BAB 3
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN
HIPOTESIS
3.1 Kerangka Teori
Paritas Mioma Uteri
3.2 Kerangka Konsep
Gambar 3.2 Kerangka Konsep
3.3 Hipotesis
Hipotesis penelitian (H1) : Terdapat hubungan antara paritas dengan mioma
uteri.
Hipotesis nol (H0) : Tidak terdapat hubungan antara paritas dengan
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan desain
potong lintang (cross-sectional) untuk mencari hubungan paritas dengan kejadian
mioma uteri di RSUP H. Adam Malik Medan.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di Depatemen Kebidanan dan Penyakit Kandungan
dan Bagian Rekam Medik RSUP H. Adam Malik Medan.
4.2.2 Waktu penelitian
Penelitian dilakukan untuk periode 1 Januari 2015 - 31 Desember 2015
selama 9 bulan dari Maret 2016 - November 2016.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat inap dan rawat
jalan yang didiagnosis mioma uteri melalui hasil USG di Departemen Kebidanan
dan Penyakit Kandungan di RSUP H. Adam Malik periode 1 Januari 2015 sampai
4.3.2 Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode consecutive
sampling. Perhitungan besar sampel menggunakan rumus analitik kategorik tidak
Pemilihan sampel berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi
1) Pasien dengan diagnosis menderita mioma uteri
2) Pasien mioma uteri memiliki data yang lengkap dan jelas terbaca pada
rekam medis.
b. Kriteria eksklusi
1) Pasien yang sedang hamil
2) Pasien dengan diagnosis multipel atau penyakit penyerta lain selain mioma
uteri seperti sindroma ovarium polikistik dan penyakit radang panggul
3) Pasien dengan riwayat mengkonsumsi obat atau menggunakan alat
kontrasepsi hormonal.
4.4 Teknik Pengumpulan Data 4.4.1 Metode pengumpulan data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
dikumpulkan dari data pasien yang menderita mioma uteri dari catatan rekam
medis Departemen Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUP H. Adam Malik
periode 1 Januari 2015 sampai 31 Desember 2015 dengan mencatat data yang
diperlukan sesuai dengan kriteria.
4.4.2 Teknik pengumpulan data
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
consecutive sampling.
4.5 Pengolahan dan Analisa Data 4.5.1 Analisis univariat
Analisis univariat adalah analisis data yang dilakukan secara deskriptif untuk memperoleh gambaran nilai minimal, maksimal, rata-rata, simpangan baku
4.5.2 Analisis bivariat
Analisis bivariat adalah analisis data yang dilakukan untuk melihat
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Teknik analisis yang
digunakan adalah uji statistik Chi Square dengan tingkat kepercayaan 90% (α ≤
0,1). Jika p ≤ 0,1 maka terdapat hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat.
4.6 Definisi Operasional
1. Mioma uteri adalah suatu keadaan terdapat tumor jinak otot polos pada uterus.
Skala ukur : Nominal
Cara ukur : Hasil USG
Alat ukur : Rekam medis
Dikategorikan menjadi : 1. Mioma uteri
2. Non mioma uteri
2. Umur adalah lama waktu hidup seseorang yang dihitung dari tanggal lahirnya.
Skala ukur : Ordinal
Cara ukur : Tanggal lahir
Alat ukur : Rekam medis
Dikategorikan menjadi : 1. Resiko tinggi (wanita usia subur)
2. Resiko rendah (wanita usia tidak subur)
3. Paritas adalah jumlah persalinan seorang wanita yang melahirkan seorang
ataupun banyak bayi yang hidup maupun meninggal.
Skala ukur : Ordinal
Cara ukur : Jumlah persalinan
Alat ukur : Rekam medis
Dikategorikan menjadi : 1. Nulipara
2. Primipara
4.7 Jadwal Penelitian
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian
Minggu
I
Minggu
II
Minggu
III
Minggu
IV
Minggu
V
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Keterangan:
= Survei awal penelitian
= Pengerjaan proposal penelitian
= Revisi proposal penelitian
= Seminar proposal penelitian
= Pengumpulan data
= Analisis dan pengolahan data, pengerjaan hasil penelitian
= Revisi hasil penelitian
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlangsung di RSUP H. Adam Malik yang terletak di Jalan
Bunga Lau No.17 Km.12 Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan,
Provinsi Sumatera Utara dan merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK
Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 dan SK Menkes
No.502/Menkes/SK/IX/1991.
5.1.2 Deskripsi Data Penelitian
Data penelitian yang digunakan yaitu data sekunder dan diambil dari
rekam medis pasien yang didiagnosis mioma uteri di RSUP H. Adam Malik
Medan. Data rekam medis yang diambil adalah umur dan paritas sebagai variabel
independen dan mioma uteri sebagai variabel dependen. Data diambil sejak
tanggal 1 Januari 2015 - 31 Desember 2015.
Jumlah keseluruhan data, pasien rawat inap dan rawat jalan yang
didiagnosis mioma uteri berjumlah 252 rekam medis. Pengambilan data rekam
medis harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga didapat sebanyak 94
sampel, 47 sampel pasien mioma uteri dan 47 sampel pasien non mioma uteri.
5.1.2.1 Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian
Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk memperoleh besar proporsi
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Variabel di RSUP H. Adam Malik Medan
Variabel Frekuensi Persentase
• Kejadian Mioma Uteri
Mioma 47 50%
Non Mioma 47 50%
• Umur
Resiko Tinggi 75 79,8%
Resiko Rendah 19 20,2%
• Paritas
Nullipara 33 35,1%
Primipara 15 16%
Multipara 46 48,9%
Total 94 100%
Kejadian mioma uteri pada pasien tersebar rata, yaitu 50% pada pasien
mioma uteri dan 50% pada pasien non mioma uteri.
Umur pasien yang dikategorikan resiko tinggi adalah usia reproduktif
yaitu 18-49 tahun. Dari umur pasien, 79,8% termasuk dalam umur resiko tinggi.
Sebagian besar dari pasien termasuk dalam kategori paritas multipara yaitu
48,9% menunjukkan bahwa sebagian besar pasien telah melahirkan sedikitnya 2
kali, dan yang paling sedikit termasuk dalam kategori primipara atau yang pernah
melahirkan 1 kali yaitu 16%.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Variabel Tipe Mioma Uteri di RSUP H. Adam Malik Medan
Klasifikasi Frekuensi Persentase
Pada tabel 5.2 tipe mioma uteri yang paling banyak ditemukan adalah tipe
intramural yaitu 25 orang (53,2%). Kemudian diikuti oleh tipe submukosa yaitu
16 orang (34%), dan yang paling sedikit yaitu mioma intramural yaitu 25 orang
(53,2%).
Tabel 5.3 Distribusi Penderita Mioma Uteri dan Non-Mioma Uteri Berdasarkan Kelompok Umur
Umur penderita berkisar antara 22-74 tahun. Tabel 5.3 menunjukkan umur
41-50 tahun adalah kelompok umur dengan jumlah paling banyak baik mioma
maupun non mioma yaitu 44 orang (46,8%) dengan jumlah yang sama yaitu 22
orang (23,4%). Pada kelompok umur 31-40 tahun dari 27 orang (28,7%),
penderita mioma lebih banyak dibandingkan non mioma yaitu 16 orang (17%).
Pada kelompok umur >50 tahun, dari 17 orang (18,1%), pasien mioma berjumlah
6 orang (6,4%) dan non mioma berjumlah 11 orang (11,7%). Kelompok umur
21-30 tahun merupakan kelompok umur dengan jumlah paling sedikit dengan jumlah
6 orang (6,4%), pasien mioma dan non mioma juga berjumlah sama yaitu 3 orang
Hasil yang didapatkan menunjukkan p value 0,953. Nilai p>0,1 sehingga
didapat kesimpulan tidak terdapat hubungan antara kelompok umur dengan
kejadian mioma uteri di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2015.
5.1.2.2Hubungan Paritas dengan Kejadian Mioma Uteri
Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square untuk melihat hubungan
antara variabel yang diteliti.
Tabel 5.4 Hubungan Paritas dengan Kejadian Mioma Uteri
Tabel 5.5 menunjukkan kelompok wanita multipara paling banyak yaitu
46 orang (48,9%) dengan jumlah penderita non mioma lebih banyak yaitu 31
orang (66%) dibandingkan penderita mioma yaitu 15 orang (31,9%). Kategori
nullipara dengan jumlah 33 orang (35,1%) lebih banyak yang menderita mioma
uteri daripada non mioma. Sedangkan kategori primipara dengan jumlah paling
sedikit yaitu 15 orang (16%) lebih banyak penderita non mioma yaitu 8 orang
(17%) daripada mioma dengan jumlah 7 orang (14,9%). Dari penderita mioma
paling banyak yang termasuk kategori nullipara, sedangkan non mioma
menunjukkan paling banyak pada kategori multipara.
Berdasarkan hasil pengujian, nilai p didapat 0,001, yaitu p<0,1 sehingga
didapat kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian
5.2 Pembahasan 5.2.1 Tipe mioma uteri
Mioma uteri yang tersebar di uterus paling banyak adalah tipe intramural
(53,2%), submukosa (34%), dan yang paling sedikit adalah tipe subserosa (6%).
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Padubiri, V. Dinyatakan
bahwa mioma uteri tipe intramural merupakan tipe mioma paling banyak
dijumpai (75%), mioma tipe submukosum memiliki jumlah kedua terbanyak
(15%), dan subserosa merupakan tipe mioma yang paling sedikit (10%) hal ini
juga sesuai dengan teori bahwa tipe mioma yang paling banyak ditemukan adalah
intramural diikuti dengan submukosum. Dan mioma subserosa merupakan tipe
mioma yang paling jarang ditemukan(23).
Namun, pada hasil penelitian Bizjak T. dinyatakan bahwa tipe mioma
yang paling sering adalah intramural (53,8%), diikuti dengan subserosa (42,1%),
dan yang paling jarang adalah tipe submukosa (4,1%)(24).
5.2.2. Kelompok umur
Pada tabel 5.2 dapat dilihat kelompok umur yang terbanyak penderita
mioma uteri yaitu kelompok usia 41-50 tahun dengan jumlah sebanyak 22 orang
(46,8%) lebih banyak dibandingkan kelompok usia 21-30 tahun dimana
didapatkan 3 orang (3,2%) penderita mioma uteri. Hal ini menunjukkan bahwa
pada kelompok wanita yang memasuki usia reproduksi lebih beresiko terkena
mioma uteri.
Hal ini dapat dikarenakan oleh insiden mioma uteri meningkat seiring
meningkatnya umur seseorang pada usia reproduksi dan akan menyusut setelah
seorang wanita memasuki usia menopause. Hal ini disebabkan karena
pertumbuhan dan perkembangan mioma sensitif terhadap hormon estrogen.
Mioma uteri jika dibandingkan dengan miometrium normal memiliki lebih
banyak reseptor estrogen, estrogen ini akan diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan mioma uteri, sehingga mioma uteri terbentuk saat usia reproduksi
Hasil yang didapat juga sesuai dengan penelitian Evans P. yang
menyatakan paling banyak pada kelompok umur 40-60 tahun (33%) dan paling
sedikit pada kelompok umur 20-30 tahun (4%)(25). Hasil penelitian oleh Faerstein
juga menyatakan hal yang sama, bahwa kejadian mioma uteri banyak terjadi pada
usia 40-49 tahun (58,8%) dan sedikit pada umur <30 tahun (4,7%)(26).
Berdasarkan hasil pengujian, nilai p adalah 0,953 dan p>0,1 sehingga
didapatkan kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara kelompok umur
dengan kejadian mioma uteri di RSUP H. Adam Malik Medan.
5.2.3 Paritas
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa penderita mioma uteri paling banyak
didapatkan pada kelompok yang belum pernah melahirkan atau nullipara yaitu
sebanyak 25 orang (53,2%) dan paling sedikit pada wanita yang pernah
melahirkan sekali atau primipara yaitu 7 orang (14,9%). Hal ini menunjukkan
bahwa wanita yang belum pernah melahirkan atau nullipara beresiko terkena
penyakit mioma uteri dibandingkan dengan yang pernah melahirkan.
Multiparitas dapat menurunkan resiko mioma uteri dapat dikaitkan dengan
masa menyusui saat wanita baru melahirkan. Karena menyusui dapat menekan
hormon ovarium termasuk estrogen yang mempengaruhi perkembangan mioma.
Selain itu hal ini dapat dikaitkan dengan proses remodelling myometrium
postpartum(1,16). Proses remodelling ini bertanggung jawab dalam penurunan
ukuran mioma uteri. Miometrium akan kembali kepada berat asal, aliran darah,
dan ukuran asal melalui proses apoptosis dan diferensiasi. Teori yang lain juga
menyatakan pembuluh darah di uterus kembali kepada keadaan atau ukuran asal
pada postpartum dan ini menyebabkan mioma uteri kekurangan suplai darah dan
kurangnya nutrisi untuk membesar(27).
Tetapi hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Pertiwi K. yang
menyatakan tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian mioma uteri.
uteri lebih banyak terjadi pada wanita yang pernah melahirkan (77,9%)
dibandingkan yang belum pernah atau nullipara (22,1%)(15).
Berdasarkan hasil pengujian, nilai p adalah 0,001. Hal tersebut
menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian mioma uteri
di RSUP H. Adam Malik Medan.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Kelompok umur yang beresiko mioma uteri di RSUP H. Adam Malik
Medan adalah umur 41-50 tahun yaitu 22 orang (46,8%). Tidak terdapat hubungan antara kelompok umur dengan kejadian mioma uteri di RSUP H. Adam Malik tahun 2015.
2. Terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian mioma uteri di RSUP
H. Adam Malik tahun 2015.
3. Tipe mioma uteri di RSUP H. Adam Malik Medan yang paling sering
ditemukan adalah intramural 53,2%, diikuti submukosa 34%, dan yang paling
jarang adalah subserosa 6%.
6.2 Saran
Berdasarkan dari kesimpulan hasil penelitian, dapat dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bidang Penelitian
Peneliti selanjutnya sebaiknya memperbanyak jumlah variabel, sehingga
hasil yang didapatkan lebih signifikan.
2. Bidang Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman dan data dasar
untuk penelitian lebih lanjut.
3. Bidang Pelayanan Masyarakat
Bagi masyarakat diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan
tentang mioma uteri. Terlebih untuk semua wanita agar menghindari resiko
penyakit mioma uteri. Bagi wanita yang beresiko mioma uteri dengan usia
reproduktif dan nullipara dapat memeriksakan diri ke dokter untuk deteksi dini