• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon PertumbuhanSukun (Artocarpus communis Forst)pada Penggunaan Berbagai Ketebalan Spons Sebagai Media Penahan Air di DTA Danau Toba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon PertumbuhanSukun (Artocarpus communis Forst)pada Penggunaan Berbagai Ketebalan Spons Sebagai Media Penahan Air di DTA Danau Toba"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Taksonomi Tanaman Sukun

Sukun merupakan salah satu jenis tanaman yang sangat dikenal di Indonesia dan banyak negara lainnya. Tanaman jenis ini memiliki banyak nama lokal tergantung daerah persebarannya.Dalam sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, klasifikasi taksonomi tanaman sukun adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Filum : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Bangsa : Rosales

Keluarga : Moraceae Suku : Artocarpus

Spesies : Artocarpus communisForst. Nama daerah : Sukun

Botani Tanaman Sukun

(2)

putik dari bunga sinkarpik tersebut (Sunarjono, 1999).Kayu sukun tidak terlalu keras tapi kuat, elastis dan tahan rayap, digunakan sebagai bahan bangunan antara lain mebel, partisi interior, papan selancar dan peralatan rumah tangga lainnya (Irwanto, 2001).

Perakaran sukun dapat diikuti dengan baik sejak di persemaian. Setelah bibit sukun ditanam di lapangan, akar akan tumbuh dari stek akar, kemudian membesar bulat dan memanjang, diikuti dengan ranting-ranting akar yang mengecil, disertai dengan adanya rambut-rambut akar. Letak akar masuk ke dalam tanah, adapula yang tumbuh mendatar dan sering tersembul di permukaan tanah.Panjang akar dapat mencapai 6 meter.Warna kulit akar coklat kemerah-merahan.Tekstur kulit akar sedang, mudah terluka dan mudah mengeluarkan getah. Apabila akar terpotong atau terluka akan memjacu tumbuhnya pertutanasan (Pitojo, 1992).

Syarat tumbuh sukun

Tanaman sukun baik dikembangkan di dataran rendah hingga ketinggian 1500 mdpl yang bertipe iklim basah.Curah hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun.Tanah aluvial yang mengandung banyak bahan organik disenangi oleh tanaman sukun.Derajat keasaman tanah sekitar 6-7.Tanaman sukun relatif toleran terhadap pH rendah, relatif tahan kekeringan, dan tahan naungan. (Khaerudin, 1999).

(3)

dewasa pohon sukun membutuhkan sinar matahari penuh. Pohon sukun hanya dapat diperbanyak secara vegetatif. Adapun caranya bisa memilih dengan stek akar, okulasi, cangkok, atau tunas akar. Pohon sukun yang baru ditanam perlu disiram agar kelembaban dan kebutuhan airnya terjaga. Untuk mengantisipasi penyiraman, para petani biasanya melakukan penanaman diawal musim hujan, dengan demikian air hujan yang turun mampu mencukupi kebutuhan air untuk tanaman yang baru (Rahardi et al., 1999).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman

Pertumbuhan tanaman merupakan hasil interaksi yang kompleks antara faktor internal dan (dalam) dan faktor eksternal (luar). Faktor internal meliputi faktor intrasel (sifat genetik/hereditas) dan intersel (hormonal dan enzim). Faktor eksternal meliputi air tanah dan mineral, kelembaban udara, suhu udara, cahaya dan sebagainya.

Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman:

1. Sifat menurun atau hereditas. Ukuran dan bentuk tumbuhan banyak dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor genetik dapat digunakan sebagai dasar seleksi bibit unggul.

2. Hormon pada tumbuhan. Hormon merupakan hasil sekresi dalam tubuh yang dapat memacu pertumbuhan, tetapi adapula yang dapat menghambat pertumbuhan. Hormon-hormon yang terdapat pada tumbuhan yaitu auksin, giberelin, gas etilen, sitokinin, asam absisat dan kalin.

Faktor eksternal yang mempengarui pertumbuhan tanaman:

(4)

batang tumbuhan ditempat yang gelap akan kelihatankuning pucat. Tumbuhan yang kekurangan cahaya menyebabkan batang tumbuh lebih panjang, lembek dan kurus, serta daun timbul tidak normal. Panjang penyinaran mempunyai pengaruh khusus bagi pertumbuhan dan reproduksi tumbuhan.

2. Temperatur. Temperatur mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi tumbuhan. Perubahan temperatur dari dingin atau terlalu tinggi pertumbuhan apabila lingkungan, air, temperatur, dan cahaya tidak memungkinkan untuk tumbuh.

3. Kelembaban atau kadar air. Tanah dan udara yang kurang lembab umumnya

berpengaruh baik terhadap pertumbuhan, karena meningkatkan penyerapan air dan menurunkan penguapan atau transpirasi.

4. Air dan unsur hara. Air merupakan senyawa yang sangat penting bagitumbuhan. Fungsi air antara lainsebagai media reaksi enzimatis, berperan dalam fotosintesis, menjaga turgiditas sel dan kelembaban. Kandungan air dalam tanah dapat menjaga suhu tanah (Triwiyatno, 2003).

Peran Air dalam Pertumbuhan Tanaman

(5)

Air seringkali membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Respon tumbuhan terhadap kekurangan air dapat dilihat pada aktifitas metabolismenya, morfologinya, tingkat pertumbuhannya, atau produktifitasnya. Pertumbuhan sel merupakan fungsi tanamann yang paling sensitif terhadap kekurangan air. Kekurangan air akan mempengaruhi turgor sel sehingga akan mengurangi pengembangan sel, sintetis protein, dan sintetis dinding sel (Gardner et al., 1991).

Kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air dalam media tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut. Di lapangan walaupun didalam tanah air cukup tersedia, tanaman dapat mengalami cekaman (kekurangan air). Hal ini terjadi jika kecepatan absorpsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi. Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terus menerusakan menyebabkan perubahan irreversible (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati. Kebutuhan air bagi tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis tanaman dalam hubungannya dengan tipe dan perkembangannya, kadar air tanah dan kondisi cuaca (Islami dan Utomo, 1995). Tabel 1. Data informasi Klimatologi dan Iklim Tahun 2015

Keterangan Rata-rata/Tahun

Curah Hujan (mm) Suhu Udara (C)

Kelembaban Udara (%) Kecepatan angin

Rata-rata intensitas radiasi matahari

289,67 748,33 88,417 1,469 24,2

(6)

Peran Mulsa Spons

Mulsa merupakan material penutup tanah tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan optimal (Hamdani, 2009). Fungsi lain dari pemulsaan adalah mempertahankan kesuburan (kehilangan unsur hara) akibat air hujan, memperbaiki agregat dan porositas tanah, mencegah pencucian hara serta melindungi agregat tanah dari daya rusak butiran air hujan (Handayani,1996).

Penggunaan mulsa anorganik antara lain dapat mempercepat tanaman berproduksi, meningkatkan hasil per satuan luas, efisien dalam penggunaan pupuk dan air, mengurangi erosi akibat hujan dan angin, mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman, menghambat pertumbuhan gulma, mencegah pemadatan tanah dan mempunyai kesempatan untuk menanam pada bedengan yang sama lebih dari satu kali (Lamont, 1993).

(7)

Pemberian mulsa pada permukaan tanah mampu meminimalkan kerugian akibat radiasi matahari yang mengenai permukaan tanah. Mulsa sangat mempengaruhi suhu tanah, karena suhu tanah sangat tergantung pada proses pertukaran panas antara tanah dengan lingkungannya. Proses tersebut terjadi akibat adanya radiasi matahari dan pengalirannya ke dalam tanah melalui konduksi. Adanya mulsa akan menyebabkan panas yang mengalir ke dalam tanah lebih sedikit dibandingkan tanpa mulsa (Zainal, 2004).

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Secara geografis kawasan Danau Toba terletakdi pegunungan Bukit Barisan Propinsi Sumatera Utara pada titik koordinat 2021’ 32” – 20 56’ 28” Lintang Utara dan 980 26’ 35” – 990 15’ 40” Bujur Timur.Permukaan danau berada pada ketinggian 903 meter dpl, dan Daerah Tangkapan Air (DTA) 1.981 mdpl.Luas Perairan Danau Toba yaitu 1.130 Km2 dengan kedalaman maksimal danau 529 meter. Total luas Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba lebih kurang 4.311,58 km2. Curah hujan tahunan yang terdapat di kawasan Daerah Tangkapan Air Danau Toba berkisar antara 1.700 sampai dengan 2.400 mm/tahun. Sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan Nopember – Desember dengan curah hujan antara 190 – 320 mm/tahun dan puncak musim kemarau terjadi selama bulan Juni – Juli dengan curah hujan berkisar 54 – 151 mm/tahun (Kementerian Lingkungan Hidup, 2011).

(8)

Toba berkisar 400 – 600 meter. Jenis tanah yang terdapat disekeliling Danau Toba mempunyai sifat kepekaan terhadap erosi yang cukup tinggi.Hal ini dapat kita lihat banyaknya bagian yang terkena longsor dan adanya singkapan batuan sesi(PPT Bogor, 1990).

Kabupaten Dairi beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim hujan yang paling berpengaruh biasanyaberlangsung pada bulan Januari, April, Mei, September, Oktober, November dan Desember setiap tahunnya.

Tabel 2. Adapun Kelas Lereng di DTA Danau Toba dapat di Lihat pada Tabal berikut

No. Kelas Lereng Luas

(Ha) (%)

1 0 – 8 21.268 8,19

2 9 – 15 44.725 25,43

3 16 – 25 69.121 26,63

4 25 – 40 24.396 9,39

5 > 40 100.084 38,55

Sumber : LPPM USU-Bappeda Sumut, (2000) dalam Kuswara (2007)

(9)

Gambar

Tabel 1. Data informasi Klimatologi dan Iklim Tahun 2015 Keterangan
Tabel 2. Adapun Kelas Lereng di DTA Danau Toba dapat di Lihat pada Tabal berikut
Gambar 1. Lokasi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

2) Manufacturing Cycle Efficiency dan jelaskan hasil perhitungan tersebut. 3) Waktu produksi yang merupakan aktivitas tidak bernilai tambah.. Manajemen meminta bantuan

19 Tahun 2005, namun PP tersebut juga mengatur bahwa setiap satuan pendidikan tinggi dapat melampaui kedelapan standar minimum tersebut dengan merumuskan/

Yunita sebagai pimpinan puncak perusahaan kosmetik terkemuka meminta tim manajemen biaya pada perusahaan tersebut untuk melakukan analisis profitabilitas terhadap

Pengadaan, antara lain: latar belakang pendidikan, pengalaman kerja dan identitas yang

BerdasarkanPenetapanPengadaanLangsung nomor: TGL.UGM/PP/PenEL/05/YLI/20L2 tanggal 26 Juli 2Ol2 untuk pekerjaan Pengadaan Peralatan Elektronik Untuk Juntsan Teknik Geologi

[r]

pekerjaan Pengadaan Barang Inventaris Kantor Berupa Meubelair pada KPPBC Tipe A3 Bitung. melalui website www.lpse.depkeu.go.id dengan kesimpulan sebagai

1l Juni 2012 untuk pekerjaan Pengadaan Peralatan Laboratorium Jurusan Teknik Geologi. Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada yang dibiayai Anggaran