• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pada TV Berlangganan Transvision di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pada TV Berlangganan Transvision di Kota Medan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari

sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002:7) memberikan definisi

pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana individu atau

kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan, pewarnaan, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang

atau kelompok lain.

Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan

serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), mengevaluasi

kebutuhan konsumen, mengembangkan barang dan jasa, pemuas keinginan,

memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan.

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang

bernilai dengan pihak lain. ( Kotler, 2009:7 ).

2.1.2. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh

perusahaan yang ditujukan untuk mengatur proses pertukaran. Untuk lebih

memahami tentang konsep pemasaran, penulis akan mengutip sebuah definisi

penting mengenai manajemen pemasaran. Menurut Tjiptono (2002:16),

(2)

penentuan harga, promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk

menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan

pelanggan dan organisasi. Menurut Kotler (2009:5) manajemen pemasaran adalah

analisis perencanaan, penerapan, dan pengendalian terhadap program yang

dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran dan

hubungan yang menguntungkan dengan pasaran sasaran dengan maksud untuk

mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Definisi diatas menjelaskan bahwa manajemen pemasaran merupakan suatu upaya

yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan pertukaran yang dikehendaki

dengan pasar, sehingga dapat membantu organisasi dalam mencapai sasaran.

2.2 Pengertian Produk

Pada dasarnya sebagian besar keuntungan yang didapat oleh perusahaan berasal

dari kepuasan konsumen dalam menikmati produknya. Konsep produksi

berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang berkualitas dengan

harga yang relatif murah. Untuk itu perusahaan dalam proses kegiatan produksi

haruslah mengerti dan tahu dengan benar akan arti dari produk itu sendiri.

Kotler (2000:212) mengemukakan produk yaitu segala sesuatu yang ditawarkan,

dimilki, digunakan, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan

dan kebutuhan termasuk didalamnya adalah fisik, jasa, orang, tempat, organisasi

serta gagasan.. Selanjutnya produk itu dijelaskan lebih lanjut oleh Lamb, Charles

(2001:414), produk didefinisikan sebagai segala sesuatu baik yang

(3)

Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa produk adalah segala sesuatu yang

memiliki nilai untuk dipasarkan untuk dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi untuk

memenuhi keinginan atau kebutuhan.

2.3 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil

seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan

mempergunakan barang dan jasa. Konsumen mengambil banyak macam

keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan

membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa

yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak

mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Produsen dapat mempelajari

apa yang dibeli konsumen untuk mencari jawaban atas pertanyaan mengenai apa

yang mereka beli, dimana dan berapa banyak, tetapi mempelajari mengenai alasan

tingkah laku konsumen bukan hal yang mudah, jawabannya seringkali

tersembunyi jauh dalam benak konsumen.

Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002:6)

adalah studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta

ide-ide. Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan perilaku konsumen

(consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang

dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan

(4)

Dari pengertian di atas maka perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan

dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok

maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang

serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses

pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut.

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Dalam memahami perilaku konsumen perlu dipahami siapa konsumen, sebab

dalam suatu lingkungan yang berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan,

pendapat, sikap dan selera yang berbeda.

Menurut Kotler (2001:144), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian

faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus

diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen

tersebut mempengaruhi pembelian konsumen.

Sumber : (Kotler, 2000:144)

Gambar 2.1

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen

PEMBELI

Umur dan Tahap Daur Hidup

(5)

2.4.1 Faktor kebudayaan

Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar

untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga

penting lainnya. Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam

pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan

oleh:

Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku

yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga

penting lainnya.

Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan

pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya termasuk

nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan

para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.

2.4.2 Faktor Sosial

Kelas sosial merupakan Pembagian masyarakat yang relatif homogen dan

permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut

nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur

sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel

lain. Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeda memelihara

peran tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka.

(6)

Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran

individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai

interaksi reguler tapi informal-seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja.

Beberapa merupakan kelompok sekunder, yang mempunyai interaksi lebih formal

dan kurang reguler. Ini mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan,

asosiasi profesional dan serikat pekerja.

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam

masyarakat dan telah diteliti secara mendalam, pemasar tertarik dalam peran dan

pengaruh suami, istri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.

2.4.3 Faktor Pribadi

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang

berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relative konsisten

dan bertahan lama terhadap lingkungan.

Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:

Umur dan tahap daur hidup, orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli

selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering

kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup

keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan

kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk

tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana

pemasaran untuk setiap tahap.

Situasi ekonomi, situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk.

Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam

(7)

menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang

ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produknya.

Gaya hidup, pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas

(pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode,

keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kelas social dan kepribadian

seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang

secara keseluruhan di dunia.

Kepribadian dan Konsep Diri, kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi

tingkah laku membelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik

yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat

seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi,

mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan.

Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk

pemilihan produk atau merek tertentu.

2.4.4 Faktor Psikologis

Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia

tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh di masa

lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang.

Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor

psikologi yang penting:

Motivasi, kebutuhan yang cukup untuk mengarahkan seseorang mencari cara

untuk memuaskan kebutuhan. Dalam urutan kepentingan, jenjang kebutuhannya

(8)

penghargaan, dan kebutuhan pengaktualisasian diri. Mula-mula seseorang

mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang paling penting. Kalau sudah

terpuaskan, kebutuhan itu tidak lagi menjadi motivator dan kemudian orang

tersebut akan mencoba memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya.

Misalnya orang yang kelaparan (kebutuhan fisiologis) tidak akan tertarik dengan

apa yang terjadi dalam dunia seni (kebutuhan mengaktualisasikan diri), tidak juga

pada bagaimana orang lain memandang dirinya atau penghargaan orang lain

(kebutuhan sosial atau penghargaan), bahkan tidak tertarik juga pada apakah

mereka menghirup udara bersih (kebutuhan rasa aman). Menurut Engel

(2000:285) “Kebutuhan yang diaktifkan akhirnya menjadi diekspresikan dalam

perilaku dan pembelian dan konsumsi dalam dua jenis manfaat yaitu : 1) manfaat

utilitarian dan 2) Manfaat hedonik/pengalaman”.

Persepsi, proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan

mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai

dunia. Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang

tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi. Orang dapat

membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena 3 macam proses

penerimaan indera.

Adapun 3 macam proses penerimaan indera tersebut adalah:

Perhatian selektif, kecenderungan bagi manusia untuk menyaring sebagian besar

informasi yang mereka hadapi, berarti bahwa pemasar harus bekerja cukup keras

untuk menarik perhatian konsumen.

Distorsi selektif, menguraikan kecenderungan orang untuk meng-intepretasikan

(9)

Ingatan selektif, orang cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka

pelajari. Mereka cenderung akan mempertahankan atau mengingat informasi yang

mendukung sikap dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif.

Pengetahuan, pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku

individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori

pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan

suatu produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat,

menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan

positif. Menurut Kotler (2000:157) “Pembelajaran menggambarkan perubahan

dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Ahli teori

pembelajaran mengatakan bahwa kebanyakan tingkah laku manusia dipelajari.

Pembelajaran berlangsung melalui saling pengaruh dorongan, rangsangan,

petunjuk respon dan pembenaran.”

Keyakinan dan sikap, melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapatkan

keyakinan dan sikap. Keduanya ini, pada waktunya mempengaruhi tingkah laku

membeli. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang

mengenai sesuatu. Keyakinan didasarkan pada pengetahuan yang sebenarnya,

pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi atau mungkin tidak.

Pemasaran tertarik pada keyakinan bahwa orang yang merumuskan mengenai

produk dan jasa spesifik, karena keyakinan ini menyusun citra produk dan merek

yang mempengaruhi tingkah laku membeli yang mempengaruhi tingkah laku

membeli. Bila ada sebagian keyakinan yang salah dan menghalangi pembelian,

pemasar pasti ingin meluncurkan usaha untuk mengkoreksinya. Sikap

(10)

obyek atau ide yang relatif konsisten. Sikap menempatkan orang dalam suatu

kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu mengenai

mendekati atau menjauhinya. Menurut Kotler (2000:157) “Keyakinan adalah

pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan ini

mungkin didasarkan pada pengetahuan sebenarnya, pendapat atau kepercayaan

dan mungkin menaikkan emosi dan mungkin tidak.”

2.5 Peran Konsumen Dalam Membeli

Menurut Engel et. Al (2000:31) keputusan pembelian adalah proses merumuskan

berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif

tertentu untuk melakukan pembelian.

Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli dan

peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk, cukup mudah

untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan.

Menurut Engel et. all (2000:33) beberapa peran dalam keputusan membeli:

Pemrakarsa orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan gagasan

membeli produk atau jasa tertentu.

Pemberi pengaruh: orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi

keputusan membeli.

Pengambil keputusan : orang yang akhirnya membuat keputusan membeli atau

sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli, bagaimana membelinya

atau di mana membeli.

Pembeli : orang yang benar-benar melakukan pembelian

(11)

Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang mereka mainkan

membantu pemasar untuk menyesuaikan program pemasaran.

2.6 Jenis-jenis tingkah laku keputusan pembelian

Menurut ( Kotler, 2000: 160) Semakin kompleks keputusan yang harus diambil

biasanya semakin banyak pertimbangannya untuk membeli.

Adapun jenis-jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajat

keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek, yaitu:

Tingkah laku membeli yang kompleks, tingkah laku membeli konsumen dalam

situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumendalam pembelian dan

perbedaan besar yang dirasakan diantara merek. Pembeli ini akan melewati

proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk,

kemudian sikap, dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan

masak-masak. Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus

memahami tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang

amat terlibat. Mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut kelas

produk dan kepentingan relatif masing-masing, dan mengenai apa yang

ditawarkan merk tertentu, mungkin dengan menguraikan panjang lebar

keunggulan mereka lewat media cetak.

Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan, tingkah laku membeli

konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi

sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Tingkah laku membeli yang

mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam

pembelian barang yang mahal, jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit

(12)

Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan, tingkah laku membeli yang

menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah

dan perbedaan merek yang dirasakan besar. Konsumen tampaknya mempunyai

keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan produk yang mempunyai harga

murah dan sering dibeli.

Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan –

sikap – tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari informasi secara

ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli. Sebaliknya, mereka secara

pasif menerima informasi ketika menonton televisi atau membaca majalah.

Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan merek bukan keyakinan pada

merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek;

mereka memilih merek karena sudah dikenal. Karena keterlibatan mereka dengan

produk tidak tinggi, konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan

setelah membeli. Jadi, proses membeli melibatkan keyakinan merek yang

terbentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti dengan tingkah laku membeli, yang

mungkin diikuti atau tidak dengan evaluasi.

Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu merek,

pemasar produk yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek seringkali

menggunakan harga dan promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar

mau mencoba produk.

Tingkah laku membeli yang mencari variasi, konsumen menjalani tingkah laku

membeli yang mencari variasi dalam situasi yang ditandai oleh keterlibatan

konsumen rendah, tetapi perbedaan merk dianggap berarti. Dalam kategori produk

(13)

pemimpin pasar dan untuk merk yang kurang ternama. Perusahaan akan

mendorong pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran

khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang menunjukkan alasan untuk mencoba

sesuatu yang baru.

2.7 Proses Keputusan Pembelian

Menurut (Kotler, 2000:204) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk

mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:

Gambar 2.2

Proses Keputusan Pembelian

Adapun penjelasan dari gambar diatas adalah sebagai berikut :

Pengenalan masalah, proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana

pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan

perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.

Pencarian informasi, seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari

lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat

dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan konsumen kemungkinan

akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam

ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan

(14)

Evaluasi alternatif, tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen

menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat

pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen.

Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai

kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti

penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik

masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan

keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut.

Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat

atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek

berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan

lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan

pembelian.

Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli

tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam

beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan

pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit

mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan

sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil

keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya pada teman,

petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian.

Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya

(15)

apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk

mempengaruhi keputusan membeli.

Keputusan membeli,dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek

dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli

konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat

muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama

adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek

yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak

diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan

tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat pembelian.

Tingkah laku pasca pembelian, tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu

konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada

rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas

dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan

prestasi yang diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan,

konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila

melebihi harapan konsumen akan merasa puas.

Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka

terima dari penjual, teman dan sumber-sumber yang lain. Bila penjual

melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi dan hasilnya

ketidakpuasan. Semakin besar antara kesenjangan antara harapan dan prestasi,

semakin besar ketidakpuasan kosumen. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli

harus membuat pernyataan yang jujur mengenai prestasi produknya sehingga

(16)

2.8 TV Berlangganan

Televisi berlangganan adalah jasa penyiaran saluran televisi yang dilakukan

khusus untuk pemirsa yang bersedia membayar (berlangganan) secara berkala.

Jasa ini biasanya disediakan dengan menggunakan sistem digital ataupun analog

melalui media satelit. Saat ini sistem penyiaran dengan digital adalah yang paling

lazim digunakan.

Di beberapa negara seperti di Perancis dan Amerika Serikat, sinyal-sinyal analog

terkode juga mulai diperkenalkan sebagai salah satu cara berlangganan. Istilah

televisi berlangganan bagi sebagian penduduk yang bermukim di kota besar

tentunya tidak asing lagi. Perkembangan televisi berlangganan di Indonesia

sendiri tidak dapat dipisahkan dari kemunculannya yang pertama

kali. Televisi berlangganan mengalami perkembangan yang panjang, sama halnya

dengan televisi konvensional. Dimulai saat Zenith meneliti kemungkinan adanya

televisi berlangganan ketika televisi sendiri masih dalam tahap penelitian dan

pengembangan. Akhirnya pada tahun 1940-an, Zenith-lah yang memperkenalkan sebuah sistem televisi berlangganan yang diberi nama Phonevision(mdr 0815). Phonevision ini memberikan layanan bagi konsumen yang menginginkan pemutaran film-film hanya dengan pemesanan melalui telepon. Pada pola televisi

berlangganan semacam ini, sistem kabel menjadi sarana paling penting pada

proses penyiaran program televisi berlangganan sebelum ditemukannya sistem

yang lebih cangggih, yaitu satelit. Awalnya televisi berlangganan sering

diidentikkan dengan TV kabel, karena bermula pada tahun 1948 ketika

warga Pennsylvania, Amerika Serikat kesulitan menerima siaran televisi karena

(17)

antenna untuk menangkap sinyal UHF yang dipakai dalam penyiaran program

kemudian menarik kabel dari antena tersebut dan memasangnya ke rumah-rumah.

Pada tahun 1972, HBO (Home Box Office) muncul dan memikat hati banyak kalangan, dan tentu saja dengan kemunculannya ini mata rantai televisi

berlangganan makin kuat. Belum lagi tuntutan dan kebutuhan akan hiburan yang

makin besar, membuat satelit pada era 1980-an menjadi primadona bagi

perkembangan televisi berlangganan selanjutnya, sebut saja sistem DBS (Direct Broadcast Satellite) yang banyak diaplikasikan di berbagai negara. Sejarah dan perkembangan televisi berlangganan di Amerika memberikan peluang bagi

terbukanya lahan komersial ini di wilayah lain seperti Eropa, Asia, dan Australia.

Untuk kawasan regional Asia, Jepang pada tahun 1984 memperkenalkan

sistem DBS (Direct Broadcast Satellite) yang pada akhirnya dipakai dalam industri televisi berlangganan.

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitiah terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi

dalam penelitian ini antara lain dapat diliahat pada tabel berikut ini :

TABEL 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Tahun Judul Hasil Penelitian

(18)

instan

pembelian motor scuter matic Yamaha adalah

pribadi dan psikologis berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian produk

Mie Instan Merek Indomie. Namun dari ke empat faktor tersebut yang paling dominan

(19)

(Studi Kasus pada Extra Joss di PT. Bintang Toedjoe Cabang Semarang)

pembelian produk minuman berenergi.

Faktor yang paling dominan adalah faktor pribadi.

Sumber : Data diolah oleh penulis dari berbagai sumer

2.10 Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini dapat dibuat suatu kerangka pemikiran yang dapat

menjadi landasan dalam penelitian dan penulisan yang pada akhirnya dapat

diketahui variabel – variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan

pembelian TV berbayar Transvision

Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kebudayaan,

Sosial, Pribadi, dan Psikologi sebagai variabel independen atau bebas. Sedangkan

yang menjadi variabel dependen atau terikat adalah Keputusan Pembelian.

Kerangka pemikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3

Kerangka Konseptual Penelitian

Keputusan Pembelian

(Y) Kebudayaan (X1)

Sosial(X2)

Pribadi(X3)

Gambar

Gambar 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian
TABEL 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.3

Referensi

Dokumen terkait

(dalam jutaan) LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN)/ CONDENSED FINANCIAL STATEM ENT (M ONTHLY).. KOM ITM EN KONTIJENSI/ OFF

Pada hari ini, Kamis tanggal Sebelas bulan Oktober tahun dua ribu dua belas, pada pukul 14.30 WIB yang merupakan batas akhir waktu penyampaian dokumen penawaran

[r]

World Road Association - PIARC in cooperation with Institute of Road Engineering (IRE) Indonesia and Indonesia Road Development Association (IRDA) is planning to

pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam.

Setelah menekan tombol Upload, maka data-data yang ada didalam file excel tadi akan terbaca di website aplikasi keanggotaan, jika data yang diinputkan tadi sudah diisi dengan

[r]

(6) Ketua dan sekretaris Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a dan huruf b dijabat oleh anggota Senat.. yang