• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TUMPAAN KECAMATAN TUMPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Yulce Mega Wowor*, Grace D. Kandou*, Woodford B.S Joseph*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara histopasitologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada darah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada pasien rawat jalan di Puskesmas Tumpaan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan.

Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang datang berobat jalan di Puskesmas Tumpaan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan pada bulan September – Oktober tahun 2015. Sampel sebesar 107 responden yang diambil secara purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Chi square (CI = 95%, α = 0,05).

Penelitian ini menunjukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis adalah stres psikis (p = 0,000) dan riwayat mengkonsumsi obat yang mengiritasi lambung adalah (p = 0,000), sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan kejadian gastritis adalah jenis kelamin (p = 0,260). Kepada perawat agar lebih aktif dalam memberikan informasi kesehatan yang berhubungan dengan berbagai macam faktor risiko yang dapat memperparah timbulnya penyakit akibat gangguan lambung khususnya gastritis. Selain itu pentingnya dilakukan pemberian informasi yang lebih intensif mengenai penggunaan obat sesuai anjuran, dan efek samping obat-obatan.

Kata kunci: Gastritis, Inflamasi, Stres Psikis

ABSTRACT

Gastritis is an inflammatory of the lining of the stomach mucosa and submucosa. Histopathology can be proved by the infiltration of inflammatory cells in the blood. Gastritis is a disease that is often found in clinics or medicine in general. The purpose of this study is to analyze the factors associated with gastritis occurrence of outpatients in Tumpaan Public Health Center, District of Tumpaan, South Minahasa Regency.

This research uses analytic survey with cross sectional approach. The population in this study were all patients attending outpatient at Tumpaan Public Health Center, District of Tumpaan, South Minahasa Regency in September-October 2015. The sample of 107 respondents were taken by purposive sampling. Data were collected through interviews using a questionnaire. The data was analyzed using Chi square test (CI = 95%, α = 0,05).

This research shows that the factors that related to the incidence of gastritis is psychological stress (p = 0,000), a history of drugs that irritates the stomach (p = 0,000), meanwhile the factors that are not associated with the incidence of gastritis is gender (p = 0,260). To the nurses to be more active in giving health information related to various risk factors that can exacerbate the incidence of diseases that caused by stomach disorders, especially gastritis. Besides the importance of giving more intensive information regarding the use of drugs as directed, and the side effects of drugs using.

(2)

PENDAHULUAN

Menurut Sukarmin (2012) dalam Megawati dkk (2014), gastritis merupakan peradangan yang terjadi pada mukosa lambung. Peradangan dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa supersial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan. Terlepasnya epitel dapat menyebabkan timbulnya proses peradangan pada lambung.

Maulidiyah (2006) dalam Angkow dkk (2014) menunjukan persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia didapatkan mencapai angka 40,8%. Gastritis merupakan salah satu penyakit di dalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%). Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk. Didapatkan data bahwa di kota Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 91,6% (Angkow dkk, 2014).

Berdasarkan Profil Puskesmas Tumpaan, penyakit gastritis pada tahun 2013 menempati urutan ke 3, dan pada tahun 2014 menempati urutan ke 2 dari 10 penyakit menonjol. Jumlah penyakit gastritis pada bulan Januari-April tahun 2015 berjumlah 449 kasus, ini menempati kasus terbanyak kedua dari 10 penyakit menonjol (Puskesmas Tumpaan, 2015). Berdasarkan angka kejadian penyakit gastritis yang ada, maka

peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada pasien rawat jalan di Puskesmas Tumpaan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada seluruh pasien yang datang berobat jalan di Puskesmas Tumpaan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan pada minggu ketiga bulan September tahun 2015. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 107 responden. Instrumen yang akan dipakai dalam penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner CES-D (Center For Epidemiologic Studies Depression Scale).

Pengolahan data dilakukan dengan cara editing, cooding, data entry. Data dianalisis menggunakan uji chi square untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel dengan α = 0,05, CI = 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Univariat

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pasien rawat jalan di Puskesmas Tumpaan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan didapatkan bahwa dari 107 responden yang diteliti, diperoleh 31 responden (29%) sakit gastritis dan 76 responden (71%) tidak memiliki riwayat sakit gastritis. Gastritis termasuk dalam masalah kesehatan yang menyerang pencernaan yang paling banyak terjadi di

(3)

masyarakat yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti konsumsi alkohol, stres psikis, obat yang mengiritasi lambung dan masih banyak lagi faktor yang dapat mempengaruhi munculnya gastritis (Saroinsong dkk, 2014).

Pada penelitian ini ditemukan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 53 responden (49,5%) dan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 54 responden (50,5).

Penelitian ini menemukan bahwa riwayat adanya stres psikis pada 107 responden yang diteliti, diperoleh 59 responden (55,1%) memiliki riwayat stres psikis dan 48 responden (44,9%) tidak memiliki riwayat stres psikis. Stres merupakan reaksi tubuh dan psikis terhadap tuntutan-tuntutan lingkungan kepada seseorang. Reaksi psikis terhadap stres misalnya frustasi, tegang, marah dan agresi (Saam dan Wahyuni, 2014). Riwayat mengkonsumsi obat yang mengiritasi lambung pada 107 responden ditemukan 42 responden (39,3%) pernah mengkonsusmi obat yang mengiritasi lambung, sedangkan 65 responden (60,7%) tidak pernah mengkonsumsi obat yang mengiritasi lambung. Obat-obat yang dapat mengiritasi lambung misalnya aspirin sebagai obat penurun rasa nyeri misalnya rematik, indometasin, kortikosteroid (Murjayanah, 2011). Menurut Ratu dan Adwan (2013), pemakaian obat anti inflamasi nonsteroid seperti aspirin, asam mafenamat, aspilet dalam jumlah besar dapat menyebabkan timbulnya gastritis.

B. Analisis Bivariat

Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Gastritis pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Tumpaan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan Tabel 1. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Gastritis pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Tumpaan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan

Kejadian Gastritis Total P Value Jenis Kelamin Gastritis Tidak Gastritis n % n % n % Perempuan 18 34 35 66 53 100 0,260 Laki-laki 13 24,1 41 75,9 54 100 Total 31 29 76 71 107 100

Penelitian dengan jumlah sampel 107 responden didapatkan hasil analisis uji Chi Square menunjukan tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian gastritis pada pasien rawat jalan di Puskesmas Tumpaan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan. Dikatakan tidak ada hubungan karena nilai p sebesar 0,260 dengan nilai p > 0,05. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani (2011) yang menyatakan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian gastritis.

Hubungan antara Stres Psikis dengan Kejadian Gastritis pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Tumpaan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan Tabel 2. Hubungan antara Stres Psikis dengan Kejadian Gastritis pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Tumpaan

(4)

Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan Kejadian Gastritis Total Ρ Value Riwayat Stres Psikis Gastritis Tidak Sakit Gastritis n % n % n % Stres 31 52,5 28 47,5 59 100 0,000 Tidak Stres 0 0 48 100 48 100 Total 31 29 76 70 107 100

Dari 107 responden diperoleh hasil uji Chi Square nilai p sebesar 0,000 karena nilai p < 0,05 maka secara hubungan antara stres psikis dengan kejadian gastritis. Berdasarkan wawancara langsung dengan pasien, ditemukan bahwa salah satu faktor yang mengakibatkan stres yaitu karena kebanyakan hasil pertanian mengalami kekeringan karena panas yang berkepanjangan, ini mengakibatkan kerugian yang lumayan besar. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gustin (2011), penelitian yang membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada pasien yang berobat jalan di Puskesmas Gulai Bancah Kota Bukittinggi tahun 2011 didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara stres pada responden dengan kejadian gastritis. Menurut Gustin (2011) stres yang berkepanjangan dapat memicu produksi asam

lambung meningkat, kemudian

mengakibatkan munculnya gastritis.

Hubungan antara Riwayat

Mengkonsumsi Obat yang Mengiritasi Lambung dengan Kejadian Gastritis pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Tumpaan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan

Tabel 3. Hubungan antara Riwayat Mengkonsumsi Obat yang Mengiritasi Lambung dengan Kejadian Gastritis pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Tumpaan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan Kejadian Gastritis Total Ρ Value Riwayat Mengkonsumsi Obat Gastritis Tidak Sakit Gastritis n % n % n % Pernah Mengkonsumsi 25 59,5 17 40,5 42 100 0,000 Tidak Pernah 6 9,2 59 90,8 65 100 Total 31 29 76 71 107 100

Hasil uji diperoleh nilai p sebesar 0,000, maka secara statistik terdapat hubungan antara riwayat mengkonsumsi obat dengan kejadian gastritis. Pada penelitian ini didapati kebanyakan responden mengkonsusi obat penghilang rasa sakit seperti obat rematik. Penyakit rematik merupakan salah satu penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas Tumpaan.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Ratu dan Adwan (2013) dimana penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid dapat memicu kenaikan produksi asam lambung yang berlebihan sehingga mengiritasi mukosa lambung karena terjadi difusi balik ion hidrogen ke epitel lambung. Selain itu, jenis obat ini juga dapat mengakibatkan kerusakan

(5)

langsung epitel mukosa karena dapat bersifat iritasi dan sifatnya yang asam akan menambah derajat keasaman pada lambung.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Murjayanah (2011) dimana terdapat hubungan antara mengkonsumsi obat yang mengiritasi lambung dengan kejadian gastritis. Pada penelitian ditemukan bahwa sebelum sakit gastritis responden sudah mengkonsusmsi obat yang dapat mengiritasi lambung, seperti obat demam, obat penghilang rasa sakit atau nyeri dan obat rematik.

KESIMPULAN

1. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian gastritis pada pasien rawat jalan di Puskesmas Tumpaan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan.

2. Ada hubungan antara stres psikis dengan kejadian gastritis pada pasien rawat jalan di Puskesmas Tumpaan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan. 3. Ada hubungan antara penggunaan obat

yang mengiritasi lambung dengan kejadian gastritis pada pasien rawat jalan di Puskesmas Tumpaan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan.

SARAN

1. Bagi petugas pesehatan, agar lebih aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat terkait dengan faktor risiko yang dapat memperparah timbulnya penyakit gastritis.

2. Perlunya dilakukan pemberian informasi yang lebih intensif mengenai pengguaan obat sesuai anjuran.

3. Bagi masyarakat khususnya penderita gastritis, diharapkan untuk lebih memperhatikan makanan yang disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit yang diderita dengan mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.

DAFTAR PUSTAKA

Angkow J, Robot F, dan Onibala F. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Kota Manado. Jurnal Keperawatan Volume 2 Nomor 2 (http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jk p/article/view/5277/4790) diakses pada tanggal 22 Mei 2015.

Gustin, R. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis Pada Pasien yang Berobat Jalan di Puskesmas Gulai Bancah Koya Bukit Tinggi Tahun 2011.

(http://repository.unand.ac.id/17045/1/17 -JURNAL_PENELITI AN.pdf) diakses pada 8 Mei 2015.

Megawati A, Nosi H, dan Syaipuddin. 2014. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis Pada Pasien yang di Rawat di RSUD Labuang Baji Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Februari 2014 Volume 4 Nomor 1, Halaman 29 – 36 (http://library .stikesnh.ac.id/files/disk1/9/e-library%20 stikes%20nani%20hasanuddin-andimega wa-430-1-41142936-5.pdf) diakses pada tanggal 6 Mei 2015.

Murjayanah, H. 2011. Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis (Studi Di RSU Dr. R.Soetrasno Rembang Tahun 2010). Skripsi. Semarang: Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang (http://lib.

(6)

unnes.ac.id/2702/1/3470.pdf) diakses pada tanggal 8 Mei 2012.

Oktaviani, W. 2011. Hubungan Pola Makan Dengan Gastritis Pada Mahasiswa S1 Keperawatan Program AFIKES UPN Veteran Jakarta. Skripsi. Jakarta: Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” (http://library.upnvj.ac.id/pdf/3keperawat anpdf/207312041/abstrak.pdf) diakses pada 12 Oktober 2015.

Puskesmas Tumpaan. 2015. Profil Puskesmas Tumpaan Tahun 2015. Tumpaan: Puskesmas Tumpaan.

Ratu dan Adwan. 2013. Penyakit Hati, Lambung, Usus, Dan Ambeien. Yogyakarta : Nuha Medika.

Saam dan Wahyuni. 2012. Psikologi Keperawatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Saroinsong M, Palandeng H, dan Bidjuni H. 2014. Hubungan Stres Ddengan Kejadian Gasstritis Pada Remaja Kelas XI IPA di SMA Negeri 9 Manado. Jurnal Keperawatan Volume 2 Nomor 2 (http:// ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/articl e/view/5253/4766) diakses pada 8 Mei 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Bila Jusoh mengaku bahawa ia sangat berminat untuk memperisterikan Melor, tentulah dirasakan begitu keterlaluan dan bercanggah dengan sifatnya sebagai orang agama. Jusoh

Artikel ini membahas tentang implementasi pendirian Perseroan Terbatas oleh Notaris menurut Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 1 Tahun 2016 tenang Perubahan

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DINAMIS TERHADAP HASIL DRIBBLE-SHOOT DALAM PERMAINAN FUTSAL.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang menurut analisis keuntungan tidak efisien, dengan tingkat efisiensi 0,84, namun dari sudut

(1) Dalam mana-mana perbicaraan atau siasatan oleh sesuatu mahkamah terhadap suatu kesalahan di bawah Akta ini atau di bawah undang-undang yang dinyatakan dalam Jadual,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran SAVI bermuatan mind mapping dengan siswa yang

pelayanan maksimal, dengan berpedoman pada Tri Brata dan Catur Prasetya dan Komisi Kode Etik Profesi Polri sebagaimana tugas pokok kepolisian yaitu mengayomi

Lebih lanjut, Jawaher menjelaskan bahwa apabila semua bentuk kerjasama itu dan dilakukan secara intens maka diharapkan anak-anak tunagrahita mampu secara perlahan