100%

Sumber : Buku Daftar Nilai Ulangan Tengah Semeser IPS kelas IV Sekolah Dasar

Negeri 3 Purwodadi TP. 2017/2018 (Berdasarkan KKM)

Berdasarkan Tabel I dapat diketahui bahwa kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh Sekolah Dasar Negeri 3 Purwodadi pada mata pelajaran IPS sebesar 65. Terlihat hasil ulangan tengah semester pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 3 Purwodadi masih rendah

(21)

dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥65 sebayak 2 siswa (20%) yang telah tuntas, dan yang memperoleh nilai <65 sebanyak 8 siswa (80%) dinyatakan belum tuntas dari jumlah 10 siswa yang terdapat dikelas tersebut.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti berusaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Index Card Match.

Metode Index Card Match ( mencocokan kartu indeks) adalah suatu cara pembelajaran aktif untuk menijau ulang materi pelajaran dengan cara mencocokan kartu indeks yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan. Selain itu dengan menggunakan metode Index Card Match siswa memiliki antusias dalam proses pembelajaran untuk berlomba-lomba mencari pasangan dari setiap kartu yang dimiliki baik kartu yang berisi pertanyaan maupun kartu yang berisi jawaban.

Dengan menggunakan metode pembelajaran Index Card Match, siswa diajak untuk aktif dan berkontribusi dalam kegiatan pembelajaran. Apa yang dipelajari oleh siswa akan terus diingat dan tidak mudah dilupakan. Hal ini dapat mempermudah siswa dalam menggali pengetahuan baru melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Dengan begitu, hasil belajar siswa meningkat sesuai dengan yang diharapkan. Penggunaan metode ini diharapkan juga dapat mendorong dan membangkitkan minat siswa dalam proses pembelajaran.

(22)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dideskripsikan diatas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurang aktifnya siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.

2. Motivasi belajar siswa mengikuti pembelajaran IPS cenderung rendah. 3. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi.

4. Terbatasnya media atau alat peraga yang dapat menunjang guru dalam penyampaian materi.

5. Masih kurangnya keberanian siswa untuk bertanya.

C. Batasan Masalah

Peneliti membatasi masalah dengan memfokuskan penelitian mengenai “Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui metode Index Card Match pada siswa kelas IV di SDN 3 Purwodadi Lampung Tengah yaitu:

1. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat.

2. Nilai siswa pada mata pelajaran IPS masih banyak yang dibawah KKM.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, dapat dirumuskan masalah secara umum yaitu: Apakah penggunaan metode pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan Hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) di SD N 3 Purwodadi Lampung Tengah ?

(23)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SD N 3 Purwodadi Lampung Tengah.

F. Manfaat Penelitia

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan agar bermanfaat bagi : 1. Bagi siswa:

a. Siswa lebih mudah untuk memahami materi pembelajaran.

b. Meningkatkan kemampuan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.

c. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SDN 3 Purwodadi Lampung Tengah Khusunya pada mata pelajaran IPS.

2. Bagi guru:

a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru agar memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam mendorong dan memberikan pelayanan yang baik bagi peserta didik.

3. Bagi sekolah:

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sekolah dalam pembelajaran. b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di

(24)

1. Penelitian Relevan

Arif Budi Wibowo yang berjudul Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Gejala Alam Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulakan bahwa: penerapan metode Index Card Match terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Gejala Alam pada siswa kelas VI SD N 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali pada semester II tahun pelajaran 2014/2015.6

Lely Nur Fajrina yang berjudul Meningkatkan hasil Belajar siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Index Card Match Di Kelas III SDN Cempaka Putuh 1 Ciputat Timur.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa: penerapan metode Index Card Match terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas III SDN Cempaka Putuh 1 Ciputat Timur.7 Berbeda dengan beberapa hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini lebih memfokuskan pada meningkatnya hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS denggan penggunaan metode Index Card Match. Penelitian ini lebih mengutamakan hasil belajar siswa

6Arif Budi Wibowo “Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Gejala Alam Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015”, dalam http://.

perpus.iainsalatiga.ac.id/4058241983-1.pdf, diunduh pada 31 November 2017

7Lely Nur Fajrina “Meningkatkan hasil Belajar siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Index Card Match Di Kelas III SDN Cempaka Putuh 1 Ciputat Timur” dalam http:// perpus.iainsalatiga.ac.id/4058241983-1.pdf, diunduh pada 31 November 2017.

(25)

sebagai objek yang akan diteliti dibandingakan dalam proses pembelajaran yang dilakukan.

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar

Kata belajar berarti proses perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat adanya interaksi atar individu dan lingkungannya melalui pengalaman dan latihan. 8

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa belajar adalah proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri si pelajar akibat dari pengalaman yang diperoleh dari serangkaian kegiatan dan bukan perubahan tingkah laku yang diakibatkan karena pematangan. Dan perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi segera, akan tetapi harus melewati beberapa proses belajar atau aspek-aspek lain yang berhubungan.

Hasil belajar adalah bukti dari sebuah usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan merupakan nilai yang diperoleh siswa dari proses belajarnya.

Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kognitif mencakup: knowlage (pengetahuan/ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), syinthesis

8Iskandarwassid, H.Dadang Suhendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung,:PT.Remaja Rosdakarya,2013), h.5

(27)

(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk), evaluating (menilai). Afektif mencakup: reciving (sikap menerima), responding (memberi respon), valuting (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Psikomotor mencakup: initatory, pre-routine, rountinized, keterampilan produktif.9

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengalaman dari puncak proses belajar.10

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dipahami bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang dialami oleh seseorang setelah mengalami kegiatan belajar. untuk mengetahui berhasil tidaknya proses pembelajaran maka diadakan evaluasi dengan menggunakan tes. Materi yang di ujikan sesuai dengan dengan materi pelajaran yang telah disampaikan. Kemampuan siswa dapat diukur dengan melihat dari nilai tes. Jika nilai siswa telah mencapai standar maka siswa tersebut dapat dikatakan telah menguasai materi pelajaran tersebut dengan baik.

Dalam islam juga menganjurkan untuk belajar atau kewajiban memperdalam ilmu itu sebagai petunjuk bagi sesama manusia seperti, Dalam Al Quran juga dijelaskan pada surat At- Taubah ayat 122:

9

Muhammad Thobrono & Alif Mustofa, Belajar dan pembelajaran, (Jakarta: PT Glora Angkasa Pratama, 2011), h. 118-124

10

(28)

ةَفِئٓاَط ۡمُهۡىِّم ةَق ۡسِف ِّلُك هِم َسَفَو َََلۡىَلَف ةَّفٓاَك ْاىُسِفىَيِل َهىُىِم ۡؤُمۡلٱ َناَك اَمَو۞

َنوُزَر ۡحَي ۡمُهَّلَعَل ۡمِهۡيَلِإ ْآىُعَجَز اَذِإ ۡمُهَمۡىَق ْاوُزِرىُيِلَو ِهيِّدلٱ يِف ْاىُهَّقَفَتَيِّل

Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.11

Meningkatkan hasil belajar siswa merupakan bagian dari tujuan pendidikan. Peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan manandakan bahwa proses pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik. Hasil dari peningkatan itu ditunjukan melalui perolehan pengalaman belajar oleh siswa, baik itu pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia melakukan proses pembelajaran.

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Woordworth juga berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung. Hasil belajar inilah yang akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pembelajaran telah tercapai.12

11Imam Ghazali Masykur et.al. ALMUMAYYAZ Al-Quran Tajwid Warna Transliterasi Per Kata Terjemah Per Kata, (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014), h.206.

12Dirman dan Cicih Juarsih, Penilaian dan Evaluasi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2014), h. 16.

(29)

Hasil belajar merupakan perwujudan perilaku belajar yang biasanya terlihat dalam perubahan, kebiasaan, keterampilan, sikap, pengamatan dan kemampuan. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut bergantung pada apa yang dipelajari. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan13.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa menurut Syaiful Bahri Djamarah adalah sebagai berikut:

a. Faktor Lingkungan 1) Lingkungan alam

2) Lingkungan sosial budaya b. Faktor Instrumental

1) Kurikulim 2) Program

3) Sarana dan fasilitas 4) Guru c. Kondisi Psikologis 1) Minat 2) Kecerdasan 3) Bakat 4) Motivasi d. Kemampuan Kognitif14

Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa hasil belajar yang berupa perubahan tingkah laku tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar siswa antara lain adalah kondisi lingkungan dimana siswa tinggal, kondisi

13

Muhammad Thobroni, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), cetakan ke- I, h.22.

(30)

instrumental/kondisi sekolah, kondisi psikologis siswa, dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

5. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar

Dalam sistem pendidikan rasional rumus tujuan pendidikan, baik tujua kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu sebagai berikut:

1) Pengetahuan atau ingatan merupakan tingkat terendah tujuan ranah kognitif berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah, dan prinsip-prinsip dalam bentuk seperti mempelajari.

2) Pemahaman merupakan kemampuan memahami/mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkan dengan isi pelajaran lainnya.

3) Aplikasi merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi kongkret atau situasi baru.

4) Analisis merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran kebagian-bagian yang menjadi unsur pokok.

5) Sintesis merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok kedalam unsur yang baru.

6) Evaluasi merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud atau tujuan tertentu.15

b. Ranah Afektif

(31)

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni sebagai berikut:

1) Penerimaan merupakan kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.

2) Jawaban atau respon merupakan reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.

3) Penilaian merupakan kemampuan menilai gejala atau kejadian sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut untuk mencari jalan bagaimana dapat mengambil bagian atas apa yang terjadi.

4) Organisasi merupakan kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi kepribadian dan tingkah lakunya.

c. Ranah Psikomotorik

Ranah psikotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek, yaitu sebagai berikut:

1) Gerakan Refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar), 2) Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar,

3) Kemampuan perceptual, termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain,

4) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketetapan.

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari ketrampilan sederhana sampai pada ketrampilan yang kompleks.

6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspersif dan interpretif.16

B. Metode Pembelajaran Index Card Match

Kegiatan belajar mengajar tidak bisa terlepas dari suatu metode pembelajaran, metode yang tepat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar haruslah sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Metode

(32)

pembelajaran cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan belajar mengajar agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.

1. Pengertian Metode Pembelajaran Index card Match

Kegiatan belajar mengajar tidak bisa terlepas dari suatu metode pembelajaran, metode yang tepat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar haruslah sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan belajar mengajar agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.

Metode Pembelajaran Index Card Match adalah suatu cara pembelajaran aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran dengan teknik mencocokan kartu indeks yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan. Tipe metode ini merupakan cara yang dapat menarik minat siswa saat ingin meninjau ulang materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya.17

2. Kekurangan dan Kelebihan Metode Index Card Match

Sebagai sebuah metode pembelajaran aktif, metode index card match juga memiliki kekurangan dan kelebihan yang harus kita ketahui. Adapun kekurangan dan kelebihan index card match, yaitu:

a) Kelebihan metode index card match

17Muhammad Fathurrohman, Model-model Pembelajaran Inovatif Alternatif Desain Pembelajaran yang Menyenangkan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2005), cetakan ke-I, h 196.

(33)

1). Penilaiannya dapat dilakukan dengan cepat dan objektif.

2). Tepat digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi antara dua hal yang berhubungan.

3). Dapat mengukur ruang lingkup pokok bahasan atau sub-pokok bahasan yang lebih luas.

b) Kekurangan metode index card match

1). Hanya dapat mengukur hal-hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan.

2). Sukar untuk menentukan materi atau pokok bahasan yang mengukur hal-hal yang berhubungan.18

3. Langkah-langkah Penggunaan Metode Pembelajaran Index Card

Match

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan metode pembelajaran index card match adalah sebagai berikut:

a. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada dikelas.

b. Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. c. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya

pada pertengahan bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi pertanyaan.

d. Pada separo kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan pertanyaan yang telah dibuat.

e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.

f. Beri setiap siswa satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separo siswa akan mendapatkan soal dan separonya akan mendapatkan jawaban.

g. Mintalah siswa menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah

(34)

menemukan pasangan, mintalah mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberi tahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.

h. Setelah siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang

diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain.

Selanjutnya, soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.19

C. Hakikat Pembelajaran IPS

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD

Istilah “Ilmu Penegetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menegah atau nama program studi diperguruan tinggi yang idientik dengan istilah “social studies” dalam kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara Barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama “IPS” yang lebih dikenal social studies di negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan dari para ahli atau pakar di Indonesia dalam Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo. IPS sebagai mata pelajaran di persekolahan, pertama kali digunakan dalam kurikulum 1975.20

Berikut pengertian IPS yang dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan dan IPS di Indonesia :

Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu soaial.

Sedangkan menurut S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan paduan sejumlah mata pelajaran sosial.

19Ibid.h.196-197.

(35)

Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, antropologi, dan psikologi sosial.

Pendapat dari Tim IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah human relationship21.

b. Tujuan Pembelajaran IPS di SD

Bahwa IPS sebagai mata pelajaran yang disampaikan pada jenjang persekolahan, tujuannya untuk mengembangkan siswa menjadi warga negara yang baik. Materi digali dan diseleksi dari sejaran dan ilmu-ilmu sosial serta dalam banyak hal termasuk humaniora dan sains.

Tujuan Pendidikan IPS tidak terpisah atau tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi, saling berhubungan dan saling melengkapi.22

c. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SD

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhannya untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya; memanfaatkan sumber daya yang ada dipermukaan bumi; mengatur

21Tusriyanto,Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja, 2013), h. 2.

22

(36)

kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. 23

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Manusia, tempat, dan lingkungan.

2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. 3) Sistem sosial dan budaya.

4) Ekonomi dan kesejahteraan24.

d. Materi Pembelajaran IPS di SD

Berdasarkan pengorganisasian materi IPS dalam kurikulum sekolah pada umumnya didasarkan pada dua dimensi pengorganisasian, yaitu rung lingkup atau cakupan (scope) dan urutan atau sekuen. Ruang lingkup menunjuk pada isi subtantif (pokok/tema, materi, keterampilan dan nilai) yang termasuk dalam keseluruhan program pengajaran IPS. Sedang urutan menunjuk kepada urutan di dalam berbagai komponen program IPS tersebut yang disajikan pada tiap tingkat/kelas/tahun selama program pendidikan sesuai dengan pencapaian pengetahuan dan pertumbuhan tingkat usia untuk mencapai tujuan program pengajaran IPS

Pada Kurikulum Berbasisi Kompetensi sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar

23Ibid. h.4. 24

Sofan Amri, Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar dan Menegah dalam teori, Konsep dan Analisis, (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2013), h.167.

(37)

Kompetensi dan Kompentensi Dasar, IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan ilmu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis. Tersususn secara sistematis, komperhensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan masyarakat.25

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 3 Purwodadi Lampung Tengah.

25Tusriyanto, Pembelajaran IPS SD/MI, (Metro, STAIN Jurai Siwo Metro Lampung, 2014), cetakan ke-I, 32-33.

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Devinisi Oprasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan rumusan variabel yang lebih pasti, tidak membingungkan, suatu rumusan yang dapat diukur dan diobservasi.26 Definisi operasional variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.27 Berdasarkan analisis di atas dapat dipahami bahwa definisi operasional adalah penjelasan lebih lanjut terhadap suatu objek pengamatan penelitian.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui Metode Index Card Match pada siswa kelas IV SDN 3 Purwodadi Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018.

26

Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: UNS, 2001), h. 83.

27

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Jakarta: CV. Alfabeta, 2009), h. 38.

(39)

1. Index Card Match (Variabel Bebas)

Variabel bebas adalah “variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lain” 28

. Berdasarkan pengertian tersebut, maka variabel bebas pada penelitian ini adalah metode index card match.

Metode pembelajaran Index Card Match atau mencocokan kartu index merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Cara ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi pertanyaan kuis kepada temanya.

2. Hasil Belajar (Variabel Terikat)

Variabel terikat adalah “variabel yang di pengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. 29

Berdasarkan pengertian tersebut yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar siswa.

“Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kognitif mencakup: knowlage (pengetahuan/ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), syinthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk), evaluating (menilai). Afektif mencakup: reciving (sikap menerima), responding (memberi respon), valuting (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Psikomotor mencakup: initatory, pre-routine, rountinized, keterampilan produktif.”30

Berdasarkan pendapat di atas, maka yang menjadi indikator hasil belajar dalam penelitian ini adalah: ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

28IqbalHasan,AnalisisData PenelitianDenganStatistik, (Jakarta: BumiAksara, 2006), h. 13.

29Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D,( Bandung: Alafabeta, 2009), h. 68.

30

Muhammad Thobrono & Alif Mustofa, Belajar dan pembelajaran, (Jakarta: PT Glora Angkasa Pratama, 2011), h. 118-124

(40)

a. Ranah Kognitif

1) Siswa dapat menjelaskan, dapat membandingkan setra dapat membedakan materi pelajaran.

2) Dapat menyebutkan dan dapat menunjukan kembali

3) Dapat menjelaskan dan mendefinisikan dengan lisan sendiri 4) Dapat memberikan contoh dan dapat menyimpulkan

5) Dapat menceritakan b. Ranah Afektif

1) Menunjukan sikap memilah 2) Mampu mengklasifikasikan 3) Mengombinasikan, membuktikan

4) Mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari c. Ranah psikomotorik

1) Membuat, menggunakan, memilah 2) Memposisikan, menimbang

B. Seting Lokasi

Seting lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Purwodadi Lampung Tengah.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS. Dengan jumlah peserta didik 10, yang terdiri dari 6 peserta didik laki-laki dan 4 peserta didik perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desain yang dikembangkan Kurt Lewin dan dimodifikasi oleh Suharsimi Arikunto. Alasan digunakannya desain yang dikembangkan oleh

(41)

Suharsimi ini dikarenakan model ini mudah dipahami oleh peneliti dan sesuai dengan penelitian.

Prosedur atau langkah-langkah penelitian yang dilakukan terbagi dalam bentuk siklus kegiatan mengacu pada model yang diadobsi dari hopkins dimana setiap siklus terdiri atas 4 kegiatan pokok yaitu kegiatan perencanaan, tindakan, pelaksanaan observasi, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus-menerus. “Adapun model yang dikembangkan oleh Arikunto sebagai berikut”31

.

Gambar I

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

31Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 16

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Releksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

(42)

Tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Adapun rincian dari alur tersebut adalah sebagai berikut:

1. SIKLUS 1

a. Perencanaan tindakan

Pada tahap ini perencanaan, guru menyiapkan pembelajaran seperti membuat rencana pembelajaran, dan alat-alat yang akan digunakan dalam mengajar, seperti:

1) Mempersiapkan materi, sibus, dan RPP

2) Mempersiapkan sumber, bahan dan media pembelajaran. 3) Mempersiapkan perangkat evaluasi

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan penelitian ini dengan memberikan pre-test yang bertujuan mengetahui taraf kepahaman siswa mengenai bahan yang akan disajikan, penyajian materi, persentase, pemberian tugas dan di akhir siklus dilakukan tes akhir untuk memperoleh penguasaan materi yang telah disampaikan. Gambaran kesesuaian antara perencanaan tindakan dengan pelaksanaan maka dilihat desain pembelajaran, suasana kelas, bagaimana aktivitas guru dan siswa, perilaku belajar, dan penguasaan konsep dalam bentuk belajar.

Pelaksanaan tindakan dalam kelas dilaksanakan oleh guru setelah memahami perencanaan yang disusun. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada materi ini yaitu siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.

(43)

c. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan (observasi) adalah kegiatan mengenali, merekam dan mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan observasi yang telah disediakan setiap jam pelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, merenungi dan membuat perbaikan berdasarkan pengamatan dan catatan lapangan. Refleksi berguna untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan. Apabila telah tercapai target yang diinginkan maka siklus tindakan dapat berhenti tetapi jika belum maka siklus tindakan di lanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki tindakan.

2. Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi padasiklus 1 maka dikembangkan siklus II. Pada siklus II disajikan tahap- tahap yang sama pada siklus I dengan melanjutkan materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar atau lanjutan indikator.

Pada siklus II ini dilakukan untuk memperbaiki hal-hal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan dengan kriteria ketuntasan minimal. Pada dasarnya siklus II ini untuk mengetahui apakah terjadi perubahan setelah memperoleh tindakan pada siklus I. Proses pelaksanaan tindakan perbaikan berupa analisis, pemaknaan, penjelasan, penarikan kesimpulan dan tindak lanjut.

(44)

Penelitian tidak dilakukan pada siklus selanjutnya jika hasil analisis data menunjukan peningkatan yang signifikan sesuai dengan indikator keberhasilan peneliti yang telah ditetapkan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik tes, observasi dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan masalah penelitian. Observasi ini digunakan untuk melihat penggunaan metode index card match dalam proses pembelajaran.

2. Teknik Tes Hasil Belajar

Metode tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa baik sesudah ataupun sebelum pembelajaran. Test adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Teknis tes disini dapat soal tertulis.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini sering digunakan menjadi teknik utama dalam penelitian sejarah atau atau analisi teks.32

Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang profil sekolah,visi dan misi sekolah, denah lokasi, sarana prasarana, data

32Musfiqon, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2012), h. 120-131.

(45)

keadaan guru, data jumlah siswa serta nilai IPS siswa kelas IV sebelum dan sesudah penggunaan metode index card match di SD Negeri 3 Purwodadi Lampung Tengah.

F. Instrumen Penilaian

Instrumen adalah alat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data sesuai dengan masalah yang ada. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes hasil belajar. Tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran.

G. Teknik Analisi Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Analisis Kuantitatif

Analisis data dihitung dengan menggunakan rumus statistik sederhana berikut ini:

a. Untuk menghitung nilai rata-rata Digunakan rumus:

n X

X

Keterangan:

X = Nilai rata-rata kelas Σx = Jumlah nilai tes siswa

(46)

b. Untuk menghitung persentase Digunakan rumus:

Y = 𝑅𝑁

Keterangan:

Y = Persentase ketuntasan siswa

R = Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65 N = Banyak siswa33

2. Analisis Kualitatif

Analisis data kualitatif ini dilakukan untuk menguraikan data yang diperoleh dari data yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi.

Data yang terkumpul dari lembar observasi dianalisis kualitatif dan disajikan dalam bentuk persentase (%).

Digunakan rumus : 100   n f P Keterangan: P= Angka prosentase

f = Jumlah jawaban/frekuensi yang sedang dicari prosentasenya n = Banyaknya individu34

H. Indikator Keberhasilan Tindakan

Indikator keberhasilan dalam peningkatan hasil belajar IPS siswa yang ditunjukan dengan peningkatan hasil belajar siswa dari siklus ke

33M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), h. 72. 34Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres, 2011), h. 43.

(47)

siklus setelah penggunaan metode pembelajaran index card match. Target yang ingin dicapai pada indikator ini adalah peningkatanya hasil belajar siswa:

1. Hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklus.

2. Peningkatan hasil belajar siswa ditandai dengan tercapainya kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan nilai 65 mencapai 70%.

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Sejarah Berdirinya SDN 3 Purwodadi

SDN 3 Purwodadi berdiri pada tahun 1966, yang terletak di desa Purwodadi kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah. Sejak berdiri hingga sekarang telah mengalami beberapa pergantian kepala sekolah, diantaranya adalah Drs. Suyadi 2003-2005, Jumrah, M.Pd 2005-2007, Trisuroso,Ma.Pd 2008-2009, Suprapti,M.Pd 2009-2012, hingga yang saat ini menjabat Farida Haryani, S.Pd.

b. Visi, Misi dan Tujuan SDN 3 Purwodadi

1. Visi SDN 3 Purwodadi

Melaksanakan Pembelajaran yang efektif dan efisien dan kreatif untuk menciptakan peserta didik yang cerdas dan trampil dilandasi imam dan taqwa.

2. Misi

Mengacu pada visi sekolah diatas, maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1) Menumbuhkan dasar-dasar kecakapan insan baca,menulis, berhitung

(49)

2) Mengembangkan kreatifitas dalam bidang bakat dan minat 3) Mengembangkan tenaga pendidik secara terus-menerus

sehingga memiliki komitmen dan sanggup menjalankan tugas dengan baik.

4) Menanamkan budaya mutu didasari yang profesionalisme 5) Meningkatkan budi pekerti yang luhur bagi warga sekolah. 6) Budayakan 7s. Senyum, salam,sapa, sopan,santun,semangat

dan sepenuh hati pada seluruh warga masayarakat sekolah.

3. Tujuan

1) Siswa sehat jasmani dan rohani berlisan dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dan berakhlaq mulia.

2) Mengenal dan mencintai lingkungan, masyarakat, bangsa dan kebudayaannya.

3) Siswa kreatif, trampil dan dapat mengembangkan dirinya secara terus menerus.

4) Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemamouan, dan keterampilan yang bermanfaat bagi kehidupannya sehari-hari serta dapat melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi.

c. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : SDN 3 PURWODADI

b. Status : SD Negeri

c. Alamat : Dusun Purwodadi,RT/RW

2/1

Kampung : Purwodadi

Kecamatan : Trimurjo

Kabupaten : Lampung Tengah

Propinsi : Lampung

Kode Pos : 34172

(50)

e. Akreditas Sekolah : C f. Tahun didirikan/ Beroprasi : 1966

g. Nama Kepala Sekolah : Farida Haryani, S.Pd

h. Status Tanah : Pemerintah Daerah

i. Luas Tanah : 1500

d. Sarana Prasarana

1) Jumlah kelas : 6 kelas

2) Jumlah rombongan belajar : 6 RomBel

3) Perpustakaan : 1 ruangan

4) Ruang kepala sekolah : 1 ruangan

5) Sanitasi siswa : 1 ruangan

6) Sanitasi guru : 1 ruangan

7) Ruang guru : 1 ruangan

8) Dapur : 1 ruangan

9) Tempat parkir kendaraan guru : 1 unit 10) Tempat parkir kendaraan siswa : 1 unit

e. Data Guru SDN 3 Purwodadi

Tabel 4.1

Data Guru35

NO Nama Guru Jabatan Bd.Studi Diajarkan

Terakhir

1 Farida Haryani,S.Pd Kepala Sekolah

2 Tri Suroso, A Ma.Pd Wali Kelas VI

3 Satini, S.Pd Wali Kelas III

4 Nispayani, A.Ma Guru Agama

35

(51)

5 Harnoto, A.Ma.Pd Guru Olahraga

6 Ambar Indri Wati Wali Kelas II

7 Siti Samsiah.S.Pd Wali Kelas I

8 Saliyem,S.Pd.AUD Wali Kelas IV

9 Eti Sulistiowati,S.Pd.SD Wali Kelas V

f. Denah Lokasi SDN 3 Purwodadi

Gambar 2 Lokasi SDN 3 Purwodadi 2 3 6 1 Kantor WC WC 5 4 TK Masjid Perpustakaan Parkir siswa B S T U

(52)

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah dipaparkan pada latar belakang masalah bahwa tujuan pembelajaran IPS di kelas IV belum tercapai secara maksimal yang akibatnya mempengaruhi hasil belajar siswa yang rendah. Hal itu dipengaruhi oleh kurang dikemasnya proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Melihat permasalahan tersebut maka peneliti mencoba untuk menerapkan Metode Pembelajaran Index Card Match pada pembelajaran IPS. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35) menit pada setiap pertemuannya.

a. Pelaksanaan Siklus 1

Pembelajaran silkus I sebanyak 2 kali pertemuan. Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Index Card Match. Untuk mengetahui kemampuan dan keberhasilan siswa setelah diterapkanya pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Index Card Match pada akhir siklus diberikan tes (post test). Adapun tahapan pelaksanaan pada siklus I adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

1) Perencanaan

Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru, dimana peneliti merencanakan untuk menerapkan metode pembelajaran

(53)

Index Card Match. Dalam setiap proses dan setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. aAdapun hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut:

a) Membuat rencana dan tujuan pembelajaran

b) Mempersiapkan sumber belajar seperti buku pelajaran IPS SD kelas IV yang relevan.

c) Mempersiapkan alat evaluasi yang didasarkan pada pembuatann kisi-kisi soal. Banyaknya soal sebanyak 10 soal yang akan diujikan pada awal pertemuan dan akhir pertemuan. d) Membuat alat pengumpul data berupa lembar obsevasi kegiatan

pembelajaran (kegiatan guru dan peserta didik) dan hasil belajar peserta didik.

e) Membuat dan menyediakan metode pembelajaran serta mempersiapkan tes hasil tindakan.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pada siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, pada awal pertemuan melakukan uji tes (pretes) ini untuk mengetahui kemampuan dan pengetahuan awal siswa sebelum melakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Index Card Match. Satu siklus berisi dua kali pertemuan dan dengan sub materi yang berbeda dan pada akhir pertemuan diadakan soal posttes.

(54)

a) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu 18 April 2018 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi pembelajaran yang diberikan yaitu teknologi produksi, komunikasi dan transportasi. Pembelajaran diawali dengan menyapa siswa meminta ketua kelas untuk memimpin doa mengucap salam dan mengabsen kehadiran siswa. Guru menyiapkan siswa untuk memulai pelajaran. Kemudian guru menyampaikan sedikit mengenai materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru meminta siswa untuk mengerjakan soal pretest. Setelah siswa selesai mengerjakan soal pretest guru kembali melanjutkan materi yang sebelumnya mengenai teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. Tahapan selanjutnya guru mengajak siswa belajar sambil belajar dengan menggunakan matode pembelajaran index card match tujuan dari penggunaan metode ini adalah untuk meninjau kembali pemahaman siswa mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari. Dalam kegitan ini masing-masing siswa diminta untuk mengambil satu gulungan kertas origami yang didalamnya sudah terdapat soal maupun jawaban. Selanjutnya siswa diminta untuk membuka kertas origami yang mereka dapatkan dan meminta mereka untuk mencari pasangan dari setiap soal maupun jawaban yang mereka dapatkan, bagi siswa

(55)

yang telah mendapatkan pasangan diminta untuk maju sedangkan yang tidak mendapatkan pasangan diminta untuk duduk dan menyimak teman yang ada didepan, masing-masing pasangan diminta membaca soal yang mereka dapatkan dan meminta teman lainnya untuk menjawab pertanyaan tersebut apa bila jawabanya sesuai dengan yang didapatkan teman disebelahnya pasangan tersebut dianggap cocok sebaliknya apabila ada soal dan jawaban yang tidak cocok maka tugas guru untuk membenarkan.

Selanjtnya guru meberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya seputar materi pembelajaran dan setelah itu guru memberikan kesimpulan mengenai materi pembelajaran.. b) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu 21 April 2018 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi pembelajaran yang diberikan masih sama yaitu teknologi produksi, komunikasi, dan tarnsportasi. Pembelajaran diawali dengan mengucap salam dan mengabsen kehadiran siswa. Guru menyiapkankan siswa untuk memulai pelajaran. Selanjutnya guru bersama-sama dengan siswa mengulas kembali materi dipertemuan sebelumnya dan mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan seputar materi yang belum mereka pahami. Selanjutnya guru mengajak siswa untuk

(56)

melakukan kegitan belajar sambil bermain menggunakan metode index card match tujuannya yaitu guru ingin melihat sejauh mana pemahanman siswa mengenai materi yang telah diberikan melalui metode index card match masih sama seperti dipertemuan sebelumnya masing-masing siswa diminta mengambil satu gulungan kertas origami yang didalamnya terdapat soal maupun jawaban tugas siswa adalah mencari pasangan dari setiap soal maupun jawaban yang mereka dapatkan.

Setelah itu setiap siswa diberikan soal postest untuk melakukan evaluasi. Setelah itu guru memberikan kesimpulan dan membenarkan kesalah pahaman seputar materi pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran dengan menutup salam.

3) Observasi / Pengamatan

a. Kinerja Guru Siklus I

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengetahui ketercapaian pada setiap kegiatan yang dilaksanakan, kegiatan observasi diamati langsung oleh wali kelas IV yang bertindak sebagai pengamat. Aktivitas guru diamati dengan lembar observasi kegiatan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran index card match, dapat dilihat pada tabel dibawah ini, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

(57)

Tabel 4. 2

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No Pertemuan Jumlah Skor Rata-rata Persentase

1. Pertama 546 70,75 68,25%

2. Kedua 573 71,62 71,62%

Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan kegiatan pembelajaran menggunakan metode pemebelajaran index card match, aktivitas guru pada siklus I mengalami peningkatan pada akhir pertemuan, yaitu dengan persentase pada pertemuan pertama mencapai 68,25% dan pada pertemuan kedua 71,62%.

Berdasarkan aktivitas guru tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata aktivitas guru dalam setiap pertemuan meningkat.

b. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Tabel 4.3

Persentase aktivitas belajar siswa siklus I

NO Aktivitas yang diamati Jumlah Persentase

Pertama Kedua Pertama Kedua

1. Mendengarkan dan menyimak penjelasan materi yang

diberikan

27 27 50% 54%

2. Mengajukan pertanyaan apa bila menemukan kesulitan

(58)

3. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

28 36 56% 72%

4. Partisipasi dan keaktivan dalam proses pembelajaran

30 37 60% 72%

Rata-rata 28 32,75 55% 65%

Penilain aktivitas belajar siswa diperoleh dari beberapa kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti diantaranya yaitu, 5 sangat baik, 4 baik, 3 cukup, 2 kurang, dan 1sangat kurang. Selain terdapat 5 kriteria dalam penilaian aktivitas belajar siswa peneliti juga menetapkan 4 aspek yang diamati dalam proses pembelajaran dikelas. 4 aspek ini nantinya akan menjadi acuan peneliti guna melaukan penilaian individual kepada setiap siswa. Penilaian dilakukan oleh peneliti berdasarkan apa yang terdapat di lapangan dan penilain dilakukan dengan melihat setiap aktivitas yang dilakukan siswa saat proses pembelajaran di kelas apakah masuk kedalam setiap aspek yang telah ditetapkan oleh peneliti.

Gambar 3

Persentase aktivitas belajar siswa siklus I

50,00% 54% 56% 60% 54,00% 62% 72% 74% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% I II III IV Pertemuan 1 pertemuan 2

(59)

Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa dalam setiap aktivitas yang diamati mengalami peningkatan dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua, aktivitas yang pertama yaitu mendengarkan dan menyimak penjelasan materi yang diberikan pada pertemuan pertama yaitu 50% dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 54%, pada aktivitas yang kedua yaitu mengajukan pertanyaan bila menemukan kesulitan pada pertemuan pertama 54% dan pada pertemuan kedua meningkat menjdi 62% selanjutnya pada aktivitas yang ketiga yaitu siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru pada pertemuan pertama 56% selanjutnya pada pertemuan kedua meningkat menjadi 72% dan pada aktivitas keempat yaitu partisipasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada pertemuan pertama sebesar 60% dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 72%.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa pada siklus I terdapat peningkatan dari pertemuan pertama dengan rata-rata 55% menjadi 65% pada pertemuan kedua. c) Hasil Belajar Siklus I

Hasil belajar dengan materi teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi diukur dengan menggunakan soal pretest dan posttest dengan mengambil rata-rata dari nilai pretest dan posttest. Adapun data dari hasil belajar pada siklus

(60)

datu dapat dilihat pada tabel dibawah ini untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.4

Hasil Belajar Siswa siklus I

No Indikator Nilai Tes

Pretes Posttes 1 Jumlah 405 780 2 Nilai rata-rata 40,5 78 3 Nilai tertinggi 80 100 4 Nilai terendah 0 0 5 Tingkat ketuntasan 20% 90%

Tabel diatas menunjukan data hasil belajar siklus pada materi teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. Pada awal pretest siklus I ketuntasan belajar pada siswa hanya sebanyak 20% siswa yang tuntas dan pada akhir siklus I diberikan posttest dengan ketuntasan pada siswa mencapai 90%. Hasil belajar pada sisklus I pada materi teknologi produksi, komunikasi , dan transportasi telah mencapai target yang ditetapkan peneliti yaitu sebesar 70% hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada akhir siklus yang telah mencapai KKM sebanyak 90%.

4) Refleksi

Dari hasil pengamatan yang yang dilakukan observer masih terdapat beberapa hal yang ditemukan, diantaranya yaitu :

Gambar

Foto peneliti saat mengajar dikelas
Foto Peneliti saat memberikan materi pembelajaran kepada siswa
Foto guru dan siswa saat melakukan tanya jawab
Foto siswa saat mengerjakan soal post test siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai keadaan yang menyebabkan kondisi ini antara lain diagnosis yang tidak tepat, mikroorganisme penyebab yang atipikal, gram-negatif atau mengalami resistensi terhadap

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi institusi (Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, Komisi Penanggulangan AIDS, pihak sekolah,

Gejala defisiensi P pada bibit duku ditandai dengan pertumbuhan yang lambat dan daun tua berwarna hijau kecoklatan; kecukupan P memperlihatkan pertumbuhan yang normal dan

● Satu tahun setelah penguncian dan pembatasan sosial awal Covid-19 berlaku, polusi NO2 telah pulih kembali di semua area yang diteliti, bahkan setelah kondisi cuaca

bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Kota Solok Nomor 16 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Solok, pelaksanaan Urusan

Metodologi penelitian menggunakan metodologi Rekayasa dengan pendekatan metode Remastering, karena perawatan paket tidak terlalu sulit juga didukung penuh

[r]

Pembahasan penelitian nantinya berisi penyebab petani muslim di Desa Glagahagung menjual hasil panennya pada tengkulak, serta untuk mengetahui praktik jual beli