• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Masyarakat dalam Sistem Politik di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Masyarakat dalam Sistem Politik di"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGATAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat, Karunia, serta Taufik dan Hidayah-Nya makalah “Peran Masyarakat dalam Sistem Politik di Indonesia” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, teriring Shalawat serta salam kami haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau, berkat beliau kita bisa terbawa ke alam yang penuh dengan ilmu dan hikmah. Semoga kebaikan semuanya dibalas oleh Allah SWT.

Makalah ini membahas tentang bentuk peranan warga Negara dalam sistem politik yang ada di Indonesia. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna penyempurnaan makalah ini.

Makassar , 18 april 2016

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………1

DAFTAR ISI………2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. ………….………..……….…….3

B. Rumusan Masalah………..………..….5

C. Tujuan Penulisa ………..………….6

BAB II PEMBAHASAN A. Sistem Politik di Indonesia………..……….…….7

B. Peran Masyarakat dalam Sistem Politik di Indonesi………...…12

C. Ciri – cirri Masyarakat Politik di Indonesia ……...………..……….….17

D. Bentuk Peran masyarakat Dalam Sistem politik ………....19

E. Peran Masyarakat dalam Sistem Politik Bidang Eksekutif ……..…………...20

F. Peran Masyarakat dalam Sistem Politik Bidang Legislatif ………..………....23

G. Peran Masyarakat dalam Sistem Politik Bidang Yidikatif ………...…….24

(3)

B. Saran ……….…………27

DAFTAR PUSTAKA ……….……….………….28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara merupakan organisasi yang mewadahi bangsa. Bangsa tersebut merasa kan pentingnyakeberadaan negara sehingga tumbuhlah kesadaran untuk

mempertahankan untuktetap tegaknya dan utuhnya negara melalui upaya bela negara. Sebagai suatu bangsa atauwarga negara, setiap manusia khususnya yang berada di Indonesia mempunyai kedudukan,hak dan kewajiban yang sama, yang pokok adalah bahwa setiap orang haruslah terjaminhaknya dan mendapatkan status kewarganegaraan, sehingga terhindar dari kemungkinan

menjadi „statless atau tidak berkewarga‟

negaraan. Kala ini warga negara harus mengetahuihubungan timbal balik antara warga negara ataupun pemerintah yang menaunginya. Sepertimasyarakat Modern saat ini, hubungan timbal balik antar warga negara semakin nyata, makadiperlukan adanya pengetahuan tentang peranan warga negara yang sebenarnya seperti apa.

(4)

warga masyarakat secara universal. Sehingga demikian, keikutsertaan individu dalam masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam mewujudkan kepentingan umum. Dan paling ditekankan dalam hal ini terutama sikap dan perilaku masyarakat dalam kegiatan politik yang ada. Dalam artian setiap individu harus menyadari peranan mereka dalam mendirikan kontribusi sebagai insan politik. Dalam hal ini peranan meliputi pemberian suara, kegiatan menghadiri kampanye serta aksi demonstrasi. Namun kegiatan-kegiatan sudah barang tentu harus dibarengi rasa sukarela sebagai kehendak spontanitas individu maupun kelompok masyarakat dalam partisipasi politik. Dengan kegiatan-kegiatan politik ini pula, intensitas daripada tingkat partisipasi politik warga masyarakat dapat termanifestasi. Oleh karena itu, sikap dan perilaku warga masyarakat dalam kegiatan politik berupa pemberian suara dan kegiatan kampanye dalam pemilihan kepala daerah merupakan parameter dalam mengetahui tingkat kesadaran partisipasi politik warga masyarakat.

(5)

Namun keaktifan anggota masyarakat baik dalam memberikan suara maupun kegiatan kampanye tentu harus didorong oleh sikap orientasi yang begitu tinggi. Dan disamping itu pula kesadaran dan motivasi warga masyarakat dalam kegiatan politik sebagaimana di kemukakan tadi sangat penting untuk menopang tingkat partisipasi politik terhadap pemilihan kepala daerah. Karena dengan adanya sikap antusias dari warga masyarakat dalam partisipasi politik tentu membawa pada konsekuensi pada tatanan politik yang stabil. Oleh karena kesadaran dan pemahaman politik merupakan penunjang dalam mewujudkan stabilitas politik masyarakat dengan kesadaran dan pemahaman politik pula setiap sikap dan perilaku masyarakat secara partisipasi dapat terwujud sebagaimana mestinya.

Namun demikian sikap dan perilaku anggota masyarakat dalam partisipasi politik kadang kala mengarah pada sikap apatis, sinisme, dan arogan sehingga yang demikian ini mempengaruhi partisipasi mereka dalam pemilihan kepala daerah. Yang akhirnya mereka enggan memberikan suara dalam pemilihan dan juga tidak menghadiri kegiatan-kegiatan politik (kampanye). Fenomena-fenomena ini selalu muncul dimana-mana lebih-lebih lagi dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

(6)

3 Apakah ciri-ciri masyarakat politik di Indonesia ?

4 Bagaimana bentuk-bentuk peran masyarakat dalam sebuah lingkungan politik Eksekutif, Legislatif dan Yudikat ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk :

1. Mengetahui Sistem politik di Indonesia

2. Mengetahui peran masyarakat dalam system politik Indonesia

3. Mengetahui ciri-ciri masyarakat politik di indonesia

(7)

BAB II

PAMBAHASAN

A. Sistem Politik di Indonesia

Sistem Politik adalah berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur dan fungsi yang bekerja dalam suatu unit atau kesatuan (masyarakat/negara).

Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatandalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk prosespenentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan

penyusunan skala prioritasnya.

(8)

( termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif ). Dalam Penyusunan

keputusan-keputusan kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang seimbang dan terjalinnya

kerjasama yang baik antara suprastruktur dan infrastruktur politik sehingga memudahkan

terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud

suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-lembaga tersebut di

Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden,

Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial. Lembaga-lembaga ini yang akan

membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kepentingan umum.

Badan yang ada di masyarakat seperti Parpol, Ormas, media massa, Kelompok

kepentingan (Interest Group), Kelompok Penekan (Presure Group), Alat/Media Komunikasi

Politik, Tokoh Politik (Political Figure), dan pranata politik lainnya adalah

(9)

aspirasinya. Tuntutan dan dukungan sebagai input dalam proses pembuatan keputusan.

Dengan adanya partisipasi masyarakt diharapkan keputusan yang dibuat pemerintah sesuai

dengan aspirasi dan kehendak rakyat

Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, di mana kedaulatan berada di tangan

rakyat dan dijalankan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Indonesia

menganut sistem pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan sebagai kepala

negara sekaligus kepala pemerintahan.

Para Bapak Bangsa (the Founding Fathers) yang meletakkan dasar pembentukan negara

Indonesia, setelah tercapainya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Mereka sepakat

menyatukan rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang tersebar

di ribuan pulau besar dan kecil, di bawah payung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Indonesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di bawah Republik Indonesia Serikat

(RIS) selama tujuh bulan (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950), namun kembali ke bentuk

(10)

Setelah jatuhnya Orde Baru (1996 - 1997), pemerintah merespon desakan

daerah-kedudukan dan tanggung jawab penyelenggara negara; kewenangan, tugas, dan hubungan

antara lembaga-lembaga negara (legislatif, eksekutif, dan yudikatif). UUD 1945 juga mengatur

hak dan kewajiban warga negara.

Lembaga legislatif terdiri atas Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang merupakan lembaga

tertinggi negara dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Lembaga Eksekutif terdiri atas Presiden, yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh

seorang wakil presiden dan kabinet. Di tingkat regional, pemerintahan provinsi dipimpin oleh

seorang gubernur, sedangkan di pemerintahan kabupaten/kotamadya dipimpin oleh seorang

bupati/walikota.

(11)

(MA) sebagai lembaga kehakiman tertinggi bersama badan-badan kehakiman lain yang berada

di bawahnya. Fungsi MA adalah melakukan pengadilan, pengawasan, pengaturan, memberi

nasehat, dan fungsi adminsitrasi.

Saat ini UUD 1945 dalam proses amandemen, yang telah memasuki tahap amandemen

keempat. Amandemen konstitusi ini mengakibatkan perubahan mendasar terhadap tugas dan

hubungan lembaga-lembaga negara.

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Fungsi pokok MPR selaku lembaga tertinggi negara adalah menyusun konstitusi negara;

mengangkat dan memberhentikan presiden/wakil presiden; dan menyusun Garis-garis Besar

Haluan Negara (GBHN).

Fungsi pokok MPR yang disebut di atas dapat berubah bergantung pada proses amandemen

UUD 1945 yang sedang berlangsung.

Jumlah anggota MPR adalah 700 orang, yang terdiri atas 500 anggota DPR dan 200 anggota

Utusan Golongan dan Utusan Daerah, dengan masa jabatan lima tahun.

(12)

Selaku lembaga legislatif, DPR berfungsi mengawasi jalannya pemerintahan dan bersama-sama

dengan pemerintah menyusun Undang-undang.

B. Peran masyarakat dalam Sistem Politik di Indonesia

Dalam masyarakat Demokrasi peran Warga Negara sangatlah dibutuhkan untuk terciptanya masyarakat yang demokratis, sehingga peran warga Negara ini dapat menjadi acuan untuk terciptanya pemerintahan yang demokratis pula. Dalam menciptakan masyarakat yang demokatis maka tidak lain adalah keikutsertaan masayarakat dalam perannya terhadap politik. Sehingga masyarakat yang ikut berperan aktif dalam politik dapat mengembangkan partisipasi politiknya yang berpengaruh terhadap sistem politik Negara dan pemerintahannya.

(13)

langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy). Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum atau kepala daerah, menghadiri kegiatan (kampanye), mengadakan hubungan (contakting) dengan pejabat pemerintah, atau anggota parlement dan sebagainya.

Herbert Meclosky (1994:3), berpendapat bahwa partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan suka rela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum. Berdasarkan defenisi ini, partisipasi warga masyarakat menekankan pada keikutsertaan individu maupun kelompok masyarakat untuk melakukan kegiatan politik secara aktif.

Dimana setiap anggota masyarakat, seyogyanya memberikan suara dalam pemilihan kepala daerah. Dan juga dijelaskan bahwa kegiatan sukarela adalah dimana dalam pelaksanaan pemberian suara dalam pemilihan tanpa pengaruh paksaan dari siapapun.

“Norman H. Nie (2002:9), dan Sidney Verba” partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga negara yang loyal sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat negara/tindakan-tindakan diambil oleh mereka, yang teropong terutama adalah “tindakan-tindakan yang bertujuan mempengaruhi keputusan-keputusan pemerintah” yaitu usaha-usaha untuk mempengaruhi alokasi nilai secara otoritatif untuk masyarakat.

(14)

berdasarkan pada nilai-nilai yang legal. Dalam hal ini partisipasi politik lebih menekankan pada beberapa hal yaitu:

 Sikap warga masyarakat terhadap pemimpin

 Kerjasama antara anggota masyarakat dengan pemimpin dalam mempengaruhi keputusan politik

 Perilaku warga masyarakat dalam kegiatan politik harus didorong oleh nilai-nilai ideal.

 Keikutsertaan warga masyarakat memberikan hal suara dalam pemilihan suka rela.

Gabriel Almond (2004:26), berpendapat bahwa yang dinamakan partisipasi politik hanya terbatas pada kegiatan sukarela saja yaitu: kegiatan yang dilakukan tanpa paksan atau tekanan dari siapapun. Milbiath (2001:143), menjelaskan partisipasi sebagai dimensi utama stratifikasi sosial.. dia membagi partisipasi politik menjadi empat bagian yaitu:

 Pemimpin Politik

Pemimpin politik adalah pemegang kekuasaan yang memiliki legitimasi secara abash dari warga masyarakat. Pemimpin politik ini selalu memberikan perlindungan terhadap masyarakat sebagai objek kekuasaan.

 Aktivis Politik

(15)

 Komunikator

Komunikator adalah orang yang menerima dan menyampaikan ide, sikap dan informasi politik lainnya kepada orang lain.

 Warga Negara

Warga negara adalah semua individu maupun kelompok yang turun serta dalam agenda politik. Partisipasi politik dapat pula dikategorikan berdasarkan jumlah pelaku, yakni individual dan kolektif. Maksudnya, seseorang yang ikut memberikan keputusan politik lewat kegiatan politik. Sebaliknya partisipasi secara kolektif tentu menyangkut kegiatan warga negara secara serentak untuk mempengaruhi penguasa seperti dalam proses pemilihan.

(16)

suatu kegiatan seperti kehadiran orang lain, suasana kelompok, dan ancaman dengan segala bentuknya.

Faktor lingkungan social politik tak langsung mempengaruhi lingkungan sosial politik yang berupa sosialisasi, interalisasi dan politisas. Selain itu mempengaruhi juga sosial politik langsung berupa situasi. Faktor lingkungan yang akan mempengaruhi secara langsung oleh satu dari kedua faktor yang mencakup struktur kepribadian atau sikapnya terhadap objek kebijakan.

C. Ciri-Ciri Mayarakat Politik di Indonesia.

Adapun yang menjadi cirri-ciri masyarakat politik yaitu : 1. Adanya pendidikan politik bagi warga negaranya

(17)

Dengan pendidikan politik yang diperoleh warga Negara maka diharapkan munculnya rasa kecintaan kepada negaranya sehingga diharapka munculnya kesadaran politik. Kesadaran politik yang tinggi warga Negara sangat diperlukan untuk keberlangsungan pemerintahan.

3. Adanya Budaya Politik yang berkembang di masyarakat suatu Negara Budaya politik akan muncul dengan sendirinya seiring dengan perkembangan politik suatu Negara. Budaya adalah sesuatu yang dilakukan berulang-ulang dan dijadikan suatu nilai sehingga muncul ciri dari politik suatu Negara.

4. Bagaimana cara sosialisasi politik masyarakatnya

Cara menerapkan sosialisasi politik terhadap warga negaranya, baik melalui lembaga formal maupun non formal harus dilakukan untuk mempertahankan keberlangsungan politik suatu negara. Jika sosialisasi yang dilakuakan pemerintah berjalan baik maka budaya politik yang sudah ada akan terus bertahan dan berkembang seiring denga waktu.

5. Adanya peran aktif warga Negara dalam sistem politik

Peran aktif warga Negara sangat dibutuhkan untuk menjaga kestabilitasan politik dan pemerintah suatu Negara. Negara tidak akan berkembang secara politik jika tidak ada peran aktif warga Negara dalam politik. Hal ini akan mengakibatkan suatu pemerintahan yang absolute, karena tidak adanya pengawasan dari masyarakatnya.

(18)

Keloyalan warga Negara sangat mempengaruhi perkembangan politik suatu Negara. Dengan partisipasi yang aktif warga Negara dan keloyalan terhadap Negara maka proses perkembangan budaya politik di suatu Negara akan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dibutuhkan keloyalan tidak hanya sekedar mencari kekuasaan akan mengangkat drajat seseorang yang bersedia untuk selalu loyal terhadap negaranya sehingga kemungkinan-kemungkian terjadinya penyelewengan akan terkikis dengan sendirinya

7. Tumbuh dan berkembangnya masyarakat madani

Masyarakat madani berpengaruh terhadap perkembangan politik suatu Negara, Negara akan lebih mudah dalam meningkatkan partisipasi politik, dalam hal sosialisasi dan pengawasan jalannya politik akan lebih stabil jika masyarakat madani berkembang dalam suatu masyarakat.

Masyarakat dalam ilmu politik sendiri terbentuk dalam tiga karakter. yaitu masyarakakat yang Kritis, Konservatif, dan Idealis. diantaralain sebagai berikut :

 Masyarakat Kritis adalah masyarakat yang berani menantang apa yang

(19)

 Masyarakat Idealis adalah masyarakat yang mempunyai pengetahuan politik yang selalu merasa kurang puas dengan kinerja pemerintah karena tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

 Demokratis adalah kebebasan berpendapat dan menguluarkan aspirasinya

terhadap pemerintah, dan biasanya mengandung unsur pro dan kontra

Masalah politik tanpa kecepatan dan ketepatan penyelesaian politik menjadi celah atau membuka ruang untuk terus disoroti, dikomentari dan dianalisis oleh banyak pihak. Kebebasan berpendapat dan berekspresi menjadi wahana tumbuh suburnya aneka pendapat. Dan dalm situasi itu, baik ketika berkontribusi pada penyelesaian masalah yang sedang dihadapi. Namun ketika berlaru-larut maka kebebasan berpendapat dengan aneka opini menjadi disinsentif bagi demokrasi. Publik akan menjadi muak, jenuh dan jengkel dengan olah politik.

D. Bentuk Peran Masyarakat Dalam Sistem Politik

modeL partisipasi politik bersumber pada faktor “kebiasaan” partisipasi politik di suatu zaman, maka bentuk partisipasi politik mengacu pada wujud nyata kegiatan politik tersebut. Samuel P. Huntington dan Joan Nelson membagi bentuk-bentuk partisipasi politik menjadi:

(20)

- Lobby – yaitu upaya perorangan atau kelompok menghubungi pimpinan politik dengan maksud mempengaruhi keputusan mereka tentang suatu isu;

- Kegiatan Organisasi – yaitu partisipasi individu ke dalam organisasi, baik selaku anggota maupun pemimpinnya, guna mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah;

- Contacting – yaitu upaya individu atau kelompok dalam membangun

jaringan dengan pejabat-pejabat pemerintah guna mempengaruhi keputusan mereka, dan

- Tindakan Kekerasan (violence) – yaitu tindakan individu atau kelompok

guna mempengaruhi keputusan pemerintah dengan cara menciptakan kerugian fisik manusia atau harta benda, termasuk di sini adalah huru-hara, teror, kudeta, pembutuhan politik (assassination), revolusi dan pemberontakan.

Kelima bentuk partisipasi politik menurut Huntington dan Nelson telah menjadi bentuk klasik dalam studi partisipasi politik. Keduanya tidak membedakan apakah tindakan individu atau kelompok di tiap bentuk partisipasi politik legal atau ilegal. Sebab itu, penyuapan, ancaman, pemerasan, dan sejenisnya di tiap bentuk partisipasi politik adalah masuk ke dalam kajian ini.

(21)

bentuk-bentuk partisipasi politik seperti kegiatan diskusi politik, menikmati berita politik, atau lainnya yang berlangsung di dalam skala subyektif individu.

Menurut kami, peran serta dalam masing-masing bidang yang akan dibahas berikutnya adalah dengan bergabung dengan salah satu dari lembaga tersebut baik itu Eksekutif, Legislatif maupun yudikatif.

E. Peran Masyarakat dalam Sistem Politik Bidang Eksekutif

Rakyat Indonesia harus dapat bersikap positif dalam mengembangkan demokrasi pancasila dapat menggunakan hak pilih, baik hal memilih maupun dipilih, ikut melaksanakan pemilu secara langsung umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil. Musyawarah, mufakat mengakui dan menghormati hak asasi manusia termasuk kebebasan beragama dan menjunjung tinggi hokum yang sedang berlaku.

1. Peran serta masyarakat secara umum

Bentuk perwujudan dan wewenang warga Indonesia dalam demokrasi pancasila yaitu :

a. Menjadi anggota / pengurus ormas atau orpol sesuai dengan pasal 28 UUD 1945

b. Memperoleh pendidikan dan ikut menangani serta mengembangkan pendidikan sesuai dengan pasal 31 UUD 1945

(22)

Warga Negara Indonesia harus ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pengembangan demokrasi pancasila dalam kehidup

An bermayarakat berbangsa dan bernegara.

2. Peran Serta Pendidik

Peserta didik adalah mereka (warga belajar) yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi.

Suara dari peserta didik sebagai oposisi adalah benar-benar murni sebagai moral force (kekuatan moral) yang membawa aspirasi rakyat tanpa ada vested intercts (kepentingan tertentu).

a. Peserta Didik Sebagai Pengkritik Setia (Loyal Opposhon).

Peserta didik adalah pengkritik setia yang harus dibina dan dibimbing pemerintah (eksekutif dan legeslatif) agar saran dan kritik yang lontarkan dapat menjadi alternative bagi perencanaan masalah terhadap persoalan yang sedang dihadapi.

b. Peserta didik sebagai kelompok kepentingan (interst group)

Beberapa kegiatan sehubungan dengan peserta didik sebagai preesure group atau interst group yaitu :

(23)

2. Melakukan kunjungan ke instansi pemerintah sebagai decision maker (pembuat keputusan) untuk mengadakan audensi (temu wicara) sekaligus memberi masukan –masukan sebagai alternative pemecahan masalah sehingga dapat membatlkan atau menunda keputusan yang akan dibuat.

3. Mengadakan mimbar bebas

c. Peserta didik sebagai control social (social control).

Peserta didik sebagai control berarti adanya kegiatan pengawasan dan pengendalian yang dilakukan secara incidental, periodic maupun terus-menerus untuk memantau sekaligus mempngaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah.

Peran Serta Dalam Sistem Politik di Indonesia

Partisipasi politik dapat diartikan sebagai penentu sikap keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi organisasi. Sehingga pada akhirnya mendorong individu tersebut berperan serta dalam pencapaian tujuan organisasi serta ambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban bersama.

(24)

mendukung. 4) Legislatif: membuat undang-undang bersama dewan perwakilan. 5) Yudikatif: memberikan grasi dan amnesti.

Sistem Lembaga Eksekutif terbagi menjadi dua:

1. Sistem Pemerintahan Parlementer: Kepala negara dan kepala pemerintahan terpisah. Kepala pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri, sedangkan kepala negara dipimpin oleh presiden. Tetapi kepala negara disini hanya berfungsi sebagai simbol suatu negara yang berdaulat.

2. Sistem Pemerintahan Presidensial: Kepala pemerintahan dan kepala negara, keduanya dipegang oleh presiden.

Peran serta masyarakat dalam bidang Eksekutif ini adalah bentuk keikutsertaan dari suatu warga Negara dalam menjalankan tugas dalam bidang eksekutif. Seperti menjadi Presiden, Wakil Presiden, Menteri Kabinet dan lainnya. Karena pada dasarnya Eksekutif adalah warga Negara biasa yang terpilih dalam pemilu.

F. Peran Serta Masyarakat dalam Sistem Politik Bidang Legislatif

(25)

1. Question Hour/Pertanyaan Parlemen Anggota legislatif diizinkan mengajukan pertanyaan kepada pemerintahan pusat mengenai hal-hal yang perlu ditanyakan yang jelasnya berkaitan dengan nasib rakyat.

2. Interpelasi Hak anggota legislatif untuk meminta keterangan pada kebijakan pemerintah pusat terutama yang telah dilaksanakan di lapangan.

3. Engquete/Angket Hak untuk anggota legislatif untuk melakukan penyelidikan sendiri dengan cara membentuk panitia penyelidik.

4. Mosi Hak kontrol yang memiliki potensi besar untuk menjatuhkan lembaga eksekutif.

G. Peran Serta Masyarakat dalam Sistem Politik Bidang Yudikatif

Lembaga ini merupakan lembaga ketiga dari tatanan politik Trias Politica yang berfungsi mengontrol seluruh lembaga negara yang menyimpang atas hukum yang berlaku pada negara tersebut. Fungsi Lembaga Yudikatif adalah sebagai alat penegakan hukum, penyelesaian penyelisihan, hak menguji apakah peraturan hukum sesuai atau tudak dengan UUD dan landasan Pancasila, serta sebagai hak penguji material.

(26)

Berbagai cara bisa dilakukan warga Negara dalam menyampaikan aspirasi dan keinginan politik dalam peran sertanya pada sistem politik yang ada. Berikut contoh peran serta warga Negara dalam sistem politik di Indonesia:

1. Konvensional

 Ikut dalam Pemilu baik menggunkan hak aktif maupun pasifnya

 Ikut memberikan kritikan dan masukan lewat berbagai media, semisal media social seperti FB

 Berkomunikasi dengan para pejabat dalam penyesuaian sebuah kebijakan publik semisal lewat demonstrasi sesuai dengan aturan

2. Non Konvensional

 Demonstrasi dengan tidak meminta izin dulu kepada pihak yang berwajib

 Menghina pejabat publik

(27)

Dalam rangka menguatkan pelaksanaan demokrasi dan sistem kepartaian yang efektif sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diperlukan penanaman nilai-nilai politik dalam masyarakat untuk mewujudkan masyarakat yang sadar akan pentingnya pendidikan politik baik secara sukarela maupun yang ingin eksis dalam kegiatan-kegiatan politik.

Partisipasi politik adalah aktivitas warganegara yang bertujuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan politik. Partisipasi politik dilakukan orang dalam posisinya sebagai warganegara, bukan politikus ataupun pegawai negeri. Sifat partisipasi politik ini adalah sukarela, bukan dimobilisasi oleh negara ataupun partai yang berkuasa. Ruang bagi partisipasi politik adalah sistem politik. Sistem politik memiliki pengaruh untuk menuai perbedaan dalam pola partisipasi politik warganegaranya.

Bahwa partai politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab. Hal ini untuk memperkukuh kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang kuat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta demokratis dan berdasarkan hukum.

(28)

Adapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan berhubungan dengan pembahasan pada makalah ini, yaitu:

1. Partisipasi dan peran serta masyarakat dalam suatu sistem politik adalah menentukan nasib dari suatu negara. Karena itu, pendidikan politik harus ditanamkan semenjak dini.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Budiarjo, Miriam. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Gatara, Said dan Said, Moh. Dzulkiah. 2007. Sosiologi Politik. Bandung. Pustaka Setia

Rush, Michael dan Althoff, Phillip. 2011. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rajawali Pers

Sahid, Komarudin. 2011. Sosiologi Politik. Bogor: Ghalia Indonesia

Wahyudin, Tur. 2008. Partisipasi Politik, dalam http://turwahyudin. wordpress.com/2008/04/16/partispasi-politik/, diakses tanggal ! Desember 2009

William, Liddle. 1992. Partisipasi dan Partai Politik Indonesia pada Awal Orde Baru. Jakarta: Pustaka Utama Grafitri

http://artikel-makalah-belajar.blogspot.com/2012/01/partisipasi-politik.html

http://irf4nh4kim.wordpress.com/2012/12/22/partisipasi-politik-dan-contoh-kasus/

http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi_politik

(30)

Mata Kuliah : SANKRI

Dosen : Dr. HALIM,S.H.,M.H.

PERAN MASYARAKAT DALAM SISTEM POLITIK

DI INDONESIA

Di Susun Oleh

ACHMAD FAUZI KUSMIN 2016.04.003

INDRAWATI

2016.04.011

HASMAWATI 2016.05.005

ASMILAH ABDULLAH

2016.04.006

IBNU MASHUD

2016.04.012

ANDI ARYA ARYADILLA 2016.04.001

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU ADMINISTRASI

KONSENTRASI AKP/APK

STIA LAN MAKASSAR

Referensi

Dokumen terkait

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Jakarta (FEB UMJ) didirikan pada tanggal 18 Juni 1963 bersamaan dengan beberapa fakultas lain diantaranya fakultas Hukum

Proses perancangan sistem usulan akan menjelaskan dan menguraikan tentang aktifitas yang dilakukan oleh admin, pemilik kendaraan atau pelacak, dan aplikasi GPS yang

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh Progresive Muscle Relaxation (PMR) dan terapi dzikir dengan pendekatan caring terhadap penurunan kecemasan pada

Kegunaan secara teoritis agar dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya bagi guru pendidikan agama islam dengan teori-teori yang berkaitan dengan minat

Bagaimana Pelaporan dan Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai pada jasa Freight Forwarding apakah perusahaan sudah melaporkan dan menyetorkan Pajak Pertambahan Nilainya sesuai

Tidak signifikannya pengaruh sifat materialisme terhadap hubungan antara kecanduan internet dengan perilaku pembelian impulsif secara online di Indonesia menunjukkan bahwa

penelitian ini data yang penulis dapatkan adalah proses produksi,.. flowchart, dan permasalahan yang terjadi

Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana analisis terhadap putusan pengadilan tata usaha negara tentang sengketa kepegawaian pada putusan