• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bahasa adalah wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia di luar dirinya. Hal itu berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah sumber daya untuk berkomunikasi. Sebagai media komunikasi, bahasa tidak dapat dipisahkan dari masyarakat pemakaianya. Bahasa itu muncul karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

Sebagai alat komunikasi, bahasa sangat esensial dalam kehidupan manusia, yakni untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Dengan bahasa, manusia dapat berbuat sesuatu usaha yang berhubungan dengan kebutuhannya untuk meningkatkan taraf kesejahteraan.

Begitu juga sebagai unsur kelengkapan hidup manusia, seperti kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, merupakan kelengkapan kehidupan manusia yang dibudidayakan dengan menggunakan bahasa menurut Suparno dan Oka ( 1993 : 1).

Sebagai salah satu wujud budaya, bahasa dengan berbagai fungsinya merupakan bentuk keterampilan yang harus dimiliki seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Melalui bahasa maksud perasaan ataupun pola pikir dari penutur dapat diketahui. Diantara berbagai fungsi bahasa seperti untuk menyampaikan perasaan, menginformasikan sesuatu, memberi perintah dan sebagainya.

(2)

Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Menguraikan peran bahasa dalam setiap aspek kehidupan manusia, seperti berkomunikasi berpikir oleh Kartomiharjo ( 1988 : 1).

Dengan demikian kajian tentang bagaimana bahasa digunakan di masyarakat sangat diperlukan. Di masyarakat, bahasa berperan sebagai pengikat anggota-anggota masyarakat pemakainya menjadi suatu masyarakat yang kuat, bersatu dan maju dan fungsinya adalah untuk berinteraksi dengan sesamanya guna memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Bagi individu, bahasa diguakan untuk berfikir, berintrospeksi diri, berkhayal, dan lain-lain. Sebenarnya manuasia dalam diam itu, tetap menggunakan bahasa. Walaupun tampak diam, namun dia tidak dapat dikatakan sepenuhnya diam. Dalam kondisi diam itu, pikiran manusia masih tetap aktif dan dalam keaktifannya itu berarti manuasia berbahasa.

Begitu juga dalam menuturkan suatu kalimat, seseorang tidak semata-mata mengatakan sesuatu dengan pengucapan kalimat, ia juga “menindakkan” sesuatu. Contoh dalam pengucapan kalimat Mau minum apa? si pembicara tidak semata-mata menanyakan atau meminta jawaban tertentu ; ia juga menindakkan sesuatu, yakni menawarkan minuman.

Seperti contoh berikut : seorang ibu rumah pondokan putri berbicara kepada tamu laki lakinya;

Sudah jam sembilan!

Pada contoh diatas si ibu tidak hanya semata-mata memberi tahu keadaan jam pada waktu itu, tetapi menindakkan sesuatu, yakni memerintahkan lawan bicara. Agar tamu laki-laki supaya pergi meninggalkan rumah pondokannya. Hal-hal yang dapat

(3)

ditindakan di dalam berbicara antara lain, permintaan (request), pemberian izin (permission ), tawaran (offers), ajakan (invitation), penerimaan akan tawaran (acceptation of offers) menurut Purwo ( 1990 : 19-20).

Wujud praktis penggunaan bahasa dapat dilihat dalam tindak tutur. Dalam bertindak tutur , antara penutur dan mitra tutur selalu berhubungan dengan fungsi, maksud, modus dan konteks yang melatari terjadinya interaksi Leech (1983 :13). Istilah

fungsi berhubungan dengan tujuan tindak, misalnya tindak yang hanya berorientasi

penutur, mitra tutur , atau tindak yang berorientasi baik penutur maupun mitra tutur dalam interaksi. Istilah maksud berhubungan dengan tujuan tindak yang telah dibebani oleh kemauan atau motivasi yang sadar dari pemakainya dalam interaksi Verhaar (1982 : 131) misalnya persuasi, menyindir dan sebagainya. Modus adalah strategi penyampaian tutur sehubungan dengan tujuan dan maksud tutur tersebut dalam interaksi, misalnya permintaan disampaikan dengan bentuk kalimat pernyataan sebagai modus langsung, permintaan disampaikan dengan bentuk kalimat pernyataan sebagai modus tidak langsung, dan sebagainya. Dapat dilihat pada contoh yang ditulis oleh Purwo (1990 : 20) berikut ini:

(1) ( Tindak Ujaran langsung )

A: Minta uang untuk membeli gula B: Ini

(2) (Tindak Ujaran tak langsung ) A: Gulanya habis, nyah. B: Ini uangnya. Beli sana!

Dari contoh (1) di atas, dengan modus langsung penutur A meminta uang untuk membeli gula dan secara eksplisit ditunjukkan dengan performatifnya minta, tetapi pada

(4)

contoh (2) penutur A tidak semata-mata menyatakan bahwa gulanya habis, ia dengan tidak langsung juga “menindakkan” sesuatu, yakni meminta uang untuk membeli gula walaupun tidak ditunjukkan secara eksplisit dengan performatif minta. Konteks mengacu kepada aspek-aspek yang berhubungan dengan lingkungan fisik dan sosiobudaya dalam interaksi.

Contoh kasus di atas bukan hanya terdapat pada penutur bahasa Indonesia, tetapi juga terdapat pada penutur bahasa asing lainnya seperti bahasa Jepang. Bahasa Jepang ialah bahasa yang dipakai sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat di seluruh pelosok negara Jepang. Bahasa Jepang dipakai sebagai bahasa resmi, bahasa penghubung antar anggota masyarakat Jepang yang memiliki berbagai macam dialek , dan dipakai sebagai bahasa pengantar di semua lembaga pendidikan di Jepang sejak sekolah taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi menurut Sudjianto (1995 : 1).

Selain itu bahasa Jepang juga mengenal adanya tingkatan bahasa, dalam penggunaanya perlu dipertimbangkan banyak faktor seperti status sosial pembicara dan pendengar serta suasana yang mengiringinya. Disamping itu, pula perlu dikenali apakah ungkapan tersebut umum digunakan oleh laki-laki atau perempuan, anak-anak, atau orang dewasa serta bagaimana hubungan yang mempertautkan mereka menurut Edizal (2001 : 1)

Karena adanya penggunaan konsep tersebut dalam stratifikasi sosial masyarakat Jepang maka terbentuklah ragam bahasa Jepang yang terdiri dari ragam hormat dan ragam biasa.

Kajian tentang stratifikasi sosial tersebut dibahas pada cabang ilmu sosiolinguistik. Sering dikatakan, sosiolinguistik itu sangat berkaitan dengan pragmatik (yang oleh

(5)

segolongan orang dimasukkan ke dalam linguistik). Salah satu kaitan yang dapat kita lihat adalah munculnya istilah tindak tutur dalam kedua bidang kajian itu Sumarsono (2004 : 322).

Sehubungan dengan peran tindak tutur tersebut, pemakaian tindak tutur dalam interaksi antara penutur dan mitra tutur cenderung memiliki keberagaman kinerja bentuk verbal dan mendapatkan status dan konteks interaksi tersebut.

Tesis ini mengkaji tindak tutur direktif, khususnya tindak tutur permintaan pada penutur bahasa Jepang pada film TLS. Permintaan adalah salah satu tindak tutur yang dikelompokkan ke dalam kategori tindak tutur direktif. Direktif adalah tindak tutur atau ujaran yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar penutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam ujaran itu (misalnya : menyuruh, meminta, memohon, menuntut, menyarankan, menentang) Searle (1975 : 24). Bach dan Harnish (1979) juga menyatakan bahwa direktif juga mengungkapkan sikap penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh petutur, tindakan direktif juga bisa mengungkapkan maksud penutur (keiginan, harapan) sehinggga ujaran atau sikap yang diungkapkan dijadikan sebagai alas an untuk bertindak oleh petutur.

Tindak tutur direktif yang dikhususkan pada tuturan permintaan adalah tindak tutur yang dilakukan penutur dalam bentuk perintah atau suruhan dengan maksud meminta mitra tutur untuk melakukan sesuatu.

Kendala tindak tutur permintaan dari fungsi dan jenis penyampaiannya menurut hasil pengamatan banyak dijumpai pada ragam bahasa Jepang sebagai peristiwa - peristiwa tutur sehari- hari.

(6)

Sebagai contoh analisis yaitu pada film TLS adalah:

A: ( Episode 1)

Nande, sono kao yo, waratte, waratte. Kenapa raut wajah kamu, tersenyumlah. B:

Yaa, boku wa hitoride Ehime kara kite, nani wo suru ka, wakaranaiyo.

Saya sendirian datang dari Ehime, apa yang mau dikerjakanpun belum paham. Pada tuturan di atas A adalah teman wanita dari B. A meminta agar B tersenyum karena melihat raut muka B yang murung. Menurut Rahardi (2009: 19-20) tuturan yang modus penyampaiannya sama dengan kalimat menggambarkan pernyataan permintaan secara langsung dan literal karena makna / maksud dari kalimat tersebut sama dengan tuturan yang disampaikan. Jadi tuturan diatas merupakan jenis tindak tutur langsung literal dan berfungsi menawarkan dengan menggunakan kalimat bermodus imperatif. Sebagaimana pendapat Alisjahbana (1959 : 54) dapat dimaksudkan sebagai perintah langsung, yang menggunakan tuturan yang bermodus imperatif cenderung dimaksudkan sebagai perintah positif, karenanya cenderung lugas.

Penelitian ini di fokuskan pada bahasa Jepang dengan objek studi kasus serial drama Jepang TLS. Film ini dimulai dengan kepindahan Kanji Nagao ke Bagian Penjualan, Heart Sports di Tokyo, dari desa kecil yang bernama Ehime. Dan mempertemukannya dengan teman baru satu kantornya yang bernama Rika Akana. Selama berada di Tokyo, Kanji yang biasa mengikuti reuni dengan teman-teman satu SMA-nya yang tinggal di Tokyo, yakni Mikami dan Satomi. Ketiganya adalah teman

(7)

sejak kecil dan tumbuh bersama. Mikami adalah sahabat laki-lakinya yang berkepribadian terbuka, dan cenderung playboy. Sementara Satomi adalah wanita yang diam-diam dicintainya sejak mereka SMA dulu, tapi Kanji tidak pernah menyatakan perasaannya.

Kanji yang naif dan peragu langsung shock ketika melihat Mikami dan Satomi berjalan bersama dengan mesra, Mikami yang memang sering bertengkar dengan Kanji karena Satomi bahkan tidak ragu mengumumkan hubungan mereka. Dia mengatakan, Satomi yang pendiam membalas perasaannya. Dia tidak peduli bila hal tersebut akan menyakitiKanji.

Namun kehadiran Rika yang periang dan selalu bersemangat mampu menghibur kekecewaan Kanji. Bahkan dia berusaha terus berada di dekat ketiga sahabat tersebut sehingga membuat persahabatan mereka tidak putus, Kanji yang mengetahui Rika secara diam-diam juga menyukai dirinya akhirnya menerima Rika sebagai kekasihnya. Hubungan mereka sempat terganggu, karena Kanji mendengar Rika pernah punya hubungan dengan bos mereka Sendo, yang sudah berkeluarga. Sifat Mikami yang cenderung playboy membuatnya tak mampu menahan diri untuk mendekati teman kuliahnya, Naoko Nagasaki, meskipun dia sudah menjalin hubungan dengan Satomi. Kecuekan Naoko membuatnya penasaran. Tapi ternyata, sebenarnya Naoko yang sudah dijodohkan tersebut juga diam – diam menyukai Mikami. Bahkan, dia rela membatalkan pernikahannya demi Mikami. Hubungan Mikami dan Naoko akhirnya diketahui Satomi. Kepada siapa lagi dia mengadu selain pada teman akrabnya yang tidak lain adalah Kanji. Dia pun mulai menyadari, sebenarnya Kanji sangat memperhatikannya, melebihi Mikami. Meski dia mengetahui

(8)

hubungan Kanji dan Rika, dia berusaha menguji, apakah perasaan Kanji pada Rika lebih besar daripada perasaan Kanji padanya. Kanji yang peragu tentu saja kesulitan ketika dihadapkan pada pilihan ini. Apalagi dia mengira, Satomi yang pemurung lebih memerlukan kehadirannya daripada Rika yang tampak selalu gembira seolah tak pernah punya masalah.

Dari hubungan pertemanan mereka ini banyak menghasilkan tindak tutur permintaan yang berbeda seperti tuturan permintaan pada waktu menolak, mengajak, menerima dan sebagainya, baik dilihat dari segi gender, pendidikan, latar belakang sosial maupunumur.

Film ini diadaptasi dari manga “komik” dengan judul yang sama karya Fumi Saimon yang di produksi oleh Fuji TV dengan sutradara Kozo Nakayama yang terdiri dari 11 episode. Serial drama Jepang ini adalah teledrama Asia pertama yang sangat populer di Indonesia setelah oshin di era TVRI. Selain itu tindak tutur yang diteliti banyak terdapat pada drama ini dan bahasa Jepang yang digunakan juga mudah dipahami oleh penulis sebagai pembelajar asing yang mempelajari bahasa Jepang.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Jenis tindak tutur permintaan apakah yang terdapat pada film TLS? 2. Fungsi tindak tutur permintaan apakah yang terdapat pada film TLS?

3. Jenis dan fungsi tindak tutur permintaan manakah yang paling dominan pada film TLS?

(9)

4. Apakah penyebab tindak tutur permintaan tertentu muncul lebih dominan pada film TLS?

1.3Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah yang akan dikaji, tujuan penelitin ini adalah:

1. Mendeskripsikan jenis tindak tutur permintaan yang terdapat pada film TLS,

2. Mendeskripsikan fungsi tindak tutur permintaan yang terdapat pada film TLS,

3. Menguraikan jenis dan fungsi tindak tutur permintaan yang paling dominan pada film TLS,

4. Menguraikan penyebab tindak tutur permintaan tersebut muncul lebih dominan pada film TLS.

1.4 Manfaat Penelitian

Temuan penelitian diharapkan memberi manfaat teoritis dan praktis yakni, Manfaat teoritis temuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Temuan penelitian ini dapat menigkatkan ilmu kebahasaan (Linguistik), khususnya pada kajian pragmatik dan sosiopragmatik bahasa Jepang.

2. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang lengkap dan mendalam khususnya oleh pembelajar bahasa, budaya dan sastra Jepang di Indonesia dalam memahami pola pikir bangsa Jepang.

(10)

3. Temuan penelitian ini dapat menambah kajian kosakata bahasa Jepang khususnya yang berhubungan dengan tindak tutur.

Manfaat praktis mencakup hal sebagai berikut:

1. Temuan penelitian ini juga diharapkan berguna bagi penelitian selanjutnya. 2. Temuan penelitian ini diharapkan berguna bagi pengajar dan pembelajar

khususnya bahasa Jepang.

3. Temuan penelitian ini dapat menambah khasanah kepustakaan pada bidang Linguistik bahasa Jepang.

1.5 Landasan Teori

Tesis ini menggunakan teori sosiopragmatik dan tindak tutur sebagai landasan teori. Uraian tentang teori yang berkaitan dengan sosiopragmatik dan tindak tutur akan diberikan pada bab II.

Untuk teori sosiopragmatik sebagai kajian dalam tesis ini, penulis mengacu pada pendapat Rahardi (2009 : 21) yang mengatakan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari kondisi penggunaan bahasa manusia, pada dasarnya sangat ditentukan oleh konteks situasi yang mewadahi bahasa itu.

Untuk menganalisis tindak tutur penulis mengacu pada pendapat Saragih (2010 : 15) yang mengatakan tindak tutur adalah aksi yang dilakukan oleh pembicara melalui ujaran atau dengan menggunakan bahasa. Saragih juga mengelompokkan tindak tutur menjadi lima jenis, yaitu tindak tutur representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi.

(11)

Untuk menganalisis jenis tindak tutur, penulis juga menggunakan pendapat Rahardi (2009 : 19) yang membedakan jenis-jenis tindak tutur menjadi:

1. Tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. 2. Tindak tutur literal dan tindak tutur tidak literal.

Untuk menganalisis fungsi tindak tutur penulis menggunakan pendapat Blum Kulka (1987) dalam Kartika (2000 : 29-30) dapat diungkapkan dengan menggunakan berbagai ujaran seperti berikut:

1. Bermodus imperatif (Pindahkan kotak ini!).

2. Performatif eksplisit (Saya minta Saudara memindahkan kotak ini)

3. Performatif berpagar (Saya sebenarnya mau minta Saudara memindahkan kotak ini)

4. Pernyataan keharusan (Saudara harus memindahkankotak ini ) 5. Pernyataan keinginan (Saya ingin kotak ini dipindahkan) 6. Rumusan saran ( Bagaimana kalau kotak ini dipindahkan) 7. Persiapan pernyataan (Saudara dapat memindahkan kotak ini?) 8. Isyarat kuat (Dengan kotak ini di sini, ruangan ini kelihatan sesak) 9. Isyarat halus ( Ruangan ini kelihatan sesak)

Untuk pengertian mengenai tindak tutur permintaan penulis menggunakan pendapat Bach dan Harnish ( 1979 : 41 ) yang mengatakan tindak tutur permintaan merupakan jenis tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk membuat mitra tuturnya melakukan sesuatu.

Referensi

Dokumen terkait

Pada Bab 2 akan diuraikan mengenai teori-teori yang akan penulis gunakan untuk menganalisis permasalahan, di antaranya adalah konsep giri dan ninjou pada tiga dongeng anak

Gardenia Raya Blok BA I No.. Noer

Hasonlóképpen, mivel az aktívabb hitelezési tevékenység normál gazdasági körül- mények között magasabb jövedelmezőséget jelent, ezért azzal a hipotézissel élünk, hogy

1 Pengembangan berbagai strategi pemberdayaan untuk interaksi dengan orang dari berbagai latar belakang 2 Identifikasi peran faktor budaya sosial dan perilaku dalam yankes

Dari hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan pengelolaan sumber daya manusia pada sektor formal lebih baik dibandingkan dengan sektor informal, selain

Hal ini mengindikasikan sampai saat ini terjadi kekosongan hukum dalam pengaturan tentang kegiatan penghimpunan dana haji bagi nasabah yang akan melaksanakan ibadah haji

Perkembangan sistem komputerisasi sangat penting dan dapat diadopsi kedalam bisnis, salah satunya adalah perkembangan sistem informasi akuntansi yang dapat

5ntuk melakukan analisa data dengan menggunakan Minitab, kita terlebih dahulu harus memasukan data yang akan dianalisis ke dalam 'orksheet. Klik tanda entry arro' D E �