1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kebutuhan akan kayu untuk industri semakin meningkat, sementara suplai kayu dari hutan alam tidak mampu untuk mencukupi. Berdasarkan data Kementerian Kehutanan di tahun 2013 menunjukkan bahwa kebutuhan kayu nasional adalah 49 juta m3. Sedangkan kebutuhan Indonesia terhadap bahan baku kayu pada 2014 setidaknya mencapai 350 juta m3(Kementrian Kehutanan, 2014).
Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan kayu adalah melalui pemanfaatan limbah kayu dari industri penggergajian. Berdasarkan data Statistik Kehutanan Indonesia (2013) produksi total kayu gergajian Indonesia mencapai 1,218 juta m3 pertahun. Dengan asumsi bahwa jumlah limbah yang terbentuk 54,24% dari produksi total, maka di hasilkan limbah penggergajian kayu sebanyak 0,66 juta m3 pertahun. Angka tersebut sangat besar karena mencapai sekitar separuh dari produksi kayu gergajian. Limbah ini dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku dalam pembuatan papan partikel.
Papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit atau panel kayu yang terbuat dari partikel-partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya, yang diikat dengan perekat sintetis atau bahan pengikat lain dan dikempa panas (Maloney, 1993). Pada penelitian ini perekat yang digunakan adalah Urea-formaldehida (UF). Urea Urea-formaldehida merupakan perekat yang paling umum digunakan dalam proses perekatan baik dalam pembuatan kayu lapis (plywood), maupun dalam pembutan papan partikel (Sutigno, 1992).
Kelemahan papan partikelterdapat pada stabilitas dimensinya yang rendah. Menurut Haygreen dan Bowyer (1993) menyatakan bahwa papan partikel
2
mempunyai kelemahan stabilitas dimensi yang rendah. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memperbaiki stabilitas dimensi dari papan partikel. Slamet (2013) yang menyatakan bahwa komposisi campuran dan jenis partikel serbuk kayu serta matrik mempunyai pengaruh yang cukup besar menghasilkan komposit papan partikel yang lebih baik.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Iswanto et al.(2013) melaporkan bahwa perlakuan perendaman strand dalam larutan asetat anhidrat menyebabkan penurunan nilai KA, PT dan DSA dariOSB yang dihasilkan, dan perbaikan stabilitas dimensi papan yang dihasilkan dengan perlakuan asetilasi. Penelitian yang dilakukan oleh Iswanto et al. (2012) menunjukan bahwa perendaman partikel dalam larutan asam asetat 1% selama 24 jam telah berhasil memperbaiki beberapa sifat fisis dan mekanis papan partikel dari kulit buah jarak. Berdasarkan kondisi tersebut maka penelitian yang berjudul “pengaruh perendaman partikel dalam larutan asam asetat dan acetic anhydride
terhadap sifat fisis - mekanis papan partikel” ini dilaksanakan.
B.TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perlakuan asetilasi perendaman serutan kayu Durian (Durio zibethinus) dengan menggunakan larutan asam asetat dan acetic anhydride terhadap kualitas papan partikel.
C.HIPOTESIS
Perlakuan asetilasi perendaman serutan kayu Durian (Durio zibethinus) dengan menggunakan larutan asam asetat dan acetic anhydride menyebabkan perbaikan sifat fisis dan mekanis papan partikel yang di hasilkan.