BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perkembangan Bank Indonesia
Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia yaitu suatu
lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalankan fungsi sebagai lender ofthe last resort yang bertujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah.
Titik balik berdirinya Bank Indonesia sebagai Bank Sentral setelah terjadinya Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949 yang diadakan di Den
Haag memutuskan De Javasche Bank sebagai Bank Sentral. De Javasche Bank adalah sebuah bank Belanda yang pada masa kolonial diberi tugas oleh pemerintah Belanda sebagai bank sirkulasi (Bank of Issuing Money) di Hindia
Belanda.
Keputusan KMB ini dikatakan sebagai titik balik berdirinya bank
sentral karena sejak tahun 1946 di Indonesia telah pula berdiri Bank Negara Indonesia yang dimaksudkan sebagai Bank sentral. Bank Negara Indonesia yang semula akan dijadikan sebagai bank sirkulasi dan bank sentral, justru
diberi tugas sebagai bank pembangunan. Hal ini dinilai oleh sebagian kalangan sebagai kebutuhan dari Negara baru merdeka, di satu pihak negara
stabilitas moneter dan di lain pihak membutuhkan bank yang bertugas untuk
membiayai pembangunan.
Kesepakatan terhadap penunjukkan De Javasche Bank sebagai bank sentral antara pemerintah Belanda dengan pemerintah Indonesia tidak terjadi
begitu saja. Selain landasan politis, alas an lain menunjukkan bahwasannya De Javasche Bank telah beroperasi dan berfungsi sebagai bank sirkulasi di
Indonesia sejak tahun 1828. Dapat dikatan bahwa De Javasche Bank merupakan bank komersial yang sekaligus berfungsi sebagai bank sirkulasi tertua di Asia Tenggara.
Pendiriran De Javasche Bank pada dasarnya dimaksudkan oleh pemerintah belanda sebagai perpanjangan tangan dari De Javasche Bank guna
memperoleh tugas sebagai bank sirkulasi dan membiayai perusahaan-perusahaan Belanda yang beroperasi di Hindia Belanda. De Javasche Bank diberi hak monopoli dalam mengeluarkan uang kertas dan berfungsi sebagai
bank sirkulasi. Di sisi lain bank ini juga bergerak di bidang komersial dengan menerima simpanan dan menyalurkan kredit.
Keberadaan ini bertahan hingga tahun 1942 ketika tentara penduduk Jepang berhasil memaksa Pemerintah Hindia Belanda menyerah setelah selama tiga tahun melakukan kontak senjata. Pada tanggal 9 Maret 1942 tentara
Penduduk Jepang merampas semua bank-bank milik pemerintah Hindia Belanda dengan memaksa menandatangani surat penyerahan kepada penguasa
bank sentral diambil oleh Yokohama Speie bank untuk daerah jawa dan Taiwan
Bank untuk daerah luar Jawa.
Fungsi Bank Sentral ini sempat terganggu ketika Nederlansche Indische Cieciele Adminintratie (NICA) masuk ke Indonesia tahun 1945.Saat itu sengaja
dibentuk kondisi moneter yang tidak stabil dengan menguasai dan menarik uang yangberedar, khususnya yang invansi pemerintahan Jepang dan diikuti
dengan penyebaran uang NICA.Tujuan jelas ingin menjatuhkan dan mengacaukan Indonesia yang baru merdeka.Dengan serangan dibidang ekonomi serta tekanan deplomasi dan senjata akhirnya NICA berhasil
menguasai sebagai wilayah RI.Pada periode ini beredar 3 (tiga) jenis mata uang, yaitu uang invansi jepang, uang NICA, dan Oeang Republik Indonesia
(ORI).Fungsi bank sentral diwilayah RI dijalankan oleh Bank Negara Indonesia yang waktu itu berbentuk Jajasan Poesat Bank Indonesia (JPBI).De Javasche Bank sendiri menjalankan fungsi bank sentral di daerah penduduk NICA.
Setelah proklamasi, pemerintah mengeluarkan surat kuasa yang ditandatangani oleh Soekarno-Hatta tertanggal 16 September 1945 yang isinya
menugaskan kepada anggota Dewan Pertimbangan Agung untuk langkah pertama pembentukan bak sirkulasi di Indonesia. Pada tanggal 5 Juli !946, dikeluarkan UU No.02 Prp. Tahun 1946 tentang pembentukan dan penetapan
BankNegara Indonesia sebagai bank sirkulasi dan Bank Sentral Milik Negara. Oleh karena itu saat Konfensi Meja Bundar, terjadi tarik menarik antara
JavascheBank sebagai bank sentral.Keputusan ini kemudian mendapat reaksi
keras dari berbagai kalangan, yang melontarkan keinginan untuk melakukan nasionalisasi terhadap bank belanda tersebut.
Untuk melanjutkan upaya nasionalisasi, pada akhirnya Juli 1951,
pemerintah melakukan negosiasi pembelian saham-saham. Proses nasionalisasi ini sebenarnya sudah termasuk dalam kesepakatan hasil KMB. Pada tanggal 3
Agustus 1951 pemerintah Indonesia mengajukan penawaran melalui surat kabar kepada pemilik saham De Javasche Bank. Tawaran ini mampu menyedot 97% saham dengan nilai 20% diatas nominal dalam mata uang Belanda.
Adapun total nilai pembelian pada waktu itu sebesar Rp. 8,95 juta.
Di Indonesia proses ini ditindaklanjuti dengan membentuk panitia
nasionalisasi De Javasche Bank yang mengumumkan dengan UU No. 24 Tahun 1951 tentang Nasionalisasi De Javasche Bank. Sejak saat itu fungsi bank sentral dijalankan oleh De Javasche Bank yang diganti namanya dengan Bank
Indonesia. Pada tahun-tahun berikutnya perbankan difungsikan sebagai penyediaan dana bagi proyek-proyek dan secara bertahap diarahkan kepada
sistem bank tunggal.
Berdasarkan penetapan Presiden No. 17 Tahun 1965, Bank Indonesia bersama-sama dengan Bank Koperasi Tani dan Nelayan dileburkan dengan
nama Bank Negara Indonesia yang terbagi ke dalam beberapa unit. Bank-bank tersebut menjalankan usahanya masing-masing dengan nama BNI Unit I, Unit
Sesuai dengan TAP MPRS No. XIII/MPRS/1966, pemerintah akan
menyampaikan 8 RUU di bidang perbankan yang terdiri dari RUU Pokok Perbankan, RUU Bank Sentral, dan RUU Pendirian Enam Bank Pemerintah. Adapun kedelapan RUU tersebut adalah:
a. UU No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan.
b. UU No. 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral menggantikan BNI
Unit.
c. UU No.17 Tahun 1968 tentang Bank Dagang Negara menggantikan BNI Unit III.
d. UU No.18 Tahun 1968 tentang Bank Bumi Daya menggantikan BDN.
e. UU No.19 Tahun 1868 tentang Bank Bumi Daya menggantikan BNI Unit IV.
f. UU No. 20 Tahun 1968 tentang Bak Tabungan Negara
menggantikan BNI Unit V.
g. UU No. 21 Tahun 1968 tentang Bank Rakyat Indonesia
menggantikan BNI Unit II (Rural).
h. UU No. 22 Tahun 1968 tentang Bank Ekspor Impor menggantikan BNI Unit II (Ekspor-Impor).
Dengan lahirnya UU tersebut, maka secara otomatis mengubur “Bank Tunggal” sekaligus meneguhkan keberadaan Bank Indonesia sebagai bank
sentral di Indonesia. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (semula
bernama Kantor Cabang Medan) mulai dibuka tanggal 30 Juli 1907 bersamaan dengan Kantor Cabang Tanjung Balai dan Tanjung Pura yang masing-masing dibuka pada tanggal 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908.Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara merupakan Kantor Cabang De Javasche Bank yang ke-11.
Pembukaan Cabang Kantor Medan, Tanjung Balai dan Tanjung Pura kepada biro perancang Hulswit dimintakan untuk merancang pembangunan gedung kantor yang permanen bagi Kantor Cabang Medan dilakukan dengan
bersamaan dengan perluasan tahap kedua kantor pusat (Jakarta Kota) pada 1812 yang sekaligus juga merencanakan pembangunan gedung beberapa kantor
cabang lainnya.
Gedung-gedung ini menunjukkan ciri arsitektur yang sama mengikuti ciri arsitektur Eropa pada zamannya. Pemimpin Cabang Medan yang pertama
adalah L.Van Hermert dan pada tahun 1951 saat nasionalisasi pemimpin cabang adalah SF Van Musschenbrock dan pada saat Undang-Undang Bank
2.2 Visi, Misi dan Tujuan Bank Indonesia 2.2.1 Visi Bank Indonesia
1. Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatannilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang
rendah dan nilai tukar yang stabil. 2. Memperjelas arah organisasi ke depan.
3. Memotivasi anggota Dewan Gubernur dan pegawai Bank Indonesia untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan.
4. Mengkoordinasikan tindakan serta kebijakan dari anggota Dewan Gubernur
dan pegawai secara efisien dan efektif.
5. Memberikan keyakinan dalam pencapaian misi organisasi.
2.2.2 Misi Bank Indonesia
1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi
kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi
pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.
3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisisen, dan lancar yang
memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.
4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka
melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.
2.2.3 Tujuan dari Bank Indonesia
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uangNegara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk
memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank
2.3 Makna Logo Bank Indonesia
Sumber :Sumber : www.bi.go.id/id/profil-bi (2013)
Gambar : 2.1 Logo Bank Indonesia
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki logo atau lambang yang memiliki makna tersendiri yang biasanya menunjukkan cita-cita pendirian, visi dan misi dari perusahaan tersebut, demikian halnya dengan Bank Indonesia
mempunyai logo.
Arti logo bagi perusahaan selain sebagai lambang juga berfungsi
sebagaiidentitas yang memiliki karakter dari suatu perusahaan. Bagi Bank Indonesia, pemasangan logo BI akan sangat membantu strategi komunikasidalammenceritakan dirinya sebagai bagian dari 13 sistem
perbankan Bank Indonesiaadalah Bank Sentral Republik Indonesia.
Sebagai Bank Sentral yang mempunyaisatu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan
Secara struktural, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara
dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan (Direktur Eksekutif). Dalam menjalankan tugasnya Pemimpin Bank Indonesia dibantu oleh seorang Deputi Kepala Perwakilan (Direktur) yang mengkoordinir bidang-bidang
yang ada pada kantor Bank Indonesia Kelas I. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, yaitu:
a) Devisi Ekonomi Moneter
1. Tim Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM 2. Tim Kajian Ekonomi
3. Tim Statistik dan Survei b) Divisi Pengawasan Bank
1. Tim Pengawasan Bank I 2. Tim Pengawasan Bank II
3. Unit Informasi dan Administrasi Bank
c) Divisi Sistem Pembayaran
1. Unit Distribusi uang dan Layanan Kas
2. Unit Pengelolaan Uang 3. Unit Layanan Nasabah
4. Unit Penyelenggaraan Kliring
d) Divisi Manajemen Intern
1. Unit Sumber Daya Manusia
2. Unit Logistik
Jabatan tertinggi di Bank Indoneia dipimpin oleh kepala
perwakilanDirektur Eksekutif) dan dibawahi Kepala Grup (Direktur) yang melingkup bagian Tim Statistik terdiri dari Unit Survei dan Liaison dipimpin oleh Kepala Tim (AD)yang bertanggung jawab dibagian UnitStatistik dan Database
terdiri atas Manajer,Asisten Manajer dan Staff, Divisi Asesmen Ekonomi Keuangan dipimpin olehKepala Divisi (DD) yang bertanggung jawab
dibagian Tim Asesmen Ekonomidan Keuangan,UMKM dan Komunitas terdiri atas Kepala Tim (AD), Manajer danStaff. Divisi keuangan, UMKM dan Komunikasi dipimpin oleh Kepala Divisiyang bertanggung jawab dibagia Tim
Akses Keuangan dan UMKM dan Unit Koordinasi dan Pemberdayaan Komunitas terdiri atas Kepala TI (AD), Manajer, Asisten Manajer dan Staf.
Divisi sistem pembayaran dipimpin oleh Kepala Divisi (DD) yang bertanggung jawab di dua bagian. Bagian pertama yaitu Unit Pengolahan Data dan Administrasi SP, Unit Kliring, Unit Layanan Nasabah dan Unit Perizinan
Pengawaan SP terdiri atas Manajer,Asisten Manajer dan Staff. Bagian yang kedua yaitu Tim Pengedaran Uang, Unit Distribusi Uang, Unit Layanan Kas dan Unit
Pengolahan Uang yang terdiri atas Kepala Unit (AD), Manajer, Asisten Manajer Staff. Divisi Manajemen Intern dipimpin oleh Kepala Divisi (DD) yang bertanggung jawab di dua bagian.Bagian pertama yaitu Unit Sumber Daya
Manusia terdiri atas Manajer, Asisten Manajer dan Staff.Bagian kedua yaitu Tim Logistik dan Sekretariat Pengamanan dan Protokol terdiri atas Kepala Tim (AD),
Manajer, Asisten Manajer.
2.4.1 Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur.
Dewan ini terdiri atas seorang Gubernur sebagai pemimpin, dan dibantu oleh asisten gubernur. Masa jabatan Gubernur dan Asisten Gubernur selama 5
tahun dan dapat diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk sebanyak-banyaknya 1 kali masa jabatan berikutnya. Anggota Dewan Gubernur Bank
Indonesia tidak dapat diberhentikan oleh Presiden, kecuali bila mengundurkan diri, terbukti melakukan tindak pidana kejahatan, tidak dapat hadirsecara fisik dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan, dinyatakan pailit atau tidak mampu memenuhi kewajiban kepada kreditur, atau berhalangan tetap.
2.4.2 Sektor Moneter
a. Departemen Kebijakan Ekonomi Dan Moneter 1. Grup Asesmen Ekonomi
2. Grup Kebijakan Moneter
3. Grup Riset Ekonomi
b. Departemen Statistik 1. Grup Statistik Domestik
c. Departemen Internasiaonal 1. Grup Kebijakan Internasional
2. Grup Hubungan Internasional
3. Tim Manajemen Strategis KPwLN
4. Divisi Hubungan Investor
d. Departemen Pengelolaan Dan Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan 1. Grup Pengelolaan dan Pengawasan Laporan 1
2. Grup Pengelolaan dan Pengawasan Laporan 2
3. Grup Pengelolaan Informasi Perkreditan Nasional
e. Departemen Riset Kebanksentralan 1. Grup Riset Kebanksentralan
2. Tim Perencanaan, Pemantauan dan Publikasi
f. Departemen Pengelolaan moneter 1. Grup Operasi Moneter
2. Grup Analisis, Pengembangan dan Pengaturan Pengelolaan Moneter
g. Departemen Pengelolaan Devisa 1. Grup Manajemen Investasi Devisa
2. Grup Analisis Pengelolaan Devisa
3. Grup Pendukung Pengelolaan Devisa
4. Divisi Pengelolaan Devisa Eksternal
h. Departemen Pengembangan Pasar Keungan 1. Divisi Pengembangan dan Pengaturan Pasar Uang Rupiah
2. Divisi Pengembangan dan Pengaturan Pasar Valuta Asing
3. Divisi Kredibilitas dan Informasi Pasar Keuangan
2.4.3 Sektor Stabilitas Sistem Keuangan / Perbankan a. Departemen Ekonomi dan Keungan Syariah 1. Divisi Riset dan Asesmen Ekonomi dan Keuangan Syariah
2. Divisi Pengembangan dan Pengaturan Pasar Keuangan Syariah
3. Divisi Kerjasama Ekonomi dan Keuangan Syariah Domestik
danInternasional
b. Departemen Kebijanak Makroprudensial
1. Grup Asesmen dan Rekomendasi Kebijakan Makroprudensial
2. Grup Riset Makroprudensial
c. Departemen Surveilans Sistem keungan 1. Grup Sektor Keuangan 1
2. Grup Sektor Keuangan 2
3. Grup Sektor Keuangan 3
d. Depeartemen Pengembangan UMKM 1. Divisi Pengembangan dan Pengaturan UMKM
2. Divisi Strategi dan Implementasi Program UMKM
3. Divisi Kerjasama dan Koordinasi Program UMKM
4. Divisi Asesmen Program dan Kredit UMKM
5. Tim Diseminasi dan Pengembangan Informasi UMKM
2.4.4 Sektor Manajemen Intern
a. Departemen Manajemen Strategis dan Tata Kelola 1. Grup Manajemen Strategis
2. Grup Sekretariat Dewan Gubernur
b. Departemen Manajemen Risiko 1. Grup Manajemen Risiko
c. Departemen Hukum 1. Grup Penasehat Hukum
2. Grup Peradilan, Legislasi, dan Penelitian Hukum
d. Pusat Program Transformasi Bank Indonesia 1. Program Management Office
2. Program Sistem Pembayaran (NPG dan EBPP)
3. Program Transformasi Sistem Informasi
e. Departemen Pengelolaan Sistem Informasi 1. Divisi Arsitektur Enterprise
2. Grup Strategi dan Tata Kelola Sistem Informasi
3. Grup Pengembangan dan Implementasi Sistem Informasi
4. Grup Pendukung dan Operasional Sistem Informasi
f. Departemen Sumber Daya Manusia 1. Grup Kebijakan Organisasi dan SDM
2. Grup Mitra Bisnis Organisasi dan SDM
g. Depertemen Keungan
1. Grup Anggaran dan Pengendalian Keuangan
2. Grup Akuntansi dan Pajak
3. Divisi Pengelolaan Sistem Keuangan Bank Indonesia
h. Departemen Audit Intern 1. Grup Audit
2. Grup Pengembangan dan Informasi Audit Intern
3. Divisi Audit Investigasi
i. Bank Indonesia Institute 1. Pusat Penelitian BI Institute
2. Grup Pengembangan Akademi
3. Divisi Pelaksanaan Program Pembelajaran 1
4. Divisi Pelaksanaan Program Pembelajaran 2
j. Departemen Komunikasi
1. Grup Pengelolaan Hubungan dan Strategi Komunikasi
2. Grup Pengelolaan Stakeholders
k. Departemen Pengadaan Strategis 1. Divisi Perencanaan dan Kebijakan Pengadaan
2. Grup Pengelolaan Strategic Sourcing
3. Grup Pelaksanaan Pengadaan
l. Deparetemen Pengelolaan Logistik Dan Fasilitas 1. Grup Kebijakan dan Perencanaan Logistik
2. Grup Pengelolaan Logistik
2.4.5 Jaringan Kantor
a) Dalam Negeri
Terbagi dalam 4 Regioal
Regional I Regional II Regional III Regional IV
Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi,
Maluku, Papua, Bali,
Nusa Tenggara
b) Luar Negeri
2.5 Job Description
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara merupakan perpanjangan tangan dari kantor pusat dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Adapun tugas pokok yang harus dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
a) Memberikan masukan kepada kantor pusat tentang kondisi
ekonomi dan keuangan daerah wilayah kerjanya.
b) Melaksanakan kegiatan operasional sistem pembayaran tunai dan atau non tunai sesuai kebutuhan ekonomi daerah wilayah kerjanya.
c) Melaksanakan pengawasan terhadap perbakan diwilayah kerjanya. d) Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan
ekonomi daerah yang didukung dengan penyediaan informasi berdasarkan kajian yang akurat.
e) Mengelola sumber daya internal yang dibutuhkan sebagai faktor
pendukung terlaksananya fungsi-fungsi utama.
2.5.1 Tim Pemberdayaan Sektor Riil dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a) Melakukanidentifikasi hasil-hasil kajian
penelitian/kesepakatan/program yang potensial dalam pengembangan
b) Menyusun preprogram pemberdayaan sektor riil (Korporasi, BUMN
dan UMKM) berdasarkan hasil identifikasi.
c) Melaksanakan program pemberdayaan sektor riil yang ditetapkan. d) Melakukan koordinasi dengan stakeholders daerah untuk memberikan
bantuan teknis dalam bentuk pelatihan kepada perbankan dan BDSP dalam rangka pemberdayaan sektor riil dan UMKM.
e) Memberikan bantuan teknis dalam bentuk penyediaan informasi berbasis penelitian serta memfasilitasi proses intermediasi dan perbankan dalam rangka pemberdayaan sektor riil/ UMKM.
2.5.2 Tim Kajian Ekonomi
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a) Menyusun Kajian Ekonomi Regional yang mencakup assemen makro ekonomi daerah dan perkiraan perkembangan ekonomi dan harga.
b) Melakukan penelitian ekonomi daerah yang berbasis kajian lapangan dan studi keputusan.
c) Melahirkan kajian ad hoc atas inisiatif Bank Indonesia ataupun kerjasama denagan kantor pusat atau stakeholders daerah.
d) Menyusun rekomendasi kebijakan perekonomian daerah kepada PEMDA
dan stakeholders lainya yang didasari oleh hasil penelitian.
e) Menyusun dan melaksanakan program komunikasi dan hasil-hasil kajian
2.5.3 Tim Statistik dan Survei
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a) Menerima menverifikasi, mengirim ke kantor pusat, menatausahakan dan memberikan bantuan teknis laporan bank dan non bank.
b) Mengumpulkan dan menyusun data/informasi ekonomi, keuangan perbankan dan demografi di wilayah kerja.
c) Melakukan kegiatan survei untuk kepentingan Kantor Pusat dan Bank Indonesia.
d) Melakukan kegiatan Liaison dalam rangka pengumpulan data dan
informasi dari pelaku ekonomi (perusahaan, lembaga riset, pemerintah, perbankan dan asosiasi).
e) Mengelola dan menegembangkan database informasi perekonomian daerah.
2.5.4 Divisi Pengawasan Bank
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a) Melakukan pembinaan terhadap Bank Umum, BPR yang menjadi objek pengawasan.
b) Melakukan pengawasan terhadap Bank Umum dan BPR yang menjadi
objek pengawasnya.
c) Menyelesaikan permohonan izin yang berkaitan dengan kelembagaan
d) Menyediakan informasi tentang kondisi dan permasalahan bank umum
dan BPR yang menjadi objek pengawasannya.
2.5.5 Datadan Administrasi Bank (Untuk Informasi dan Administrasi Bank)
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan administrasi dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan bank.
2. Membuat data yang lengkap tentang profil Bank Umum dan BPR
(dedicate Bank) secara individual dan gabungan di wilayah kerjanya. 3. Menyampaikan laporan terkait dengan database perbankan nasional
secara berkala ke Kantor Pusat.
4. Memenuhi permintaan bank-bank tentang informasi ketentuan perbankan.
5. Melakukan pendedaan atas keterlambatan dan kesalahan laporan. 6. Melakukan monitoring ketentuan perbankan.
7. Mengelola anggaran.
2.5.6 Perizinan dan Mediasi
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a. Melakukan proses perizinan untuk kantor bank yang berkantor pusat di
luar wilayah kerja Bank Indonesia.
c. Menjadi Liaison Office dalam penanganan tindak pidana perbankan
(SKB) Jaksa Agung, Kapolri, dan GBI.
d. Melaksanakan tim kerja dan tim pleno di BI sehubungan dengan SKB, Kejagung, Kapolri, dan GBI.
e. Melakukan tugas-tugas kesektariatan Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD).
f. Melakukan koordinasi dalam hal pelaksanaan pengawasan bank untuk Bank Indonesia di wilayah koordinasinya.
2.5.7 Divisi Sistem Pembayaran
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
1. Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi/monitoring kebutuhan uang untuk kebutuhan Bank Indonesia dan Bank Indonesia lain yang berada di wilayah kerjanya (dalam hal ini Bank Indonesia
berperan sebagai Kantor Depot kas).
2. Melakukan pengelolaan khazanah yaitu penyiapan dan pengembalian
modal kerja, pengelola persediaan kas (termasuk Kas Besar Titipan DPU), pemeriksaan fisik uang, pengelolaan barang/surat-surat berharga serta penguncian dan pengamanan khazanah.
3. Melakukan tindaklanjutan atas:
- Temuan selisih lebih/kurang hasil hitung ulang disebabkan
- Laporan terkait dengan uang dan sistem pengedaran uang.
4. Mensosialisasikan ciri-ciri keaslian uang cara memperlakukan uang.
5. Melakukan administrasi kegiatan operasional kas, pengaturan tugas kasir dan anggaran operasional kas.
6. Menyiapkan dan melaksanakan proses penunjukkan pihak ketiga sebagai pelaksana jasa kas, seperti PPUPK dan peleburan Uang Logam (UL), tidak
Layak Edar (TLE).
7. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pihak ketiga sebagai pelaksana jasa kas seperti perusahaan penukar uang pecah kecil/
POSINDO, cash center atau jasa lainnya seperti peleburan uang. 8. Memantau dan melaporkan pemeliharaan peralatan kas/sarana lainnya.
9. Memantau penggunaan dan persediaan supplies yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional kas.
10. Melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan distribusi uang di
wilayah kerjanya sesuai denagn yang ditetapkan Kantor Pusat.
11. Melakukan transaksi dan pertanggungjawaban Setoran Bank dan Non
Bank.
12. Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi pertanggungjawaban Bank dan Non Bank.
13. Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi dan pertanggung jawaban penukaran.
titipan.
15. Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi dan pertanggung jawaban penjualan Uang Rupiah Khusus (URK).
2.5.8 Unit Pengolahan Uang
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan modal kerja, melaksakan kegiatan dan pertanggungjawaban hitung ulang manual uang kertas.
b. Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan
pertanggungjawaban hitung ulang manual uang logam.
c. Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan
pertanggungjawaban hItung manual-MSUK
d. Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban pemusnahan UK dan MRUK.
e. Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban peleburan uang.
2.5.9 Unit Layanan Nasabah
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a. Senttlement Transfer melalui BI-RTGS untuk kepentingan
pengeluaranpemerintah (atas beban APBN atau reksus) dan rekening
lainnya.
lembaga lain terkait dengan tugas BI).
c. Settlement penerimaan pajak dan penerimaan lainnya dari bank kerekening pemerintah dan rekening lainnya.
d. Penatausahaan Cek/Bilyet Giro (BG) Bank Indonesia.
e. Pengiriman DKE melalui SKN-BI untuk kepentingan pengeluaran pemerintah (atas beban APBN atau reksus) dan rekening lainnya.
f. Menganalisa perilaku dan perkembangan SP Non Tunai di Bank Indonesia: f.1 Tatausaha Money Remittancef.2 Kajian Perilaku SP Non Tunai
g. Pelaksanaan BCP baik yang dikoordinir DASP maupun Bank Indonesia.
h. Menyediakan layanan helpdesk kepada peserta BI-RTGS. i. Melaksanakan survey atas layanan SP Non Tunai
j. Pengelolaan database (rekening, user dan database lainnya) BI-SOSA
danBI-RTGS.
k. Pengelolaan transaksi (accounting dan anggaran ) BI-SISA. l. Pengelolaan anggaran.
2.5.10 Unit Penyelenggaraan Kliring
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut: a. Penyelenggaraan Kliring Lokal (Warkat Debet). b. Pengelolaan Data Keuangan Elektronik (DKE).
c. Pengelolaan dan penatausahaan data penarik cek/BG kososng. d. Penerbitan Daftar Hitam Lokal.
e. Monitoring Penyelnggaran Kliring Lokal Non BI. f. Perhitungan dan pembebanan biaya proses pilah.
g. Pelaksanaan BCP baik yang dikoordinir DASP maupun Bank Indonesia.
h. Pengelolaan Anggaran.
i. Menyediakan layana helpdisk kepada peserta kliring sehubungan
denganSKN-BI.
2.5.11 Divisi Manajemen Intern 1. Unit Sumber Daya Manusia
a. Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan, penempatan,
pengembangan, pembinaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan pegawai termasuk THOS sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Mengelola data kepegawaian.
c. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan pegawai sesuai dengan kewenangan.
2. Unit Logistik
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a. Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap realisasi program kerja dan anggaran Bank Indonesia.
b. Menatausahakan dan melaksanakan pengadaan barang dan jasa.
c. Melaksanakan pemeliharaan gedung, inventaris kantor, rumah dinas serta
sarana lainnya.
d. Melaksanakan penghapusan barang-barang inventaris dan kendaraan. e. Menyelesaikan tagihan sumber daya energi, jasa, dan lainnya kepada pihak
ketiga.
3. Unit Sekretariat Pengamanan Protokol (SPP) Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a. Memfasilitasi kebutuhan terhadap hal-hal yang berkaitan denganproses
hukum.
b. Melaksanakan dan menatausahakan kegiatan pengamanan gedung kantor,
tata tertib kantor, pengiriman dan penjemputan uang, kas kliring, rumah dinas serta sarana lainnya.
c. Menatausahakan surat,warkat masuk maupun keluar dan dokumen lainnya
termasuk mengelola sentral khazanah arsip.
d. Merencanakan dan melaksanakan pelatihan yang berkaitan dengan tugas
pengamanan.
gangguan kamtib terhadap personil materil, acara kedinasan, sosial
kepegawaian dalam keadaan normal dan darurat, termasuk karena dampak bencana alam.
Sedangkan berdasarkan surat edaran No.9/12/INTERN tanggal 30 Maret
2007, jobdescription di Bank Indonesia dibagi kedalam 4 bagian, yaitu sebagai berikut :
1. Pemimpin Bank Indonesia (PBI).
Mengarahkan dan menetapkan pelaksanaan kebijakan perbankan syariah
dalam rangka memastikan keberhasilan kebijakan.
2. Deputi PBI Bidang Ekonomi Moneter (Ekmon). a. Deputi PBI bidang Ekonomi Moneter
Mengarahkan dan menetapkan pelaksanaan kebijakan perbankan syariah
dalam rangka memastikan keberhasilan kebijakan. b. Analis Madya Senior
Merencanakan dan Menentukan Peraturan dan Pedoman Operasionalisasi Kebijakan yang efektif dan sesuai dengan prinsip syariah
c. Analis Madya
Merencanakan, menentukan dan mengontrol pelaksanaan Perizinan dan Pengawasan Bank Syariah yang efektif dalam rangka memastikan
Merealisasikan Penelitian dan Pembangunan Operasionalisasi Kebijakan
Perbankan Syariah, melalui research-based policy, dalam rangka memastikan keberhasilan kebijakan
e. Analis Madya
Merealisasikan kegiatan pengaturan melalui kegiatan review dan harmonisasi ketentuan yang dapat memberikan nilai tambah dalam rangka
memastikan keberhasilan kebijakan
3. Deputi PBI Bidang Sistem Pembayaran Manajemen Intern (SPMI).
a. Deputi PBI bidang SPMI
Mengarahkan dan menetapkan pelaksanaan kebijakan perbankan syariah dalam rangka memastikan keberhasilan kebijakan.
b. Kepala Bidang Manajemen Intern
Merencanakan dan Menentukan Peraturan dan Pedoman Operasionalisasi Kebijakan yang efektif dan sesuai dengan prinsip syariah
c. Kepala Bidang Sistem Pembayaran/ Perbankan
Merencanakan, menentukan dan mengontrol pelaksanaan Perizinan dan Pengawasan Bank Syariah yang efektif dalam rangka memastikan
d. Kasir Madya
Merealisasikan Penelitian dan Pembangunan Operasionalisasi Kebijakan Perbankan Syariah, melalui research-based policy, dalam rangka memastikan keberhasilan kebijakan
e. Kasir Madya
Merealisasikan Penelitian dan Pembangunan Operasionalisasi Kebijakan
Perbankan Syariah, melalui research-based policy, dalam rangka memastikan keberhasilan kebijakan
4. Deputi PBI Bidang Perbankan a. Deputi PBI Bidang Perbankan
Mengarahkan dan menetapkan pelaksanaan kebijakan perbankan syariah dalam rangka memastikan keberhasilan kebijakan.
b. Pengawas Bank Madya Senior
Merencanakan dan Menentukan Peraturan dan Pedoman Operasionalisasi Kebijakan yang efektif dan sesuai dengan prinsip syariah.
c. Pengawas Bank Madya
Merencanakan, menentukan dan mengontrol pelaksanaan Perizinan dan Pengawasan Bank Syariah yang efektif dalam rangka memastikan
keberhasilan kebijakan.
Merealisasikan Penelitian dan Pembangunan Operasionalisasi Kebijakan
Perbankan Syariah, melalui dasar hasil kajian / research-based policy, dalam rangka memastikan keberhasilan kebijakan.
2.6 Rencana Kegiatan
Kegiatan Kantor Bank Indonesia Medan antara lain adalah sebagai
berikut: Prospek perekonomian daerah menghadapi beberapa tantangan utama yang diperkirakan turut menentukan kinerja ekonomi dan inflasi ke depan. Salah satunya, tantangan yang bersumber dari dinamika global yang dapat
menyebabkan rentannya pemulihan ekonomi global, terutama dengan adanya potensi kembali melambatnya kinerja ekonomi China dan ketidakpastian
normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat.
2.6.1 Jaringan Kegiatan
Untuk mencapai kedisiplinan kerja pegawai Kantor Bank Indonesia Medan menyusun beberapa langkah kegiatan sebagai berikut:
1. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan.
2. Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik,
jika dia sendiri kurang disiplin.
3. Keadilan harus diterapkan dengan baik, pada setiap instansi agar
kedisiplinan karyawan baik pula.
5. Pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum
setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.
6. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat karyawan akan
semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.
2.6.2 Kinerja Kegiatan Terkini
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara mempunyai
visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan instansi, butuh
waktuuntuk mencapai itu semua begitu juga pada Kantor Bank Indonesia Medan,
terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan dapat terwujud. Setelah mengalami perlambatan pada beberapa triwulan sebelumnya, realisasi pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah pada triwulan IV 2013 mulai
menunjukkan perbaikan seiring dengan menguatnya tanda-tanda pemulihan ekonomi global. Perbaikan pertumbuhan ekonomi dialami oleh berbagai daerah di
Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Sumatera.Bank Indonesia secara konsisten selalu berupaya memastikan seluruh masyarakat memperoleh uang layak edar sesuai kebutuhan.Selama tahun 2013, Bank Indonesia memprioritaskan distribusi
uang layak edar - melalui kegiatan kas keliling - ke daerah perbatasan seperti di Atambua (NTT), Nunukan (Kaltara), dan di Papua. Untuk meningkatkan kualitas
kegiatan ekonomi di daerah perbatasan. Melalui nota kesepahaman ini, kedua
Bank Sentral bersepakat untuk meningkatkan peran lembaga keuangan Bank dan Pedagang Valuta Asing (PVA) di setiap negara dalam meningkatkan aktivitas ekonomi di wilayah perbatasan dengan mendorong terciptanya kelancaran dan