• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak—Keandalan suatu sistem dapat dilihat dari sejauh

mana suplai tenaga listrik bisa mensuplai secara kontinyu dalam satu tahun ke konsumen. Salah satu persyaratan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik yang harus dipenuhi untuk pelayanan kepada konsumen adalah kualitas tegangan yang baik dan stabil.

Tugas akhir ini dibuat dengan tujuan mengetahui pengaruh dari SSVR terhadap keandalan sistem distribusi PT. PLN (Persero) APJ Magelang sehingga dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk meningkatkan keandalan pada sistem tersebut. Keandalan sistem yang dianalisis adalah keandalan jaringan distribusi pada Penyulang Sanggrahan 12. Metode yang digunakan dalam perhitungan indeks keandalan adalah metode RIA (Reliability Index Assessment) dimana sistem diasumsikan berada pada dua kondisi yaitu kondisi perfect switching dan imperfect switching.

Berdasarkan hasil perhitungan keandalan sebelum menggunakan SSVR dan setelah menggunakan SSVR keandalan pada sistem ini meningkat setelah dipasang SSVR. Dengan menggunakan kapasitas dan lokasi yang sesuai dalam penempatan SSVR, maka akan didapatkan keandalan sistem yang maksimal.

Kata Kunci— Indeks Keandalan, Keandalan Sistem

Distribusi, Voltage Drop, SSVR.

I. PENDAHULUAN

Pada suatu sistem distribusi tenaga listrik, tingkat keandalan adalah hal yang sangat penting dalam menentukan kinerja sistem tersebut. Keandalan ini dapat dilihat dari sejauh mana suplai tenaga listrik bisa mensuplai secara kontinyu dalam satu tahun ke konsumen. Permasalahan yang paling mendasar pada sistem distribusi tenaga listrik adalah terletak pada mutu, kontinuitas dan ketersediaan pelayanan daya listrik pada pelanggan. Dalam operasi sistem distribusi tenaga listrik, sering terjadi berbagai macam gangguan dan kerusakan yang dapat mengakibatkan terganggunya penyaluran tenaga listrik ke konsumen. Gangguan atau kerusakan dalam sistem distribusi akan mempengaruhi nilai keandalan sistem distribusi tersebut.

Salah satu persyaratan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik yang harus dipenuhi untuk pelayanan terhadap

konsumen adalah kualitas tegangan yang baik dan stabil karena meskipun kelangsungan catu daya dapat diandalkan, namun belum tentu untuk mempertahankan tegangan tetap pada sistem ditribusi karena tegangan jatuh akan terjadi di semua bagian sistem dan akan berubah dayanya dengan adanya perubahan beban. Selain itu tegangan jatuh dapat terjadi akibat impedansi penghantar pada saluran distribusi.

Keandalan dari sebuah sistem distribusi tenaga listrik juga dapat dinyatakan dari seberapa sering sistem mengalami pemadaman, berapa lama pemadaman tersebut berlangsung, dan berapa lama waktu pemulihan sistem tersebut dapat diatasi. Untuk mengetahui keandalan suatu sistem distribusi maka perlu dihitung indeks keandalannya. Adapun indeks-indeks yang dipergunakan adalah SAIFI (System Average Interruption Frequency Index), SAIDI (System Average Interruption Duration Index), CAIDI (Customer Average Interruption Duration Index), ENS (Energy Not Supplied) dan AENS (Average Energy Not Supplied) [1].

II. SISTEMJARINGANDISTRIBUSIDANSSVR

A. Sistem Jaringan Distribusi

Ada tiga bagian penting dalam proses penyaluran tenaga listrik, yaitu pembangkitan, penyaluran (transmisi), dan distribusi. Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi, fungsi distribusi tenaga listrik adalah untuk pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan). Selain itu distribusi tenaga listrik merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.

B. Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Keandalan distribusi tenaga listrik biasanya berkaitan dengan pemadaman peralatan dan gangguan pada pelanggan. Dalam kondisi operasi normal semua peralatan (kecuali

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi

Tenaga Listrik 20 kV PT. PLN (Persero) APJ

Magelang Menggunakan Static Series Voltage

Regulator (SSVR)

Putty Ika Dharmawati, Sjamsjul Anam, Adi Soeprijanto

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

(2)

peralatan dalam keadaan standby) diberi energi dan semua pelanggan tersuplai. Kegiatan terjadwal maupun tidak terjadwal yang mengganggu kondisi operasi normal dapat menyebabkan gangguan dan pemadaman [2].

Sistem tenaga listrik yang handal dan energi listrik dengan kualitas yang baik atau memenuhi standar, mempunyai kontribusi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat modern karena peranannya yang dominan dibidang industri, telekomunikasi, teknologi informasi, pertambangan, transportasi umum, dan lain-lain yang semuanya itu dapat beroperasi karena tersedianya energi listrik. Perusahaan-perusahaan yang bergerak diberbagai bidang sebagaimana disebutkan diatas, akan mengalami kerugian cukup besar jika terjadi pemadaman listrik tiba-tiba atau tegangan listrik yang tidak stabil, dimana aktifitasnya akan terhenti atau produk yang dihasilkannya menjadi rusak atau cacat.

C. Sistem Regulasi Tegangan [3]

Jatuh tegangan adalah selisih antara tegangan ujung pengiriman dan tegangan ujung penerimaan. Beban sistem bervariasi dan besarnya bisa berubah-ubah sepanjang waktu. Bila beban meningkat maka tegangan diujung penerimaan menurun dan sebaliknya bila beban berkurang maka tegangan di ujung penerimaan akan naik.

Faktor lain yang ikut mempengaruhi perubahan tegangan sistem adalah adanya impedansi seri penghantar saluran baik itu impedansi pada jaringan listrik ataupun impedansi dari peralatan listrik lainnya (beban) yang terdapat pada sistem tersebut. Rugi daya ini menyebabkan jatuh tegangan pada sistem.

Perubahan tegangan pada dasarnya disebabkan oleh adanya hubungan antara tegangan dan daya reaktif. Jatuh tegangan dalam penghantar sebanding dengan daya reaktif yang mengalir dalam penghantar tersebut. Berdasarkan hubungan ini maka tegangan dapat diperbaiki dengan mengatur aliran daya reaktif.

D. Keandalan Sistem Distribusi pada Sisi Pelanggan

Sistem distribusi merupakan bagian dari sumber listrik yang menghubungkan daya listrik untuk fasilitas konsumen. Pada suatu sistem distribusi tenaga listrik, tingkat keandalan adalah hal yang sangat penting dalam menentukan kinerja sistem tersebut. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana suplai tenaga listrik dilaksanakan secara kontinyu dalam satu tahun ke konsumen tanpa perlu terjadi pemadaman. Pemadaman listrik yang terlalu sering dengan waktu padam yang lama dan tegangan listrik yang tidak stabil, merupakan dampak dari keandalan dan kualitas listrik yang kurang baik, dimana akibatnya dapat dirasakan secara langsung oleh pelanggan.

1) System Average Interruption Duration Index (SAIDI)

SAIDI merupakan indeks yang menunjukkan rata-rata durasi gangguan pasokan daya ke pelanggan. Nilainya adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan

pasokan daya dari setiap gangguan dibagi dengan jumlah semua pelanggan. [4]

.

k

M

k

SAIDI

M

(1) dengan: k

= laju perbaikan saluran k

M

= jumlah pelanggan pada saluran k

M

= total pelanggan pada sistem

2) System Average Interruption Frequency Index (SAIFI)

SAIFI merupakan frekuensi rata-rata gangguan per pelanggan dalam satu area yang ditentukan. Nilainya adalah jumlah gangguan yang terjadi dibagi dengan jumlah pelanggan yang dilayani. [4]

.

k

M

k

SAIFI

M

(2) dengan: k

= laju kegagalan saluran k

M

= jumlah pelanggan pada saluran k

M

= total pelanggan pada sistem

3) Customer Average Interruption Duration Index (CAIDI)

CAIDI merupakan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengembalikan pasokan daya pada setiap gangguan. Nilainya adalah jumlah durasi gangguan dibagi dengan total jumlah gangguan. [5]

SAIDI

CAIDI

SAIFI

(3)

4) Average Energy Not Supplied (AENS) [4]

AENS merupakan jumlah rata-rata energi listrik yang tidak tersalurkan dalam suatu sistem distribusi tiap tahun. Hal ini didefinisikan sebagai rasio dari total energi tidak diberikan untuk jumlah pelanggan.

AENS = _ _ _ _ _ _

_ _ _

Energi total yg tidak tersalurkan oleh sistem Total pelanggan yg dilayani

(4)

5) Energy Not Supplied (ENS) [4]

ENS merupakan penjumlahan dari MWh yang tidak tersuplai kepada pelanggan selama periode satu tahun. Ini didefinisikan sebagai penjumlahan energi tidak diberikan karena pasokan gangguan selama periode tahun.

ENS = Σ [Gangguan(MW) x Durasi(h)] (5)

E. Reliability Index Assesment (RIA) [6]

RIA (Reliability Index Assesment) merupakan sebuah metode pendekatan yang digunakan untuk memprediksi

(3)

keandalan pada sistem distribusi berdasarkan topologi sistem dan data-data mengenai keandalan komponen pada sistem tersebut. Pada metode RIA terdapat beberapa indeks keandalan sistem distribusi yang dapat dihitung antara lain SAIFI, SAIDI, dan CAIDI.

F. Static Series Voltage Regulator [7-8]

Ada dua cara utama untuk mengendalikan tegangan pada sistem distribusi, yaitu memasang voltage regulator secara seri atau memasang kapasitor secara paralel.Voltage regulator yang dipasang secara seri biasanya digunakan untuk pengaturan tegangan pada sistem distribusi. Alat ini tidak mampu menghasilkan daya reaktif dan dalam operasinya hanya memaksa sumber untuk menghasilkan daya reaktif. Kapasitor paralel dapat menghasilkan daya reaktif tetapi responnya sangat lambat karena operasinya secara bertahap.

Dynamic Voltage Restorer (DVR) adalah perangkat seri yang digunakan untuk menambahkan vektor tegangan ke jaringan untuk meningkatkan kualitas tegangan yang disediakan oleh jaringan. Fungsi utama dari Dynamic Voltage Restorer adalah untuk menghilangkan atau mengurangi tegangan kedip, ketidakseimbangan phasa, dan harmonisa dari suplai yang dilihat dari beban sensitif.

Tegangan kedip terjadi dalam waktu kurang dari 1 menit, dimana DVR dapat menyuntikkan baik daya aktif maupun daya reaktif untuk memperbaiki tegangan. Injeksi daya aktif ke dalam sistem harus disediakan oleh sistem penyimpanan energi. Karena terbatasnya kapasitas sistem penyimpanan energi, DVR tidak dapat menginjeksi daya aktif ke sistem untuk pengaturan tegangan jangka panjang. DVR kemudian di kembangkan lagi agar memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih besar sehingga dapat mengatasi drop tegangan. Perangkat ini disebut Static Series Voltage Regulator (SSVR). Dalam sistem distribusi SSVR berguna untuk mengkompensasi daya reaktif dalam mengatasi tegangan drop. Sebuah model umum dari SSVR ditunjukkan pada Gambar 2. SSVR terdiri dari terdiri dari dc kapasitor,

voltage source converter.

III. DATASALURANDISTRIBUSIPENYULANG SANGGRAHAN12

A. Single Line Diagram Penyulang

Single line diagram yang akan dibahas adalah Penyulang Sanggrahan 12 yang berlokasi di GI Sanggrahan PT. PLN (Persero) APJ Magelang. Single line diagram Penyulang Sanggrahan 12 yang terkonfigurasi radial dapat dilihat pada

Gambar 3.

B. Data Tegangan Ujung dan Pelanggan Tiap Load Point

Berdasarkan perhitungan aliran beban menggunakan

software ETAP 7.0, diperoleh hasil tegangan ujung masing-masing load point pada Penyulang Sanggrahan 12. Pada perhitungan ini di asumsikan bahwa masing-masing load point dalam keadaan beban penuh sehingga didapatkan tegangan ujung masing-masing load point beserta jumlah pelanggannya seperti pada Tabel 1.

SSVR V LOAD I DC V SSVR V LOAD I

Gambar. 2. Model Umum dari SSVR

60 M VA sc GI SG N Bu s 1 10 Ca ble 12 CB Bu s 1 11 L 10 0 L 10 2 Bu s 1 13 Bu s 1 15 L 106 L 10 4 M 2-1 35 X-8 Bu s 1 17 LP 58 L 11 4 L 11 6 Bu s 1 21 LP 60 Bu s 1 23 L 11 9 Bu s 1 25 L 12 1 L1 25 Bus 1 27 L 12 3 Bu s 1 29 L 12 7 L 12 9 M 2-2 78 L 13 1 Bu s 1 31 Bu s 1 33 L 13 3 Bu s 1 35 LP 64 L 13 5 L 13 7 LP 68 LP 66 L 14 1 L 13 9 M 2-3 88 LP 52 L 14 5 L 14 7 L 14 3 LP 54 L 14 9 Bu s 1 37 Bu s 1 39 Bu s 1 41 Bu s 1 43 Bu s 1 49 LP 50 LP 56 L 15 1 L 15 3

Gambar. 3. Single Line Diagram Penyulag Sanggrahan 12 Switching Time

RIA (Reliability Index

Assesment) Component Failure Rates

Repair Time

CAIDI SAIDI SAIFI

Other comp. rel. data

Other Indices

Gambar. 1. Input dan Output dari Metode RIA

Tabel1.

Tegangan Ujung dan Pelanggan Masing-Masing Load Point No. Kode Beban Tegangan Ujung (kV) Jumlah Pelanggan

1. LP 58 18.351 1052 2. LP 60 18.008 3138 3. LP 62 17.591 5231 4. LP 64 17.367 8850 5. LP 68 17.086 3146 6. LP 66 17.064 3130 7. LP 52 17 2078 8. LP 54 16.934 3138 9. LP 56 16.905 2108 10. LP 50 16.919 1038

(4)

C. Indeks Kegagalan Peralatan Sistem Distribusi

Berikut merupakan data indeks kegagalan pada peralatan sistem distribusi yang dapat dilihat pada Tabel 2. Data tersebut terdiri dari angka keluar, waktu perbaikan (repair time) serta waktu switching untuk setiap peralatan yang diperoleh dari SPLN 59 : 1985 (Keandalan pada Sistem Distribusi 20kV dan 6kV). Indek kegagalan peralatan ini digunakan untuk meghitung indeks keandalan pada Penyulang Sanggrahan 12.

IV. PERHITUNGANDANANALISIS

A. Analisa Load Flow

Sebelum melakukan analisis keandalan, maka langkah pertama yang kita lakukan adalah melakukan analisis load flow. Dalam analisis ini kita menggunakan software ETAP 7.0. Dalam analisis ini kita akan membandingkan load flow pada saat beban penuh sebelum menggunakan SSVR dan setelah menggunakan SSVR. SSVR yang akan kita gunakan adalah SSVR dengan kapasitas 1.5 MVAR dan 2.5 MVAR yang dipasang pada bus 143. Hasil dari analisis load flow tersebut dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5. Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN) 1 tahun 1995 menyatakan toleransi untuk tegangan menengah sebesar +5% dan -10% dari tegangan nominal. Berdasarkan analisis load flow yang kita lakukan, kita dapat menentukan tegangan di bus mana saja yang berada di bawah Standar PLN.

B. Perhitungan Indeks Keandalan dengan Menggunakan Metode RIA (Reliability Index Assesment)

Dalam melakukan perhitungan indeks keandalan dari sisi pelanggan menggunakan metode RIA, terdapat dua kondisi yang diterapkan pada perhitungan ini, yaitu pada kondisi

perfect switching dan kondisi imperfect switching. Berikut akan dilakukan perhitungan keandalan pada saat sistem belum diinjeksikan oleh SSVR dan setelah menggunakan injeksi SSVR.

1) Kondisi Perfect Switching

Kondisi perfect switching dicapai ketika suatu peralatan distribusi khususnya peralatan yang berperan dalam proses

switching misalnya circuit breaker dan recloser diasumsikan bekerja sempurna. Oleh karena itu, indeks dari kegagalan peralatan tersebut dapat diabaikan dan yang diperhitungkan hanya indeks kegagalan dari saluran. Pada kondisi perfect switching, terdapat tiga langkah dalam menentukan indeks keandalan SAIFI, SAIDI, dan CAIDI, yaitu:

Tabel3.

Hasil Analisis Load Flow Tanpa SSVR

No. Bus Voltage Bus (kV) Load Point

1 110 20 2 111 19.989 3 113 19.213 4 115 18.594 5 117 18.351 LP 58 6 121 18.04 7 123 18.008 LP60 8 125 17.799 9 127 17.591 LP62 10 129 17.389 11 131 17.367 LP 64 12 133 17.153 13 135 17.086 LP 68 14 137 17.064 LP 66 15 139 17.008 16 141 17 LP 52 17 143 16.934 LP 54 18 149 16.905 LP 56 19 151 16.934 20 153 16.919 Tabel5.

Hasil Analisa Load Flow Menggunakan SSVR 2.5 MVAR

No. Bus Voltage Bus (kV) Load Point

1 110 20 2 111 19.991 3 113 19.421 4 115 18.971 5 117 18.795 LP 58 6 121 18.574 7 123 18.552 LP60 8 125 18.411 9 127 18.271 LP62 10 129 18.151 11 131 18.137 LP 64 12 133 18.05 13 135 17.985 LP 68 14 137 18.028 LP 66 15 139 18.029 16 141 18.02 LP 52 17 143 18.054 LP 54 18 149 18.026 LP 56 19 151 18.054 20 153 18.04 LP 50 Tabel4.

Hasil Analisa Load Flow Menggunakan SSVR 1.5 MVAR

No. Bus Voltage Bus (kV) Load Point

1 110 20 2 111 19.99 3 113 19.342 4 115 18.827 5 117 18.626 LP 58 6 121 18.37 7 123 18.345 LP60 8 125 18.178 9 127 18.012 LP62 10 129 17.86 11 131 17.843 LP 64 12 133 17.707 13 135 17.642 LP 68 14 137 17.659 LP 66 15 139 17.639 16 141 17.63 LP 52 17 143 17.626 LP 54 18 149 17.598 LP 56 19 151 17.625 20 153 17.611 LP 50 Tabel2.

Indeks Kegagalan Peralatan Distribusi

Komponen λ (failure rate) r (repair time) (jam) rs (switching time) (jam)

Trafo Distribusi 0.005/unit/thn 10 0.15

Circuit Breaker 0.004/unit/thn 10 0.15

Recloser 0.003/unit/thn 10 0.15

(5)

a. Perhitungan SAIFI

Untuk mendapatkan nilai SAIFI pada sistem, yaitu diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut indeks kegagalan per km (sustained failures rate) dikalikan dengan panjang dari masing-masing saluran. Kemudian hasilnya dikalikan dengan pelanggan pada load point yang bersangkutan lalu dijumlahkan dan hasil dari penjumlahan tersebut dibagi dengan total pelanggan pada sistem tersebut.

b. Mencari r dan U Sistem

r (jam/gangguan) menyatakan waktu perbaikan (repair time) atau switching time. Ketika terjadi gangguan pada salah satu section, maka komponen-komponen pada section yang terganggu akan dikenakan waktu perbaikan, sedangkan untuk komponen-komponen yang tidak terganggu akan dikenakan

switching time.

U (jam/tahun) merupakan hasil perkalian antara indeks kegagalan peralatan λ (gangguan/tahun) dengan r

(jam/gangguan). U menyatakan durasi atau lama pemadaman rata-rata dalam kurun waktu satu tahun akibat gangguan pada setiap komponen distribusi. Penjumlahan U tiap komponen distribusi menghasilkan U pada setiap load point

(U_LP).

c. Perhitungan SAIDI dan CAIDI

Untuk mendapatkan nilai SAIDI pada sistem, yaitu yaitu diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut nilai U

pada setiap load point dikalikan dengan jumlah pelanggan pada load point yang bersangkutan kemudian dijumlahkan dan hasilnya dibagi dengan total pelanggan pada sistem.

Sedangkan untuk mendapatkan nilai CAIDI pada sistem, yaitu nilai SAIDI dibagi dengan nilai SAIFI.

2) Kondisi Imperfect Switching

Kondisi imperfect switching dicapai ketika suatu peralatan distribusi seperti circuit breaker dan recloser

diasumsikan bekerja tidak sempurna. Oleh karena itu, indeks dari setiap peralatan distribusi memberikan nilai indeks kegagalan secara menyeluruh.

Untuk perhitungan keandalan pada kondisi imperfect switching langkah-langkah yang digunakan sama dengan perhitungan pada saat kondisi perfect switching. Perbedaannya terletak pada peralatan switching yang turut berkontribusi pada perhitungan SAIFI, SAIDI, dan CAIDI.

Berikut merupakan hasil perhitungan SAIFI, SAIDI, dan CAIDI sebelum menggunakan SSVR dan setelah menggunakan SSVR 1.5 MVAR dan 2.5 MVAR. Hasil perhitungan ini dihitung berdasarkan dua kondisi, yaitu

perfect switching dan imperfect switching yang dapat dilihat pada Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8.

C. Perhitungan Energy Not Supplied (ENS) dan Average Energi Not Supplied (AENS)

Dari hasil analisa load flow kita dapat menghitung ENS dan AENS pada Penyulang Sanggrahan 12. Berikut merupakan hasil perhitungan ENS dan AENS pada saat sistem sebelum diinjeksikan oleh SSVR dan setelah

menggunakan SSVR. Hasil perhitungan ini dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel9.

Perbandingan ENS dan AENS Sebelum dan Setelah Menggunakan SSVR

Hasil Perhitungan ENS (MWh/Yr) AENS (MWh/Cust.Yr) Tanpa SSVR 7.625 0.000231 Menggunakan SSVR 1.5 MVAR 6.153 0.00018697 Menggunakan SSVR 2.5 MVAR 0.883 0.00002683 Tabel8.

Perhitungan Indeks Keandalan Menggunakan SSVR 2.5 MVAR

Load Point

Kondisi Perfect Switching Kondisi Imperfect Switching SAIFI SAIDI CAIDI SAIFI SAIDI CAIDI

LP 58 0.1100 0.1477 1.3433 0.1105 0.1525 1.3809 LP 60 0.3281 0.4407 1.3433 0.3295 0.4550 1.3809 LP 62 0.5469 0.7346 1.3433 0.5493 0.7506 1.3666 LP 64 1.4550 1.7285 1.1880 1.4599 1.7690 1.2117 LP 66 0.5172 0.6145 1.1880 0.5189 0.6288 1.2117 LP 68 0.6782 2.0346 3.0000 0.6842 2.0945 3.0613 LP 52 0.4502 0.3772 0.8377 0.4514 0.3848 0.8525 LP 54 0.6799 0.5696 0.8377 0.6816 0.5811 0.8525 LP 56 0.4567 0.3826 0.8377 0.4579 0.3904 0.8525 LP 50 0.2249 0.1884 0.8377 0.2255 0.1922 0.8525 Total 5.4472 7.2183 1.3251 5.4686 7.3989 1.3530 Tabel7.

Perhitungan Indeks Keandalan Menggunakan SSVR 1.5 MVAR

Load Point

Kondisi Perfect Switching Kondisi Imperfect Switching SAIFI SAIDI CAIDI SAIFI SAIDI CAIDI

LP 58 0.1100 0.1477 1.3433 0.1105 0.1525 1.3809 LP 60 0.3281 0.4407 1.3433 0.3295 0.4550 1.3809 LP 62 0.5469 0.7346 1.3433 0.5493 0.7585 1.3809 LP 64 1.9176 5.7527 3.0000 1.9345 5.9221 3.0613 LP 66 0.6817 2.0450 3.0000 0.6877 2.1052 3.0613 LP 68 0.6782 2.0346 3.0000 0.6842 2.0945 3.0613 LP 52 0.4502 1.3507 3.0000 0.4542 1.3905 3.0613 LP 54 0.6799 2.0398 3.0000 0.6859 2.0998 3.0613 LP 56 0.4567 1.3702 3.0000 0.4608 1.4106 3.0613 LP 50 0.2249 0.6747 3.0000 0.2269 0.6946 3.0613 Total 6.0742 16.5907 2.7314 6.1234 17.0833 2.7898 Tabel6.

Perhitungan Indeks Keandalan Sebelum Menggunakan SSVR

Load Point

Kondisi Perfect Switching Kondisi Imperfect Switching SAIFI SAIDI CAIDI SAIFI SAIDI CAIDI

LP 58 0.1100 0.1477 1.3433 0.1106 0.1525 1.3797 LP 60 0.3281 0.4407 1.3433 0.3298 0.4550 1.3797 LP 62 1.1334 3.4003 3.0000 1.1434 3.5004 3.0613 LP 64 1.9176 5.7527 3.0000 1.9345 5.9221 3.0613 LP 66 0.6817 2.0450 3.0000 0.6877 2.1052 3.0613 LP 68 0.6782 2.0346 3.0000 0.6842 2.0945 3.0613 LP 52 0.4502 1.3507 3.0000 0.4542 1.3905 3.0613 LP 54 0.6799 2.0398 3.0000 0.6859 2.0998 3.0613 LP 56 0.4567 1.3702 3.0000 0.4608 1.4106 3.0613 LP 50 0.2249 0.6747 3.0000 0.2269 0.6946 3.0613 Total 6.6607 19.2564 2.8910 6.7180 19.8253 2.9511

(6)

V. KESIMPULAN/RINGKASAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari perhitungan dan analisis pada tugas akhir ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

 Berdasarkan hasil perhitungan indeks keandalan menggunakan metode RIA, keandalan pada Penyulang Sanggrahan 12 meningkat setelah dipasang SSVR.  Pada kondisi perfect switching keandalan pada

Penyulang Sanggrahan 12 meningkat dengan SAIDI sebesar 19.2564 menjadi 7.2183, SAIFI sebesar 6.6607 menjadi 5.4472, dan CAIDI sebesar 2.8910 menjadi 1.3251.

 Menggunakan SSVR 1.5 MVAR dapat meningkatkan keandalan pada Penyulang Sanggrahan 12, tetapi masih belum cukup baik untuk sistem pada penyulang tersebut karena drop tegangan yang dihasilkan masih besar. Oleh karena itu, kapasitas dan pemasangan SSVR secara tepat dapat memperbaiki drop tegangan secara maksimal, sehingga keandalan pada sistem tersebut dapat meningkat.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk perbaikan dan pengembangan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:  Penggunaan SSVR dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk mengatasi drop tegangan pada sistem distribusi 20 kV di Magelang.

 Sebaiknya saluran udara dalam jaringan distribusi tidak terlalu panjang karena semaikin panjang saluran maka drop tegangan yang dihasilkan akan semakin besar.

DAFTARPUSTAKA

[1] Billinton, R.; Billinton, J., “Distribution System Reliability Indices”, IEEE Trans, 1989, PWRD-4,(1),pp. 561-568.

[2] Richard E. Brown, “Electric Power Distribution Reliability”, Second

Edition,1988:46-48.

[3] Asy’ari H., Jatmiko, Rivai I. B., “Perbaikan Tegangan untuk Konsumen” Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Emitor Vol. 3, No. 2, Universitas Muhammadiyah Surakarta, September 2003

[4] Billinton, R., Allan, R.N, N.,“Reliability Evaluation of Power Systems, 2nd Edition, 1996, Plenum Press, New York.

[5] Omar H. Abdalla, “Key Performance Indicators of a Transmission System”, Selected Works, 2009.

[6] Li, Fangxing, “Distributed Processing of Reliability IndexAssessment and Reliability–Based Network Reconfiguration in Power Distribution System”, IEEE Transaction on Power Systems,Vol.20, No. 1, pp.231, February, 2005.

[7] Shayanfar H.A., Fotuhi-Firuzabad M., Hosseini M., “Modeling of static series voltage regulator (SSVR) in distribution systems for voltage improvement and loss reduction”, Leonardo Electron J Pract Technol

2008;(12):61-82.

[8] Hosseini Mehdi, Ali Heidar Shayanfar, Fotuhi-Firuzabad Mahmoud, ”Reliability Improvement of Distribution using SSVR”, Elsevier ISA Transactions 48;2009:98-106

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis of varians (ANOVA) dangan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial menunjukkan bahwa pertambahan Diameter Batang umur 13 MST dengan

Data sekunder merupakan data atau fakta yang diperoleh dari hasil penelitian atau catatan orang lain sehingga sumber data yang digunakan dapat berupa catatan,

Dengan demikian, jika pesan ayat ini merupakan bagian dari lapangan ijtihad dan apa yang diungkapkan oleh Muhammad Quraish Shihab merupakan ‘illat (motif penetapan hukum), maka

Menurut peraturan presiden tentang percepatan penanggulangan kemiskinan Nomor 15 tahun 2010 Bab 1 Pasal 1, Penanggulangan Kemiskinan adalah kebijakan dan program

Penjelasan mengenai survei minat masyarakat terhadap pemanfaatan ruang terbuka publik sebagai tempat berolahraga ini berdasarkan pada data yang diperoleh peneliti di

Kemampuan Aquatic Plant Treatment menggunakan tanaman paku air Azolla pinnata disebabkan karena Azolla pinnata akan menyerap hasil dekomposisi senyawa organik

Bila harga mencerminkan semua informasi yang ada, maka pergerakan harga Dprice actionE adalah hal utama yang menentukan bagi seorang trader untuk melakukan trading dalam pasar