• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Koperasi Dengan Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Koperasi (Studi kasus: KSU Cahaya Baru, Kec. Medan Amplas, Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Koperasi Dengan Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Koperasi (Studi kasus: KSU Cahaya Baru, Kec. Medan Amplas, Kota Medan)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka Pengertian Koperasi

Menurut Sri Edi Swasono dalam Sudarsono dan Edilius (2005) secara

harfiah kata “Koperasi” berasal dari kata Cooperation (Latin), atau Cooperation

(Inggris), atau Co-operatie (Belanda), atau dalam bahasa Indonesia diartikan

sebagai bekerja bersama.

Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, pasal 1 mengatakan bahwa

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan

hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas

kekeluargaan” (UU RI No.25 Tahun 1992).

Menurut pernyataan ICA (International Cooperative Alliance) tentang jati

diri Koperasi, mengemukakan Koperasi adalah adalah perkumpulan otonom dari

orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

dan aspirasi-aspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama melalui perusahaan

yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara demokratis.

Menurut Ropke dalam Hendar dan Kusnadi (2005) menjelaskan, Koperasi

adalah suatu organisasi bisnis yang para pemilik/anggotanya adalah pelanggan

utama perusahaan tersebut. Kriteria identitas suatu Koperasi akan merupakan

dalil/prinsip identitas yang membedakan unit koperasi dari unit usaha lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa Koperasi

(2)

semata-mata bisnis mencari keuntungan tetapi memberikan pelayanan,

memberikan kepuasan kepada anggotanya, Koperasi adalah organisasi yang

aktivitasnya : “dari, oleh dan untuk anggotanya”.

Dari segi organisasi, Koperasi mempunyai ciri-ciri khas yaitu merupakan :

1. Kumpulan orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Bertujuan untuk memperkuat kedudukan ekonomi dari anggotanya.

3. Ada kewajiban anggota anggota untuk permodalan.

4. Resiko dan keuntungan yang timbul akibat usaha Koperasi dipikul dan

dinikmati bersama secara proporsional.

5. Usaha utama koperasi adalah pada bidang ekonomi walaupun Koperasi

dapat mengerjakan yang menyangkut bidang sosial.

6. Kepemimpinan dan juga manajemen koperasi tercermin dalam

pengelolaan secara demokratis dan ketatalaksanaannya secara terbuka.

Prinsip-Prinsip Koperasi

Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum

maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah

pedoman untuk berpikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari

sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari

pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu

(Wikipedia, 2012).

Prinsip-prinsip koperasi (sering juga disebut sebagai asas-asas atau

sendi-sendi dasar koperasi), adalah garis-garis penuntun atau pemandu yang digunakan

(3)

Prinsip ke 1 : Keanggotaan yang Sukarela dan Terbuka

Koperasi adalah organisasi yang bersifat sukarela, terbuka bagi semua

orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya dan bersedia menerima tanggung

jawab keanggotaan, tanpa membedakan jenis kelamin (gender), latar belakang

sosial, ras, politik atau agama.

Prinsip ke 2 : Pengawasan Demokratis Oleh Anggota

Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh para anggotanya,

yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan. Pria dan wanita

yang dipilih sebagai wakil anggota bertanggung jawab kepada rapat anggota.

Dalam Koperasi primer, para anggota memiliki hak suara sama (satu

anggota satu suara) dan Koperasi pada tingkat-tingkat lainnya juga dikelola secara

demokratis.

Prinsip ke 3 : Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Ekonomi

Para anggota memberikan kontribusi permodalan Koperasi secara adil dan

melakukan pengawasan secara demokratis (terhadap modal tersebut).

Setidak-tidaknya bagian dari modal itu adalah milik bersama Koperasi. Apabila ada, para

anggota biasanya menerima kompensasi yang terbatas atas modal yang

disyaratkan untuk menjadi anggota.

Para anggota mengalokasikan sisa hasil usaha untuk beberapa atau semua

dari tujuan berikut ini:

- Mengembangkan Koperasi mereka, mungkin dengan membentuk dana

cadangan, sebagian dari padanya tidak dapat dibagikan.

- Membagikan kepada anggota seimbang dengan transaksi mereka dengan

(4)

- Mendukung kegiatan lainnya yang disahkan oleh rapat anggota.

Prinsip ke 4 : Otonomi Dan Kemandirian (Independence)

Koperasi adalah organisasi otonom, menolong diri sendiri serta diawasi

oleh para anggotanya. Apabila Koperasi mengadakan perjanjian dengan organisasi

lain, termasuk pemerintah, atau memupuk modal dari sumber luar, Koperasi

melakukannya berdasarkan persyaratan yang menjamin pengawasan demokratis

oleh para anggotanya dan yang mempertahankan otonomi mereka.

Prinsip ke 5 : Pendidikan, Pelatihan dan Informasi

Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para anggota,

wakil-wakil anggota yang dipilih oleh rapat anggota serta para manager dan karyawan,

agar mereka dapat melakukan tugasnya lebih efektif bagi perkembangan

koperasinya. Mereka memberikan informasi kepada masyarakat umum,

khususnya pemuda dan para pembentuk opini di masyarakat tentang hakekat

perkoperasian dan manfaat berkoperasi.

Prinsip ke 6 : Kerjasama Antar Koperasi

Koperasi melayani para anggotanya secara efektif dan memperkuat

gerakan Koperasi dengan bekerjasama melalui organisasi Koperasi tingkat lokal,

nasional, regional dan internasional.

Prinsip ke 7 : Kepedulian Terhadap Masyarakat

Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan masayarakat

sekitarnya secara berkelanjutan, melalui kebijakan-kebijakan yang diputuskan

(5)

Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi

Dalam Pasal 3 UU No.25 tahun 1992 dikatakan bahwa “Koperasi

bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945”.

Selanjutnya dijelaskan dalam Pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992 tentang

fungsi dan peran Koperasi, yaitu:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi sosialnya.

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya menaikkan kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya.

4. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang

merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan

demokrasi ekonomi (UU RI No.25 Tahun 1992).

Keempat fungsi dan peran di atas merupakan turunan dari tujuannya,

sehingga berdasarkan gambaran tersebut Koperasi Indonesia mempunyai tugas

yang sangat berat. Dihubungkan dengan pendapat para ekonomi Koperasi, tidak

(6)

Koperasi Serba Usaha (KSU)

Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang mempunyai bidang usaha

rangkap/beraneka ragam, sesuai dengan kebutuhan para anggota koperasi tersebut

(Fuad,dkk., 2000).

Pengurus KSU dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota

Tahunan (RAT) yang merupakan kekuasaan tertinggi KSU, dimana Pengurus

adalah pemegang kuasa Rapat Anggota. Pengurus bertugas: (1) Mengelola KSU

dan usahanya, (2) Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana

anggaran pendapatan dan anggaran belanja koperasi, (3) Menyelenggarakan RAT,

(4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas,

(5) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib, (6)

Memelihara daftar buku Anggota dan Pengurus serta (7) Pengurus bertanggung

jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan Koperasi dan usahanya kepada RAT

atau Rapat Anggota Luar Biasa. Pengurus Koperasi adalah mereka yang dipilih

oleh anggota melalui RAT untuk menjabat sebagai Pengurus yang terdiri dari

Ketua,Sekretaris dan Anggota. Manajer dan karyawan adalah mereka yang

bekerja pada Koperasi dan diangkat serta diberhentikan oleh Pengurus Koperasi

(UU RI No.25 Tahun 1992).

Menurut Jochen Ropke dalam Hendar dan Kusnadi (2005), dalam literatur

ekonomi Koperasi, tugas dan tujuan Koperasi Serba Usaha adalah

mempromosikan para anggotanya (members promotion). Bila benefit atau manfaat

yang dihasilkan koperasi bagi seorang anggota adalah lebih besar daripada

(7)

maka individu itu barangkali akan tetap tinggal dalam Koperasi itu dan Koperasi

bahkan dapat menarik anggota baru.

Bentuk-bentuk promosi ekonomi anggota atau manfaat ekonomi bagi

anggota Koperasi Serba Usaha menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan) No.27 Tahun 2007, promosi ekonomi anggota dapat dikelompokkan

menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Manfaat Ekonomi Langsung (MEL), yaitu manfaat ekonomi yang diterima

anggota pada saat melakukan transaksi.

2. Penerimaan pengambilan Sisa Partisipasi Anggota (SPA).

3. Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu anggota menerima

pembagian laba Koperasi dari hasil bisnis dengan non anggota.

Bentuk-bentuk promosi atau Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) bagi

anggota bergantung kepada kegiatan pelayanan dan usaha Koperasi, yaitu:

1. Koperasi yang melakukan kegiatan proses produksi untuk menghasilkan

produk tertentu yang mempekerjakan anggota (produksi bersama) pada

jenis Koperasi produksi, yaitu:

 Memperoleh Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) berupa

efektivitas penerimaan upah bagi anggota dari hasil bekerja pada

Koperasi.

 Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu penerimaan

bagian dari laba Koperasi hasil bisnis dengan non anggota, jika

Koperasi melakukan hubungan bisnis dengan non anggota.

 Pengembalian Sisa Partisipasi Anggota (SPA) hasil efisiensi biaya

(8)

2. Koperasi yang melakukan kegiatan penerimaan simpanan dan penyaluran

pinjaman (pengelolaan barang/dana bersama) pada Koperasi simpan

pinjam, yaitu:

 Memperoleh Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) berupa

efektivitas simpanan dan efisiensi penerimaan pinjaman.

 Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu penerimaan

bagian dari laba Koperasi hasil bisnis dengan non anggota, jika

Koperasi melakukan hubungan bisnis dengan non anggota.

 Pengembalian Sisa Partisipasi Anggota (SPA) hasil efisiensi biaya

Koperasi.

3. Koperasi yang melakukan kegiatan pelayanan pengadaan barang dan jasa

bagi kebutuhan anggota (pembelian bersama atau produksi bersama) pada

jenis Koperasi konsumen atau Koperasi produsen yang bergerak dalam

input produksi, yaitu:

 Memperoleh Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) berupa efisiensi

pengembalian bagi anggota dari hasil pelayanan Koperasi.

 Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu penerimaan bagian

dari laba Koperasi hasil bisnis dengan non anggota, jika Koperasi

melakukan hubungan bisnis dengan non anggota.

 Pengembalian Sisa Partisipasi Anggota (SPA) hasil efisiensi biaya

Koperasi.

4. Koperasi yang melakukan kegiatan pemasaran barang dan jasa yang

dihasilkan anggota (penjualan bersama atau joint marketing) pada jenis

(9)

 Memperoleh Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) berupa efektivitas

penjualan bagi anggota dari hasil pelayanan Koperasi.

 Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu penerimaan bagian

dari laba Koperasi hasil bisnis dengan non anggota, jika Koperasi

melakukan hubungan bisnis dengan non anggota.

 Pengembalian Sisa Partisipasi Anggota (SPA) hasil efisiensi biaya

Koperasi.

Partisipasi Anggota

Secara harfiah partisipasi diambil dari bahasa asing “participation” yang

artinya mengikutsertakan pihak lain dalam mencapai tujuan. Kemudian partisipasi

anggota berarti mengikutsertakan Anggota Koperasi dalam kegiatan operasional

dan pencapaian tujuan bersama (Hendar dan Kusnadi, 2005).

Menurut Hendar dan Kusnadi (2005), bila dipandang dari segi dimensinya,

partisipasi dibagi menjadi empat yaitu:

1. Partisipasi dapat dipaksakan (forced) dan dapat pula sukarela (voluntary).

Partisipasi sukarela terdapat apabila manajemen memulai gagasan tertentu

dan bawahan menyetujui untuk berpartisipasi.

2. Partisipasi formal, biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam

pengambilan keputusan (misalnya serikat kerja, dewan pengurus) dan

partiasipasi non formal, biasanya hanya terdapat persetujuan lisan antara

atasan dan bawahan mengenai bidang partisipasi.

3. Partisipasi bisa bersifat langsung, terjadi apabila setiap orang dapat

mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan, mengajukan

(10)

Partisipasi berifat tidak langsung akan ada wakil yang membawa aspirasi

orang lain, misalnya karyawan atau anggota.

4. Partisipasi kontributif dan kontributif insentif. Kedua jenis partisipasi ini

timbul akibat peran ganda anggota sebagai pemilik dan sekaligus

pelanggan. Dalam kedudukannya sebagi pemilik, maka:

 Para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan

dan pertumbuhan perusahaan Koperasi dalam bentuk kontribusi

keuangan (penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan

sukarela).

 Mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan

dan proses pengawasan terhadap jalannya Koperasi.

Kemudian kedudukannya sebagai pelanggan/pengguna, maka para anggota

memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh Koperasi dalam

menunjang kepentingannya.

Karakteristik Anggota Koperasi

Pengertian sosial pada hakikatnya merupakan interaksi dalam pergaulan

hidup manusia dalam bermasyarakat. Dalam proses ini terkandung di dalamnya

nilai-nilai kebersamaan, solidaritas dan kesamaan nasib sebagai unsur pemersatu

kelompok. Seorang anggota koperasi pastinya memiliki karakteristik

masing-masing yang berbeda seperti umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan, dan

jumlah tanggungan.

1. Umur

Umur berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam menerima yang

(11)

aktivitas. Umur memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas kerja seseorang

(Soekartawi, 1999).

2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan daya kreatifitas

manusia dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan

kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia

(Kartasapoetra, 1994).

Menurut Ahmadi (2003) menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan

sangat ditentukan oleh berbagai faktor seperti: kualitas sumber daya manusia,

tersedianya sumber daya alam yang memadai, adanya birokrasi pemerintahan

yang kuat dan efisien dan sebagainya. Namun demikian, tidak dapat disangkal

bahwa kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan

dalam proses pembangunan. Hal ini karena manusia bukan semata-mata menjadi

obyek pembangunan, tetapi sekaligus juga merupakan subyek pembangunan.

Tingkat pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan gaya kreativitas

manusia dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan

kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya alam yang

tersedia. Akibatnya usaha-usaha yang dilakukan hanya mampu menghasilkan

pendapatan yang rendah (Soekartawi,1999).

3. Masa Keanggotaan

Pengalaman kerja biasanya dihubungkan dengan lamanya seseorang

bekerja dalam bidang tertentu. Hal ini disebabkan karena semakin lama orang

tersebut bekerja, berarti pengalaman kerjanya pun tinggi sehingga secara langsung

(12)

4. Jumlah Tanggungan

Menurut Hasyim (2006) banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan

mendorong seseorang untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari

dan menambah pendapatan keluarganya.

Semakin banyak anggota keluarga, akan semakin besar pula beban hidup

yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan

mempengaruhi keputusan untuk berusaha mengoptimalkan pendapatannya dengan

menentukan pilihan-pilihan (Soekartawi, 1999).

Landasan Teori

Prinsip terkait erat dengan konsep pegangan dalam menentukan arah yang

ingin dicapai oleh Koperasi. Prinsip-prinsip Koperasi mencerminkan

perkembangan Koperasi yang sebenarnya demi keperluan dan keinginan

anggotanya. Pembentukan nilai dalam diri anggota koperasi hanya dapat

dilakukan jika ada kesadaran di kalangan pihak administrasi dan manajemen

koperasi pada kebutuhan semua pihak menjalankan tugas masing-masing dalam

kepemimpinan, administrasi dan manajemen koperasi.

Anggota Koperasi perlu dibimbing untuk memahami makna dari setiap

prinsip Koperasi yang mempunyai objektif tersendiri dan tidak boleh dimanipulasi

untuk mencapai kemajuan Koperasi. Tanpa bimbingan yang sempurna, anggota

Koperasi akan membuat penafsiran sendiri dan ia mungkin salah dari segi konsep

dan budaya berkoperasi atau salah paham apabila pihak pengurus Koperasi

(13)

Jika anggota koperasi tidak dapat menghayati prinsip-prinsip Koperasi

akan sulit anggota koperasi memahami tentang faedah dan pentingnya berkoperasi

serta akan melepaskan dan meletakkan tanggungjawabnya kepada pihak pengurus

Koperasi untuk menggerakkan dan memajukan Koperasi. Oleh karena itu,

pengurus Koperasi harus mengetahui pasti apa itu prinsip-prinsip Koperasi,

karena tanpa ada pelaksanaan prinsip-prinsip, tidak akan bagus Koperasi tersebut

(Ismail, 2005).

Kerangka Pemikiran

Kemiskinan menjadi suatu permasalahan yang mutlak harus dituntaskan

dalam suatu negara. Secara garis besar hal tersebut menjadi tugas dari pemerintah

saja, namun itu tidaklah cukup sampai di situ. Perlu adanya partisipasi dari

masyarakat dan juga pihak swasta. Sebagai salah satu bentuk nyata partisipasi

masyarakat dalam pengentasan kemiskinan dengan membentuk suatu koperasi.

Dalam pelaksanaannya, Koperasi memiliki prinsip-prinsip yang

diharapkan dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam pengentasan

kemiskinan. Prinsip-prinsip tersebut yaitu: keanggotaan yang sukarela dan

terbuka, pengawasan demokratis oleh anggota, partisipasi kegiatan ekonomi,

otonomi dan kemandirian, pendidikan, pelatihan dan informasi, kerjasama antar

koperasi dan kepedulian terhadap masyarakat.

Dengan didirikannya koperasi diharapkan anggota koperasi memperoleh

peningkatan kemakmuran dan juga peningkatan pengalaman kerja yang nantinya

(14)

Pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi, besar peningkatan kemakmuran dan

juga pengalaman kerja anggota sangat ditentukan oleh partisipasi anggota.

Kualitas partisipasi anggota tergantung pada karakteristik anggota yang meliputi

umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan. Kerangka

pemikiran disajikan pada Gambar 1.

LINGKUNGAN

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Koperasi dengan Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Koperasi

1. Keanggotaan sukarela dan terbuka 2. Pengawasan demokratis oleh

anggota

3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi

(15)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka yang menjadi hipotesis penelitian

ini adalah:

1. Pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi di daerah penelitian adalah tinggi.

2. Terdapat hubungan karakteristik sosial ekonomi anggota Koperasi (umur,

tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan) dengan

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Koperasi dengan Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Koperasi

Referensi

Dokumen terkait

Selama pelaksanaan KP, Mahasiswa dibimbing oleh Pembimbing Lapangan dari perusahaan/ industri/ institusi/laboratorium yang telah ditunjuk, dan pembimbing dari

Penyusunan Renja SKPD ini sebagai implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 dan peraturan pelaksanaannya yaitu Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan,

dan 2012 berdasarkan tingkat konsentrasi klorofil-a pada bulan Maret 2010. Tingginya kelimpahan jenis fitoplankton dari jenis Chaetoceros sp., Coscinodiscus sp.,

Perlu adanya penerapan penelitian ini untuk jenis mikroalga air tawar yang lainnya dan perlu dilakukan optimasi pemberian limbah cair tahu untuk mengetahui

Setelah didapat hasil pada pembahasan IV.6 bahwa partikel dapat terdeposisi pada pore apabila memiliki muatan lebih besar dari 3.8x10 C, dimana deposisi partikel

Dalam mencapai tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan penerapan kolaborasi desain dalam pengambilan keputusan dokumen

Metode Kerja Praktek yang diterapkan untuk dapat mengetahui informasi mengenai sistem pengeluaran pada Kantor Walikota Bekasi adalah dengan melakukan metode objek penelitian

[r]