• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Intrusi Air Laut Pada Sumur Dangkal di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Intrusi Air Laut Pada Sumur Dangkal di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Intrusi Air Laut

Intrusi atau penyusupan air asin ke dalam akuifer di daratan pada

dasarnya adalah proses masuknya air laut di bawah permukaan tanah melalui

akuifer di daratan atau daerah pantai. Dengan pengertian lain, yaitu proses

terdesaknya air bawah tanah tawar oleh air asin/air laut di dalam akuifer pada

daerah pantai. Apabila keseimbangan hidrostatik antara air bawah tanah tawar

dan air bawah tanah asin di daerah pantai terganggu, maka akan terjadi

pergerakan air bawah tanah asin/air laut ke arah darat dan terjadilah intrusi air

laut. Terminologi intrusi pada hakekatnya digunakan hanya setelah ada aksi,

yaitu pengambilan air bawah tanah yang mengganggu keseimbangan hidrostatik.

Adanya intrusi air laut ini merupakan permasalahan pada pemanfaatan air bawah

tanah di daerah pantai, karena berakibat langsung pada mutu air bawah tanah

(Hendrayana, 2002).

Penurunan aliran air tawar yang masuk ke laut menyebabkan interface

bergerak ke dalam tanah dan menghasilkan intrusi air asin ke dalam akuifer.

Sebaliknya suatu peningkatan aliran air tawar mendorong interface ke arah laut.

Laju gerakan interface dan respon tekanan akuifer tergantung kondisi batas dan

sifat akuifer pada kedua sisi interface. Pada sisi dengan air asin dapat bergerak

kedalam atau keluar, pada sistem akuifer efek dari gerakan interface

mempengaruhi perubhaan debit air tawar di lepas pantai. Dalam suatu sistem

(2)

tersingkap atau bocoran yang melewati lapisan pembatas atau lantai laut

(Herlambang dan Indriatmoko, 2005).

Eksploitasi air tanah yang terus berlangsung dan semakin meningkat dari

waktu ke waktu diduga telah mengakibatkan terjadinya intrusi air laut pada

akuifer di daerah pantai. Hal ini ditunjukan dengan semakin bertambahnya sumur

penduduk yang berubah menjadi payau. Dalam banyak hal, intrusi air laut

menimbulkan dampak yang sangat luas terhadap berbagai aspek kehidupan,

seperti gangguan kesehatan, penurunan kesuburan tanah, kerusakan bangunan dan

lain sebagainya. Namun demikian, mengingat kondisi litologi pantai yang berupa

endapan aluvial, maka keasinan air tanah tidak selalu merupakan akibat dari

intrusi air laut. Pada beberapa kejadian air tanah asin tersebut merupakan air laut

yang terjebak pada sedimen saat proses sedimentasi (connate water)

(Widada, 2007).

Pemukiman, pertanian dan industri yang terus berkembang memerlukan

air semakin banyak. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, dilakukan pengeboran

air tanah atau pembuatan sumur-sumur. Air tanah disedot secara besar-besaran,

sehingga terajadi ketidak seimbangan antara pengambilan/ pemanfaatan dengan

pembentukan air tanah. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan menurunnya

permukaan air tanah. Penurunan permukaan air tanah, selain disebabkan oleh

pengambilan air tanah yang berlebihan juga disebabkan oleh berkurangnya daerah

resapan air hujan karena karena terturup bangunan, jalan aspal, dll. Di daerah

pesisir, penurunan permukaan air tanah akan mengakibatkan perembesan air laut

(3)

tekanan air laut. Terjadinya intrusi air laut ke daratan dapat dilihat pada Gambar

2 (Nandi, 2006).

Gambar 2. Terjadinya Intrusi/ Perembesan Air Laut ke Daratan (Nandi, 2006).

Pada sistem hidrologi secara alamiah keberadaan air tanah di suatu

wilayah adalah seimbang antara masukan dan keluaran. Masukan berasal dari

infiltrasi air hujan, sedangkan keluaran dari mata air dan pengambilan air oleh

manusia. Keseimbangan dalam sistem hidrologi akan terganggu oleh dinamika

pembangunan kota yang dilakukan oleh manusia, meningkatnya penggunaan

sumber daya air akibat bertambahnya jumlah penduduk dan menurunnya

kemampuan infiltrasi akibat penggunaan tata guna lahan yang tidak tepat.

Gangguan tersebut dapat menyebabkan penurunan muka air tanah dan

(4)

Daerah pantai adalah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan.

Pada umumnya air tanah pada daerah pantai terpengaruh oleh intrusi air laut.

Intrusi adalah proses masuknya air laut ke daratan. Proses intrusi makin panjang

bisa dilakukan dengan pengambilan air tanah dalam jumlah yang berlebihan. Bila

intrusi sudah masuk pada sumur, maka sumur akan menjadi asin, sehingga tidak

dapat lagi dipakai untuk keperluan sehari-hari. Intrusi air laut terjadi melalui tiga

cara yaitu :

1. Pergeseran batas air laut dan air tawar di daerah pantai. Pergeseran ini terjadi

karena pengambilan air tanah yang berlebihan sehingga menurunkan muka air

tanah.

2. Pemompaan air tanah semi tertekan yang berlebihan di daratan. Akibatnya air

yang tersedot bukan lagi air tawar tetapi air asin. Akibatnya air asin yang

tersedot akan menyebar dan mencemar air tanah bebas sekitar pemompaan.

3. Intrusi melalui muara sungai. Intrusi air laut pada air sungai menyebabkan air

berkadar garam tinggi ini bergerak dan mengisi air tanah sekitarnya. Akibatnya

air tanah di sekitar sungai berkadar garam tinggi (Purba, 2009).

Air Tanah

Studi sifat fisik air tanah sangat membantu dalam mengidentifikasi daerah

yang terindikasi terpengaruh oleh air asin. Data studi fisik air tanah perlu

diperkuat dengan data kimia air tanah, sehingga dalam praktisnya perlu dilakukan

secara bersamaan untuk saling melengkapi. Manajemen air tanah di daerah pantai

dibutuhkan penanganan yang sangat hati-hati. Abstraksi air tanah yang

(5)

tawar dan menyebabkan intrusi air laut masuk kedalam sumur-sumur warga.

Kegiatan pengambilan air tanah oleh perusahaan tambang dapat mempengaruhi

keseimbangan air tanah. Sehingga, pengamatan kondisi hidrogeologi perlu

dilakukan untuk mengelola pengambilan air tanah untuk mencegah intrusi airlaut

(Prahastomi, 2006).

Air tanah secara alami pergerakannya dipengaruhi oleh hidrologi dan

geologi setempat. Muka air tanah biasanya terbentuk mengikuti kontur bentang

daratan di atas muka air tanah tersebut. Ketinggian dan tingkat kelerengan suatu

wilayah mempengaruhi munculan air tanah ke permukaan. Sementara itu, faktor

geologi yang mempengaruhi ketersediaan air tanah antara laian bentuk dan besar

butir, penyebaran lapisan batuan dan perbedaan komposisi litologi batuan dan

tingkat kelulusannya. Produktivitas akuifer yang menekan berpengaruh secara

hidrologi terhadap kelulusannya dalam mengalirkan air tanah. Aliran air tanah

yang muncul ke permukaan tanah membentuk mata air secara alami, sementara itu

karena budidaya manusia akan membentuk sumur-sumur gali. Sumber- sumber itu

terjadi karena kondisi topografi dan geologi (Damayanti, 2002).

Air tanah merupakan semua air yang terdapat dibawah permukaan tanah

pada lajur atau zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah berasal dari air hujan

dan air permukaan yang meresap (infiltrasi) mula-mula ke zona tak jenuh air

(zone of aeration) dan kemudian meresap makin dalam (perkolasi) hingga

mencapai zona jenuh air, lalu terkumpul dalam reservoir alam yaitu akuifer dan

kemudian menjadi air tanah. Sumberdaya air dapat mengalir kembali ke

(6)

permukaan melalui sumur gali, sumur bor, dan sebagainya. Dengan demikian air

tanah merupakan bagian dari sistem daur hidrologi dapat dilihat pada Gambar 3 .

Gambar 3. Zona Air Tanah (Sunandar, 2009).

Air tanah dapat disuplai oleh aliran-aliran permukaan bumi seperti sungai

dan danau atau bentang-bentang perairan buatan seperti saluran air buatan dan

waduk-waduk. Sumber air semua bentang perairan di muka bumi daratan adalah

presipitasi. Presipitasi dapat berupa hujan (rainfall), hujan gerimis, salju, hujan

batu es dan sleet atau campuran air hujan dan salju. Untuk wilayah-wilayah

tropik yang lembab secara klimatologis hanya terdiri dari dua musim

(musim penghujan dan musim kemarau) seperti Indonesia, bentuk presipitasinya

yang dominan adalah hujan atau air hujan (Ashriyati, 2011).

Menurut (Suryana, 2013) air tanah adalah air yang tersimpan di dalam

lapisan batuan yang mengalami pengisian/penambahan secara terus menerus oleh

alam

(7)

Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air permukaan

tanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air

tanah akan jernih. Air tanah dangkal akan terdapat pada kedalaman 15 meter. Air

tanah ini bias dimanfaatkan sebagai sumber air minum melalui sumur-sumur

dangkal. Dari segi kualitas agak baik sedangkan kuantitasnya kurang cukup dan

tergantung pada musim.

b. Air Tanah Dalam

Air tanah dalam terdapat pada lapisan rapat air pertama dan kedalaman

100-300 meter. Ditinjau dari segi kualitas pada umumnya lebih baik dari air tanah

dangkal, sedangkan kuantitasnya mencukupi tergantung pada keadaan tanah dan

sedikit dipengaruhi oleh perubahan musim.

c. Mata Air

Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan

tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh

musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air tanah dalam.Selain itu gaya

gravitasi juga mempengaruhi aliran air tanah menuju ke laut. Tetapi dalam

perjalanannya air tanah juga mengikuti lapisan geologi yang berkelok sesuai jalur

aquifer dimana air tanah tersebut berada. Bila terjadi patahan geologi didekat

permukaan tanah, maka aliran air tanah dapat muncul pada permukaan bumi,

pada tempat tertentu. Sebagai tumpahan air tanah alami yang pada umumnya

berkualitas baik, maka mata air dijadikan pilihan sumber air bersih yang dicari

cari dan diperebutkan oleh penduduk kota.

Air tanah ialah air yang melekat pada butir-butir tanah, air yang terletak

(8)

terdiri dari batu, tanah lempung yang amat halus atau padat yang sukar ditembus

air. Kebanyakan air tanah berasal dari hujan. Air hujan yang meresap ke dalam

tanah menjadi bagian dari air tanah, perlahan mengalir ke laut, atau mengalir

dalam tanah atau di permukaan dan bergabung dengan aliran sungai. Banyaknya

air yang meresap ke tanah bergantung pada selain ruang dan waktu, juga di

pengaruhi kecuraman lereng, kondisi material permukaan tanah dan jenis serta

banyaknya vegetasi dan curah hujan. Meskipun curah hujan besar tetapi lerengnya

curam, ditutupi material impermeabel, persentase air mengalir di permukaan lebih

banyak daripada meresap ke bawah. Sedangkan pada curah hujan sedang, pada

lereng landai dan permukaannya permiabel, persentase air yang meresap lebih

banyak. Sebagian air yang meresap tidak bergerak jauh karena tertahan oleh daya

tarik molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran tanah (Sitorus, 2011).

Menurut (Effendi, 2003) air tanah dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu air tanah tidak tertekan (bebas) dan air tanah tertekan. Air tanah bebas

adalah air dari akifer yang hanya sebagian terisi air, terletak pada suatu dasar

kedap air, dan mempunyai permukaan bebas. Pengambilan sampel berupa air

tanah bebas dapat dilakukan di tempat-tempat sebagai berikut:

1) Bagian hulu dan hilir dari lokasi penimbunan/ pembuangan sampah kota/

industri

2) Bagian hilir daerah pertanian yang diperlukan dengan pestisida dan pupuk

kimia secara intensif

3) Daerah pantai yang mengalami intrusi air laut

(9)

Air tanah tertekan adalah air dari akifer yang sepenuhnya jenuh air, dengan bagian

atas dan bawah dibatasi oleh lapisan yang kedap air. Pengambilan sampel yang

berupa air tanah tertekan dapat dilakukan di tempat-tempat sebagai berikut:

1. Sumur produksi air tanah untuk pemenuhan kebutuhan perkotaan, pedesaan,

pertanian, dan industri

2. Sumur produksi air tanah PAM maupun sarana umum

3. Sumur pemantauan kualitas air tanah

4. Lokasi kawan industri

5. Sumur observasi bagi pengawasan imbuhan

6. Sumur observasi air tanah di suatu cekungan air tanah artesis

7. Sumur observasi di wilayah pesisir yang mengalami penyusupan air laut

8. Sumur observasi penimbunan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

9. Sumur lain yang dianggap perlu.

Pengambilan Air Tanah Melalui Air Sumur

Menurut Sitorus (2011) sumur merupakan sumber utama persediaan air

bersih bagi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan maupun diperkotaan

Indonesia. Secara teknis dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu sumur dangkal dan

sumur dalam. Dimana setiap jenis sumur tersebut mempunyai kekurangan dan

kelebihan setiap jenis sumur tersebut.

a) Sumur dangkal (shallow well)

Cara pengambilan air tanah yang paling tua dan sederhana adalah dengan

membuat sumur gali dengan kedalaman lebih rendah dari posisi permukaan air

(10)

yang diambil adalah air dangkal. Untuk pengambilan air yang lebih besar

diperlukan luas dan kedalaman galian yang lebih besar. Kedalaman sumur gali

tergantung lapisan tanah, ketinggian dari permukaan air laut, dan ada tidaknya air

bebas di bawah lapisan tanah. Sumur gali biasanya dibuat dengan kedalaman tidak

lebih dari 5-8 meter di bawah permukaan tanah. Cara ini cocok untuk daerah

pantai dimana air tanah berada di atas air asin. Berdasarkan jenis tanah dan

kedalaman, air bebas sumur gali dapat diperoleh seperti pada tanah berpasir,

sumur gali cukup 6-8 m telah memperoleh air bebas. Tanah liat, kedalaman sumur

≥ 12 m baru memperoleh air bebas. Tanah kapur, Umumnya sumur gali harus ≥

40 m baru diperoleh air bebas. Keadaan atau sifat air sumur gali yaitu pada

ketinggian air bebas umumnya sekitar 1-3 m dari dasar sumur. Ketinggian air

bebas bervariasi, tergantung jumlah air yang diambil dan tergantung musim. Rasa

dan warna air tergantung jenis tanah yang ada, tanah sawah airnya kekuning

kuningan, tanah berpasir airnya jernih dan rasanya sejuk, tanah liat rasanya sedikit

sepat, tanah kapur airnya terasa sedikit sepat dan warnanya kehijau-hijauan dan

tanah gambut airnya berwarna kemerahmerahan seperti teh dan rasanya asam.

Mudah tercemar oleh karena kelalaian dalam menutup mulut sumur. Mengandung

alga dalam jumlah sedikit Mengandung bakteri cukup banyak.

b) Sumur dalam (deep well)

Pengambilan air tanah dilakukan dengan membuat sumur dalam (deep well)

atau yang lazim disebut sumur bor. Kedalaman sumur bor berdasarkan struktur

dan lapisan tanah yaitu pada tanah berpasir , biasanya kedalaman 30-40 m sudah

memperoleh air. Biasanya airnya naik 5-7 m dari permukaan tanah. Tanah

(11)

naik mencapai 7 m dari permukaan tanah. Tanah berkapur, biasanya sumur

dengan kedalaman di atas 60 m kemungkinan baru mendapat air dan apabila ada

air, airnya sukar/tidak bias naik ke atas dengan sendiriny. Tanah berbukit,

biasanya sumur dibuat diatas 100 m atau diatas 200 m kemungkinan tipis sekali

untuk memperoleh air. Air yang diperoleh sukar/tidak bias naik ke atas dengan

sendirinya. Keadaan/sifat air sumur bor yaitu airnya jernih dan rasa sejuk.

Pencemaran air tidak terjadi/sukar terjadi. Jumlah bakteri jauh lebih kecil dari

sumur gali. Jumlah algae dalam air sumur bor jauh lebih banyak dibanding

dengan air sumur gali.

Teknik pengambilan air tanah yang dapat dilakukan adalah dengan cara

1. Menggali tanah atau mengebor tanah dengan tenaga manusia pada kedalaman

tertentu sampai mendapatkan air tanah yang disebut sebagai sumur gali atau

sumur pasak/patek, dan air tanah yang diambil/disadap adalah air tanah

dangkal pada lapisan akuifer bebas (akuifer 1).

2. Mengebor tanah dengan alat pemboran tenaga mesin pada kedalaman tertentu

sampai memperoleh air tanah yang disebut sebagai sumur bor atau sumur

produksi, umumnya air tanah yang diambil adalah air tanah dalam pada lapisan

akuifer tertekan (akuifer II, III, dan IV).

3. Menurap mata air dengan cara alamiah maupun buatan dengan tidak

mengganggu keseimbangan hidrologi air tanahnya, karena apabila tekanan

hidrolika pada saat penurapan lebih besar dari pada mata air sebelumnya, maka

akan menyebabkan mata air tersebut pindah ke area yang tekanannya lebih

Gambar

Gambar 2. Terjadinya Intrusi/ Perembesan Air Laut ke Daratan           (Nandi, 2006).
Gambar 3. Zona Air Tanah (Sunandar, 2009).

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah hakim pengadilan agama di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Bengkulu, sebanyak 24 (dua puluh empat)

3. Surat penawaran, Surat pesanan merupakan contoh dari surat…. A. Sangat Segera B. Surat Biasa C. Surat Kilat D. Surat Segera E.

Alat Analisis yang digunakan adalah metode Economic Value Added (EVA) yang merupakan alat ukur kinerja sebuah perusahaan sekaligus sebagai pengukur nilai tambah

Upaya Sektor Bisnis dalam Pengendalian Karlahut di Sumatra Narasumber : Sinar Mas dan RAPP Dukungan Kebijakan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan Narasumber :

The de-noising result of the near-range signal shown in figure 2(a) processed by the proposed method is shown in figure 4, where the noise-level of the de-noising signal

The experimental results implied that the slope of the terrain, backscattering coefficient and reflectivity, target height, target position in the footprint and area

Wahana Komputer. Microsoft PowerPoint 2007 untuk Menyusun Presentasi Profesional. Yogyakarta: Penerbit Andi.. Beberapa hal yang mendukung program presentasi untuk dimanfaatkan

Namun masih terdapat beberapa kegiatan guru yang tidak telaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada pertemuan pertama. Kegiatan guru yang