• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, JENIS KELAMIN, DAN TINGKAT UPAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TENAGA KERJA TERDIDIK DI KABUPATEN ROKAN HULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, JENIS KELAMIN, DAN TINGKAT UPAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TENAGA KERJA TERDIDIK DI KABUPATEN ROKAN HULU"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Akutansi & Ekonomika Juni 2016, Vol 6,No.1

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, JENIS KELAMIN, DAN

TINGKAT UPAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN

TENAGA KERJA TERDIDIK DI KABUPATEN ROKAN HULU

Neng Murialti,SE.,M.Si FEB Universitas Muhammadiyah Riau

Abstrak

Penelitian ini utnuk mengatahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah pengangguran terdidik di kabupaten Rokan Hulu. Penelitan ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan variabel tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan tingkat upah, sebagai variabel independen dan lamanya menganggur tenaga kerja terdidik sebagai variabel dependent.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel tingkat pendidikan dan tingkat upah mempunyai penagaruh yang signifikan terhadap lamanya tenaga kerja terdidik menganggur sedangkan variabel jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan terhadap lamanya tenaga kerja terdidik menganggur di kabupaten Rokan Hulu.

(2)

PENDAHULUAN

Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi dan dapat juga menjadi penghambat lajunya pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan penduduk yang cepat tidak di dukung dengan peningkatan kualitasnya, pada akhirnya persoalan penduduk merupakan beban atau modal pembangunan ekonomi (Sofyardi, 1999).

Masalah ketenagakerjaan merupakan masalah makro ekonomi yang komplek yang hampir dihadapi oleh setiap negara berkembang dan bahkan juga negara maju. Begitu juga di propinsi Riau masalah ketenagakerjaan cukup komplek, baik dari kualitas SDM-nya maupun dari ketersediaan lapangan kerja. Masalah pengangguran merupakan salah satu dari masalah ketenagakerjaan yang menjadi perhatian setiap daerah yang ada di indonesia termasuk propinsi Riau. Menurut BPS (2013), tingkat pengangguran terdidik merupakan rasio jumlah pencari kerja yang berpendidikan SLTA keatas (sebagai kelompok terdidik) terhadap besarnya angkatan kerja pada kelompok tersebut terus bertambah.

Berdasarkan informasi dari BPS Riau dalam angka tahun 2014 jumlah pengangguran di Riau mencapai 176.762 orang. Angka ini menunjukkan jumlah pengangguran 6,56 persen dari jumlah penduduk di Riau. Pekanbaru menjadi kota dengan jumlah pengangguran tertinggi di Riau, mencapai 41.363 orang. Diikuti Kampar dengan 20.028 orang, Rokan Hulu dengan jumlah pengangguran 18.884 orang. Daerah selanjutnya adalah Bengkalis dengan jumlah pengangguran 18.829 orang, Rokan Hilir 15.895 orang, Indragiri Hilir 12.472 orang dan Kota Dumai 11.479 orang. Sedangkan Kepulauan Meranti 10.273 orang, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu 6.955 orang, Siak 6.235 orang dan Pelalawan dengan jumlah pengangguran 5.915 orang (BPS Riau 2014).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Riau (BPS), jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada November 2014, mencapai 2.695.247 orang. Jika dibandingkan dengan total penduduk usia 15 tahun ke atas yang berjumlah 4.257.120 orang, maka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Riau sebesar 63,31 persen (BPS Riau 2014). Sedangkan di Kabupaten Rokan Hulu sampai dengan pertengahan 2013 jumlah tenaga kerja (dalam status penganggur) yang terdaftar sebanyak 23.983 terdiri dari 18.777 (78.32%) laki-laki dan 5.200 (21,68%) perempuan.

Di Kabupaten Rokan Hulu Setiap tahunnya jumlah pencari kerja berpendidikan SMA mengalami peningkatan, secara angka atau jumlah tingkat pencari kerja (pengangguran) terdidik pada tingkat pendidikan Diploma/S1 mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada tahun 2013, akan tetapi tahun 2014 mengalami penurunan karena beberapa perusahaan swasta/nasional melakukan investasi dan membangun perusahaan di kabupaten Rokan Hulu, Hal ini memberi dampak pada pengurangan jumlah pengangguran karena diserapnya sebagian besar tenaga kerja yang berpendidikan diploma/S1.

Banyak penelitian tentang fenomena pengangguran pada pasar kerja di Indonesia telah dilakukan dengan menggunakan beberapa model pasar kerja

(3)

diantaranya model pasar kerja ganda (Dual Labor Market Model), seperti Model Lewis, Model Ranis-Fei Model Harris-Todaro serta model lainnya. Search Theory (ST), atau Job Search Model (JSM) praktis belum banyak digunakan. Dalam penelitian ini akan dilakukan aplikasi dari Search Teory untuk menganalisa pengangguran tenaga kerja terdidik di Kabupaten Rokan Hulu. Dugaan sementara “bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin meningkat reservation wage-nya sehingga semakin lama ia mencari kerja, dan berarti semakin lama ia menganggur” untuk itu peneliti ingin meneliti “Pengaruh tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan tingkat upah terhadap jumlah pengangguran tenaga kerja terdidik di Kabupaten Rokan Hulu".

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu?

2. Bagaimana pengaruh faktor Jenis kelamin terhadap tingkat pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu?

3. Bagaimana pengaruh faktor tingkat upah terhadap tingkat pengangguran di terdidik Kabupaten Rokan Hulu?

4. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan tingkat upah terhadap tingkat pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu ? Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh faktor tingkat pendidikan terhadap pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu

2. Untuk mengetahui pengaruh faktor Jenis kelamin terhadap tingkat pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu

3. Untuk mengetahui pengaruh faktor tingkat upah terhadap tingkat pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu

4. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan tingkat upah terhadap tingkat pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi pemerintah dan lembaga lainnya sebagai masukan dalam memecahkan masalah pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu. 2. Sebagai wahana bagi penulis untuk menambah pengetahuan mengenai

konsep-konsep teori yang diperoleh terhadap pembahasan permasalahan yang ada.

(4)

Kerangka Penelitian

Hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat akan dijelaskan dalam diagram atau bagan kerangka pemikiran. Pengaruh dari variabel bebas yang terdiri dari variabel tingkat pendidikan (X1), Jenis kelamin (X2), dan tingkat upah (X3), dalam mempengaruhi besarnya tingkat lama menganggur tenaga kerja terdidik (Y) di Kota Pekanbaru. Model yang digunakan untuk menjelaskan dengan persamaan fungsi Y = f (X1,X2,X3).

Gambar 2.1 Kerangka Analisis Hubungan Antara Variabel independen dan Variabel dependen

Hipotesis

Dari latar belakang dan teori-teori, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini yaitu:

1. Diduga tingkat pendidikan, berpengaruh secara signifikan terhadap

pengangguran terdidik di Rokan Hulu.

2. Diduga jenis kelamin, berpengaruh secara signifikan terhadap

pengangguran terdidik di Rokan Hulu.

3. Diduga tingkat upah berpengaruh secara signifikan terhadap

pengangguran terdidik di Rokan Hulu.

Tingkat Pendidikan (X1) Jenis Kelamin (X2) Tingkat Upah (X3) Pengangguran Terdidik (Y)

(5)

4. Diduga tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan tingkat upah

berpengaruh secara signifikan terhadap pengangguran terdidik di

Rokan Hulu.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat pengumpulan fakta dilapangan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, jenis kelamin dan tingkat upah terhadap pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu, maka data yang digunakan adalah data kuantitatif yang merupakan data primer yang diperoleh langsung dari objek penelitian.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data dan sumber data pada penelitian ini adalah:

1. Data primer berupa data langsung yang dikumpulkan melalui wawancara yang dikumpulkan melalui daftar pertanyaan (kuesioner).

2. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti data kependudukan, tofografi, serta data yang bersumber dari instansi lain yang mendukung penelitian ini.

Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian populasi dimana data yang digunakan adalah data jumlah pengangguran terdidik yang telah lulus pendidikan diploma sampai pendidikan yang ada di Kabupaten Rokan Hulu. Jumlah pencari kerja berdasarkan tingkat pendidikan di Kabupaten Rokan Hulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1

Jumlah Pencari Kerja berdasarkan Pendidikan di Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2014 NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH PERSENTASE 1 D1 5 0,63 2 D2 4 1,05 3 D3 138 29,17 4 S1 318 69,15 JUMLAH 465 100,00

Sumber: Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rohul 2015

Dalam penelitian ini dipilih dua tingkat pendidikan yaitu Diploma dan Sarjana (S1) sebagai populasi penelitian. Salah satu cara menentukan besaran sampel dengan menggunakan rumus Slovin (Tatang M; 2011, dan https://tatangmanguny.wordpress.com/ diakses;01-07-2015) sebagai berikut:

(6)

n = N/(1 + Ne^2)……….( Ne ) Keterangan:

n = Number of samples (jumlah sampel)

N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi)

E = Error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi; untuk

sosial dan pendidikan lazimnya 0,05 s/d 0,10) –>(^2 = pangkat dua)

Dengan taraf keyakinan 90%, yaitu yakin bahwa 90% hasil penelitian benar, atau taraf signifikansi 0,10 (hanya akan ada 10 % saja kesalahan).

n = N/(1 + Ne^2) n =465/(1 + 465 x 0,10 x 0,10) n =465/(1 + 465 x 0,01) n =465/(1 + 4,65) n =465/5,65 n = 82,30 n = 83 orang.

Penentuan sampel yang berjumlah 83 orang, dilakukan secara insidental yaitu berdasarkan siapa saja yang terdaftar sebagai pencari kerja yang telah menamatkan pendidikan diploma sampai S1, dan secara insidental bertemu pada waktu kuesioner dijalankan dan bersedia untuk dijadikan narasumber. Penentuan jumlah sampel penelitian itu juga dengan pertimbangan sulitnya memperoleh data serta terbatasnya waktu, biaya, dan tenaga penulis.

Definisi Operasional

1. Pengangguran terdidik adalah Variabel dependent. Indikator yang digunakan lama menganggur tenaga kerja terdidik dengan durasi atau jarak waktu sejak menunggu pekerjaan sampai mendapatkan pekerjaan. Ukuran yang digunakan adalah bulan.

2. Tingkat Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang dimiliki oleh pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu. Indikatornya adalah jenjang pendidikan berdasarkan ijazah terakhir, yaitu D1=12, D2=17, D3=20, S1=25.

3. Jenis kelamin adalah menggambarkan pembedaan antara jenis laki-laki dan perempuan dari pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu. Indikatornya adalah jenis kelamin laki-laki dan perempuan sesuai dengan ciri-ciri biologis yang dimiliki oleh pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu. Ukuran yang dipakai menggunakan variabel dummy(0 = laki-laki 1 = perempuan).

4. Tingkat Upah adalah besarnya tingkat upah yang ditawarkan oleh perusahaan pada saat penerimaan tenaga kerja. Indikatornya adalah rupiah.

(7)

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan data primer yaitu menggunakan metode wawancara dengan cara menemui secara langsung responden yang dipandu dengan kuesioner.

Metode Analisis 1. Uji Asumsi Klasik

a. Normalitas Data

Uji One Sample Kolomogorov Smirnov digunakan untuk mengetahui distribusi data, apakah mengikuti distribusi normal, poisson, uniform, atau exponential. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah distribusi residual terdistribusi normal atau tidak. Residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05.

b. Autokorelasi

Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan uji statistik Durbin-Watson. Setelah nilai datau DW didapat, kemudian nilai d tersebut dibandingkan dengan nilai–nilai kritis dari dL dan dU dari tabel statistik Durbin-Watson.

c. Multikoliniearitas

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas terjadi bila nilai VIF diatas nilai 10 atau tolerance value dibawah 0,10. Multikolinearitas tidak terjadi bila nilai VIF dibawah nilai 10 atau tolerance value diatas 0,10.

d. Heterokedastisitas

Salah satu cara untuk mendekati heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED). dengan residualnya (SRESID). Jika ada titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y tanpa membentuk pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005: 105).

2. Uji Analisis Regresi Berganda

Untuk estimasi Y dari variabel bebasnya digunakan persamaan regresi linier berganda dengan dummy variabel sebagai berikut (Supranto, 2003:183): 𝒀𝒊 = 𝜷𝟎+ 𝜷𝟏𝑿𝟏+ 𝜷𝟐𝑿𝟐+ 𝜷𝟑𝑿𝟑+ 𝜺𝒊

Keterangan :

Y = lama menganggur pengangguran terdidik (bulan) 𝛽0= Intercept

𝛽1− 𝛽3 = koefisien regresi 𝑋1− 𝑋3

X1 = Tingkat Pendidikan

X2 = Jenis kelamin ( 0 = Laki-laki 1= Perempuan) X3 = Tingkat Upah

(8)

𝜀𝑖 = error Term/kesalahan pengganggu a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan dari variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y) dianalisa dengan menggunakan koefisien korelasi (R). Nilai koefisien dari determinasi menunjukan persentase variasi nilai variabel yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan.

b. Uji F (Simultan)

Langkah-langkah pengujian terhadap koefisien regresi adalah sebagai berikut :

1) Ho :

terhadap variabel terikat. 2)

variabel terikat.

3) Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikansi sebesar 5% dan derajat kebebasan (d.f) = (k-1, n-k, α), dapat diketahui dari hasil perhitungan komputer program SPSS.

c. Uji Parsial (Uji t)

Dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada derajat kebebasan (dk) = (n-k), dengan tingkat keyakinan (α) tertentu. Dalam penelitian ini digunakan α = 5 %. Apabila thitung > tabel atau p-value < α, maka Ha diterima atau H0 ditolak, hal ini berarti variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. Sebaliknya, jika t hitung >t hitung< t tabel tabel atau p-value > α maka Ha ditolak dan H0 diterima, hal ini berarti variabel independen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Data Olahan 2015

JENIS KELAMIN FREKUENSI PERSENTASE

Perempuan 45 54,21

Laki - laki 38 45,79

(9)

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka daya untuk mengkritisi segala sesuatu akan meningkat. Sehingga seseorang dengan pendidikan yang lebih tinggi semestinya akan lebih kritis dalam menentukan setiap keputusan.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber: Data Olahan 2015

Hasil Penelitian

Hasil penelitian tentang deskripsi tanggapan responden pada aspek tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan tingkat upah terhadap lama menganggur, selengkapnya sebagai berikut:

Hasil pengolahan data tersebut menunjukkan besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov (K- S) adalah 0.792 dan signifikans pada 0.674 dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal karena p Value = 0.674 > 0.05. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal.

a. Uji Autokorelasi

Nilai Durbin-Watson 1,903, nilai ini dibandingkan dengan nilai dw tabel signifikansi 5%, jumlah sampel 83 (n) dan jumlah variabel independen 3 (K=3), maka diperoleh nilai du 1,688. Nilai Durbin-Watson 1,903 lebih besar dari batas atas (du) yakni 1,688 dan kurang dari (4-du) 4-1,688 = 2,311 dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung autokorelasi. 1,688(du) < 1,903 (d) >2,311(4-du)

b. Uji Multikolinearitas

Berdasarkan nilai tolerance menunjukkan tidak terjadinya korelasi antar variable independen dimana nilai tolerance kecil dari 1lebih dari 0.1. Perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model ini. c. Uji Heterokedastisitas

Bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa model tidak mengandung masalah heteroskedastidas. Sedangkan titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain.

TINGKAT PENDIDIKAN FREKUENS PERSENTASE

Diploma 21 25,30

Strata 1 62 74,70

(10)

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan data penelitian yang dikumpulkan baik untuk variabel terikat yaitu lama menganggur (Y) dan variabel bebas tingkat pendidikan (X1), jenis kelamin (X2)dan tingkat upah (X3) yang diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS 21.0, maka diperoleh hasil regresi linear berganda sebagai berikut

Y = 0,168+ 0,415X1 + 0,082X2 + 0,221X3 Koefisien Determinasi (R2)

Nilai Adjusted R² sebesar 0,469 yang menunjukkan bahwa 46,9% variasi naik turunnya jumlah pengangguran terdidik dipengaruhi oleh variabel tingkat pendidikan, jenis kelamin dan tingkat upah sisanya 53,1% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model misalnya Faktor usia,pengalaman kerja, status perkawinan dan tingkat kesehatan. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini masih belum bisa mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan agar memperoleh hasil yang sangat memuaskan tentang variabel -variabel yang mempengaruhi jumlah pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu.

Uji Simultan (Uji F)

Dari tabel Anova diketahui bahwa nilai F hitung 23,039>dari nilai F tabel 2,49, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas yang digunakan dalam model berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Analisis Uji t

a. Uji Hipotesis X1 Tingkat Pendidikan

Diperoleh nilai thitung untuk variabel tingkat pendidikan sebesar 4,566 dan nilai t tabel 1,990. Ini berarti t hitung>t tabel, artinya tingkat pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lamanya mengganggur tenaga kerja terdidik di Kabupaten Rokan Hulu.

b. Uji Hipotesis X2 Jenis Kelamin

Untuk variabel jenis kelamin (X2) nilai t hitung sebesar 0,113 < 1,990, berarti jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan terhadap lamanya menganggur tenaga kerja terdidik di Kabupaten Rokan Hulu, artinya baik tenaga kerja terdidik laki-laki maupun perempuan mempunyai memiliki waktu yang sama untuk lamanya mendapatkan pekerjaan di Kabupaten Rokan Hulu sesuai dengan keinginan mereka, hal ini menunjukan tidak ada perebadaab gender dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Rokan Hulu.

c. Uji Hipotesis X3 Tingkat Upah

Berdasarkan uji t diperoleh koefisien regresi untuk variabel Tingkat Upah adalah 0,221 dengan nilai t hitung 0,292 < t tabel 1,990, nilai ini tidak signifikan apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansinya yaitu 0,05 artinya tingkat upah tidak mempengaruhi tenaga kerja terdidik dalam mencari

(11)

pekerjaan atau menerima lowongan kerja, dari hasil ini dapat ditarik dua kesimpulan mengenai kodisi ketersedian lapangan kerja yang ada di Kabupaten Rokan Hulu, yakni: 1). Tenaga kerja terdidik dapat menerima tingkat upah yang berlaku di Kabupaten Rokan Hulu, 2). Jumlah pencari kerja terdidik tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja sesuai dengan tingkat pendidikan dan skil yang mereka miliki sehingga mereka bersedia dibayar dengan tingkat upah yang berlaku di Kabupaten Rokan Hulu.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap lama menganggur di Kabupaten Rokan Hulu, berarti lapangan kerja yang tersedia di kabupaten Rokan Hulu membutuhkan tenaga kerja terdidik yang berpendidikan diploma/S1

2. Berdasarkan hasil penelitian jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan terhadap lamanya menganggur tenaga kerja terdidik di Kabupaten Rokan Hulu. Berarti di Kabupaten Rokan Hulu tidak mempermasalah gender dalam penerimaan tenaga kerja. Peluang tenaga kerja baik laki-laki maupun perempuan yang berpendidikan adalah sama tergantung pada kualitas/kopetensi SDMnya bukan pada jenis kelaminnya.

3. Berdasarkan hasil penelitian tingkat upah juga tidak berpengaruh signifikan terhadap lamanya menganggu dari tenaga kerja terdidik di Kabupaten Rokan Hulu. Artinya Upah yang berlaku di Kabupaten Rokan Hulu dapat diterima oleh tenaga kerja terdidik, atau sempitnya lapangan kerja yang ada untuk tenaga kerja terdidik sehingga mereka mau di bayar sesuai dengan standar pengupahan yang berlaku di Rokan Hulu, tanpa mempertimbnagkan skiil dan kompetensi lebih yang mereka miliki.

4. Namun secara keseluruhan Tingkat pendidikan, jenis kelamin dan tingkat upah secara bersamaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lama menganggur tenaga kerja terdidik di kabupaten Rokan Hulu Berdasarkan uji simultan yang dilakukan.

Saran

Dari hasil analisis yang dilakukan maka ada beberapa saran yang dapat diberikan, yaitu:

1. Untuk pemerintah daerah Kabupaten Rokan Hulu agar membuat kebijakan pengupahan sesuai dengan standar tingkat pendidikan dan skil yang dimiliki oleh para pekerja sehingga dapat memacu semangat pekerja lain untuk meningkatkan kualitas diri dan kompetensinya. meningkatkan kesempatan kerja atau mengurangi pengangguran terdidik di kabupaten Rokan Hulu maka harus ditingkatkan perencanaan pembangunan dan lapangan kerja yang sesuai dengan tingkat pendidikan.

(12)

2. Pemerintah di Kabapaten Rokan Hulu harus terus mempertahankan konsep keadilan dalam penempatan tenaga kerja terdidik tanpa memperhatikan perbedaan gender.

3. Dalam menciptakan kesempatan kerja hendaknya kabupaten Rokan Hulu terus melakukan pengawasan dan memantau implementasi upah minimum kabupaten sehingga kesempatan kerja dapat dipertahankan dan ditingkatkan secara berkesinambungan.

4. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk memperluas variabel yang digunakan seperti faktor Usia, Pengalaman Kerja, Status perkawinan, dan Kesehatan dan menambah rentang waktu pengamatan agar hasil penelitiannya lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hulu, 2010, Kecamatan Rokan IV Koto dalam Angka.

BPS dan Depsos. 2004. Monitoring dan Kajian terhadap Program Kemiskinan di Indonesia, Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2013. Informasi Ketenagakerjaan, Riau: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik , 2009-2013: Riau Dalam Angka, Pekanbaru: Badan Pusat Statistik.

Budiman, Eko. 1993. Pembangunan Ekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Budiman, Eko. 2003. Pembangunan Ekonomi. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Ghozali, Imam. 2008. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21,

Semarang :Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Kaufman, Hotchkins. 1999. Teori Makro Ekonomi, Edisi Kelima, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Payaman J. Simanjuntak. 1999. Manajemen dan Evaluasi Kinerja (Edisi 3), Jakarta; Lembaga Penerbit FEUI.

Simanjuntak, Payaman.J. 1998: Ekonomi Makro Sumber Daya Manusia, Jakarta : LPFE-UI.

Simanjuntak, Payaman.J. 2001: Pengantar Ilmu Ekonomi Sumber Daya Manusia, Jakarta : Penerbit LPFE-UI.

(13)

Simanjuntak, Payaman.J. 2008. Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Moneter. Jakarta : LPFE-UI.

Sofyardi. 1999: Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pembangunan Ekonomi. Padang : Pusat Studi Ekonomi Koperasi Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta.

Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern. Jakarta: PT Raja Drafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2004: Pengantar Teori Makro Ekonomi, Jakarta : Edisi Ketiga, Penerbit PT Raja Grafindo Persada.

Suprato, J. 2003. Metodologi Penelitian Pembangunan Desa. Jakarta : Penerbit Bina Aksara.

Tobing Rewanu. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penganguran Terbuka di Indonesia Periode

Trisakti H. dan Sugiharti. 2006. Konsep dan Teknik Penelitian Gender. Malang UMM Press. 1980 – 2007. Tesis. Program Pendidikan Ekonomi dan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia.

www.bpsriau.go.id, Riau Dalam Angka, 2013. www.depnakertrans.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh tersebut dapat dikategorikan sangat besar/kuat, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan human relations , seperti sinkronisasi antara tujuan

Namun yang menjadi perhatian pengkaji ialah trend atau amalan penggunaan kata ganti nama diri yang muncul dalam kalangan peserta yang terlibat dalam konteks media

Variabel harga minyak dunia ini berpengaruh positif terhadap harga saham pertambangan migas, sehingga hal tersebut sesuai dengan hipotesis bahwa apabila harga

Berdasarkan pada modul tervalidasi, dari 17 siswa SMA Negeri 1 Jorong, Kabupaten Tanah Laut yang terdiri atas 10 perempuan dan 7 laki-laki dari kelas Xdan XI

Globalisasi yang melanda dunia saat ini berpengaruh pada perkembangan bahasa di seluruh dunia. Terjadi penyerapan berbagai unsur dari berbagai bahasa akibat

• Peserta didik menulis model/kalimat matematika dari masalah sehari-hari yang sederhana dan berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, waktu, panjang benda,

Berdasarkan data dari 14 probandus laki-laki warga Desa Adat Panglipuran didapatkan karakteristik land- mark wajah rata-rata bidang frontal berbentuk ellips,