• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIMBINGAN KONSELING KARIR SISWA: Studi Komparasi antara Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Yogyakarta dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BIMBINGAN KONSELING KARIR SISWA: Studi Komparasi antara Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Yogyakarta dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Yogyakarta"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)BIMBINGAN KONSELING KARIR SISWA: Studi Komparasi antara Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Yogyakarta dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Yogyakarta. Oleh Yogi Abdul Aziz. S.Sos.I NIM : 1520311099. TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam Program Studi Interdisciplinary Islamic Studies Konsentrasi Bimbingan dan Konseling Islam. YOGYAKARTA 2018.

(2)

(3)

(4)

(5)

(6) NOTA DINAS PEMBIMBING. Kepada Yth., Direktur Pascasarja UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Assalamualaikum Wr. Wb. Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan tesis yang berjudul: BIMBINGAN KONSELING KARIR SISWA: Studi Komparasi antara Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Yogyakarta, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Yogyakarta dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Yogyakarta Yang ditulis oleh: Nama NIM Jenjang Prodi Konsentrasi. : Yogi Abdul Aziz, S.Sos.I : 1520311099 : Magister (S2) : Interdisplinary Islamic studies : Bimbingan dan Konseling Islam. Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat di ajaukan kepada pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar Master of Art. Wassalamualaikum Wr. Wb. Yogyakarta, …. ………. 2018 Pembimbing. Dr. Hj. Sri Harini, M.Si. vi.

(7) ABSTRACT. In this research, I can answer about the problem of the process in implementation career guidance for a student, supporting facilities in the career guidance, and the difference of career guidance in three school— MAN 1 Yogyakarta, SMAN 1 Yogyakarta, and SMKN 1 Yogyakarta. This paper is a result of the process field research with used qualitative methodcomparing studies. Taken of data have done through an interview, observation, and documentation process. Those of study take the resources data were from 11 informants; 4 informants of MAN 1 Yogyakarta, 3 informants of SMAN 1 Yogyakarta, and 4 informants of SMKN 1 Yogyakarta. The resources of data to choice are using snowball method and to credibility trying data used triangulation technic. For the data in this paper, so I can summarize that the career guidance of implementation consists of the process for describing potential and assessment student career, instructional guidance, and journey of scientific. Meanwhile, supporting of facilities from three research location in this study was having of tools and infrastructure which satisfy. Facilities of satisfying the direct factor of stigma on three location are a model school of Yogyakarta. Point of the different career guidance on three research location in this study was put on of scientific cores values, further study, and vocation. Keywords: counseling guidance; career guidance; planning of student career. vii.

(8) ABSTRAK. Pada penelitian, saya hendak menjawab persoalan tentang pelaksanaan bimbingan karir siswa, fasilitas penunjang dalam proses bimbingan karir, dan titik singgung perbedaan bimbingan karir di tiga sekolah—MAN 1 Yogyakarta, SMAN 1 Yogyakarta, dan SMKN 1 Yogyakarta. Kajian ini merupakan hasil dari proses penelitian lapangan dengan menggunakan metode kualitatif-studi komparasi. Pengambilan data dilakukan melalui proses wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Adapun narasumber penelitian ini terdiri dari 1 orang; MAN 1 Yogyakarta 4 orang, SMAN 1 Yogyakarta 3 orang, dan SMKN 1 Yogyakarta 4 orang. Narasumber dipilih menggunakan metode snowball dan untuk menguji kredibilitas data digunakan teknik trianggulasi. Dari data yang tersaji, maka saya dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan karir terdiri dari proses memetakan potensi dan asesmen karir siswa, bimbingan instruksional, dan safari ilmiah. Sementara itu, fasilitas penunjang dari ketiga obyek penelitian masing-masing telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Fasilitas yang memadai disebabkan langsung oleh stigma bahwa tiga lokasi penelitian adalah sekolah model di Yogyakarta. Titik singgung perbedaan bimbingan karir di tiga lokasi penelitian ini terletak pada core values keilmuan, studi lanjut, dan vokasi. Kata Kunci: bimbingan konseling; bimbingan karir; perencanaan karir siswa. viii.

(9) KATA PENGANTAR Ungkapan rasa syukur kita haturkan kepada Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang atas segala taufik dan hidayah-Nya. Atas izin-Nya Alhamdulillah saya selaku penulis yang dapat menyelesaikan penelitian tesist tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah mengantarkan kita kepada jalan yang lurus hingga saatini. Tesis dengan judul “Bimbingan Konseling Karir Siswa: (Studi Komparasi antara Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Yogyakarta, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Yogyakarta dan Sekolah Menengah Kejuaruan Negeri (SMKN) 1 Yogyakarta)”. Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister pada program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dengan disiplin ilmu Interdisciplinary Islamic Studies konsentrasi Bimbingan dan Konseling Islam. Dengan penuh kesadaran bahwa penulis tidak dapat menyelesaikan tesis ini tanpa ada perjuangan dan pengorbanan waktu yang cukup demi ketercapaiannya penelitian yang ideal, serta dukungan dan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, baik dukungan berupa meteril maupun moril. Oleh karenanya penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada : 1. Prof. KH. Dr. Yudian Wahyudi, MA, Ph. D., selaku rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.. ix.

(10) 2. Prof. Noorhaidi Hasan, M.A, M. Phil., Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana UIN SunanKalijaga Yogyakarta. 3. Ibu Ro’fah.,Ph.D., selaku Ketua prodi IIS program pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. 4. Ketua sidang ujian munaqosyah yang telah banyak membantu dan memberikan saran dalam penyempurnaan tesis ini. 5. Dr. Hj. Sriharini, M. Si., selaku pembimbing tesis yang telah bersedia membimbing, mengarahkan dan mengoreksi selama proses penyusunan tesis ini dengan sangat baik. 6. Segenap dosen pengajar program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, dan staf Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga atas pelayanan dan fasilitas yang sangat mendukung dalam penyelesaian tesis ini. 7. Rasa terimakasih dan salam ta’dzim kepada ayah handa K.H. Abdul Fatah dan Ibunda tercinta Hj. Juariah yang telah memberikan semua pengorbannanya demi tercapainya cita-cita seorang anak, dan tak lupa pula Kakak kandung Syamsul Hidayat, Fitiri Aminah dan Adik kandung Kanza Azzahra yang selama ini menjalin kasih dalam ikatan saudara kandung. 8. Teman-teman seperjuangan Pascasarjana Non-reguler konsentrasi Bimbingan dan Konseling Islam kelas B Angkatan 2015 antara lain: Pak Andres Bahari, Pak Edi, Pak Sholih, Usman Effendi, Fahmi Firmansyah,S.Sy.,S.Th.I.,S.Pd, Muhtar Yahya, Muhammad Muslih, Ratna, Lutfi, Muhim, dan Auliya’, dan Mohammad Ismail. Saya mengucapkan terimakasih atas berbagi kebersamaan. x.

(11) dalam suka maupun duka, khususnya dalam berbagi ilmu dan pengalamannya. Semoga kita sukses semua. 9. Seluruh civitas MAN 1 Yogyakarta, SMAN 1 Yogyakarta, dan SMKN 1 Yogyakarta yang telah bersedia memberikan izin dan memfasilitasi penulis selama penelitian di lapangan. 10. Ahmad Izudin, S.Sos.,M.Si selaku orang pertama yang memberi bimbingan dan arahan selama studi di Yogyakarta. 11. IKPM (Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa) Kabupaten Sukabumi semoga apa yang telah dicita-citakan sukses selalu dan dapat berkontribusi untuk kemajuan daerah tercinta. 12. PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indoneisa) Rayon Pondok Syahadat. Terimakasih atas kebersamaan dan pembelajaran penting dalam berorganisasi, yang Insya Allah akan bermanfaat hingga akhir hayat. Terlebih sahabatsahabat KORP AMPERA. 13. Management Capcuzz dan Seblakcuzz terimakasih atas kepercayaan dan pendidikannya dalam berwirausaha yang baik, terlebih kepada team dimanapun berada semoga sukses selalu. Perjalanan hidup yang begitu panjang dan penuh lika-liku sekenario kehidupan, sekalipun pahit manis selama studi di Yogyakarta. Alhamdulillah semuanya telah berlalu dengan kenangan indah. Tentu itu semua tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Kiranya saya selaku peulis hanya mampu melantunkan untaian do’a. xi.

(12) semoga sehat selalu, dimudahkan rezekinya, dimudahkan segala urusannya, dan dijauhkan dari segala rintangan. Amin..3x Barakllah. Saya sebagai peneliti, sekaligus penulis menyadari betul bahwa karya penelitian yang telah disusun terdapat berbagai kekurangan dan keterbatasan, sehinga jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karenanya saya berharap kepada pembaca untuk memberikan penilaian berbentuk kritik atau saran yang membangun demi kebaikan penulis dalam menyusun karya ilmiah dimasa yang mendatang. Dengan ucapan rasaa syukur Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Semoga karya penelitiam ini dapat berguna bagi khalayak umum, para orang tua, lemabaga pendidikan, khsushnya pemerintah yang memiliki kebijakan.. Yogyakarta, 01 Mei 2018. Yogi Abdul Aziz, S.Sos.I. NIM. 1520311099. xii.

(13) Bismillahirrahmanirrahim Persembahan ... Karya sederhana ini aku persembahkan untuk Bapak dan Ibu K.H. Abdul Fatah dan Hj. Juariah Serta Kaka dan adiku Tersayang Syamsul Hidayat, Fitri Aminah & Kanza Azzahra Dan Almamaterku tercinta Prodi Bimbingan dan Konselig Islam Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. xiii.

(14) MOTTO :. “Orang yang sering membuat masalah Adalah mereka yang berhenti belajar Sebab dirinya merasa sudah pandai”. xiv.

(15) DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .......................................................... iii PENGESAHAN DIREKTUR ....................................................................... iv PERSETUJUAN PENGUJI UJIAN TESIS .................................................. v NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................... vi ABSTRAK .................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................. viii PERSEMBAHAN ........................................................................................ xii MOTTO ........................................................................................................ xiii DAFTAR ISI ................................................................................................ xiv DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 7 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7 D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8 E. Metode Penelitian.............................................................................. 9 1. Jenis Penelitian ........................................................................... 9 2. Sumber Data Penelitian .............................................................. 10 3. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 11 4. Metode Analisa Data .................................................................. 14 5. Metode Keabsahan Data ............................................................ 16 F. Sistematika Pembahasan ................................................................... 17 BAB II KAJIAN TEORITIS ..................................................................... 18 A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 18 B. Landasan Teori ................................................................................. 25 1. Guru Bimbingan dan Konseling ................................................ 25 2. Kematangan Karir ...................................................................... 33 3. Bimbingan Karir Siswa .............................................................. 41 BAB III PROFIL LEMBAGA PENELITIAN ........................................ 50 A. Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta ............................................ 50. xv.

(16) B. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Yogyakarta ................................ 61 C. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Yogyakarta ......................... 73 D. Gambaran Umum BK MAN 1, SMAN 1, SMKN 1 Yk .................. 80 BAB IV BIMBINGAN KONSELING KARIR SISWA .......................... 88 A. Pelaksanaan Bimbingan Karir Siswa ............................................... 88 1. Memetakan Potensi dan Asesmen Karir Siswa .......................... 89 2. Bimbingan Instruksional ............................................................ 94 3. Safari Ilmiah ............................................................................... 102 B. Fasilitas Penunjang Bimbingan Karir Siswa .................................... 107 1. Fasilitas MAN 1 Yogyakarta ..................................................... 108 2. Fasilitas SMAN 1 Yogyakarta ................................................... 112 3. Fasilitas SMKN 1 Yogyakarta ................................................... 115 C. Persamaan dan Perbedaan Bimbingan Karir .................................... 119 BAB V PENUTUP ....................................................................................... 123 A. Kesimpulan ....................................................................................... 123 B. Saran .................................................................................................. 126 Daftar Pustaka ............................................................................................... 131 Riwayat Hidup .............................................................................................. 138 Lampiran-lampiran. xvi.

(17) DAFTAR TABEL Tabel 1.2.1 Persamaan dan perbedaan penelitian ......................................... 23 Tabel 1.2.2 Tahapan Perkembangan Karir Donald Super............................. 37 Tabel 1.2.3 Tahapan Perkembangan Vokasi Donald Super .......................... 38 Tabel 1.2.4 Kebutuhan utama peserta didik .................................................. 47 Tabel 1.2.5 Lima capaian pelayanan BK karir Bimo Waligito ..................... 47 Tabel 1.2.6 Paket BK Karir Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ....... 48 Tabel 1.3.1 Sejarah Berdiri MAN 1 Yogyakarta .......................................... 53 Tabel 1.3.2 Tujuan Khusus Akademik dan Non Akademik ......................... 56 Tabel 1.3.3 Kepala Sekolah MAN 1 Yogyakarta ......................................... 57 Tabel 1.3.4 Daftar Guru MAN 1 Yogyakarta ............................................... 57 Tabel 1.3.5 Program Kerja MAN 1 Yogyakarta ........................................... 59 Tabel 1.3.6 Sarana Prasarana MAN 1 Yogyakarta ....................................... 60 Tabel 1.3.7 Fasilitas SMAN 1 Yogyakarta ................................................... 66 Tabel 1.3.8 Kepala Sekolah SMAN 1 Yogyakarta ....................................... 67 Tabel 1.3.9 Guru SMAN 1 Yogyakarta ........................................................ 68 Tabel 1.3.10 Program Kerja SMAN 1 Yogyakarta ....................................... 71 Tabel 1.3.11 Jumlah Siswa SMAN 1 Yogyakarta ........................................ 71 Tabel 1.3.12 Sarana Prasarana SMKN 1 Yogyakarta ................................... 77 Tabel 1.3.13 Guru SMKN 1 Yogyakarta ...................................................... 78 Tabel 1.4.1 Perbedaan Pemetaan Potensi Siswa 3 Lokasi Penelitian ........... 90 Tabel 1.4.2 Pemetaan Bimbingan Instruksional ........................................... 102 Tabel 1.4.3 Fasilitas Penunjang Bimbingan Karir tahun 2018 ..................... 107 Tabel 1.4.4 Indikator Perbedaan dalam Proses Bimbingan Karir ................. 119. xvii.

(18) DAFTAR DOKUMENTASI GAMBAR Gambar 1.3.1 Dokumentasi Halaman Depan MAN 1 Yk ............................ 51 Gambar 1.3.2 Dokumentasi Halaman Depan SMAN 1 Yk .......................... 61 Gambar 1.3.3 Struktur Organisasi SMAN 1 Yk ........................................... 66 Gambar 1.3.4 Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah SMAN 1 Yk ..... 72 Gambar 1.3.5 Dokumentasi Halaman Depan SMKN 1 Yk .......................... 73 Gambar 1.3.6 Struktur BK MAN 1 Yk ......................................................... 82 Gambar 1.3.7 Visi Misi BK MAN 1 Yk ....................................................... 83 Gambar 1.3.8 Mekanisme Kerja BK MAN 1 Yk.......................................... 83 Gambar 1.3.9 Struktur BK SMAN 1 Yk ....................................................... 84 Gambar 1.3.10 Mekanisme Kerja BK SMAN 1 Yk ..................................... 85 Gambar 1.3.11 Organisasi Layanan BK SMAN 1 Yk .................................. 85 Gambar 1.3.12 Struktur BK SMKN 1 Yk ..................................................... 86 Gambar 1.4.1 Dokumentasi PPDB MAN 1 Yogyakarta 2018...................... 91 Gambar 1.4.2 Kunjungan Siswa Ke Ruagan BK MAN 1 Yk ....................... 95 Gambar 1.4.3 Konsultasi Siswa Ke BK MAN 1 Yogyakarta ....................... 95 Gambar 1.4.4 Proses Konseling sebaya Siswa SMAN 1 Yogyakarta .......... 100 Gambar 1.4.5 Studi Banding MAN 1 Pandeglang ke MAN 1 Yk ................ 103 Gambar 1.4.6 Studi Banding OSIS SMAN 1 Banjar ke SMAN 1 Yk .......... 104 Gambar 1.4.7 Studi Banding SMKN Cihampelas ke SMKN 1 Yk .............. 105 Gambar 1.4.8 Dokumentasi Expo MAN 1 Yk .............................................. 111 Gambar 1.4.9 Dokumentasi Carrer Day MAN 1 Yk.................................... 111 Gambar 1.4.10 Dokumentasi Sosialisasi MAN 1 Yk ................................... 111 Gambar 1.4.11 Dokumentasi Konseling Sebaya di Ruang BK MAN 1 Yk . 111 Gambar 1.4.12 Dokumentasi Road Show BNN di SMAN 1 Yk .................. 114 Gambar 1.4.13 Dokumentasi Workshop SMAN 1 Yk .................................. 115 Gambar 1.4.14 Dokumentasi Carrer Day Riset SMAN 1 Yk ...................... 115 Gambar 1.4.15 Dokumentasi Sertifikasi Profesi SMKN 1 Yk ..................... 117 Gambar 1.4.16 Dokumentasi Bursa Kerja SMKN 1 Yk ............................... 117. xviii.

(19) 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jaman pra-sejarah hingga sekarang pendidikan merupakan syarat kebutuhan dalam menjalani sosial kehidupan. Dengan demikian pendidikan menjadi kajian terpenting dalam mewujudkan cita-cita suatu bangsa yang sejalan dengan falsafah undang-undang dasar. Dalam hal ini peranan pendidikan sebagai cerminan baik dan buruknya karakter seseorang atau suatu bangsa Negara, sebagaimana amanat unda-undang dasar sistem pendidikan nasional. “Undang-undang system pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab”.1 Berdasarkan undang-undang di atas bahwa kata kunci pendidikan nasional bertujuan utnuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang baik, diiringi dengan kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang baik, serta memiliki kesehatan jasmani maupun rohani. Atas dasar itulah pentingnya peran pendidikan terhadap output kelangsungan kemajuan suatu bangsa. Salah satunya setiap individu mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan peribadinya di masa sekarang dan masa mendatang.. 1. Undang-undang republic Indonseia nomor 20 tahun 2003, trntang: sistem pendidikan nasional, Bab II Pasal 3..

(20) Tujuan pendidikan nasioal dapat terwujud apabila terjalin kerjasama yang baik dari berbagai pihak, diantaranya melalui kebijakan pemerintah Kemendikbud (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) direalisasikan ke berbagai jenjang pendidikan formal maupun non-formal. Pada dasarnya kualitas pendidikan yang baik tentu akan menghasilkan output yang baik. Diantaranya peserta didik mampu mengembangkan diri dengan mandiri serta mampu bersaing dengan dunia global. Oleh karenanya dalam hal ini diperlukan kerjasama yang lebih baik antara pemerintah dengan lembaga pendidikan terkait, terlebih dengan lingkungan sosial masyarakat. Melihat ke belakang, pendidikan baru dianggap penting pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Para orang tua khususnya mulai menyadari pentingnya pendidikan demi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara yang ditandai dengan menyekolahkan anak-anaknya ke lembaga pendidikan baik itu tingkat PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK, hingga tingkatan Perguruan Tinggi untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Setiap orang tua tentu memiliki harapan besar untuk menjadikan anaknya bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, menjadi suri tauladan yang baik, cerdas, bertanggung jawab serta mandiri. Bilamana kita membuka mata secara lebar saat ini disekitaran kita terdapat pengangguran yang tidak terbantahkan,2 baik itu mulai dari anak-anak, remaja yang tidak mengenyam pendidikan hingga usia dewasa, sekalipun status sarjana 2. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia bahwa pengangguran di Indonesia saat ini mencapai 7 (tujuh) juta jiwa. Diantaranya pengangguran tersebut cenderung lebih banyak di perkotaan 6.50% dan di pedesaan 4% jauh lebih sedikit daripada perkotaan. Lihat Yulius Satria Wijaya, “Pengangguran di Indonesia Mencapai 7 Juta Orang”. https://kumparan.com. Diakses 09 Oktober 2017.. 2.

(21) yang tidak memiliki pekerjaan.3 Lantas jika dikalkulasikan secara keseluruhan tentu berjuta-juta pengangguran yang disebabkan sempitnya lapangan pekerjaan, serta tidak memiliki bekal keterampilan yang cukup. Untuk itu perlunya meningkatkan mutu dan kualitas di berbagai jenjang pendidikan sebagai upaya pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik. Secara persentase tingkat pengangguran di perkotaan jauh lebih banyak. Diantaranya terdapat kepadatan penduduk yang disebabkan oleh para pendatang atau perantau dari berbagai wilayah / kampung ke perkotaan untuk mencari lapangan pekerjaan. Akan tetapi tidak sedikit dari mereka yang bersaing ketat dengan para pekerja lokal serta dengan tenaga kerja asing (TKA) yang memililki skill (kemampuan) jauh lebih baik dari orang peribumi.4 Selain itu masyarakat diperkotaan penduduknya lebih konsumtif yang bergantung pada industry, sehingga kebutuhannya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat. 3. Dilanisir dari Detik Pinance. Berdasarkan data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2017, bahwa pengangguran terbesar didominasi dari jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 9,27%, dan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,03%. Pengangguran di Indonesia salah satunya disebabkan lebih rendahnya keahlian khusus atau soft skill lulusan SMK dibandingkan dengan lulusan SMA. Kemampuan soft skill yang dimaksukan dalam hal ini dapat dilihat dari cara peserta didik memahami kondisi psikologisnya sendiri, mengatur ucapan, pikiran, dan sikap sesuai dengan lingkungan sekitar. Kemuadian ratarata nilai matematika, sains, dan kemampuan membaca lebih rendah dibandingkan dengan peserta didik SMA. Akan tetapi kasus seperti ini tidak ditemui di SMK yang kualitas pendidikannya sudah teruji. Lihat., Ardan Ardi Chandra, “Banyak Lulusan SMK Jadi Pengangguran, ini Penyebabnya”, https://finance.detik.com, Diakses 30 Oktober 2017. 4 Pada tahun 2016 pekerja asing di RI mencapai 74000 salah satu sumbangan terbanyak TKA (tenaga kerja asing) dari Cina yang berjumlah 21.271 orang, yang sebagian besar menempati pekerjaan professional, seperti advisor (pembimbing), direktur, komisaris. Dimana perusahahaan yang ditempatinya rata-rata bergerak dibidang konstruksi, smelter, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dengan kata lain, dalam kurun waktu empat tahun terakhir dari tahun 2012 hingga 2017 TKA asal Cina di Indonesia meningkat menjadi 4.540 orang. Jumlah tersebut mengalahi Jepang yang berjumlah 12.490 orang dan Korea Selatan sekitar 8.424 orang. Itupun belum lagi dengan jumlah TKA lainnya. Lihat. Citra Fitri Mardiana, “Ada 74.000 Tenaga Kerja Asing di RI, Paling Banyak dari China”, https://finance.detik.com, Diakses 19 Desember 2017.. 3.

(22) pedesaan.5 Berbanding terbalik dengan kehidupuan dipedesaan perekonomiannya bergantung pada kekayaan alam sekitar, sehingga mampu meminimalisir kebutuhan pokok. Sebagaimana data tersebut tentunya perlu ada pengentasan permasalahan dari pihak pemerintah,6 kemudian diaplikasikan di berbagai jenjang pendidikan, dan lingkungan sosial masyarakat. Selain pengentasan permasalahan melalui soft skill, pemerintah perlunya untuk melakukan upaya penambahan kuota lapangan kerja berdasarkan data-data kebutuhan tenaga kerja tingkat SLTA. Penguatan keselarasan ini harus dilakukan secara continoue melalui survey, perbaikan system informasi pasar kerja, dan ada pembentukan badan hukum yang berfungsi mempererat keselarasan SLTA dan dunia kerja.7 Hal ini sebagaimana Instruksi Presiden Republik Indonesia N0 09 2016. Pertam, untuk mengambil kangkahlangkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing untuk merevitalisasi SMK guna meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Kedua, menyusun peta kebutuhan tenaga kerja lulusanan. 5. Perilaku konsumtif masyarakat perkotaan khususnya di era saat ini tidak lagi mempertimbangkan bagaimana fungsi atau kegunaan dari sutu barang yang dibelinya. Akan tetapi lebih kepada mengedepankan gengsi yang melekat pada barang yang dibelinya, sehingga lebih cenderung utnuk mengkonsumsi barang tanpa batas dan lebih mementingkan hawa nafsu daripada kebutuhan seseungguhnya. Perihal tersebut tentu dipengaruhi oleh banyak factor. Salah satunya pengaruh lingkungan sosial karena banyaknya pendatang dari berbagai daerah maupun manca Negeri. Nur Lailatul Mufidah, 2006, “Pola Konsumsi Masyarakat Perkotaan: Studi Deskriptif Pemanfaatan Foodcourt oleh Keluarga”, Jurnal : Unversitas Airlangga. Vol. 1 no. 2. 157-178, hlm. 161. [http://journal.unair.ac.id/article_4380_media133_category8.html]. 6 Pada tahun 2018 Pemerintah akan focus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi (penguasaan keahlian terapan tertentu) sebagai prioritas nasional. Tujuannya utnuk penguatan pendidikan vokasi dan peningkatan kompetensi Guru. Dengan demikian di tahu 2018 akan ada banyak pelatihan khusus untuk pendidikan. Lihat. Pebriansyah Ariefana, Dian Kusumo Hapsari, “Ini Penyebab Banyak Lulusan SMK Menganggur”, https://www.suara.com. Dikases 30 Oktober 2017. 7 Slamet PH, “Konstribusi Kebijakan Peningkatan Jumlah Peserta didik Smk Terhadap Pembangunan Ekonomi Indonesia”, Journal: Cakrawala Pendidikan. Th. XXXV. no. 3. (2016); 301-311, hlm. 309-310. Doi: http://dx.doi.org/10.21831/cp.v35i3.11443.. 4.

(23) SMK sesuai tugas, fungsi dan kewengangan masing-masing degan pedoman pada peta jalan pengmabangan SMK.8 Melihat data di atas tentu membutuhkan kajian lebih lanjut, khusunya pemberdayaan masyarakat untuk berfikir lebih dewasa dalam menghadapi situasi dan kondisi saat ini, salah satunya melalui lembaga pendidikan yang didalamnya terdapat bimbingan karir yang baik. Hal ini sejalan dengan kebijakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan perlunya penguatan peran peserta aktif didik, Guru, Tenaga Kependidikan, Orang Tua, dan Aparatur Institusi Pendidikan dalam ekosistem pendidikan,9 serta peran aktif masyarakat. Pada tarap bidang pendidikan, bimbingan merupakan salah satu jenis layanan program Bimbingan dan Konseling yang diterapkan ditingkat SD, SMP, dan SLTA, melalui peran aktif Guru Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik di Sekolah. Adapun secara kelembagaan Bimbingan dan Konseling merupakan bagian dari keseluruhan program pendidikan di Sekolah yang bertujuan untuk membantu dan mefasilitasi peserta didik agar mencapai pada tahap perkembangan yang lebih optimal. Selain itu tujuan layanan bimbingan sebagai upaya pemberian bantuan yang dilakukan Sekolah melalui Guru 8. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2016, tentang tentang revitalisasi seklolah menengah kejuruan dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. 9 Tujuan strategis kementrian dan kebudayaan diantaranya: 1). Penguatan peran peserta didik mendorong peran aktif dalam meningkatkan kemampuan kreativitas, daya kritis dalam berfikir dan kemampuan analisis yang baik ditandai oleh meningkatnya perilaku positif. 2). Penguatan peran Guru dan tenaga pendidikan dalam meningkatnya kualitas sikap kepribadian, pemberi suri tauladan yang baik. Upaya peningkatan mutu, kompetensi, dan profesionalisme Guru dalam hal penerapan sistem uji kompetensi Guru. 3). Penguatan keterlibatan peran orang tua diantaranya peningkatan partisipasi aktif dalam proses pendidikan, sebagai upaya memahami beberapa aspek pendidikan, seperti kurikulum dan proses pengelolaan pendidikan. 4). Aparatur institusi pendidikan diarahkan menjadi pendukung utama pembangunan pendidikan. Lihat kementrian pendidikan dan kebudayaan, Rencana Strategis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan priode 2015-2019, 2015, hlm. 39.. 5.

(24) Bimbingan dan Konseling terhadap peserta didik yang didasarkan pada pengukuran berupa testing terhadap bakat dan minat (potensi) yang dimiliki peserta didik dalam menentukan dan perencanaan,10 menemukan jati diri, menerima kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Berdasarkan data di atas bahwa pengangguran pada lulusan SLTA, selain kurangnya lapangan pekerjaan, adanya kurang kesiapan kerja yang dilatar belakangi lemahnya kematangan karir. Sedangkan kematangan karir sendiri bagian dari tugas perkembangan peserta didik yang diindikasikan adanya penyesuaian perilaku yang diharapkan dapat mencapai pada tarap kematangan dalam berfikir, berencana dan bertindak. Dengan demikian jenis pendidikan di sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan sosial dapat berpengaruh terhadap kematangan karir peserta didik. Merujuk pemasalah di atas peneliti akan melakukan penelitian di tiga sekolah SLTA Negeri yang berbeda—MAN 1, SMAN 1, dan SMKN 1 Yogyakarta—, yang mana ketiganya merupakan sekolah model bagi sekolah negeri maupun sekolah swasta lainnya. Sebagai bukti sekolah model bahwa ketiga sekolah tersebut menjadi rujukan bagi sekolah-sekolah lain, memiliki seleksi penerimaan peserta didik yang sangat selektif, memiliki prestasi akademik yang sangat baik, dan memiliki jejaring yang lebih leuas daripada sekolah lainnya yang ada di Yogyakarta, serta. Selain itu sekolah MAN 1 Yogyakarta dan SMAN 1 Yogyakarta 95% alumninya melanjutkan studi lanjut yang tersebar di berbagai perguruan tinggi 10. Robert Nathan dan Linda Hill, Career Counseling, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012),. hlm. 33.. 6.

(25) tanah air maupun manca Negara. Begitupun dengan SMKN 1 Yogyakarta para alumniya tersebar di berbagai idnustri maupun perkantoran tanah air dan mancanegara. Atas dasar itu peneliti akan melakukan penelitian yang berorientasi pada proses bimbingan konseling karir siswa yang dilakukan oleh masing-masing sekolah model di MAN 1, SMAN 1, dan SMKN 1 Yogyakarta.. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini akan menjawab beberapa hal, diantaranya akan ditujukan ke lembaga sekolah model yang sudah ditentukan yaitu: 1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan karir yang dilakukan sekolah MAN 1, SMAN 1, dan SMKN 1 Yogyakarta? 2. Fasilitas karir apa saja yang dimiliki sekolah MAN 1, SMAN 1, dan SMKN 1 Yogyakarta dalam rangka menunjang karir BK? 3. Apa Perbedaan Bimbingan Karir di MAN 1, SMAN 1, SMKN 1 Yogyakarta?. C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan karir siswa yang dilakukan sekolah dalam menyesuaikan minat, bakat yang dimiliki setiap peserta didik. Dengan demikian peserta didik dapat memiliki bekal Karir yang cukup matang serta mempu mempersiapkan berbagai langkah yang akan ditempuhnya.. 7.

(26) 2. Untuk mengetahui berbagai fasilitas yang dimiliki Sekolah dalam menyalurkan bakat dan minat peserta didik. Dengan adanya berbagai fasilitas tersebut harapannya peserta didik dapat termotivasi untuk mengembagkan minat bakat yang dimilikinya. 3. Untuk mengetahui Perbedaan Bimbingan Karir yang dilakukan di MAN 1, SMAN 1, SMKN 1 Yogyakarta. Harapan besar dapat bisa dijadikan bahan. reveresni pertimbangan khusus para orang tua ketika akan memasukan anaknya ke tingkat SLTA.. D. Manfaat Penelitian Sebagaimana tujuan penelitian di atas, maka dapat diketahui tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Pada tataran teoretis kegunaan penelitian ini diharapkan menjadi sebuah sumbangsih pemikiran ilmu, khususnya dalam menjawab berbagai ke terbatasan maupun pemahaman ide atau gagasan ilmu pengetahuan bimbingan karir siswa. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya sebagai wacana dan acuan dalam melakukan penelitian serupa sebagai upaya penyemurnaan dari penelitian-penelitian sebalumnya. 2. Manfaat Praktis Pada tatanan praktis penelitian ini dikhususkan bagi Guru Bimbingan dan Konseling sebagai khasanah ilmu pengetahuan, khususnya kelanjutan dan pengembangan keilmuan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karir—MAN 1,. 8.

(27) SMAN 1, dan SMKN 1 Yogyakarta—. Selain itu juga harapan besar dapat diapliakasikan di berbagai lembaga media bimbingan dan konseling karir lainnya.. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Berdasarkan persoalan di atas, jika dilihat dari segi sifat-sifatnya penelitian ini termasuk pada penelitian kualitatif11 yang tidak berdasarkan pada hitunghitungan statistik semata, melainkan berupa catatan-catatan pembuktian dan realita di lapangan. Adapun dari segi permasalahannya penelitian ini termasuk pada jenis penelitian deskrifitf12 kualitaif dan lebih luas terhadap penggalian data selama di lapangan. Oleh karena itu penelitian kualitatif deskriftif peneliti mendeskripsikan sebagaimana adanya di lapangan tanpa adanya filter data demi mendapatkan hasil yang maksimal sebagaimana kaidah penelitian kualitatif. Adapun penelitian ini ditempatkan di tiga lembaga pendidikan yaitu di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Yogyakarta, Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Yogyakarta dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Yogyakarta,. 11. Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang mengandalkan manusia sebagai alat penelitian seutuhnya, yaitu dengan memanfaatkan metode kualitatif yang tidak berbentuk hitunghitungan angka statistic, melainkan mengadakan analisis data secara induktif (menjelaskan permasalahan-permasalah khusus seperti mengandung pembuktian dan conoh fakta di lapangan, yang diakhiri dengan kesimpulan pernyataan umum), bersifat deskriftif berupa kata-kata, gambar dan bukan berbentuk angka. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil penelitian, membatasi studi dengan focus dan yang terakhir hasil penelitiannya disepakati bersama informan. Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 27. 12 Penelitian deskriftif merupakan metode pencarian fakta di lapangan dengan interpretasi yang tepat dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, corak atau lukisan secara sistematik, factual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antara fenomena yang sedang diselidiki di lapangan. M. Nadzir, Prosedur Pe nelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 55.. 9.

(28) yang mana nantinya peneliti akan membandingkan (komparatif)13 tiga lembaga tersebut untuk mengetahui persamaan dan perbedaan out put kematangan karir peserta didiknya terkait berbagai fakta dan sifat yang terdapat di dalamnya.. 2. Sumber Data Penelitian Sumber data dalam penelitian ini peneliti memperhatikan situasi sosial di lapangan yang terdiri dari tiga elemen, yakni tempat (palce), pelaku/orang (actor) dan aktivitas (activity) yang mana ketiga-tiganya berinteraksi saling sinergis. Adapun situasi sosial yang dimaksud yaitu dapat di rumah berikut keluarga dan aktifitasnya, orang-orang di sudut jalan yang sedang bercengkrama, di tempat kerja, di kota, desa atau wilayah sutu Negara. Selain itu peneliti memperhatikan peristiwa alam dan lingkungan sekitar, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan, dan sejenisnya yang ada di lapangan. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui atau digali.14 Tempat atau lokasi penelitian yang akan dilakukan peneliti diantaranya ada tiga lembaga pendidikan diantaranya Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Yogyakarta, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Yogyakarta dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Yogyakarta. Adapun pelaku yang dikaji dalam penelitian ini terdiri dari Coordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan, dan perwakilan siswa, dengan total. 13. Menurut Aswarni Sudjud, yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto, studi komparasi adalah penelitian (yang berusaha) menemukan berbagai persamaan dan perbedaan tentang benda-benda, orang, prosedur, kerja, ide-ide, kritik-kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau prosedur kerja. Lihat. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm. 211. 14 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2013), hlm. 49-50.. 10.

(29) keseluruahan 12 responden, yang mana ketiga sumber data tersebut bagi peneliti dirasa sangat penting untuk dijadikan sebagai narasumber utama, dan tidak menutup kemungkinan jumlah narasumber dapat melebihi batas yang sudah ditentukan guna untuk memperkuat data penelitian. Selain melakukan interview mendalam peneliti melakukan pengamatan dan pengumpulan data tambahan guna untuk melengkapi data yang sudah ada melalui sumber data lain seperti artikel, jurnal, buku, dan hasil penelitian seputar bimbingan karir tingkat SLTA.. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan tiga cara diantaranya. metode. observasi,. interview. (wawancara. mendalam),. dan. dokumentasi. a. Metode Observasi Pada tahapan pengumpulan data metode observasi peneliti memilih penelitian aktif.15 Metode ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui kegiatan sehari-hari narasumber,16 sehingga peneliti ikut serta terjun ke lapangan untuk melakukan pengamatan berbagai kegiatan yang dilakukan narasumber. Dengan demikian adanya metode tersebut peneliti mampu menggali data penelitian yang lebih lengkap. 15. Metode observasi partisipatif peneliti ikut terjuan aktif ke lapangan dengan melakuakn apa yang dilakukan narasumber. Akan tetapi peneliti belum sepenuhya lengkap. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 227. 16 Metode ini tidak serta merta terjun ke lapangan, melainkan peneliti mengidentifikasi tempat yang akan diteliti, kemudian setelah dilakukan indetifikasi peneliti melakukan pengamtan khusus hingga mendapat gambaran umum untuk diteliti lebih dalam. Rico, metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik Dan Keunggulannya, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), hlm. 112.. 11.

(30) b. Metode Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi17 merupakan suatu usaha yang dilakukan peneliti dalam tahap proses pengumpulan data berupa catatan-catatan penting yang berhubungan dengan penelitian, sehingga penghimpunan datanya lebih lengkap, bukan berdasarkan karangan peneliti semata. Adapun data dokumentasi yang diambil adalah data yang sudah tersedia di lokasi penelitian seperti indeks prestasi, jumlah anak, pendapatan, struktur organisasi, luas tanah dan lain sebagainya. Pada dasarnya metode ini sebagai data pendukung dan pelengkap dari data yang diperoleh melalui metode observasi dan metode interview.18 Setelah dilakukannya proses dokumentasi peneliti melakukan penyeleksian atau pemilian data dokumentasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, kemudia dilakuaknnya penelaahan melalui catatan dan ditafsirkan berdasarkan kriteria. Metode ini dapat diartikan sebagai metode pengumpulan data melalui dokumen sebagai sumber data.19 Adapun dokumentasi yang diambil berhubungan dengan Bimbingan Konseling Karir Siswa—MAN 1, SMAN 1, dan SMKN 1 Yogyakarta—.. 17. Sebagaimana yang dikemukakan Suharismi Arikumto, bahwa metode dokumentasi merupakan proses penghimpunan data berupa catatan-catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, Koran, notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya. Suharismi Arikumto, Prosedur Penelitian Suatu PEndekatan Praktek, Cetakan ke-12, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 206. 18 Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), 158. 19 Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif Paradigma Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 195.. 12.

(31) c. Metode Interview (wawancara mendalam) Metode interview (wawancara mendalam) pengumpulan datanya secara tersetruktur. Terlebih dahulu peneliti menyiapkan berbagai instrument atau pernyataan teretulis yang nantiya akan diajukan kepada narasumber pada saat melakukan interview,20 sebagaimana metode interview berbentuk pertanyaan tersetruktur untuk mendapatkan data sedalam-dalamnya, kemudian pada saat melakuan interview tidak menutup kemungkianan pengambilan datanya tidak tersetruktur sebagai upaya menyesuaikan keadaan dan kebutuhan data penelitian di lapangan. Dengan demikian peneliti mampu menggali data penelitian dengan seluas-lausnya, tidak kaku melainkan dalam keadaan santai,21 sehingga proses pengambilan datanya dapat lebih mudah dilakukan.22 Pada saat melakukan interview peneliti menggunakan alat bentu seperti kertas putih, ballpoint, dan alat perekam suara handphone Xiaomi Not 4X yang di dalamnya sudah dilengkapi dengan aplikasi mendukung seperti kamera dan aplikasi perekam suara (audio recording). Tujuannya untuk mempermudah proses jalannya interview dengan transparansi data tanpa danya keraguan kepada informan.. 20. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif., hlm. 73. Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif., hlm. 44. 22 Adapun yang dimaksudkan tidak kaku dalam penelitian kualitatif yaitu peneliti menyesuaikan dengan keadaan informan, salahsatu contohnya interview dilakuan di kantor dengn santai, di rumah informan, warung kopi, kafe, bahkan jika tidak memungkinkan melakukan interview secara pace to pace peneliti dapat melakukan alternative melalui media massa seperti telephon genggam, pacebook, e-mail, whatsapp, blackberry, yang sekiranya tidak mengganggu kerja dan kenyamanan informan. 21. 13.

(32) Interview penelitian dilakukan di tiga lembaga pendidikan model—MAN 1, SMAN 1, dan SMKN 1 Yogyakarta—lebih spesifik penggallian data tentang “Bimbingan Konseling Karir” yang terdiri dari elemen guru BK, Wakasek, perwakilan siswa dan elem lainnya sebagai pendukung data penelitian.. 4. Metode Analisa Data Metode analisis data merupakan porses penyusuan dan pengklarifiaksian data penelitian dengan menggunakan kata-kata atau simbol-simbol tertentu sebagai gambaran objek penelitian dimulai dari sebelum memasuki lapangan, selama berada di lapangan dan setelah selesai di lapangan penelitian. Dengan demikian peneliti mampu menggambarkan hasil penelitian yang sudah dirumuskan.23 Adapun penelitian ini menggunakan analisis kualitatif interaktif teorinya Huberman dan Miles, dengan cara data yang sudah terhimpun kemudian disusun dengan rapih atau sistematis, diinterpretasikan, dan dianalisis hingga peneliti mempu menjelaskan pada tahapan pengertian dan pemahaman yang sedang diteliti. Adaun penjelasan sebagai berikut: a. Reduksi Data (data reduction) merupakan proses pemilihan atau penyeleksian,. memfokuskan. perhatian. pada. penyederhanaan. pengabstrakan dan pentransformsian dari data-data yang belum dianalisis dari lapangan penelitian. Proses ini dilakukan selama proses penelitian berlangsung hingga laporan akhir penelitian tersusun dengan lengkap. 23. Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsilo, 1985), hlm. 135.. 14.

(33) melalui berbagai penyeleksian data yang ketat, hingga tercapai pada ringkasan yang kredible. Adapun tujuannya untuk membuang data-data mentah yang diperlukan sehingga akan memudahkan peneliti dalam melakukan proses penarikan kesimpulan. b. Penyajian data (data display) merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk menarik suatu kesimpulan dan pengambilan tindakan, dengan demikian dapat memudahkan peneliti dalam memahami yang sedang terjadi di lapangan dan apa yang harus dilakukan. c. Penarikan Kesimpulan (conclusion drawing and verification) yang diawali dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti bendabenda, mencatat keteraturan, alur sebab dan akibat data, dan proposisi data. Metode analisa ini merupakan langkah terakhir dari analisi data penelitian kualitatif.24 Analisis data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa peneliti melakukan analisis penelitian dimulai dari sebelum terjun ke lapangan, proses di lapangan hingga pada tahapan akhir penelitian yang menghasilkan kesimpulan data yang kreadible, yaitu melalui pengklasifikasian data-data dari berabgai kategori dengan tujuan utnuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum ke khusus. Dengan demikian data yang dihasilkan sifatnya sementara karena memungkinkan adanya berbagai perubahan setelah dilakukannya penelitian. Oleh karenanya peneliti diwajibkan untuk melakukan penyeleksian data yang ketat hingga sesuai dengan kaidah metodologi peneltian. Salah satunya peneliti melakuakn pengujian diskusi. 24. Miles & Huberman, Analisi Data Kualitatif, (Jakarta: UI Press, 1992), hlm. 14.. 15.

(34) dengan teman sejawat untuk mengetahui bilamana di dalamnya terdapat kekeliruan agar nantinya susuai dengan kaidah metodologis penelitian ilmiah.. 5. Metode Keabsahan Data Metode ini digunakan utnuk menghasilkan kreadibilitas dan otnetisitas dalam penelitian kualitatif. Membercheck merupakan proses pengecekan data penelitian yang diperoleh dari narasumber untuk mengukur kreadibilitas data dari hasil penelitian peneliti, dengan cara peneliti melakukan kesimpulan, kemudian mempersentasikannya kepada narasumber secara individu maupun kelompok. Apabila data hasil penelitiannya disepakati narasumber maka sah untuk disidangkan. Akan tetapi jika tidak disepakati maka peneliti harus melakukan diskusi. ulang dengan. narasumber untuk. melakukan pengurangan atau. penambahan data hingga terdapat kesepakatan keabsahan data dengan narasumber.25 Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bawa membercheck merupakan upaya peneliti untuk mengukur keabsahan data dari hasil penelitiannya dengan melakukan berbagai pengujian ulang bersama para narasumber utnuk mencapai kesepakatan data, agar nantinya data yang dihasilkan layak dijadikan hasil laporan penelitian peneliti.. 25. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, hlm. 276.. 16.

(35) F. Sistematika Pembahasan Agar penelitian ini terarah, sistematis dan mengkerucut pada satu desain penelitian yang induktif sehingga ada beberapa bagian pembahasan dalam penelitian yang disebut sistematika pembahasan. Adapun pada penelitian ini terbagi pada lima bab pembahasan, diantaranya pada (BAB I) membahas tentang pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitia, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Pada (BAB II) dua membahas tentang kajian teoretis, yang meliputi tinjauan pustakan dan landasan teori. Sedangkan pada (BAB III) tiga membahas tentang sejarah profil dari ketiga lembaga pendidikan—MAN 1, SMAN 1, dan SMKN 1 Yogyakarta—, selain terdapat profil Bimbingan dan konseling dari masingmasing sekolah. Pada bab IV paparan mengenai hasil penelitian yang meliputi pelaksanaan bimbingan karir, fasilitas bimbingan karir yang dimiliki, dan perbedaan bimbingan karir yang diberikan oleh masing-masing sekolah. Terakhir (BAB V) penutup yang meliputi kesimpulan, saran dan kata penutup.. 17.

(36) BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Proses bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh ketiga lembaga pendidikan tingkat menengah atas —MAN 1, SMAN 1, SMKN 1 Yogyakarta—, pada dasarnya sudah berjalan dengan baik. Walaupun masih menyimpan berbagai kendala dan kekurangan yang menyebabkan perlunya perbaikan di masa mendatang. Namun secara umum, kondisi pelaksanaan proses bimbingan karir, sebagaimana penelitian ini, sudah berjalan sesuai dengan harapan. Kondisi ini di dukung oleh kondisi sekolah yang memang sudah menjadi sekolah model di Yogyakarta. Predikat sekolah model, tentu saja, tidak menyulitkan bagi lembaga pendidikan tingkat menengah atas. Seperti yang sudah dijelaskan pada paparan hasil dan pembahasan di bagian bab penelitian ini, pelaksanaan bimbingan karir bagi siswa di ketiga sekolah sudah menjalankan prinsip utama, yakni pre test dan test pada saat penjurusan di awal masuk sebagai siswa baru. Proses ini dilalui dengan mekanisme, pre test, test IQ, Test Potensi Akademik, wawancara, dan penyebaran angket bagi siswa yang akan melanjutkan karir hingga jenjang pendidikan perguruan tinggi maupun memasuki dunia industri sebagai bagian dari pasar kerja. Perjalanan bimbingan karir yang sudah dilakukan di ketiga sekolah, seyogyanya sudah menjalankan prinsip-prinsip dasar proses bimbingan dan. 123.

(37) konseling. Meliputi prinsip konseling individu, konseling kelompok, konseling sebaya dan lainnya. Kondisi ini tidak sulit ditemukan di ketiga sekolah, namun yang masih menjadi persoalan adalah, karena minimnya tenaga atau guru bimbingan dan konseling, sehingga tidak semua siswa mampu ter-cover dengan baik. Dapat di bayangkan misalnya, ada hampir lebih kurang di MAN 1 Yogyakarta saja 600-an siswa, padahal kondisi guru bimbingan dan konseling hanya berjumlah 3 orang. Ini tidak ideal dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sebuah institusi pendidikan tingkat menengah atas. Begitu juga yang terjadi di SMAN dan SMKN, kondisi serupa terjadi kurang proporsionalnya tenaga atau guru dalam transformasi bimbingan karir bagi siswa. Secara generatif, proses dan fasilitas penunjang dalam pelaksanaan bimbingan karir bagi siswa di ketiga sekolah yang menjadi lokasi penelitian pada kajian ini, sudah berjalan dan memiliki fasilitas mumpuni. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, ada lebih kurang 20an fasilitas penunjang bimbingan karir siswa dalam rangka mewujudkan cita-cita para siswa. Pada faktanya, proses bimbingan karir dapat dijalankan dengan baik, tatkala alat transformasi masing-masing proses karir bagi siswa mampu diagendakan dan ditampung dengan baik oleh pihak sekolah. Untuk itu, kita dapat menyebutkan bahwa kategorikal approach pelaksanaan bimbingan karir di —MAN 1, SMAN 1, SMKN1 Yogyakarta—sudah berjalan secara maksimal. Dengan begitu, sebagai bahan pertimbangan lanjutan dan perbaikan sistem tata kelola pengembangan bimbingan karir di masa mendatang, seyogyanya pihak sekolah mampu mengembangkan proses layanan bimbingan konseling secara. 124.

(38) maksimal. Mengingat, jumlah minat siswa dalam mengisi ruang kuota karir, khususnya bagi siswa yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan perguruan tinggi, harus sudah terfasilitasi secara maksimal dan bijak. Sinergisitas antar stakeholders dalam membangun sistem bimbingan dan konseling sangat diperlukan dengan mekanisme pelaksanaan secara baik. Terlebih program jangka panjang, yakni kerjasama dengan pihak universitas yang banyak menjadi tujuan para siswa perlu ditingkatkan dan kerjasama dengan dunia industri—khusus bagi SMKN 1 Yogyakarta—agar capaian atau tujuan dari pelaksanaan pendidikan vokasi dapat berjalan sebagaimana mestinya. Tidak seperti yang terjadi saat ini, proses transformasi siswa yang menginginkan keberlanjutan karir pasca studi masih berada dalam masa ambang ketidakpastian. Padahal, ada banyak harapan dari pihak orang tua dan siswa, ketika mereka memilih SMK sebagai lembaga peningkatan kualitas skill masing-masing individu memiliki ekspetasi yang begitu kuat dengan harapan mendapatkan pekerjaan yang layak secara langsung. Memperbaiki sistem pengelolaan bimbingan karir bagi siswa menjadi persoalan mendesak dan mutlak dilakukan oleh pengelola lembaga pendidikan. Jangan sampaikan terbengkalai hanya karena tidak adanya capaian mutu dari masing-masing sekolah. Selain itu, perbaikan tata nilai tentang orientasi karir siswa juga perlu mendapat perhatian serius. Ini dapat diartikan bahwa, keinginan siswa, orang tua dan guru sebagai katalisator harus disinergiskan dengan baik. Tidak kemudian, justru dapat melahirkan konflik interest antara pihak sekolah. 125.

(39) sebagai institusi yang mampu melahirkan peserta didik dengan memiliki skill mumpuni, terganjal oleh persoalan internal antara sekolah dengan orang tua. Melalui hasil refleksi simpulan penutup penelitian ini, saya sebagai peneliti, seraya mengharap adanya keseriusan dari berbagai pihak untuk memperhatikan masalah-masalah yang muncul dalam kehariban makna dan obyektifitas kondisi di lapangan. Hal ini menjadi persoalan penting untuk segera mendapat solusi, di tengah masalah yang mengganjal dalam proses belajarmengajar. Selain itu, saya menyarankan penting kiranya pengelola atau manajemen sekolah memberikan ruang yang lebih luas dan lama dalam proses bimbingan dan konseling bagi siswa. Tidak seperti yang terjadi saat ini, minimnya jam kelas bagi guru bimbingan dan konseling, sehingga tidak meng-cover semua kepentingan siswa.. B. Saran Sebagai saran yang membangun tentu ada beberapa rekomendasi yang sekiranya dapat meningkatkan pelayanan bimbingan dakonseling di sekolah SLTA, khususnya bagi —MAN 1, SMAN 1, SMKN 1 Yogyakarta—, Instiusi pemerintah, industry atau perusahaan, lingkungan sosial masyarakat pada umumnya, terlebih pada orang tua peserta didik untuk lebih bijak dalam menyalurkan minat dan bakat anaknya demi mendapatkan karir tepat. Adapun beberapa rekomendasi yang dimaksud sebagai berikut: Penelitian selanjutnya diharapkan mampu lebih memaksimalkan proses penggalian data penelitian, baik itu dari segi durasi penelitian, maupun metode. 126.

(40) pengambilan data. Karena pada dasarnya penelitian ini memerlukan pemahaman yang detail, selain dilakukan di tiga lokasi penelitian namun pada dasarnya untuk membedakan antara lokasi penelitian yang satu dengan yang lain membutuhkan waktu yang cukup banyak. Adapun peluang penelitian selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dari penelitian sebelumnya yaitu: penggalian data dilakukan minimla 4-5 tahun ke belakang, perhatikan asfek proses pemberian karir dari masing-masing sekolah, fasilitas karir yang dimiliki dan berbagai hambatan yang terjadi, kualitas atau profesionalitas Guru BK yang dimiliki, capaian output karir yang dihasilkan, dan membedakan secara umum antara —MAN, SMAN, SMKN— terkait keunggulan apa saja yang dimiliki dan dapat dijadikan acuan bagi sekolah lain pada umumnya. Untuk lembaga Sekolah—MAN 1, SMAN 1, dan SMKN 1 Yogyakarta— sendiri, sebelumnya saya ucapkan terimakasih sudah berkenan mengizinkan dan memfasilitasi berbagai kebutuhan selama penelitian di lapangan. Adapun saran yang membangun diharapkan kedepannya mampu mempertahankan kualitas sebagai sekolah model dan mampu memaksimalkan dari berbagai pelayanan, menyesuaikan jumlah Guru BK dengan jumlah total siswa, karena jika mengacu pada kurikulum pendidikan ke tiga sekolah jumlah Guru BK yang ada belum ideal, ruangan BK atau ruangan konsultasi siswa diharapkan untuk lebih ditingkatkan supaya lebih ideal atau standar sebagaimana mestinya. Adapun selebihnya, saya yang melakukan penelitian terjun langsung ke lapangan tentu mellihat, mengamati dan berdasarkan pengolahan data secara. 127.

(41) keseluruhan —MAN 1, SMAN 1, SMKN 1 Yogyakarta— bisa dikatakan cukup ideal, walaupun didalamnya terdapat beberapa keterbatasan yang masih taraf proses menuju penyempurnaan pelayanan dan kualitas pendidikan. Pasalnya ketiga sekolah tersebut memiliki fasilitas dan program sekelas sekolah model cukup memadai dan dapat dijadikan rujukan sekolah model bagi sekolah lainnya, baik secara kuantitas, maupun secara kualitas. Adapun saran untuk pemerintah yang memiliki kebijakan terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagaimana amanat UU pendidikan. dihrapkan tidak henti-hentinya melakukan evaluasi guna untuk menyesuaikan program kurikulum dengan kebutuhan sekolah, peserta didik dan guru BK khususnya sebagai pemberi pelayanan bimbingan dan konseling. Pasalnya ada beberapa kurikulum yang tidak singkron dengan situasi dan kondisi di lapangan saat ini. Permasalahan semacam itu tentu akan menjadi penghmabat jalannya ketercapaian pendidikan yang ideal. Terlebih untuk industry diharapkan mampu menyerap kebutuhan dan mengutamakan tenaga lokal, guna untuk meminimalisir tingkat pengangguran yang kian tahun semakin meningkat. Terlebih diperuntukkan elemen masyarakat (social environment) sebagai tempat dimana peserta didik tumbuh, bergaul dan berbaur dengan teman sebaya, termasuk lingkungan sosial disekitarnya. Tentuya lingkungan seosial memiliki peranan sangat penting terhadap pertumubuhan psikosial peserta didik terhadap porses jalannya mematankan kematangan karir. Untuk itu kiranya perlu ada kerjasama dari berbagai pihak agar peserta didik dapat tumbuh kembang. 128.

(42) sebagaimana mestinya tanpa ada virus yang dapat menghambat pendidikan dan karakter disetiap peserta didik. Diantara asfek yang lain di dalam pendidikan yang paling utama adalah orang tua dari setiap peserta didik. Harapan besar saya selaku peneliti dapat memberikan gambaran khusus mengenai dinamika permasalahan pada umumnya yang ada pada anak se-usia SLTA (Sekolah Lanjut Tingkat Akhir). Selain itu sebagai bahan informasi tentang dinamika pendidikan —MAN, SMAN dan SMKN— baik dari segi kultur dan focus pendidikan yang berbeda-beda. Untuk itu kiranya para orang tua dapat lebih bijak lagi terhadap kemauan, cita-cita atau minat bakat yang dimiliki anaknya, bukan semata-mata memaksakan kehendak orang tua. Sebab kemampuan disetiap anak berbeda-beda tidak bisa disama ratakan satu sama lain.. 129.

(43) DAFTAR PUSTAKA A. Referensi Buku Abkin, Modul Panduan Pelayanan Bimbingan Karir Bagi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor Pada Satuan Pendidikan Dasar, (Jakarta: Abkin, 2011). Abraham Maslow, Towards A Psycology of Being, (New York: The Viking Press, 1988). Amrina Asfarina, Indra Ibrahim, dan Azrul Said, “Persepsi Siswa Tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir,” Konselor 5, no. 2 (30 Juni 2016). Asep Suryana dan Suryadi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta Pusat: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, 2012). Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008). Bimo Waligito, Bimbingan dan Konseling (Studi & Karir), (Yogyakarta: Andi Offest, 2005).. Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif Paradigma Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010). Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002). Fajar Santoadi, Manajemen Bimbingan dan Konseling Komperehensif (Yogyakarta, Indonesia: Universitas Sanata Dharma, 2010). Hamdani, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012). Ita Juwitaningrum, Program Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Peserta didik SMK, (Bandung: UPI, 2013). Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010). Miles & Huberman, Analisi Data Kualitatif, (Jakarta: UI Press, 1992)... 130.

(44) M. Nadzir, Prosedur Pe nelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009). Mohammad Surya, Inovasi Bimbingan dan Konseling: Menjawab Tantangan Global, tt,. Munadir, Program Bimbingan Karir di Sekolah, (Jakarta: B3PTKSM, 1996). Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004). Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakrta: Balai Pustaka, 1967). Prayitno, dkk, Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Depdiknas, 2004). Rico, metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik Dan Keunggulannya, (Jakarta: PT Grasindo, 2010). Robert L. Gibson & Marianne H. Mitchell, Bimbingan dan Konseling, edisi ketujuh, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010). Robert Nathan dan Linda Hill, Career Counseling, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012). Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Cet- I, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986). Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2013). Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009). Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1993). Suharismi Arikumto, Prosedur Penelitian Suatu Ppndekatan Praktek, Cetakan ke-12, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002). Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan bimbingan & konseling (Jakarta, Indonesia: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT Remaja Rosdakarya, 2006). 131.

(45) Syamsu Yusuf dan Juntika Nurikhsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2011). Ulifa Rahma, Bimbingan Peserta didik, (Malang: UIN-Malik Press, 2010). Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsilo, 1985). W.S Wingkel dan M.M Sri Hastuti, Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan (Yogyakarta: Media Abadi, Cetakan ke delapan , 2012).. B. Referensi Jurnal Amin, Wibowo, Nusantoro, “Peribandingan Orientasi Karir Peserta didik Keturunan Jawa Dengan Keturunan Tionghoa”, Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application. Vol. 3 no. 3. (2014); 8-16. [https://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/jbk/3778]. Folastri, Prasetyaningtyas, “Gambaran Konsep Diri Peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan Sumbangsih Jakarta Selatan”, Teraputik: Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol. 1 no. 1. (2017); 33-40. Doi: 10.26539/118 [https://ejournal-bk.unindra.ac.id/index.php/teraputik/article/view/8]. Ika Zenita Ratnaningsih dkk., “Kematangan Karier Siswa Smk Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Jurusan,” HUMANITAS 13, no. 2 (21 Maret 2017): 112, https://doi.org/10.26555/humanitas.v13i2.6067. [http://journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/view/6067/3268]. Ita Juwitaningrum, “Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karir Peserta didik SMK”, Psikopedagogia Jumal Bimbingan dan Konseling, Vol. 2, no. 2, (2013); 132-147, Doi: http://dx.doi.org/10.12928/psikopedagogia.v2i2.2580 [http://journal.uad.ac.id/index.php/PSIKOPEDAGOGIA/article/view/2580/25 98]. Leksana, Wibowo, & Tadjri, “Pengembangan Modul Bimbingan Karir Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Peserta didik”, Jurnal Bimbingan dan Konseling 2. Vol. 2 no. 1 (2013); 1-9, hlm. 4. Doi: https://doi.org/10.15294/jubk.v2i1.1230 [https://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/jubk/1230]... 132.

(46) Nurhimah Zulaikhah, Hubungan Antara Dukungan Orangtua dan Orietasi Dengan Pengambilan Keputusan Studi Lanjut, Tesis yang tidak diterbitkan, (Surakarta: Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014). Nur Lailatul Mufidah, 2006, “Pola Konsumsi Masyarakat Perkotaan: Studi Deskriptif Pemanfaatan Foodcourt oleh Keluarga”, Jurnal : Unversitas Airlangga. Vol. 1 no. 2. 157-178. [http://journal.unair.ac.id/article_4380_media133_category8.html]. Prahesti dan Mulyana, “Perbedaan Kematangan Karir Peserta didik Ditinjau Dari Jenis Sekolah”, Jurnal Character: Universitas Negeri Surabaya, Vol. 02 no. 01. (2013.); 1-7. [http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/7107/769 6]. Slamet PH, “Konstribusi Kebijakan Peningkatan Jumlah Peserta didik Smk Terhadap Pembangunan Ekonomi Indonesia”, Journal: Cakrawala Pendidikan. Th. XXXV. no. 3. (2016); 301-311. Doi: http://dx.doi.org/10.21831/cp.v35i3.11443. Susantoputri, Kristina, Gunawan, “Hubungan Antara Efikasi Diri Karir Dengan Kematangan Karir Pada Remaja Di Daerah Kota Tangerang”, Jurnal: Psikologi. Vol. 10 no. 1. (2014); 67-73, [http://ejournal.uinsuska.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1180/1072]. Rezky Permata Sari, “Urgensi Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Prestasi Belajar Peserta didik”, Terapeutik: Jurnal Bimbingan dan Konseling, Vol. 1 no. 1. (2017); 41-46, hlm. 44, Doi: https://doi.org/10.26539/119. Twi Tandar Atmaja, “Upaya Meningkatkan Perencanaan Karir Siswa Melalui Bimbingan Karir Dengan Penggunaan Media Modul,” PSIKOPEDAGOGIA Jurnal Bimbingan Dan Konseling 3, no. 2 (1 Desember 2014). Yekti Endah dan Sugiyo, “Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling: Studi Kasus di SMAN 1 Kota Semarang,” Jurnal Bimbingan Konseling 5, no. 1 (Juni 2016): hlm. 38, https://doi.org/10.15294/jubk.v5i1.18514.. 133.

(47) C. Referensi Skripsi/ Tesist / Disertasi Ashif Az Zafi, Kalsifikasi Gaya Ngajar Guru PAI di SMAN 1 Yogyakarta, Skripsi yang tidak diterbitkan, (Yogyakarta: Pendidikan Agama Islam, Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013). Diah Arum Ratnawati, Penggunaan Instrumen Penilaian Afektif dalam Pembelajaran PAI di SMAN 1 Yogyakarta, Skripsi yang tidak diterbitkan, (Yogyakarta: Pendidikan Agama Islam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013). Dewi Wulandari, Pandangan Siswa Non Musllim Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Muslim di SMK Negeri 1 Yogyakarta. Skripsi yang tidak diterbitkan, (Yogayakrta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Suanan Kalijaga Yogyakarta, 2015). Marfu’ah, Praktik Kerja Industri (Prakerin) Sebagai Sarana Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Siswa Kelas XII Jurusan Pemasaran SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013/2014). Skripsi yang tidak diterbitkan. (Yogayakrta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Suanan Kalijaga Yogyakarta, 2014). Sunaryo Kartadinata, Profil Kemandirian dan Orientasi Timbangan Sosial Mahapeserta didik Serta Kaitannya dengan Perilaku Empatik dan Orientasi Nilai Rujukan, tidak diterbitkan disertasi, (Bandung: FPS IKIP Bandung, 1988). Zuhad Nur Royhaan, Supervisi Klinis Kepala Sekolah dalam Pengembangan Mutu Pembelajaran Guru Rumpun PAI di MAN 1 Yogyakarta, Skripsi yang tidak diterbitkan, (Yogyakarta: PAI Fakulas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015).. D. Referensi Web Ardan Ardi Chandra, “Banyak Lulusan SMK Jadi Pengangguran, ini Penyebabnya”, https://finance.detik.com. Citra Fitri Mardiana, “Ada 74.000 Tenaga Kerja Asing di RI, Paling Banyak dari China”, https://finance.detik.com.. 134.

(48) Kepala SMAN 1 Yogyakarta, http://sman1yogya.sch.id/html/index.php, Konselor Wahyu, “Develovmental Therois: Super’s Life Span (Donald Super)”, https://konselorwahyu.wordpress.com. Guru SMAN 1 Yogyakarta, http://sman1yogya.sch.id/html/index.php . Guru SMKN 1 Yogyakarta, http://smkn1yogya.sch.id,. http://smkn1yogya.sch.id/index.php/kepala-sekolah/ akses Kemitraan SMAN 1 Yogyakarta, http://sman1yogya.sch.id/html/index.php . Kondisi Siswa SMAN 1 Yogyakarta, http://sman1yogya.sch.id/html/index.php, Man. 1 Yogyakarta, “Sejarah Singkat MAN 1 http://manyogya1.sch.id/page/2018/2/sejarah-singkat.html,.. Yogyakarta”. MAN 1 yogyakarta, Program Kerja, http://manyogya1.sch.id/page/2018/8/programkerja.html MAN. 1 Yogyakarta, Sarana http://manyogya1.sch.id/page/2018/3/saranaprasarana.html. Prasarana,. Pebriansyah Ariefana, Dian Kusumo Hapsari, “Ini Penyebab Banyak Lulusan SMK Menganggur”, https://www.suara.com. Program Kerja SMAN 1 Yogyakarta, http://sman1yogya.sch.id/html/index.php Sarana Prasarana SMKN 1 Yogyakarta, http://smkn1yogya.sch.id/index.php/Sejarah Singkat SMAN 1 Yogyakarta, https://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_1_Yogyakarta Sarana Prasarana SMAN 1 Yogyakarta, http://sman1yogya.sch.id/html/index.php, Sejarah Singkat SMKN 1 Yogyakarta, http://smkn1yogya.sch.id/ Utomo Priyambodo, “Kebanyakan Lulusan IPB Bekerja di Bank?,” kumparan, 13 Mei 2018, https://kumparan.com/@kumparannews/kebanyakan-lulusan-ipbbekerja-di-bank.. 135.

(49) Yulius Satria Wijaya, “Pengangguran di Indonesia Mencapai 7 Juta Orang”. https://kumparan.com.. E. Undang-undang Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2016, tentang tentang revitalisasi seklolah menengah kejuruan dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia Kementrian pendidikan dan kebudayaan, Rencana Strategis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan priode 2015-2019, 2015. Undang-undang republic Indonseia nomor 20 tahun 2003, sistem pendidikan nasional, Bab II Pasal 3.. F. Interview Adib, Wawancara dengan Siswa Kelas XII SMKN 1 Yogyakarta, 8 Februari 2018 Faiz Fadri Ahmad, Wawancara dengan Siswa Kelas XII IPS MAN 1 Yogyakarta, 24 Januari 2018. Fikri Arifin, Wawancara dengan Koordinator BK SMKN 1 Yogyakarta, 8 Februari 2018. Herawati, Wawancara dengan Wakasek Bidang Kesiswaan SMKN 1 Yogyakarta, 9 Februari 2018. Ignatius Dozy Mahamanto Budi, Wawancara dengan Wakasek Siswa Kelas XII IPA SMAN 1 Yogyakarta, 1 Februari 2018. Jauhari Hamdan, Wawancara dengan Koordinator Guru BK MAN 1 Yogyakarta, 24 Januari 2018. Kamila, Wawancara dengan Siswa Kelas XII IPS II MAN 1 Yogyakarta, 24 Januari 2018. Khalid, Wawancara dengan Siswa Kelas XII IPA SMAN 1 Yogyakarta, 1 Februari 2018.. 136.

(50) Sampurna Singgih, Wawancara dengan Wakasek Bidang Kesiswaan MAN 1 Yogyakarta, 26 Januari 2018. Wardani, Wawancara dengan Koordinator Guru BK SMAN 1 Yogyakarta, 30 Januari 2018.. 137.

(51) CURRICULUM VITAE IDENTITAS Nama. : Yogi Abdul Aziz. S.Sos.I., MA. TTL. : Sukabumi, 22 November 1992. Jenis Kelamin : Laki-laki Agama. : Islam. Suku. : Sunda. Alamat Rumah : Kp. Sindangasih, 001/ RW, Cibenda, Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat Handphone. : 0858 6335 3354. E-mail. : yogiabdulaziz@gmail.com. DATA PENDIDIKAN A. Pendidikan Formal Sekolah Dasar SLTP SLTA Strata Satu Pasca Sarjana. : SDN Cibenda (1999-2005) : MTs Amanatul Insani (2005-2008) : MAN 1 Surade (2008-2011) : Bimbingan & Konseling Islam, UIN Suka (2011-2015) Yogyakrta : Bimbingan & Konseling Islam, UIN Suka (2015Yogyakrta 2018).. B. Pendidikan Informal Pondok Pesantren Al-Falah. (1999-2008). Madrasah Diniyah Darul Falah. (2003-2005). Pondok Pesantren AT-Taqwa Surade. (2008-2009). Pondok Pesantren Al-Hidayah Pondokaso. (2009-2011). Pondok Pesantren Nurul Huda Citanglar. (2011). ORGANISASI DAN PENGABDIAN A. Organisasi Assafa Bidikmisi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Suryakencana KPM Sukabumi. -. (2011-2015). Koordinator (2012-2015). Wilayah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Bendahara. (2012-. 138.

(52) Mitra Ummah BOM-F Dakwah & Komunikasi. Kepala Divisi (2012-2013) HRD. BEM-J BKI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sekretaris 1. (2013-2014). Ja’miyatu Dakwah Islamiyah BOM-F Dakwah & Komunikasi. (2012-2014). IKPM Pajampangan Yogyakarta. Ketua Umum. (2013-2015). HMJ BKI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ketua Umum. (2014-2015). IKPM Pajampangan Yogyakarta. Penasehat. (2016-2018). Keluarga Konseling & Penyuluhan UIN Suka Humas. (2015-. Yogyakarta. 2018).. B. Pengabdian Guru Privat Agama Masjid Alhidayah Manukan. (2011-2013). Guru TPA Al-Hidayah Manukan Condongcatur. (2011-2014). Guru TPQ SDN Tukangan Yogyakarta. (2014). Guru BK SMK Kesehatan Binatama Sleman. (2015-2016). Manager Seblakcuzz 11 April. (2016-2018). Quality Control & Team Trainer Seblakcuzz. (2016-2018). Curriculum Vitae di atas saya buat dengan sejujur-jujurnya dan sebenarsebnarnya, apabila terdapat kesalahan saya siap membertanggung jawabkannya. Yogyakarta, 26 Juli 2018 Hormat Saya,. Yogi Abdul Aziz S.Sos.I., MA. 139.

(53)

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data utama adalah data-data yang berupa kata-kata dan tindakan orang yang diamati, diwawancarai dan dicatat melalui catatan tertulis atau melalui rekaman

Kerjasama dari orang tua untuk membentuk karakter anak sangat penting, orang tua sebagai orang yang paling sering berinteraksi dan mempunyai hubungan terdekat

Berdasarkan faktur penjualan yang diterima,bagian gudang barang jadi akan membuat surat jalan yang diberikan ke pelanggan dalam melakukan persiapan

mengadakan kerja sama bantuan hukum timbal balik dalam masalah pidana yang telah ditandatangani pada tanggal 25 Januari 2011 di New Delhi. Kesepakatan tersebut pada

dengan metode tafsir al-Qur’an seperti ini, menurut Hanafi, seorang Mufasir yang ingin mendekati makna al-Qur’an tidak saja mendeduksi makna dari teks, tapi

Kebanyakan petani menanam tomat dengan cara konven- sional disawah, ladang atau dikebun tanpa adanya kontrol dan pengukuran hanya mengandalkan pengalaman dan fak- tor

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “bagaimana probabilitas selesainya suatu proyek dan berapa biaya tambahan yang harus dikeluarkan jika dilakukan percepatan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap pengumpulan data dengan menggunakan instrumen motivasi belajar, aktivitas belajar, dan keterampilan problem solving mahasiswa pada