• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Media Video dan Permainan Ular Tangga dalam Peningkatan Perilaku Anak Mengenai Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di TK Dian Ekawati Medan tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Media Video dan Permainan Ular Tangga dalam Peningkatan Perilaku Anak Mengenai Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di TK Dian Ekawati Medan tahun 2017"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Hidup bersih dan sehat sendiri merupakan suatu hal yang seharusnya memang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat sebagai salah satu cara menjaga kesehatannya. Mengingat kesehatan merupakan hal penting bagi setiap manusia mulai dari konsentrasi dalam bekerja dan beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

(2)

buah dan sayur setiap hari, tidak merokok dalam rumah, penggunaan air bersih, dan memberantas jentik nyamuk (RISKESDAS, 2013).

Secara nasional persentase rumah tangga yang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat sebesar 56,58%, dengan proporsi rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat baik lebih tinggi di perkotaan yaitu 41,5% dibandingkan di pedesaan 22,8%. Di Sumatera Utara pencapaian rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat adalah 60,04% (Kementerian Kesehatan RI, 2015) dan estimasi jumlah penduduk di Sumatera Utara pada 2014 adalah sekitar 13.527.937 jiwa (Pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan, 2014). Menurut RISKESDAS 2013 Kota Medan berada diurutan ke dua puluh dengan proporsi 20% dan berada dibawah proporsi nasional yaitu 32,3%.

Masyarakat sering menganggap pelaksanaan perilaku bersih dan sehat merupakan hal yang tidak begitu penting sehingga sering dalam pelaksanaannya tidak dilakukan secara benar. Peran orang tua sangat penting dalam mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada anaknya, bukan sampai tahap itu saja tapi juga sebagai pembimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak. Namun pengetahuan dan pemahaman yang kurang di masyarakat menyebabkan kurangnya juga pengetahuan dan pemahaman anak tentang perilaku hidup bersih dan sehat (Setiawan,2014).

(3)

ini hanya sebesar 32,9% dan termasuk kedalam lima provinsi dengan proporsi terendah. Data CTPS di Kota Medan menurut LSM HeartIndo (2011) berdasarkan kegiatan LSM tersebut di 10 kecamatan di Medan ada sekitar 28.721 orang yang sudah mendapat sosialisasi CTPS.

Kementerian Kesehatan (2015) menyatakan kegiatan cuci tangan pakai sabun ini dilaksanakan untuk tujuan menurunkan tingkat kematian pada anak terutama yang terkait dengan kurangnya akses sanitasi dan pendidikan kesehatan. Menurut peneliti World Health Organization (WHO) mencuci tangan pakai sabun dan air bersih menurunkan resiko diare hingga 50%. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) bila dipraktikkan secara tepat dan benar juga merupakan cara termudah dan efektif untuk mencegah berjangkitnya penyakit seperti ISPA , kolera, cacingan, flu, hepatitis A, dsb (Setiawan, 2014).

Perilaku cuci tangan dengan sabun sangat dekat kaitannya dengan pencegahan kejadian diare dan ISPA. Pada tahun 2013, jumlah perkiraan kasus diare sebanyak 285.183 kasus yang ditemukan dan ditangani sebanyak 223,895 kasus (78,5%) dengan period prevalence diare dari semua umur yaitu 7,0% dengan insiden 3,5%, di Sumatera Utara period prevalence diare terjadi sebanyak 6.7% dengan insiden 3,3% (Riskesdas 2013). Khusus di Kota Medan angka perkiraan kejadian diare terjadi sebanyak 45.437 dengan jumlah penduduk 2.123.210 jiwa (Dinas Kesehatan Kota Medan 2015 dalam Nasution,2016).

(4)

Menurut dinas kesehatan kota Medan pada September 2015 diperkirakan mencapai 23.393 jiwa.

Anak merupakan kelompok yang paling rentan terserang penyakit. Permasalahan perilaku kesehatan pada anak terutama usia dini ( usia setelah kelahiran sampai dengan usia sekitar 6 tahun) biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan. Penyakit yang sering muncul akibat rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat antara lain cacingan, diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk, dan lain sebagainya. Hal ini akan mempengaruhi tumbuh kembang anak dan kualitas kesehatannya.

Perilaku cuci tangan pakai sabun ini umumnya telah diajarkan dan diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini, tidak hanya di lingkungan rumah tapi juga di lingkungan sekolah. Beberapa sekolah bahkan sudah menjadikan pembelajaran tentang cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebagai kegiatan rutin di sekolah terutama di Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Dasar hal ini mengingat usia anak pada tahap ini berkisar 3-6 tahun yang termasuk usia rentan untuk terinfeksi penyakit.

(5)

Penggunaan media pembelajaran dapat memperjelas pesan yang ingin disampaikan kepada anak, dapat membantu anak untuk meningkatkan motivasinya dalam belajar, serta membuat pembelajaran lebih bervariasi dan diharapkan pembelajaran yang dilakukan anak lebih bermakna ( Ermayani, 2009 dalam Windaviv, 2013). Selain itu menurut Musfiqon (2012) dalam Utari (2015) media pembelajaran merupakan alat bantu yang berfungsi untuk menjelaskan sebagian dari keseluruhan program pembelajaran yang sulit dijelaskan secara verbal.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan perkembangan media dalam pembelajaran juga semakin berkembang salah satu contoh media lain yang sering digunakan dalam pembelajaran untuk anak adalah penggunaan video. Video dianggap mampu dalam melukiskan gambar hidup dan suara yang memberikan daya tarik tersendiri (windaviv, 2013). Media pembelajaran video merupakan media pendidikan yang mengandung unsur audio dan unsur visual, sehingga memberikan informasi yang jelas terhadap pesan yang disampaikan (Sardiman dalam Siburian, 2016).

Beberapa penelitian yang memperlihatkan pengaruh video terhadap anak Siburian, 2016 juga meneliti tentang efektivitas media leaflet dan media video terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap deteksi dini kanker payudara dan bersadarkan penelitian tersebut menyatakan bahwa video terbukti lebih efektif.

(6)

kelompok B TK Perwadina Rejoso Nganjuk dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa penggunaan media audio visual berpengaruh secara signifikan untuk meningkatkan minat belajar anak di kelompok B TK Perwanida Rejoso Nganjuk.

Menurut Departemen Kesehatan RI (2008), untuk mempromosikan kesehatan di sekolah sebaiknya menggunakan pendekatan yang sesuai dengan dunianya anak sekolah. Salah satu metode promosi kesehatan yang dapat digunakan untuk anak TK dan SD adalah dengan menggunakan permainan ular tangga, dimana pesan-pesan kesehatan dapat dituangkan kedalam permainan tersebut sehingga anak lebih tertarik. Selain itu permainan ular tangga mudah

dimodifikasi sesuai kebutuhan pembelajaran. permainan juga merupakan media yang baik untuk mengajari anak sesuatu hal. Salah satu permainan yang biasa digunakan sebagai media dalam proses belajar anak adalah ular tangga.

Permainan ular tangga merupakan alat bermain yang bersifat edukatif sehingga membuat anak-anak senang bermain sekaligus dapat mengembangkan kemampuan mengasah logika dan meningkatkan keterampilan juga melatih anak untuk berkonsentrasi, teliti dan sabar menunggu giliran (Anonim dalam Yandri, 2015).

(7)

dalam peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan dapat dikatakan metode ini efektif untuk dijadikan metode pendidikan kesehatan gigi dan mulut untuk pelajar usia 7-8 tahun.

Indrawati (2016) melakukan pengujian terhadap pengaruh penyuluhan dengan media monolog dan ular tangga terhadap pengetahuan dan sikap siswa SD mengenai rokok dan hasil yang diperoleh adalah metode ular tangga dan monolog berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap siswa dan metode ular tangga lebih efektif.

Selain itu penelitian mengenai ular tangga sebagai media pembelajaran juga pernah diteliti oleh Hanum (2015) dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa media ular tangga efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa sekolah dasar di Desa Tanoh Mirah, Di Kota Medan penggunaan ular tangga sebagai media pembelajaran telah digunakan juga di beberapa TK/PAUD salah satunya TK Pelangi yang pernah menggunakan metode ini dalam pengajaran berhitung kepada anak didiknya.

(8)

tersedia seperti kran air, handsoap, dan lap tangan namun jarang digunakan dan tidak terawat. Menurut Kepala Sekolah TK Dian Ekawati belum pernah dicoba mengajarkan anak mengenai CTPS dengan metode yang lain. Penggunaan media sebagai pendukung pembelajaran juga tidak pernah dilakukan oleh pihak sekolah.

Dengan demikian, berdasarkan uraian yang telah dijabarkan diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan desain yang dirancang, yaitu mengunakan media video dan permainan ular tangga. Video dan permainan ular tangga ini akan di padukan dengan pembelajaran mengenai perilaku cuci tangan dengan sabun dan diberikan kepada anak usia dini yang berada di Taman Kanak-kanak khususnya TK Dian Ekawati melihat latar belakang pengajaran CTPS yang pernah dilakukan di sekolah ini sebelumnya.

1.2 Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan penelitian ini adalah bagaimana pengaruh media video dan ular tangga dalam peningkatan perilaku anak mengenai cuci tangan pakai sabun (CTPS) di TK Dian Ekawati, Medan.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

(9)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui perbedaan perilaku anak sebelum dan sesudah diberikan media video mengenai cuci tangan pakai sabun (CTPS) di TK Dian Ekawati, Medan.

2. Mengetahui perbedaan perilaku anak sebelum dan sesudah diberikan media permainan ular tangga mengenai cuci tangan pakai sabun (CTPS) di TK Dian Ekawati, Medan.

3. Mengetahui perbedaan perilaku antara kelompok media video dengan kelompok metode media ular tangga.

1.4 Hipotesis

1. Ho: tidak ada perbedaan perilaku anak berdasarkan hasil pretest dan posttest kelompok media video dan permainan ular tangga mengenai perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS).

H1: ada perbedaan perilaku anak berdasarkan hasil pretest dan posttest kelompok media video dan permainan ular tangga mengenai perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS).

2. Ho : tidak ada perbedaan perilaku antara kelompok media video dengan kelompok media ular tangga.

(10)

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Departemen Kesehatan seperti Dinas Kesehatan, video dan permainan ular tangga mengenai perilaku cuci tangan pakai sabun dapat dijadikan sebagai program alternatif intervensi untuk anak usia dini di PAUD maupun di TK dalam meningkatan pengetahuan mengenai PHBS terkhusus tentang CTPS untuk anak usia dini.

2. Bagi Dinas Pendidikan video dan permainan ular tangga mengenai perilaku cuci tangan pakai sabun dapat dijadikan alat bantu belajar mengajar bagi sekolah-sekolah yang memiliki program kesehatan.

3. Bagi sekolah, video dan permainan ular tangga mengenai perilaku cuci tangan pakai sabun dapat dimasukkan dalam kegiatan belajar mengajar sebagai alat bantu, terutama bagi sekolah untuk anak usia dini yang konsepnya bermain sambil belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan tentang pengaruh pendidikan kesehatan cuci tangan pakai sabun dengan metode storytelling menggunakan finger puppet (boneka

Program pengabdian masyarakat dalam bentuk edukasi kesehatan tentang health edukasi perilaku cuci tangan pakai sabun (CPTS) di SD Negeri 2 Mangunjaya ini sangat

Kemudian pada kotak ke 29 ditemui gambar anak yang sedang mencuci tangannya yang dihubungkan dengan tangga terhadap guru yang senang melihat perilaku anak

Hasil penelitian ini sebelum dilakukan perlakuan cerita bergambar pada perilaku cuci tangan pakai sabun didapatkan hasil pada kelompok eksperiment dan kontrol siswa

PROMOSI K I KESEHA ESEHAT TAN AN TERHA TERHADAP DAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTEK PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTEK. CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SDN CUCI TANGAN PAKAI SABUN

Dan pada tabel diatas menunjukkan sikap responden terhadap cuci tangan pakai sabun (CTPS) dalam kategori sangat setuju pada pretest dengan skor sebanyak 154 poin

Hasil penelitian ini sebelum dilakukan perlakuan cerita bergambar pada perilaku cuci tangan pakai sabun didapatkan hasil pada kelompok eksperiment dan kontrol siswa

Rata – Rata Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa SDN 02 Lambu Kibang Tahun 2023 Berdasarkan hasil penelitian diketahui hasil pengukuran rata-