BAB II
DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Kabupaten Humbang Hasundutan
Kabupaten Humbang Hasundutan terletak antara 2o1' - 2o 28' Lintang
Utara dan 98o10o - 98o58' Bujur Timur18
Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan berbatasan dengan :
. Kabupaten Humbang Hasundutan
dibentuk pada 28 Juli 2003 yang beribukota di Doloksanggul. Kabupaten
Humbang Hasundutan mempunyai luas sebesar 251.765,93 Ha. Kondisi fisik
kabupaten ini berada pada ketinggian 330-2.075 meter dpl. Kabupaten Humbang
Hasundutan terdiri dari 10 Kecamatan dan 144 Kelurahan/Desa. Menurut data
sensus penduduk pada tahun 2010 penduduk nya berjumlah 171.687 jiwa.
• Sebelah Utara : Kabupaten Samosir
• Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Utara
• Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah
• Sebelah Barat : Kabupaten Pakpak Bharat
Mayoritas penduduk
pertanian terbesar adalah kopi dengan luas panen 9.246 Ha dan produksi 6.461 ton
(Humbang Hasundutan Dalam Angka 2007). Perkebunan kopi terdiri dari 48.45%
luas lahan pertanian dan perkebunan.Selain kopi, kabupaten ini juga kaya dengan
kemenyan. Dengan luas panen 5.235 Ha menghasilkan 1.278 ton. Luas lahan
kemenyan mencapai 23,16%19
. Komoditas lainnya adalah karet, kulit manis,
kemikir, coklat, kelapa sawit, aren, kelapa, tebu, jahe, cengkeh, jangung dan
andaliman. Potensi ekonomi lain di kabupaten
pembangkit listrik. Terdapat 10 lokasi air terjun yang dapat dimanfaatkan menjadi
pembangkit listrik. Air terjun dengan ketinggian jatuh tertinggi adalah Aek Sipang
dengan ketinggian 125 meter. Berikutnya adalah Sipulak (75 m), Sisira (75 m),
Simarhilang (50 m), dan lain-lain. Sebanyak 4 air terjun ini berada di satu desa
yakni Sijarango (Janjimatogu), Kecamata
Gambar 2.1 Peta Kabupaten Humbang Hasundutan
*Sumber : Pofil Kabupaten Humbang Hasundutan
2. Kecamatan Doloksanggul
Kecamatan Doloksanggul terletak 1622 meter diatas permukaan laut (dpl)
dengan luar wilayah 20.930 Ha. Kecamatan Doloksanggul terdiri dari 27 Desa dan
1 Kelurahan. Kecamatan Doloksanggul terletak di Kabupaten Humbang
Hasundutan dengan batas-batas sebagai berikut :
• Sebelah Timur : Desa Siponjot (Silaban) Kecamatan Lintong
Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.
• Sebelah Selatan : Desa Hutatinggi, Sirang Gitgit Kecamatan
Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara.
• Sebelah Barat : Desa Sibuluan Kecamatan Onanganjang Kabupaten
Humbang Hasundutan.
• Sebelah Utara : Desa Marade, Sipituhuta, Aeknauli I, Aeknauli II
Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan.
Jumlah penduduk Kecamatan Doloksanggul berdasarkan sensus penduduk
bulan Mei tahun 2013 sebanyak 48.512 jiwa yang terdiri dari :
Tabel 2.1
Jumlah penduduk Kecamatan Dolosanggul
Berdasarkan Jenis kelamin
1 Laki-Laki 23.995 Jiwa
2 Perempuan 24.517 Jiwa
Jumlah (Total) 48.512 jiwa
*Sumber : Profil Kecamatan Doloksanggul
Table 2.2
Luas wilayah dan jumlah dusun di Kecamatan
Doloksanggul
No Nama Desa Luas(Ha) Jumlah Dusun
1 Sirisirisi 538,19 3
2 Sileang 1,778,44 4
3 Bonani Onan 196,37 3
4 Simarigung 848,94 3
5 Janji 162,64 2
6 Sihite I 185,15 3
7 Purbadolok 974,48 3
9 Pakkat 1,123,63 3
10 Lumbantobing 187,36 2
11 Lumban Purba 984,88 3
12 Matiti I 601,32 3
13 Sosorgonting 828,92 3
14 Pariksinomba 1,149,13 3
15 Purba Manalu 1,161,81 3
16 Silaga-laga 750,4 3
17 Hutagurgur 944,79 4
18 Sosortolong Sihite III 743,76 3
19 Simangaronsang 793,81 4
20 Hutabagasan 815,21 3
21 Matiti III 798,68 3
22 Sampean 1,194,23 2
23 Aeklung 751,06 4
25 Saitnihuta 840,64 4
26 Sosortambok 605,77 2
27 Kelurahan Pasar
Doloksanggul
151,56 8
28 Hutaraja 1,001,08 3
Jumlah 20,929,53 93
Bagan 1
Struktur Organisasi Kecamatan
Doloksanggul
*Sumber : Profil Kecamatan Doloksanggul.
3. Desa dan Pemerintah Desa
Pasca reformasi proses penyelenggaraan pemerintahan daerah menjadi
salah satu sasaran reformasi. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang sekaligus
Undang Nomor 32 Tahun 2004 serta diubah kembali menjadi
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah.
Desa berdasarkan Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 ini adalah Desa atau yang disebut dengan nama
lain, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang meiliki batas-batas wilayah,
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk
dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di kabupaten/kota.
Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 dan PP No 72 Tahun 2005, urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup :
a. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;
b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang
diserahkan pengaturannya kepada desa;
c. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan/atau
pemerintah kabupaten/kota;
d. Urusan pemerintahan lainya yang oleh peraturan perundang undangan
diserahkan kepada desa.
Dalam melaksanakan Pemerintahan Desa terdiri dari kepala desa beserta
perangkat desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang berkedudukan
sebagai mitra kerja Pemerintahan Desa. Kepala desa bertanggung jawab kepada
disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui Camat. Kepada BPD kepala desa
wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawaban dan kepada rakyat
menyampaikan informasi pokok-pokok peratanggung jawaban namun tetap
memberikan kepada masyarakat melalui BPD untuk menanyakan dan atau
meminta keterangan lebih lanjut hal-hal yang bertalian dengan pertanggung
jawaban yang dimaksud.
Pemerintahan Desa terdiri dari pemerintahan Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD). Dalam hal ini pemerintahan Desa terdiri dari
Kepala Desa dan Perangkat Desa yang sejajar dengan Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) yang menjalankan roda-roda pemerintah Desa seperti pembuatan dan
melaksanakan peraturan Desa anggaran dan pendapatan Desa dan keputasan
Kepala Desa sebagaimana yang diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004 Bab XI
tentang Desa pasal 200 ayat 1.
Di dalam Desa Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk Desa warga
negara Republik Indonesia dengan masa jabatan 5 (lima) tahun. Calon kepala desa
yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan kepala desa akan ditetapkan
sebagai Kepala Desa oleh BPD dan dilantik oleh Bupati. Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa merupakan penyelenggaraan desa yang mempunyai
kewenangan dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat. Kepala
Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan. Dalam melaksanakan tugas, kepala desa mempunyai
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan bersama BPD.
b. Mengajukan rancangan peraturan Desa.
c. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama
BPD.
d. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB
Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD.
e. Membina kehidupan masyarakat Desa.
f. Membina perekonomian Desa.
g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.
h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk
kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Kepala Desa juga mempunyai hak sebagaimana diatur dalam UU No 6
Tahun 2014 Pasal 26 ayat 3 sebagai berikut :
a. Mengusulkan struktur organisasi dan tata kerja Pemerintah Desa.
b. Mengajukan rancangan dan menetapkan Peraturan Desa.
c. Menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan, dan penerimaan
d. Mendapatkan pelindungan hukum atas kebijakan yang dilaksanakan,
dan
e. Memberikan mandat pelaksanaan tugas dan kewajiban lainnya kepada
perangkat Desa.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 kedudukan
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sejajar dengan Pemerintahan Desa dimana
BPD merupakan mitra kerja dalam Pemerintahan Desa dan memiliki kedudukan
sejajar dalam menjalankan pemerintahan, pembangunan Desa dan pemberdayaan
masyarakat. Hal ini membuat BPD bersama Kepala Desa menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 35 BPD
mempunyai wewenang sebagai berikut :
a. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa.
b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan Desa dan
peraturan Kepala Desa.
c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa.
d. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa.
e. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan
aspirasi masyarakat, dan
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 pasal 37 ayat 1 BPD
mempunyai hak sebagai berikut :
a. Mengajukan rancangan peraturan desa.
b. Mengajukan pertanyaan.
c. Menyampaikan usul dan pendapat.
d. Memilih dan dipilih, dan
e. Memperoleh tunjangan.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 pasal 37 ayat 2 BPD
mempunyai kewajiban dalam penyelenggara Pemerintahan Desa sebagai berikut :
a. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan
perundang-undangan.
b. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
c. Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi
masyarakat.
e. Memproses pemilihan Kepala Desa.
f. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi,
g. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat
setempat, dan
h. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga
kemasyarakatan.
Dalam Undang-undang 32 Tahun 2004 pasal 210 keanggotaan BPD
adalah sebagai berikut :
a. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan yang
ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.
b. Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD.
c. Masa jabatan BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih lagi untuk 1
(satu) masa jabatan berikutnya, dan
d. Syarat dan tata cara penetapan anggota dan pimpinan BPD diatur dalam
peraturan Daerah (Perda) yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah
(PP).
BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa yang
dimana mempunyai kedudukan dalam pembangunan masyarakat Desa. BPD
mempunyai tugas dalam meberikan pendapat dan pertimbangan terhadap
Pemerintahan Desa dalam menyangkut kepentingan Desa dan masyarakat Desa,
dan dapat disimpulkan bahwa BPD sebagai perwujudan dalam demokrasi di Desa
a. Mengayomi, yaitu menjaga kelestarian adat-istiadat yang hiudp dan
berkembang di desa yang bersangkutan sepanjang menunjang
kelangsungan pembangunan.
b. Legislasi, yaitu merumuskan dan menetapkan Peraturan Desa bersama
dengan Pemerintahan Desa.
c. Pengawasan, yaitu meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan
Peraturan Desa, APDes,serta Keputusan Desa.
d. Menampung aspirasi masyarakat desa, yaitu menangani dan
menyalurkan aspirasi yang diterima dari masyarakat desa kepada
aparatur Pemerintahan Desa.
4. Peraturan Desa
Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa bersama dengan Badan
Permusyawaratan Desa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Peraturan Desa yang wajib dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2005 adalah sebagai berikut :
a. Peraturan Desa tentang susunan organisasi dan tata kerja Pemerintahan
Desa;
b. Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
c. Peraturan Desa Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa (RPJMD);
e. Peraturan desa tentang pembentukan Badan Milik Usaha Desa, apabila
pemerintah desa membentuk BUMD;
f. Peraturan desa tentang Pembentukan Badan Kerjasama;
g. Peraturan desa tentang Lembaga Kemasyarakatan.
Selain peraturan desa yang wajib dibentuk seperti tersebut diatas,
pemerintah desa juga dapat membentuk peraturan desa yang merupakan
pelaksanaan lebih lanjut dari peraturan daerah dan perundang-undangan lainya
yang sesuai dengan kondisi sosial budaya stempat, antara lain:
a. Peraturan desa tentang pembentukan panitia pencalonan dan pemilihan
kepala desa;
b. Peraturan desa tentang penetapan yang berhak menggunakan hak Pilih
dalam pemilihan kepala desa;
c. Peraturan desa tentang penentuan tanda gambar calon, pelaksanaan
kampanye, cara pemilihan dan biaya pelaksanaan pemilihan kepala
desa;
d. Peraturan desa tentang pemberian penghargaan kepada mantan kepala
desa dan perangkat desa;
e. Peraturan desa tentang penetapan pengelolaan dan pengaturan
pelimpahan/pengalihan fungsi sumber-sumber pendapatan dan
kekayaan desa;
5. Desa Sirisirisi
Desa Sirisirisi terletak di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang
Hasundutan dengan luas wilayah 538,19 Ha dan mempunyai lahan pemukiman
30,106 Ha.
a. Letak Wilayah Desa Sirisirisi
Secara geografis Desa Sirisirisi terletak di Kecamatan Doloksanggul
Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara. Ketinggian Desa
rata-rata 1.300 di atas permukaan laut (dpl) dan rata-rata-rata-rata suhu sekitar 27 – 30 °C
dengan kategori daerah dingin/sejuk.
Secara administratif Desa Sirisirisi terdiri dari (3) Dusun yang terdiri dari
Dusun I, Dusun II dan Dusun III dengan batas-batas sebagai berikut :
• Sebelah Utara : Desa Simangaronsang
• Sebelah Selatan : Desa Bonanionan, Desa Sihite I dan Desa
Pasaribu
• Sebelah Barat : Desa Hutaraja, Desa Bonanionan
• Sebelah Timur : Desa Janji, Desa Bonanionan
b. Jumlah Penduduk Desa Sirisirisi
Jumlah penduduk Desa Sirisirisi pada tahun 2014 sebanyak 2.267 jiwa
dengan komposisi penduduk Laki-laki sebesar 1.129 jiwa dan komposisi
karena penduduk merupakan subjek dan sasaran dalam proses pelayanan oleh
pemerintah desa.
1. Jumlah penduduk Desa Sirisirisi berdasarkan jenis kelamin
Table 2.3
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Tahun 2014
Laki-laki (jiwa) 1.129
Perempuan (jiwa) 1.136
Total (jiwa) 2.267
*Sumber : Profil Desa Sirisirisi
Menurut data statistik tahun 2014 di Desa Sirisirisi diketahui bahwa
jumlah penduduk 2.267 jiwa. Jika dilihat dari faktor jenis kelamin, maka
penduduk Desa Sirisirisi terdiri dari 1.129 jiwa laki-laki dan 1.136 jiwa
perempuan. Dengan demikian komposisi penduduk Desa Sirisirisi jumlah
perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.
2. Jumlah penduduk Desa Sirisirisi berdasarkan pekerjaan
Tabel 2.4
Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan
1 Petani 493
2 Karyawan Swasta 89
3 Karyawan Honorer 10
4 Karyawan BUMN 7
5 PNS 78
6 Pedagang 12
7 Guru 19
*Sumber : Profil Desa Sirisirisi
Wilayah Desa Sirisirisi tergolong mayoritas petani karena mempunyai
lahan pertanian yang sangat luas. Sebagian besar penduduk Desa Sirisiri bekerja
sebagai karyawan swasta, karyawan honorer dan karyawan BUMN. Sedangkan
yang lainnya bekerja sebagai pedagang dan hanya sebagian kecil yang berprofesi
PNS dan guru.
3. Jumlah penduduk Desa Sirisirisi berdasarkan tingkat pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan,
karena dengan pendidikan masyarakat akan membentuk sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas yang akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan dan
yang tidak sekolah sampai dengan perguruan tinggi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 2.5
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa)
1 Belum/Tidak Pernah Sekolah 476
2 SD 336
3 SMP 660
4 SMA 610
5 D1/D2/D3 175
6 S-1 10
6. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Sirisirisi
Pemerintahan Desa Sirisirisi memiliki struktur organisasi sebagai berikut:
Bagan 2
Struktur Pemerintahan Desa Sirisirisi
*Sumber : Profil Desa Sirisirisi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Nomor 72 Tahun 2005 pasal
1 yang dimaksud dengan Pemerintahan Desa dimana Pemerintahan Desa adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa
dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Badan
Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa adalah lembaga perwujudan
demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Humbang Hasundutan Nomor 9 Tahun 2008 tentang tata kerja Pemerintahan
Daerah dengan Desa yang dimana Desa mempunyai tugas menyelenggarakan
Pemerintah, Pembangunan dan Kemasyarakatan serta melaksanakan urusan
Pemerintahan yang dilimpahkan Bupati melalui Camat dan laporan
7. Struktur Organisasi Badan Permusyawaratan Desa Sirisirisi
Berdasarkan keputusan Camat Doloksanggul Nomor 125/DS/2013 tentang
pengesahan dan penetapan anggota Badan Permusyawaratan Desa Sirisirisi
Kecamatan Doloksanggul periode 2014-2019. Adapun struktur organisasi BPD
Sirisirisi adalah sebagai berikut :
Bagan 3
Struktur BPD Desa Sirisirisi