49 Anggun W.,I Nyoman W., Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan ...
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG SKISTOSOMIASIS
DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH TAHUN 2015
Anggun Wiwi Sulistin*, I Nyoman Widajadnya**
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Tadulako
**Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
ABSTRAK
Background : One disease that is a complex phenomenon that affects the life of a community is schistosomiasis. Schistosomiasis in Indonesia are only found in Central Sulawesi, which is in the Highlands Lindu, Napu and Bada. People's behavior in favor or prevent the transmission of disease is strongly influenced by the knowledge society to the disease. The purpose of this study was to determine the relationship of the level of knowledge and public attitudes about schistosomiasis at Lindu District of Sigi Regency in Central Sulawesi.
Methods : This research used descriptive survey analytic approach. The research sample 98 respondents. Data analysis univariate and bivariate analysis with chi square statistic test version 20.0.
Results : The level of public knowledge about schistosomiasis mostly have good knowledge that 59 respondents (60.2%), 36 respondents (36.7%) have sufficient knowledge, and 3 respondents (3.1%) have less knowledge. Good public attitudes about schistosomiasis 92 respondents (93.9%) and 6 respondents (6.1%) have enough attitude. There is a relationship between the level of knowledge with society's attitudes about schistosomiasis, p value = 0.003
50 Anggun W.,I Nyoman W., Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan ...
ABSTRAK
Latar belakang : Salah satu penyakit yang merupakan suatu fenomena kompleks yang berpengaruh terhadap kehidupan suatu komunitas adalah skistosomiasis. Skistosomiasis di Indonesia hanya ditemukan di Sulawesi Tengah, yaitu di Dataran Tinggi Lindu, Napu dan Bada. Perilaku masyarakat dalam mendukung ataupun mencegah terjadinya penularan penyakit sangat dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat terhadap penyakit tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap masyarakat tentang skistosomiasis di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif pendekatan analitik. Sampel penelitian 98 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik chi square versi 20.0.
Hasil : Tingkat pengetahuan masyarakat tentang skistosomiasis sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 59 responden (60,2%), 36 responden (36,7%) memiliki pengetahuan cukup, dan 3 responden (3,1%) memiliki pengetahuan kurang. Sikap masyarakat baik tentang skistosomiasis yaitu 92 responden (93.9 %) dan 6 Responden (6.1 %) memiliki sikap cukup. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap masyarakat tentang skistosomiasis, p value =0,003
Kata kunci : pengetahuan, sikap, skistosomiasis
PENDAHULUAN
Salah satu penyakit yang merupakan
suatu fenomena kompleks yang
berpengaruh terhadap kehidupan suatu
komunitas adalah skistosomiasis.
Skistosomiasis di Indonesia hanya
ditemukan di Sulawesi Tengah, yaitu di
Dataran Tinggi Lindu, Napu dan Bada 1.
Berdasarkan Hasil Laporan survei tinja
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi
prevalensi skistosomiasis di Dataran
Lindu yaitu 3,22% (2010), 2,67 %
(2011), 1,13 % (2012), 0,60 % (2013)
dan 0,97 % (2014) 2. Menurut data dari
Balai Litbang P2B2 Donggala di Lindu
pada siklus pertama 3,21 % (2010) dan
rata-rata prevalensi skistosomiasis Lindu
dan Napu yaitu 2,11 % (2011), 1,3%
(2012) dan 1,82% (2013) 3.
Penelitian skistosomiasis di Indonesia
telah dimulai pada tahun 1940 yaitu
sesudah ditemukannya kasus
skistosomiasis di Tomado, Dataran
Tinggi Lindu, Sulawesi Tengah pada
51 Anggun W.,I Nyoman W., Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan ...
Sampai saat ini, persoalan
skistosomiasis di Kecamatan Lindu
masih menjadi fenomena masyarakat dan
petugas kesehatan, di mana prevalensi
skistosomiasis di Lindu masih cukup
tinggi, meskipun secara medis tindakan
preventif, promotif sudah dilakukan oleh
petugas kesehatan setempat. Dapat
dikatakan masalah skistosomiasis di
Lindu tidak hanya menyangkut keong
sebagai perantara dan cacing sebagai
penular, akan tetapi juga menyangkut
aspek lain seperti aspek sosial budaya.
Aspek sosial budaya mempunyai peranan
dalam penularan skistosomiasis meliputi:
pengetahuan, sikap, kepercayaan
masyarakat terhadap skistosomiasis 1.
Pengetahuan kesehatan mencakup
apa yang diketahui oleh seseorang
terhadap cara-cara memelihara kesehatan,
seperti pengetahuan tentang penyakit
menular, pengetahuan tentang
faktor-faktor yang terkait atau yang dapat
mempengaruhi kesehatan, pengetahuan
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan
pengetahuan untuk menghindari
penyakit. Perilaku kesehatan untuk hidup
sehat yaitu semua kegiatan atau aktivitas
orang dalam rangka memelihara
kesehatan, seperti tindakan terhadap
penyakit menular dan tidak menular,
tindakan terhadap faktor-faktor yang
terkait dan atau mempengaruhi kesehatan
dan tindakan untuk menghindari penyakit
5 .
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan metode
survey deskriptif pendekatan analitik
yaitu penelitian yang menggambarkan
hubungan tingkat pengetahuan dengan
sikap masyarakat tentang skistosomiasis
di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi
Sulawesi Tengah tahun 2015. Penelitian
ini dilaksanakan di Kecamatan Lindu
Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah yang
berlangsung pada bulan Maret tahun
2015. Sampel penelitian 98 responden,
sampel ditentukan berdasarkan kriteria
inklusi dan eklusi dalam hal ini teknik
pengambilan sampel yang digunakan
yaitu purposive sampling. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah berupa
kuisioner yang terdiri dari 17 soal yang
dimana 10 pertanyaan untuk mengetahui
52 Anggun W.,I Nyoman W., Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan ...
pilihan jawaban (multiple choice),
sedangkan 7 pertanyaan untuk
mengetahui sikap masyarakat yang
memiliki 5 item jawaban yang tersedia,
sebagai pendahuluan kuisioner telah diuji
validitas dan reliabilitas. Teknik
Pengolahan Data dengan 4 tahap adalah
editing, coding, tabulasi, processing,
cleaning. Analisis Data dengan analisis
univariat dan bivariat dengan uji Chi
Square. Etika penelitian yang digunakan
adalah Informed Consent (persertujuan),
tanpa Nama (Anonimity), kerahasiaan
(Confidentiality).
HASIL PENELITIAN
Kelompok umur terbesar yang
bersedia menjadi responden pada
penelitian ini adalah kelompok yang
berusia 28-33 tahun yaitu sebanyak 26
responden (26,5%) dan yang terendah
pada kelompok umur 52-57 tahun dan >
63 yaitu 5 responden (5,1%). Sebagian
besar responden pada penelitian ini
memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu
36 orang (36,7%), sedangkan sebagian
yang lain pendidikan terakhirnya
termasuk SMP 29 responden (29,6%),
SD 28 orang (28,6%), tidak tamat SD 3
responden (3,1%), D3/S1 2 responden
(2,0%). Responden pada penelitian ini
yang memiliki pekerjaan sebagai petani
yaitu 58 responden (59,2%), sedangkan
yang memiliki pekerjaan sebagai IRT 18
responden (18,4%), Swasta 15 responden
(15,3%), PNS 4 responden (4,1%),
pensiunan 3 responden (3,1%) responden.
Hasil uji pengetahuan responden terhadap
skistosomiasis 98 responden sebagian
besar memiliki pengetahuan baik yaitu 59
responden (60,2%) , 36 responden
(36,7%) memiliki pengetahuan cukup,
dan 3 responden (3,1%) memiliki
pengetahuan kurang. Tingkat
pengetahuan baik mayoritas terdapat
pada umur antara 28-33 tahun sebanyak
16 responden (27,1%). Sementara tingkat
pengetahuan cukup mayoritas pada umur
28-33 tahun sebanyak 10 responden
(27,8%), dan tingkat pengetahuan kurang
mayoritas pada umur 22-27 tahun
sebanyak 2 responden (66,7%).
Responden yang pendidikan terakhirnya
sarjana D3/S1 memiliki tingkat
pengetahuan baik 1 responden (1,7%)
dan memiliki tingkat pengetahuan cukup
53 Anggun W.,I Nyoman W., Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan ...
memiliki pendidikan terakhir SMA
mempunyai tingkat pengetahuan baik 26
responden (44,1%), tingkat pengetahuan
cukup 9 responden (25,0%) dan tingkat
pengetahuan kurang 1 responden
(33,3%). Responden pendidikan SMP
memiliki tingkat pengetahuan baik 22
responden (37,3%), tingkat pengetahuan
cukup 7 Responden (19,4%). Responden
yang memiliki pendidikan terakhir SD
tingkat pengetahuan baik 10 responden
(16,9%), tingkat pengetahuan cukup 17
responden (47,2%) dan tingkat
pengetahuan kurang 1 responden
(33,3%). Pada responden yang memiliki
pendidikan terakhir tidak tamat SD
tingkat pengetahuan cukup 2 responden
(5,6%) dan tingkat pengetahuan kurang 1
responden (33,3%). Responden yang
pensiunan memiliki tingkat pengetahuan
baik 3 responden (5,1%). Responden
yang memiliki pekerjaan sebagai IRT
mempunyai tingkat pengetahuan baik 13
responden (22,0%) dan tingkat
pengetahuan cukup 5 responden (13,9%).
Responden yang memiliki pekerjaan
swasta mempunyai tingkat pengetahuan
baik 10 responden (16,9%) dan tingkat
pengetahuan cukup 5 responden (13,9%).
Responden yang memiliki pekerjaan
sebagai PNS mempunyai tingkat
pengetahuan baik 3 responden (5,1%)
dan tingkat pengetahuan cukup 1
responden (2,8%). Pada responden yang
memiliki pekerjaan sebagai Petani
mempunyai tingkat pengetahuan baik 30
responden (50,8%), tingkat pengetahuan
cukup 25 responden (69,4%) dan tingkat
pengetahuan kurang 3 responden (100%).
Hasil uji sikap responden terhadap
skistosomiasis 98 responden sebagian
besar memiliki sikap baik yaitu 92
responden (93.9 %) dan 6 Responden
(6.1 %) memiliki sikap cukup. Sikap
responden yang baik tentang
skistosomiasis terbesar pada umur 28-33
tahun 26 responden (28,3%), sedangkan
sikap responden yang cukup tentang
skistosomiasis terdapat pada umur 22-27
tahun 3 responden (50,0%). Sikap yang
baik tentang skistosomiasis terbesar
terdapat pada responden yang memiliki
pendidikan terakhir SMA 35 responden
(38,0%), sikap yang cukup tentang
skistosomiasis terbesar terdapat pada
responden yang memiliki pendidikan
terakhir SD 2 responden (33,3%) dan
54 Anggun W.,I Nyoman W., Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan ...
responden yang baik dan cukup tentang
skistosomiasis terbesar yang memiliki
pekerjaan sebagai Petani 54 responden
(58,7%) dan 4 responden (66,7%).
Tabel Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap masyarakat tentang skistosomiasis di Kecamatan Lindu
Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah
tahun 2015.
Dari hasil penelitian telah didapatkan
bahwa dalam hasil uji statistik didapatkan
nilai ( = 0,003) < ( = 0,05). Maka, H0
pada penelitian ini ditolak, artinya bahwa
ada hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan sikap masyarakat tentang
skistosomiasis.
PEMBAHASAN
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan
terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap objek. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Sebagian dari
pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Pengetahuan yang dicakup
mempunyai enam tingkat yaitu:
1. Tahu
Sikap merupakan reaksi atau respon
seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap terdiri
dari berbagai tingkatan yaitu:
1. Menerima
2. Merespon
55 Anggun W.,I Nyoman W., Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan ...
4. Bertanggungjawab
Pengetahuan yang berhubungan
dengan masalah kesehatan akan
mempengaruhi terjadinya gangguan
kesehatan pada kelompok tertentu.
Kurangnya pengetahuan tentang
skistosomiasis akan mengakibatkan
berkurangnya kemampuan untuk
mencegah dan menangani skistosomiasis
secara tepat 5.
Jadi apabila pengetahuannya baik
maka sikap yang akan dilakukan untuk
mengetahui dan mencegah penyakit
infeksi dalam hal ini skistosomiasis juga
akan baik. Hal ini terlihat dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebanyak
59 responden (64.1%) memiliki tingkat
pengetahuan baik dengan sikap yang
baik, sedangkan yang memiliki tingkat
pengetahuan yang tergolong kurang
dengan sikap yang cukup sebanyak 1
responden (64,1%) dan dengan sikap
yang baik sebanyak 2 responden (2,2%),
sedangkan responden yang memiliki
tingkat pengetahuan cukup dengan sikap
yang cukup sebanyak 5 responden
(83,3%) dan dengan sikap yang baik
sebanyak 31 responden (33,7%). Hal ini
di karenakan oleh beberapa faktor seperti
sumber informasi, pengalaman dan
lain-lain. Hal ini juga dibenarkan oleh
Meliono (2007), dimana faktor-faktor
yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang yaitu pendidikan, usia, media,
informasi, sedangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap seseorang yaitu
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain,
kebudayaan, media, lembaga pendidikan
dan faktor emosi. Jadi, hasil jawaban
responden pada penelitian ini bergantung
pada semua faktor-faktor tersebut 6.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, terdapat 3 responden ( 3.1
% ) yang memiliki tingkat pengetahuan
kurang, sebanyak 36 responden ( 36.7%
) yang memiliki tingkat pengetahuan
cukup dan sebanyak 59 responden (60,2)
yang memiliki tingkat pengetahuan baik
tentang skistosomiasis di Kecamatan
Lindu Kabupaten Sigi, dan terdapat 6
responden (6,1%) yang memiliki sikap
cukup dan 92 responden (93.9%)
memiliki sikap yang baik tentang
skistosomiasis di Kecamatan Lindu
56 Anggun W.,I Nyoman W., Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan ...
bermakna antara tingkat pengetahuan
dengan sikap masyarakat tentang
skistosomiasis di Kecamatan Lindu
Kabupaten Sigi.
SARAN
1. Bagi Petugas Kesehatan
Bagi petugas kesehatan diharapkan
saat melakukan penyuluhan dapat
mengatur jadwal penyuluhan yang
sesuai agar tepat sasaran masyarakat
yang dituju.
2. Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah setempat maupun
daerah diharapkan lebih
memperhatikan masyarakat yang
berada di Kecamatan Lindu seperti
pelaksanaan program pertanian dan
perkebunan karena sebagian besar
pekerjaan masyarakat di Kecamatan
lindu adalah Petani.
3. Bagi masyarakat
Bagi masarakat agar lebih
memperhatikan dan memelihara
kesehatan diri dan keluarga, dan juga
menggunakan alat pelindung saat
bertani.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
hasil penelitian ini dapat
dikembangkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ningsi et al. Pengetahuan dan
Perilaku Kesehatan Masyarakat
Lindu Terkait Skistosomiasis Di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah”, Balai Litbangkes P2B2 Donggala,
2011 (diakses 06 November 2014).
Available
from:http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/f
iles/8e10d3b109f622b3404e5292f81
e143b.pdf
2. Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi.
Laporan Hasil Pemeriksaan Tinja
Penduduk Kecamatan Lindu
Kabupaten Sigi, Palu. 2014
3. Balai Litbangkes P2B2 Donggala,
Data Prevalensi Pada manusia di
Sulawesi Tengah, Palu. 2014
4. Rosmini et al. Penularan
Schistosomiasis Di Desa Dodolo
Dan Mekarsari Dataran Tinggi Napu
Sulawesi Tengah. Media Litbang
57 Anggun W.,I Nyoman W., Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan ...
5. Notoatmodjo.Kesehatan masyarakat.
Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007.
6. Meliono. Filsafat Ilmu Pengetahuan
(Pengetahuan Dalam Kesehatan),
Jakarta. 2007 (diakses tanggal 21
Januari 2013). Available from: