• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. apakah litertur yang diajukan sudah cukup dianalisis dan diuraikan secara jelas?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. apakah litertur yang diajukan sudah cukup dianalisis dan diuraikan secara jelas?"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Istilah lain yang sering digunakan selain kajian pustaka adalah landasan teoritik, kerangka teoritik, atau bahasan literature. Dalam acuan penulisan skripsi biasanya digunakan istilah tinjauan pustaka.

Untuk penelitian dengan pendekatan grounded mengacu pada pendapat Creswell (1994) istilah yang tepat digunakan adalah kajian pustaka. Kajian pustaka memiliki pengetian yang lebih luas, tidak sekedar mengutarakan bahasan teori yang relevan tetapi juga hasil-hasil penelitian terkait yang telah dilakukan. Kajian pustaka yang dituliskan dapam proposal merupakan miniatur dari kajian pustaka yang akan ditulis laporan penelitian atau skripsi/tesis. Miniatur di sini, maksudnya sudah cukup lengkap tetapi belum cukup detil dan mandalam.

Kajian pustaka adalah suatu kesimpulan dan sintesis dari literature tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti (McMillan & Schumacher, 1989). Kajian pustaka akan membantu memberikan struktur atau kerangka dari penelitian yang akan dilakukan (Merriam, 1998). Keseluruhan bahasan tentang kajian pustaka secara lebih lengkap dituliskan secara komprehensif.

Secara umum, pertanyaan yang perlu dijawab untuk dijadikan acuan ketika menulis kajian pustaka dalam proposal penelitian adalah:

1. Apakah kajian pustaka yang ditulis relevan dengan focus penelitian?

2. apakah litertur yang diajukan sudah cukup dianalisis dan diuraikan secara jelas?

Pada bagian tinjauan pustaka perlu diuraikan hasil bacaan yang relevan dengan masalah. Jika sudah ada penelitian yang sejenis sebelumnya, ada baiknya peneliti mengemukakan apa yang telah dilakukan dan temuan penelitian tersebut. Kemudiann diutarakan juga apa yang berbeda antara penelitian yang pernah dilakukan tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan.

Peneliti hendaknya menyadari penuh relevansi dari hal-hal yang ditulis dengan kepentingan peneliti secara keseluruhan, yaitu untuk memahami fenomena/situasi/kasus yang diteliti, mengajukan perrtanyaan dalam wawancara dan merancang lembar observasi, serta menganalisis hasil.

(2)

Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk menguji konsep, hipotesis, dan teori sebagaimana penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif berusaha mendapatkan pemahaman tentang gejala atau situasi yang diteliti melalui pendekatan secara induktif. Sebagaimana dikemukakan oleh Merriam (1998), penelitian kualitatif berusaha secara induktif untuk membangun teori, meskipun demikian tidak berarti bahwa penelliian kualitatif tidak memerlukan acuan teori.

Dalam merencanakan penelitian kaulitatif peneliti juga harus mempersiapkan dirinya dengan membaca teori-teori ataupun hasil-hasil penelitian yang mendasari fenomena yang akan diteliti. Hal ini esensial mengingat kerangka teoritik dapat bermanfaat untuk mempertajam perumusan masalah utama penelitian maupun pertanyaan turunannya (sub pertanyaan), mengarahkan pencarian informasi di lapangan, dan pada akhirnya untuk memperkaya dan mempertajam analisis data yang diperoleh.

Menurut Creswell (1994) penggunaan literature dalam penelitian kualitatif harus konsisten dengan asumsi metodologis yang menekankan pada pemikiran induktif. Ini berarti bahwa literature berfungsi untuk mencari informasi dan membangun gambaran tentang hal yang diteliti berdasarkan ide/pemikiran yang berkembang. Misalnya pada penelitain eksploratif dimana belum banyak tulisan tentang topic atau sampel yang diteliti.

Creswell (1994) mengemukakan tiga kemungkinan untuk menggunakan literature dalam kaitan dengan tipe/metode penelitian yang sesuai untuk digunakan oleh peneliti.

Tabel 1. Tipe metode penelitian kualitatif dan penggunaan literature

Penggunaan literature Contoh tipe metode yang sesuai

Literature digunakan utuk

membingkai/membatasi masalah penelitian dalam pengantar/pendahuluan

Secara umum digunakan untuk semua tipe penelitian

Literature dikemukakan pada bagian terpisah atau tersendiri yaitu sebagai “Kajian Pustaka”

Banyak digunakan pada penelitian-penelitian yang menggunakan teori yang kuat, dan latar belakang teori pada bagian awal penelitian

Literatur disajikan pada bagian akhir penelitian, sebagai dasar untuk melakukanperbandingan dan pertentangan temuan-temuan dalam penelitian kualitatif.

Pendekatan ini dapat digunakan untuk semua jenis penelitian kualitatif, khususnya grounded theory, di mana peneliti mengkontraskan atau

membandingkan teori yang dimilikinya dengan teori yang ditemukan dalam literature

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa untuk penelitian kualitatif kajian teori dapat dikemukakan di awal menyatu dengan bab pendahuluan, atau di akhir penelitian menyatu dengan bab diskusi. Namun demikian untuk penelitian etnografi, studi kasus dan fenomenologi kajian teori dapat digunakan sebagai bagian terpisah, yaitu bab kajian pustaka. Hal ini sejalan dengan pendapat Merriam (1998) bahwa bahasan teori berfungsi memberi dasar atau kerangka teoritik, dan menunjukkan

(3)

bagaimana penelitian yang akan dilakukan bisa menlengkapi, melanjutkan atau memperbaiki penelitian-penelitian terdahulu.

Kajian pustaka mengemukakan uraian-uraian yang dikembangkan dari berbagai sumber yaitu jurnal penelitian, buku teks, laporan resmi dari pemerintah atau institusi, laporan penelitian termasuk skripsi, tesis, disertasi, pidato ilmiah dan tulisan ilmiah dari suatu seminar dan sebagainya. Bahan-bahan yang diperoleh dari surat kabar dan majalah tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai bahan menulis kajian pustaka karena bahan-bahan tersebut seringkali kurang kurang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan dasar-dasar ilmiahnya.

Jurnal online dapat dipergunakan asalkan dicantumkan sumbernya di daftar pustaka secara lengkap seperti penulis, judul artikel, nama jurnal, dan sebagainya sebagaimana sebuah jurnal dituliskan di daftar pustaka. Perlu di catat pula nama website dan waktu melakukan akses (mengunduh) jurnal tersebut. Penulis hendaknya memperhatikan cara penulisan sumber referensi, baik untuk penulisan di dalam bab kajian pustaka maupun untuk tulisan di daftar pustaka. Semua sumber bacaan yang dikutip di dalam bab kajian pustaka harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Hal ini penting agar pembaca dapat menelusuri lebih lanjut ke sumber aslinya bilamana mereka memerlukan informasi lebih lanjut. Secara lebih detail aturan penulisan daftar pustaka dapat dicermati pada APA Manual of Publication.

Kekayaan atau kedalaman tulisan pada kajian pustaka sangat tergantung pada kekayaan literature yang dipelajari.

Mengacu pada pendapat McMillan dan Schumacher (1989) kajian pustaka berfungsi untuk:

a. Mendefinisikan dan membatasi masalah. Agar masalah penelitian cukup fokus dan mendalam maka peneliti dapat membatasi permasalahan yang akan disoroti secara lebih tajam berdasarkan teori-teori atau penelitian-penelitian sebelumnya.

b. Menggambarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan berdasarkan urutan historisnya. Secbagai contoh, suatu penelitian Z, sebenarnya dimulai dari penelitian V yang sudah dipelopori sejak 50 tahun yang lalu. Penelitian V tersebut disanggah dalam penelitian W yang menyatakan sebaliknya. Ternyata X dan Y menganggap bahwa hasil penelitian V dan W dapat saling melengkapi. Namun demikian Z mengatakan bahwa fenomena yang diteliti V dan W memang sailing mengisi tetapi hanya bersifat situasional; ada situasi-situasi tertentu yang menjadi prasyarat. Dari uraian tersebut dapat digambarkan bahwa melalui penelitian-penelitian yang ada ilmu pengetahuan dapat berkembang.

(4)

c. Menggambarkan apakah permasalahan penelitian berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya atau merupakan replikasi dari penelitian lain. Sebagai contoh, suatu penelitian yang telah dilakukan dengan pendekatan kuantifatif mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan konsep diri pada anak-anak yang diasuh oleh orangtua utuh dengan anak-anak yang diasuh oleh orangtua tunggal. Penelitian serupa dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk mencari tahu lebih mendalam mengapa tidak ada perbedaan konsep diri pada kedua kelompok anak tersebut, bagaimana proses pembentukan konsen diri pada anak-anak yang diasuh oleh orangtua tunggal tersebut, dan sebagainya.

d. Mengarahkan pemilihan metode dan cara pengambilan data. Selain itu dengan mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu, peneliti juga dapat memperoleh arahan untuk memilih prosedur analisis data yang sama atau berbeda, yang dipercaya memiliki keuggulan atau lebih tepat dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.

Dalam penelitian kualitatif peneliti perlu terus menerus membaca dan melakukan tinjauan literature secara kritis selama proses pengambilan data dan analisis. Tinjauan pustaka ini perlu terus dilakukan karena penelitian berjalan secara berkesinambungan dan pertanyaan-pertanyaan terus muncul ketika penelitian berlangsung (McMillan dan Schumacher, 1989). Hal ini diperlukan untuk memenuhi sasaran dari pendekatan kualitatif yang berorientasi pada penemuan, analisis data, dan proses induktif.

Dengan demikian kajian pustaka dalam penelitian kualitatif tidak membekali peneliti dengan ide-ide yang kaku dan massif, melainkan memungkinkan dan membuka kesempatan bagi peneliti untuk memahami konteks lapangan dan situasi social yang dihadapi (McMillan dan Schumacher, 1989).

Berbeda dengan penelitian kuantitatif, menulis kajian pustaka pada penelitian kualitatif tidak memiliki aturan yang baku, sangat tergantung pada gaya penulisan setiap peneliti. Namun demikian secara umum penulisan kajian pustaka dilakukan dengan cara sebagai berikut:

 Mencantumkan hasil-hasil penelitian yang relevan dan terbaru

 Mengemukakan pembahasan secara cukup luas dan mendalam sehingga dapat diketahui kedalaman pemahaman peneliti

 Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan kaidah bahawa Indonesia baku.

 Menyajikan tulisan dengan alur yang mengalir dan menggunakan istilah0istilah ecara konsisten  Menggunakan sub-sub judul agar kerangka berpikir yang membingkai pemikiran penulis lebih

efektif. Hal ini juga memudahkan pembaca untuk memahaminya.

Secara umum organisasi penulisan kajian pustaka dibagi ke dalam tiga bagian penulisan, yaitu bagian awal berupa pengantar, batang tubuh, dan bagian akhir berupa kesimpulan.

1. Pengantar. Berisi uraian tentang bagaimana urutan penyajian dan kerangka pemikiran penulis. Bagian ini berfungsi untuk membantu pembaca dalam mengorganisasikan apa yang dibacanya.

(5)

Bagian ini dimulai dengan menyampaikan uraian tentang definisi dari variable yang akan digunakan dalam penelitian, diakhiri dengan menyimpulkan pengertian (definisi) menurut penulis, yang akan digunakan sebagai batasn dan acuan untuk melakukan penelitian.

Uraian dilanjutkan dengan menjelaskan hal-hal yang relevan berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber bacaan. Dalam menjelaskan sesuatu harus didasarkan pada analisis peneliti dengan mengaitkan satu teori atau hasil penelitian dengan teori atau hasil penelitian lain. Dalam hal ini dapat dituliskan penjelasan dengan nya menggunakan contoh-contoh konkrit sehingga dapat menggambarkan pemahaman yang cukup komprehensif.

Pada batang tubuh penulis dapat melakukan klasifikasi, perbandingan, penyimpulan, dan evaluasi terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dibaca (Holbrook, 1999).

3. Kesimpulan.

Pada bagian akhir dari penulisan kajian pustaka peneliti perlu melakukan penyimpulan/konklusi terhadap teori-teori yang telah diuraikan, dikaitkan dengan masalah yang akan diteliti. Penyimpulan ini sebaiknya bukan hanya merupakan pengulangan dari uraian yang telah dikemukakan terdahulu. Dalam hal ini peneliti hendaknya dapat memposisikan penelitian yang akan dihasilkannya dalam konteks kajian pustaka atau teori yang terkait. Kesimpulan dapat menjadi “hipotesis kerja” bagi peneliti dalam mengumpulkan informasi bagi penelitiannya.

Kunci keberhasilan penulisan kajian pustaka terletak pada kekayaan bacaan leteratur, kerapian pencatatan dan kekuatan analisis dan penulisannya. Salah satu hal yang harus diingat adalah mencatat judul buku atau artikel jurnal yang dibaca dan digunakan sebagai materi dalam penulisan kajian pustaka. Biasakan untuk mencatat langsung sumber informasi tersebut dan jangan menunda-nunda mencatat judul buku atau artikel dari jurnal. Bias dicatat dalam satu buku atau menggunakan kartu sehingga bisa disusun secara alfabetis sehingga memudahkan peneliti ketika akan menuliskan daftar pustaka. Berikut disajikan contoh-contoh penulisan sumber referensi dan penulisan daftar pustaka.

1.

Menulis sumber referensi dalam teks

Terdapat dua macam sumber referensi, yaitu sumber utama dan sumber sekunder. Sumber utama adalah informasi yang dikutip dari pernyataan penulis atau pengarang buku atau jurnal. Untuk sumber utama penulisan sumber referensi dapat dilakukan di awal maupun di akhir kalimat. Untuk penulisan di awal, yang perlu dicantumkan dalam penulisan sumber referensi adalah nama pengarang, tahun publikasi di dalam tanda kurung diikuti dengan pernyataan yang disampaikan.

Contoh:

Menurut Shope (2006) pengemudi yang tergolong usia muda (18-35 tahun) cenderung untuk menunjukkan perilaku mengemudi secara agresif seperti mengebut (speeding).

Untuk penulisan sumber referensi di bagian akhir: dicantumkan pernyataan dari ahli yang bersangkutan kemudian diikuti dengran nama pengarang dan tahun terbit di dalam tanda kurung.

(6)

Contoh:

Pengemudi yang tergolong usia muda (18-35 tahun) cenderung untuk menunjukkan perilaku mengemudi secara agresif seperti mengebut (speeding) (Shope, 2006).

Sumber referensi sekunder adalah pernyataan seseorang/beberapa ahli yang dikutip dari sebuah sumber bacaan baik berupa buku teks/jurnal/laporan penelitian yang dibacanya. Misalnya peneliti mengutip pendapat Patton (1996) mengenai teknik sampling yang dikenal dengan istilah snowball sampling yang diambil dari buku Poerwandari (2007). Maka penulisan sumber referensi dapat dilakukan dengan cara berikut:

Snowball sampling merupakan cara pengambilan sampel secara berantai (Patton dalam ` Poerwandari, 2007).

Atau:

Patton (1996) mengatakan bahwa snowball sampling adalah cara pengambilan sampel secara berantai (Poerwandari, 2007).

Untuk penulisan skripsi, hendaknya mahasiswa tidak menggunakan sumber referensi yang digunakan dalam skripsi S1 tetapi menelusuri sumber utama atau sumber aslinya.

2. Menulis daftar pustaka

Dalam bidang psikologi acuan penulisan yang digunakan pada umumnya adalah APA Manual of Publication. Hal penting yang harus diingat adalah penulisan daftar pustaka harus ditulis secara konsisten.

Menurut Shea, Moss dan McKenzie (2007), beberapa informasi yang harus dikemukakan dalam menuliskan referensi yang dibaca yaitu:

1. Nama pengarang

2. Tahun publikasi (di dalam tanda kurung) 3. Judul referensi (buku/jurnal/dokumen lain) 4. Informasi tentang edisi publikasi

5. Data tentang publikasi (tempat publikasi, identitas penerbit)

6. Khusus untuk sumber elektronik: tanggal mengunduh, referensi, dan alamat sumber Contoh:

a. Referensi buku teks:

Poerwandari, E. K. (2007). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidika Psikologi UI

Martin, G. & Pear, J. (2007). Behavior modification. 8th edition. New Jersey: Pearson, Prentice

(7)

b. Referensi jurnal ilmiah:

Bakker, L. W., Hudson, S. M., & Ward, R. (2000). Reducing recidivism in driving while disqualified. Criminal Justice and Behavior, 27 (5) 531-560.

Granita & Santoso, G.A. (2007). Pengaruh tugas ganda terhadap waktu reaksi menginjak rem pada perempuan usia 20-35 tahun. Jurnal Psikologi Sosial, 13 (1), 69-81.

c. Referensi dari sumber elektronik:

New South Wales Center for Road Safety (n.d) Speeding advertising campaign. dikutip 10 April 2009 dari http://www.rta.nsw.gov.au/roadsafety/speedandspeedcameras/

campaigns/speeding.html

Di dalam daftar pustaka, informasi tentang referensi dituliskan dalam 1 spasi, diurutkan menurut abjad, dan baris kedua dan seterusnya menjorok ke dalam sebagaimana dicontohkan di atas.

Gambar

Tabel 1. Tipe metode penelitian kualitatif dan penggunaan literature

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian dan hasil analisa yang telah dilakukan selama pengembangan Aplikasi Deteksi Kemiripan Source Code Pada Bahasa Pemrograman Java Menggunakan Metode

Syariah Rupiah Managed Fund adalah dana investasi jangka menengah dan panjang yang bertujuan untuk mendapatkan hasil investasi yang optimal melalui penempatan dana dalam mata uang

Dalam keseimbangan pada film Slepping Beauty, lebih memperlihatkan bagaimana kehidupan raja dan ratu, ketika mereka telah mempunyai seorang anak yang telah lama mereka

Dapat memberikan penjelasan hubungan antara status gizi dengan usia Menarche pada remaja, sehingga dokter dapat mengkaitkan kejadian menstruasi yang berbeda-beda

Pada aspek pembangunan utilitas yang meliputi air bersih dan listrik masuk kategori telah dianggap sedang karena untuk penyediaan utilitas air, sebagian responden menyatakan

Jika ketentuan umum memuat batasan pengertian atau definisi, singkatan atau akronim lebih dari satu, maka masing-masing uraiannya diberi nomor urut dengan angka Arab

Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian lainnya yang dilakukan langsung kepada pasien serta dilengkapi dengan data rekam medis pasien di Swedia yang menunjukkan bahwa