BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan pesat
berkat adanya kreativitas pemikiran para ahli yang secara terus menerus berusaha
untuk dapat menghasilkan karya nyata bagi peningkatan taraf hidup umat
manusia. Karya nyata dalam ilmu pengetahuan dan teknologi ini terbukti dengan
adanya produk-produk yang dihasilkan dalam memenuhi kebutuhan pasar.
Produk-produk yang dihasilkan tersebut merupakan salah satu hasil dari sekian
banyak penggunaan alat-alat dengan teknologi dalam upaya menyediakan dan
menawarkan kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang lebih tinggi.
Berdasarkan Berita Resmi Statistik No.12/02/Th. XIII, 10 Februari 2010,
perekonomian Indonesia pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan sebesar 4,5
persen dibanding tahun 2008. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar
harga konstan pada tahun 2009 mencapai Rp2.177,0 triliun, sedangkan pada tahun
2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp2.082,3 triliun dan Rp1.964,3 triliun.
Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2009 naik sebesar Rp662,0
triliun, yaitu dari Rp4.951,4 triliun pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp5.613,4
triliun pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang cukup
signifikan bagi perekonomian Indonesia.
Bagi pemerintah, untuk mempertahankan perekonomian ini harus
langkah-langkah yang harus dilakukan bagi masa depan. Proses penentuan
strategic planning harus dilakukan kembali demi melihat perkembangan situasi
yang ada.
Faktor-faktor eksternal maupun internal harus kembali diperhitungkan
untuk kemudian pemerintahan di daerah melakukan adjustment atas
perkembangan situasi yang ada. Faktor eksternal seperti budaya, dan tuntutan
masyarakat akan good governance dan clean government sangat memerlukan
dukungan. pelayanan publik. Etos kerja di birokrasi pemerintahan masih harus
ditingkatkan sehingga mewujudkan kinerja yang optimal. Pertumbuhan
industri-industri di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1
Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007—2009, Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2009
No Lapangan Usaha / Tahun Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah) Atas Dasar Harga Konstant 2000 (Triliun Rupiah Laju Pertumbuhan 2009 Sumber Pertumbuhan 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 (Persen) (Persen) 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan 541,9 716,1 858,3 271,5 284,6 296,4 4,1 0,6 2 Pertambangan dan Penggalian 440,6 540,6 591,5 171,3 172,4 180,0 4,4 0,4 3 Industri Pengolahan 1 068,7 1 380,7 1 480,9 538,1 557,8 569,5 2,1 0,6
4 Listrik, Gas dan Air
Bersih 34,7 40,9 46,8 13,5 15,0 17,1 13,8 0,1 5 Konstruksi 305,0 419,6 555,0 121,8 131,0 140,2 7,1 0,4 6 Perdagangan, Mal dan Restoran 592,3 691,5 750,6 340,4 363,8 367,9 1,1 0,2 7 Pengangkutan dan Komunikasi 264,3 312,2 352,4 142,3 165,9 191,7 15,5 1,2
8 Keuangan, Real Estat
dan Jasa Perusahaan
305,2 368,1 404,1 183,7 198,8 208,8 5,0 0,5
9 Jasa-jasa 398,2 481,7 573,8 181,7 193,0 205,4 6,4 0,6
Produk Domestik Bruto (PDB) PDB Tanpa Migas 3 950,9 3 534,4 4 951,4 4 427,2 5 613,4 5 146,5 1 964,3 1 821,8 2 082,3 1 939,5 2 177,0 2 035,1 4,5 4,9 4,5 -
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2009, semua
sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 15,5 persen, diikuti oleh
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 13,8 persen, Sektor Konstruksi 7,1 persen,
Sektor Jasa-jasa 6,4 persen, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 5,0
persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian 4,4 persen, Sektor Pertanian 4,1
persen, dan Sektor Industri Pengolahan 2,1 persen, serta Sektor Perdagangan, Mal
dan Restoran 1,1 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2009
mencapai 4,9 persen yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara
keseluruhan yang besarnya 4,5 persen. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
yang mengalami pertumbuhan sebesar 15,5 persen sekaligus merupakan sumber
pertumbuhan terbesar pula terhadap total pertumbuhan PDB yaitu sebesar 1,2
persen. Selanjutnya sumber pertumbuhan yang cukup besar yaitu Sektor
Pertanian, Sektor Industri Pengolahan, dan Sektor Jasa-jasa masing-masing
memberikan peranan sebesar 0,6 persen.
Sektor Perdagangan terutama Retail merupakan salah satu sektor yang
penting dalam menunjang suksesnya program pemerintah, meskipun
pembangunan pada sektor retail tersebut tidak terlepas dari pengaruh
pembangunan sektor-sektor lainnya.
Perkembangan dalam sektor retail ini dapat dirasakan dengan adanya
pusat perbelanjaan yang modern (mall). Selain menawarkan kenyamanan dan
keamanan berbelanja, juga dapat menjadi salah satu alternatif sebagai tempat
masyarakat saat ini dimana sebagian orang memilih mal untuk menghabiskan
waktu mereka. Gaya hidup menggambarkan “Keseluruhan diri seseorang” yang
berinteraksi dengan lingkungannya. (Kotler, 2006:159).
Menjamurnya pusat perbelanjaan bertaraf modern saat ini, seperti mal atau
plaza di berbagai kota di Tanah Air, yang di dalamnya terdapat toko serba ada
(toserba), restoran, arena permainan, supermarket, bahkan hypermarket, tak ayal
telah mengubah pola belanja sebagian konsumen kita. Mereka yang dulunya kerap
menyambangi pasar-pasar tradisional, kini beralih ke pusat perbelanjaan tersebut.
Tidak bisa dipungkiri, bagi sebagian konsumen, pergi ke mal atau plaza, kini telah
menjadi bagian gaya hidup (life style) yang tak bisa ditinggalkan. Mal atau plaza
telah menjadi pilihan, karena menghadirkan berjuta kenikmatan. Mulai dari
tersedianya berbagai kebutuhan yang diinginkan (one stop shopping), hingga
tempat yang pas untuk bersantai bersama keluarga maupun kolega.
Kunjungan ke mal ini, menurut hasil riset MARS Indonesia (Indonesian
Consumer Profile 2008), sebanyak 82,2% konsumen kita, khususnya di kota
Jakarta dan Surabaya gemar berkunjung ke mal. Dalam sebulan, mereka minimal
sekali atau dua kali mengunjungi tempat belanja itu. Ini artinya, demam mal
memang sudah semakin menggejala di masyarakat kita.
Salah satu wilayah Indonesia yang yang ramai dengan mal adalah
Bandung. Kota Bandung yang terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibu
Kota Propinsi Jawa Barat dikenal sebagai kota paris van java dan merupakan titik
simpul lalu lintas. Lokasi Kota Bandung cukup strategis, dilihat dari segi
Bandung terletak pada pertemuan poros jalan raya : a). Barat - Timur yang
memudahkan hubungan dengan Ibukota Negara dan b). Utara - Selatan yang
memudahkan lalu lintas ke daerah perkebunan (Subang dan Pangalengan). Selain
itu letak yang tidak terisolasi dan dengan komunikasi yang baik akan
memudahkan aparat keamanan untuk bergerak ke setiap penjuru (Sumber: BPS
Kota Bandung 2009). Hal ini menjadikan Bandung sebagai tempat kunjungan dan
perkembangan mal dan swalayan berkembang sangat pesat. Berikut daftar pusat
perbelanjaan atau mal di Bandung pada Tabel 1.2
Tabel 1.2
Beberapa Pusat Perbelanjaan atau Mal di Bandung Tahun 2010
No Pusat Perbelanjaan/ Mal Wilayah Fasilitas
1 Braga City Walk Braga Braga 21 (bioskop)
Pusat jual beli telepon
2 Bandung Electronic Mall Naripan Seluler
Pusat jual beli komputer dan elektronik
3 Bandung Indah Plaza Merdeka Empire 21 (bioskop)
Hypermart (swalayan)
4 Bandung Supermal Gatot Subroto BSM 21 (bioskop)
Metro (dept. store) Pizza Hut's (restoran)
5 Bandung Trade Center Terusan Pasteur BTC XXI (bioskop)
KFC (restoran)
6 Bandung Trade Mall Kiaracondong
7 Carrefour Kiaracondong Kiaracondong Carrefour (swalayan)
KFC (restoran) Pizza Hut's (restoran)
8 Cihampelas Walk Cihampelas Ciwalk XXI (bioskop)
Yogya department store
9 Cimahi Mall Gandawijaya,Cimahi
10 Flamboyant Center Sukajadi Giant (swalayan)
11 Gyan Plaza Terusan pasir koja
12 Istana Bandung Electronic Center Purnawarman Pusat jual beli telepon seluler.
Pusat jual beli komputer dan elektronik.
13 Istana Building Commodities
Center
Ahmad Yani Pusat penjualan kebutuhan rumah dan
bahan bangunan
14 Istana Plaza Bandung Pasirkaliki Gramedia (toko buku)
McDonalds (restoran)
15 ITC Kebon Kalapa Pungkur
16 Jatinangor Town Square Jatinangor
18 Kings Shopping Center 1 Kepatihan Galaxy 21 (bioskop)
19 Kings Shopping Center 2 Kepatihan Hoka Hoka Bento
Matahari (dept. store)
20 M3Mall Ahmad Yani Pusat penjualan, suku cadang dan
perbaikan otomotif
21 Mall IITC Kopo Kopo
22 Piset Square Pelajar Pejuang 45 Pusat perbelanjaan, exhibition
23 Mall Lucky Square Kiaracondong Yogya department store
24 Metro Indah Mall Margahayu Hypermart (swalayan)
25 Parahyangan Plaza Dalem Kaum Pusat distribution outlet.
26 Paris Van Java Mall Sukajadi Blitz Megaplex (bioskop)
Sumber : info Wikipedia tahun 2010
Bandung memiliki 26 mal dengan fasilitas yang beragam. Mal tersebut
tersebar di berbagai wilayah di Kota Bandung. Dengan jumlah yang cukup banyak
ini menunjukkan Bandung sebagai kawasan yang cukup dipadati mal atau pusat
perbelanjaan.
Hal ini memberikan pemasukan bagi Kota Bandung yaitu melalui
pendapatan daerah. Berikut adalah Grafik perkembangan PDRB dan
perekonomian Kota Bandung.
Gambar 1.1
Perkembangan PDRB dan Perekonomian Kota Bandung Tahun 2001-2009 serta Proyeksinya Tahun 2013 (Perda No.9 Tahun
2009)
Berdasarkan Gambar 1.1 melalui jumlah mal atau bisnis retail yang
mengalami peningkatan setiap tahunnya Namun, banyaknya jumlah mal ini tidak
menunjukkan jumlah pengunjung yang tinggi dari setiap mal. Menurut Kepala
Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (Distarcip) Kota Bandung, menilai jumlah
pusat perbelanjaan di Kota Bandung sudah mencapai titik jenuh. Bukan hanya
dari sisi tata ruang, melainkan juga dari sisi konsumen dan daya tarik mal yang
terbatas. Dia menyebutkan sejumlah pusat perbelanjaan tidak beroperasi optimal,
bahkan beberapa nyaris tutup, seperti Molis Mal di Jalan Peta, Miko Mal di Kopo,
atau Mal Padjadjaran tutup karena sepi pengunjung
(http://web.bisnis.com/keuangan/ekonomi-makro/1id183985.html, 29 Mei 2010).
Wilayah Bandung Tengah merupakan wilayah yang jumlah malnya tidak
terlalu banyak. Berikut daftar mal yang berada di bagian tengah Kota Bandung
beserta tingkat kunjungannya pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3
Daftar Jumlah Pengunjung Mal di Wilayah Bandung Tengah Tahun 2010
No Mall Jumlah Pengunjung
1 Bandung Super Mall 8.000 orang per hari. 2 Metro Trade Centre 2.022 orang per hari.
3 Lucky Square 2.520 orang per hari.
4 Bandung Trade Mall 1.010 orang per hari.
5 Piset Square 1.800 orang per hari.
6 B Mall 1.200 orang per hari
Sumber:http://web.bisnis.com/keuangan/ekonomi makro/1id183985.html,29 Mei 2010
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa hampir semua mal di
daerah Bandung Tengah tingkat kunjungannya hampir sama. Pada kutipan salah
satu media yaitu perkembangan tingkat kunjungan mal terlihat hanya pada bagian
2010 | 10:12 WIB). Hal ini berarti masih minimnya tingkat kunjungan mall di
bagian timur dan tengah. Kondisi tersebut diperparah pengelolaan manajemen
yang tidak efektif serta minimnya kreativitas dalam melakukan promosi.
(KOMPAS Gregorius Magnus Finesso, Selasa, 26 Januari 2010 | 10:12 WIB).
Pengunjung merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
kemajuan sebuah pusat perbelanjaan (mal). Ketidakmampuan perusahaan untuk
meningkatkan menciptakan image pada masyarakat akan mengakibatkan kerugian
yang sangat besar bagi perusahaan itu sendiri, dengan demikian perusahaan harus
memperhatikan faktor–faktor dalam proses peningkatan kunjungan masyarakat
agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Masing-masing mal memiliki citra tersendiri di mata publik, dan berikut
gambar corporate image mal di Wilayah Bandung Tengah:
Sumber: Modifikasi Research and Development Mal Piset Square Bandung, 2010
Berdasarkan Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa citra mal di Bandung relatif sama.
BSM (Bandung Super Mall) memiliki rating tertinggi, sebagai mal terbesar di
GAMBAR 1.2
Bandung yang memang memiliki citra yang sangat baik di mata publik. Namun
BTM (Bandung Trade Mal) memiliki rating terendah karena BTM merupakan
mal nasional yang tergolong relatif rendah pengunjungnya jika dibandingkan
dengan mal lainnya di Bandung Tengah. Berbeda dengan mal lainnya, seperti
Piset Square sebagai mal yang dikelola secara independen menduduki posisi
keempat memiliki citra yang cukup baik khususnya sebagai mal penyedia jasa
bisnis dan konvensi, namun mengingat Piset Square telah berdiri sejak tahun
2005, dan persepsi publik mengenai citra baik suatu perusahaan tidak dapat
terbentuk dalam waktu yang singkat.
Piset Square merupakan salah satu mal yang tingkat kunjungannya masih
fluktuatif. Berikut adalah tingkat kunjungan Piset Square Tabel 1.4.
Tabel 1.4
Daftar Jumlah Pengunjung Piset Square Tahun 2007-2010
Sumber: Data Internal Piset Square 2010
Bulan Jumlah Kunjungan
2007 2008 2009 2010 Januari 42.413 55.515 55.535 50.767 Februari 35.152 52.390 52.410 61.204 Maret 44.465 52.129 52.149 48.739 April 39.252 50.199 50.204 50.811 Mei 38.149 61.204 61.209 41.418 Juni 41.961 48.739 48.759 40.685 Juli 30.843 50.811 50.831 38.149 Agustus 37.343 41.418 41.438 41.961 September 40.547 40.685 40.705 30.843 Oktober 36.731 39.401 39.421 58.149 November 41.672 32.813 32.833 41.961 Desember 35.443 40.016 40.036 60.843 Total 463.971 565.320 565,530 565,530
Berdasarkan Tabel 1.4 mengenai daftar jumlah pengunjung Piset Square
tahun 2007-2009. Dari tahun 2007-2008 terjadi kenaikan jumlah pengunjung
sebesar 21,84%. Hal ini dikarenakan Piset baru saja buka menggantikan Pasundan
Plaza sehingga masyarakat Bandung ingin mencoba datang. Apalagi konsep awal
yang ditawarkan adalah wisata mancabenua dimana bangunan Piset dirancang
dengan miniatur dunia dan memiliki convention hall terbesar sewilayah Bandung.
Hal ini menonjolkan ciri khas tersendiri bagi Piset Square yang baru saja ada di
Kota Bandung. Seperti pada Gambar 1.3
Sumber: Modifikasi Research and Development Mal Piset Square Bandung, 2010
Berdasarkan Gambar 1.3 pada tahun 2009-2010 jumlah pengunjung
mengalami stagnasi. Hal ini dikarenakan Piset melakukan renovasi gedung selama
6 bulan dan mengubah konsep convention hall menjadi retail center atau tempat
/lahan usaha untuk disewakan. Kondisi ini mengakibatkan penurunan jumlah
pengunjung. Hingga setelah renovasi selesai, jumlah pengunjung masih saja
rendah. Hal ni sangatlah sulit bagi Piset Square untuk membangun kembali citra
GAMBAR 1.3
perusahaan di mata pengunjung karena hampir sebagian besar para pengunjung
berpindah pada mal yang lain.
Menurut Fraster P.Seitel (1995:58) “corporate image merupakan
komoditas yang penting bagi hampir semua perusahaan yang percaya bahwa citra
positif akan menghasilkan kesuksesan dalam jangka panjang”.
Hal ini menuntut Piset Square untuk terus mempertahankan image sebagai
entertainment centre mall tersebut guna memperoleh keuntungan yang maksimal.
Jika tidak mempertahankan citranya maka Piset Square akan kehilangan
pengunjung, dan hal ini akan berdampak sangat negatif bagi kelangsungan mal.
Upaya-upaya yang dilakukan Piset Square dalam mempertahankan dan
meningkatkan citra mal Piset Square sebagai entertainment centre mal yaitu
dengan berbagai strategi. Dengan melibatkan seluruh departemen sebagai
teamwork guna mempertahankan citra tersebut, baik accounting and purchasing department, room division department, HRD department, food and beverage department, POMEC and security department, maupun sales and marketing department.
Namun dari berbagai departemen tersebut yang memiliki tanggung jawab
lebih untuk mempertahankan citra perusahaan dibebankan kepada sales and
marketing department khususnya public relations, dimana fungsi public relations
Piset Square yaitu sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam mempertahankan
dan meningkatkan citra perusahaan.
Baiknya corporate image diindikasikan karena program public relations
yang dilakukan Nielsen Media Research terhadap perusahaan di Indonesia,
menyatakan bahwa peranan public relations jauh lebih tinggi daripada chief
executive officer yaitu 76% berbanding 22% dalam mencapai target serta tujuan
perusahaan. Program yang dilakukan oleh public relations merupakan salah satu
kegiatan yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan.
Program yang dilakukan public relations Piset Square merupakan program
yang paling efektif bagi citra perusahaan, karena public relations memiliki job
description guna mempertahankan image tersebut. Adapun job description public relations Piset Square yaitu menyajikan berita dan informasi tentang organisasi
secara sangat positif (hubungan pers), melakukan publisitas produk dengan
membuat berbagai acara sebagai usaha untuk mempublikasikan produk tertentu,
komunikasi perusahaan dengan mempromosikan perusahaan baik melalui
komunikasi internal dan komunikasi eksternal, melakukan pendekatan yang
berhubungan dengan pencapaian profit yang maksimal, serta sebagai penasihat
manajemen mengenai masalah publik dan posisi serta citra perusahaan ketika
terjadi kesalah pahaman masyarakat.
Pembentukan image yang baik biasanya diawali oleh visualisasi yang
ditampilkan perusahaan, hal tersebut berkaitan dengan program public relations
yaitu identity media yang ditampilkan kepada masyarakat, perusahaan
melakukannya dalam bentuk logo dan tagline. Identity media pun ditampilkan
dari cara berpakaian para karyawan serta warna seragam yang disesuaikan dengan
logo. Dalam hal program publications yang dilakukan perusahaan dilakukan
display light, banner, website, artikel, iklan mengenai paket-paket yang
ditawarkan mal melalui media cetak dan elektronik.
Kegiatan public relations lain yang digunakan oleh perusahaan
diantaranya mengadakan event-event yang akan berlangsung dalam jangka waktu
tertentu seperti pada Tabel 1.5 berikut:
TABEL 1.5
EVENTS MAL PISET SQUARE BANDUNG TAHUN 2010
Tanggal Nama Event
Januari 2010 Lomba Nyanyi Oldest
Januari 2010 Workshop Pecinta Otomotif
Februari 2010 Lomba Memasak
Maret 2010 Seminar Gratis
April 2010 Perayaan Hari Kartini
Mei 2010 Seminar Gratis
Mei 2010 Workshop indie film
Juni 2010 Seminar Gratis
Juni 2010 Festival Harajuku
Juli 2010 Festival Band Bandung
Juli 2010 Hari Anak Nasional
Juli 2010 Seminar Gratis
Agustus 2010 Perayaan Hari Kemerdekaan September 2010 Gathering
Oktober 2010 Halal Bi Halal
November 2010 Lomba Busana Kebaya
Desember 2010 Seminar Kewirausahaan Desember 2010 Perayaan Hari Ibu Desember 2010 Gathering Party
Desember 2010 New Years Eve
Desember 2010 International Cat Show
Sumber: Public Relations Piset Square Bandung, 2010
Berdasarkan Tabel 1.6 Piset Square sering mengadakan event disetiap
bulannya. Hal ini tentu menambah tingkat kunjungan harian pada saat event
berlangsung. Kegiatan ini dijadikan kegiatan rutin setiap tahun dalam upaya
Kegiatan news juga dilakukan sebagai upaya menciptakan berita-berita
yang mendukung perusahaan melalui press release, news letter dan bulletin yang
dipublikasikan melalui berbagai media cetak dan elektronik, seperti pada Tabel
1.6.
TABEL 1.6
DAFTAR NEWS MEDIA MAL PISET SQUARE BANDUNG
Media Cetak Radio Tv
Electronic
Online
Pikiran Rakyat Female Radio 96,4 PJTV Indosat
Infomedia 99’ers FM STV
Bandung Express Hard Rock Fm BdgTV
Rase 102,3 Fm CT-Chanel MQ TV Indosiar
TPI Sumber: Public Relations Piset Square Bandung, 2010
Berdasarkan Tabel 1.7 Piset Square sering melakukan pemberitaan dalam
news melalui beberapa media. Kegiatan ini dijadikan sebagai penunjang ketika
Piset Square mengadakan event tertentu maupun promo untuk informasi bagi
masyarakat.
Kegiatan lain yang digunakan yaitu public service activities di mana mal
Piset Square juga peduli kepada masyarakat melalui kegiatan bakti sosial, seperti
pada Tabel 1.7 berikut:
TABEL 1.7
PUBLIC SERVICE ACTIVITIES PISET SQURE TAHUN 2010 Tanggal Public Service Activities
Januari 2010 Bakti sosial
Maret 2010 Kursus gratis bagi yang kekurangan November 2010 Pembagian daging kurban saat Idul Adha Sumber: Public Relations & HRD Mal Piset Square Bandung, 2010
Hal-hal tersebut dilakukan perusahaan sebagai tujuan untuk menjaga
menilai bahwa peran public relations yang selalu dibutuhkan demi
mempertahankan citra mal Piset Square yang telah ada sejak dulu. Dalam hal ini
kontribusi departemen public relations dibutuhkan dalam menjalankan fungsi dan
perannya terutama dalam pelaksanaan program public relations yang terdiri dari
publications, events, news, public service activities, dan identity media di Piset
Square Bandung. Untuk mengetahui seberapa efektif kegiatan-kegiatan tersebut,
maka perlu dilakukan penelitian dengan harapan program-program yang
dilaksanakan public relations Piset Square Bandung telah sesuai dan dapat
diterima bagi pengunjung khususnya dan bagi masyarakat umum lainnya.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diadakan suatu penelitian tentang
“Pelaksanaan Program Public Relations Piset Square Bandung Dalam Menciptakan Corporate Image sebagai Entertainment Center Mall”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, mal Piset Square
perlu memperbaiki keunggulan perusahaan (corporate adventage), dalam hal
meningkatkan kualitas pemasaran dalam hubungannya dengan Public Relations.
Dengan meningkatkan program Public Relations maka akan meningkatkan citra
perusahaan. Maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasikan masalah
sebagai berikut.
Adanya persaingan antara mal pada industri retail yang ada di Kota Bandung serta adanya kesulitan dalam menarik minat pelanggan untuk berkunjung menyebabkan terjadinya penurunan tingkat kunjungan pada mal Piset Square di Kota Bandung diduga perlu meningkatkan citra perusahaan dalam halnya melalui program Public Relations, melalui adanya Program Public Relations yang efektif dapat meningkatkan Citra Mal di mata pengunjung. Maka perlu diadakan suatu penelitian untuk
mengetahui Pelaksanaan Program Public Relations Piset Square Bandung Dalam Menciptakan Corporate Image sebagai Entertainment Center Mall.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan program public relations yang terdiri dari
publications, events, news, public service activities, dan identity media di Piset
Square Bandung?
2. Bagaimana corporate image Piset Square Bandung menurut pengunjung
sebagai entertainment center mall?
3. Bagaimana pelaksanaan program public relations yang terdiri dari
publications, events, news, public service activities, dan identity media
terhadap corporate image Piset Square Bandung sebagai entertainment center
mall?
1.4Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk
memperoleh hasil temuan mengenai:
1. Program public relations yang terdiri dari publications, events, news, public
service activities, dan identity media di Piset Square Bandung.
2. Corporate image Piset Square Bandung sebagai entertainment center mall.
3. Pelaksanaan public relations yang terdiri dari publications, events, news,
public service activities, dan identity media terhadap corporate image Piset
1.5Kegunaan Penelitian
Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis
maupun praktis sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam aspek teoritis
(keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu ekonomi manajemen khususnya
pada bidang manajemen pemasaran, melalui pendekatan serta metode-metode
yang digunakan terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru
dalam aspek strategi pemasaran yang menyangkut pelaksanaan program
public relations dalam menciptakan corporate image, sehingga diharapkan
penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam
pengembangan teori pemasaran.
2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek
praktis yaitu untuk memberikan masukan kepada Mal Piset Square untuk
dijadikan pertimbangan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan
kegiatan public relations terhadap upaya peningkatan corporate image.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi atau acuan
dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian
selanjutnya mengenai public relationc terhadap upaya menciptakan corporate