• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Investasi yang Tidak Terdaftar di Bursa Efek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Investasi yang Tidak Terdaftar di Bursa Efek"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Tuntutan globalisasi di sektor perekonomian pada saat ini menggerakkan

agar tujuan perekonomian nasional mampu tumbuh dengan stabil dan

berkelanjutan, menciptakan kesempatan kerja yang luas dan seimbang di semua

sektor perekonomian, serta memberikan kesejahteraan secara adil kepada seluruh

rakyat Indonesia,hal tersebut dilaksanakan secara komprehensif dan mampu

menggerakkan kegiatan perekonomian nasional yang memiliki jangkauan yang

luas dan menyentuh ke seluruh sektor riil dari perekonomian masyarakat

Indonesia.1

Kemajuan pada sektor usaha dengan sendirinya memerlukan dana

investasi yang cukup besar dalam rangka melakukan

pengembangan-pengembangan usaha. Pasar modal adalah industri yang sangat dinamis, atraktif, Salah satu kekuatan yang dapat menguatkan pertumbuhan perekonomian

nasional adalah perkembangan di sektor keuangan. Penyelenggaraan fungsi

intermediasi yang dilaksanakan oleh berbagai lembaga jasa keuangan, dalam

perkembangannya telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam

penyediaan dana untuk pembiayaan pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena

itu, Negara senantiasa memberikan perhatian yang serius terhadap perkembangan

kegiatan sektor jasa keuangan tersebut, dengan mengupayakan terbentuknya

kerangka peraturan dan pengawasan sektor jasa keuangan.

1

(2)

selalu berubah dan mempunyai interdepedensi yang sedemikian tinggi dengan

sektor jasa keuangan lainnya di tingkat domestik, regional maupun global.

Karakteristik tersebut membawa konsekuensi terhadap perlunya regulator yang

independen serta siap menghadapi dinamika dari perubahan tersebut.

Dalam sektor keuangan yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan

pesat yakni pasar modal.Dimulai dengan adanya perubahan yang terdapat

didalamnya hingga menghasilkan bursa efek Jakarta di Indonesia.Aktivitas yang

dilakukan sangat banyak, hal tersebut guna membantu para investor dan

perusahaan melakukan transaksi ekonomi.Pada dasarnya setiap pelaku sektor jasa

keuangan haruslah memiliki izin dan terdaftar berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.Khususnya pada perusahaan atau emiten penyedia bursa

efek, suatu keharusan untuk mengurus dan mendapatkan izin dari bursa efek

Jakarta, yang kemudian selalu melaporkan transaksinya secara tranparan dan

akuntabel, hal ini dimaksud agar tidak adanya emiten gelap atau ilegal yang

melakukan transaksi dalam bursa efek.2

Terjadinya proses globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya

kemajuan di bidang teknologi informasi serta inovasi finansial telah menciptakan

sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis, dan saling terkait

antar-subsektor keuangan baik dalam hal produk maupun kelembagaan. Di samping itu,

adanya lembaga jasa keuangan yang memiliki hubungan kepemilikan di berbagai

subsektor keuangan (konglomerasi) telah menambah kompleksitas transaksi dan

interaksi antarlembaga jasa keuangan di dalam sistem keuangan.Banyaknya

2

(3)

permasalahan lintas sektoral di sektor jasa keuangan, yang meliputi tindakan

moral hazard, belum optimalnya perlindungan konsumen jasa keuangan, dan

terganggunya stabilitas sistem keuangan.3

Selain pertimbangan-pertimbangan terdahulu, undang-undang lain juga

mengamanatkan pembentukan lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang

mencakup perbankan, asuransi, dana pensiun, sekuritas, modal ventura dan

perusahaan pembiayaan,serta badan-badan lain yang menyelenggarakan

pengelolaan dana masyarakat seperti halnya Pasal 34 Undang-Undang Nomor 23

Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, mengamanatkan tentang pembentukan

Lembaga Pengawas Jasa Keuangan terhadap semua Otoritas di Bidang Jasa

Keuangan. Lembaga pengawasan sektor jasa keuangan tersebut di atas pada

hakikatnya merupakan lembaga bersifat independen dalam menjalankan tugasnya

dan kedudukannya berada di luar pemerintah.Lembaga ini berkewajiban

menyampaikan laporan kepada Badan Pemeriksa Keuangan dan Dewan

Perwakilan Rakyat.4

Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas

Jasa Keuangan, maka pengawasan sektor jasa keuangan dilakukan oleh Otoritas

Jasa Keuangan. Undang-undang tentang Otoritas Jasa Keuangan pada dasarnya

memuat ketentuan tentang organisasi dan tata kelola (governance) dari lembaga

yang memiliki otoritas pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa

keuangan. Sedangkan ketentuan mengenai jenis-jenis produk jasa keuangan,

3

M.Irsan Nasarudin, Indra Surya,“aspek hukum pasar modal indonesia”, (Jakarta : PT RajaGrafindo, 2008), hlm. 5.

(4)

cakupan dan batas-batas kegiatan lembaga jasa keuangan, kualifikasi dan kriteria

lembaga jasa keuangan, tingkat kesehatan dan pengaturan prudensial serta

ketentuan tentang jasa penunjang sektor jasa keuangan dan lain sebagainya yang

menyangkut transaksi jasa keuangan diatur dalam undang-undang sektoral

tersendiri, yaitu undang-undang tentang Perbankan, Pasar Modal, Usaha

Perasuransian, Dana Pensiun, dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait

dengan sektor jasa keuangan lainnya. Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan

tujuan agar keseluruhan kegiatan jasa keuangan di dalam sektor jasa keuangan

terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, serta mampu

mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan

mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.Otoritas Jasa

Keuangan dibentuk dan dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik,

yang meliputi independensi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, transparansi, dan

kewajaran (fairness).

Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal, kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga keuangan

lainnya.5

OJK mempunyai kewenangan dalam mengawasi kegiatan jasa keuangan di

sektor pasar modal dalam hal ini yakni bursa efek.Dimana sebelum lahirnya OJK

pengawasan terhadap bursa efek dilakukan oleh Bapepam-LK,setiap perusahaan

yang terdaftar di bursa efek Jakarta berkewajiban tunduk pada aturan yang

5

(5)

ditetapkan oleh OJK dan bursa efek Jakarta serta undang-undang terkait seperti

UndangUundangPasar Modal.

Salah satu tujuan dari dibentuknya OJK adalah melindungi kepentingan

konsumen dan masyarakat terhadap pelanggaran atas undang-undang dan

peraturan di sektor keuangan yang berada di bawah kewenangan OJK.6 Dalam

rangka mencapai tujuan tersebut, OJK menyediakan sarana bagi konsumen dan

masyarakat dalam menyampaikan permintaan informasi atau menyampaikan

pengaduan yang berkaitan dengan produk dan/atau jasa yang dibuat dan

ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan (LJK).7

Berdasarkan data yang didapatkan oleh lembaga OJK pada tahun 2014

bahwa terdapat sekitar 265 perusahaan investasi

Konsumen LJK adalah pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau

memanfaatkan pelayanan yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan, seperti

nasabah di industri Perbankan, pemodal di industri Pasar Modal, pemegang polis

di industri Asuransi, peserta Dana Pensiun namun tidak termasuk pensiunan PNS,

dan nasabah di Industri Pembiayaan dan Penjaminan berdasarkan peraturan

perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

8

6

Pasal 4, Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2011Tentang Otoritas Jasa Keuangan.

7

Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta : Tatanusa, 2006), hlm. 11.

yang menghimpun dana dari

investor atau masyarakat untuk berinvestasi tidak memiliki izin atau emiten gelap

yang melakukan transaksi kepada masyarakat tanpa pengawasan oleh lembaga

OJK. Hal ini menggambarkan bahwa masih banyak perusahaan investasi yang

http://investasi.

(6)

sama sekali tidak terdaftar di OJK dan bursa efek Jakarta, dapat dikatakan

kegiatan transaksi perusahaan tersebut indentik dengan penipuan investasi dan

kerugian materill serta kegiatan yang seharusnya dilakukan berdasarkan

undang-undang pasar modal tidak diterapkan. Dalam hal ini sebagai lembaga Negara yang

telah dijamin oleh undang-undang maka OJK berkewajiban untuk melakukan

pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan terkait Investasi yang tidak

terdaftar dalam Bursa Efek tersebut.

J. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang dapat diajukan dalam menyikapi masalah

kewenangan OJK dalam mengawasi kegiatan investasi yang tidak terdaftar dalam

bursa efek adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk-bentuk perusahaan yang bergerakdalam Bursa Efek ?

2. Bagaimana pengaturankegiataninvestasidalam Bursa

Efekuntukmencegahterjadinyapenipuaninvestasi ?

3. Bagaimana pengawasanOtoritasJasaKeuanganterhadapkegiataninvestasi

yang tidakterdaftardalam Bursa Efek ?

K. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk perusahaan yang bergerak dalam bursa

efek dan kaitannya dengan keabsahan suatu perusahaan bursa efek di

(7)

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan terkait investasi yang dilakukan

dalam bursa efek di Indonesia sehingga dapat meminimalisir adanya

penipuan investasi.

3. Untuk mengetahui bagaimana kewenangan lembaga Otoritas Jasa

Keuangan dalam mengawasi kegiatan investasi dalam bursa efek.

L. Manfaat Penulisan

1. Manfaat secara teoritis, dimana penulisan skripsi ini dapat bermafaat

memberikan kontribusi baik dalam bentuk masukan, pemikiran serta

menambah khasanah ilmu pengetahuan dan literatur dalam dunia

akademis, khususnya yang berhubungan dengan investasi dalam bursa

efek dan kewenangan lembaga Otoritas Jasa Keuangan dalam mengawasi

kegiatan perusahaan bursa efek di Indonesia, yang mana akhir-akhir ini

sering terjadi penipuan investasi dalam bursa efek, dan hal tersebut

dilakukan oleh emiten yang tidak terdaftar dalam bursa efek Jakarta,

dengan pembahasan ini kiranya dapat menjadi bahan kajian yang lebih

lanjut untuk melahirkan konsep ilmiah dalam rangka upaya supermasi

hukum yang mana semata mata agar tercapainya dasar tujuan hukum yang

meliputi keadilan hukum, kepastian hukum dan kemanfaatan hukum.

2. Manfaat secara praktis, secara praktis penulisan skripsi ini dapat

memberikan pengetahuan tentang bentu-bentuk perusahan dalam bursa

efek, bagaimana aturan-aturan yang berlaku bagi perusahaan bursa efek

dan bagaimana kewenangan lembaga OJK dalam mengawasi

(8)

penipuan yang berkedok investasi dalam bursa efek. Pembahasan ini

dapat dijadikan pedoman bagi aparat penegak hukum maupun masyarakat

umum sebagai pelaku investasi dalam menentukan sikap dan mosi

kehatia-hatian.

M. Tinjauan Kepustakaan

1. Pengertian Investasi

Menurut Jack Clark Francis, Investasiadalah penanaman modal yang

diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan datang.9

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK),Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan

untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil

investasi seperti, bunga, royalti, deviden dan uang sewa, untuk apresiasi nilai

investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti

manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.10

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Investasi adalah

penanaman uang atau modal di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan

memperoleh keuntungan.11

99

Pengertian dan definisi investasi menurut ahli, https://www.linkedin.com /pulse/10,(diakses pada tanggal 29 Februari 2016), pukul 14.30 wib.

10

Tjiptono D, & Hendy M, Pasar modal di Indonesia, (Jakarta: Salemba, 2001), EdisiPertama, hlm. 16.

11

(9)

Menurut James C. Van Horn, Investasi adalahkegiatan yang dilangsungkan

dengan memanfaatkan kas pada masa sekarang ini, dengan tujuan untuk

menghasilkan barang di masa yang akan datang.12

Menurut Henry Simamora, Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan

oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil

investasi, untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan

yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang.13

Menurut Downes dan Goodman, Investasi adalah Investasi keuangan

dimana seorang investor menanamkan uangnya dalam bentuk usaha dalam waktu

tertentu dari setiap orang yang ingin memperoleh laba dari keberhasilan

pekerjaannya.14

Menurut Sadono Sukirno, Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran

atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli

barang-barangmodaldan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk

menambahkemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia

dalam perekonomian.15

Pada kegiatannya investasi memiliki dua jenis yakni,PertamaInvestasi

Langsung (Direct Investment) dimana investor dapat langsung berinvestasi

dengan membeli secara langsung suatu aktiva keuangan dari suatu perusahaan.

Investasi ini merupakan aset-aset riil (real assets) yang melibatkan aset berwujud,

12

ZakiBaridwan, Intermediate Accounting edisi delapan, (Yogyakarta : Edisi 8 Fakultas Ekonomi UGM, 2004), hlm 5.

13

Ibid, hlm 6. 14

Sutrisno Budi dan HS Salim, Hukum Investasi di Indonesia cetakan pertama,(Jakarta : Rajawali Pers, 2007), hlm 4.

15

(10)

misalkan pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,

pembukaan perkebunan, dan lainnya. Investasi secara langsung selalu dikaitkan

adanya keterlibatan secara langsung dari pemilik modal dalam kegiatan

pengelolaan modal. Dalam penanaman modal secara langsung, pihak investor

langsung terlibat dalam kegiatan pengelolaan usaha dan bertanggung jawab secara

langsung apabila terjadi suatu kerugian.Kedua ialah Investasi Tidak Langsung

(Portfolio Investment) dimana investor dapat melakukan investasi namun tidak

terlibat secara langsung dan cukup dengan memegangnya dalam bentuk saham

dan obligasi. Investasi tidak langsung pada umumnya merupakan investasi jangka

pendek yang mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar uang.

Investasi ini disebut sebagai investasi jangka pendek karena pada umumnya

mereka melakukan jual saham dan atau mata uang dalam jangka waktu yang

relatif singkat, tergantung kepada fluktuasi nilai saham dan atau mata uang yang

hendak mereka perjual-belikan.16

2. Pengertian Bursa Efek

Menurut Undang-Undang Pasar Modal,Bursa Efek adalah pihak yang

menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk

mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak yang lain dengan

tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.17

Menurut Keputusan Menteri Keuangan Reprublik Indonesia Nomor

1548/KMK/1990 tentang peraturan pasar modal, bahwa Pengertian Bursa Efek

16

Direct Investment,2014/03/http://resumehukum.blogspot.co.id/25.html(diakses pada tanggal 28 Februari 2016), pukul 22.20 wib.

17

(11)

atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisir yang mempertemukan

antara penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun

melalui wakil-wakilnya. Bursa efek ini berfungsi untuk menjaga kontinuitas pasar

dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan

penawaran.

Menurut Marzuki Usman, bursa efek adalah wadah tempat bertemunya

para broker dan dealer untuk melakukan jual beli efek (saham dan obligasi).

Karena itu umumnya diluar negeri Bursa Efek itu diselenggarakan oleh swasta,

bahkan pemiliknya adalah para broker dan dealer itu sendiri. Sedangkan menurut

Husnan, bahwa Bursa Efek adalah perusahaan yang jasa utamanya adalah

mneyelanggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder.18

3. Pengertian Emiten

Dari uraian diatas dapat kita uraikan unsur-unsur yang ada dalam bursa

efek yakni, adanya sistem dan sarana/ wadah bertemunya broker dan dealer,

adanya penjual dan pembeli efek, adanya penawaran atau perdagangan jual/ beli

efek/ securitas, adanya pembeli langsung ataupun dengan perwakilan.

Emiten adalah perusahaan yang menjual pemilikannya kepada masyarakat

(gopublic)dengan tujuan untuk memperoleh tambahan dana yang digunakan

dalam perluasan usaha, mengubah atau memperbaiki komposisi modal, dan

melakukan pengalihan pemegang saham.

Pasal 1 angka 6 undang-undang pasar modal mendefinisikan Emiten

sebagai Pihak yang melakukan Penawaran Umum.Selanjutnya definisi Emiten

18

(12)

pada Pasal 1 angka 23 undang-undang pasar modal mendefinisikan Pihak sebagai

orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang

terorganisasi.

Pasal 1 angka 15 undang-undang pasar modal menerangkan bahwa

Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten

untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam

Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.

Dari definisi yang diberikan oleh ketiga ayat pada Pasal 1 undang-undang

pasar modal tersebut tercermin bahwa Emiten dapat berupa orang perseorangan,

perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi. Emiten

adalah pihak yang melakukan kegiatan penawaran efek kepada masyarakat untuk

menjual efek berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang pasar modal

dan peraturan pelaksanaannya.19

4. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan

Menurut Undang-Undang No 21 Tahun 2011 pasal 1 angka 1 Otoritas Jasa

Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen dan

bebas dari campur tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, wewenang,

pengaturan, pengawasan, pemerikasaan dan penyidikan sebagaimana dimaksud

dalam undang-undang ini.20

19

Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. 20

(13)

N. Keaslian Penulisan

Berdasarkan pengamatan dan penelusuran penulis yang telah dilakukan

bahwa pembahasan tentang OJK sebelumnya telah ada, antara lain berjudul

Independensi Lembaga Otoritas Jasa Keuangan dalam melakukan Pengawasan

Jasa Keuangan, Pengaturan Perbankan oleh OJK, Regulator OJK dalam

mengawasi Perbankan. Pembahasan dari judul tersebut diatas memiliki perbedaan

yang signifikan dengan pembahasan skripsi ini yang mana berfokus

padapembahasan tentang Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap kegiatan

Investasi yang tidak terdaftar di Bursa Efek, dimana pembahasan tersebut

mengulas tentang bagaimana pengawasan yang dilakukan dan dasar hukum yang

dimiliki oleh OJK dalam mengawasi kegiatan investasi yang tidak terdaftar dalam

bursa efek sedangkan pembahasan yang pernah dibahas hanya membahas tentang

kewenangan OJK secara umum, tentang pengawasan perbankan dan sebagainya.

Dari hasil pengamatan dan pemeriksaan data base perpustakaan bahwa

pembahasan judul skripsi ini belum pernah dilakukan dalam topik dan

pembahasan yang sama di lingkungan Universitas Sumatera Utara, dan kalaupun

ada tulisan yang hampir sama, semua itu akan menambah kazanah dan wawasan

untuk memperdalam dan memperluas penulisan.

Penulisan dan pembahasanini merupakan karya asli penulis sesuai dengan

asas keilmuan yang jujur, rasioanl, objektif serta terbuka. Guna menghindari

adanya duplikasi penulisan terhadap masalah yang sama maka penulisan ini

disusun berdasarkan literatur yang telah ada, baik dari literatur perpustakaan,

(14)

O. Metode Penelitian

Dalam skripsi ini untuk membahas masalah sangat membutuhkan adanya

data dari keterangan yang dapat dijadikan bahan analitis. Untuk mendapatkan dan

mengumpulkan data dan keterangan tersebut penulis menggunakan metode

sebagai berikut :

1. Spesifikasi Penelitian

Tipe penelitian yang dilakukan adalah yuridis normatif dengan

mempertimbangkan titik tolak penelitian analisis terhadap peraturan

perundang-undangan tentang pengawas Otoritas Jasa Keuangan baik

dalam investasi maupun dalam bursa efek. Maka tipe penelitian yang

digunakan adalah penelitian juridis normatif, yakni penelitian yang

difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma

dalam hukum positif mengenai pengawasan OJK terhadap investasi yang

ridak terdaftar di bursa efek. Oleh karena tipe penelitian yang digunakan

adalah yuridis normative maka pendekatan yangdigunakan adalah

pendekatan perundang-undangan.Pendekatan tersebut melakukan

pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan

dengan kegiatan pengawasan otoritas jasa keuangan.21

2. Data Penelitian

Materi dalam skripsi ini diambil dari data seperti dimaksud dibawah ini :

a. Bahan hukum primer, yaitu :

21

(15)

Ketentuan peraturan perundang-undangan dalam kerangka hukum

nasional Indonesia yakni UUPM, dan diikuti UU OJK.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu :

Bahan-bahan yang berkaitan erat dengan bahan hukum primer dan

dapat digunakan untuk menganalisis dan memahami bahan hukum

primer yang ada. Semua dokumen yang dapat menjadi sumber

informasi mengenai pengawasan otoritas jasa keuangan terhadap

investasi yang tidak terdaftar di bursa efek, seperti seminar atau

makalah dari pakar hukum, koran, majalah, artikel, dan juga

sumber-sumber lainnya yakni internet yang memiliki kaitan erat dengan

permasalahn yang dibahas.

c. Bahan hukum sekunder, yaitu :

Mencakup kamus bahasa untuk pembenahan tata Bahasa Indonesia dan

juga sebagai alat bantu pengalih bahasa beberapa istilah asingyang

digunakan dalam skripsi ini.22

3. Teknik Pengumpulan Data

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dikumpulkan dengan

melakukan penelitian kepustakaan atau yang lebih dikenal dengan studi

kepustakaan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara

mengumpulkan data yang terdapat dalam buku-bukuliteratur, peraturan

perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, hasil seminar, dan

sumber-sumber lain yang terkait masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

22

(16)

4. Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelusuran kepustakaan, dianalisis dengan

deskriptif kualitatif. Metode deskriptif yaitu menggambarkan secara

menyeluruh tentang apa yang menjadi pokok permasalahan. Kualitatif

yaitu metode yang diperoleh menurut kualitas kebenarannya kemudian

dihubungkan dengan teori yang diperoleh dari penelitian kepustakaan

sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan yang diajukan.23

P. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terbagi dalam beberapa bab antara lain,

Bab I merupakan bab pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan secara umum

keadaan-keadaan berhubungan dengan objek penelitian seperti Latar Belakang

Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Keaslian

Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metodologi Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

Bab II berjudul Bentuk-Bentuk Perusahaan Yang Bergerak dalam Bursa

Efek. Bab ini akan menguraikan mengenai Bentuk-bentuk Perusahaan Yang

Bergerak dalam Bursa Efek, kemudian memaparkan tentang Bursa Efek

Indonesia, kegiatan perusahaan bursa dalam hukum Pasar Modal, dan

bentuk-bentuk perusahaan yang bergerak dalam Bursa Efek.

Bab III berjudul Pengaturan Kegiatan Investasi dalam Bursa Efek untuk

Mencegah terjadinya Penipuan Investasi, pada bab ini akan diuraikan metode

pencegahan investasi yang terindikasi adanya penipuan, pengaturan kegiatan

23

(17)

investasi dalam Bursa Efek untuk mencegah terjadinya penipuan investasi, dan

bagaimana pelaksanaan fungsi perlindungan konsumen dalam Bursa Efek.

Bab IV berjudul Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Kegiatan

Investasi yang tidak Terdaftar dalam Bursa Efek, pada bab ini akan disajikan

mengenai Tujuan, Fungsi, Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan, serta

Kedudukan perusahaan yang memperdagangkan produk investasi yang tidak

terdaftar di bursa efek, dan pelaksaan pengawasan OJK terhadap kegiatan

investasi yang tidak terdaftar dalam bursa efek.

Bab V berisi kesimpulan terhadap bab-bab sebelumnya yang telah

diuraikan yang ditutup dengan mencoba memberikan saran-saran yang dianggap

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan point 1 tersebut di atas, Pokja ULP memutuskan bahwa Pelelangan Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor SAR Timika Tahap-II dinyatakan GAGAL

Ani membeli 7 keranjang jeruk, jika tiap keranjang berisi 4 buah jeruk, banyak jeruk seluruhnya adalah ………2. Ibu mempunyai 12 buah mangga, mangga itu dibagikan kepada 4 orang anak,

[r]

Sehubungan dengan pembuktian kualifikasi yang akan dilakukan Pokja ULP pengadaan barang/jasa Kantor SAR Timika, maka kami mengundang perusahaan saudara.. untuk hadir

Anak yang bersifat rendah hati tidak ….. Hidup sederhana tidak

Model predictions compared very favourably with the measured deposition velocities of spores to artificial sticky grass and sticky rough glass and with the deposition of micron

PNS sebagai aparatur pemerintahan yang mempunyai tugas sebagai pelayan masyarakat di dalam menjalankan tugas dan fungsinya tidak boleh terlepas dari hukum, karena Hukum

Rendahnya kesamaan komposisi jenis pada cadangan biji dan vegetasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu (1) kondisi hutan sudah dalam keadaan terganggu dan dipengaruhi oleh