• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Penerimaan Diri Pada Dewasa Madya Penderita Gagal Ginjal Terminal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Penerimaan Diri Pada Dewasa Madya Penderita Gagal Ginjal Terminal"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Gagal ginjal merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan fungsi organ

ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak mampu bekerja sama sekali

dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan

cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi

urin. Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin

buruk, yaitu ginjal sama sekali tidak mampu bekerja sebagaimana fungsinya dan

memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transpaltasi

ginjal (Sudoyo, dkk, 2009).

Dunia kedokteran dikenal dua macam jenis gagal ginjal, yaitu gagal ginjal

akut dan gagal ginjal kronis (Price & Wilson, 2005). Gagal ginjal akut merupakan

suatu sindrom klinik akibat adanya gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara

mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari) yang menyebabkan

penahanan terus menerus zat sisa dalam tubuh yang secara normal seharusnya

dikeluarkan (Baradero, dkk, 2009). Gagal ginjal akut biasanya disebabkan oleh

sebuah peristiwa yang mengarah kepada kerusakan ginjal seperti: dehidrasi,

kehilangan banyak darah ketika operasi besar atau cedera dan bisa juga karena

penggunaan obat-obatan (Sudoyo, dkk, 2007).

Menurut Sudoyo, dkk (2009), Gagal ginjal akut dapat dibagi menjadi tiga

bagian besar yaitu: Prerenal (aliran darah ke ginjal menurun sehingga

(2)

lama dan terjadi kerusakan ginjal) dan Postrenal (aliran dalam saluran kemih

terhambat). Dikatakan kronis apabila penyakit terjadi dan berkembang secara

perlahan sampai beberapa tahun (Baradero, Dayrit, & Siswadi, 2009). Gagal

ginjal kronis merupakan suatu proses kerusakan pada ginjal yang terus

berlangsung dan tidak dapat diperbaiki, ini disebabkan oleh sejumlah kondisi dan

akan menimbulkan gangguan multisistem (Reeves chalene, 2001). Ginjal akan

kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan cairan tubuh

dalam keadaan asupan diet normal (Rindiastuti, 2006).

Gagal ginjal kronis diklasifikasikan menjadi tiga stadium. Stadium

pertama yaitu penurunan cadangan ginjal. Stadium kedua yaitu insufisiensi ginjal,

jaringan ginjal mengalami kerusakan lebih dari 75%. Stadium ketiga yaitu

stadium akhir gagal ginjal kronis yang disebut gagal ginjal terminal atau uremia.

Gagal ginjal terminal terjadi jika sekitar 90% massa nefron rusak. Pada stadium

ini penderita akan merasakan gejala-gejala yang cukup parah yaitu ginjal tidak

sanggup lagi mempertahankan cairan dan elektrolit yang mempengaruhi setiap

sistem dalam tubuh (Price & Wilson, 2005).

Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

perempuan dan tidak mengenal batas usia. Umumnya penderita tidak menyadari

bahwa dirinya menderita penyakit gagal ginjal terminal dikarenakan penyakit ini

berlangsung bertahap dan memakan waktu bertahun-tahun seiring dengan

menurunnya fungsi ginjal dari penderita. Pada fungsi ginjal sebesar 60%,

penderita masih belum merasakan keluhan, tapi sudah terjadi peningkatan kadar

(3)

seperti : badan lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat badan. Jika

fungsi ginjal sudah di bawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih

serius (Sudoyo, dkk, 2009).

Penderita gagal ginjal terminal membutuhkan terapi pengganti ginjal untuk

dapat menggantikan fungsi ginjalnya di mana sampai saat ini terdapat dua macam

terapi pengganti ginjal yaitu pertama, hemodialisis atau dalam istilah yang awam

dikenal dengan terapi cuci darah dan kedua, transplantasi ginjal yang dapat

diperoleh dari donor hidup maupun jenazah (Roesli, 2004). Penderita gagal ginjal

yang menjalani hemodialisa, membutuhkan waktu 12-15 jam untuk dialisa setiap

minggunya, atau paling sedikit 3-4 jam per kali terapi. Kegiatan ini akan

terus-menerus berlangsung sepanjang hidupnya (Bare & Smeltzer, 2002). Jika penderita

gagal ginjal tidak mendapatkan perawatan ini, maka bisa dipastikan tubuhnya

akan mengalami keracunan yang dapat membahayakan kelangsungan hidup

penderita (Sudoyo, dkk, 2009).

Pada tahun 2012 penyakit-penyakit tidak menular bertanggung jawab atas

68% dari semua kematian secara global. Di tahun tersebut diperkirakan ada 56

juta orang meninggal dunia di seluruh dunia (Kata Kutu, 2014). Penyakit ginjal

menduduki peringkat ke 6 sebagai penyebab kematian di dunia. WHO

memperkirakan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit kronis di

Indonesia mencapai 54%, salah satu penyakit kronis yang angka kejadiannya

diperkirakan meningkat setiap tahunnya adalah penyakit gagal ginjal kronis

(Sundara, 2014). Sebanyak 30.013 jiwa meninggal setiap tahun di Indonesia dan

(4)

urutan ke 12 sebagai penyebab kematian di Indonesia (Berita Satu, 2014). Data

yang diperoleh dari ASKES tahun 2013 sebanyak 24.141 orang di Indonesia

menderita gagal ginjal (Nawawi, 2013).

Medan termasuk kota dengan tingkat penderita gagal ginjal yang cukup

tinggi. Menurut Indonesian Renal Registry (2014) Medan menduduki peringkat ke

7 penderita gagal ginjal terminal setelah DI. Yogyakarta dan Sulawesi. Data yang

diperoleh dari RSUD Dr. Pringadi Kota Medan 2012 (dalam Tarigan, 2014)

terdapat 126 orang penderita gagal ginjal dan meningkat sebanyak 50 orang pada

bulan januari sampai maret tahun 2013 sedangkan data yang diperoleh dari bagian

hemodialisa RSU Haji Medan tahun 2013-2014 penderita gagal ginjal yang

berkunjung dari mulai bulan januari sampai september sebanyak 289 orang.

Berdasarkan data yang diperoleh di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun

2015-2016 jumlah penderita gagal ginjal yaitu sekitar 120 hingga 190-an orang.

Data unit hemodialisis menunjukkan pasien terbanyak ada pada kelompok

usia madya sekitar 40-55 tahun yaitu sebanyak 30,26% dan diagnosa penyakit

utama menunjukkan pasien gagal ginjal terminal merupakan pasien terbanyak

yaitu 84% (Indonesian Renal Registry, 2014). Banyaknya kejadian gagal ginjal

terminal di Indonesia khususnya pada masyarakat kota Medan kelompok usia

madya, perlu mendapatkan perhatian serius mengingat masalah utama yang harus

dipecahkan dan disesuaikan secara memuaskan selama usia madya mencakup apa

saja yang menjadi tugas-tugas perkembangan selama periode ini. Tugas-tugas

perkembangan pada usia madya beberapa akan lebih sulit bagi pria dan beberapa

(5)

tanggung jawab ini menjadi empat kategori utama yaitu: tugas yang berkaitan

dengan perubahan fisik, tugas yang berkaitan dengan perubahan minat, tugas yang

berkaitan dengan penyesuaian juruan dan tugas yang berkaitan dengan kehidupan

keluarga. Seperti halnya tugas-tugas dalam perkembangan pada periode ini,

permasalahan-permasalahan yang akan timbul dalam penerimaan diri pada

dewasa madya penderita gagal ginjal terminal juga sangat penting.

Menurut Canisti (2008), Efek dari penyakit gagal ginjal terminal akan

menimbulkan beberapa dampak antara lain dampak fisik yang terjadi pada

penderita gagal ginjal terminal yaitu penderita akan mudah lelah dan lemas

sehingga mengakibatkan penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas

sehari-hari, menyebabkan keterbatasan dalam bekerja, dan keterbatasan

melakukan kegiatan seperti sebelum melakukan hemodialisa, penderita gagal

ginjal terminal pun akan cenderung lebih mudah lelah sehingga tidak akan mampu

bekerja dalam waktu lama. Berdasarkan penelitian Kurniawan & Mulyati (2008)

Sebagian besar penderita gagal ginjal terminal harus menggunakan kursi roda

untuk dapat berjalan dalam jarak yang cukup jauh, jika ingin naik atau turun dari

tempat tidur harus di gendong. Selain itu mereka juga sering mengeluhkan banyak

hal termasuk kondisi dan kemampuan fisik mereka yang sudah banyak mengalami

penurunan. Mereka menjadi merasa tidak bisa mandiri sehingga berpikiran bahwa

dirinya hanya merepotkan orang lain, selain itu mereka juga merasa bahwa dirinya

tidak memiliki hal yang dapat dibanggakan.

Dampak sosial yaitu menjadikan penderita gagal ginjal terminal kurang

(6)

kemampuan dalam berbagai aktivitas pada penderita gagal ginjal terminal.

Dampak psikologis yang dirasakan penderita yaitu kecemasan dan depresi

(Canisti, 2008). Dampak psikologis yang di alami oleh penderita gagal ginjal

terminal terlihat sejak penderita di vonis mengalami gagal ginjal. Beberapa

penderita merasa frustasi, putus asa dan marah. Mereka menilai bahwa dari

semenjak menderita penyakit, hidupnya selalu dalam ketidakberuntungan, tidak

memiliki harapan dan sangat sensitif terhadap kritik dan saran. Selain itu adanya

anggapan negatif dan menyebabkan beberapa penderita mengaku dirinya pesimis

akan kesembuhannya, bahkan beberapa orang mengaku dirinya sempat berusaha

bunuh diri dengan makan berlebihan atau dengan memotong nadi tangannya

dikarenakan mereka putus asa dan lelah melakukan hemodialisis (Iskandar, 2006).

Jika kondisi tersebut terus berlangsung dan dibiarkan, maka dapat

menjadikan penderita gagal ginjal terminal akan sulit untuk menerima dirinya.

Penerimaan diri akan terhambat ketika timbulnya konsep diri yang negatif, kurang

terbuka, kurang menyadari perasaan-perasaan yang sesungguhnya, kurang adanya

keyakinan terhadap diri sendiri serta merasa rendah diri (Hurlock, 2002).

Kemampuan penerimaan diri pada dewasa madya penderita gagal ginjal terminal

berbeda-beda tingkatnya karena kemampuan penerimaan diri dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu: usia, pendidikan, dukungan sosial, keadaan fisik, dan pola

asuh orang tua (Jersild, 1963). Maslow (dalam Hjelee dan Zieger, 1992)

mendefenisikan penerimaan diri sebagai kemampuan seseorang menerima

keadaan dirinya secara tenang, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

(7)

diri serta kebebasan dari kecemasan akan adanya penilaian dari orang lain

terhadap keadaan dirinya. Hasil yang ditemukan di lapangan melalui wawancara

yaitu bahwa dewasa madya penderita gagal ginjal terminal menginginkan

dukungan orang terdekat seperti pada saat melakukan hemodialisa, penderita

menginginkan dirinya selalu di temani oleh keluarga. Dengan demikian penderita

gagal ginjal terminal merasa aman, tenang, merasa tetap diperhatikan, sehingga

efek dari dampak fisik, sosial dan psikologis lebih ringan. Perhatian yang

diberikan oleh lingkungan sekitar dewasa madya penderita gagal ginjal terminal

dapat membantu penderita untuk lebih menerima dirinya.

Penerimaan diri yang baik hanya akan terjadi bila individu yang

bersangkutan mau dan mampu memahami keadaan diri sebagaimana adanya,

bukan sebagaimana yang diinginkannya, selain itu juga harus memiliki harapan

yang realistis yang sesuai dengan kemampuannya. Sejalan dengan penelitian

Rizkiana (2012) yaitu penerimaan diri yang baik akan terjadi bila subjek mampu

membuka diri, membiarkan orang lain melihat dirinya apa adanya dan subjek

mampu menerima kualitas baik dan buruk yang ada dalam dirinya Dengan

demikian bila seorang individu memiliki konsep yang menyenangkan dan rasional

mengenai diri maka dapat dikatakan orang tersebut dapat menyukai dan menerima

dirinya (Hurlock, 2002). Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut diatas maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran penerimaan diri

(8)

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bagaimana gambaran penerimaan diri pada dewasa madya penderita gagal ginjal

terminal?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penerimaan

diri pada dewasa madya penderita gagal ginjal terminal.

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan akan mendatangkan

manfaat sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya gambaran penerimaan

diri pada dewasa madya penderita gagal ginjal terminal.

2. Bagi Akademis

a. Sebagai bahan bacaan diperpustakaan atau sumber data bagi peneliti lain

yang memerlukan masukan berupa data atau pengembangan penelitian

dengan judul yang sama demi kesempurnaan penelitian ini.

b. Sebagai sumber informasi pada Universitas Sumatera Utara agar dijadikan

dokumentasi ilmiah untuk merangsang minat peneliti selanjutnya.

3. Bagi ilmu Psikologi

Sebagai masukan bermakna bagi profesi psikologi khususnya demi

(9)

4. Bagi rumah sakit/klinik

Membantu memberikan informasi kepada pihak rumah sakit/klinik mengenai

gambaran penerimaan diri pada dewasa madya pasien penderita gagal ginjal

terminal.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan proposal penelitian ini adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah diadakannya

penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini memuat teori-teori yang menjelaskan data penelitian dan

kerangka teoritik.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat metode-metode dasar dalam penelitian yaitu metode

penelitian yang digunakan, identifikasi variabel, definisi operasional

variabel, populasi dan sampel penelitian, alat ukur yang digunakan,

metode pengambilan data dan metode analisis data.

BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat analisa data dan pembahasan berisi uraian singkat hasil

(10)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan yang berusaha menjawab masalah yang

dikemukakan berdasarkan hasil penelitian dan berdasarkan kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Memperhatikan akibat yang mungkin muncul dari terlambatnya penderita kanker serviks pergi berobat yang disebabkan karena tidak melakukan pemeriksaan dini karena

[r]

Meskipun dalam pasal 105 (a) Kompilasi Hukum Islam (KHI) disebutkan bahwa pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya, namun

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : Media pembelajaran berbasis web pada mata pelajaran pemasaran online untuk peserta didik SMK

Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Prtanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.. Prihmantoro H,

Mengingat kedua posisi tersebut merupakan penopang kemampuan survival suatu organisasi, maka tujuan perusahaan bisnis pada setiap level akan diarahkan untuk menjaga

Kurang strategis : Jauh dari jalan lintas, dekat sentra produksi Tidak strategis : Jauh dari jalan lintas, jauh dari sentra

TELAAH KRITIS DAN SEMI NAR II.MIAH I Biomedik/ Biokim ia (Sem_2) La b... CAI-IVONO K.AELAN,