• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Penderita Tb Paru Di Puskesmas Helvetia Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Penderita Tb Paru Di Puskesmas Helvetia Kota Medan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek objek tertentu.Pengindraan terjadi

melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kongnitif

mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali(recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum hukum, rumus, metode,

(2)

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria kriteria yang telah ada.

Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.ii

2.2 Definisi Sikap

Sikap (attitude) merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.Manifestasi sikap itu tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat langsung ditafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,

akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku

(3)

lingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap objek. Manifestasi sikap dapat

dilihat pada Gambar 2.1 di bawah :2

Gambar 2.1. Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi.2

Dalam bagian lain Allport, menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen

utama, yaitu:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek, artinya

bagaimana keyakinan , pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, artinya bagaimana

penilaian (terkandung didalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.

Stimulus rangsangan proses stimulus reaksi tingkah laku (terbuka), sikap

(tertutup). Ketiga komponen ini bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude).

Stimulus

Rangsangan

Proses Stimulus Reaksi

TingkahLaku(terbu

ka)

(4)

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni:

a) Menerima (receiving)

Diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan (objek).Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari

kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah ceramah tentang gizi.

b) Menanggapi (responding)

Memberikan jawapan apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.Karena dengan suatu usaha

untuk pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari

pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide

tersebut.

c) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah

adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.2.1 Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak

langsung.Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan

responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan

pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden.2

2.3 Definisi Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap untuk menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain

adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor pendukung

(5)

a. Tindakan terpimpin (guided respon)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan

tuntutan atau panduan. Misalnya, seorang ibu dapat memasak sayur dengan

benar, mulai dari cara mencuci dan memotong-motongnya, lama memasak,

menutup pancinya, dan sebagainya.

b. Mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai

praktek. Misalnya, seorang ibu selalu membawa anaknya ke posyandu untuk

ditimbang, tanpa harus menunggu dari kader atau petugas kesehatan.

c. Adopsi (adoption)

Suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik.Artinya, tindakan

itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran. Misalnya

menggosok gigi, bukan sekedar gosok gigi, melainkan dengan teknik-teknik

yang benar.2

2.4 TB Paru

2.4.1 Definisi

TB paru adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh basil

Mycobacterium Tuberculosis kompleks yang secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis

jaringan.iiiMycobacteriumTuberculosis adalah kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau di berbagai organ tubuh lainnya yang mempunyai

kandungan lemak yang tinggi pada membran selnya sehingga menyebabkan

bakteri ini menjadi tahan terhadap asam dan pertumbuhan dari kumannya

berlangsung dengan lambat.Bakteri ini tidak tahan terhadap ultraviolet, karena

(6)

2.4.2 Etiologi

Penyebab TB adalah Mycobacterium Tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan panjang 1-4 mikron, lebar kuman 0,3-0,6 mikron.

Kuman akan tumbuh optimal 6,4-7. Sebagian besar kuman terdiri atas asam

lemak. Lipid inilah yang menyebabkan kuman lebih tahan dan lebih kuat

terhadap gangguan kimia dan fisik.Kuman dapat hidup pada udara kering dan

dingin. Hal ini terjadi karena kuman dapat berada dalam keadaan dorman

(‘tidur’)yang dapat bangkit kembali dan menjadi tuberkulosis aktif pada keadaan tertentu. Di dalam jaringan kuman hidup dalam sitoplasma makrofag sebagai

parasit intraselular.Makrofag yang semula memfagositosis kuman menjadi

disukai karena mengandung banyak lipid. Sifat lain kuman ini adalah aerob yang

menunjukkan bahwa kuman lebih menyukai jaringan yang tinggi kadar

oksigennya.7

Kuman Mycobacterium Tuberculosis ini terbagi atas empat kelompok populasi yaitu :

a. Populasi A : Kuman tumbuh dan berkembang terus dan cepat, kuman

banyak terdapat pada dinding kaviti atau dalam lesi pH netral.

b. Populasi B : Kuman tumbuh sangat lambat dan berada dalam lingkungan

asam. Lingkungan asam inilah yang melindungi kuman terhadap obat

anti tuberkulosis tertentu.

c. Populasi C : Kuman berada dalam keadaan dorman hampir sepanjang

waktu. Hanya kadang-kadang saja kuman mengalami metabolisme

secara aktif dalam waktu yang singkat, kuman jenis ini banyak terdapat

pada dinding kaviti.

d. Populasi D : Kuman-kuman sepenuhnya bersifat dorman sehingga sama

sekali tidak dapat dipengaruhi oleh obat antituberkulosis. Jumlah

populasi jenis ini tidak jelas dan hanya bisa dimusnahkan oleh

(7)

2.4.3 Patogenesis

Penularan kuman terjadi melalui udara dan diperlukan hubungan yang

intim untuk penularannya.Selain itu jumlah kuman yang terdapat pada saat batuk

adalah lebih banyak pada tuberkulosis laring dibanding dengan tuberkulosis

pada organ lainnya. Tuberkulosis yang mempunyai kaverna dan tuberkulosis

yang belum mendapat pengobatan mempunyai angka penularan yang tinggi.8

Berdasarkan penularannya maka tuberkulosis dapat dibagi menjadi 3 tipe, yakni

:

1. Tipe Tuberkulosis Primer

Terdapat pada anak anak.Setelah tertular 6-8 minggu kemudian mulai

dibentuk mekanisme imunitas dalam tubuh, sehingga tes tuberculin menjadi

positif.

2. Tipe Reaktifasi

10% dari infeksi tuberkulosis primer akan mengalami reaktifasi, terutama

setelah 2 tahun dari infeksi primer. Reaktifasi ini disebut juga dengan

tuberkulosis postprimer. Kuman akan disebarkan melalui hematogen ke

bagian segmen apical posterior. Reaktifasi dapat juga terjadi melalui

metastasis hematogen ke berbagai jaringan tubuh.

3. Tipe Reinfeksi

Infeksi yang baru terjadi setelah infeksi primer adalah jarang terjadi.

Mungkin dapat terjadi apabila terdapat penurunan dari imunitas tubuh atau

terjadi penularan secara terus menerus oleh kuman tersebut dalam suatu

(8)

2.4.4 Klasifikasi

TB paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk

pleura

1. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA)

a. TB paru BTA (+)

Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA

positif

Hasil satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan kelainan

radiologis menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.

Hasil satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan positif.

b. TB paru BTA (-)

Hasil pemeriksaan dahak 3x menunjukkan BTA negatif, gambaran klinis

dan radiologi menunjukkan tuberkulosis aktif.

Hasil pemeriksaan dahak 3x menunjukkan BTA negatif, dan biakan

MycobacteriumTuberculosis positif.

2. Berdasarkan tipe pasien, ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan

sebelumnya.

a. Kasus baru

Pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT kurang dari 1

bulan.

b. Kasus kambuh (relaps)

Pasien yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan OAT dan telah

dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat

dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif.

c. Kasus defaulted atau drop out

Pasien yang telah menjalani pengobatan lebih atau sama dengan 1 bulan dan

tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih, sebelum masa

(9)

d. Kasus gagal

Pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif

pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan) atau akhir

pengobatan.

e. Kasus Kronis

Pasien dengan hasil pemeriksaan BTA masih positif setelah selesai

pengobatan ulang dengan pengobatan kategori dua dengan pengawasan yang

baik.

f. Kasus Bekas TB

Gejala klinis tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan paru yang

ditinggalkan.Hasil pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negative bila ada).

Gambaran radiologi paru menunjukkan lesi TB tidak aktif atau foto serial

menunjukkan gambaran yang menetap. Riwayat pengobatan OAT adekuat

akan lebih mendukung.

3. Tuberkulosis Ekstraparu

Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru misalnya pleura,

kelenjar getah bening, selaput otak, tulang, ginjal dan lain-lain.

Diagnosis sebaiknya didasarkan atas kultur positif atau PA dari tempat lesi

bila memungkinkan.7

2.4.5 Faktor Risiko

Individu yang rentan atau memiliki faktor risiko tinggi untuk menderita TB paru

adalah :

a. Berasal dari negara berkembang

b. Anak-anak dibawah umur 5 tahun

c. Orang tua pecandu alcohol atau narkotik

d. Terinfeksi HIV

(10)

f. Penghuni rumah beramai-ramai

g. Imunosupresi

h. Hubungan intim dengan pasien yang mempunyai sputum positif

i. Kemiskinan dan malniturisi.7

2.4.6 Gambaran Klinis a) Demam

Biasanya timbul pada sore hari disertai dengan keringat mirip demam influenza

yang segera mereda.Demam seperti ini dapat hilang timbul dan makin lama

makin panjang masa serangannya, sedangkan masa bebas serangan makin

pendek.Demam dapat mencapai suhu tinggi 40 derajat celcius.

A. Gejala Sistemik

Gejala siskemik lain adalah malaise, keringat malam, anoreksi dan berat badan

menurun.

B. Gejala Ekstraparu

Gejala ekstraparu tergantung dari organ yang terlihat, misalnya pada pleuritis

TB terdapat gejala sesak dan nyeri dada pada sisi yang terlibat, pada limfadentis

TB terdapat pembesaran kelenjar getah bening yang lambat dan tidak nyeri.

C. Gejala Respiratorik

i. Batuk lebih dari 2 minggu

Batuk baru timbul apabila proses penyakit ini telah melibatkan bronkus.

Batuk mula-mula terjadi karena iritasi bronkus yang selanjutnya akibat

peradangan pada bronkus, batuk menjadi produktif.Batuk produktif ini

berguna untuk membuang produk eksresi peradangan. Dahak dapat

bersifat mukoid atau purulen.

ii. Batuk darah

Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah.Berat ringannya tergantung dari

(11)

timbul akibat pecahnya aneurisme pada dinding kaviti, juga dapat terjadi

karena ulserasi pada mukosa bronkus.

iii. Sesak nafas

Gejala ini ditemukan pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan paru

yang cukup luas.Pada awal penyakit gejala ini tidak pernah didapat.

iv. Nyeri dada

Gejala ini timbul apabila system persarafan yang terdapat di pleura

terkena, gejala ini dapat bersifat lokal atau pleuritik.7

2.4.7 Diagnosis

A. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, kelainan pada keterlibatan yang akan dijumpai sangat

tergantung pada organ yang terlibat.

Pada TB paru kelainan yang didapat tergantung pada keterlibatan dan kelainan

struktural paru serta bronkus oleh proses tuberkulosis :

Tanda-tanda infiltrat (redup, bronkial, ronki basah, dll)

a. Tanda-tanda penarikan paru, diafragma dan mediastinum

b. Sekret di saluran nafas serta ronki

c. Suara amforik berhubungan dengan kavitas yang berhubungan langsung

dengan bronkus

Pada pleuritis TB kelainan pemeriksaan fisik tergantung dari banyaknya

cairan di rongga pleura.Pada perkusi ditemukan pekak, auskultasi suara napas

melemah sampai tidak terdengar pada sisi yang terdapat cairan.Pada limfadenitis

TB terlihat pembesaran KGB paling sering di daerah leher (pikirkan juga

kemungkinan metastasis tumor).Pembesaran KGB tersebut dapat menjadi cold abses.iv

B. Pemeriksaan Penunjang

Batuk yang lebih dari 2 minggu setelah dicurigai terkontrak dengan

pasien tuberkulosis dapat diduga sebagai tuberkulosis. Pemeriksaan yang dapat

(12)

a. Radiologi

i. Infiltrat atau nodular, terutama pada lapangan atas paru

ii. Kavitas

iii. Klasifikasi

iv. Efek Ghon

v. Atelektasis

vi. Miliar

vii. Tuberkulom (bayangan seperti coin lesion)

b. Mikrobiologi

Spesimen yang dipakai adalah sputum pada pagi hari, bilasan lambung dan

cairan pleura, serta biakan dari cairan bronkoskopi.Diagnosa pasti ditegakkan

berdasarkan atas adanya BTA pada pengecatan.Tes resistensi dikerjakan sebagai

bahan pertimbangan dalam penanganan tuberkulosis.Pada anak-anak dapat

dilakukan pemeriksaan dari cairan lambung. Cairan pleura, cairan bilasan

bronkoskopi, serebrospinal, urin, dan cairan sendi dapat mengeluarkan sputum

maka dapat diberikan aerosol, terutama larutan garam,yakni dengan cara aerasi.

Pada prinsipnya diperlukan waktu selama 3-8 minggu untuk menumbuhkan

kuman tuberkulosis pada pembiakan dan waktu lebih lama untuk menilai tes

resistensi.8

c. Tes Tuberkulosis

Tes mantoux diberikan dengan penyuntikan 0,1cc PPD(Purified Protein

Derivative)secara intradermal. Kemudian diameter indurasi yang timbul dibaca

48-72 jam setelah tes.Dikatakan positif jika diameter indurasi lebih besar dari 10

mm.Test Heaf dipakai secara luas untuk servei. Satu tetes dari 100.000 IU

tuberkulin/cc melalui 6 jarum dipungsikan ke kulit. Hasilnya dibaca setelah 3-7

hari maka didapat gradasi tes sebagai berikut :

Gradasi 1 : 1-6 indurasi papula yang halus.

Gradasi 2 : adanya cincin indurasi yang dibentuk oleh sekelompok papula

(13)

Gradasi 4 : Indurasi dengan lebar lebih dari 10mm

c. Biopsi Jaringan

Terdapat gambaran perkijuan dengan sel langerhans bukanlah merupakan

suatu diagnosis dari tuberkulosis oleh karena dasar dari diagnosa yang

positif adalah ditemukannya kuman Mycobacterium tuberculosis.8

d. Bronkoskopi

Bilasan transbronkial dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa

tuberkulosis, baik melalui pemeriksaan langsung maupun melalui biakan.

Hasil dari biopsi pleura dapat memperlihatkan suatu gambaran

tuberkulosis dan dapat digunakan untuk bahan pemeriksaan BTA (basil

tahan asam).8

2.4.8 Penatalaksaan

OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat,

dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi). Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap

(Fixed DoseCombination-FCD) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan. Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan

langsung DOTS oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO). Boleh dilihat

(14)

Tabel 2.1 Pengelompokan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Golongan dan Jenis

Obat

Golongan Obat

Golongaan-1Obat Isoniazid (H) Pyrazinamid (Z)

Lini Pertama Ethambutol (E) Rifampisin (R)

Golongan-2 Obat ` Kanamycin (K) Amikicin (A)

suntik/Suntikan

Lini Kedua

Golongan-3 Ofloxacin (Ofx)Moxifloxacin (Mfx)

Golongan

FloroquinoloneLevofloxacin (Lfx)

Golongan-4 Obat Ethionamide (Eto) Para amino salisilat

bakteriostatik Prothinamide (Pto) (PAS)

Lini Kedua

Golongan -5 Obat yang Clofazimine (Cfz) Thiozcetazone (Thz)

belum terbuktiefikasinya Linezolid (Lzd)Clarithromycin (Clr)

dan tidak direkomendasikan Amoxilin-Clavulanat Imipenem (Ipm)

oleh WHO(Amx-Clv)

Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu insentif dan lanjutan.7

A. Tahap awal (insentif)

i. Pada tahap insentif pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi

secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.

ii. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya

pasien menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.

iii. Sebagian besar pasien TB BTAmenjadi BTA negatif (konversif) dalam 2

(15)

B. Tahap Lanjutan

i. Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun

dalam jangka waktu yang lebih lama.

ii. Pada tahap lanjutan pasien untuk membunuh kuman persisten sehingga

mencegah terjadinya kekambuhan.

Panduan Obat Anti Tuberkulosis yang Digunakan

Panduan OAT menurut WHO dan IUATLD (International Against Tuberkulosis and Lung Disease) ada 3 kategori, yaitu :

a. Kategori 1 : 2(HRZE) / 4(HR)3

b. Kategori 2 : 2(HRZE)S /(HRZE) / 5(HR)3E3

Di samping kedua kategori ini, disediakan obat sisipan (HRZE)

c. Kategori Anak : 2HRZ/ 4HR

d. Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien TB resisten putus obat di

Indonesia terdiri dari OAT lini ke-2 yaitu Kanamycin, Capreomisin,

Levofloksasin, Ethionamide, Sikloserin dan PAS, serta OAT lini 1 yaitu

Pirazinamid dan Ethambutol.

Kemasan OAT dapat berupa obat tunggal yang disajikan secara terpisah,

masing-masing INH, rifampisin, pirazinamid, ethambutol atau berupa obat

kombinasi dosis tetap (Fixed Dosed Combination-FCD) yang terdiri dari tiga atau empat obat dalam satu tablet.7

a. Panduan OAT kategori 1 dan kategori 2 disediakan dalam bentuk paket

berupa obat kombinasi dosis tetap (OAT-FDC). Tablet OAT ini terdiri

dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya

disesuaikan dengan berat badan pasien. Panduan ini dikemas dalam satu

paket untuk satu pasien.7

b. Paket Kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari isoniazid,

rifampisin, pirazinamid, etambutol, yang dikemas dalam bentuk blister.

Panduan OAT ini disediakan dalam program untuk digunakan dalam

(16)

c. Panduan OAT disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk

memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan pengobatan.7

Keuntungan kombinasi dosis tetap :

a. Penatalaksanaan sedehana dengan kesalahan pembuatan resep minimal.

b. Peningkatan kepatuhan dan penerimaan pasien dengan penurunan

kesalahan pengobatan yang tidak disengaja.

c. Peningkatan kepatuhan tenaga kesehatan terhadap penatalaksanaan yang

benar dan standart.

d. Perbaikan manajemen obat karena jenis obat lebih sedikit.

e. Menurunkan risiko penyalahgunaan obat tunggal dan MDR akibat

penurunan penggunaan monoterapi.

Pada kasus yang mendapat obat kombinasi dosis tetap tersebut bila

mengalami efek samping serius harus dirujuk ke rumah sakit/ dokter spesialis/

fasilitas yang mampu menangani.7Pada kasus gagal, dapat disebabkan oleh tiga

hal yaitu faktor obat, faktor dropout dan faktor penyakit.Faktor obat misalnya paduan obat tidak adekuat, dosis tidak adekuat, minum obat tidak teratur, jangka

waktu pengobatan tidak sesuai atau terjadi resistensi obat.7

Drop out dapat disebabkan karena kondisi ekonomi kurang, pendidikan yang rendah menyebabkan tidak tahu persoalan penyakit sehingga merasa sudah

sembuh dan malas berobat, jarak geografik yang jauh dari pusat pelayanan atau

transportasi yang sulit, serta lamanya pengobatan sering membuat pasien bosan

(17)

Tabel 2.2 Nama Obat Anti Tuberkulosis serta Dosis dan Efek Samping

Nama Obat Dosis Obat Efek Samping

Isoniazid Dewasa : 300mg/hari Reaksi Sensitif

Anak-anak : Neuropati

10-20mg/kg/BB/hari Hepatitis

Rifampisin Dewasa <55kg :450mg/hari Hepatitis

>55kg :600mg/hari Antagonis dengan

Anak-anak : obat KB

10-20mg/kg/BB/hari Optik

Para amino Dewasa : 12gr/hari Intolerasi traktus

Salisilik (PAS), dibagi dalam 2 dosis digestivus

seperti sodium Anak-anak : Reaksi hipersensitif

amino-salisilat 200mg/kg/BB/hari

Isoniazid Dewasa (tua)

dengan 3 kali sehari

Rifampisin Total dosis perharinya :

Isoniazid 300mg

Rifampisin 450mg

Dewasa : 2 kali sehari

Total dosis per hari :

Isoniazid 300mg

Rifampisin 600mg

Isoniazid Hanya untuk dewasa

dengan Dosis Etambutol yang

Rifampisin bervariasi diperlukan

untuk pengobatan.

Isoniazid 300mg/hari

(18)

Isoniazid 0,75-1,0 gr/hari/

dengan intramuscular

Etambutol

Streptomisin Hanya untuk dewasa

20-35mg/kg/hari

dibagi 3 dosis

*maksimum 3gr/hari

Table 2.3Efek Samping Obat, Interaksi dan Kontraindikasi

Obat Efek samping Kontraidikasi

Isoniazid a. Neuritis perifer Pasien dengan riwayat

b. ikterus penyakit hati

c. hipersensitivitas Pasien hipersensitif

d. lain – lain: mulut kering,

nyeri epigastrik, tinitus,

methemoglobulinemia,

retensi urin.

Rifampisin a. Ikterus Pasien dengan

b. flue like syndrome gangguan fungsi hati c. sindrom Redman Pasien hipersensitif d. lain-lain : nyeri epigastrik,

reaksi hipersensitivitas,

(19)

Pirazinamid a. Gangguan hati Pasien dengan

b. gout (pirai) gangguan fungsi hati

c. lain – lain : atralgia, Pasien yang muntah,

anoreksia, mual hipersensitif disuria

Etambutol a. Neuritis Pasien hipersensitif

b. gout (pirai)

c. lain-lain : gatal, nyeri sendi,

nyeri epigastrik, nyeri perut,

malaise, sakit kepala,

bingung, halusinasi

Hampir semua obat antituberkulosis mempunyai efek samping.Efek

samping pada hati didapat pada pemberian isoniazid, rifampisin, pirazinamide,

etionamide dan PAS dan mempunyai efek samping neuritis adalah isoniazid,

streptomisin (nervus vestibularis) dan etambutol (nervus optikus), bahkan

sikloserin mempunyai efek psikosis sampai ke konvulsi.Oleh karena itu,

pengawasan terhadap adanya efek samping pada pengobatan tuberkulosis perlu

dilakukan.

Tatalaksana Pasien TB Paru Putus Berobat

Bila pasien menghentikan pengobatan kurang dari 2 minggu maka pengobatan

dilanjutkan sesuai jadwal.

Bila pasien menghentikan pengobatan lebih dari 2 minggu, maka pengobatan

sebagai berikut :

1. Bila pengobatan lebih dari 4 bulan, pemeriksaan BTA negatif, klinis dan

(20)

2. Bila pengobatan lebih dari 4 bulan, pemeriksaan BTA positif, maka

pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih kuat dan

jangka waktu pengobatan lebih lama (lebih dari 6 bulan).

3. Bila pengobatan kurang dari 4 bulan, BTA positif, maka pengobatan

dimulai dari awal dengan paduan obat yang sama.

4. Bila pengobatan kurang dari 4 bulan dan berhenti berobat lebih dari 1

bulan tetapi BTA negatif, klinis dan radiologis positif maka pengobatan

dimulai dari awal lagi dengan paduan obat yang sama.

5. Bila pengobatan kurang dari 4 bulan, BTA negatif dan berhenti beronbat

kurang dari 1 bulan maka pengobatan diteruskan kembali sesuai jadwal.

Terapi Pembedahan

A. Indikasi operasi :

1. Indikasi mutlak

a. Semua pasien yang telah mendapat OAT adekuat tetapi dahak tetap

positif.

b. Pasien batuk darah masif yang tidak dapat diatasi dengan cara

konservatif.

c. Pasien dengan fistula bronkopleura dan empiama yang tidak dapat diatasi

secara konservatif.

2. Indikasi relatif

a. Pasien dengan dahak negatif dengan batuk darah berulang.

b. Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan.

c. Sisa kaviti yang menetap.

B. Tindakan invasif (selain pembedahan) :

i. Bronkoskopi, dilakukan bila dicurigai terdapat fistel bronkopleura, batuk

darah-masif, atau untuk mengambil sediaan dari bilasan bronkus.

ii. Punksi Pleura

(21)

Pencegahan

Vaksinasi BCG dapat melindungi anak yang berumur kurang dari 15 tahun

sampai 80%, akan tetapi dapat mengurangi makna dari pemeriksaan tes

tuberkulin.8

Indikasi dari vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin)adalah :

i. Pada negara maju vaksinasi BCG ditujukan pada orang dengan tes

tuberkulin yang negative dan pada orang-orang yang mempunyai risiko

tinggi, misalnya perawat atau pekerja sukarela.

ii. Pada negara berkembang maka vaksinasi BCG hanya efektif diberikan

pada neonatus.

Ada beberapa catatan yang perlu diketahui :

a. Pada anak anak harus dilakukan tes tuberkulin. Selain neonatus maka

anak yang dengan tes tuberkulin negatif perlu juga divaksinasi BCG.

b. Tidak diberikan pada pasien yang mempunyai immunocompromised,

termasuk kehamilan dan dermatitis yang luas.

c. Billa kemungkinan mempunyai risiko tuberkulosis yang tinggi maka

semua neonatus harus diberikan vaksinasi.

d. Pada negara dimana angka prevalensi tuberkulosisnya rendah maka

vaksinasi BCG dapat dijadikan program, akan tetapi tidak boleh

diberikan pada penderita dengan HIV positif.8

Indikasi pencegahan :

i. Kasus dengan sputum positif harus diobati secara efektif agar tidak

menularkan orang lain.

ii. Untuk orang yang telah kontak dengan pasien tuberkulosis

(contact-tracing) maka harus dibuktikan bahwa ia telah terkena tuberkulosis,

(22)

Dilakukan pemeriksaan dan pengawasan pada pasien yang dicuragai menderita

tuberkulosis, yakni :

a. Pada etnis kulit putih dan bangsa asia dengan tes Heaf positif dan pernah

berkontak dengan pasien yang mempunyai sputum positif harus diawasi.

b. Walaupun pemeriksaan BTA langsung negatif, namun tes Heafnya

positif dan pernah berkontak dengan pasien penyakit paru.

c. Pasien yang belum pernah mendapat kemoterapi dan mempunyai

kemungkinan terkena.

d. Bila tes tuberkulin negatif maka harus dilakukan tes ulang setelah 8

minggu dan bila tetap negatif maka dilakukan vaksinasi BCG. Apabila

tuberkulin sudah mengalami konversi, maka pengobatan harus diberikan.

Gambar

Gambar 2.1. Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi.2
Tabel 2.1 Pengelompokan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Golongan dan Jenis
Tabel 2.2 Nama Obat Anti Tuberkulosis serta Dosis dan Efek Samping
Table 2.3Efek Samping Obat, Interaksi dan Kontraindikasi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai siklus belajar 5E dilakukan oleh Sari, dkk., (2013) dinyatakan bahwa penerapan siklus belajar 5E dengan penilaian portofolio (1) dapat meningkatkan

Tujuan yang harus dicapai BPS Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2016 ada 3 (tiga), yaitu (1) Peningkatan Kualitas Data Statistik, (2) Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan

Sikap seks pranikah sebelum diberi penyuluhan pada remajakelas X di SMA Negeri 1 Tangen sebagian besar termasuk dalam kategori cukup sejumlah 30 siswa

Bentuk tindakan preventif yang dilakukan orang tua dalam melindungi anak dilakukan dengan cara mengarahkan anak untuk memasuki jenjang pendidikan anak usia dini dan

Menurunnya produksi padi di Kalimantan Barat disebabkan adanya penurunan luas panen dan produktivitas pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014, sementara

Melihat komunikasi yang terjadi pada kedua unsur penyelenggara pemerintahan di daerah yaitu pihak eksekutif (pemerintah daerah) dan pihak legislative (DPRD) dalam

[r]

Dalam tahap pembuatan mesin pemarut sekaligus pemeras ketela ini melalui berbagai langkah yaitu mempelajari rancangan gambar mesin dengan membuat rancangan disain gambar